Anda di halaman 1dari 9

TERAPEUTIK DALAM AL-HADITS

Oleh: Lanang Dwiki Mahuluddin dan Nirmalayanti

04020321063@student.uinsby.ac.id dan 04020321072@student.uinsby.ac.id

1. Pengertian psikoterapi islam


Menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky psikoterapi (psychotherapy) ialah
pengobatan penyakit dengan cara kebatinan, atau penerapan teknik khusus pada
penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap
hari atau penyembuhan lewat keyakinan agama, dan diskusi personal dengan para
guru atau teman. Psikoterapi Islam adalah proses pengobatan dan penyembuhan suatu
penyakit, apakah mental, spiritual, moral maupun fisik dengan melaui bimbingan Al-
Qur‟an dan Sunnah Nabi Saw.1
Menurut kajian Nazrin Asyraf & Rafidah Bahari (2017), terapi psikospiritual
merupakan pendekatan yang menggabungkan antara agama dan kerohanian menjadi
kaedah psikoterapi. Ia juga dikenali sebagai intervensi psikologi secara praktikal
dalam menyembuhkan penyakit jiwa seperti kecelaruan emosi, kognitif dan tingkah
laku manusia berasaskan kepada ajaran Al-Quran dan sunnah (Che Zarrina Sa'ari
2019). Justru, ia dinamakan Kaedah Psikoterapi Islam iaitu suatu rawatan bersifat
kerohanian yang menerapkan amalan-amalan yang tidak bertentangan dengan syariah
Islam dan berunsur ketuhanan. Rawatan ini memfokuskan kepada penyucian jiwa,
pembentukan jati diri yang baik selari dengan pemantapan rohani bagi mendapatkan
keredhaan Allah SWT (Rosni Wazir, Abur Hamdi Usman, Syamim Zakwan Rosman,
Suriani Sudi et al. 2020)2.
Terdapat dua istilah yang sering digunakan konselor dalam memberikan
penyembuhan atau treatment terhadap konselinya, yaitu Terapi (Therapy) dan
Psikoterapi (Psychotherapy). Menurut Andi Mappiare (2006: 334) Terapi (Therapy)
adalah suatu proses korektif atau kuratif, atau penyembuhan, sangat lazim dipakai
dalam bidang medikal (kedokteran), istilah terapi kerap kali digunakan secara
bertukar pakai dengan konseling (counseling) dan psikoterapi (psychotherapy).

1
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode Sufistik, h. 228.
2
Farah Mohd Ferdaus, dkk. “Elemen Psikoterapi Islam Berdasarkan Doa Nabi Ibrahim As”, Jurnal Tinta
Artikulasi Membina Ummah, Vol. 9, No. 1, (2023), h. 33
Adapun Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua suku kata yaitu psycho
dan therapy. Psycho berarti jiwa, therapy berarti penyembuhan. Dengan demikian
psikoterapi (psychotherapy) adalah penyembuhan jiwa (Ahyadi, dalam Amin, 2010:
186). Psikoterapi juga dapat diartikan sebagai pengobatan, yaitu pengobatan dan
perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis (Rahayu, 2009: 191).3
Sedangkan secara bahasa, hadits berarti perkataan, percakapan, berbicara.
Secara terminologis, definisi hadits dimaknai sebagai ucapan dan segala perbuatan
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, atau segalaa sesuatu yang bersumber dari
nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan. Adapun
terapiutik hadis merupakan gabungan dari dua kata yaitu terapiutik yang berarti
penyembuhan dan hadis yang berarti perkataan, percakapan, berbicara. Dari
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terapiutik hadis merupakan suatu
bentuk terapi sebagi proses penyembuhan penyakit mental, moral, spiritual maupun
fisik dengan menggunakan hadis sebagai medianya.
2. Hadis Terapiutik
‫ َو َأَنا َع َلى َع ْهِد َك َو َو ْع ِد َك َم ا‬، ‫ َخ َلْقَتِني َو َأَنا َع ْبُد َك‬، ‫ الَّلُهَّم َأْنَت َر ِّبى اَل اَلَه ِاَاّل َأْنَت‬:‫َح َّد َثِنى َشَّداُدْبُن َأْو ٍس َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه‬
‫ َفِاَّنُه اَل َيْغ ِفُر الُّذ ُنْو َب ااَّل‬،‫ َو َأُبْو َلَك ِبَذْنِبي َفاْغ ِفْر ِلي‬، ‫ َأُبْو ُء َلَك ِبِنْع َم ِتَك َع َلَّي‬، ‫ َأٌع ْو ُذ ِبَك ِم ْن َش ِّر َم ا َص َنْع ُت‬، ‫اْسَتَطْع ُت‬
)‫ (رواه البخاري‬.‫ َفُهَو ِم ْن َأْهِل الَج َّنِة‬، ‫ َفَم اَت ِم ْن َيْو ِمِه َقْبَل َأْن ُيْمِس َي‬،‫ َو َم ْن َقاَلَها ِم َن الَّنَهاِر ُم ْو ِقَناِبَها‬: ‫َأْنَت "َقاَل‬

Artinya :
“Telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya Istighfar yang paling baik adalah
seseorang hamba mengucapkan: ‘Allahumma anta rabbii laa illahaa illaa anta
khalaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzu
bika min syarri maa shana’tu abuu`u laka bini’matika ‘alayya wa abuu`u bidzanbii
faghfirlii fa innahu laa yaghfiru adz dzunuuba illaa anta’ (Ya Allah, Engkau adalah
Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau yang
menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-
Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan
perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-
Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain
Engkau). Beliau bersabda “Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan
penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk
3
Lahmuddin Lubis, Konseling dan Terapi Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2021), h. 178
penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh
keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni
surga.” (HR. Bukhari)
3. Makna dan isi kandungan hadis
Istighfar secara bahasa (etimologi) berasal dari kata kerja “istighfara” yang
dala bahasa Arab termasuk fi’il-fi’il berkategori thalbiyyah (permohonan). Jadi
istighfar adalah permohonan ampunan kepada Tuhan atas dosa dan kesalahan. Ibnu
Taimiyyah berkata, “kata istighfar dalam bahasa Arab mempunyai makna
maghfirah, dan kata maghfirah bermakna perlindungan dari keburukan dosa”.
Istighfar adalah permintaan dengan perkataan dan perbuatan.4
Dari hadits Nabi SAW tersebut, doa Sayyidul Istighfar berisi tentang
permintaan pengampunan seorang hamba kepada Allah SWT. Doa tersebut juga
mengandung perintah untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Manusia memang tidak luput dari dosa karena sudah kodratnya sebagai tempat luput
dari dosa dan lupa. Manusia yang menyadari kesalahannya dianjurkan untuk cepat
bertobat dengan memperbanyak istighfar agar mendapat ampunan Allah. Nabi
Muhammad Saw bersabda: "Setiap penyakit ada obatnya, dan obatnya dosa-dosa
adalah istighfar".
ya, dan obatnya dosa-dosa adalah istighfar". Istighfar juga salah satu upaya
untuk menarik rezeki. Sebab, tidak menutup kemungkinan perbuatan dosa yang
dilakukan manusia dapat menghalanginya mendapatkan rezeki. Rasulullah Saw
bersabda: "Perbanyaklah beristigfar karena barang siapa yang memperbanyak
istigfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesedihan dan
kesusahan dan memberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka."
Sayyidul istighfar merupakan puncak atau pemimpin dari istighfar, bentuk
usaha pengampunan dosa (istighfar) yang paling panjang. Sayyidul Istighfar adalah
puncak atau penghulu istighfar yang merupakan bentuk istighfar yang paling panjang
adalah apa yang disampaikan dari SyaddadIbn Aus r.a., bahwa Rasulullah Saw.
bersabda, “Puncak istighfar itu ialah ucapan seorang hamba. Barang siapa yang
mengucapkan istighfar itu dengan penuh keyakinan pada siang hari dan ternyata
wafat hari itu sebelum senja (petang hari), dia tergolong penghuni surga. Barang
siapa mengucapkan pada malam hari dengan penuh keyakinan dan wafat sebelum

4
Nikmatus Shaleha, Skripsi: Terapi Sayyidul Istighfaruntuk Meningkatkan Self Esteem (Studi Kasus Seorang
Perempuan Di Desa Padelegan Pademawu Pamekasan), (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019), h. 23
shubuh, dia tergolongpenghuni surga pula” (HR Al-Bukhari).5 Makna dari lafal
istighfar yang terkandung adalah sebagai berikut:
a. 'Allahumma anta rabbi: Pengakuan terhadap Allah dengan tauhid
rububiyyah.
b. Laa ilaaha illa anta: Pengakuan terhadap Allah dengan tauhid
uluhiyyah
c. Khalaqtani wa ana ‘abduka: Pengakuan dari seorang hamba dengan
penghambaan, kerendahan diri dan ketundukan kepada Allah.
d. Wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu: Pengakuan dari seorang
hamba dengan beriltizam diatas jalan yang lurus dan manhaj Rabb
semesta alam sesuai dengan kemampuannya dan mencurahkan daya
upaya dalam hal itu.
e. A’uudzu bika min syarri maa shana’tu: Permintaan perlindungan dan
penjagaan seorang hamba kepada Allah dari segala kejahatan, dosa dan
maksiat yang ia lakukan
f. Abuu’u laka bini’matika ‘alayya: Penetapan dan pengakuan hamba
akan nikmatnikmat Allah yang telah diberikan kepadanya, serta
karunia dan kemurahan hatiNya kepada hamba-Nya berupa berbagai
macam nikmat yang tak dapat dihitung.
g. Wa abuu’u laka bidzanbi: Pengakuan seorang hamba akan dosanya.
h. Faghfirli fa innahu laa taghfiru adz dzunuuba illa anta: Memohon
ampunan dari Allah dan merendahkan diri di hadapan-Nya.

Sayyidul istighfar merupakan pemimpin istighfar yang didalamnya terdapat


makna agung dan merupakan salah satu dari berbagai macam bacaan istighfar
(Nikmatus, 2019). Terapi Sayyidul istighfar digunakan oleh umat muslim dengan cara
mengamalkan, menghayati, meyakini serta diawali dengan bacaan basmalah, untuk
mendapatkan ampunan Allah dari jiwa yang kotor agar suci kembali (Nikmatus,
2019). Allah senantiasa memerintahkan manusia untuk beristighfar atau memohon
ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahan yang telah diperbuat hal tersebut
diperkuat dengan firman Allah dalam Q.S An-Nasr (110): 3: yang berlafadz

5
Ibid, h. 27-28
Artinya: “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun
kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah maha Penerima taubat”.

Melalui ayat diatas diharapkan terapi sayyidul istighfar dapat mengatasi


ketidak tenangan pada subjek, tak hanya mengucap bacaan sayyidul istighfar saja,
tetapi diucapkan dengan niat ibadah dan sungguh-sungguh mohon ampun kepada
Allah dan didukung dengan sholat taubat, perilaku baik dan keyakinan kepada Allah.
Lebih lanjut, Sa’ud (dalam Nikmatus, 2019) menerangkan bahwa bacaan istighfar
dapat membuat manusia terhindar dari himpitan hidup dan keluh kesah.6

4. Konsep Terapiutik Dalam Hadis

Dalam psikoterapi islam, perlu diketahui terlebih dahulu apa saja yang
menjadi objek di dalamnya. Objek psikoterapi Islam adalah manusia secara utuh yaitu
yang berkaitan dengan gangguan pada:

a) Mental, yaitu yang berhubungan dengan pikiran, akal, ingatan atau


proses yang berasosiasi dengan pikiran akal dan ingatan. Seperti
mudah lupa, malas berfikir, tidak mampu berkosentrasi, picik, tidak
dapat mengambil suatu keputusan dengan baik dan benar, bahkan tidak
memiliki kemampuan untuk memilah dan memilih antara yang halal
dan haram, antara yang bermanfaat dan mudharat serta antara yang hak
dan batil.
b) Spiritual, yaitu yang berhubungan dengan masalah ruh, semangat atau
jiwa, religius, yang berhubungan dengan agama, keimanan, kesalehan
dan menyangkut transendental. Seperti syirik, nifaq, fasiq, kufur,
lemah keyakinan dan tertutup atau terhijabnya alam ruh, alam malakut
dan alam ghaib, semua akibat kedurhakaan dan pengingkaran kepada
Allah atau selalu mendustakan ayat ayat-ayat Allah.
c) Moral (akhlak), yaitu suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia,
yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian, sikap mental
6
Arinda Rosiatun Nisa & Devia Purwaningrum, “Pengaruh Terapi Sayyidul Istighfar Terhadap Ketenangan Jiwa”,
Jurnal Psycho Aksara, Vol. 1, No. 1, (2023), h. 43
atau watak yang terjabarkan dalam bentuk berfikir, berbicara,
bertingkah laku dan berkarakter.
d) Fisik (jasmaniyah), memang dapat diakui bahwa tidak semua
gangguan fisik dapat disembuhkan dengan psikoterapi Islam, kecuali
atas izin dan ma’unah Allah Swt7.
Konsep terapi islam pada umumya terdapat berbagai macam metode dalam
implementasinya, hal ini bersumber pada konsep yang berada dalam Al-Qur’an dan
Sunnah. Menurut Musfir bin Said Az-Zahrani (2005) dalam buku Konseling dan
Terapi Islami menjelaskan bahwasanya terdapat delapan terapi mental dalam Al-
Qur’an dan Sunnah Rasul.8 Akan tetapi dalam penjelasan ini penulis menjelaskan
salah satu saja bentuk terapinya yaitu terapi melalui istighfar dan taubat.
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwasnya istilah penamaan akan istighfar dan
taubat merupakan dua variabel yang tidak bisa dipisahkan, istighfar memilki definisi
sebagai permohonan maaf dan ampunan kepada Allah swt, sedangkan taubat
merupakan bentuk keinginan dan pengakuan akan dosa yang telah dilakukannya
untuk kembali ke jalan yang benar. Oleh karenanya, jika kita tela’ah fungsi dan tujuan
dari istighfar dan taubat memilki satu tujuan yang sama, yakni memohon ampun
kepada Allah swt. Dan memohon ampun kepada Allah swt dalam syariat ajaran islam
ini merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan, karena pada dasarnya setiap manusia
pernah bersalah dan melakukakan perbuatan dosa. Hal ini senada dengan penjelasan
Rasulullah saw dalam salah satu sabdanya dalam kitab sunan ibnu majjah nomor
4241, yang artinya: Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani'] telah
menceritakan kepada kami [Zaid bin Hubab] telah menceritakan kepada kami [Ali
bin Mas'adah] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan
sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat."
Hadis tersebut menjadi dasar dan penguat bagi ayat Al-Qur’an surat At-
Taubah ayat 104 (seseorang disyariatkan untuk bertaubat kepada Allah swt yang
bentuk perbuatannya bisa dilakukan dengan membaca istighfar).
Selanjutnya dalam pembahasan mengenai terapi istighfar ini terdapat berbagai
macam bentuk dan lafadz yang bisa dibacakannya, salah satu bentuk lafadz istighfar
yang diperintahkan dan disyariatkan oleh Rasulullah saw adalah terapi dengan

7
Lahmuddin Lubis, Konseling dan Terapi Islam, (Medan: Perdana Publishing, 2021), h. 181
8
Ibid, h. 195
menggunakan sayyidul istighfar, yang mana sayyidul istighfar ini merupakan bacaan
istighafar yang paling utama dan paling baik, karena pada segat penyusunan dari
lafadznya mengandung lafadz yang sangat mendalam, yakni bentuk tadorru dan
pengakuan dosa serta mengagungkan asma Allah swt, Dengan melihat makna-makna
agung yang terkandung dalam kalimat istighfar ini, maka Rasulullah saw.
menamainya dengan “Sayyidul Istighfar”.9
Kemudian untuk proses pelaksanaan dan kaifiyah terapi sayyidul istighfar
sebagaimana yang disebutkan oleh Mochammad Dimas Al-Faruqi (2021) bisa
dilakukan melakukan tahap-tahap berikut:
a. Tahap persiapan
1) Wudhu Wudhu adalah suatu tindakan mensucikan diri dari hadas
kecil maupun batin dengan niat untuk melaksanakan suatu ibadah.
2) Meyakinkan konseli Pada tahap ini, menumbuhkan keyakinan pada
diri konseli untuk berubah menjadi lebih baik lagi adalah suatu
keharusan untuk terlaksanakannya terapi ini dengan baik.
3) Bersyahadat Pada tahap ini bersyahadat menjadi peneguh iman
sekaligus ikrar konseli dalam proses perubahannya.
b. Tahap Tindakan
Membaca Sayyidul Istighfar dengan perlahan dan meresapi makna dari
Sayyidul Istighfar
c. Tahap Lanjutan
1) Konselor memberikan saran dan masukan kepada konseli untuk
perlahan-lahan merubah kebiasaan mabuknya tersebut dengan cara
mengamalkan isi dari bacaan Sayyidul Istighfar.
2) Konselor memberikan motivasi agar konseli dapat merubah dirinya
secara permanen serta memiliki tujuan hidup yang lebih baik sesuai
dengan tuntunan ajaran agama islam yang berpatokan pada Al
Qur’an dan Hadits.10
Ajaran agama islam yang berpatokan pada Al Qur’an dan Hadits. Itulah
diantara tahapan yang bisa dilakukan dalam terapi sayyidul istighfar. yang mana
dengan harapan setelah dilakukannya terapi tersebut klien akan mendapatkan

9
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin Imam Al-Ghazali, (Surabaya: Gitamedia Press, 2003), hal. 107.
10
Mochammad Dimas Al-Faruqi, “Konseling Islam dengan Terapi Sayyidul Istighfar untuk Mengatasi Kebiasaan
Mabuk pada Remaja di Desa Kejayaan Pasuruan”, Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2021, hal. 40.
keutamaan dan manfaat yang terkandung di dalamnya. Salah satu keutamaannya
sebagaimana yang telah dijelaskan Syaikhul Islam Ibnu Taimiah adalah:
“Istighfar akan mengeluarkan hamba dari perbuatan yang dibenci menuju
perbuatan yang dicintai, dari amal yang kurang menuju amal yang sempurna,
mengangkat derajat seorang hamba dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih
tinggi dan lebih sempurna. Karena seorang hamba yang menyebah Allah swt,
mengenal Allah swt setiap harinya, setiap jam, bahkan setiap detiknya, akan
bertambah pula ilmunya tentang Allah swt. Pengetahuannya tentang agama dan
penghambaan kepada-Nya. Hal ini akan didapati dalam aktivitas makan, minum,
tidur, bangun tindur, perkataan dan semua perbuatan. Dia akan melihat
kekurangannya dalam mengahadirkan hati untuk Allah swt, serta menunaikan hak-
Nya dalam semua aktivitas. Karena itulah dia membutuhkan istighfar sepanjang
waktu, baik siang maupun malam. Bahkan dia selalu membutuhkan istighfar dalam
setiap perbuatannya, dalam keadaan sendirian atau ketika bersama orang lain. Sebab,
dalam istighfar terkandung kemaslahatan, kebaikan, mencegah keburukan, permintaan
untuk menambah kekuatan untuk melakukan amalan hati, amalan anggota badan dan
memberikan tambahan keyakinan, serta keimanan.”11

DAFTAR PUSTAKA

Ferdaus, F. M., Ishak, H., Manawi, M., & Akib, M. (2015). Elemen Psikoterapi Islam
Berdasarkan Doa Nabi Ibrahim As. Tinta Artikulasi Membina Ummah, 9(1), 32–41.

Imam Al-Ghazali, 2003. “Ihya’ Ulumuddin Imam Al-Ghazali”, (Surabaya: Gitamedia Press).
Lahmuddin Lubis. (2021). Konseling dan Terapi Islam. Medan: Perdana Publishing

11
Syaikh Ismail Al-Muqaddam, Fikih Istighfar, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), hal. 20-21.
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, “Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode
Sufistik”.
Mochammad Dimas Al-Faruqi, 2021. “Konseling Islam dengan Terapi Sayyidul Istighfar
untuk Mengatasi Kebiasaan Mabuk pada Remaja di Desa Kejayaan Pasuruan”,
Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Nisa, A. R., & Purwaningrum, D. (2023). Pengaruh Terapi Sayyidul Istighfar Terhadap
Ketenangan Jiwa. Psycho Aksara, 1(1), 41–45.

Shaleha, Nikmatus. (2019). Skripsi: Terapi Sayyidul Istighfaruntuk Meningkatkan Self


Esteem (Studi Kasus Seorang Perempuan Di Desa Padelegan Pademawu Pamekasan).
Surabaya: UIN Sunan Ampel
Syaikh Ismail Al-Muqaddam, 2015. “Fikih Istighfar”, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar).

Anda mungkin juga menyukai