Anda di halaman 1dari 8

APORAN PRAKTIKUM TENTANG SEL

20/04/2011 anzzz27 SEPUTAR FARMASI Tinggalkan komentar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Pada tahun 1665 seorang ilmuwan asal Inggris yang bernama Robert Hooke mengamati sayatan sel gabus botol mikroskop yang amat sederhana yang terlihat olehnya adalah struktur dari ruang kecil , dimana dinamakan sel. Nehemiah grew menuliskan deskripsi pertamanya tentang jaringan tumbuhan pada tahun 1671. Pada tahun 1980, Heinstein menggunakan istilah protoplas bagi satuan protoplasma dalam sel (Gabriel 1988 ; 19). Pada tahun 1381 Robert Hooke menemukan semacam benda bulat didalam sel epidermis tanaman anggrek yang kemudian disebut inti sel (nukleus). Pada tahun 1846 Hugo Van Mohl membedakan antara protoplasma dan cairan sel kemudian pada tahun 1862 koliker memperkenalkan istilah protoplasma (Soenarto 1992 ; 12). Sebagai suatu system terkecil, sel mempunyai andil dalam menyusun tubuh suatu organisme yang sangat besar, juga dalam menyokong kehidupan suatu organisme, karena itulah kehidupan dapat ditunjang dengan keberadaan sel yang jumlahnya banyak sekali atau dapat juga dikatakan semua unsur yang bernyawa dikatakan sebagai sel. Jaringan pada tumbuhan yang khususnya tumbuh dikotil dan tumbuhan monokoyil, perbedaan keduanya terlihat pada bijinya dan adanya cambium diantara keduanya dimana penyusun semua itu adlah sel (Soenarto 1992 ; 12). Jika kita mengamati suatu organisme yang agak besar dan agak mudah untuk dilihat maka kita didak akan mengalami kesulitan untuk mengenali bagian-bagiannya. Pada tahun 1543 seorang ahli anatomi yang bernama Adreas Vesalius menerbitkan karyanya yang sangat penting yaitu buku tentang struktur tubuh manusia. Pada abad ke-17 Antonion Van Leeuwenhoek bukanlah satu-satunya penyelidik yang menggunakan mikroskop tetapi lensa-lensa yang dibuat oleh Van Leewenhoek memang yang terbaik, kira-kira 15 tahun sebelum Van Leewanhoek mengirim surat petama pada Royal Society of London, seorang Otali yang bernam Marcello Malphigi, telah melihat pembuluh-pembuluh darah yang kecil dan berdinding tipis yang dinamakan pembuluh kapiler (Johnson 1985 ; 39). Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel, penemu pertama adalah Robert Hooke, ia menentukan sel gabus yang tidak mempunyai membrane atau tidak mempunyai protoplasma (sel mati). Sel terdiri dari sel tumbuhan dan sel hewan. Penemu sel tumbuhan adalah Sc Sel yang terdapat pada tumbuhan berbeda dengan sel yang terdapat pada hewan, salah satu perbedaan

khas yang dimiliki sel tumbuhan dibandingkan sel hewan adalah adanya dinding sel pada sel tumbuhan yang mengandung bahan selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi sel dan memberi bentuk pada sel. Apabila dalam sel terdapat protoplasma, maka sel itu dikatakan hidup karenma pada protoplasma sel tumbuhan terdapat plasma sel, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria (Gabriel 1988 ; 44). Sel gabus merupakan tumbuhan Quercus suber termasuk sel mati karena sudah tidak memiliki inti sel dan sitoplasma sehingga ruang selnya tampak kosong. Bentuk selnya heksagonal, tersusun rapat antara satu dengan lainnya, dengan pewarnaan safranijn dan hematoxilin akan nampak bayangan merah (Gabriel 1988 ; 44). Epidermis pada tumbuhan merupakan jaringan penyusun tubuh yang paling luar, umumnya terdiri dari selapis sel saja dengan dinding sel berlapis kutikula menghadap ke udara. Untuk mencegah penguapan air yang terlalu besar kadang-kadang masih terdapat lapisan lilin atau rambut epidermis di sebut juga dengan jaringan pelindung. Diantara epidermis terdapat alat tambahan yang disebut derivat epidermis, berupa rambut daun , stomata dan sel kipas (Djamnur 1986 ; 42). Perbedaan yang mendasar antara sel hewan dan tumbuhan yaitu adanya dinding sel pada sel tumbuhan yang mengandung bahan selulosa. Apabila dalam ruang sel terdapat protolasma maka sel tersebut bisa dikatakan hidup karena pada protoplasma sel terdapat plasma sel yang mengandung inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria (Subowo 1992 ; 32). Sel tumbuhan memiliki organel khas yaitu vakuola, plastida, dan dinding sel. Vakuola terdapat di dalam sitoplasma, berisi cairan (getah) sel, memiliki membran tunggal yang disebut tonoplas yang bersifat semipermiabel (diferensial permeabel) (Syamsuri 1997 ; 45). Fungsi vakuola adalah menyimpan bahan makanan (air, garam, mineral, protein, gula, asam organic, dan asam amino), berperan dalam turgiditas (turgor sel) dan bentuk sel, dapat member warna pada bunga dan buah karena mengandung pigmen antosian yang berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa bagi penyerbukan dan pemencaran biji, sebagai lisosom yang dapat mencerna sitoplasma ketika sel mati dan tonoplas pecah menyebabkan autolysis, serta tempat penimbunan sisa metabolism (Syamsuri 1997 ; 44). Plastida memiliki membran rangkap, berkembang dari proplastida di daerah meristematik. Macam-macam plastida yakni, leukoplas merupakan plastida tidak berwarna, sebagai gudang simpanan makanan, amiloplas (berisi amilum), proteinoplas (protein), dan elailoplas (berisi minyak dan lemak), kloroplas yaitu plastida berwarna hijau, mengandung klorofil, pigmen karotenoid, berfungsi untuk fotosintesis, serta kromoplas yakni plastida berwarna merah atau kuning, mengandung karotenoid (karoten dan xantofil), non fotosintesis (Syamsuri 1997 ; 44) Dinding sel terdiri dari dinding primer dam lamela tengah yang terletak antara 2 dinding primer yang berdekatan. Zat penyusun dinding primer adalah serat selulosa, sedang lamela tengah adalah Mg dan Ca pekat yang berupa gel. Beberapa sel (xilem, skelerenkim) dinding primer mengalami penebalan dengan zat lignin membentuk dinding sekunder yang keras dan kaku.

Bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan membentuk celah yang di sebut noktah. Melalui noktah terjadi komunikasi antar sel dengan perantaraan plasmodesmata (benang sitoplasma) (Syamsuri 1997 ; 44). Sel kapas dan sel gabus mempunyai bentuk sel yang hampir sama yaitu membujur seperti benang-benang, perbedaan diantara keduanya hanyalah kapuk mempunyai inti sel (Azidin 1986 ; 39). 1.2 Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mengenali susunan jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tumbuhan istilah sel meiliputi protoplasma dan dinding sel yang ada scdangkan pada organism multi sel yang ada membentuk struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan lainnya tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara protoplas dan dinding, khususnya pada sel muda (Saktiono 1989 ; 31). Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian sel tersebut. Secara umum bagianbagian sel tersebut adalah membran sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom, plastida, kloroplast, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti, mikrofilamen, dan dinding sel. Sel tumbuhan secara umum memiliki dinding sel, plastid, tidak memiliki lisosom, tidak memiliki sentriol, vakuola pada sel muda lebih kecil dan banyak tidak memiliki flagellate, memiliki membrane sel serta terdapat sel plasmodesmata (Winarto 1981 ; 22). Salah satu perbedaan yang khas antara sel tumbuhan dengan sel hewan adalah pada sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian hidup dart sel tumbuhan dan disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi isi sel/lumen yang ada di protoplasma disebut bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya kosong. Bentuk sel gabus heksagonal,tersusun rapat antara satu dan lainnya. Adapun jaringan-jaringan yang terdapat pada sel tumbuhan yaitu Jaringan parenkim dan kolenkim, parenkim atau jaringan dasar fungsinya memperkuat kedudukan jaringan-jaringan lain. Jaringan ini terdapat di seluruh tumbuhan. Sklerenkim, merupakan kumpulan dari sel-sel. Jaringan meristem, yaitu sekelompok sel-sel yang aktif

membelah dan memperbanyak diri. Jaringan pengangkut berfugsi untuk mengantarkan dan menyebarkan suatu zat makanan yang diperlukan sel tubuh (Winarto 1981 ; 41).

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada pukul 13.20 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, hari Rabu, tanggal 29 September 2010. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. 3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cutter / silet, kaca benda, dan kaca penutup, mikroskop, pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sel mukosa rongga mulut, , selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah (Allium cepa), daun Hidrylla verticillata. 2.3 Prosedur Kerja Siapkan mikroskop, kaca benda dan kaca penutupnya pada posisi yang tepat Siapkan masingmasing preparat yang akan diamati dibawah mikroskop, sesuai caranya. Amati bentuk sel, bagian-bagian sel yang hidup dan gambarkan hasil pengamatan saudara. Lengkapi gambar dengan keterangan yang jelas, buatlah pembahasan hasil pengamatan dan kesimpulannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari pengamatan yang kami lakukan, kami mendapatkan hasil yaitu mengenai bagian-bagian sel penyusun jaringan pada hewan. Dengan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami dapat mengetahui ciri-ciri atau bagian-bagian sel tumbuhan. Keterangan :

1. Intisel 2. Dinding sel 3. Sitoplasma Gambar 1. Daun Hydrilla verticillata Keterangan : 1. Dinding sel 2. Protoplasma 3. Nukleus 4. Ruang antar sel Gambar 2. Bawang merah (Allium cepa)

Hydrilla verticilata Kingdom Ordo Family Genus Species : Plantae : Alismatales : Hydrocharitaceae : Hydrilla : Hydrilla verticilata

Bawang Merah Kingdom Subkingdom Super divisi : Plantae : Tracheobionta : Spermatophyta

Divisi Class Sub class Ordo Famili Genus Species

:Magnoliophyta : Liliopsida : Lilidae : Liliales : Liliaceae : Allium : Allium cepa

4.2 Pembahasan Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan dapat kita lihat dari organel-organel yang dimiliki oleh masing-masing sel hewan dan sel tumbuhan (Winarto 1981 ; 41). Sel yang dikatakan hidup adalah sel yang masih memiliki inti sel dan sitoplasma. Sel Hewan tidak memiliki dinding sel dengan bentuk yang tidak tetap sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel, membran sel, kloroplas dan bentuk yang tetap (memiliki bentuk) (Winarto 1981 ; 41). Sel bawang merah (Allium cepa) berbentuk heksagonal, di dalamnya terdapat protoplasma sehingga sel bawang merah dinyatakan hidup dengan warna merah muda. Perbesaran yang dilakukan sebesar 10 x dengan menggunakan mikroskop listrik (Saktiono 1989 ; 31). Daun Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang memiliki klorofil, sehingga terlihat berwarna hijau, selnya berbentuk heksagonal panjang seperti susunan bata, di dalamnya terdapat bintik-bintik berwarna hijau yang disebut kloroplas (Saktiono 1989 ; 31).

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan 1. Sel dikatakan mati apabila sudah tidak mempunyai inti sel dan sitoplasma (kosong). Contohnya sel gabus pada penampang melintang ubi kayu. 2. Sel sel yang hidup pada umumnya mempunyai dinding sel, inti sel / nukleus, di dalam sel terdapat organel-orgenel/ruang selnya tidak kosong, serta protoplasma. 3. Pada sel tumbuhan : 1. Memiliki membran sel yang terletak di bagian dalam dinding sel 2. Pada sel tumbuhan sitoplasma tidak mengandung sentriol dan sentroso c. Sel tumbuhan memiliki kloroplas yang mengandung pigmen hijau daun yaitu klorofil, yang memberi warna hijau pada tumbuhan dan sangat penting dalam peristiwa fotosntesis.

DAFTAR PUSTAKA

Azidin, 1986. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact; Bandung. Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan; Jakarta. Gabriel, F. J.1986. Fisika Kedokteran. EGC; Jakarta Gabriel, J.F. 1988. Fisika Kedokteran. Departemen Fisika. Universitas Udayana; Denpasar Bali. Johnson, 1985. Anatomi Tumbuhan. Universitas Gajah Mada; Yokyakarta. Saktiono. 1989. Biologi Umum. Gramedia; Jakarta. Subowo, 1992. Histologi Umum. Bumi Aksara; Jakarta. Syamsuri, 1997. Biologi Umum. Erlangga; Jakarta.

Syamsuri., I. 2000. Biologi 2000. Erlangga; Jakarta. Winarto, L.M. 1981. Penuntun Pelajaran Biologi. Ganeca Exack; Bandung.

Anda mungkin juga menyukai