Anda di halaman 1dari 11

TANPA ROKOK

ITU KEREN
MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

TEMA: BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA


TOPIK : ROKOK
FASE : D
SEKOLAH: SMP NEGERI 2 SOMPAK

PENYUSUN : WELI SERAPANI M, S.Pd


TUJUAN

"Rangkaian kegiatan pada modul ini bertujuan untuk membangun


kesadaran peserta didik pada bahaya merokok. Melalui modul ini
pula, mereka akan mengembangkan pengendalian dan disiplin diri
untuk menjaga kesehatan fisik dan mental tanpa rokok."

DESKRIPSI PROJEK

Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey, Riset Kesehatan


Dasar (Riskesdas) dan Pusat Informasi Racun Nasional (Sikernas)
BPOM, diklaim tiga dari empat orang mulai merokok sebelum usia 20
tahun. Prevalensi perokok anak terus meningkat setiap tahunnya,
tahun 2013 prevalensi perokok anak meningkat menjadi 7,20% dan
tahun 2016 meningkat menjadi 8,80%, tahun 2018 menjadi 9,10%,
tahun 2019 menjadi 10,70%. Jika dibiarkan, prevalensi perokok anak
akan meningkat menjadi 16% pada tahun 2030

Merokok di usia remaja menjadi permasalahan besar di Indonesia.


Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menekan jumlah perokok
remaja, yaitu dengan mengembangkan pengendalian diri dan
membangun kesadaran hidup sehat. Melalui modul ini, peserta didik
akan diajak untuk mengidentifikasi kandungan dalam berbagai jenis
rokok, mencari tahu dampaknya pada kesehatan tubuh dari pakar
kesehatan dan riset mandiri, serta mengajak orang di sekitar untuk
hidup sehat tanpa rokok.
DIMENSI, ELEMEN, DAN SUB-ELEMEN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Dimensi P5 Elemen Sub-elemen P5 Target pencapaian di akhir fase D
Beriman, Beriman, Akhlak pribadi Mengidentifikasi pentingnya
Bertakwa Bertakwa Kepada menjaga keseimbangan kesehatan
Kepada Tuhan Tuhan Yang Maha jasmani, mental, dan rohani serta
Yang Maha Esa, Esa, dan berupaya menyeimbangkan
dan Berakhlak Berakhlak Mulia aktivitas fisik dan sosial.
Mulia
Bernalar kritis Memperoleh dan Mengidentifikasi, Menghubungkan gagasan yang
memproses mengklasifikasikan, dimiliki dengan informasi atau
informasi dan dan mengolah gagasan baru serta mengolah
gagasan informasi dan informasi dan gagasan kemudian
gagasan memprioritaskan gagasan tertentu
Kreatif Menghasilkan karya dan tindakan yang Menghasilkan karya dan tindakan
orisinil berdasarkan hasil pemikiran dan
gagasannya sendiri.
ALUR KEGIATAN

PENGENALAN

1. Fasilitator membuka pembelajaran dengan memberikan gambaran projek dan


tujuan projek yang akan dilakukan
2. Fasilitator dan peserta didik berbagi cerita hal yang berkaitan dengan rokok yang
ada di sekitar mereka. (contoh: dampak rokok bagi kesehatan, bagaimana
perasaan mereka saat berada di sekitar perokok?)
3. Peserta didik secara individu di minta untuk mencari tahu tentang rokok di
rumah melalui berbagai sumber (internet, buku, poster dsb) dan melakukan
pengamatan serta survey pada perokok yang ada di sekitar tempat tinggal mereka
(LKPD terlampir)

kontekstualisasi

1. Pada tahap ini peserta didik secara individu:


• Mencari informasi tentang zat-zat yang terkandung di dalam rokok serta
dampak rokok bagi kesehatan baik bagi perokok aktif maupun perokok
pasif.
• melakukan survey terhadap perokok yang ada di lingkungan tempat
tinggal mereka
2. Peserta didik dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
3. fasilitator membimbing peserta didik dalam kelompok untuk berbagi cerita
informasi tentang rokok yang telah dicari dan hasil survey yang telah dilakukan
(fasilitator mengingatkan Peserta didik mengenai batasan-batasan publikasi hasil
survei, seperti data pribadi subjek, identitas nama, dan lokasi spesifik dapat
disamarkan untuk menghindari tindakan yang dapat mencoreng nama baik pribadi
atau golongan)
4. setiap kelompok membuat laporan tentang hasil survey ( bisa dalam bentuk
ringkasan, tabel/ grafik/mind mapping dsb)
aksi

1. Pada tahap ini setiap kelompok di minta untuk merancang dan membuat kampanye anti
rokok bisa dengan berbagai media sosial, atau membuat slogan/poster
2. Setiap kelompok menyampaikan hasil kampanye yang dibuat.
(kampanye dapat di lakukan di kelas sendiri maupun di kelas-kelas lain atau media sosial)

refleksi

Refleksi kepada diri sendiri terkait rokok. Bagi peserta didik yang sudah pernah merokok refleksi
mengenai cara berhenti merokok dan bagi peserta yang belum pernah merokok merefleksi agar
menghindari pengaruh untuk merokok

Pakumbang, 26 Februari 2024

Mengetahui Koordinator/Penyusun Modul


Kepala SMP Negeri 2 Sompak

Jamaludin, S.Pd Weli Serapani Malawasi, S.Pd


NIP. 19730415 200312 1 005 NIP. 19920810 202012 2 014
Rubric penilaian

Dimensi/sub-elemen Kriteria penilaian Sedang Berkembang Sangat catatan


berkembang sesuai berkembang
harapan
Berpikir 1. Kemampuan
kritis/Memperoleh dan mencari, memilih dan
memproses informasi dan memprioritaskan
gagasan sumber
data/informasi.

2. Kemampuan
menghubungkan
berbagai
data/informasi dan
menyimpulkan
secara logis.
Beriman, Bertakwa Kepada 1. Pemahaman yang
Tuhan Yang Maha Esa, dan tepat terkait menjaga
berakhlak Mulia/akhlak diri sendiri.
mulia
2. Semangat dan
konsisten dalam
melakukan hal positif
agar tidak
terpengaruh rokok
Kreatif/Menghasilkan 1. Kemampuan
karya dan tindakan yang menyatukan berbagai
orisinil ide kampanye yang
dapat dilakukan,
orisinil dan efektif.

2. Menghasilkan
karya dan tindakan
yang orisinil
berdasarkan
permasalahan yang
ada
MATERI

Produk Tembakau Alternatif adalah istilah payung yang digunakan untuk produk tembakau yang tidak
dibakar tapi memberikan sensasi yang mirip dengan merokok.[1] Berbeda dengan rokok yang dikonsumsi
dengan cara dibakar, produk tembakau alternatif dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, seperti dikunyah,
ditempel, dan dipanaskan. Proses yang tidak melewati proses pembakaran ini mengeliminasi kandungan
senyawa kimia berbahaya, seperti TAR, yang terbentuk dari hasil pembakaran,[2] sehingga produk tembakau
alternatif memiliki risiko kesehatan hingga 95% lebih rendah daripada rokok.[3]
Pakar-pakar kesehatan internasional menganggap produk tembakau alternatif sebagai inovasi kesehatan
terpenting karena dapat secara efektif menekan risiko penggunaan rokok yang dikonsumsi dengan cara
dibakar.[4] 6,1 juta perokok di Uni Eropa telah menggunakan produk tembakau alternatif sebagai sebagai
medium untuk berhenti merokok, dan 1,5 juta perokok di Inggris telah berhasil berhenti merokok dengan
menggunakan metode tersebut.[5] Di Amerika Serikat, studi yang dipimpin oleh pakar onkologi Prof. David
Theodore Levy menemukan bahwa 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini jika
berpindah ke produk tembakau alternatif.[6] Bahkan jika seluruh perokok mau berpindah ke produk
tembakau alternatif, diperkirakan total 86,7 juta jiwa dapat terselamatkan dari kematian.[7]
Produk tembakau alternatif sendiri harus memenuhi tiga kriteria, yaitu memiliki tingkat bahaya yang minim,
tetap punya daya tarik, dan bisa memberikan rasa nikotin yang memuaskan.[8] Dengan begitu, produk
tembakau alternatif dapat memenuhi rasa candu para perokok namun dengan risiko kesehatan yang lebih
rendah.

Jenis-Jenis Produk Tembakau Alternatif


Berdasarkan bentuk dan cara pakainya, Produk tembakau alternatif dapat dibedakan menjadi enam jenis.
1. Tembakau Kunyah
Tembakau kunyah atau yang juga dikenal sebagai tembakau sugi di Indonesia biasanya berbentuk produk
kemasan atau daun tembakau lepas yang dikompres menjadi bentuk kecil. Tembakau kunyah dapat
berbentuk seperti batu bata yang disebut plug atau dijalin seperti kepangan yang disebut sebagai twist.
Dalam pemakaiannya, tembakau kunyah ditempelkan di antara pipi dan gusi,[9] untuk kemudian dikunyah
secara mekanis agar rasa dan nikotinnya terasa. Tembakau kunyah biasanya dikemas dalam kaleng tipis,
dan diberi tambahan gula atau perasa tertentu seperti daun mint. Namun, tembakau kunyah dalam kaleng
seperti ini masih jarang ditemukan di Indonesia. Salah satu sumber terbesar tembakau kunyah adalah daun
tembakau dari Virginia.[10]
2. Tembakau Isap
Tembakau isap adalah produk tembakau alternatif yang berbentuk bubuk. Tembakau digiling, difermentasi,
dan diberi tambahan rasa sebelum akhirnya dikemas dalam kaleng dan diedarkan. Produk tembakau
alternatif ini dapat langsung dihisap oleh hidung setelah diambil dengan tangan, atau dikonsumsi
menggunakan alat khusus seperti sendok kecil untuk mengambil bubuk. Di luar negeri, tembakau isap
dikenal sebagai snuff atau nasal snuff.[11]
3. Tembakau Tempel
Tembakau tempel atau snus sebenarnya juga berbentuk bubuk seperti tembakau isap. Namun bedanya,
bubuk tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong kecil seperti teh celup. Tembakau tempel
dikonsumsi dengan cara disimpan di bawah bibir hingga menempel pada gusi bagian atas. Tembakau tempel
ini sangat populer di Swedia.[12]
4. Dissolvable Tobacco
Dissolvable tobacco adalah jenis produk tembakau alternatif yang larut di mulut. Ia tak perlu dikunyah
seperti tembakau kunyah, dan tidak meninggalkan residu kantong kecil seperti tembakau tempel. Produk
tembakau alternatif jenis ini memiliki berbagai bentuk yang berbeda mulai dari stik hingga pil, sehingga
penggunanya dapat memilih bentuk yang paling nyaman dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu,
produk tembakau alternatif ini juga umumnya memiliki varian rasa seperti mint.[13]
5. Rokok Elektrik
Rokok elektrik adalah inovasi dari bentuk rokok konvensional menjadi rokok modern dan dipasarkan
dengan banyak nama, di antaranya rokok elektronik, ecigarro, electro-smoke, green-cig, dan
smartsmoker.[14] Rokok elektrik telah menjadi produk tembakau alternatif yang paling dikenal di Indonesia,
dan akrab disebut sebagai vape. Rokok elektrik memiliki tiga komponen utama yaitu baterai, elemen
pemanas, dan tabung berisi cairan. Cairan inilah yang mengandung nikotin, serta propilen glikol atau gliserin
dan penambah rasa. Rokok elektrik dianggap lebih tidak berbahaya karena cairan yang masuk ke dalamnya
tidak dibakar, namun dipanaskan.[15] Di Indonesia, rokok elektrik tersedia dalam tiga tipe berbeda.
5.1. Tipe Pen
Sesuai dengan namanya, rokok elektrik ini berbentuk seperti pulpen dan merupakan rokok elektrik terkecil
sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Rokok elektrik tipe pen menghasilkan uap dengan cara
memanaskan cairan di dalamnya, dan memiliki dua jenis elemen pemanas. Yang pertama adalah atomizer,
yang diposisikan berdekatan dengan tank tempat cairan. Atomizer harus diganti jika panas yang dihasilkan
sudah berkurang kualitasnya dan membuat rasa rokok elektrik menjadi tidak enak lagi. Yang kedua adalah
cartomizer, sebuah kombinasi dari cartridge dan atomizer. Pada pengaturan ini, komponen yang dipanaskan
bersentuhan langsung dengan elemen pemanas.[16]
5.2 Tipe Portable
Rokok elektrik tipe portable atau dikenal juga sebagai handheld vaporizer memiliki bentuk dan ukuran yang
lebih besar dari rokok elektrik tipe pen. Meski begitu, rokok elektrik tipe ini masih bisa dimasukkan ke
dalam kantong dan dibawa ke mana-mana. Rokok elektrik tipe ini juga mempunyai komponen elemen
pemanas dan baterai, namun tanpa kontak langsung antara cairan dengan elemen pemanas. Sehingga, rokok
elektrik tipe portable menghasilkan rasa yang lebih baik dan asap yang lebih sedikit. Rokok elektrik tipe ini
merupakan tipe yang umum kita lihat digunakan oleh sebagian besar vapers atau pengguna vape di
Indonesia.[17]
5.3 Tipe Desktop
Rokok elektrik tipe desktop biasanya berukuran lebih besar dan tak dapat dibawa ke mana-mana.
Sebaliknya, ia hanya dapat digunakan di rumah atau di satu tempat serta harus ditempatkan di permukaan
datar dengan pasokan energi yang konstan agar dapat berfungsi dengan baik. Sebagai gantinya, rokok
elektrik tipe desktop menghasilkan panas yang maksimal, rasa yang lebih tajam, dan uap yang lebih
banyak.[18]
6. Produk Tembakau Dipanaskan-Bukan-Dibakar
Produk tembakau dipanaskan-bukan-dibakar atau heat-not-burn adalah alat elektronik yang memanaskan
tembakau dan bukan membakarnya seperti rokok konvensional pada umumnya. Sistem dipanaskan-bukan-
dibakar biasanya meliputi sebuah charger atau alat pengisi baterai, holder atau tempat untuk meletakkan
tembakau, serta tembakau berbentuk tongkat, plug, atau kapsul. Tembakau yang dimasukkan ke dalam
tempat yang tersedia akan dipanaskan dengan elemen pemanas yang terkontrol. Produk jenis ini terkadang
juga memiliki varian yang menghasilkan uap dari sumber non-tembakau dan kemudian menyaringnya
melalui plug tembakau untuk memberi kandungan nikotin. Produk tembakau dipanaskan-bukan-dibakar
menghasilkan aerosol dengan bahan kimia berbahaya yang lebih sedikit dibandingkan asap rokok.[19]
Risiko Kesehatan Produk Tembakau Alternatif
Secara umum, produk tembakau alternatif dianggap memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada
rokok. Public Health England menyatakan bahwa rokok elektrik dan produk tembakau alternatif lainnya 95
persen lebih tidak berbahaya dibandingkan rokok.[20] Sementara hasil penelitian di Rusia menyatakan bahwa
produk tembakau alternatif memiliki pengurangan rata-rata 90 persen bahan kimia berbahaya dari rokok,
dan penelitian di Jerman menyatakan bahwa produk tembakau alternatif 80-90 persen lebih rendah risiko
daripada rokok.[21] Kesimpulan serupa juga dinyatakan sebagai hasil dari Global Forum on Nicotine 2018
di Warsaw, Polandia. Para peneliti dari 20 negara yang hadir dalam forum tersebut sepakat bahwa produk
tembakau alternatif mengeliminasi komponen atau zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran rokok,
sehingga memiliki potensi risiko kesehatan yang jauh lebih rendah.[22]
Tak hanya itu, American Cancer Society (ACS) atau Komunitas Kanker Amerika juga secara resmi
menyatakan bahwa produk tembakau alternatif patut dipertimbangkan menjadi salah satu cara untuk
mengurangi potensi risiko kesehatan akibat rokok. Menurut ACS, produk tembakau alternatif memiliki
potensi untuk mengurangi risiko kanker yang dipicu rokok secara signifikan.[23] Ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Polosa R. dan rekan-rekannya pada tahun 2016. Menurut penelitian itu, orang-orang
yang mengganti rokok mereka dengan rokok elektrik memiliki kondisi paru-paru yang lebih baik dan lebih
sedikit terjangkit penyakit asma.[24]
Di Indonesia sendiri, telah dilakukan penelitian independen pada pengguna rokok elektrik oleh Yayasan
Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP). Penelitian ini memeriksa kondisi kesehatan mulut dari kelompok
bukan perokok, perokok aktif, dan konsumen rokok elektrik. Hasilnya, ditemukan bahwa perokok aktif
memiliki lebih banyak inti sel yang melapisi pipi bagian dalam pada dinding mulut dibandingkan pengguna
rokok elektrik dan mereka yang bukan perokok. Artinya, perokok aktif memiliki kecenderungan untuk
mengalami ketidakstabilan sel yang dapat mengakibatkan dysplasia (kondisi perubahan abnormal) pada
dinding mulut yang lebih tinggi.[25]

Regulasi Produk Tembakau Alternatif


1. Internasional
Berdasarkan Laporan Status Global Pengurangan Bahaya Tembakau 2018, sejauh ini tercatat 62 negara
yang telah menerapkan peraturan bagi produk tembakau alternatif. 62 negara itu mencakup Amerika Serikat,
Inggris, Jepang, Kanada, dan Korea Selatan.[26] Tercatat bahwa negara-negara tersebut telah berhasil
membuat gebrakan mengatasi permasalahan rokok dengan kontribusi produk tembakau alternatif. Jepang
telah menurunkan angka perokok hingga 27 persen dalam dua tahun terakhir berkat penggunaan produk
tembakau alternatif. Sementara penggunaan tembakau tempel atau snus berhasil menurunkan jumlah
perokok hingga 10 persen di Norwegia dan menjadikan Swedia negara dengan tingkat penyakit berbahaya
terkait rokok paling rendah di Uni Eropa. Di Inggris, rokok elektrik berkontribusi terhadap penurunan
jumlah perokok aktif sebanyak 5 persen dalam 6 tahun.[27]
2. Indonesia
Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang melegalkan produk tembakau alternatif. Regulasi
produk tembakau alternatif di Indonesia diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 146/010/2017
mengenai tarif cukai tembakau,[28] PMK No.66/PMK.04/2018 tentang tata cara pemberian, pembekuan, dan
pencabutan nomor pokok pengusaha barang kena cukai,[29] PMK No.67/PMK.04/2018 tentang perdagangan
barang kena cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai atau pembubuhan tanda
pelunasan cukai lainnya,[30] serta PMK No.68/PMK.04/2018 tentang pelunasan cukai.[31] Pada tanggal 18
Juli 2018, Bea Cukai menyerahkan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) perdana pada
pengusaha produk tembakau alternatif. Acara penyerahan ini dihadiri oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan dan menandai bahwa berbagai produk tembakau alternatif telah
diakui keabsahannya oleh Pemerintah Indonesia.[32]
Meski begitu, berbagai pihak terus mendorong pemerintah untuk mengatur produk tembakau alternatif
secara khusus atau terpisah dari produk tembakau konvensional seperti rokok. Cukai senilai 57 persen dinilai
terlalu tinggi. Cukai yang tinggi ini dianggap sebagai bukti bahwa pemerintah Indonesia masih menganggap
produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang sama tingginya dengan rokok konvensional.[33]
Pendekatan Pengurangan Risiko
Pendekatan Pengurangan Risiko atau Harm Reduction Approach adalah sebuah pendekatan yang
mengedepankan solusi alternatif agar pelaku gaya hidup tidak sehat dapat lebih mudah beralih dari
kebiasaannya. Pendekatan ini mengedepankan kenyamanan dan kemudahan agar lebih mudah diterima oleh
pelaku dengan tetap mempertimbangkan kepuasan dan kebiasaan gaya hidup tidak sehat. Pendekatan ini
juga didukung oleh berbagai kajian ilmiah dalam memberikan solusi alternatif dengan risiko kesehatan yang
lebih rendah.[34]
1. Pengurangan Risiko Tembakau
Pengurangan Risiko Tembakau atau Tobacco Harm Reduction adalah sebuah bentuk aplikasi dari
Pendekatan Pengurangan Risiko. Langkah ini dilakukan berbagai negara dan lembaga masyarakat dalam
usaha untuk mengurangi jumlah perokok aktif serta risiko kesehatan yang berhubungan dengan rokok,
dengan produk tembakau alternatif sebagai komponen utama.[35]
Selama ini, berbagai cara telah dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok mulai dari kampanye
kesehatan, aturan pajak yang memberatkan perokok, dan metode “cold turkey” atau berhenti secara total.
Namun, hasilnya tidak efektif dan adiksi terhadap nikotin mendorong perokok aktif untuk terus kembali
merokok.[36] Maka, Pengurangan Risiko Tembakau hadir sebagai solusi yang dapat menekan jumlah
perokok karena perokok dapat tetap mendapatkan asupan nikotin, namun dengan risiko kesehatan yang jauh
lebih rendah[37] karena produk tembakau alternatif bebas dari TAR yang terkandung dalam asap hasil
pembarakan rokok.[38]
Untuk melaksanakan pengurangan risiko tembakau secara efektif, tentunya dibutuhkan edukasi yang
menyeluruh agar masyarakat memahami perbedaan risiko produk tembakau alternatif dengan rokok
konvensional. Selain itu, diperlukan pula dukungan pemerintah dalam bentuk rancangan regulasi, kebijakan,
dan intervensi yang terkoordinasi.[39]
Lembar Kerja Peserta Didik
1. Carilah informasi tentang zat-zat yang terkandung dalam rokok, dan dampak rokok
bagi kesehatan baik bagi perokok aktif dan perokok pasif

2. Survey perokok

Nama:
Kelas :
Tanggal wawancara:

1. Sejak usia berapa anda merokok?


2. Sudah berapa lama anda merokok?
3. Mengapa anda merokok?
4. Berapa batang rokok yang dihabiskan dalam sehari?
5. Apakah anda pernah mengalami gangguan penyakit akibat merokok?
6. Apakah anda ingin berhenti merokok? Jika iya, upaya apa saja yang telah dilakukan?

Anda mungkin juga menyukai