Mistisisme Nusantara
31
Eksistensi Aliran Kepercayaan Nusantara di Era Postmodern
I Made Adi Surya Pradnya
banyak sekali orang yang “masuk agama res- Marx yang terkenal pada abad 19 yaitu agama
mi”. Bahkan aliran agama kepercayaan dipan- sebagai candu masyarakat. Menurut Hara-
dang sebagai budaya, bukan agama. Komunitas lambos dan Holborn (dalam Maulidia, 2019)
masyarakat adat adalah sekelompok masyara- mengatakan pertama, agama menjanjikan ke-
kat yang hidup berdasarkan asal usul leluhur bahagiaan abadi setelah kematian, kedua, aga-
dalam suatu wilayah geografis tertentu, me- ma membuat istilah kebaikan dari suatu pen-
miliki sistem nilai dan sosial budaya yang khas, deritaan yang disebabkan tekanan kaum kapi-
berdaulat atas tanah dan kekayaan alamnya talis kepada buruh, ketiga, agama menawarkan
serta mengatur dan mengurus keberlanjutan hal gaib untuk menyelesaikan masalah di muka
kehidupannya dengan hukum dan kelembaga- bumi, keempat, agama selalu membenarkan
an adat (Pransefi, 2021: 29). peraturan sosial dan posisi seseorang di dalam-
Pada tahun 2016 Mahkamah Konstitusi nya.
pada Salinan Putusan No. 97/PUU-XIV/2016 Begitu juga Niezsche mengatakan Tuhan
memutuskan bahwa agar tujuan untuk mewu- sudah mati. Menurut Niezsche, manusia harus
judkan tertib administrasi kependudukan dapat eksis menjadi dirinya sendiri, mempunyai ke-
terwujud serta mengingat jumlah penghayat mampuan mandiri tidak bergantung dengan
kepercayaan dalam masyarakat Indonesia sa- hal lain, termasuk “tuhan-tuhan” yang ada. De-
ngat banyak dan beragam, maka pencantuman ngan adanya “tuhan-tuhan” yang sengaja di-
elemen data kependudukan tentang agama bagi buat oleh manusia, maka manusia menjadi
penghayat kepercayaan hanya dengan men- tidak independen, tetapi tergantung dan ber-
catatkan yang bersangkutan sebagai “peng- sandar pada “tuhan-tuhan” tersebut. Maka me-
hayat kepercayaan” tanpa merinci kepercayaan nurut Niezsche, “tuhan-tuhan” ini harus di-
yang dianut di dalam KK maupun KTP-el, be- bunuh dan dilenyapkan agar manusia eksis
gitu juga dengan penganut agama lain. menjadi dirinya sendiri yang super tidak ter-
Dibukanya peluang pada penghayat alir- gantung pada sesuatu (Purwanto, 2005: 300).
an kepercayaan nusantara oleh negara pada Pada era abad-20 memunculkan pemikir-
tahun 2016 di kolom KK maupun KTP-el, telah an baru terutama tentang spiritualitas ataupun
memberikan pilihan yang tepat sebagai negara agama. Bila para pelopor modernitas meng-
penganut demokrasi pancasila dan ini adalah anggap agama sebagai candu atau ilusi yang
ciri dari pemikiran demokratis dalam era post- berpengaruh menghambat kemajuan, tampak-
modern. Berdasarkan hal tersebut, karya tulis nya sekarang muncul suatu kesadaran post-
ini membahas bagaimana eksistensi aliran ke- modern yang berpendirian bahwa spiritualitas
percayaan nusantara di era postmodern. religius merupakan satu-satunya harapan baik
demi perubahan sosial yang positif maupun
B. METODE PENULISAN demi melestarikan nilai yang benar-benar pen-
Penulisan prosiding ini adalah hasil pe- ting (Griffin, 2005: 8). Salah satu tokoh post-
mikiran yang menggunakan metode pengum- modern adalah Sartre yang berpandangan ten-
pulan data berupa studi kepustakaan (library tang eksistensialisme yang mengkritik pan-
research) dengan mengumpulkan jurnal, buku dangan Marxis yang selalu menekankan peran
dan artikel-artikel ilmiah yang sesuai dengan dan kekuasaan struktur sosial. Sarte adalah
pembahasan tentang eksistensi aliran keperca- seorang eksistensialis yang mengingatkan hu-
yaan nusantara di era postmodern. Selain itu, manisme yang dia rasa sudah hilang dari pan-
metode pengumpulan data yang digunakan dangan Marxis (Ritzer, 2006: 50).
adalah dokumen berupa salinan keputusan. Pengaruh kritik agama yang disampaikan
Pendekatan yang digunakan dalam penulisan Marx dan Niezsche, tentu sangat logis jika ter-
ini adalah sosiologi agama, serta teori yang di- jadi pada era abad 19, sehingga pemikiran ter-
gunakan antara lain teori eksistensi Sarte. sebut memicu masyarakat untuk berani meng-
hadapi segala bentuk diskriminasi, sehingga
C. PEMBAHASAN tidak menjadi candu yang meninabobokan ma-
1. Eksistensi Aliran Kepercayaan Nusan- syarakat untuk bergerak menjadi lebih baik
tara di Era Postmodern lagi. Berbeda dengan pemikiran Sarte yang
Era postmodern merupakan bentuk per- humanis pada hakikatnya mengajak manusia
ubahan sosial dari pemikiran modern yang ber- untuk menjadi bebas dan menikmati kebebasan
seberangan dengan pemikiran Marx. Pemikiran sebagai seorang manusia. Bebas dari rasa takut,
33
Eksistensi Aliran Kepercayaan Nusantara di Era Postmodern
I Made Adi Surya Pradnya
34
Prosiding Seminar Nasional Jurusan Brahma Widya:
Mistisisme Nusantara
2005: 35-36). Hal tersebut berarti aliran keper- Pransefi, M. D. (2021). Aliran Kepercayaan
cayaan nusantara yang secara esensi sebagai Dalam Administrasi Kependudukan.
jalan spiritual yang terhubungan dengan ke- Media Iuris Vol. 4 No. 1, Februari 2021 ,
ilahian adalah jalan untuk menunjukan jati diri 29.
untuk mengenal sang diri yang berada di dalam Purwanto, M. R. (2005). Filsafat Eksistensial
(enlightment). Pencapaian keilahian secara in- Nietzsche Dan Wacana Agama: Studi
ternal membawa kebahagiaan secara pribadi Filsafat Nietzsche Dan Kontribusinya
sebagai manusia dan kebijaksanaan sebagai Dalam Dekonstruksi Wacana Agama. An-
produk yang bisa dikembangkan, agar aliran Nur: Jurnal Studi Islam , 293-319.
kepercayaan nusantara tetap eksis, serta men- Ritzer, G. (2006). Teori Sosial Postmodern.
jadi wadah alternatif, bagi pencarian jati diri Yogyakarta: Kreasi Wacana.
seseorang untuk mendalami aliran-aliran ke- Salinan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
percayaan nusantara. 97/PUU-XIV/2016.
Yunus, F. M. (2011). Kebebasan Dalam Filsafat
D. PENUTUP Eksistensialisme Jean Paul Sartre. Jurnal
Aliran kepercayaan nusantara adalah ke- Al- Ulum , Hal. 267-282.
kayaan Indonesia yang telah diwariskan sejak
dulu dan masih bereksistensi sampai saat ini.
Peran pemerintah untuk menjaga nilai, norma
serta spirit dari ajaran-ajaran luhur ini sangat-
lah penting, mengingat ada khasanah bersifat
dasar yaitu ideologi masyarakat pada keyakin-
an dan kepercayaan terhadap yang ilahi. Seper-
ti pemikiran Sartre bahwa bentuk-bentuk
eksistensi dalam hal ini adalah laku, kebiasaan,
kewajiban, religiusitas, adat, tradisi, budaya,
kesenian yang dijalankan secara humanis ada-
lah bentuk ekspresi kebebasan manusia untuk
mengenali dirinya pada keilahian, Tuhan, se-
mesta ataupun sebutan lainya. Ini sebaiknya
dimaknai sebagai kekayaan spiritual yang di-
miliki oleh Bangsa Indonesia. Semoga kedepan-
ya, aliran kepercayaan nusantara, bisa diper-
hatikan, sesusai amanat UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta:
Gramedia.
Bungin, B. (2017). Sosiologi Komunikasi (Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat). Jakarta:
Kencana.
Ekawati, D. (2015). Eksistensialisme.
Tarbawiyah , 137-153.
Griffin, D. R. (2005). Visi-Visi Postmodern
(Spiritualistas dan Masyarakat).
Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaraningrat. (1999). Sejarah Teori
Antropologi. Jakarta: UIP.
Maulidia, H. (2019). Relasi Agama dan
Masyarakat Dalam Perspektif Emile
Durkheim dan Karl Marx. Jurnal Sosiologi
USK , 183-200.
35
Eksistensi Aliran Kepercayaan Nusantara di Era Postmodern
I Made Adi Surya Pradnya
36