Anda di halaman 1dari 8

2.

3 METODE DESAIN PAHL & BEITZ


Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang dijelaskan
dalam bukunya; Engineering Desaign : A Systematic Approach. Cara merancang Pahl
dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-masing terdiri dari
beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah :
a. Perencanaan dan penjelasan tugas
b. Perancangan konsep produk
c. Perancangan bentuk produk (embodiment design)
d. Perancangan detail
Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas
tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya, pada
langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen produk
sudah diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu.
Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama
menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase tersebut
kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik untuk fase
yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri setiap saat dapat berubah
oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase berikutnya.
a. Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas
Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi
khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk ini
dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut merupakan olahan hasil survei
bagian pemasaran atau atas permintaan segmen masyarakat. Fase pertama tersebut perlu
diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut dikembangkan
lebih lanjut.
Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau
requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan
batas-batas untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam
suatu daftar persyartan teknis. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat memberikan
hasil yang baik, jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar, keadaan perusahaan dan
ekonomi negara.
Pada perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian setiap
kegiatan dalam proses perancangan.
b. Perancangan Konsep Produk
Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep
produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep
produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan.
Beberapa alternativ konsep produk dapat ditemukan. Konsep produk biasanya berupa
gambar skets atau gambar skema yang sederhana, tetapi telah memuat semua.
Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan
setelah dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan beberapa kriteria khusus seperti
kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi
persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase
berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat dipilih
solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa konsep produk terbaik yang
dikembangkan lebih lanjut pada fase-fase berikutnya.
Dari diagaram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase
perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah.
c. Perancangan Bentuk (Embodiment Desaign)
Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase
perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlahnya lebih banyak dari
jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk.
Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk “diberi bentuk”, yaitu
komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar skets masih
berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian rupa sehingga
komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam
geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Konsep
produk yang sudah digambarkan pada preliminary layout, sehingga dapat diperoleh
beberapa preliminary layout.
Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik lagi
dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya. Kemudian
dilakukan evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih
lanjut berdasarkan kriteria teknis,kriteria ekonomis dan lain-lain yang lebih ketat untuk
memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout.
Definitive layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk,
kekuatan, kelayakan finansial dan lain-lain.
d. Perancangan Detail
Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi,
kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian juga
kemungkianan cara pembuatan setiap produk sudah dijajagi dan perkiraan biaya sudah
dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk
untuk pembuatan; kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk.
3.6 Pembobotan Harga Teknik Dan Ekonomi
Pembobotaan harga teknik dari rancangan mesin pencetak pelet dapat dilihat pada table
dibawah:
Kriteria Bobot 1 Bobot 2 Bobot 3 Bobot 4

Kuat 4 5 4 4

Gradefood 4 4 5 5

Kapasitas Produksi 5 5 5 5

Mudah digunakan 5 5 5 5

Kecepatan Putar 5 4 4 4

Hemat Energi 3 4 2 4

Mudah dipindahkan 3 5 4 4

Tahan Lama 5 4 4 4

Jumlah 34 36 33 35

Harga Teknik 0,94 1 0,92 0,97

Kriteria bobot :
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Sedang
2 : Kurang Baik
1 : Kurang
Dari perhitungan harga teknik yang ditunjukan pada tabel diatas memperlihatkan
bahwa varian 2 menunjukkan harga terbesar yaitu 0,97.

Pembobotan harga ekonomi dari rancangan mesin pencetak pelet dapat dilihat dari tabel
dibawah :
Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4
Harga per- Rp.5.000.000 Rp.4.870.000 Rp.6.300.000 Rp.5.290.000
Variasi
Harga 0,97 1 0,76 0,91
Ekonomi

Produk Model Varian (konsep Produk) yang dapat dikombinasikan dari tabel :
• Konsep 1 = 1B + 2B + 3B + 4A + 5A + 6C + 7A=Rp.5.000.000,00
• Konsep 2 = 1A + 2A + 3A + 4A + 5B + 6A+ 7A=Rp.4.870.000,00
• Konsep 3 = 1C + 2A + 3C + 4B + 5C + 6B + 7A=Rp.6.300.000,00
• Konsep 4 = 1A + 2A + 3B + 4B + 5C + 6B + 7A=Rp.5.290.000,00
Data yang diperoleh dari tabel harga ekonomi, variasi 2 memiliki harga ekonomis
yang paling besar. Grafik hubungan antara harga ekonomi dengan harga teknik
ditunjukkan pada grafik berikut:

Dari grafik hubungan diatas yang menunjukkan antara harga ekonomis dengan harga
teknik di rancangan mesin pencetak pelet dengan mengembangkan model varian yang
ada maka varian 2 yang akan digunakan dan dikembangkan karena mempunyai harga
ekonomis dan harga teknik yang paling tinggi.

4.7 Perancangan Sistem Transmisi (Sabuk Dan Puli )


• Direncanakan:
a. Diameter pulley I = 5 inchi x 25,4 mm/1 inchi = 127 mm
b. Diameter pulley II = 10 inchi x 25,4 mm/1 inchi = 254 mm
c. Diameter pulley III = 12 inchi x 25,4 mm/inchi = 304,8 mm
d. Diameter pulley VI = 14 inchi x 25,4 mm/1 inchi = 341,6 mm
e. Jarak sumbu poros (C1) pulley I dan pulley II = 589,5 mm
f. Jarak sumbu poros pulley II dan III (C2) = 460,5 mm
g. Jarak sumbu poros (C3) pulley III dan pulley IV = 340 mm
Reduksi putaran yang terjadi pada transmisi mesin pencacah rumput adalah :
i = d1/d2 = n2/n1..
dengan : i = Rasio transmisi n = putaran (rpm) d = diameter puli (mm)
4.8 Screw Conveyor
Pada perancangan ini dipakai ulir pengepresan dengan ukuran panjang 365 mm dan
diameter 19 cm. Dari hasil perhitungan yang direncanakan kita dapat menentukan volume
ulir.
ds = 19 cm
h = 36,5 cm
V.Screw/Tabung = 𝜋. 𝑟². ℎ = 3,14(9,5)² .66 = 18703.41 cm³
Gaya Screw
F = m.g
F = 5 kg x 9,81m/s² F = 49,05 kgm/s²
Torsi Screw
T = F.r T = 49,05 x 9,5
T = 465,975 N cm
Kecepatan sudut (𝜔) = 𝜔 = 2𝜋.𝑛/60
𝜔 = 2𝜋.𝑛 /60
𝜔 = 2𝑥3.14𝑥1073/60
𝜔 = 112,307 rad/s

Daya screw P.screw


P.screw = T. 𝜔
P.screw = 465,975 x 112,307 rad/s
P.screw =52332,2 watt
Kecepatan Poros
Vp = 𝜔. R
Vp = 112,307 x 0,095
Vp = 10,6

Anda mungkin juga menyukai