Anda di halaman 1dari 12

PENGALAMAN MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS

TANJUNGPURA DALAM PELAKSANAAN PRAKTIK KLINIK I

(The Experience Of Nursing Students At Universitas Tanjungpura In Clinical Practice I)

Zakiah Amar*, Mita**, Ernawati***


* Mahasiswi Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak
** Dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak
*** Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi, Pontianak
Email : zakiah.geometri@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Praktik klinik adalah sarana pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan untuk
menerapkan teori keperawatan dan, mengintegrasikan pengetahuan teoritis dan keterampilan
praktik. Mahasiswa Keperawatan Universitas Tanjungpura dalam masa pendidikannya diwajibkan
melaksanakan praktik klinik untuk belajar dan mengetahui perannya sebagai perawat dimasa akan
datang.
Tujuan : Mengeksplorasi pengalaman mahasiswa keperawatan Universitas Tanjungpura dalam
matakuliah Praktik Klinik I.
Metode : Desain penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan fenomenologi menggunakan teknik
convenience pada 5 informan, instrument pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan
wawancara mendalam (indepth interview) menggunakan pedoman wawancara semi terstruktur, alat
tulis, aplikasi perekam suara, dan kamera (telepon seluler)..
Hasil : Penelitian ini didapatkan hasil lima tema yaitu memahami peran perawat melalui
perspektif praktik klinik, respon psikologis negatif dan positif, resiko pelanggaran standar patient
safety, aspek capaian pembelajaran praktik klinik I, dan harapan untuk praktik klinik I selanjutnya
Kesimpulan : Mahasiswa telah memahami perannya sebagai perawat, yang mana melalui
praktik klinik sebagai sarana pembelajaran dengan memenuhi kebutuhan pasien secara holistik, dan
menerapkan komunikasi terapeutik. Mahasiswa juga merasakan ansietas sebelum praktik klinik dan
juga antusias terhadap praktik. Resiko terjadinya pelanggaran patient safety berupa kesalahan
mahasiswa dalam melakukan intervensi keperawatan, implementasi perawat tidak sesuai prosedur
dan prinsip asuhan keperawatan, mahasiswa sulit dalam manajemen waktu. Selain itu aspek capaian
pembelajaran praktik klinik dipengaruhi oleh keterlibatan pembimbing klinik dan akademik dalam
praktik klinik, dan target kompetensi. Selain itu, harapan untuk praktik klinik selanjutnya berupa
mahasiswa harus mempersiapkan diri sebelum praktik klinik, dan adanya harapan informan untuk
pembimbing akademik.

Kata Kunci : Mahasiswa, Praktik, Klinik, Perawat, Prosedur


ABSTRACT

Background : Clinical practice is a learning way for nursing students to apply nursing theory
and, to integrate theoretical knowledge and practical skills. Nursing students at Universitas
Tanjungpura during their education are required to do clinical practice to explore and finding out
their role as nurses in the future.
Aim : To explore the experience of nursing students at Universitas Tanjungpura in clinical
practice I.
Method : The research design used is qualitative with phenomenology approach using
convenience techniques in 5 informants. The instrument in this study is the researcher-herself using
semi-structured interview guidelines, stationery, voice recorder applications, and camera
(cellphone).
Result : This study results in four themes, points are understand the role of nurses through
perspective of clinical practice, negative and positive psychological response, risk of violation of
patient safety, aspects of clinical practice learning achievement, the hope for next clinical practice
1
Conclusion : Students have understood their role as nurses, through clinical practice as a
means of learning by meeting patient needs holistically, implementing therapeutic communication.
Students also feel anxiety and enthusiastic about practice. The risk of patient safety violations in the
form of student errors in conducting nursing interventions, the implementation of nurses is not in
accordance with the procedures and principles of nursing care, students are difficult in time
management. Aspects of clinical practice learning outcomes are influenced by the involvement of
clinical and academic counselors in clinical practice, and targets competency. In addition, the hope
for further clinical practice in the form of students must prepare themselves before clinical practice,
and the expectation of informants for academic supervisors.

Keyword : Clinical, Nurse, Practice, Procedure, Students

PENDAHULUAN diwawancarai menjelaskan bahwa ada


Praktik klinik adalah sarana pembelajaran kesenjangan yang jelas antara teori dan
bagi mahasiswa keperawatan untuk praktik.3
menerapkan teori keperawatan dan, Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
mengintegrasikan pengetahuan teoritis dan kepada mahasiswa keperawatan Universitas
keterampilan praktik.1 Mahasiswa belajar dan Tanjungpura yang melaksanakan praktik
berlatih prosedur yang berbeda saat praktik didapatkan bahwa mahasiswa merasa takut dan
klinik dengan yang mereka pelajari di tidak yakin untuk melaksanakan praktik klinik
perguruan tinggi, hal ini dapat membantu di rumah sakit. Mahasiswa merasa cemas akan
mereka mendapatkan gambaran untuk praktik klinik dikarenakan saat praktik di
menghadapi situasi kehidupan nyata dimasa kampus ada beberapa tindakan yang gagal ia
depan. 2 lakukan berupa pemberian obat melalui IV
Mahasiswa yang telah melaksanakan yang tidak sesuai dosis, lupa mencuci tangan
praktik klinik merasakan adanya perbedaan sebelum dan setelah tindakan, dan melakukan
antara teori yang dipelajari dengan tindakan tindakan masih tidak sesuai prinsip.
yang dilakukan saat praktik keperawatan di Pengalaman peneliti saat praktik klinik
rumah sakit, sehingga terkadang mahasiswa adalah banyak mahasiswa saat berinteraksi
mengalami kesulitan dalam melakukan dengan pasien tidak menggunakan handscoon
tindakan keperawatan. Meskipun telah sehingga menyebabkan tangan mahasiswa
diberikan pembekalan praktik sebelumnya, tersebut mengalami cedera akibat terkena
namun masih ada mahasiswa yang merasa pecahan ampul saat akan membukanya untuk
kesulitan dalam pelaksanaan praktik klinik. memberikan obat kepada pasien. Mahasiswa
Penelitian sebelumnya didapatkan hasil bahwa keperawatan saat praktik klinik masih ada yang
sebagian besar mahasiswa keperawatan yang lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan, lupa menggunakan alat pelindung diri orang pembimbing klinik sebagai key informan.
dan melakukan tindakan masih tidak sesuai Instrument pada penelitian ini adalah peneliti
prinsip. sendiri dengan wawancara mendalam (indepth
Penelitian sebelumnya didapatkan hasil interview) menggunakan pedoman wawancara
mahasiswa yang sedang praktik klinik semi terstruktur, alat tulis, aplikasi perekam
merasakan stress, kecemasan, dan depresi, hal suara, dan kamera (telepon seluler). Analisis
inilah yang mempengaruhi pengalaman praktik data penelitian ini menggunakan analisis model
klinik mahasiswa keperawatan.4 Saat praktik Miles Huberman yang terdiri dari reduksi,
mahasiswa keperawatan berkali-kali penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
mengalami gangguan dan kesalahan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Padahal, HASIL
mahasiswa melakukan kontak secara langsung Hasil dari analisis data didapatkan 5 tema
ke pasien.4,5 Mahasiswa melakukan kesalahan mengenai pengalaman mahasiswa keperawatan
salah satunya ialah kesalahan alur pemberian dalam pelaksanaan praktik klinik. Adapun 5
salah satu obat injeksi hingga mengakibatkan tema tersebut adalah: Memahami peran perawat
pasien mengalami shock, namun hal ini melalui perspektif praktik klinik, respon
langsung dilaporkan dan segera ditangani psikologis negatif dan positif, resiko terjadinya
sehingga pasien dapat tertolong. Inilah yang pelanggaran standar patient safety, aspek
menyebabkan pentingnya pengalaman capaian pembelajaran praktik klinik I, dan
mahasiswa serta bimbingan dari pembimbing harapan untuk praktik klinik selanjutnya.
agar mahasiswa tidak melakukan kesalahan Tema-tema tersebut dibagi dalam beberapa
yang fatal.6 kategori.
Permasalahan diatas menjadi penting
dikarenakan praktik klinik I merupakan salah Memahami Peran Perawat melalui
satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh Perspektif Praktik Klinik
mahasiswa keperawatan. Tugas dari perguruan Memahami peran perawat melalui
tinggi adalah menyelenggarakan kegiatan perspektif praktik klinik dibagi dalam 3
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, kategori yaitu sarana pembelajaran, komunikasi
maupun praktik klinik sesuai dengan target terapeutik, pemenuhan kebutuhan pasien secara
kompetensi. Hal ini sesuai dengan pasal 1 ayat holistik.
9 undang-undang No 12 tahun 2012 mengenai a. Sarana Pembelajaran
Tridharma Perguruan Tinggi “kewajiban I.1:“Praktik tersebut ...merupakan sarana yang
Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan bagus untuk mahasiswa menyalurkan ilmunya
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada yang dipelajari”
masyarakat“. Praktik klinik merupakan salah I.3:“...praktik klinik ...adalah
satu pengabdian kepada masyarakat yang sebuah...kesempatan mahasiswa untuk
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari
keperawatan. dikampus... diterapkan langsung dilapangan
Uraian diatas menjadi latar belakang yaitu dilingkungan kerja, khususnya dalam
peneliti tertarik melakukan penelitian lebih keperawatan..di rumah sakit...”
lanjut mengenai pemahaman tentang Dari pernyataan informan bahwa praktik
pengalaman praktik klinik dari sudut pandang klinik merupakan salah satu sarana
mahasiswa keperawatan Universitas pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan
Tanjungpura. Penelitian mengenai praktik untuk mengaplikasikan teori-teori asuhan
klinik saat ini masih terbatas di Indonesia. keperawatan yang telah dipelajari di kampus
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi agar dapat diterapkan langsung dilingkungan
fenomenologi untuk dapat lebih memahami praktik khususnya di rumah sakit.
lebih mendalam bagaimana pengalaman b. Pemenuhan Kebutuhan Pasien Secara Holistik
mahasiswa keperawatan selama praktik. Peran mahasiswa keperawatan selama
praktik klinik ialah memenuhi kebutuhan
METODE pasien secara holistik seperti kebutuhan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, biologis, psikologi, sosial, dan kutural serta
menggunakan pendekatan fenomenologi spiritual pasien. Peran mahasiswa selama
dengan teknik convenience pada 5 informan praktik klinik selain memberikan asuhan
yang terdiri dari 4 informan mahasiswa dan 1 keperawatan juga berperan sebagai konsultan
dengan memberikan edukasi kepada klien dan haduuh ini nih belum siap takut kenape-
berperan sebagai kolaborator dengan cara kenape...”
berkolaborasi dengan tenaga medis yang lain. I.2:“Yang pertame berdebar habis tu bingung,
Hal ini diungkapkan oleh informan sebagai karena ...rasenye ilmu yang saye punye ni
berikut masih sedikit gitu, jadi..nanti aku dinas hari
I.2:”Holistik... yang saya pertame mau ngape, mau duduk ke atau mau
dapatkan...keperawatan...bukan cuma salam same kakak perawat, atau kenalan, atau
menangani masalah biologis, jadi ade bio langsung ke pasien...”
...psiko sosio bahkan... beberape sumber yang Pernyataan informan diatas mengenai
menyatakan spiritual dan kultural dimasukkan perasaan mereka saat akan praktik klinik ialah
nah gitu... merasa tidak siap. Mahasiswa merasa tidak siap
I.3:“...peran saya waktu praktik klinik I dikarenakan merasa ilmu yang dipelajari masih
kemarin itu saya sebagai pemberi asuhan sedikit, takut salah, dan grogi saat akan
keperawatan, dan ...sebagai pendidik untuk berinteraksi langsung dengan pasien terutama
klien, dan saya juga berkolaborasi ...bantu karena baru pertama kali praktik klinik.
pasien untuk buang air kecil, buang air besar, b. Antusiasme Praktik Klinik
lalu ... memandikan pasien juga” I.1:“Campur aduk sih...kayak kebingungan
I.5 :“...mahasiswa datang udah di kasi tau nah gitu sih kak...jadi tu masih bingung mau
jadi harus menjalankan asuhan keperawatan... ngapain, masih ndak tau ranah kerjanya....
jadi contohnya seperti yang tadinya demam kita terus merase oh teryata selama ini aku
harus tetap kompres, ajarkan ibunya kompres... ngelakukan ini tu dikenang gitu loh same die
kemudian kita tetap kolaborasi dengan membekas gitu loh itu tuh benar bahagiaaa
pemberian penurun panas contohnya kayak sekali rasanya... senang sekali gitu masih
paracetamol...” diingat same pasien jadi tuh senang lah
c. Komunikasi Terapeutik pokoknya...”
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, I.3 :“diawal-awal tuh kami bingung gimana
mahasiswa keperawatan selain memiliki skill cara kami melakukan tindakan, sedangkan
yang baik dalam melakukan tindakan kami baru pertama kali bertemu kakak2
keperawatan juga harus mempunyai skill yang perawatnya, dan kami masih canggung,..
bagus dalam berkomunikasi. Praktik klinik bingung mau ngapain, melakukan tindakan
sangat membantu mahasiswa dalam nunggu disuruh...kesan saya, sangat bahagia
meningkatkan skill berkomunikasi untuk sangat senang karena bisa
membangun hubungan saling percaya. merasakan...menjadi perawat waktu yang
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk singkat...”
menciptakan hubungan saling percaya kepada Pernyataan seluruh informan saat mereka
pasien agar mahasiswa dapat melakukan melaksanakan praktik klinik ialah merasa
asuhan keperawatan. bingung terutama dihari pertama praktik.
I.3:“..yang terpenting sih komunikasi... Informan menyatakan merasa bingung dengan
bagaimane kite komunikasinye ke pasien agar ranah kerjanya, bingung apa yang pertama kali
pasien.., mempunyai rasa percaya bahwa kita harus dilakukan saat akan praktik klinik, masih
bisa untuk merawat die” bingung dengan tindakan dasar seperti
I.4 :“...seperti perkenalan dulu saat datang tuh, pemasangan infus dan hanya menunggu
terus perkenalan dulu sama pasien diruangan instruksi perawat sekitar untuk melakukan
tersebut, sama nanya-nanya pasien sakit apa, tindakan. Informan juga merasakan perasaan
pokoknya komunikasi...” bahagia dan senang. Hal ini dikarenakan ada
pasien yang masih mengingatnya walaupun
Respon Psikologis Negatif dan Positif pasien tersebut sudah keluar dari rumah sakit.
Respon psikologis negatif dan positif Informan juga merasa senang bisa
mahasiswa keperawatan dikategorikan menjadi melaksanakan praktik klinik I dikarenakan saat
2 yaitu ansietas dan antusiasme selama praktik praktik, mereka berperan sebagai perawat di
klinik. rumah sakit dan hal ini membuat mereka
a. Ansietas antusias untuk sering bertanya dan belajar
I.1 :“kayak belum siap buat turun langsung ke dengan mengkuti perawat melakukan
lapangan, apa lagi kan langsung nyentuh ke intervensi keperawatan kepada pasien.
pasien ...jadi tuh kayak benar-benar ngerasa...
Resiko Pelanggaran Standar Patient Safety belom selesai disana udah manggil, jadi agak
Hasil analisis wawancara semistructure cepat gitu”
didapatkan tema resiko pelanggaran standar Pernyataan informan diatas diketahui
patient safety. Peneliti mengkategorikan hasil bahwa terdapat implementasi perawat tidak
pernyataan informan menjadi 3 kategori: sesuai prosedur dan prinsip asuhan
Kesalahan yang terjadi selama praktik klinik, keperawatan selama praktik klinik. Prosedur
implementasi perawat tidak sesuai prosedur dan dan prinsip tersebut tidak sesuai saat pergantian
prinsip asuhan keperawatan, dan manajemen sift, tidak diterapkannya cuci tangan sebelum
waktu. melakukan tindakan, tidak menggunakan
a. Kesalahan yang Terjadi selama Praktik Klinik I handscoon saat tindakan, injeksi obat jalur iv,
I.1:”...saya sendiri...ada melakukan beberapa dan cara komunikasi dengan pasien di
kesalahan... ndak sengaja dosis obat yang lingkungan rumah sakit.
harusnya masuk 2 mili tumpah...sisa 1,5 mili, c. Manajemen Waktu
jadi 0,5 mili tu terbuang..” I.1:“...hambatannya??...mungkin bangun pagi
I.5 :“...adaa pemberian obat injeksi ...kadang kali ya... soalnya rumah saya kan jauh dari
mahasiswa... mungkin lupa kali yee jadi... tempat praktiknya jadi tuh lumayan harus
pasiennye udah tua sekalikan jadi dia dapat bangun subuh laa apalagi kan hari ini harus
suntikan kemudian... memberi tahu ke yaa sift siang dari jam 2 siang sampai jam 8
pasiennya bahwa ‘namanya bapak andi ya??’ malam tapikan kadang kan jam 9 baru jam 9
Kakek tersebut hanya mengangguk-ngangguk keluar rumah sakit, rupanya besok harus
kemudian disuntikkan nahh itu salahnya, datang pagi untuk apel lagi mungkin itu jak sih
sebenarnya pasiennya disebelah pak andi” manajemen waktunya”
Pernyataan informan diatas mengenai I.2 :“Mungkin di ini kak, diii jadwal dinas kak,
kesalahan yang terjadi selama praktik klinik kan ade dinasnye pagii same siang kan, ...
ialah masih ada mahasiswa yang melakukan mungkin itu yak tekejot dengan jadwal dinas
intervensi pemberian injeksi obat yang tidak jak... jadi masih bingung laa kalau hambatan,
sesuai dosis, dan ada juga mahasiswa yang hambatan itu jak sih kak masalah waktu jak sih
salah pasien dalam memberikan obat. Selain kak”
itu, ada juga mahasiswa yang tidak Informan menyatakan salah satu yang
menggunakan handscoon, sehingga ia ditegur menjadi penghambat selama praktik klinik
oleh tenaga medis dirumah sakit. adalah mereka sulit untuk manajemen waktu.
b. Implementasi perawat tidak sesuai prosedur Hal ini dikarenakan rumah informan yang jauh
dan prinsip asuhan keperawatan dari tempat praktik, masih bingung beradaptasi
I.1 :“...ada perbedaan sih kak antara teori yang antara jadwal praktik klinik dengan
dipelajari di kampus sama yang di lapangan mengerjakan tugas, terutama jika masuk sift
kalau yang dipelajar di kampus tuh kan ada pagi dan jika telat maka mahasiswa
yang bed to bed... kalau dilapangan ni ganti mendapatkan hukuman berupa tambahan waktu
siftnya cuman yang kita ni...kasi tau pasien, dan menyanyikan lagu, hal ini membuat
tapi...kite..ndak ikut ke pasiennya kite Cuma mahasiswa merasa malu.
nyampaikan datanye gitu” Aspek Capaian Pembelajaran Praktik
I.2 :“...kite nanya ke perawat yang Klinik I
disitu...kalau perawat disitu tu ndak sesuai Hasil Analisis wawancara semistructure
dengan teori yang ade kak, tergantung didapatkan tema aspek capaian pembelajaran
pengalaman mereke, masuk-masukkan jak dek praktik klinik. Peneliti mengkategorikan
pandai-pandai laa kan, mane yang sesuai” menjadi 3 yaitu keterlibatan dosen
I.5 :”...kadaanng perawatnya kan ke ruangan pembimbing, keterlibatan pembimbing klinik,
tanpa cuci tangan ..kayak gitukan.. .kadang... dan target kompetensi yang tidak tercapai.
ndak menggunakan handscoon, ... kadang kan a. Keterlibatan Pembimbing Klinik
untuk proteksi dirinya ...karena, mungkin yaa I.1 :”...tugas dari CI tuhkan ngasi tau kite kalau
ini dari kakak-kakak dan abang-abang perawat misalnya kite ada salah atau misalnya kite yang
disini karena ingin cepat kan jadi lupa die cuci belum tau ...terutame masalah askep sama
tangan... kadang... juga... karena pasiennya laporan pendahuluan kita gitukan ...cuma dari
ramai...perawatnya kan disini paling cuman 3 beberapa ruangan Cinya tuh kayak yang ndak
orang pasiennya 20 ...kadang tuh merekee... perduli gitu dalah, terserah lah mau
ngapain...”
I.5 “...kadang kalau misalnya... instruktur... target tersebut tidak ada dikarenakan saat
Cinye terbatas ...maksudnya ndak ade informan bertanya kepada perawat di rumah
ditempat, biasenye kite udah limpahkan ke sakit, tindakan tersebut memang jarang
perawat pelaksana ke karunye masing- dilakukan. Tindakan yang jarang dilakukan
masing...” tersebut antara lain pengambilan gas darah
Pernyataan informan diatas diketahui (darah arteri), injeksi intramuscular (i.m).
bahwa terdapat perbedaan mengenai Untuk kasus IM, key informan mengatakan
pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan bahwa pasien dengan tindakan IM jarang
pembimbing klinik (CI). Informan berpendapat dilakukan di rumah sakit, hal ini dikarenakan
bahwa ada CI yang mau membimbing dan pemberian obat selama ini lebih cenderung ke
mengajarkan mereka selama praktik klinik, injeksi vena melalui infus. Ada juga informan
namun disisi lain ada juga CI yang sibuk yang tidak mendapatkan pasien dengan
bahkan tidak peduli dengan mahasiswa. tindakan injeksi intracutan (i.c), pemasangan
b. Keterlibatan Dosen Pembimbing dan pemberian makan melalui selang
I.2 :“...dosen2 di kartika nih hampir setiap nasogastristic tube (NGT).
minggu tuh ade datang... datang mantau atau Harapan Untuk Praktik Klinik Selanjutnya
kasi arahan segale macam... yang di Harapan untuk praktik klinik selanjutnya
bhayangkara nih dari minggu pertame sampai dikategorikan menjadi 2: harapan untuk dosen
minggu terakhir ni ndak ade yang datang...” pembimbing, persiapan mahasiswa sebelum
I.3 :“Ohh Peran pembimbing akademik... praktik klinik.
sangat besar perannya, ...khususnya kelompok a. Harapan Untuk Dosen Pembimbing
saya, karena kelompok saya itu setiap minggu I.2:“...sebaiknya...dari pihak kampus...
setiap ruangan itu pembimbing akademik memfasilitasi di bagian itu juga, setidaknya tuh
...rutin memperhatikan kami membimbing ade laa ...becogok kee ½ hari seminggunye
kami...” pantau kami atau ngasi masukkannye,
Pernyataan beberapa informan diatas ngajarkan gimane sih care pemberian subkutan
diketahui terdapat beberapa perbedaan gitukan”
pengalaman antar informan terhadap dosen I.5: “untuk dosennya lah yaa jadi mungkin bisa
pembimbing akademik, namun untuk hari diajarkan mahasiswanya itu tentang alat-alat
pertama semua pembimbing akademik di setiap terbaru lah yaa misalnya tadi infus pump, jadi
kelompok mengantar mahasiswa ke rumah pada saat dilapangan dia udah tau cara
sakit. Dosen pembimbing akademik di salah menggunakan infus pump...”
satu kelompok ada yang tidak datang, namun di Pernyataan informan diatas dapat diketahui
kelompok lain ada yang datang untuk bahwa harapan informan bagi dosen untuk
mengontrol dan membimbing mahasiswa praktik klinik selanjutnya ialah agar dosen
selama praktik klinik di rumah sakit. dapat menjalin komunikasi dengan pihak
c. Target Kompetensi yang Tidak Tercapai rumah sakit agar tidak ada kesalahpahaman,
I.1 :”... ada beberapa target yang tidak sesuai informan juga mengharapkan dosen datang
dengan pk 1 kayak misalnya suntik IM untuk memantau dan membimbing mahasiswa
...pokoknya ada beberapa yang tidak dapat selama praktik klinik, dan mengajarkan
sama sekali, yang kosong tu suntik IM la mahasiswa mengenai penggunaan alat-alat
karna... dari kakak perawatnya...pun memang terbaru seperti infusion pump.
jarang gitu loh ngasi tindakan itu” b. Persiapan Mahasiswa Sebelum Praktik Klinik I
I.5 :”...ade yang beberapa yang ... agak ndak I.2:“...banyak-banyak belajar untuk dinas...
sesuai karene... mahasiswa praktek inikan belajar yak sop yang udah diberikan
rumah sakit tipe C, jadi ade tindakan yang dikampus...insyaallah ape yang ade sop
contohnye...pengambilan gas darah dikampus tuh benar-benar nyata dan terjadi
...targetnya kan ada beberapa yang mesti dikaji dilapangan”
lagi kaloo tindakan seperti IM nahh itu jarang I.3:“Pesan saya untuk adik-adik keperawatan
di rumah sakit karena ... kita menggunakan nanti yang akan praktik di semester 3... sebelum
injeksinya suntikannya divena... dan dia melaksanakan praktik ituu harus lebih
terpasang di inpus” dipersiapkan lagi laah baik itu mental fisik,
Pernyataan informan diatas mengenai pengetahuan dan keilmuan yang mereka miliki,
target kompetensi ialah masih ada target yang karena nantinya mereka akan menghadapi
tidak terpenuhi. Informan mengakui bahwa
langsung bagaimana cara menjadi perawat spiritual merupakan pemenuhan kebutuhan
dirumah sakit...” ibadah pasien. Asuhan keperawatan
Dari pernyataan informan diatas, salah satu iimplementasikan dengan cara berkolaborasi
hal yang dapat dilakukan mahasiswa dengan pelayan kesehatan lain seperti dokter,
keperawatan untuk menghadapi praktik klinik apoteker, ahli gizi dan lainnya dalam pemberian
ialah dengan mempersiapkan diri sebelum obat. Informan 5 juga mengungkapkan,
praktik klinik di rumah sakit. Mempersiapkan mahasiswa biasanya melakukan edukasi
diri dengan cara belajar kelompok terhadap pasien mengenai penyakit yang
mendiskusikan dan bertukar pendapat seperti dideritanya.
cara memasang infus, mempelajari sop yang Teori asuhan keperawatan yang dibawa
telah diberikan oleh dosen, selain itu juga dapat oleh Callista Roy ialah bahwa manusia
belajar lewat video di internet, mahasiswa juga dipandang sebagai makhluk bio-psiko-sosial
harus mempersiapkan mental dan fisiknya secara utuh yang terus menerus berinteraksi,
sebelum praktik klinik, sebelum merawat berespon dan beradaptasi dengan lingkungan.10
pasien mahasiswa harus mengamankan diri Seorang perawat bertanggung jawab
terlebih dahulu. melaksanakan asuhan keperawatan holistic
dalam memberikan asuhan secara
PEMBAHASAN komprehensif dan paripurna agar masalah yang
Memahami peran perawat melalui dialami pasien dapat teratasi secara
perspektif praktik klinik. menyeluruh. Seorang perawat perlu
Mahasiswa keperawatan memahami peran menyediakan lingkungan holistik dalam upaya
perawat melalui perspektif praktik klinik penyembuhan klien.10,11
dikategorikan menjadi 3 yaitu: Saran Dalam melaksanakan asuhan
pembelajaran, pemenuhan kebutuhan pasien keperawatan, informan 2 mengungkapkan,
secara holistik, dan komunikasi terapeutik. mahasiswa keperawatan selain memiliki skill
Praktik klinik merupakan salah satu sarana yang baik dalam melakukan tindakan
pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan keperawatan juga harus mempunyai skill yang
untuk mengaplikasikan teori-teori asuhan bagus dalam berkomunikasi. Praktik klinik
keperawatan yang telah dipelajari di kampus sangat membantu mahasiswa dalam
agar dapat diterapkan langsung dilingkungan meningkatkan skill dalam berkomunikasi
praktik khususnya di rumah sakit. Praktik klinik Untuk mewujudkan hubungan saling percaya
merupakan peluang yang bagus bagi dengan komunikasi yang efektif menurut
mahasiswa keperawatan untuk berlatih, belajar, informan 3 dan informan 4 berupa komunikasi
dan mengembangkan kemampuan mereka terapeutik yang dilakukan mulai dari memberi
sebagai perawat profesional.2,9 salam, menyapa, memperkenalkan diri serta
Informan 2 mengungkapkan bahwa selama menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
praktik klinik memenuhi kebutuhan pasien tindakan kepada klien hingga bertanya
seperti kebutuhan biologis, psikologi, sosial, mengenai kondisi klien. Komunikasi terapeutik
dan kutural serta spiritual pasien. Kebutuhan bertujuan untuk menciptakan hubungan saling
biologis yang diungkapkan informan 2 percaya kepada pasien agar mahasiswa dapat
informan 3, informan 4, informan 5 juga melakukan asuhan keperawatan dengan baik.
berpendapat bahwa, mahasiswa keperawatan Asuhan keperawatan dilaksanakan sejalan
juga melaksanakan perannya sebagai perawat dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik.
dengan melayani kebutuhan pasien mulai dari Fase hubungan komunikasi terapeutik pada
memberi makan, memandikan, oksigenisasi tahap perkenalan perawat sebaiknya
dan membantu pasien dalam kebutuhan mengucapkan salam dan melakukan perkenalan
eliminasinya serta memenuhi kebutuhan cairan diri terlebih dahulu.12 Komunikasi terapeutik
pasien dengan mengganti cairan infus. terjadi apabila terciptanya hubungan saling
Sedangkan psikologis ialah masalah yang percaya antara pasien dan perawat. Pasien dapat
berhubungan dengan perasaan pasien, dan percaya bahwa perawat dapat melakukan
sosial merupakan masalah dilingkungan sosial tindakan keperawatan dalam mengatasi
sekitar. Kultural merupakan permasalahan pada keluhannya, demikian perawat juga harus dapat
budaya pasien yang berkaitan dengan dipercaya memiliki kemampuan aspek
penyakitnya seperti pengobatan tradisional kapasitas dan kapabelitasnya dalam melakukan
yang sesuai dengan kebudayaannya, sedangkan
asuhan keperawatan sehingga pasien tidak Mahasiswa dihadapkan dengan perasaan cemas
meragukannya.12,13 dan ketakutan karena mereka akan dirotasi
Praktik klinik dapat membantu mahasiswa ditempat berbeda. Tidak dapat dipungkiri,
mengembangkan skill dalam komunikasi.14 mahasiswa yang akan melaksanakan praktik
Komunikasi efektif menyebabkan terciptanya klinik akan selalu mengalami kecemasan.1,14
hubungan saling percaya antara pasien dan Informan 1, informan 3, informan 4,
mahasiswa keperawatan dalam melakukan informan 5 menyatakan saat praktik klinik
asuhan keperawatan. Pengalaman mahasiswa merasa bingung dengan ranah kerjanya,
terhadap komunikasi terapeutik dengan pasien bingung apa yang pertama kali harus dilakukan
dan keluarga seperti meningkatkan saat akan praktik klinik, masih bingung dengan
kepercayaan diri dan tingkat motivasi pada tindakan dasar seperti pemasangan infus dan
mahasiswa keperawatan.2,14 hanya menunggu instruksi perawat sekitar
untuk melakukan tindakan.
Respon psikologis negatif dan positif Penelitian sebelumnya mengenai
Hasil analisis wawancara semi structure pengalaman psikologis yang dirasakan oleh
yang peneliti lakukan terhadap informan mahasiswa keperawatan berupa kecemasan
didapatkan tema respon psikologis negatif dan beradaptasi terhadap lingkungan yang asing
positif yang dikategorikan menjadi 2 kategori dan berinteraksi langsung dengan pasien.
berupa ansietas dan antusiasme praktik klinik. Mahasiswa yang pertama kali praktik klinik
Respon positif dan negatif ditentukan oleh takut melakukan kesalahan dan merugikan
persepsi dan interpretasi mengenai situasi yang pasien. Kurangnya pengalaman klinik,
dialami individu.15 Antusiasme merupakan lingkungan baru, pasien yang tidak kooperatif,
emosi yang berasal dari respon positif, seperti mahasiswa takut membuat kesalahan yang
bahagia. Dominasi emosi positif yang terbentuk diungkapkan oleh mahasiswa sebagai situasi
saat belajar memfasilitasi pembelajaran yang kecemasan yang mereka rasakan saat praktik
sukses dan membantu siswa untuk memahami klinik.4,14,18
dan mengasimilasi pengetahuan yang Antusias yang dirasakan informan terjadi
diperlukan. Ansietas merupakan respon karena mahasiswa dapat berinteraksi langsung
psikologis negatif yang dialami seseorang.16 dengan pasien dan pasien tersebut
Informan 1, Informan 2, Informan 3, dan mengenangnya. Hal ini membuat mahasiswa
informan 4 mengungkapkan bahwa mereka menjadi semangat dalam menjalankan praktik
merasa tidak siap dikarenakan takut salah, grogi klinik. Mahasiswa merasa senang dikarenakan
dan ilmu yang mereka miliki masih sedikit dan karena terjalinnya hubungan saling percaya,
ini merupakan pengalaman pertama mereka yang mana diakui informan 2, setiap pasien
saat akan berinteraksi langsung dengan pasien tersebut memiliki masalah maka pasien ataupun
selama praktik klinik di rumah sakit. Perasaan keluarganya menceritakan dan meminta saran
tidak siap muncul ketika memikirkan kepadanya.
lingkungan praktik klinik. Informan 2 Hal ini didukung oleh hasil penelitian
memikirkan apa yang harus ia lakukan saat sebelumnya bahwa penerimaan oleh pasien,
praktik klinik nantinya dengan bertanya kepada menghargai apa yang dilakukan mahasiswa
mahasiswa tingkat atas yang pernah praktik terhadap pasien, membantu dan merawat pasien
klinik sebelumnya. Hal yang ditanyakan adalah membuat mahasiswa senang. Hal ini
apa yang harus mereka lakukan saat praktik meningkatkan antusiasme semangat belajar
klinik, hal yang harus dipersiapkan, tempat pada mahasiswa. 2,14
menyimpan tas dan perlengkapan mahasiswa
dimana. Resiko pelanggaran standar patient safety
Ansietas (kecemasan) merupakan perasaan Hasil analisis semistructure didapatkan
takut yang ditandai dengan ketegangan, mudah tema resiko pelanggaran standar patient safety.
marah, takut pada sesuatu yang akan terjadi, Tema ini dibagi menjadi 3 kategori kesalahan
dan dapat mengalami disorientasi.17 Penelitian yang terjadi selama praktik klinik I,
sebelumnya didapatkan bahwa mahasiswa implementasi perawat tidak sesuai prosedur dan
merasakan kecemasan dan gelisah sebelum prinsip asuhan keperawatan, dan manajemen
praktik klinik. Mahasiswa merasakan hal waktu.
tersebut dikarenakan mereka melakukan Informan 1, dan informan 4
praktik klinik ini untuk pertama kalinya. mengungkapkan kesalahan yang dilakukannya
saat praktik klinik ialah melakukan intervensi Seseorang tidak dapat mengatur waktu dan
pemberian injeksi obat yang tidak sesuai dosis hanya dapat mengatur bagaimana dia dapat
dikarenakan tumpah, dan ada juga mahasiswa menggunakannya. Mahasiswa perlu memupuk
yang tidak menggunakan handscoon dengan keterampilan manajemen waktu yang efektif
lengkap, sehingga ia ditegur oleh tenaga bersama dengan keterampilan dalam asuhan
kesehatan dirumah sakit. Informan mengakui keperawatan untuk kemudahan transisi ke
melakukan kesalahan tersebut dikarenakan lupa perawat pascasarjana.23,24
dan tidak disengaja. Hal ini juga diungkapkan
oleh informan 5 selaku key informan bahwa ada Aspek capaian pembelajaran praktik klinik
mahasiswa yang melakukan kesalahan, yang I
mana ia salah pasien dalam memberikan obat Hasil analisis semistructure didapatkan
tersebut. tema aspek capaian pembelajaran praktik klinik
Penelitian sebelumnya didapatkan bahwa I. Tema ini dibagi menjadi 3 kategori berupa
terdapat insiden keselamatan pasien termasuk keterlibatan pembimbing klinik, keterlibatan
infeksi, masalah pengobatan, masalah pembimbing akademik, dan target kompetensi
lingkungan, dan masalah dengan dokumentasi yang tidak tercapai.
dan identifikasi pasien. Hal tersebut menjadi Perbedaan pengalaman antar informan
pengalaman yang tidak terlupakan bagi terhadap dosen pembimbing akademik telah
informan. Tindakan eror prosedur keperawatan disampaikan informan saat wawancara, namun
ialah mahasiswa sering salah pasien dalam untuk hari pertama semua pembimbing
memberikan obat, namun obatnya sama dan akademik di setiap kelompok mengantar
dosis yang berbeda. 19,20 mahasiswa ke rumah sakit. Dosen pembimbing
Implementasi perawat tidak sesuai akademik di salah satu kelompok ada yang
prosedur dan prinsip diungkapkan 5 informan tidak datang untuk membimbing dan
terjadi saat pergantian sift, tidak diterapkannya mengontrol mahasiswa selama praktik klinik.
cuci tangan sebelum melakukan tindakan, tidak Hasil penelitian sebelumnya mahasiswa
menggunakan handscoon saat tindakan, injeksi mengeluhkan dosen yang kurang dalam
obat jalur iv, dan cara komunikasi dengan mengajar dan bimbingan selama praktik klinik.
pasien di lingkungan rumah sakit. Informan 2 Kurangnya keterlibatan dosen dalam praktik
mengakui menjadi bingung dan ragu dalam klinik mempengaruhi fokus dari mahasiswa
melakukan tindakan dikarenakan perbedaan keperawatan saat praktik klinik.4
tersebut. Dan ditambah dengan kurangnya Pembimbing akademik dilain kelompok
penjelasan antara pembimbing klinik, dan ada yang datang untuk mengontrol dan
dosen akademik kepada mahasiswa mengenai membimbing mahasiswa selama praktik klinik
perbedaan teori dan praktik klinik. di rumah sakit. Hal ini sejalan dengan hasil
Hasil penelitian sebelumnya, perawat penelitian sebelumnya yaitu bimbingan klinik
dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang dirasakan oleh mahasiswa terhadap
sesuai prosedur masih kurang. Banyaknya pembimbing akademik ialah cukup. Kegiatan
perbedaan teori yang telah dipelajari di yang sering dilakukan oleh pembimbing
akademik yang penerapannya tidak sesuai saat akademik ialah memberikan pengarahan
praktik di rumah sakit. Perbedaan antara teori mengenai format tugas dan penilaian. Selain itu
dan praktik yang dipandang sebagai salah satu kegiatan yang jarang dilakukan ialah menegur
faktor penghambat dalam praktik klinik.1,21,22 mahasiswa jika melakukan kesalahan asuhan
Manajemen waktu yang buruk dapat keperawatan hal ini dilakukan saat pembimbing
menyebabkan resiko terjadinya pelanggaran akademik memberikan umpan balik melalui
patient safety, hal ini diungkapkan informan 5 evaluasi.25
dikarenakan waktu yang terbatas dalam Keluhan yang dirasakan oleh informan
melaksanakan asuhan keperawatan mengenai pembimbing klinik yang tidak
menyebabkan perawat mengabaikan standar perduli dengan mahasiswa sejalan dengan hasil
patient safety. Mahasiswa keperawatan dalam penelitian sebelumnya bahwa pembimbing
merasa tidak dapat mengerjakan tugas dengan klinik masih kurang tanggap dalam merespon
maksimal dikarenakan merasa sulit dalam keluhan mahasiswa. Ketanggapan pembimbing
manajemen waktu antara tugas dan praktik. klinik dalam praktik klinik dapat digunakan
Manajemen waktu adalah tentang untuk mengidentifikasi keberhasilan proses
bagaimana seseorang mengelola diri sendiri. praktik klinik. Bimbingan klinik yang
berkualitas dapat tercapai jika pembimbing dan informan juga telah banyak memenuhi
klinik tanggap terhadap masalah mahasiswa sebagian besar target kompetensi. Informan
dan hal ini akan menciptakan hubungan yang mengharapkan dosen sebagai pembimbing
kuat dalam proses bimbingan.26 akademik dapat meninjau terlebih dahulu target
Pembimbing klinik (CI) banyak yang apa saja yang sering dan tidak pernah dilakukan
memiliki peran ganda seperti selain menjadi tindakannya di rumah sakit. Pihak akademik
pembimbing klinik, kegiatan manajerial dan rumah sakit diharapkan berkolaborasi
maupun bertugas memberikan asuhan dalam menentukan target kompetensi
keperawatan.27 Kinerja CI hanya sebagian yang dikarenakan akan berdampak pada proses
sudah baik, hal ini dikarenakan, selain menjadi penilaian dan untuk mengembangkan
29
pembimbing klinik, mereka juga tetap dituntut pendekatan holistik.
untuk mengerjakan pekerjaan lainnya sebagai
perawat sehingga pembelajaran klinik kurang Harapan untuk praktik klinik selanjutnya
optimal.28 Informan 2 dan informan 5 Hasil analisis wawancara semi structure
mengungkapkan bahwa meskipun pembimbing yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan
klinik tidak dapat mengontrol secara langsung didapatkan tema berupa harapan infoman untuk
namun CI telah membagi perawat penanggung praktik klinik selanjutnya. Kategori dalam tema
jawab dari masing-masing ruangan untuk ini ialah persiapan mahasiswa sebelum praktik
membimbing dan mengawasi mahasiswa klinik I, dan harapan untuk dosen pembimbing.
selama praktik klinik. Mahasiswa keperawatan untuk
Informan 3 dan 4 mengungkapkan bahwa menghadapi praktik klinik ialah dengan
ada CI yang mau membimbing dan mempersiapkan diri sebelum praktik klinik
mengajarkan mereka selama praktik klinik. CI dengan cara belajar kelompok mendiskusikan
yang membimbing ini diakui informan 4 dan bertukar pendapat seperti cara memasang
mempermudah informan dalam menjalani infus, mempelajari sop yang telah diberikan
praktik klinik seperti misalnya menegur oleh dosen, selain itu juga dapat belajar lewat
mahasiswa jika melakukan kesalahan dan video di internet.4 Mahasiswa juga harus
membantu menjelaskan permasalahan yang mempersiapkan mental dan fisiknya sebelum
dialami mahasiswa selama menjalankan asuhan praktik klinik. Mempersiapkan mental dan fisik
keperawatan. Hasil penelitian sebelumnya dengan mengikuti kegiatan ospek yang mana
bahwa pembimbing klinik kooperaktif dalam kegiatan tersebut sudah diatur sesuai dengan
mengajar dan membimbing mahasiswa praktik, situasi dan kondisi di lingkungan praktik
hal ini memotivasi mahasiswa untuk belajar klinik.25,26 Kegiatan tersebut telah disesuaikan
menjadi perawat yang baik.2 dengan keadaan di rumah sakit yang mana
Permasalahan yang dialami informan senior berperan sebagai perawat dan sering
bahwa masih ada target kompetensi yang tidak memarahi mahasiswa baru yang berperan
tercapai. Target tersebut tidak tercapai sebagai mahasiswa praktik.
dikarenakan tidak adanya kasus tersebut dan Persiapan sebelum praktik klinik
saat informan bertanya kepada perawat di diperlukan mahasiswa dengan mempersiapkan
rumah sakit, tindakan tersebut memang jarang mahasiswa keperawatan secara emosional dan
dilakukan. Tindakan yang jarang dilakukan sikap untuk membantu mereka mengatasi
tersebut antara lain pengambilan darah arteri, situasi sulit dalam lingkungan praktek untuk
injeksi IM. Untuk kasus IM, informan 1 dan menghadapi perawat dan pasien. Pasien yang
informan 5 mengatakan bahwa pasien dengan menolak untuk dilakukannya tindakan oleh
tindakan IM jarang dilakukan di rumah sakit, mahasiswa keperawatan tidaklah sedikit
hal ini dikarenakan pemberian obat selama ini dikarenakan ragu dengan kemampuan yang
lebih cenderung ke injeksi vena melalui infus dimiliki oleh mahasiswa. Untuk mengurangi
dan tindakan ini biasanya dilakukan di keraguan tersebut, mahasiswa keperawatan
Puskesmas. Ada juga informan yang tidak sebagai calon perawat profesional seharusnya
mendapatkan pasien dengan tindakan injeksi mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan
IC, pemasangan dan pemberian makan melalui pasien.13,25,26
selang NGT. Pendidikan keperawatan dapat
Informan 2 mengakui bahwa walaupun ditingkatkan ketika adanya kolaborasi
masih ada target yang tidak terpenuhi, namun pendidikan keperawatan antara pihak
mereka merasa mampu jika kasus tersebut ada, akademisi dan praktek klinik.32 Harapan
informan 1 bagi dosen untuk praktik klinik dapat memantau keadaan mahasiswa selama
selanjutnya ialah agar dosen dapat menjalin praktik dan sebagai bahan evaluasi agar
komunikasi dengan pihak rumah sakit agar mahasiswa terhindar dari hal yang tidak
tidak ada kesalahpahaman. Informan 2, diinginkan. Penelitian ini dapat menambah
informan 4, dan informan 5 juga mengharapkan wawasan bagi mahasiswa yang akan praktik
dosen pembimbing datang untuk memantau dan klinik agar memiliki pandangan dan
membimbing mahasiswa selama praktik klinik, mempersiapkan diri untuk memperbaiki skill,
dan mengajarkan mahasiswa mengenai teori, maupun mental sebelum mengikuti
penggunaan alat-alat terbaru seperti infusion praktik klinik keperawatan
pump. Bimbingan dari dosen pembimbing yang
diharapkan oleh mahasiswa ialah agar dapat DAFTAR PUSTAKA
menjelaskan apa yang harus dilakukan 1. Tiwaken, S. U., Caranto, L. C., & David, J. J.
mengenai perbedaan teori dan praktik (2015). The Real World: Lived Experiences of
dilapangan Selama praktik klinik diakui oleh Student Nurses during Clinical Practice.
informan 4 dan informan 5 bahwa mahasiswa International Journal of Nursing Science, 66-
masih ada yang bingung dalam menggunakan 75.
alat-alat medis terbaru seperti infuse pump, 2. Labeeb, S. A., Rajith, C. V., Ibrahim, M. A., &
terlebih bagi mereka yang perrtama kali praktik Kamal, N. A. (2017). A Qualitative Study on
klinik berada di ruang anak yang menggunakan Factors Affecting the Clinical Learning of
infusion pump. Nursing students in College of Nursing,
Harapan mahasiswa dari hasil penelitian Kuwait. Journal of Education and Practice,
sebelumya mengenai kemampuan dosen untuk 141-155.
membimbing dan mendukung mahasiswa 3. Saifan, A., AbuRuz, M. E., & Masa'deh, R.
adalah yang paling diharapkan oleh mahasiswa (2015). Theory Practice Gaps in Nursing
dalam pelaksanaan belajar-mengajar. Selain Education: A Qualitative Perspective. Journal
itu, diharapkan adanya koordinasi antara pihak of Social Sciences, 20-29.
rumah sakit dan pihak institusi pendidikan 4. Rajeswaran, L. (2016). Clinical Experiences of
keperawatan mengenai target kompetensi guna Nursing Students at a Selected Institute of
meningkatkan pengetahuan mahasiswa Health Sciences in Botswana. Health Science
keperawatan.33,34 Journal, 1-6.
5. Lima, K. R., Brito, T. A., Helena Marta Alves
SIMPULAN SARAN Nunes, G. C., Nascimento, R. A., Henriques, L.
Hasil dari analisis data didapatkan 5 tema M., Aiquoc, K. M., . . . Souza, J. J. (2016).
mengenai pengalaman mahasiswa keperawatan Nursing Students Experience in Emergency and
dalam pelaksanaan praktik klinik. Adapun 5 Intensive Care in a Reference Hospital.
tema tersebut adalah: Memahami peran perawat Intensive Care in a Reference Hospital, 1-5.
melalui perspektif praktik klinik, respon 6. Sari, D. W., Sari, R. K., & Qusuma, I. F. (2016).
psikologis negatif dan positif, resiko terjadinya Peran Pembimbing Klinik dan Pelaksanaan
pelanggaran standar patient safety, aspek Keselamatan Pasien Oleh Mahasiswa.
capaian pembelajaran praktik klinik I, dan UNISSULA PRESS, 138-144
harapan untuk praktik klinik selanjutnya. 7. Krathwohl, D., & Anderson, L. (2010). Merlin
Hasil penelitian ini dapat dilakukan C. Wittrock and the Revision of Bloom's
penelitian selanjutnya secara kualitatif dengan Taxonomy. Educational Psychologist, 64-65.
wawancara focus group discussion, observasi. 8. Budhi, K. A., Widiana, W., & Renda, N. T.
Selain itu, dapat menggunakan metode (2016). Analisis Rekonstruksi Pengetahuan
kuantitatif maupun mix method yang berkaitan berdasarkan Teori Taksonomi Bloom Revisi
dengan pengalaman praktik klinik mahasiswa pada Pembelajaran IPA. e-Journal PGSD
keperawatan. Universitas Pendidikan Ganesha, 1-13.
9. Chuan, O. L., & Barnett, T. (2012). Student,
REKOMENDASI tutor and staff nurse perceptions of the clinical
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi learning environment. Nurse Education in
institusi pendidikan keperawatan dan rumah Practice, 192-197.
sakit pendidikan khususnya tempat peneliti 10. Mundakir, Wulandari, Y., & Mukarromah, N.
melakukan penelitian agar dosen sebagai (2016). Pendekatan Model Asuhan
pembimbing akademik dan pembimbing klinik Keperawatan Holistik Sebagai Upaya
Peningkatan Kepuasan dan Keselamatan Pasien 24.Nayak, S. (2018). Time Management in
di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Nursing –Hour of need. International Journal
Muhammadiyah, 7-16. of Caring Sciences, 1997-2000.
11. Azizatunnisa, N., & Suhartini. (2012). 25.Asda, P. (2013). Hubungan Bimbingan Klinik
Pengetahuan dan Keterampilan Perawat dalam Oleh Pembimbing Klinik Akademik dengan
Pelayanan Keperawatan Holistik di Indonesian Prestasi Belajar Klinik Mahasiswa Semester V
Holistic Tourist Hospital. Nursing Studies, 140- DIII Keperawatan Stikes Wira Husada Tahun
148. Ajaran 2010/2011. Jurnal Keperawatan
12. Pieter, H. Z. (2017). Dasar-dasar Komunikasi "Hutama Abdi Husada", 1-8.
Bagi Perawat. Jakarta: Kencana 26.Azizah, L. K., & Ropyanto, C. B. (2012).
13. Muhith, A., & Siyoto, S. (2018). Aplikasi Tingkat Kepuasan Bimbingan Klinik
Komunikasi Terapeutik Nursing & Health. Mahasiswa Keperawatan. Jurnal Nursing
Yogyakarta: CV Andi Offset. Studies, 219 – 224.
14. Damodaran, D. K., & M, K. (2013). Clinical 27.Suryani, L., Handiyani, H., & Hastono, S. P.
Environment: Experiences of Undergraduate (2015). Peningkatan Pelaksanaan Keselamatan
student nurses. International Journal of Pasien Oleh Mahasiswa Melalui Peran
Advances in Nursing Management, 25-30. Pembimbing Klinik. Jurnal Keperawatan
15. Azzahra, F. (2017). Pengaruh Resiliensi Indonesia, 115-122.
Terhadap Distres Psikologi pada Mahasiswa. 28.Dewanti, S. (2017). Hubungan Kinerja
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 80-96. Instruktur Klinik Dengan Pencapaian
16. Anttilaa, H., Pyhältöb, K., Soinie, T., & Kompetensi Klinik Mahasiswa Keperawatan
Pietarinend, J. (2017). From Anxiety to Di Rumah Sakit Di Medan. Jurnal Kesehatan
Enthusiasm: Emotional Patterns Among Bukit Barisan, 70-86.
Student Teachers. European Journal of 29.Bradshaw, C., O’Connor, M., Egan, G., &
Teacher Education, 447-464. Tierney, K. (2012). Nursing Students’ Views of
17. Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Clinical Competence Assessment. British
Keperawatan: Konsep dan Kebutuhan Dasar Journal of Nursing, 923-927.
Klien. Jakarta: Salemba Medika. 30.Levett, & Bourgeois. (2015). The Clinical
18. Bayoumi, M. M., Elbasuny, M. M., mofereh, A. PlacementE-Book: An Essential Guide for
M., assiri, M. a., & fesal, A. H. (2012). Nursing Students. Australia: Elsevier.
Evaluating Nursing Students' Anxiety and 31.Venkatasalu, M. R. (2015). Life after the
Depression during Initial Clinical Experience. Liverpool Care Pathway (LCP): A Qualitative
International Journal of Psychology and Study of Critical Care Practitioners Delivering
Behavioral Sciences, 277-281. End‐of‐life Care. JAN, 2108-2118.
19. Disch, J. J. (2017). Exploring How Nursing 32.Bvumbwe, T. (2016). Enhancing Nursing
Schools Handle Student Errors and Near Education Via Academiceclinical Partnership:
Misses. ajnonline, 24-31. An Integrative Review. International Journal
20. Khasanah, U. (2012). Tindakan Error Prosedur of Nursing Science, 314-322.
Keperawatan: Jenis dan Faktor Penyebabnya 33.Kartini, M., & Putriyanti, C. E. (2017). Harapan
pada Mahasiswa Profesi Ners. Jurnal Ners, Mahasiswa Keperawatan Terhadap Penampilan
186–195. Dosen-Dosen di Program Keperawatan. Jurnal
21. . Natasia, N., Loekqijana, A., & Kurniawati, J. Akper Ngesti Waluyo, 1-9.
(2014). Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan 34.Padang, J. T., & Medyati, N. (2014). Hubungan
Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU- Kinerja Perawat Profesional dengan Praktik
ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal Klinik Keperawatan Medikal Bedah
Kedokteran Brawijaya, 21-25. Mahasiswa Profesi Ners di RSUD Jayapura
22. Safazadeh, S., Irajpour, A., Alimohammadi, N., Propinsi Papua. Jurnal Ners dan Kebidanan,
& Haghani, F. (2018). Exploring the reasons for 166-169.
theory-practice gap in emergency nursing
education: A qualitative research. Journal of
Education and Health Promotion, 1-8.
23. Mirzaei, T. (2012). Nursing Students’ Time
Management, Reducing Stress and Gaining
Satisfaction: A Grounded Theory Study.
Nursing and Health Sciences, 46-51.

Anda mungkin juga menyukai