Anda di halaman 1dari 12

M-03 Manufaktur Beton Segar

TKS 329118
Teknologi Beton
Lanjut
Program Magister Teknik Sipil,
Rekayasa Struktur
Pengajar: Dr. Siti Aisyah Nurjannah, S.T., M.T.
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Phone: 081373672011
E-mail: hana.program.17@gmail.com
Available on: http://bit.ly/TekBetonLanjut 1
Manufaktur
Beton Segar

2 Berbagai tahapan pembuatan beton


adalah:
(a) Pengukuran bahan (batching)
(b) Pengadukan (mixing)
(c) Pemindahan (transporting)
(d) Menempatkan
(e) Memadatkan
(f) Perawatan (curing)
(g) Penyelesaian
Nurjannah, S.A.
Pengukuran bahan
(batching)
Pengukuran bahan untuk membuat beton dikenal sebagai
batching. Ada dua metode batching:

1. Volume batching: pengukuran bahan berdasarkan


volume. Volume batching bukan metode yang baik
untuk menentukan proporsi material karena sulitnya
cara pengukuran material granular dalam hal volume.

Volume pasir lembab dalam kondisi bebas, beratnya jauh


lebih sedikit dari volume yang sama dari pasir kering yang
dipadatkan. Jumlah bahan granular padat dalam meter
kubik adalah jumlah yang tidak terbatas. Karena itu, untuk
material beton yang berkualitas harus diukur dengan
berat saja.

Nurjannah, S.A. 3
Pengukuran bahan
(batching)

2. Weigh Batching: pengukuran bahan


berdasarkan berat. Cara pengukuran berat
adalah metode yang tepat untuk mengukur
bahan. Untuk beton yang digunakan untuk
strukur/non-struktur penting, harus
menggunakan ukuran berdasarkan berat.
Penggunaan sistem berat dalam batching dapat
memberikan akurasi, fleksibilitas, dan
kesederhanaan.
Dalam melakukan penimbangan, kadar air perlu
diperhatikan.

Nurjannah, S.A. 4
Pemeriksaan kadar air agregat

5
Nurjannah, S.A.
dengan mesin

Pencampuran (mixing)

Proses pencampuran bahan yang seksama sangat


penting untuk produksi beton yang homogen,
seragam dalam warna, dan konsisten dalam hal
kekuatan, dll. manual
Ada dua metode yang digunakan untuk
pencampuran beton:
(i) Pencampuran secara manual dengan
tangan
(ii) Pencampuran dengan mesin

Nurjannah, S.A. 6
Pencampuran secara
manual
• Pencampuran secara manual dengan
tangan: Pencampuran tangan dilakukan
untuk pekerjaan beton skala kecil yang
tidak penting (inferior). Karena
pencampuran tidak dapat menyeluruh
dan efisien, maka perlu menambahkan 10
persen lebih banyak semen untuk
memenuhi beton inferior yang dihasilkan
oleh metode ini.
• Pencampuran secara manual dengan
tangan harus dilakukan di atas lantai
beton atau bata yang kedap air dengan
luas yang cukup untuk menggunakan satu
kantong semen.

Nurjannah, S.A. 7
Pencampuran dengan
mesin
 Pencampuran beton hampir selalu
dilakukan oleh mesin, untuk pekerjaan
beton bertulang dan untuk pekerjaan
beton massa menengah atau besar.
 Sifat: efisien, ekonomis, ketika jumlah
beton yang akan diproduksi besar.
 Umumnya, pencampuran beton
dilakukan oleh mesin untuk pekerjaan
beton bertulang dan untuk pekerjaan
beton massa menengah atau besar.
Pencampuran mesin tidak hanya
efisien, tetapi juga ekonomis, ketika
memproduksi beton dalam jumlah
besar.

Nurjannah, S.A. Concrete Mixer Machine with Pump Concrete Mixer Truck Mobile 8
Pengadukan
(mixing)

Concrete mixing plant


9
Nurjannah, S.A.
Pencampuran
dengan mesin
Batch mixer Batching plant

• Banyak jenis mesin pencampur (mixer) tersedia untuk


pencampuran beton. Mixer dapat diklasifikasikan sebagai
batch mixer dan continuous mixer. Batch mixer
menghasilkan beton, batch demi batch dengan interval
waktu. Batch mixer berbentuk panci atau drum. Dalam
pekerjaan beton normal, digunakan mixer batch.
• Continuous mixer menghasilkan beton terus-menerus
tanpa penghentian sampai saat pabrik bekerja. Dalam hal
ini, bahan dimasukkan ke mixer secara terus-menerus
oleh suatu alat berulir dan bahan tersebut dicampurkan
secara kontinyu dan terus-menerus dipindahkan ke alat
selanjutnya. Jenis mixer ini digunakan dalam pekerjaan
besar seperti bendungan. Continuous mixer

Nurjannah, S.A. 10
Video of continous mixing

Concrete mixing plant


11
Nurjannah, S.A.
Referensi
 ASTM International, 2019, American Society for Testing and
Materials (ASTM) C595 / C595M Standard Specification for Blended
Hydraulic Cements.
 Badan Standardisasi Nasional, 2015, SNI 15-2049-2015 Semen
Portland
 Newman and Choo, 2003, Advance Concrete Technology: Concrete
Properties, Elsevier.
 Rajput, R.K., 2000, Engineering Materials, S. Chand Publishing.
 Shetty, M.S., 2000, Concrete technology: Theory and practice, S. Chand &
Company Ltd.

12
Nurjannah, S.A.

Anda mungkin juga menyukai