Anda di halaman 1dari 2

SOAL

4. Tap MPR IX/2001 dikaitin sama IP4T. Jangan cuma perhatiin isinya, tapi substansinya juga
(kalo bisa memuat juga kenapa Tap MPR ini punya peran penting terkait IP4T padahal UUPA
udh memuat itu.
JAWABAN
Tap MPR IX/2001 adalah peraturan yang berisi tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam. Peraturan ini memiliki kaitan yang erat dengan IP4T (Inventarisasi
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah) karena peraturan ini
mensyaratkan adanya keadilan ekologis dalam tata kelola tanah, termasuk IP4T.
Peraturan ini penting dalam konteks IP4T karena peraturan ini memandu bagaimana tanah
dikelola dan digunakan, serta bagaimana hak atas tanah diberikan dan dipertahankan. Dalam
konteks ini, IP4T menjadi alat penting untuk memastikan bahwa tanah dikelola dan digunakan
dengan cara yang adil dan berkelanjutan.
Menurut studi, keadilan ekologis termasuk dalam hukum IP4T, sebagaimana dinyatakan dalam
TAP MPR IX/2001, serta dalam Peraturan Pemerintah No. 16 tentang Rencana Tata Ruang.
Menurut Pasal 23 Peraturan Pemerintah No. 16/2004, peta IP4T harus diperhitungkan untuk
semua perencanaan spasial dan regional.
Meski UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) sudah memuat tentang pengaturan tanah, TAP
MPR IX/2001 memiliki peran penting karena mencakup aspek-aspek yang lebih luas dan
mendalam, termasuk pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam secara umum, yang
tentunya melibatkan IP4T
Tahun 2001 para aktivis gerakan agraria dan gerakan lingkungan berhasil memasukkan agenda
pembaruan agraria dan pengelolaan sumberdaya alam sebagai kebijakan resmi negara (TAP
MPR RI No IX/MPRRI/2001). Meski keberhasilan ini disikapi berbeda-beda oleh kalangan
organisasinon pemerintah namun kebijakan ini merupakan tonggak bersejarah, karena
membentuk rute selanjutnya dari agenda reforma agraria, baik yang diusung oleh badan-badan
negara,maupun organisasi-organisasi gerakan agraria (Fauzi 2007).
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IX/MPR/2001 ini ditetapkan dengan
pertimbangan
a. bahwa sumber daya agraria/ sumber daya alam meliputi bumi, air, ruang angkasa dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sebagai Rahmat Tuhan Yang Maha Esa kepada
bangsa Indonesia, merupakan kekayaan nasional yang wajib disyukuri. Oleh karena itu harus
dikelola dan dimanfaatkan secara optimal bagi generasi sekarang dan generasi mendatang
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur;
b. bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia mempunyai tugas
konstitusional untuk menetapkan arah dan dasar bagi pembangunan nasional yang dapat
menjawab berbagai persoalan kemiskinan, ketimpangan dan ketidakadilan sosial-ekonomi
rakyat serta kerusakan sumber daya alam;
c. bahwa pengelolaan sumber daya agraria/sumber daya alam yang berlangsung selama ini telah
menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, ketimpangan struktur penguasaan pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatannya serta menimbulkan berbagai konflik;
d. bahwa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
agraria/ sumber daya alam saling tumpang tindih dan bertentangan;
e. bahwa pengelolaan sumber daya agraria/sumber daya alam yang adil, berkelanjutan, dan
ramah lingkungan harus dilakukan dengan cara terkoordinasi, terpadu dan menampung
dinamika, aspirasi dan peran serta masyarakat serta menyelesaikan konflik;
f. bahwa untuk mewujudkan citacita luhur bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diperlukan
komitmen politik yang sungguh-sungguh untuk memberikan dasar dan arah bagi pembaruan
agraria dan pengelolaan sumber daya alam yang adil, berkelanjutan dan ramah lingkungan;
g. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d, e,
dan f perlu adanya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang Pembaruan Agraria
dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

Anda mungkin juga menyukai