Anda di halaman 1dari 1

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Hassanudin meyakini transformasi digital di

berbagai bidang akan membantu daerah mengendalikan inflasi. Pasalnya, melalui transformasi, maka
segala hambatan yang biasanya muncul di cara-cara konvesional bisa diperkecil atau dihilangkan.

Hassanudin menyampaikan, berdasarkan data East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI),


saat ini daya saing digital Sumut meningkat 5,7 poin (43,9) dibanding tahun 2022 (38,2). Kenaikan
angka ini membawa Sumut naik peringkat dari posisi 13 ke posisi 10.

Menurutnya, naiknya daya saing digital Provinsi Sumut harus dibarengi dengan transformasi di
bidang-bidang tertentu, utamanya di bidang yang bisa membantu pemerintah menekan inflasi.
Misalnya saja, di bidang layanan pertanian.

“Dari banyak penelitian digitalisasi keuangan memiliki hubungan signifikan dengan inflasi. Oleh
karena itu, kami fokus dengan hal ini. Kemudian, melihat trend inflasi kita, maka sektor pertanian
berandil besar pada inflasi sehingga perlu intervensi digital,” ujarnya.

Menurut Hassanudin, upaya-upaya transformasi digital perlu dilakukan. Apalagi inflasi Sumut pada
November 2023 mencapai 3,20 persen (year on year/yoy), atau lebih tinggi dari nasional (2,86
persen).

Hassanudin optimis dengan transformasi digilal dan intervensi langsung seperti operasi pasar, maka
laju inflasi SUmut bisa lebih ditekan lagi.

“Kita juga melakukan intervensi langsung seperti saat gejolak harga beras di Sumut, kemarin, tetapi
dengan digitalisasi kita juga memiliki data yang menjadi pertimbangan untuk mengambil kebijakan,”
ujarnya. SSL

Anda mungkin juga menyukai