Anda di halaman 1dari 20

MODUL AJAR

PENDIDIKAN PANCASILA
FASE : E / KELAS : X

DISUSUN OLEH:
SAKMAH, S.Pd
NIP. 19881231 202221 2 028

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 SAKRA
Jalan Soekarno-Hatta Sakra  83671 Lotim NTB
Website : www.smansasak.sch.id email : infosmansasak@gmail.com

2023-2024
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA FASE E

A. Informasi umum

1. Identitas Modul

Penyusun SAKMAH, S.Pd Kelas/ Fase X SMA / E

Asal Sekolah SMAN 1 Sakra Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila

Tahun 2023-2024 Semester Ganjil

Elemen Pancasila Alokasi Waktu 2 x pertemuan

2. Kompetensi Awal
Peserta didik sudah memahami dasar negara Indonesia yaitu Pancasila,
sejarah perumusan Pancasila.
3. Profil Pelajar Pancasila
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia
Siswa memiliki Ahklak beragama yaitu mampu Mengenal dan mencintai
Tuhan Yang Maha Esa
Gotong Royong
Siswa mampu bekerjasama dan berkomunikasi untuk mencapai tujuan
bersama
Bernalar Kritis
Siswa mampu mengajukan pertanyaan, mengidentifikasi, mengklarifikasi
dan mengolah informasi dan gagasan
Kreatif
Siswa dapat menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
4. Sarana Prasarana
Sarana : Laptop, koneksi internet (kuota/wifi), proyektor, speaker,
boardmarker, whiteboard.
Prasarana : Buku Pendidikan Pancasila Kurikulum Sekolah Penggerak
dan sumber lain yang relevan
5. Target Peserta Didik
Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar berjumlah 36 orang
6. Model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
7. Mode Pembelajaran
Tatap Muka (Blended learning)

B. KOMPONEN INTI
1. Capaian Pembelajaran
Pada fase ini, peserta didik mampu Menganalisis cara pandang para
pendiri negara tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara;
menganalisis fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara, ideologi negara, dan identitas nasional; mengenali dan
menggunakan produk dalam negeri sekaligus mempromosikan
budaya lokal dan nasional.

2. Tujuan Pembelajaran
10.1 Peserta didik mampu menganalisis cara pandang para
pendiri bangsa tentang rumusan dan isi Pancasila sebagai
dasar negara.

3. Indikator Tujuan Pembelajaran


1) Menjelaskan nilai-nilai Pancasila dalam perjalanan sejarah Bangsa
Indonesia.
2) Mengidentifikasi pokok-pokok pikiran dalam BPUPKI.
3) Membandingkan Piagam Jakarta dan pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
4) Menganalisis cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan
dan isi Pancasila sebagai dasar negara.

4. Pemahaman Bermakna
Cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi
Pancasila sebagai dasar negara

5. Pertanyaan Pemantik
Siapakah sebenarnya penggali dan perumus Pancasila sebagai dasar
negara? Soekarno atau Moh. Yamin?”
Mengapa perlu di adakan perumusan Pancasila dari berbagai tokoh?
6. Materi Ajar

MATERI AJAR
Sejarah Lahirnya Pancasila

Pancasila terlahir dari suatu pemikiran terdalam, hasil fiosofis peradaban


budaya bangsa yang diwakili para putra bangsa terpilih (Rahmawati, 2019, hlm.
v). Kristalisasi nilai-nilai budaya bangsa ini diambil dari saripati terluhur budaya
asli bangsa Indonesia, tanpa meniru bahkan menoleh budaya bangsa lain.
Dengan bangga dan penuh keyakinan akan kebenarannya, maka Indonesia
menyatakan Dasar negaranya yaitu Pancasila. Semua berdasarkan kebutuhan
dan pandangan hidup yang selama ribuan tahun menjadi bagian dari
peradaban bangsa ini.
Seperti kutipan pidato Moh. Yamin yang merupakan penggagas lahirnya Dasar
Negara Pancasila. Dalam sidang BPUPKI pertama Moh. Yamin menyatakan
“rakjat Indonesia mesti mendapat dasar negara jang berasal dari peradaban
kebangsaan Indonesia; orang timur pulang pulang ke kebudajaan timur,….. kita
tidak berniat lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri luaran. Kita
bangsa Indonesia masuk jang beradab dan kebudajaan kita beribu-ribu tahun
umurnya” (Setyani, 2017, hlm. 10).
Sejarah mencatat bahwa bangsa ini besar karena budaya dan budi pekerti yang
menjadi khas. Maka para pendiri negara ini dalam sidang BPUPKI 29 Mei – 1
Juni 1945, mengusulkan nilai-nilai fundamental bangsa dengan suasana
kebatinan semangat berkobar untuk menjadi negara merdeka, makmur, dan
lestari. Berikut sejarah perumusan nilai Pancasila.
Moh. Yamin
pada tanggal 29 Mei 1945 dengan acara Pembicaraan tentang Dasar Negara
Indonesia, pendiri negara mengajukan kerangka usulan dengan uraian alasan.
Usulan yang diajukan untuk dasar negara adalah (Gischa, 2020)
I. Peri Kebangsaan
II. Peri Kemanusiaan
III. Peri Ke-Tuhanan
IV. Peri Kerakyatan
V. Kesejahteraan Rakyat
Dalam kerangka uraian tentang peri kebangsaan terdapat harapan besar
kepada bangsa Indonesia setelah kemerdekaan, dengan mengungkap sejarah
Nusantara I (masa Sriwijaya), nusantara II (Masa Majapahit), dan harapan
bangsa kini. Terlihat sarat nilai yang menunjukkan bangsa ini akan menjadi
besar tanpa harus meniru namun punya jati diri sehingga menjadi bangsa yang
layak diperhitungkan oleh bangsa lain. Terutama nilai-nilai luhur bangsa
dengan usaha-usaha yang besar.
Prof. Mr. Dr. Soepomo
Soepomo menyampaikan pidatonya dalam Rapat Besar pada tanggal 31 Mei
1945, tentang dasar negara Indonesia Merdeka adalah (Gischa, 2020) :
I. Persatuan
II. Kekeluargaan
III. Keseimbangan lahir dan batin
IV. Musyawarah
V. Keadilan rakyat
Disampaikan pula dalam pidatonya, bahwa negara yang cocok dengan
Indonesia adalah sistim hukum yang bersifat integralistik, dimana seluruh
bangsa dipersatukan dalam suatu cita-cita luhur bangsa, dan negara Indonesia
yang bersatu dan adil, seperti yang termuat dalam Panca Dharma, pasal 2 yang
berbunyi :”kita mendirikan negara Indonesia, yang (makmur, bersatu,
berdaulat) adil”.
Ir. Soekarno
Usulan dasar Negara yang disampaikan oleh Ir. Soekarno dalam Rapat Besar
pada tanggal 1 Juni 1945 adalah sebagai berikut (Gischa, 2020) :
I. Kebangsaan Indonesia
II. Internasionalisme, atau peri kemanusiaan
III. Mufakat, atau Demokrasi
IV. Kesejahteraan Sosial
V. Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam pidatonya yang selalu disambut dengan riuh rendah tepuk tangan dari
para hadirin, Bapak proklamasi memberikan amanat yang begitu berharga
untuk keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia, berikut penggalan akhir
dari pidatonya (Halkis, 2017, hlm. 256) :
…. Jangan mengira bahwa dengan berdirinya Negara Indonesia Merdeka itu
perjoangan kita telah berakhir. Tidak! Bahkan Saya berkata : Di dalam
Indonesia Merdeka itu perjoangan kita harus berjalan terus, hanya lain sifatnya
dengan perjoangan sekarang, lain coraknya. Nanti kita bersama-sama, sebagai
bangsa yang bersatu padu, berjoang terus menyelenggarakan apa yang kita
cita-citakan di dalam Panca Sila……. Jikalau bangsa Indonesia tidak bersatu
dan tidak mentekad mati-matian untuk mencapai merdeka, tidaklah
kemerdekaan itu akan menjadi milik bangsa Indonesia buat selama-lamanya
sampai akhir jaman. Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh
bangsa, yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad “Merdeka, -merdeka atau
mati!”

Piagam Jakarta dan Upaya Kompromi


Pokok-pokok pikiran yang muncul dalam sidang BPUPK itu kemudian dikaji
secara mendalam oleh Panitia Sembilan. Salah satu topik dari sembilan pokok
bahasan yang sangat alot pembahasannya adalah soal hubungan agama dan
negara. Lobi-lobi di antara anggota Panitia Sembilan dilakukan.
Usulan sejumlah anggota untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara
menda- pat sanggahan dari anggota lainnya. Dengan mengacu kepada seluruh
masukan para anggota BPUPK, terutama pidato Soekarno yang secara
gamblang menjelaskan dasar negara, akhirnya disepakatinya rancangan asas
atau dasar Indonesia Merdeka, yang diberi nama oleh Soekarno sebagai
Mukadimah, Moh. Yamin menyebutnya sebagai Piagam Jakarta. Isinya
sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hasil keputusan Panitia Sembilan tersebut kemudian dilaporkan ke
hadapan seluruh anggota BPUPK pada 22 Juni 1945. Karena dianggap telah
menyelesaikan tugasnya, BPUPK dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Agenda
berikutnya adalah me- nyiapkan dan mematangkan serta mengesahkan hal-
hal penting untuk memper- siapkan kemerdekaan Indonesia. Maka pada 9
Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI belum menjalankan tugas, situasi Indonesia semakin memanas
seiring dengan dibomnya Nagasaki dan Hiroshima, sehingga pada 14 Agustus
1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Seiring dengan itu, terjadi kekosongan
kekuasaan, sehingga situasi tersebut dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa
untuk mempercepat kemer- dekaan Indonesia. Akhirnya, Indonesia
diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, 18 Agustus 1945, PPKI
melaksanakan sidang. Dalam sidang inilah, peristiwa penghapusan tujuh kata
dalam Piagam Jakarta terjadi. Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh
penting di balik ide penghapusan tujuh kata tersebut. Alasannya, sejumlah pihak
“keberatan” dengan adanya tujuh kata tersebut sehingga berpotensi terjadi
perpecahan. Diskusi dan lobi-lobi dilakukan kepada sejumlah tokoh yang
selama ini mengusulkan Indonesia berasaskan Islam, seperti Ki Bagus
Hadikusumo dan K.H.A. Wachid Hasjim.
Para tokoh Islam itu berbesar hati dan mendahulukan kepentingan
bersama, yakni menjaga keutuhan bangsa. Mereka pun sepakat dengan
penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta tersebut.
7. Persiapan Pembelajaran
Memperhatikan lingkungan kelas dalam keadaan bersih dan rapi
Memperhatikan keadaan Peserta Didik, pakaian dan atribut pakaian sudah
rapi
Guru menyiapkan bahan tayang PPT materi Pancasila.
Mempersiapkan alat dan bahan lainnya yang diperlukan.

8. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1
No Uraian Kegiatan
1 Pendahuluan (10’) :
1) Membuka dengan salam dan berdo’a (Religius)
2) Mengecek kehadiran siswa, kerapian siswa, kebersihan kelas
dan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
(Disiplin, Tanggung jawab, Peduli lingkungan)
3) Menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda Pancasila”
(Nasionalisme)
4) Menyampaikan topik pembelajaran, tujuan pembelajaran, teknik
penilaian, dan tahapan kegiatan pembelajaran
5) Melakukan apersepsi

2 Inti (70’) :
Menampilkan vidio pembelajaran terkait atau PPT materi Pancasila.

1. Orientasi peserta didik pada masalah


a. Guru bertanya tentang bagaimana perumusan Pancasila
sebagai dasar Negara
b. Peserta didik diminta untuk menjelaskan proses perumusan
Pancasila sebagai dasar Negara
c. Peserta didik diminta untuk membandingkan perumudan
Pancasila dari berbagai Tokoh
d. Peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan tentang
perumusan Pancasila sebagai dasar Negara
e. Guru mendorong peserta didik untuk mempelajari dan
mengumpulkan informasi lain dari berbagai sumber untuk
memahami perumusan Pancasila sebagai dasar Negara
2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok secara
heterogen yang tiap-tiap kelompok berjumlah 4-5 orang.
b. Pilihlah satu tokoh yang menyampaikan pandangannya
mengenai rumusan dasar negara dalam sidang pertama
BPUPK.
c. Carilah informasi mengenai tokoh tersebut dan rumusan dasar
Negara Indonesia Merdeka yang diusulkan serta tanggapan
peserta sidang terhadap usulan tersebut.
d. Untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat, cobalah
mencari dua atau tiga sumber berlainan yang kredibel, seperti
buku, dokumen sejarah, atau situs internet.
e. Susunlah informasi-informasi yang kalian temukan pada kertas
atau menggunakan media PowerPoint. Informasi-informasi
yang kalian tampilkan, antara lain nama tokoh, latar belakang
tokoh, rumusan dasar negara yang diusulkan, dan tanggapan
peserta sidang atas rumusan tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok
a. Guru berkeliling untuk melihat kegiatan yang dilakukan peserta
didik.
b. Guru melihat sampel pekerjaan peserta didik/kelompok dan
diskusi ringan tentang apa yang sudah dilakukan.
c. Guru memberikan bantuan terbatas, apabila ada peserta
didik/kelompok yang mengalami kesulitan.

3 Penutup (10’) :
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan melakukan
refleksi pembelajaran
2) Menyampaikan materi dan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada pertemuan selanjutnya
3) Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan berdo’a.

Pertemuan ke-2
No Uraian Kegiatan
1 Pendahuluan (10’) :
1) Membuka dengan salam dan berdo’a (Religius)
2) Mengecek kehadiran siswa, kerapian siswa, kebersihan kelas
dan mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
(Disiplin, Tanggung jawab, Peduli lingkungan)
3) Mereview kesepakatan kelas (Gotong royong)
4) Menyanyikan lagu wajib nasional “Satu Nusa Satu Bangsa”
(Nasionalisme)

2 Inti (70’) :
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
a. Guru meminta dengan sukarela perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
b. Kelompok lain diminta untuk menanggapi dan memberikan
argumen tentang apa yang dipresentasikan.
c. Guru meminta perwakilan kelompok lain untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
d. Kelompok lain diminta Kembali untuk menanggapi dan
memberikan argument tentang apa yang dipresentasikan.
5. Menganalisis dan mengevaluai proses pemecahan masalah
a. Guru meminta semua peserta didik untuk saling melakukan
apresiasi terhadap peserta didik/ kelompok yang telah sukarela
mempresentasikan hasil diskusi dan peserta didik yang sudah
terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Guru memberikan penguatan apabila ada jawaban peserta didik
yang kurang sesuai.
3 Penutup (10’) :
1) Mengarahkan kelompok siswa melakukan evaluasi atau refleksi
diri dengan cara mengisi lembar refleksi diri
2) Menyampaikan materi dan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada pertemuan selanjutnya
3) Menutup pembelajaran dengan berdo’a

9. Asesmen
Bentuk Asesmen
1. Asesmen Formatif
a. Asesmen di awal pembelajaran (asesmen kognitif dan nonkognitif)
b. Asesmen di dalam proses pembelajaran
1) Profil Pelajar Pancasila (Jurnal penilaian sikap)
2) Performa (Penilaian presentasi dan diskusi)
2. Asesmen Sumatif berbentuk tes tulis
Instrumen Asesmen
1. Asesmen di awal pembelajaran
Nonkognitif
JAWABAN
NO PERNYATAAN
YA TIDAK
1. Saya lebih ingat apa yang dilihat daripada yang
didengar
2. Saya lebih menyukai buku-buku yang
menyertakan gambar atau ilustrasi
3. Saya sulit mengingat perintah lisan kecuali jika
dituliskan
4. Saya lebih suka membaca daripada dibacakan
5. Saya suka mencoret-coret sesuatu saat belajar
6. Saya lebih suka seni rupa daripada musik
7. Saya mudah terganggu keributan
8. Saya belajar melalui mendengar dan mengingat
apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
9. Saya menggerakkan bibir saat membaca
10. Saya suka membaca keras-keras dan
mendengarkan
11. Saya akan mudah menghafal dengan
mengucapkannya berkali-kali
12. Saya lebih menyukai musik daripada seni rupa
13. Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama
14. Saya lebih mudah belajar dengan praktek
15. Saya suka mengetuk-ngetuk pena,
menggerakkkan jari atau kaki saat belajar
16. Saya suka berolah raga dan kegiatan fisik
lainnya
17. Saya menggunakan jari untuk menunjuk saat
membaca
18. Saya lebih suka membaca buku atau
mendengarkan cerita-cerita action

Bila lebih banyak memilih “ya” pada pernyataan nomor 1 s.d 6


(tipe Visual); nomor 7 s.d 12 (tipe Auditori) dan nomor 13 s.d 18
(tipe Kinestetik)
Tuliskan hal yang kalian minati (contoh: membaca,
menggambar/melukis atau musik)

2. Asesmen di dalam proses pembelajaran


Profil Pelajar Pancasila
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sakra
Tahun pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : PPKn

Kejadian/ Butir sikap Tindak


No Waktu Nama +/-
perilaku (PPP) lanjut
Performa

INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI


Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sakra
Tahun pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : PPKn

menyelesaikan
mengolah kata
materi diskusi
Kemampuan

Kemampuan

Kemampuan
Penguasaan

pertanyaan
menjawab

masalah
No Nama Total Kriteria
Peserta Didik skor

Keterangan : Kriteria Nilai

Penguasaan materi diskusi : skor 1 – 25 81 – 100 : A

Kemampuan menjawab pertanyaan : skor 1 – 25 71 – 80 : B

Kemampuan mengolah kata : skor 1 – 25 61 – 70 : C

Kemampuan menyelesaikan masalah : skor 1 – 25 <61 : D


3. Asesmen Sumatif
1. Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan sila yang berarti
sendi, asas dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Dengan demikian, Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tingkah laku yang penting dan baik, merupakan
pengertian Pancasila yang diungkapkan oleh…
A. Moh. Yamin
B. Notonegoro
C. Ir. Soekarno
D. Ki Hajar Dewantara
E. Soepomo
2. Salah satu nilai yang terkandung dalam sila ke-empat Pancasila yaitu…
A. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama
B. Persatuan dan kesatuan dalam arti adeologis, ekonomi, politik,
social dan keamanan
C. Adanya konsep nilai kemnusiaan yang lengkap, adil dan bermutu
karena kemampuannya berbudaya
D. Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran
manusia sebagai makhluk Tuhan
E. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan adil dalam semua bidang
hukum, ekonomi, social dan kebudayaan
3. Rumusan dan susunan Pancasila yang benar dan sah tercantum
dalam…
A. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
B. Pidato Moh. Yamin tanggal 29 Mei 1945
C. Piagam Jakarta
D. Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945
E. Mukaddimah Konstitusi Sementara RIS
4. Pancasila sebagai dasar negara dipergunakan sebagai…
A. Dasar dalam mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara
B. Menentukan tujuan hubungan politik saja
C. Menyusun program pembangunan jangka pendek
D. Landasan kehidupan
E. Dasar dalam menentukan aturan di daerah
5. Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, merupakan pokok kaedah negara yang
fundamental. Berdasarkan hal tersebut Hubungan antara Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 dengan Pancasila adalah …
A. Inti dari Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah
negara fundamental adalah Pancasila.
B. Rumusan Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea
ke-III Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
C. Pancasila dalam Alinea ke-I Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
mengilhami lahirnya deklarasi HAM sedunia
D. Pancasila yang terdapat didalam Alinea IV Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 menjadi tertib hukum bangsa-bangsa di dunia.
E. Inti sari Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai pokok kaidah
negara fundamental adalah Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945
10. Pengayaan dan Remidial

Remidial Pengayaan
• Kegiatan diberikan kepada • Kegiatan pembelajaran yang
peserta didik yang diberikan pada peserta didik
membutuhkan bimbingan dengan capaian tinggi agar
untuk memahami materi atau mereka dapat mengembangkan
pembelajaran mengulang. potensinya secara optimal.
• Remidial yang dilakukan • Untuk lebih mengoptimalkan
pada kegiatan pembelajaran kemampuan tentang cara pandang
ini berupa pengefektifan tutor pendiri banga tentang dasar
sebaya. negara, peserta didik diminta
untuk mendownload dan
mempelajari materi yang sudah
disiapkan.
MATERI PENGAYAAN
Bagi Siswa yang akan melanjutkan pembelajaran, diberikan materi
pengayaan tentang Isi dari pidato yang ditulis Muhamad Yamin tentang Azas
dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia dengan cara memahami
isinya, seperti contoh cuplikan tulisan berikut ini:

Siswa diminta untuk mengkajinya dan memberikan pendapat sesuai yang


dipahaminya
MATERI UNTUK SISWA YANG KESULITAN BELAJAR
Adapun untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat diberikan
pemahaman tentang Ideologi Pancasila yang sekarang dipahaminya seperti
mengenalkan simbol Pancasila dan isinya:

PANCASILA
1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

3. PERSATUAN INDONESIA

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH KHIDMAT


KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

11. Refleksi Guru dan Peserta Didik

Peserta Didik

• Tertarik terhadap materi dasar negara Pancasila.


• Memahami materi cara pandang pendiri bangsa tentang rumusan dan
isi Pancasila.
• Ingin mengeksplorasi lebih jauh materi cara pandang pendiri bangsa
tentang rumusan dan isi Pancasila melalui berbagai sumber informasi.
Guru
Manajemen kelas Ketercapaian kompetensi

• Apakah semua siswa aktif • Peserta didik diminta


berkegiatan? menyampaikan saran dan kritik
terhadap pembelajaran hari ini
• Apakah pembagian waktunya
untuk perbaikan pada
cukup?
pembelajaran berikutnya.
• Apakah siswa yang memiliki
• Apakah semua siswa mampu
hambatan ketika berkegiatan,
mencapai kompetensi yang
dapat teratasi dengan baik
diharapkan?
• Apakah metode pembelajaran
• Apakah semua siswa mampu
yang digunakan sudah tepat?
mengikuti proses kegiatan
• Adakah metode pembelajaran belajar dengan baik?
lain yang lebih tepat untuk
• Adakah perubahan sikap dan
kegiatan pembelajaran ini?
keterampilan siswa selama
• Apakah menemukan kendala proses kegiatan belajar?
lainnya?
• Adakah strategi lain untuk
menjawab kendala yang
timbul?

12. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


Buku PP SMA Kelas X dari PT Penerbit Erlangga. Untuk informasi lebih
lanjut peserta didik dapat pula menscan QR Code pada halaman 8, 9, dan
15.

13. Glosarium
Ekaprasetia Pancakarsa artinya tekad yang tunggal untuk melaksanakan
lima kehendak dalam kelima sila Pancasila, digunakan untuk menunjuk
pada program “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Hierarkis pyramidal adalah sila-sila Pancasila berhubungan erat dan saling
mengikat serta menjiwai sehingga tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan yang lain.
Panitia delapan adalah salah satu panitia yang dibentuk sebelum reses siding
BPUPK dengan tugas di antaranya merumuskan Kembali pokok-pokok
pidato Soekarno mengenai dasar negara serta mengumpulkan usulan-
usulan dan konsepsi mengenai Negara Indonesia Merdeka.
Pernyataan Indonesia Merdeka adalah salah satu bagian dari rancangan
UUD yang disepakati oleh BPUPK yang disusun dari tiga Alinea pertama
Preambul (Piagam Jakarta) dengan sisipan tertentu, tetapi kemudian
ditiadakan oleh PPKI.

14. Daftar Pustaka


Dr. Yuyus Kardiman, dkk. 2021. PP SMA Kelas X. Jakarta: PT Penerbit
Erlangga
Abdul Waidl, dkk. 2021. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/SMK. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia
Kosim, H.E. (2000). Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar
Negara Republik Indonesia. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing
YAPARI-ABA.

Mengetahui, Sakra, Juli 2023


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

MUHAMMAD SUBANDI, S.Pd SAKMAH, S.Pd.


NIP. 19781221 200201 1 006 NIP. 198812312022212028

Anda mungkin juga menyukai