Anda di halaman 1dari 8

RESUME

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

OLEH :

KELOMPOK VI

NINGSIH RISMAWATI (O1A122145)

NOVI SISWANTI (O1A122146)

NOVITASARI (O1A122147)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
Transport Molekul Melintasi Membran Sel
Mekanisme transportasi yang dilakukan melalui suatu proses ekspor dan impor dari dalam atau
luar sel dengan cara menyeberangi membran sel disebut transport trans membran. Bahan-
bahan yang diperlukan dalam metabolisme seperti molekul-molekul kecil berupa ion dan
molekul besar seperti protein, karbohidrat, lipid, dan molekul lainnya.
Membran plasma pada lipid bilayer terdapat lapisan yang bersifat hidrofobik (takut air),
lapisan ini tidak dapat dilintasi jika tidak ada suatu transport sebagai penghubung dari lapisan
tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan suatu transport yang bersifat semi permeabel yang dapat
dengan mudah melalui lapisan tersebut, diantaranya ialah protein trans membran yang
berperan sebagai uniport atau kotransport yang dapat mengangkut suatu bahan terlarut dari
satu sel ke sel lainnya dengan mudah (Rahmadina dan Febriani., 2017).
Secara umum transport membran terdiri atas beberapa bagian diantaranya yaitu:
A. Transport Materi Berukuran Kecil dan Ion – Ion
Pada transport ini terbagi atas 2 bagian yaitutransport pasif dan transport aktif.
1.Transport Pasif
Transport pasif adalah pergerakan molekul melewati membran sel menuruni gradien
konsentrasi, yakni berpindah dari larutan dengan konsentrasi molekul (solute) yang lebih
tinggi ke tempat dengan larutan dengan konsentrasi molekul (solute) yang lebih rendah.
Transport pasif terdapat dua macam, yaitu difusi sederhana dan difusi terfasilitasi:
a. Difusi Sederhana
Difusi sederhana berlangsung apabila proses perpindahan molekul melintasi membran
sel menuruni gradien konsentrasi dan tanpa memerlukan protein pembawa.Difusi
berlangsung melalui gerakan molekular yang berlangsung secara
random(Brownianmovement). Laju difusi (J) berbanding lurus dengan gradien
konsentrasi molekul (∆C), permeabilitas membran (P), dan luas area membran (A),
dengan formula difusi dari Fick (Fick’slawofdiffusion):
J = ∆C.P.A.
b. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi berlangsung apabila proses perpindahan molekul melintasi
membran sel menuruni gradien konsentrasi memerlukan protein pembawa (carrier
protein). Peran protein pembawa adalah untuk mempermudah transport molekul-
molekul hidrofilik dan elektrolit melintasi membran sel yang cenderung bersifat
impermeabel terhadap molekul-molekul tersebut. Difusi terfasilitasi berlangsung lebih
cepat daripada difusi sederhana.
2. Transport Aktif
Transport aktif adalah pergerakan molekul melewati membran sel melawan gradien
konsentrasi. Sebagaimana difusi terfasilitasi, transport aktif memerlukan protein pembawa
atau protein transport. Akan tetapi, karena molekul dibawa melawan gradien konsentrasi,
maka transport aktif memerlukan suplai energi.
 Protein Transport pada Membran Sel
Membran sel dilengkapi dengan protein integral yang berfungsi sebagai
proteinpengangkut molekul hidrofilik dan ion. Terdapat dua macam protein transport,
yaitutransporter (carrier/karier)dansaluran (channel/kanal).

B. Transport Molekul Berukuran Besar dan Transport Partikel


Pengangkutan makromolekul dan partikel – partikel melalui eksositosis, apabila
berlangsungnya pelepasan makromolekul dari sel ke luar sel yang dibungkus oleh membran
plasma baru yang dihasilkan oleh retikulum endoplasma, sedangkan melalui endositosis
apabila berlangsung pemasukan makromolekul dan partikel –partikel ke dalam sitoplasma
yang dibungkus oleh membran plasma.
Berdasarkan sifat dan ukuran bahan yang di transpor, cara transpor makromolekul dan partikel
– partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Pinositosis (meminum)
Jika yang di transpor berupa larutan melaluipembentukan gelembung –gelembung kecil yang
dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino, atau ion – ion
tertentu pada medium sekeliling sel.
2. Fagositosis (makan)
Jika bahan yang di transpor berupa makromolekul atau partikel melalui pembentukan
gelembung – gelembung besar yang bentuknya padat dan bergabung dengan lisosom primer
untuk menjadi lisosom sekunder yang dapat dicerna oleh enzim dari lisosom.
3. Pertunasan (budding)
pengangkutan makromolekul yang terjadi pada bahan terlarut dilakukan ke dalam dan keluar
sel dengan membentuk pertunasan yang terjadi di dalam vesikula.

C. Osmose
Osmose adalah proses pergerakan airdari media yang konsentrasinya rendah kemediayang
konsentrasinya tinggi melaluimembrane semi permiabel. Osmose dapatdianggap sebagai suatu
kasus specialdaridifusi, yang mana air adalah pelarut dan difusi,dari zat pelarut dibatasi oleh
membranepermiabel (Gade., 2014).
D. Laju Transport Molekul
Dalam proses transport molekul yang menggunakan protein pengangkut, baik transport pasif
dan aktif, laju transport molekul mencapai maksimal apabila protein pengangkut mengalami
kejenuhan (saturasi). Apabila terjadi kejenuhan,kecepatantransport mencapai maksimal
(Vmax). Afinitas transporter (Km) ditentukan dari konsentrasi molekul ketika laju transport
mencapai ½ Vmax. Sementra itu, pada transport molekul tanpa melibatkan protein pembawa
(difusi sederhana), laju transport berbanding lurus dengan konsentrasi molekul (Alberts dkk.,
2008).
Komunikasi Sel: Transduksi Sinyal Seluler
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk
mengatur pertumbuhan,reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ (Gade.,2014).
Transduksi sinyal seluler merupakan cara sel untuk berkomunikasi untuk dapat beradaptasi
terhadap perubahan di lingkungan sekitarnya. Secara umum, cara berkomunikasi dilakukan
dengan mengirimkan sinyal yang dapat diterima dan diterjemahkan oleh sel yang lainnya.
Sinyal dapat berupa fisik, yakni : cahaya, perubahan suhu, stimuli mekanik, dan stress
osmotik; juga dapat berupa kimiawi, yakni hormone, feromon, wewangian, dan senyawa
toksin. Sinyal diketahui juga dapat membentuk gap junction sehingga terjadi hubungan
sitoplasma dari kedua sel yang kerkomunikasi.
Adapun syarat terjadinya komunikasi antar sel yakni adanya rangsangan (dari luar dan
dalam), lalu adanya respon dari sel target atau reseptor. Komunikasi antar sel apabila terjadi
dengan jarak yang dekat dapat dilakukan dengan gap junction (hubungan langsung sel-sel)
melalui difusi, dan jarak yang jauh dapat dilakukan dengan impuls saraf (perubahan potensial
membrane) ataupun mediator kimiawi (molekul yang disekresikan ke CEF (ligan), sekresi
autokrin, parakrin, dan endokrin.
Tipe-tipe reseptor dibagi menjadi dua : reseptorekstraseluler (pada permukaan seluler) dan
reseptor intraseluler (dalam seluler).
1. Persinyalan Molekul dan Reseptor pada Permukaan Seluler
Tahapan komunikasi pada sinyal ekstraseluler atau permukaan seluler adalah sebagai berikut:
1) Sintesis;
2) Pelepasan molekul sinyal oleh sel sinyal;
3) Transport sinyal melalui sel target;
4) Molekul sinyal berikatan ke protein reseptor untuk mengaktivasinya (di permukaan atau
di dalam sel);
5) Inisiasi satu atau lebih jalur sinyal transduksi yang telah di aktivasi oleh reseptor;
6) Terjadi perubahan spesifik pada fungsi seluler, metabolisme/ perkembangan (memicu
aktivitas sel tertentu.
Pada saat melalui sinyal transduksi, terdapat suatu molekul yang dinamakan molekul relay,
dimana molekul ini merupakan molekul yang berbeda di sepanjang jalur transduksi sinyal
hasil dari perubahan reseptor. Adapun aktivasi sel tertentu dilakukan dengan cara modifikasi
kimiawi, interaksi non kovalen dengan faktor lain, atau perubahan potensial membrane.
Respon dapat berupa histon, promotor, faktor transkripsi, enzim, dan sebagainya.Reseptor
ekstraseluler merupakan reseptor pada permukaan seluler. Reseptor ekstraseluler terdiri atas:
ion channel-linkedreceptor, G-protein-linkedreceptor, dan enzyme-linkedreceptor.
Ditinjau dari seberapa jauh antara molekul sel yang dihasilkan terhadap sel target, proses
transdukisnya dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a) sekresi endokrin, yaitu sel yang menghasilkan messenger jauh dari sel target dan
messenger melalui jalur pembuluh darah;
b) sekresi parakrin, yaitu sel yang menghasilkan messenger dekat dari sel target dan
messenger melewati celah atau ruangan ekstraseluler saja;
c) sekresi autokrin, yaitu messenger bekerja pada sel yang menghasilkan messenger tersebut
atau sel lain sejenis yang didekatnya. Sekresi endokrin merupakan komunikasi intralokal,
sedangkan sekresi parakrin dan autokrin adalah komunikasi interlokal.

2. Persinyalan Molekul dan Reseptor Dalam Seluler


Reseptor intraseluler merupakan reseptor di dalam seluler meliputi nuclearreceptors, dimana
molekul sinyal masuk ke dalam nucleus, lalu berikatan pada sambungan repressor pada RNA
sehingga mengakibatkan repressor lepas. Lepasnya repressor mengakibatkan RNA
polymerase dengan koaktivator dan korepressor bisa berikatan dan terjadi mRNA yang
selanjutnya keluar dari nukleus.
 G-protein receptor
G-protein-receptor memiliki tiga kompleks heterotrimer, yakni G.GDP, Gβ, dan G.
Ketiganya diberi nama seperti itu karena mengikat nukleotida guanine , dimana berhubungan
dengan permukaan dalam membran sel dan reseptor transmembran. Reseptor teraktivasi
berikatan dengan kompleks heterotrimer sehingga menyebabkan disosiasi atau terlepasnya
ikatan GDP dengan β-complex, lalu empat subunit G kosong, GDP diganti GTP, kemudian
terjadi aktivasi.
 Tautan Sel-Protein Integrin
Reseptor khusus yang disebut integrin memberikan hubungan komunikasi yang penting
antara bagian dalam dan luar sel. Integrin adalah transmembran protein yang bertindak
sebagai mechanotransduser dan sinyal konduktor, menyediakan hubungan fisik antara
matriks ekstraseluler dapat diaktifkan oleh faktor-faktor dari dalam sel untuk mempengaruhi
hubungan sel dengan lingkungannya.
 Protein integrindanPensinyalan Seluler
Integrin yang tidak aktif tersebar di sel permukaan. Setelah mengikat protein ECM, integrin
bermigrasi dalam membran sel untuk mengelompok dan membentuk aktivasi. Interaksi
integrin antara talin, vinculin, -actinin, dan paxillin menyediakan hubungan fisik antara ECM
dan sitoskeletonaktin, dimana tautan-tautan ini sangat penting untuk penyimpanan dan
migrasi sel. Pensinyalan luar-dalam dapat menghasilkan modifikasi sitoskeleton,
menyebabkan proliferasi atau migrasi seluler, dan menentukan kelangsungan hidup sel atau
apoptosis (Gawad dkk., 2020).
Siklus sel
Siklus sel merupakan sebuah proses sel untuk memperbanyak diri dengan caramenduplikasi
dan mensintesis genomnya sehingga terbagi menjadi dua sel anak (Daughtercells). Sel anak
yang baru terbentuk akan keluar dari siklus sel atau masuk ke fase G0 bersiap untuk
mengulangi kembali sikus sel untuk membentuk sel yang baru kembali.
Siklus sel terdiri atas dua tahap, yaitu fase interfase dan mitosis. Tahap interfase terdiri atas
fase G1 (prasintesis), fase S (sintesis DNA) dan fase G2 (pasca duplikasi DNA). Tahap
mitosis terdiri atas empat fase, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Siklus sel dibagi
menjadi 4 fase yang berlangsung selama 20-24 jam, yaitu fase G1 (Gap 1), Fase S (Sintesis),
Fase G2 (Gap 2) dan fase mitosis (Sari., 2021).
1.Tahap Interfase
1) Fase G1 (Gap 1)
Pada fase G1 terjadi sintesis RNA yang kemudian diikuti oleh sintesisi protein sehingga
sitoplasma akan bertambah banyak dan sel akan tumbuh selama 9 jam. Sel bertambah
besar dan mempersiapkan diri untuk mengkopi DNA-nya.
2) Fase S (Sintesis)
Fase kedua adalah fase S, merupakan proses sintesis DNA dan terjadi pembentukan
molekul histon yang pada umumnya berlangsung selama 10 jam.
3) Fase G2 (Gap 2)
Fase G2 merupakan fase akhir dalam pertumbuhan sel, dalam fase ini masih terjadi
sintesis RNA dan kemudian akan disusul oleh fase mitosis.
4) Fase M (mitosis)
Fase terakhir dalam prosesproliferasi adalah fase M (mitosis) yangmerupakan fase
tersingkat karena hanyaberlangsung selama 30-60 menit.Tahap ini terjadi pembelahan
sel, baik pembelahan biner atau pembentukan tunas. Pada mitosis, sel membelah
dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah (Medawati., 2022).
Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:
a. Profase
Tahap profase, adalah tahap visualisasi selubung inti atau dinding sel inti sudah
mulai menghilang dan tampak benang-benang kromatin yang bergerombol padat.
Tahap metafase yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar dalam sel
berukuran panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus.
b. Metafase
Tahap metafase yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar dalam sel
berukuran panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus.
c.Anafase
Tahap anafase adalah tahapan saat kromosomtersebar dengan masing-masing
membelahmenjadi dua.
d. Telofase
Tahap telofase adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel anak dan
masing-masing mempunyai pasangan identik sebagai kromosom diploid.
e. Sitokinesis
Sitokinesis, yaitu pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara
pemintal mitotik, sitoskeletonaktomiosin, dan fusi sel yang menghasilkan dua sel
anak identik (Lusiyanti dan Lubis., 2013).

Siklus sel merupakan proses yang mencakup bagaimana sel memperbanyak diri, mulai dari
sintesis protein, replikasi DNA hingga membelah diri pada fase sitokonesis. Enzim
proteaseberperan dalam meregulasi kerja siklin-CDK melalui perantara ubiquitin, penguraian
mikrotubulpada benang spindel, dan memicusegregasi kromosom.Enzim proteaseyang
berperan dalam siklus sel adalah proteasome, calpain dan separase. Enzim
proteasomeberperan untuk mendegradasi protein menjadi peptida sederhana atau asam amino
tunggal. Enzim calpainberperan dalam mendegradasi cyclin D1 pada fase G1 sebelum masuk
ke fase S. Enzim separase berperan untuk memicu hidrolisis kohesin yang dimediasi oleh
enzim E3 ligase yaitu Anaphasepromotingcomplex (APC) pada fase M sehingga kromatid
dapat terpisah pada awal anafase (Sari., 2021).

B. Transisi Fase yang Terjadi di Siklus Sel


Dua kelompok protein in-trinsik siklus sel yang memper-cepat proliferasi adalah cyclin dan
enzim pengikat cyclin yaitu cyclindependentkinase (CDKs). Enzim-enzim ini dihambat oleh
protein-protein yang dikenal sebagai cyclindependentkinase inhibitor (CDKI)(Regezi dan
Jordan, 2001).
1. Transisi G0 ke G1
Fase transisi dari fase G0 ke fase G1 disebut dengan fase prima atau fase kompetensi
replikatif, pada hepatosit, fase prima dipicu oleh sekresi sitokina IL-6 dan TNF-α oleh
sel Kupffer yang menyebabkan hepatosit kehilangan sebagian massanya.
2. Transisi G1 ke fase S
Regulator utama pada checkpoint fase G1 ke fase S adalah kompleks cyclin D-CDK4
dan cyclin E-CDK2. Kelompok RB dan kompleks E2F menghambat transkripsi dari
beberapa gen yang terlibat dalam fase S.
3. Fase S
Fase S dimulai dengan terjadinya paparan pulsa (bahasa Inggris: pulseexposure)
dengan [3H] timidina pada sel, kemudian terjadi paparan lanjutan (bahasa Inggris:
chaseprocedure) non-radioaktif dengan timidina “dingin” (Krugdkk., 2002).
Daftar Pustaka
BIBLIOGRAPHY Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., Walter, P. (2008).
Molecheular Biology of the Cell.5 Ed. Garland Science: New York. .

Gade, M. (2014). Struktur Fungsi Organel dan Komunikasi Antar Sel. Al Ulum Seri Saintek.
Vol. II.
Gawad, J., Chavan, B., Bawane, P., Mhaske, A., Tauro, S., Armijn, A. (2020). Overview of
Cell Signaling and Cell Communication. Journal Review Assignment . India.
BIBLIOGRAPHY Krug, U., Ganser, A., Koeffler, H, P. (n.d.). Tumor Suppresor Gene in Normal and
Malignat Hematopoiesis. Nature Publishing Group , Oncegen 21: 3475-2497.

Lusiyanti, Y dan Lubis, M. (2013). Deteksi Aberasi Kromosom Pada Pembelahan Pertama
(M1) dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca Irradiasi Sinar X. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir .
Medawati, A. (2022). Karsinoma Sel Skuamosa Sebagai Salah Satu Kanker Rongga Mulut
dan Permasalahannya. Jakarta.
Rahmadina dan Febriani, H. (2017).Biologi Sel: Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhlukm
Hidup. Surabaya: CV. Selembar Papyrus.
Regezi, J.A., Jordan, R.C.K. Oral Cancer in Molecular Age. J Calif Dent Assoc.Vol. 29: 578-
584.
Sari, M. P. (2021). Peran Enzim Protease Pada Siklus Sel. Hermina Health Sciences
Journal.Vol. 1 No.2.

Anda mungkin juga menyukai