1
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode Sufistik, h. 228.
2
Farah Mohd Ferdaus, dkk. “Elemen Psikoterapi Islam Berdasarkan Doa Nabi Ibrahim As”, Jurnal Tinta
Artikulasi Membina Ummah, Vol. 9, No. 1, (2023), h. 33
Adapun Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua suku kata yaitu psycho
dan therapy. Psycho berarti jiwa, therapy berarti penyembuhan. Dengan demikian
psikoterapi (psychotherapy) adalah penyembuhan jiwa (Ahyadi, dalam Amin, 2010:
186). Psikoterapi juga dapat diartikan sebagai pengobatan, yaitu pengobatan dan
perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis (Rahayu, 2009: 191).3
Sedangkan secara bahasa, hadits berarti perkataan, percakapan, berbicara.
Secara terminologis, definisi hadits dimaknai sebagai ucapan dan segala perbuatan
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, atau segalaa sesuatu yang bersumber dari
nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan. Adapun
terapiutik hadis merupakan gabungan dari dua kata yaitu terapiutik yang berarti
penyembuhan dan hadis yang berarti perkataan, percakapan, berbicara. Dari
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terapiutik hadis merupakan suatu
bentuk terapi sebagi proses penyembuhan penyakit mental, moral, spiritual maupun
fisik dengan menggunakan hadis sebagai medianya.
2. Hadis Terapiutik
َو َأَنا َع َلى َع ْهِد َك َو َو ْع ِد َك َم ا، َخ َلْقَتِني َو َأَنا َع ْبُد َك، الَّلُهَّم َأْنَت َر ِّبى اَل اَلَه ِاَاّل َأْنَت:َح َّد َثِنى َشَّداُدْبُن َأْو ٍس َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه
َفِاَّنُه اَل َيْغ ِفُر الُّذ ُنْو َب ااَّل، َو َأُبْو َلَك ِبَذْنِبي َفاْغ ِفْر ِلي، َأُبْو ُء َلَك ِبِنْع َم ِتَك َع َلَّي، َأٌع ْو ُذ ِبَك ِم ْن َش ِّر َم ا َص َنْع ُت، اْسَتَطْع ُت
) (رواه البخاري. َفُهَو ِم ْن َأْهِل الَج َّنِة، َفَم اَت ِم ْن َيْو ِمِه َقْبَل َأْن ُيْمِس َي، َو َم ْن َقاَلَها ِم َن الَّنَهاِر ُم ْو ِقَناِبَها: َأْنَت "َقاَل
Artinya :
“Telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Istighfar yang paling baik adalah
seseorang hamba mengucapkan: ‘Allahumma anta rabbii laa illahaa illaa anta
khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu
bika min syarri maa shana’tu abuu`u laka bini’matika ‘alayya wa abuu`u bidzanbii
faghfirlii fa innahu laa yaghfiru adz dzunuuba illaa anta’ (Ya Allah, Engkau adalah
Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau yang
menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-
Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan
perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-
Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain
Engkau). Beliau bersabda “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan
penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk
3
Lahmuddin Lubis, Konseling dan Terapi Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2021), h. 178
penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh
keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni
surga.” (HR. Bukhari)
3. Makna dan isi kandungan hadis
Istighfar secara bahasa (etimologi) berasal dari kata kerja “istighfara” yang
dala bahasa Arab termasuk fi’il-fi’il berkategori thalbiyyah (permohonan). Jadi
istighfar adalah permohonan ampunan kepada Tuhan atas dosa dan kesalahan. Ibnu
Taimiyyah berkata, “kata istighfar dalam bahasa Arab mempunyai makna
maghfirah, dan kata maghfirah bermakna perlindungan dari keburukan dosa”.
Istighfar adalah permintaan dengan perkataan dan perbuatan.4
Dari hadits Nabi SAW tersebut, doa Sayyidul Istighfar berisi tentang
permintaan pengampunan seorang hamba kepada Allah SWT. Doa tersebut juga
mengandung perintah untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Manusia memang tidak luput dari dosa karena sudah kodratnya sebagai tempat luput
dari dosa dan lupa. Manusia yang menyadari kesalahannya dianjurkan untuk cepat
bertobat dengan memperbanyak istighfar agar mendapat ampunan Allah. Nabi
Muhammad Saw bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya, dan obatnya dosa-dosa
adalah istighfar".
ya, dan obatnya dosa-dosa adalah istighfar". Istighfar juga salah satu upaya
untuk menarik rezeki. Sebab, tidak menutup kemungkinan perbuatan dosa yang
dilakukan manusia dapat menghalanginya mendapatkan rezeki. Rasulullah Saw
bersabda: "Perbanyaklah beristigfar karena barang siapa yang memperbanyak
istigfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesedihan dan
kesusahan dan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka."
Sayyidul istighfar merupakan puncak atau pemimpin dari istighfar, bentuk
usaha pengampunan dosa (istighfar) yang paling panjang. Sayyidul Istighfar adalah
puncak atau penghulu istighfar yang merupakan bentuk istighfar yang paling panjang
adalah apa yang disampaikan dari SyaddadIbn Aus r.a., bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Puncak istighfar itu ialah ucapan seorang hamba. Barang siapa yang
mengucapkan istighfar itu dengan penuh keyakinan pada siang hari dan ternyata
wafat hari itu sebelum senja (petang hari), dia tergolong penghuni surga. Barang
siapa mengucapkan pada malam hari dengan penuh keyakinan dan wafat sebelum
4
Nikmatus Shaleha, Skripsi: Terapi Sayyidul Istighfaruntuk Meningkatkan Self Esteem (Studi Kasus Seorang
Perempuan Di Desa Padelegan Pademawu Pamekasan), (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019), h. 23
shubuh, dia tergolongpenghuni surga pula” (HR Al-Bukhari).5 Makna dari lafal
istighfar yang terkandung adalah sebagai berikut:
a. 'Allahumma anta rabbi: Pengakuan terhadap Allah dengan tauhid
rububiyyah.
b. Laa ilaaha illa anta: Pengakuan terhadap Allah dengan tauhid
uluhiyyah
c. Khalaqtani wa ana ‘abduka: Pengakuan dari seorang hamba dengan
penghambaan, kerendahan diri dan ketundukan kepada Allah.
d. Wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu: Pengakuan dari seorang
hamba dengan beriltizam diatas jalan yang lurus dan manhaj Rabb
semesta alam sesuai dengan kemampuannya dan mencurahkan daya
upaya dalam hal itu.
e. A’uudzu bika min syarri maa shana’tu: Permintaan perlindungan dan
penjagaan seorang hamba kepada Allah dari segala kejahatan, dosa dan
maksiat yang ia lakukan
f. Abuu’u laka bini’matika ‘alayya: Penetapan dan pengakuan hamba
akan nikmatnikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, serta
karunia dan kemurahan hatiNya kepada hamba-Nya berupa berbagai
macam nikmat yang tak dapat dihitung.
g. Wa abuu’u laka bidzanbi: Pengakuan seorang hamba akan dosanya.
h. Faghfirli fa innahu laa taghfiru adz dzunuuba illa anta: Memohon
ampunan dari Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya.
5
Ibid, h. 27-28
Artinya: “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah maha Penerima taubat”.
Dalam psikoterapi islam, perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang
menjadi objek di dalamnya. Objek psikoterapi Islam adalah manusia secara utuh yaitu
yang berkaitan dengan gangguan pada:
7
Lahmuddin Lubis, Konseling dan Terapi Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2021), h. 181
8
Ibid, h. 195
menggunakan sayyidul istighfar, yang mana sayyidul istighfar ini merupakan bacaan
istighafar yang paling utama dan paling baik, karena pada segat penyusunan dari
lafadznya mengandung lafadz yang sangat mendalam, yakni bentuk tadorru dan
pengakuan dosa serta mengagungkan asma Allah swt, Dengan melihat makna-makna
agung yang terkandung dalam kalimat istighfar ini, maka Rasulullah saw.
menamainya dengan “Sayyidul Istighfar”.9
Kemudian untuk proses pelaksanaan dan kaifiyah terapi sayyidul istighfar
sebagaimana yang disebutkan oleh Mochammad Dimas Al-Faruqi (2021) bisa
dilakukan melakukan tahap-tahap berikut:
a. Tahap persiapan
1) Wudhu Wudhu adalah suatu tindakan mensucikan diri dari hadas
kecil maupun batin dengan niat untuk melaksanakan suatu ibadah.
2) Meyakinkan konseli Pada tahap ini, menumbuhkan keyakinan pada
diri konseli untuk berubah menjadi lebih baik lagi adalah suatu
keharusan untuk terlaksanakannya terapi ini dengan baik.
3) Bersyahadat Pada tahap ini bersyahadat menjadi peneguh iman
sekaligus ikrar konseli dalam proses perubahannya.
b. Tahap Tindakan
Membaca Sayyidul Istighfar dengan perlahan dan meresapi makna dari
Sayyidul Istighfar
c. Tahap Lanjutan
1) Konselor memberikan saran dan masukan kepada konseli untuk
perlahan-lahan merubah kebiasaan mabuknya tersebut dengan cara
mengamalkan isi dari bacaan Sayyidul Istighfar.
2) Konselor memberikan motivasi agar konseli dapat merubah dirinya
secara permanen serta memiliki tujuan hidup yang lebih baik sesuai
dengan tuntunan ajaran agama islam yang berpatokan pada Al
Qur’an dan Hadits.10
Ajaran agama islam yang berpatokan pada Al Qur’an dan Hadits. Itulah
diantara tahapan yang bisa dilakukan dalam terapi sayyidul istighfar. yang mana
dengan harapan setelah dilakukannya terapi tersebut klien akan mendapatkan
9
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin Imam Al-Ghazali, (Surabaya: Gitamedia Press, 2003), hal. 107.
10
Mochammad Dimas Al-Faruqi, “Konseling Islam dengan Terapi Sayyidul Istighfar untuk Mengatasi Kebiasaan
Mabuk pada Remaja di Desa Kejayaan Pasuruan”, Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021, hal. 40.
keutamaan dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Salah satu keutamaannya
sebagaimana yang telah dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiah adalah:
“Istighfar akan mengeluarkan hamba dari perbuatan yang dibenci menuju
perbuatan yang dicintai, dari amal yang kurang menuju amal yang sempurna,
mengangkat derajat seorang hamba dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih
tinggi dan lebih sempurna. Karena seorang hamba yang menyebah Allah swt,
mengenal Allah swt setiap harinya, setiap jam, bahkan setiap detiknya, akan
bertambah pula ilmunya tentang Allah swt. Pengetahuannya tentang agama dan
penghambaan kepada-Nya. Hal ini akan didapati dalam aktivitas makan, minum,
tidur, bangun tindur, perkataan dan semua perbuatan. Dia akan melihat
kekurangannya dalam mengahadirkan hati untuk Allah swt, serta menunaikan hak-
Nya dalam semua aktivitas. Karena itulah dia membutuhkan istighfar sepanjang
waktu, baik siang maupun malam. Bahkan dia selalu membutuhkan istighfar dalam
setiap perbuatannya, dalam keadaan sendirian atau ketika bersama orang lain. Sebab,
dalam istighfar terkandung kemaslahatan, kebaikan, mencegah keburukan, permintaan
untuk menambah kekuatan untuk melakukan amalan hati, amalan anggota badan dan
memberikan tambahan keyakinan, serta keimanan.”11
DAFTAR PUSTAKA
Ferdaus, F. M., Ishak, H., Manawi, M., & Akib, M. (2015). Elemen Psikoterapi Islam
Berdasarkan Doa Nabi Ibrahim As. Tinta Artikulasi Membina Ummah, 9(1), 32–41.
Imam Al-Ghazali, 2003. “Ihya’ Ulumuddin Imam Al-Ghazali”, (Surabaya: Gitamedia Press).
Lahmuddin Lubis. (2021). Konseling dan Terapi Islam. Medan: Perdana Publishing
11
Syaikh Ismail Al-Muqaddam, Fikih Istighfar, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hal. 20-21.
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, “Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode
Sufistik”.
Mochammad Dimas Al-Faruqi, 2021. “Konseling Islam dengan Terapi Sayyidul Istighfar
untuk Mengatasi Kebiasaan Mabuk pada Remaja di Desa Kejayaan Pasuruan”,
Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Nisa, A. R., & Purwaningrum, D. (2023). Pengaruh Terapi Sayyidul Istighfar Terhadap
Ketenangan Jiwa. Psycho Aksara, 1(1), 41–45.