Disusun oleh:
Nama : Andika Putu Wijaya
NIPD/NIS :
Kelas : XII BDP 3
Keahlian : Bisnis dan Manajemen Kompetensi
Keahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
Menyetujui,
Penguji 2 Penguji 2
Natrisah, SE
Mengetahui,
Kepala SMK Darussalam Ciputat
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................3
1.2 Riwayat Perusahaan ............................................................................................3
1.3 Jenis Usaha..........................................................................................................4
1.4 Tujuan..................................................................................................................4
BAB II PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN .............................................5
2.1 Lingkungan Usaha...............................................................................................5
2.2 Kondisi Pasar ......................................................................................................5
2.3 Rencana Pemasaran.............................................................................................5
BAB III IMPLEMENTASI BISNIS....................................................................7
3.1 Analisis SWOT ...................................................................................................7
BAB IV ASPEK PRODUKSI ...............................................................................8
4.1 Lokasi usaha........................................................................................................8
4.2 Sasaran dan target pasar ......................................................................................8
4.3 Fasilitas dan Peralatan Produksi / Sarana dan Prasarana Produksi .....................8
4.4 Bahan Baku .........................................................................................................8
4.5 Proses Produksi ...................................................................................................9
BAB V KEUANGAN...........................................................................................10
5.1 Rencana Produksi..............................................................................................10
5.2 Proyeksi Pendapatan .........................................................................................10
BAB VI PENUTUP............................................................................................. 11
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberagaman jenis makanan siap konsumsi yang dapat mengenyangkan kian diminati
oleh berbagai kalangan. Selain berfungsi untuk menunda lapar, beberapa jenis makanan yang
memiliki latar belakang tersendiri dapat memberikan kepuasaan bagi sebagian individu atas
kerinduan mereka dengan jenis makanan tersebut. Batagor adalah salah satu makanan yang
populer di Indonesia, terutama di daerah Bandung. Batagor merupakan singkatan dari bakso
tahu goreng, yang terdiri dari bakso ikan yang dibungkus dengan tahu kemudian digoreng,
dan disajikan dengan saus kacang dan saus pedas. Kehadiran batagor di Indonesia
sudah cukup lama, namun masih tetap menjadi favorit bagi berbagai kalangan karena cita
rasanya yang unik dan lezat. Khususnya di Bandung, batagor menjadi salah satu
makanan ikonik yang tidak hanya disukai oleh penduduk lokal, tetapi juga menjadi daya tarik
bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Bandung sendiri memiliki kekayaan kuliner yang beragam, namun batagor
menjadi salah satu yang paling terkenal dan dicari oleh pengunjung. Hal ini tidak terlepas dari
citarasa khas batagor Bandung yang berbeda dari tempat lain. Penggunaan bahan-bahan
segar dan bumbu-bumbu tradisional menjadi kunci keberhasilan batagor khas Bandung
ini. Seiring dengan perkembangan waktu, permintaan akan batagor khas Bandung terus
meningkat, baik dari penduduk lokal maupun wisatawan. Oleh karena itu, memulai
usaha batagor khas Bandung merupakan peluang bisnis yang menjanjikan dan potensial,
terutama jika dijalankan dengan konsep, cita rasa yang otentik dan kualitas yang baik.
Dalam proposal usaha ini, akan diuraikan rencana bisnis untuk membuka gerai batagor
khas Bandung, dengan menonjolkan keunikan cita rasa serta kualitas produk yang berbeda.
Dengan berbekal pengalaman pribadi dalam menikmati makanan tersebut dan
pengetahuan tentang cita rasa lokal, kami yakin bahwa usaha ini memiliki potensi
untuk sukses dan berkembang di pasar yang semakin kompetitif..
1.2 Riwayat Perusahaan
Usaha batagor khas Bandung “Baba” yang direncanakan ini diawali oleh pengalaman
dan keahlian yang saat ini sedang dikembangkan dalam industri kuliner. Usaha ini bermula
dari kecintaan kami terhadap kuliner, khususnya kuliner khas daerah. Ketertarikan kami
terhadap Batagor timbul dari pengalaman pribadi kami menikmati makanan ini dan melihat
3
potensi bisnis yang besar di balik popularitasnya berdasarkan penglohatan banyaknya usaha
sejenis yang dapat dilihat disekeliling. Sebagai bentuk usaha yang memiliki tujuan
untuk terus bisa bertahan dan berkembang kedepannya, berikut merupakan visi-misi usaha
ini;
VISI
“Menjadi bisnis kuliner dengan konsep, cita rasa yang otentik dan kualitas yang baik”
MISI
1. Menjadi bisnis yang menjual makanan khas daerah dengan konsep yang baru
namun tetap memperhatikan keaslian cita rasa dan kualitas produknya
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan makanan cepat saji yang mudah dijangkau
4. Menjadikan usaha ini mampu bertahan pada kondisi bisnis yang kompetitif
Usaha ini bergerak di bidang kuliner tradisional yaitu Batagor Bandung. Usaha ini kami
pilih berdasarkan kebutuhan dan keinginan masyarakat untuk mengonsumsi makanan
khas daerah yang masih memiliki cita rasa yang asli dengan sedikit modifikasi untuk
disesuaikan dengan kriteria yang diingikan sehingga mereka dapat memilih dan
mengingat produk ini tanpa harus jauh-jauh pergi ke bandung, yaitu Batagor Khas
Bandung “Baba”.
1.4 Tujuan
3. Memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan makanan khas daerah Bandung
4
BAB II
Jenis makanan khas daerah, harga yang terjangkau, cita rasa yang otentik serta lokasi
penjualan yang strategis merupakan keunggulan usaha ini dari segi lingkungan usaha. Selain
itu jenis makanan cepat saji masih menjadi makanan yang kian digemari oleh berbagai
kalangan, sehingga peluang bisnis ini semakin nyata dan dapat diprediksi.
2.2 Kondisi Pasar
Usaha ini menjadikan remaja sebagai sasaran utama penjualannya seperti para pelajar,
mahasiswa serta kelompok lainnya yang memiliki aktivitas padat dikesehariannya. Namun,
pada kenyataannya menu kami disukai oleh berbagai kalangan tanpa batasan kelompok umur
maupun tingkat ekonomi. Selain itu, pemasaran yang berasal dari mulut kemulut dirasa masih
sangat potensial untuk membentuk konsumen yang loyal, ataupun calon konsumen
baru. Oleh karena itu, segala upaya akan diharapkan demi kesuksesan usaha ini dimasa
mendatang. Pernyataan ini didasari oleh
1. Aspek Pemasaran
5
(marketing mix) sederhana kita kenal dengan istilah 4P terdiri dari product/produk,
price/harga, promotion/promosi, dan place/tempat. Bauran pemasaran merupakan kombinasi
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaan, variabel yang dapat
dikendalikan perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen.
6
• Produk
Produk yang kami tawarkan berupa makanan khas daerah yang populer ditempat
asalnya maupun diberbagai lokasi yaitu Batagor Khas Bandung
• Harga
Harga yang kami sajikan adalah harga standar yang sudah kami hitung
sebelumnya, kami akan menjual batagor ini seharga satuan Rp5000.
• Tempat
Usaha ini berlokasi di Jl. Puri Pamulang No. 45, tempat ini dipilih berdasarkan survei
yang dilakukan jika lokasi tersebut banyak sekali masyarakat berlalu-lalang
• Promosi
Kami menggunakan banner untuk mengiklankan usaha kami dan menghimbau pembeli
untuk menceritakan pengalamannya kepada orang lain, untuk mempromosikan produk
batagor khas bandung.
7
BAB III
IMPLEMENTASI BISNIS
3.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode analisis perencanaan strategis yang digunakan
untuk memonitor dan mengevaluasi lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal dan
internal untuk suatu tujuan bisnis tertentu. Dibawah ini adalah hasil analisis SWOT usaha
kami;
1) Strenght (Kekuatan)
a. Kualitas produk yang baik
b. Standarisasi tinggi pada tahap produksi
c. Otentikasi pada cita rasa
d. Produk populer dan diterima masyarakat
2) Weaknesses (Kelemahan)
a. Keterbatasan kemampuan ketersediaan pada order dengan jumlah besar
b. Persaingan produk sejenis yang menjamur atau mudah ditemui dimana saja
c. Fluktuasi penjualan, karena bisnis masih dalam tahap membentuk loyalitas
d. Pilihan menu yang terbatas
3) Opportunities (Peluang)
a. Proyeksi peningkatan pertumbuhan konsumen, karena produk berkualitas
b. Kemitraan dengan café dalam bentuk frozen
c. Lokasi usaha yang banyak sekali masyarakat berlalu-lalang
d. Tren makanan cepat saji
e. Penjualan online melalui beragam sektor jasa yang menawarkan produk
seperti grabfood, gofood dan shopeefood
1) Threats (Hambatan)
a. Persaingan bisnis yang ketat dan kompetitif
b. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang dapat terjadi sewaktu-waktu
c. Fluktuasi harga bahan baku
d. Persaingan harga jual
e. Kelompok masyarakat yang mengurangi konsumsi makanan berminyak
8
BAB IV
ASPEK PRODUKSI
4.1 Lokasi usaha
Lokasi Usaha adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan
kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya. Usaha
ini berlokasi di Jl. Puri Pamulang No. 45. Tempat ini sangat strategis karena banyak
masyarakt khsusnya mereka yang tinggal di komplek Puri Pamulang berlalu-lalang.
9
baku, namun belum dapat kita rasakan seutuhnya manfaat atas barang hasil produksi tersebut.
Berikut rinciannya :
No Nama Harga satuan Kuantitas Jumlah
1 Tepung terigu Rp10.500/kg 3 kg Rp31.500
2 Tepung sagu Rp15.000/kg 1 kg Rp15.000
3 Kulit pangsit Rp7500/pack 2 pack Rp15.000
4 Minyak goreng Rp32.000/2 liter 1 botol Rp32.000
5 Bumbu kacang Rp17.500/pack 2 pack Rp35.000
6 Penyedap rasa Rp500/pcs 2 renceng Rp11.000
- -
7. ikan tenggiri RP. 51.000/500gr 500gr RP51.000
Total - -
9 Ikan tenggiri halus Rp51.000/500gr 500gr Rp51.000
10 Tahu putih Rp10.000 2 bungkus Rp20.000
Total Rp235.500
4.5 Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu bentuk kegiatan yang paling penting dalam
pelaksanaan produksi disuatu usaha atau kegiatan. Berikut merupakan tahapan
proses produksi pada usaha ini:
1. Campur ikan tenggiri yang sudah dihaluskan dengan daun bawang, bawang putih,
penyedap rasa, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Masukkan dalam chopper. Blender
supaya lebih halus dan tercampur rata.
2. Masukkan putih telur dan air es. Blender kembali. Lalu tambahkan tepung sagu
dan tepung terigu. Blender sampai tercampur rata.
3. Bagi menjadi 2 adonan. Satu bagian isi ke dalam tahu putih. Sisanya masukkan dalam
kulit pangsit. Rekatkan sisi kulit pangsit dengan air. Bentuk segi empat.
4. Panaskan kukusan. Kukus adonan selama 30 menit dengan api sedang sampai matang.
Dinginkan.
5. Setelah dingin, goreng siomay dan batagor dalam minyak yang sudah dipanaskan
dengan api sedang sampai matang. Tiriskan.
6. Sambal kacang: haluskan kacang tanah, bawang putih, cabai merah keriting, gula
merah, dan garam. Tambahkan air hangat dan aduk rata. Lalu masak sambal
kacang sambil diaduk sampai kental. Setelah mengental, tambahkan air asam Jawa.
Aduk rata. Matikan api.
7. Sajikan batagor dengan siraman sambal kacang dan bahan pelengkapnya.
10
BAB V
KEUANGAN
5.1 Rencana Produksi
Perencanaan produksi adalah kegiatan yang dilakukan sebelum proses
produksi dilakukan. Tujuan dari pelaksanaan tahapan ini adalah untuk mengetahui besaran
biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah produk yang akan diperjualbelikan.
Berikut untuk
perencanaannya;
Produksi dan Biaya Bahan Baku
Total Produksi 100 pcs
Biaya produksi/hari
Biaya Peralatan Rp156.000
Bahan Baku Rp235.500
Total Biaya Produksi Rp391.500
BEP Harga = Rp391.500 : 100 pcs Rp3.915
Total biaya produksi : jumlah produksi
BEP Unit = Total biaya : harga jual Rp391.500 : Rp5000 78,3 atau 74pcs
11
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan beberapa analisis yang digunakan pada proposal usaha ini, didapatkan nilai total
penerimaan sebesar Rp500.000 dengan pengeluaran sebesar Rp391.500, harga batagor yang
kami jual adalah Rp5000/pcs, sehingga total pendapatan (penerimaan – pengeluaran) adalah
sebesar Rp108.000/hari. Nilai BEP Harga pada proses bisnis Batagor khas Bandung “Baba”
didapatkan melalui total biaya : dengan jumlah unit produksi yaitu Rp391.500/100
pcs sebesar Rp3.915 dan BEP Unit didapatkan melalui total biaya : harga jual yaitu 74pcs.
Oleh karena itu, usaha ini kami rasa layak untuk dijalankan dan berpotensi dapat
berkembang dengan cepat berdasarkan analisis SWOT yang dapat kami temukan. Kami sadar,
jika masih terdapat kekeliruan yang kedepannya dapat dipelajari dari seluruh tahapan bisnis
yang akan dijalani, kami harap porposal ini dapat bermanfaat bagi kami, serta masyarakat luas
12
LEMBAR KEMAJUAN PELAKSANAAN
BIMBINGAN PROPOSAL
Tanda Tangan
No Hari/ Tanggal Jenis Bimbingan
Pembingbing peserta
Konsultasi judul proposal
1 dan mekanisme pelaksanaan
bimbingan
Konsultasi pelaksanaan
4 kerja dan kesiapan alat
bahan dan pelaksanaan ujian
Pelaksanaan ujian
5 kompetensi praktek
Catatan Pembimbing :
Persiapan untuk Menyusun laporan hasil kerja
Natrisiah, SE
13