3. 1. Latar Belakang
Quality Fuction Depelopment (QFD) merupakan salah satu alat yang efektif yang dapat meneliti
dan mengembangkan suatu produk yang bermutu tinggi dengan biaya kecil dan menyediakan
servis yang memuaskan. Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu mekanisme
terstruktur yang biasanya digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan
prioritas kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan
konsumen tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen. Davis (2003)
menegaskan bahwa QFD adalah menjelaskan apa yang diinginkan oleh pelanggan ke dalam
produk yang dihasilkan, menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam spesifikasi teknis tertentu
dan sebagai salah satu cara untuk mengembangkan kualitas desain yang ditujukan atas dasar
kepuasan pelanggan dan menerjemahkan permintaan pelanggan ke dalam sasaran desain dan poin
utama dari jaminan kualitas digunakan pada seluruh proses produksi.
Dalam menentukan QFD terdapat empat tahapannya, seperti menurut Subagyo dalam Marimin
(Marimin, 2004), ada beberapa tahapan pembuatan QFD, yaitu:
1. Mengidentifikasikan kemauan pelanggan.
Dalam hal ini, pelanggan atau konsumen ditanya mengenai sifat yang diinginkan dari suatu
produk.
2. Mempelajari ketentuan teknis dalam menghasilkan barang atau jasa.
Hal ini didasarkan data yang tersedia. Aktivitas dan sarana yang digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa, dalam rangka menentukan mutu pemenuhan kebutuhan
pelanggan.
3. Hubungan antara keinginan pelanggan dengan ketentuan teknis.
Hubungan ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau lemah. Setiap aspek dari konsumen diberi
bobot, untuk membedakan pengaruhnya terhadap mutu produk.
4. Perbandingan kinerja pelayanan.
Tahap ini membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing.
3. 2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan QFD dan analysis Gap yaitu:
1. Memprioritaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lisan maupun tidak.
2. Menerjemahkan kebutuhan dan karakteristik teknis dan spesifikasi serta membangun.
3. Memberikan kualitas produk yang berfokus terhadap kepuasan pelanggan yang setiap data
diperoleh melalui wawancara maupun penyebaran kuisioner sehingga dapat
mengidentifikasikan tindakan tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi
kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa datang.
1
3. 3. Analisis Gap dan Analisis QFD
3. 3. 1. Analisis Gap
Gap analysis merupakan suatu metode pengukuran untuk mengetahui kesenjangan (gap)
antara kinerja suatu variabel dengan harapan konsumen terhadap variabel tersebut (University,
2014). Analisis gap dapat juga diartikan sebagai perbandingan kinerja aktual dengan kinerja
potensial atau yang diharapkan. Analisis gap digunakan sebagai alat evaluasi bisnis yang
menitikberatkan pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah
ditargetkan sebelumnya. Analisis ini juga mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang
diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa
datang. Lebih dari itu analisis ini juga memperkirakan waktu, biaya, dan sumberdaya yang
dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan yang diharapkan.
Analisis gap terdiri dari tiga komponen faktor utama yaitu:
1. Daftar karakteristik (seperti atribut, kompetensi, tingkat kinerja) dari situasi sekarang (apa
yang saat ini).
2. Daftar apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan masa depan (apa yang harus).
3. Daftar kesenjangan apa yang ada dan perlu diisi.
Metode ini digunakan sebagai alat evaluasi bisnis yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja
perusahaan saat ini dengan kinerja yag sudah ditargetkan sebelumnya, serta memperkirakan
waktu, biaya, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan perusahaan yang
diharapkan. Hasil analisis gap dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan penentuan
prioritas untuk sebuah pengembangan di masa yag akan dating. Selain itu, analisis gap juga
merupakan salah satu langkah penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi
kinerja atau kompetensi.
Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml dan Berry (Parasuraman, 1985) memiliki
lima gap, yaitu:
1. Kesenjangan antara persepsi manajemen atas ekspektasi konsumen dan ekspektasi konsumen
akan pelayanan yang seharusnya diberikan oleh perusahaan.
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen atas ekspektasi konsumen dan penjabaran persepsi
tersebut menjadi spesifikasi kualitas pelayanan atau standar pelayanan.
3. Kesenjangan antara standar pelayanan tersebut dan pelayanan yang diberikan.
4. Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan informasi eksternal yang diberikan
kepada konsumen atau pelayanan yang dijanjikan kepada konsumen.
5. Kesenjangan antara tingkat pelayanan yang diharapkan oleh konsumen dengan kinerja
pelayanan aktual.
2
3. 3. 2. Analisis QFD
Salah satu metode yang dapat membantu untuk memenuhi harapan konsumen terhadapat
produk yang diinginkan adalah metode Quality Function Deployment (QFD). QFD (Quality
Function Development) adalah metode perencanaan dan pengembangan produk/jasa secara
terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan
harapan tersebut dan mengevaluasi kemampuan produk/jasa secara sistematik untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan tersebut (Ariani, 2004). Penggunaan metode ini diharapkan akan
menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan dan keinginan konsumen. Hasil dari
implementasi QFD akan menghasilkan suatu rumah mutu (House of Quality/HOQ) yang akan
menyediakan informasi dalam pengembangan produk. Alat analisis ini diharapkan dapat
mejembatani proses peningkatan kualitas produk berdasarkan aspek bauran pemasaran dengan
selera pasar. Kerangka rumah kualitas QFD dapat dilihat pada Gambar 1. House of Quality:
Pembuatan QFD tidak hanya untuk menunjukkan spesifikasi produk yang harus dipenuhi namun
juga menunjukkan analisa pesaing pasar dengan membandingkan beberapa kompetitor dengan
produk kita. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan QFD yaitu:
3
1. Voice of Customer
Berikut merupakan hasil pengumpulan voice of customer dari beberapa atribut yang
dibutuhkan untuk membuat hand sanitaizer otomatis beserta customer importance yang diperoleh
melalui kuesioner.
4
Pada QFD yang akan dibangun akan menampilkan hubungan antara Customer requirement
dengan Functional requirement. Functional requirement dibuat untuk menjawab dan memberikan
solusi terhadap keluhan, kritik dan saran dari customer guna meningkatkan pembuatan produk
pandemi yaitu Handsanitaizer otomatis.
Functional requirement yang dapat dilakukan untuk memberikan solusi atau menjawab
kebutuhan konsumen (customer requirement) guna meningkatkan kebutuhan akan produk
pandemi yaitu Hand sanitaizer otomatis adalah:
1. Fitur Sensor
Dengan menggunakan teknologi sensor maka akan mengurangi kontak secara langsung
seperti menekan tombol saat menggunakan hand sanitizer sehingga pengguna akan merasa
lebih aman dan nyaman. Teknologi sensor tersebut menjadikan pernggunaan hand sanitizer
lebih praktis. Sehingga dengan begitu, akan meminimalisir sentuhan.
2. Ukuran
Ukuran hand sanitizer otomatis disesuaikan untuk tempat atau area yang minimalis terkhusus
di area ATM. Ukuran hand sanitizer otomatis juga akan mempengaruhi berat dan kapasitas.
3. Portable
Dengan menyesuaikan desain hand sanitizer otomatis yang minimalis maka akan
mempermudah pengguna untuk memindahkan atau meletakkan serta membawa hand
sanitizer otomatis kemana saja.
4. Bahan Baku kuat & Ringan
5
Dengan membuat bahan baku yang kuat maka akan meningkatkan daya tahan hand sanitizer
otomatis. Bahan baku yang diharapkan tidak mudah pecah dan dapat diletakkan di luar
maupun dalam ruangan. Selain bahan baku yang kuat, berat dari bahan baku juga perlu
diperhatikan. Dalam hal ini bahan baku tersebut kuat dan ringan.
5. Sistem Bongkar Pasang
Sistem bongkar pasang menjadikan beberapa bagian dapat di lepaskan dan di pasang
kembali. Dengan sistem bongkar pasang akan mempermudah melakukan isi ulang,
membersihkan maupun memperbaiki hand sanitizer otomatis.
6. Bermotif & Bewarna
Tampilan hand sanitizer otomatis yang menarik didukung dengan motif dan warna yang
bervariasi. Tampilan hand sanitizer otomatis akan meningkatkan nilai estetika dan daya tarik
pengguna.
7. Label merk/ barcode
Label merk/barcode dibuat sebagai penanda khusus yang memberikan informasi agar
pengguna mengetahui hand sanitizer otomatis. Hal ini perlu diperhatikan agar pengguna
tidak salah pengertian tentang penggunaan hand sanitizer otomatis tersebut.
8. Berbentuk semi balok tanpa tutup
Hand sanitazier otomatis memiliki wadah penampungan yang bertujuan untuk menampung
tetesan cairan dari hand saitaizer yang digunakan oleh pengguna. Dimana, bentuk dan model
yang digunakan adalah semi balok tanpa tutup dengan alasan lebih mudah dalam proses
pembuatan, memiliki kapasitas yang baik, dan dapat dengan mudah untuk dioperasikan.
9. Berbentuk Tabung
Hand sanitaizer memiliki pipa kecil berbentuk tabung yang digunakan sebagai penyalur
aliran dari cairan hand sanitazier, agar dapat keluar dengan maksimal dan sesuai dengan
sasaran sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna.
10. Willingness to pay
Harga yang ditetapkan pada hand sanitaizer otomatis berdasarkan pada kemuaan dan
keinginan membeli konsumen terhadap alat kesehatan atau pelindung diri yang dibutuhkan
pada masa Pandemin Covid-19 ini. Dengan begitu, diharapkan hand sanitaizer dapat
memenuhi kebutuhan konsumen.
6
Gambar 3. 2 Matriks Hubungan antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik
Berikut adalah keterangan matriks Hubungan antara customer requirement dan Functional
requirement:
Tabel 3. 3 Hubungan antara Customer Requirements dengan Design Characteristics
Customer Requirement Functional Requirement Hubungan
A.1 Mudah digunakan B1 Fitur Sensor Kuat
B3 Portable Kuat
B5 Sistem Bongkar Pasang Sedang
B9 Bentuk Tabung Lemah
A.2 Mudah ditempatkan dimana saja B2 Ukuran Kuat
B3 Portable Kuat
B4 Bahan baku kuat & Ringan Sedang
A.3 Mudah dibawa kemana saja B2 Ukuran Kuat
B3 Portable Kuat
B4 Bahan baku kuat & Ringan Kuat
A.4 Tahan lama B4 Bahan baku kuat & Ringan Kuat
A.5 Mudah diisi ulang B5 Sistem Bongkar Pasang Kuat
B9 Berbentuk Tabung Sedang
A.6 Mudah dibersihkan B2 Ukuran Lemah
7
B5 Sistem Bongkar Pasang Kuat
Berbentuk semi balok tanpa
B8 tutup Sedang
B9 Berbentuk Tabung Kuat
A.7 Mudah diperbaiki B2 Ukuran Lemah
B5 Sistem Bongkar Pasang Kuat
Berbentuk semi balok tanpa
B8 tutup Sedang
B9 Berbentuk Tabung Kuat
A.8 Kemasan menarik B1 Fitur Sensor Lemah
B3 Portable Lemah
B6 Bermotif & Bewarna Kuat
B7 Label merk/barcode Sedang
B9 Berbentuk tabung Kuat
A.9 Informatif B7 Label merk/barcode Kuat
A.1
Meminimalisir sentuhan
0 B1 Fitur Sensor Kuat
A.1
Memiliki wadah penampung
1 B2 Ukuran Sedang
B5 Sistem Bongkar Pasang Sedang
Berbentuk semi balok tanpa
B8 tutup Kuat
A.1
Memiliki saluran penyemprot
2 B1 Fitur Sensor Kuat
Berbentuk semi balok tanpa
B8 tutup Lemah
B9 Berbentuk tabung Kuat
A.1 B1
Memiliki harga ekonomis
3 0 Willingness to pay Kuat
Keterangan:
Pada matriks terlampir menunjukkan bahwa setiap persyaratan teknis dapat mempengaruhi lebih
dari satu persyaratan pelanggan begitupun sebaliknya dengan kondisi sebagai berikut:
Kotak kosong menunjukkan bahwa hubungan kedua persyaratan tersebut tidak ada, kotak
kosong tersebut bernilai 0.
8
Tujuan penyusunan matriks untuk mengidentifikasi beberapa persyaratan teknis yang salin
mendukung atau memiliki hubungan yang kuat, hubungan yang lemah, dan tidak berhubungan
sama sekali.
Pada gambar menunjukkan matriks hubungan antara atribut persyaratan teknis yang dibuat
dalam simbol-simbol berikut:
+: Simbol ini menunjukkan hubungan antar respon teknis yang searah dan kuat, artinya
memiliki hubungan linear karena jika salah satu respon teknis mengalami peningkatan atau
penurunan maka akan berpengaruh pada peningkatan atau penurunan respon teknis lainnya.
-: Simbol ini menunjukkan hubungan antar respon teknis yang lemah dan tidak searah,
artinya jika salah satu respon teknis mengalami peningkatan atau penurunan maka akan
berdampak kuat pada penurunan atatu penurunan respon teknis lainnya.
3. 4. Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengukuran dari kualitas kebijakan produk, program, strategi,
dan lainnya, untuk memberikan wawasan yang diperlukan untuk membantu manajemen dalam
memahami proses dan produknya baik dengan cara membandingkannya dengan industri serupa
ataupun yang berbeda. Berikut adalah hasil benchmarking dari produk yang akan dikembangkan
9
dengan produk serupa dengan menggunakan skala likert dengan skala 1 (tidak baik) hingga 5
(sangat baik).
10
3. 5. Kesimpulan
Dengan analisis Quality Function Development dapat diketahui atribut apa saja yang sangat
memerlukan perhatian untuk diperbaiki dan diperbaharui untuk menciptakan tingkat kualitas
produk yang tinggi. Hasil pengolahan data dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa
produk memiliki customer requirement yang disesuaikan dengan hasil kuesioner yang didapat.
Dari hasil analisa QFD diperoleh variable yang paling penting dalam setiap proses pembuatan
seperti:
1. Terdapat 13 hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan produk, diantaranya: Memiliki
saluran penyemprot (penting) ,Memiliki wadah penampung (penting), Informatif (Sangat
penting), Meminimalisir sentuhan (sangat penting), Mudah ditempatkan dimana saja (sangat
penting), Mudah dibawa kemana saja (penting), Tahan lama (penting), Mudah dibersihkan
(penting), Mudah diisi ulang (penting), Mudah diperbaiki (penting), Kemasan menarik
(penting), Mudah digunakan (sangat penting) dan Memiliki harga ekonomis (sangat penting)
2. Hand sanitizer otomatis dirancang dengan fitur sensor untuk meminimalisir sentuhan saat
menggunakan hand sanitizer, hand sanitizer otomatis didesain dengan ukuran minimalis
sehingga bisa diletakkan khususnya di area bank seperti ATM, Bahan baku yang digunakan
kuat dan ringan sehingga mendukung untuk dapat dibawa kemana saja (portable), Selain itu
dilengkapi dengan sistem bongkar pasang pada beberapa bagian untuk mempermudah
melakukan pengisian ulang, membersihkan, dan memperbaiki, Untuk meningkatkan estetika
maka ditambahkan motif dan warna yg bervariasi serta di tambahkan label merk/barcode
sebagai media informasi. Produk ini juga diharapkan dapat menjawab kebutuhan konsumen
akan produk handsanitizer otomatis dengan harga yang sesuai dengan kemauan membeli
produk yang mereka butuhkan. Hand sanitizer otomatis didesain dengan ukuran minimalis
sehingga bisa diletakkan khususnya di area bank seperti ATM, berbentuk tabung dan
mempunyai wadah penampung untuk menampung tetesan hand sanitizer yang keluar saat
digunakan
11