Anda di halaman 1dari 45

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek pelayanan keperawatan atau asuhan keperawatan di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan belum mencerminkan suatu bentuk praktek
pelayanan keperawatan professional atau masih terpola pada masa lalu yang akan
berdampak pada wewenang praktek . Dalam hal peran, sampai sekarang belum
sepenuhnya manajemen dan organisasi sumber daya, perlengkapan dan pelayanan
yang efisien dan efektif yang dikendalikan atau diambil oleh perawat professional.
Situasi dan penatalaksanaan pelayanan keperawatan masih berada pada tahap
praktek keperawatan tradisional dimana setiap perawat belum memiliki kriteria
kompetensi yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang didapatnya. Hal ini
terjadi karena sikap, tingkah laku dan ketrampilan professional belum jelas dalam
penerapannya.
Peran dan fungsi perawat professional disusun untuk mengidentifikasi dan
memperjelas

aspek-aspek

yaitu

ketrampilan

keperawatan

dan

keluaran

keperawatan dalam bentuk kualitas dan hasil akhir dari keperawatan sehingga bisa
membedakan praktek keperawatan yang diberikan oleh orang yang tidak
mempunyai

kualifikasi

keperawatan

professional.

Asuhan

keperawatan

profesional dilaksanakan oleh perawat profesional yang dihasilkan melalui sistem


pendidikan tinggi keperawatan, dimana perawat profesional memiliki dan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan profesional, memiliki
dan menerapkan ketrampilan profesional dan menggunakan etika keperawatan

sebagai tuntunan dan melaksanakan praktek keperawatan ilmiah dan dalam


kehidupan profesi. Program pendidikan ners adalah pendidikan yang bersifat
akademik-profesi dengan mengacu pada paradigma keperawatan yang disepakati
di Indonesia dan mempunyai landasan ilmu pengetahuan dan landasan keprofesian
yang kokoh. (Dikti, Depdikbud, 1998). Melalui kurikulum pendidikan khususnya
materi pendidikan dan pengalaman belajar memungkinkan peserta didik
mengikuti dan menguasai IPTEK keperawatan sehingga dapat ditumbuhkan dan
dibina sikap, tingkah laku dan kemampuan profesional. Sikap dan kemampuan
professional merupakan landasan utama dalam melaksanakan pelayanan dan atau
asuhan keperawatan yang professional.
Di masa depan pendidikan keperawatan dihadapkan pada suatu tantangan
dalam meningkatkan kualitas lulusannya dalam menguasai kompetensikompetensi professional. Menurut Elly Nurachma (2000), dikatakan bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan pelayanan keperawatan pada institusi resmi baik
pemerintah maupun swasta belum memiliki kualifikasi yang memadai sebagai
perawat professional. Hal ini karena lebih dari 85 % masih berkualifikasi perawat
non professional sedangkan lebih dari 14 % memiliki kualifikasi perawat
professional pemula. Hanya kurang dari 1 % memiliki kualifikasi perawat
professional, namun lebih dari 75 % dari jumlah ini tidak terlibat langsung dengan
pelayanan keperawatan. Menurut Marr dan Giebing (1994), mengatakan bahwa
peran perawat professional selalu dalam peninjauan karena adanya perubahan
dalam pemberian perawatan kesehatan seperti perawatan komunitas, peningkatan
jumlah hari pembedahan, perubahan dalam praktek klinik keperawatan dan karena

adanya The Patients Charter. Penelitian Universitas York (Carr-hill et al, 1992)
menemukan bahwa pada umumnya tingkat penggabungan ketrampilan staf
keperawatan berpengaruh pada mutu asuhan keperawatan asalkan mutu asuhan
tersebut dilakukan oleh perawat yang memiliki tingkatan dan ketrampilan yang
lebih tinggi. Selain itu berdasarkan pengalaman peneliti pada praktek klinik dan
lapangan pada tahap profesi belum menunjukkan sikap dan kemampuan
professional dimana tidak berdasarkan pada prasyarat pendidikan, tetapi lebih
kepada keharusan para peserta didik dapat melewatkan waktunya di lahan praktek.
Berdasarkan pemaparan beberapa hal di atas maka Program pendidikan
ners PSIK FK UNAIR sebagai salah satu pelaksana program pendidikan yang
bersifat akademik-profesi dengan mengacu pada paradigma keperawatan yang
disepakati di Indonesia dan mempunyai landasan ilmu pengetahuan dan landasan
keprofesian yang kokoh dan melalui kurikulum pendidikan khususnya materi
pendidikan dan pengalaman belajar memungkinkan peserta didik mengikuti dan
menguasai IPTEK keperawatan sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina sikap,
tingkah laku dan kemampuan profesional. Sikap dan kemampuan professional
merupakan landasan utama dalam melaksanakan pelayanan dan atau asuhan
keperawatan yang professional sehingga perlu diteliti persepsi mahasiswa PSIK
Program B tentang dukungan mata kuliah ilmu keperawatan yang diperoleh
selama program akademik dengan praktek keperawatan professional yang dijalani.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pernyataan masalah

Peran perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang seharusnya


sesuai dengan ilmu keperawatan belum profesional atau masih terpola masa lalu
yang berdampak pada wewenang praktek dan akhirnya mempengaruhi Permenkes
No. 647 tahun 1999. Hal ini terjadi karena dalam melaksanakan asuhan
keperawatan belum sepenuhnya menunjukkan sikap, tingkah laku dan ketrampilan
professional. Salah satu upaya profesionalisasi adalah pengembangan pendidikan
tinggi keperawatan dimana akan menghasilkan tenaga keperawatan yang
professional yang mempunyai landasan ilmu pengetahuan dan landasan
keprofesian yang kokoh.
1.2.2 Pertanyaan masalah
Apakah mata kuliah ilmu keperawatan yang diajarkan memberikan
dukungan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan profesional ?

1.3 Tujuan Penelitian:


1.3.1

Tujuan umum: mempelajari gambaran mata kuliah keperawatan yang

mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.


1.3.2
1.

Tujuan khusus:
Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap kelompok ilmu
humaniora : Filsafat Ilmu Keperawatan dan Bahasa Inggris Keperawatan
dalam mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.

2.

Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap kelompok ilmu alam


dasar : Fisika Keperawatan dan Biologi Keperawatan dalam mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.

3.

Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap kelompok ilmu sosial :


Ilmu social dan politik keperawatan dalam mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan profesional.

4.

Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap kelompok ilmu


biomedik : Anatomi dan Fisiologi, Biokimia, Patologi Klinik untuk Perawat,
Patofisiologi

untuk

Perawat,

Farmasi

untuk

Perawat

dan

Psikoneuroimunologi dalam mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan


profesional.
5.

Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap kelompok ilmu


kesehatan masyarakat : Ilmu Komunitas dalam mendukung pelaksanaan
asuhan keperawatan profesional.

6.

Mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap kelompok ilmu


kedokteran klinik : Pemeriksaan Fisik untuk perawat dalam mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan profesional.

1.4 Manfaat Penelitian


Bagi profesi: untuk mengetahui kelompok ilmu keperawatan yang
relevansi dengan praktek keperawatan profesional sekarang.
Bagi PSIK FK Unair Surabaya : sebagai sumber informasi bagi staf
akademik keperawatan dalam memahami dasar-dasar penyusunan dan penerapan
kurikulum

pendidikan

menumbuhkembangkan
profesional keperawatan.

tinggi

komunitas

keperawatan
ilmuwan

yang

keperawatan

selanjutnya
dan

komunitas

1.5 Relevansi
Asuhan keperawatan profesional dilaksanakan oleh perawat profesional
yang dihasilkan melalui sistem pendidikan tinggi keperawatan, dimana perawat
profesional memiliki dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan profesional, memiliki dan menerapkan ketrampilan profesional dan
menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan dan melaksanakan praktek
keperawatan ilmiah dan dalam kehidupan profesi. PSIK FK UNAIR sebagai salah
satu penyelenggara pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia bertanggung
jawab untuk mengembangkan sumber daya manusia dengan memberikan
pengalaman belajar pada mahasiswa untuk menumbuhkan dan membina sikap
serta ketrampilan profesional.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa konsep yang mendasari penelitian
yaitu tentang 1) Arti dan Makna Keperawatan Sebagai Suatu Profesi, 2)
Professional Accontabilities, 3) Kurikulum Inti Pendidikan Ners Di Indonesia
(Program B), 4) Kurikulum Institusi Program Pendidikan Ners PSIK FK UNAIR,
5) Praktek Keperawatan Profesional, 6) Standar Praktek Keperawatan dan 7)
Kerangka Konsep.

2.1 Arti dan Makna Keperawatan Sebagai Suatu Profesi.


Dalam sejarah perkembangannya, keperawatan sejak pernyataan Florence
Nightingale yang merupakan awal era perkembangan sistematik dari keperawatan,
secara perlahan, teratur dan terus menerus bergerak menuju ke tingkat
perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri. Proses ini merupakan
proses jangka panjang yang lebih bertujuan membangun landasan keilmuan dan
landasan moral yang kokoh dari praktek keperawatan, melalui inovasi dalam
pendidikan keperawatan.
2.1.1

Pengertian dan Kriteria Suatu Profesi.


Menurut Schein, E.H. (1962), profesi adalah suatu kumpulan atau set

pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus, yang berasal
dari perannya yang khusus di masyarakat. Hughes, E.C. (1963), mengemukakan
profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal daripada

orang lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau
terjadi pada kliennya.
Pada tahun 1915, Abraham Flexner merumuskan karakteristik suatu
profesi yaitu aktivitas intelektual, berdasarkan ilmu dan belajar, digunakan untuk
tujuan praktek dan pelayanan, dapat diajarkan, terorganisir secara internal dan
altruistik. Sedangkan Hall (1968) menyatakan bahwa peralihan suatu pekerjaan
menjadi profesi, terjadi melalui empat tahapan, yaitu :
1.

Memperoleh badan pengetahuan (body of knowledge) dari institusi


pendidikan tinggi.

2.

Menjadi pekerjaan utama (full-time occupation).

3.

Membentuk organisasi profesi.

4.

Menyusun kode etik.


Menurut Miller (1985) atribut terpenting dari profesionalisasi dalam

keperawatan adalah :
1.

Menambah atau memperoleh badan pengetahuan di dalam tatanan


universitas dan orientasi pengetahuan pada tingkat pasca sarjana dalam
keperawatan.

2.

Mencapai kompetensi dengan landasan teoritik dimana diagnosis dan


penyembuhan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang potensial
dapat dilaksanakan.

3.

Menyebutkan dan menspesifikasi ketrampilan dan kompetensi yang


merupakan batasan dari keahlian.

Dikatakan juga oleh Shortridge, L.M. (1985) bahwa karakteristik esensial


suatu profesi adalah :
1.

Kode etik yang berfungsi sebagai pedoman bagi keterlaksanaan


standard dan tanggung jawab pribadi.

2.

Orientasi kepada pelayanan yang diartikan sebagai komitmen untuk


memberikan asuhan oleh pakar untuk memenuhi kebutuhan asuhan kesehatan
klien, menempatkan pelayanan di atas kepentingan pribadi, hak klien untuk
mendapatkan pelayanan dari mereka yang kompeten dan menyatakan diri
sebagai client advocate.

3.

Berdasarkan ilmu pengetahuan yang kokoh dengan menggunakan


berbagai konsep, prinsip dan teori sebagai landasan pelaksanaan asuhan
kepada klie, pengalaman belajar dan praktek serta kebutuhan untuk terus
belajar.

4.

Otonomi, diartikan sebagai kewenangan dan tanggung jawab untuk


mengendalikan serta mengatur pendidikan dan asuhan dalam bidang
keprofesian.

2.1.2

Proses Profesionalisasi Keperawatan.


Profesionalisasi merupakan proses dinamis dimana profesi yang sedang

terbentuk mengalami perubahan karakteristik dan meningkat menjadi profesi. Di


Indonesia profesionalisasi keperawatan dimulai dengan intensif pada tahun 1983
setelah ditetapkan pengertian keperawatan professional sebagai hasil lokakarya
nasional yang pertama tentang keperawatan. Proses profesionalisasi pada dasarnya
adalah proses pengakuan yaitu pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai

dan diterima secara spontan oleh masyarakat. Anggota profesi yang sedang
terbentuk seperti halnya profesi keperawatan selalu berusaha untuk memperoleh
pengakuan sebagai anggota profesi yan penuh dengan cara berperilaku dan
bertindak menurut kaidah-kaidah yang sesuai dengan karakteristik suatu profesi,
dan berusaha menghindar perbuatan yang tidak professional (Marifin Husin,
1999). Saat ini profesionalisasi masih berlangsung dan merupakan tantangan,
berlangsung secara bertahap, berkelanjutan dan memerlukan waktu yang lama.
Secara perlahan, bertahap namun pasti keperawatan Indonesia akan
menuju terpenuhinya ciri-ciri suatu profesi, yaitu (Marifin Husin, 1999) :
1.

Memiliki tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang berbatas jelas


yaitu ilmu keperawatan.

2.

Pendidikan khusus berbasis keahlian (expertise) dan berada pada


jenjang pendidikan tinggi yaitu system pendidikan tinggi keperawatan(nursing
higher education system) sebagai bagian integral dari system pendidikan
tinggi nasional.

3.

Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau praktek dalam bidan


keprofesiannya yaitu praktek keperawatan ilmiah (scientific nursing practice).

4.

Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.

5.

Memberlakukan kode etik (code of ethics) yaitu kode etik


keperawatan

sebagai

tuntunan

utama

dalam

melaksanakan

praktek

keperawatan dan dalam kehidupan keprofesian.


6.

Memiliki motivasi yang bersifat altruistic yaitu mendahulukan


kepentingan orang lain yaitu masyarakat dari pada kepentingannya sendiri.

Menurut Elly Nurachma, 2000 menyatakan bahwa sebagai sebuah profesi


baru, keperawatan perlu untuk menemukan identitasnya sebagai profesi. Selain
itu, layaknya sebuah profesi, keperawatan seyogyanya mulai menetapkan cirri-ciri
profesi di dalam kehidupan dan perkembangan profesinya. Batang tubuh ilmu
pengetahuan selayaknya dimiliki dan dikembangkan secara terus menerus oleh
profesi. Dalam hal ini, semua anggota profesi memiliki pengetahuan yang
memadai dan dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam kegiatan setiap hari.
Pengembangan ilmu pengetahuan juga dapat dicapai melalui kegiatan riset dari
berbagai aspek keperawatan dan keilmuan lain yang mendasari ilmu keperawatan.

2.2 Professional Accountabilities.


Dalam setiap tatanan, perawat professional harus mempunyai 6 tanggung
jawab yang harus dilaksanakan (Chitty, 1997). Keenam tanggung jawab tersebut
meliputi

praktek

keperawatan,

peningkatan

kualitas,

riset,

pendidikan

(kompetensi), manajemen dan change agent. Setiap tanggung jawab tersebut


mempunyai bobot yang sama untuk dikerjakan, tergantung jabatan yang diemban,
misalnya sebagai staf perawat mempunyai tanggung jawab utama dalam lingkup
pemberian asuhan keperawatan dan peningkatan kualitas. Mereka juga
mempunyai tanggung jawab lainnya, misalnya memberikan masukan kepada
manajer, terlibat dalam penelitian, desiminasi dan aplikasi hasil penelitian. Berikut
keenam tanggung jawab professional (professional accountabilities).
2.2.1

Praktek keperawatan.

Tanggung dalam praktek keperawatan professional adalah mendefinisikan


standard asuhan ; standard praktek ; mendefinisikan standard penampilan
(kerja/kejelasan posisi dan harapan) ; mengelola kolaborasi antar disiplin ilmu ;
mendefinisikan criteria pengembangan karier ; menyeleksi dan mengelola
kerangka konsep tentang system pemberian asuhan keperawatan (Chitty, 1997).
2.2.2

Peningkatan kualitas
Tanggung jawab perawat professional dalam meningkatkan kualitas adalah

mengembangkan instrument dan metode untuk aplikasi yaitu standard ;


mengembangkan dan merencanakan peningkatan secara kontinyu melalui
kelompok atau individu untuk menyelesaikan masalah ; dan mengintegrasikan
unit based kegiatan peningkatan kualitas (Chitty, 1997).
2.2.3

Penelitian.
Tanggung jawab perawat dalam penelitian adalah menyeleksi topic riset

keperawatan terkini di lingkungan tempat kerja dan mendefinisikan kesempatan


atau peluang riset keperawatan (Chitty, 1997).
2.2.4

Pendidikan (kompetensi).
Tanggung jawab perawat professional dalam pendidikan (kompetensi)

yaitu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran ; mengevaluasi


kebutuhan dan pengembangan kompetensi program pendidikan ; mengukur hasil
program pendidikan keperawatan ; mengelola hubungan baik antara institusi
pendidikan dan pelayanan ; memonitor efektifitas komunikasi perawat dan
mengembangkan intervensi untuk pengembangan yang diperlukan dan memahami

masing-masing individu mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan


kompetensinya (Chitty, 1997).
2.2.5

Manajemen
Tanggung jawab professional adalah mengkoordinir, mengalokasikan dan

mengelola sumber daya manusia, fasilitas, keuangan, manajemen informasi


system dalam memberikan asuhan keperawatan ; menciptakan situasi kerja yang
kondusif (Chitty, 1997).
2.2.6

Change agent.
Tanggung jawab utamanya adalah mempunyai inisiatif dan berani

mengambil resiko yang diperlukan oleh entrepreunership (Chitty, 1997).

2.3 Kurikulum Inti Pendidikan Ners Di Indonesia (Program B).


Pendidikan ners adalah pendidikan yang bersifat akademik-profesi yang
dalam pelaksanaannya terdiri dari 2 tahapan yaitu pendidikan akademik dan
profesi (Dikti, Depdikbud, 1998). Program pendidikan ini mengacu pada
paradigma keperawatan yang disepakati di Indonesia dan mempunyai landasan
ilmu pengetahuan dan landasan keprofesian yang kokoh. Pada pelaksanaannya
sangat dipengaruhi oleh sifat runtun pada proses pemahaman dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Pada program pendidikan profesi
terdapat masa penyesuaian professional bagi peserta didik dalam bentuk
pengalaman
menggunakan

belajar
tatanan

klinik

dan

pelayanan

pengalaman
kesehatan

keperawatan (Dikti, Depdikbud, 1998).

belajar
nyata

lapangan,

khususnya

dengan

pelayanan

2.3.1

Orientasi pendidikan ners.


Dengan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan serta perkembangan tuntutan


kebutuhan masyarakat dan pembangungan kesehatan di masa datang serta
bertolak dari tujuan pendidikan ners, pengembangan dan pembinaan pendidikan
ners di Indonesia yang berorientasi pada IPTEK serta kepada masyarakat (Dikti,
Depdikbud, 1998).
1.

Orientasi

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi.

Pendidikan

ners

berorientasi kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, bermakna bahwa


institusi pendidikan keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan khsususnya keperawatan.
Melalui kurikulum pendidikan khususnya materi pendidikan dan berbagai
bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan di dalam suatu lingkungan
belajar

yang

lengkap

dengan

fasilitas

pendidikan

yang

diperlukan

memungkinkan peserta didik mengikuti dan menguasai perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi keperawatan/kesehatan dengan baik sehingga
dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan akademik-profesional
pada peserta didik.
2.

Orientasi

masyarakat.

Pendidikan

ners

berorientasi

kepada

masyarakat, memberikan arahan bahwa program pendidikan diorientasikan


kepada tuntutan kebutuhan masyarakat sekarang dan akan datang. Kurikulum
pendidikan disusun dengan bertolak dari tujuan pendidikan yang diturunkan
dari tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masa

datang, dengan tetap memperhatikan pandangan dan tuntutan keprofesian di


bidang keperawatan.
2.3.2

Kerangka konsep pendidikan ners.


Bertolak dari tujuan pendidikan ners dan orientasi pendidikan maka

pendidikan ners disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh, yang


mencirikannya sebagai profesi, seperti berikut (Dikti Depdikbud, 1998) :
1.

Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan menguasai


kelompok ilmu pengetahuan keperawatan dan berbagai teknik dalam
keperawatan, dicapai secara bertahap dan sistematis melalui berbagai bentuk
pengalaman belajar, dalam lingkungan belajar dengan masyarakat akademik
dan iklim akademik yang kondusif.

2.

Menyelesaikan masalah secara ilmiah. Ini ditumbuhkan dan dibina


sejak dini melalui rangkaian berbagai bentuk pengalaman belajar secara
terintegrasi. Hal ini merupakan landasan utama menumbuhkan dan membina
kemampuan memahami dan menerapkan proses keperawatan yang merupakan
metode utama yang digunakan ners dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

3.

Sikap, tingkah laku dan kemampuan professional. Sikap dan


kemampuan professional merupakan landasan utama dalam melaksanakan
pelayanan dan atau asuhan dengan berpedoman pada etika profesi
keperawatan, dalam kehidupan keprofesian dan mengembangkan diri
selanjutnya daeri seorang sarjana keperawatan.

4.

Belajar aktif dan mandiri. Kemauan dan kemampuan belajar aktif dan
mandiri, menuju terbinanya kemampuan mengarahkan, belajar sendiri dan

berlanjut, dibina sejak dini pada awal pendidikan dan meningkatkan secara
bertahap sampai akhir pendidikan.
5.

Pendidikan di masyarakat. Sikap dan kemauan professional seorang


sarjana keperawatan yang dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada
masyarakat, ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalui
berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di
masyarakat.

2.3.3

Struktur kurikulum pendidikan ners : kelompok ilmu, cabang ilmu dan


beban studi.
Diktik Depdikbud, (1998) menyatakan bahwa bertolak dari tujuan

pendidikan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan maka disusun


kurikulum inti ners untuk program B. Pendidikan ners Program B menerima
lulusan akademi keperawatan. Dengan demikian kurikulum pendidikan disusun
dengan bertolak dari kompetensi, dengan besar beban studi pada kurikulum
lengkap 87 sks dan masa pendidikan 5 semester. Beban studi pada kurikulum inti
adalah 80 % dari kurikulum lengkap yaitu 70 sks yang terdiri dari 50 sks program
akademik dan 20 sks program profesi. Program pendidikan ners merupakan satu
kesatuan utuh yang terdiri dari tahapan akademi dan tahapan profesi (Dikti,
Depdikbud, 1998).
Berikut kelompok ilmu, cabang ilmu dan beban studi pada kurikulum inti
program pendidikan ners, yaitu (Dikti, Depdikbud, 1998) :
1.

Kelompok humaniora, filsafat, metodologi, etika dan hukum kesehatan.


Kelompok ini merupakan landasan pengajaran dan penerapan, khususnya

sebagai penggabung kelompok-kelompok ilmu lain pada program pendidikan


ners. Meliputi filsafat 1 sks ; etika dan hukum 1 sks.
2.

Kelompok ilmu alam dasar. Merupakan landasan pemahaman konsep dan


teori tentang alam dan kehidupan, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan dan keperawatan. Mencakup : biologi 2 sks ; fisika keperawatan 1
sks.

3.

Kelompok ilmu sosial. Merupakan landasan pemahaman aspek sosiologi


yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Meliputi ilmu social dan
masalah kesehatan 1 sks ; ilmu politik 1 sks.

4.

Kelompok ilmu biomedik. Merupakan landasan pemahaman tentang


berbagai konsep dan teori yang berhubungan dengan struktur dan fungsi
manusia sehat serta berbagai bentuk kemungkinan penyimpangan, mulai dari
tingkat manusia utuh hingga tingkat sub seluler. Mencakup fisiologi 3 sks ;
biokimia 3 sks ; patologi 1 sks dan farmakologi 1 sks.

5.

Kelompok ilmu kesehatan masyarakat. Merupakan landasan pemahaman


tentang konsep-konsep kesehatan masyarakat khususnya yang berhubungan
dengan profesi keperawatan. Mencakup epidemiologi 1 sks ; demografi dan
statistika kesehatan 1 sks ; manajemen kesehatan 1 sks ; biostatistik 2 sks.

6.

Kelompok ilmu kedokteran klinik. Memberikan landasan pemahaman


tentang berbagai bentuk kelainan atau penyimpangan fungsi system organ dan
pengelolaannya, khususnya yang berhubungan dengan profesi keperawatan.
Mencakup ilmu bedah 1 sks ; ilmu penyakit dalam 1 sks ; ilmu kesehatan anak
1 sks ; obstetric dan ginekologi 1 sks ; psikiatri 1 sks.

7.

Kelompok ilmu keperawatan dasar. Kelompok ini memberikan landasan


pemahaman tentang konsep dan teori keperawatan. Mencakup riset
keperawatan 2 sks ; konsep dasar keperawatan 2 sks ; pendidikan dalam
keperawatan 2 sks ; komunikasi keperawatan 2 sks ; manajemen keperawatan
4 sks.

8.

Kelompok ilmu keperawatan klinik. Memberikan landasan pemahaman


tentang

berbagai

bentuk

masalah

keperawatan,

dan

berbagai

cara

pengelolaannya dalam bentuk metode intervensi atau tindakan keperawatan


pada asuhan keperawatan. Mencakup keperawatan medikal bedah 7 sks ;
keperawatan maternitas 4 sks ; keperawatan kesehatan anak 4 sks ;
keperawatan jiwa 4 sks ; keperawatan gawat darurat 3 sks.
9.

Kelompok

ilmu

keperawatan

komunitas.

Memberikan

landasan

pemahaman tentang bentuk masalah keperawatan di masyarakat termasuk


masalah usia lanjut serta cara pengelolaannya. Mencakup keperawatan
komunitas 4 sks ; keperawatan keluarga 4 sks dan keperawatan gerontik 3 sks.
2.4 Kurikulum Institusi Program Pendidikan Ners PSIK FK UNAIR
Dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kedokteran dan keperawatan, maka dituntut partisipasi aktif dari semua
pihak khususnya FK UNAIR, mempunyai peran dalam melaksanakan dan
mengembangkan fungsi perguruan tinggi. Sebagai bentuk peran aktif FK UNAIR,
maka telah diselenggarakan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan (Program
Pendidikan Ners). Terhitung mulai tanggal 7 April 1999 PSIK FK UNAIR telah
dibuka dan sekaligus melaksanakan kurikulum ners 1999. Perlu diinformasikan

bahwa kurikulum tersebut adalah kurikulum program pendidikan ners sebagai


hasil penyempurnaan kurikulum PSIK yang ada. Program pendidikan ners adalah
pendidikan yang bersifat akademik dan profesi. Pada program pendidikan profesi
terdapat masa penyesuaian profesional bagi peserta didik dalam bentuk
pengalaman belajar klinik dan lapangan dengan menggunakan tatanana nyata,
khususnya pelayanan keperawatan.
2.4.1

Visi dan Misi Pendidikan.


Visi program pendidikan ners PSIK FK UNAIR adalah peningkatan

kualitas tenaga keperawatan yang profesional, berorientasi pada perkembangan


IPTEK dan kebutuhan masyarakat dalam menghadapi era kesejagatan dengan
berlandaskan pada dasar negara dan etika keperawatan.
Sedangkan misi progran pendidikan ners PSIK FK UNAIR adalah :
1.

Menyelenggarakan pendidikan keperawatan profesional.


Menghasilkan sumber daya manusia yang :
a.

Berbudi pekerti luhur dan mempunyai iman dan takwa yang kokoh.

b.

Mempunyai kemampuan profesional keperawatan (intelektual,


teknikal dan interpersonal) dalam melaksanakan perannya.

c.

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dalam menyelesaikan


masalah kesehatan/keperawatan individu, keluarga dan masyarakat melalui
proses keperawatan.

d.

Mampu bersaing dengan SDM lulusan regional, nasional dan


internasional.

e.

Mampu menerapkan teknologi tepat guna.

f.
2.

Menguasai bahasa asing minimal Bahasa Inggris.


Menyelenggarakan penelitian.

Menghasilkan produk penelitian :


a.

Sesuai ilmu dan perkembangan keperawatan di tingkat regional,


nasional dan internasional.

b.

Meliputi penelitian dasar, terapan dan kebijakan khususnya bidang


keperawatan dasar, keperawatan klinik dan keperawatan komunitas.

c.

Berkualitas dan terus ditingkatkan sehingga unggul di tingkat


regional, nasional dan internasional.

3.

Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat.


Menghasilkan PKM :
a.

Meningkatkan keterpaduan peran keperawatan dan fungsi PKM.

b.

Memberdayakan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan


atau keperawatan dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.

c.

Memberikan bantuan layanan konsultatif tentang keperawatan


kepada masyarakat.

d.

Menerapkan pendekatan model asuhan keperawatan keluarga yang


profesional dengan mengaktifkan peran keluarga dalam memberikan
asuhan.

e.

Teknologi tepat guna dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

2.4.2

Tujuan Pendidikan Ners.

1.

Tujuan pendidikan.

Mendidik peserta melalui proses belajar menyelesaikan suatu kurikulum,


sehingga mempunyai cukup pengeetahuan, ketrampilan dan sikap untuk :
a.

Melaksanakan profesi keperawatan secara akontabel dalam suatu


sistem pelayanan kesehatan sesuai kebijaksanaan umum pemerintah yang
berlandaskan Pancasila, khususnya asuhan keperawatan dasar sampai
dengan tingkat kerumitan tertentu secara mandiri kepada individu,
keluarga dan komunitas berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan.

b.

Mengelola pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar secara


bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan.

c.

Mengelola kegiatan penelitian keperawatan dasar dan terapan yang


sederhana dan menggunakan hasil serta perkembangan IPTEK untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan asuhan keperawatan.

d.

Aktif dalam mendidik dan melatih calon perawat dan tenaga


keperawatan.

e.

Mengembangkan diri secara terus menerus.

f.

Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap sesuai


etika keperawatan.

g.

Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif,


terbuka menerima perubahan, serta berorientasi ke depan.

2.

Tujuan program keprofesian.


Mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian profesional dalam bentuk

pengalaman belajar klinik dan lapangan secara komprehensif, sehingga memiliki


kemampuan profesional sebagai berikut :

a.

Menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial,


ilmu biomedik dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

b.

Melaksanakan asuhan keperawatan masalah sederhana hingga


masalah rumit secara

tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa

keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi dan


evaluasi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai
batas

kewenangan,

tanggung

jawab

dan

kemampuannya

serta

berlandaskan etika keperawatan.


c.

Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan.

d.

Mengelola

pelayanan

keperawatan

tingkat

dasar

secara

bertanggung jawa dengan menunjukkan sipa kepemimpinan.


2.4.3

Uraian Mata Kuliah Pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan FK


UNAIR.

1.

Filsafat Ilmu Keperawatan.


Merupakan dasar untuk melakukan penalaran yang tepat dan berpikir

secara mandiri, logis, kritis dan analitis. Cabang ilmu ini memiliki landasan yang
sangat

diperlukan

untuk

mengikuti

perkuliahan

selanjutnya

khususnya

keperawatan.
Tujuannya adalah mahasiswa dapat menggunakan logika dalam berpikir
dan memiliki kemampuan merumuskan pemikiran mereka dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
2.

Bahasa Inggris dalam Keperawatan

Mata kuliah ini ditujukan pada tata bahasa, susunan kalimat,


perbendaharaan kata yang memungkinkan peserta didik berkomunikasi dengan
orang lain dan menerapkan nursing terminology dan nursing care dalam kegiatan
sehari-hari dan membaca referensi keperawatan yang dibutuhkan dalam
pendidikan.
Tujuannya adalah menerapkan aturan tata bahasa dan susunan bahasa baik
lisan maupun tulisan, menuliskan dan menyebutkan bagian-bagian tubuh,
menyebutkan

dan

menuliskan

instrument,

prosedur

keperawatan

dan

bagian/ruangan dengan benar, memahami dan menggunakan bahasa Inggris dalam


memberikan asuhan keperawatan kepada klien lisan maupun tulisan.
3.

Fisika Keperawatan.
Merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar. Penerapan ilmu fisika

dalam keperawatan berfokus pada memahami prinsip-prinsip gejala fisis yang


terkait dengan manusia dan lingkungannya, yang digunakan dalam praktek
keperawatan.
Tujuan mata kuliah ini adalah setelah menyelesaikannya, mahasiswa
mampu menerapkan hukum-hukum utama mekanika, termodinamika, energi
gelombang, listrik dan fisika radiasi yang digunakan dalam praktek keperawatan
dengan mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan.
4.

Biologi Keperawatan.
Penerapan biologi dalam keperawatan berfokus pada pemahaman konsep

lingkungan, metoda dan etika ilmu, ciri kehidupan dari bentuk sederhana hingg
yang lebih kompleks, mulai dari satuan sel terkecil sampai besar (tubuh),

perkembangan organisme (struktur dan fungsi), genetika dan reproduksi, prinsip


imunologi, perkembangan biologi yang digunakan dalam praktek keperawatan.
Tujuannya adalah mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep biologi
yang digunakan dalam praktek keperawatan dengan mengikuti perkembangan
IPTEK keperawatan.
5.

Ilmu Sosial dan Politik Keperawatan.


Fokus pada perbedaan masyarakat yang didasarkan atas ciri fisik, sosial

ekonomi, budaya dan psikologi. Pembahasan meliputi perawatan kesehatan yang


berfungsi untuk memberikan keperawatan kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Hubungan timbal balik individu sebagai makhluk sosial dengan
keluarga dan masyarakat, ditinjau dari fungsi dan struktur masing-masing. Konsep
dasar yang diberikan membantu mahasiswa identifikasi faktor pendukung dan
penghambat yang menyenangi, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
keperawatan.
Tujuannya adalah mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dalam
ilmu sosial dan politik, menerapkan konsep dasar kebijakan publilk dalam sistem
pelayanan keperawatan dan menyusun rencana keperawatan yang memperhatikan
faktor sosial politik secara keseluruhan.
6.

Fisiologi.
Mata kuliah dirancang agar peserta didik dapat memahami fungsi/faal

tubuh dalam keadaan normal pada berbagai tingkat usia dan mampu mengaitkan
berabagai fungsi/faal tersebut sebagai suatu sistem yang berperan dalam
mekanisme homestasis.

Tujuannya adalah mahasiswa mampu memahami berbagai fungsi/faal


tubuh dalam keadaan normal, memahami perubahan fungsi/faal tubuh pada
berbagai tingkat usia dan menilai kondisi atau tingkat kesehatan berdasar
parameter faal tubuh tertentu.
7.

Biokimia
Merupakan bagian dari kelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pad

keperawatan berfokus pada pemahaman tentang biokimia jaringan, sistem protein,


enzim dan koenzim, pencernaaan, absorpsi dan detoksikasi, oksidasi biologis,
siklus Krebs, metabolisme karbohidrat, lipid, asam amino dan nukleotida purin
dan pirimidin yang terjadi dalam tubuh manusia dan diperlukan dalam praktek
keperawatan.
Tujuannya adalah setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa
mampu memahami proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh secara
fisiologis maupun patologis serta faktor yang mempengaruhinya dan menerapkan
dalam praktek keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.
8.

Patologi Klinik Untuk Perawat


Merupakan bagian dari kelompok ilmu praklinik. Penerapan ilmu ini pada

keperawatan berfokus pada pemahaman tentang pemeriksaan laboratorium pada


struktur dan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh manusia, darah, urine dan cairan
lainnya.
Tujuan adalah mahasiswa mampul cara pemeriksaan, membaca dan
menentukan kelainan yang terjadi sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan
masalah keperawatan.

9.

Patofisiologi Untuk Perawat.


Fokus pada pemahaman perubahan struktur sel atau jaringan pada

berbagai penyakit/kelainan yang sering dijumpai. Dengan pengertian bahwa


perubahan pada tingkat seluler merupakan dasar timbulnya kelainan patologik
pada jaringan, organ, kelainan laboratorik dan gejala penyakit yang merupakan
dasar pemikiran untuk pengobatan perawatan dan menentukan prognosis.
Tujuannya adalah mahasiswa mampu menjelaskan hubungan perubahan
tingkat sel dengan perubahan tingkat jaringan akibat trauma, proses degenerasi,
radang, infeksi, gangguan sirkulasi dan neoplasma, menjelaskan etiopatogenesis
dan perjalanan penyakit, kelainan organ atau sistem tubuh, menjelaskan hubungan
antara perubahan struktur jaringan dengan gejala klinik dan prognosis penyakit,
menjelaskan indikasi pengambilan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan,
menjelaskan perubahan jaringan pada proses penyembuhan dan mengenal aspek
patologik penyakit untuk menentukan ruang lingkup penelitian di bidang
kesehatan.
10.

Farmasi Untuk Perawat.


Penerapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada peran perawat dalam

pengelolaan dan pemberian obat, jenis obat dan cara kerjanya serta efek obat
terhadap tubuh yang berkaitan dengan praktek keperawatan atau merupakan
bagian integral dalam rencana pengobatan dalam asuhan keperawatan.
Tujuannya adalah mahasiswa mengerti pengobatan yang rasional dengan
berpedoman pada falsafah lima tepat, memahami dimana dan bagaimana obat
bekerja, memahami efek terapi, mengerti akibat sampingan obat serta upaya

penanggulangannya, memahami cara pemberian obat, dosis, efek obat secara


individu, mengerti kemungkinan terjadinya interaksi obat dengan obat dan atau
dengan makanan atau minuman serta memahami masalah obat alami, obat
tradisional, pengobatan alternatif.
11.

Psikoneuroimunologi Untuk Perawat.


Mata kuliah ini dirancang untuk menumbuhkan pemahaman mahasiswa

bahwa sikap dan perilaku perawat yang sejuk dan ramah sangat membantu
peningkatan kualitas ketahanan tubuh dan proses penyembuhan pasien dengan
menggunakan konsep psikoneuroimunologi. Selain itu menggunakan konsep ini
pada penelitian kaitan perilaku perawat dengan kualitas pelayanan kesehatan.
Tujuannya adalah diharapkan dapat mengetahui, memahami dan
memanfaatkan konsep psikoneuroimunologi untuk meningkatkan kualitas
pelayanan perawat yang membantu proses penyembuhan pasien.
12.

Ilmu Komunitas.
Mata ajar ini membahas tentang konsep kesehatan komunitas seperti

kesehatan lingkungan, gizi, konsep sebab akibat penyakit, angka kematian dan
kelahiran sehingga mahasiswa mampu menerapkannya dalam tatanan nyata di
masyarakat dengan mempertimbangkan hubungan kesehatan individu dengan
masyarakat (PSIK FK UNAIR, 2001).
13.

Pemeriksaan Fisik Untuk Perawat.


Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu menyusun riwayat

keperawatan melalui pendekatan anamnesa, observasi tanda-tanda vital,


melakukan pemeriksaan fisik (inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi) pada

semua bagian tubuh mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) dalam
melaksanakan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan.

2.5 Praktek Keperawatan Profesional.


2.5.1

Pengertian praktek keperawatan professional.


Kelompok Kerja Keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan (1992)

mendefinisikan

praktek

keperawatan

adalah

tindakan

mandiri

perawat

professional melalui kerjasama bersifat kolaboratif dengan pasien/klien dan


tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkung
wewenang dan tanggung jawabnya. Perawat professional pada pengertian di atas
adalah perawat ahlia madya, perawat ahli, ners, ners spesialis dan ners konsultan
yang pendidikan keperawatannya berasal dari jenjang pendidikan tinggi
keperawatan (Marifin Husin, 1999).
Praktek

keperawatan

professional

sebagai

tindakan

keperawatan

professional menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari


berbagai ilmu dasar (biologi, fisika, biomedik, perilaku, social dan ilmu
keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengakajian, menentukan
diagnosa

keperawatan,

menyusun

perencanaan,

melaksanakan

asuhan

keperawatan dan evaluasi hasil-hasil tindakan keperawatan serta mengadakan


penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Malkemes, L. C. 1983 seperti yang dikutip oleh Kusnanto, (2000) mengatakan
bahwa praktek keperawatan professional adalah suatu proses dimana ners terlibat

dengan klien, dan melalui kegiatan ini masalah kesehatan klien diidentifikasi dan
diatasi.
2.5.2

Fokus praktek keperawatan professional.


Focus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan

target populasi total. Manusia tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi
dipandang sebagai makhluk yang holistic yang terdiri atas biopsiko-sosio cultural
dan spiritual. (Kozier, erb, 1990). Tujuan praktek keperawatan sesuai yang
dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer,
peningkatan kesehatan pasien,

keluarga dan masyarakat, perawatan diri, dan

peningkatan kepercayaan diri (Kusnanto, 2000).


Menurut Kozier, erb, (1990), praktek keperawatan meliputi empat area
yang terkait dengan kesehatan, yaitu :
1.

Peningkatan kesehatan (health promotion). Dalam kegiatan ini perawat


membantu masyarakat mengembangkan sumber-sumber atau meningkatkan
kesejahteraan/kesehatannya. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah
mencapai derajat kesehatan yang optimal.

2.

Pemeliharaan kesehatan (health maintenance). Perawat melakukan


aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya.

3.

Pemulihan kesehatan (health restoration). Perawat membantu pasien


meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan/penyakit.

4.

Perawatan orang menjelang ajal. Perawat memberikan rasa nyaman


dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan
di rumah sakit, rumah dan fasilitas kesehatan yang lain.

Lingkup praktek keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan dengan


kompetensi lulusan pendidikan keperawatan yang diharapkan mampu berperan
atau mengembang fungsi perawat professional baik sebagai pemberi asuhan
keperawatan, pendidik, pengelola maupun peneliti.
2.5.3

Asuhan Keperawatan.
Menurut Gartinah, dkk. (1999) asuhan keperawatan adalah suatu proses

atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan


kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang
melibatkan hubungan kerjasama perawat klien, keluarga atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat, B. A, 1992). Perawat
memerlukan

metode

ilmiah

dalam

melakukan

proses

keperawatan,

mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien sehingga


kualitas praktek keperawatan dapat meningkat. Dengan proses keperawatan,
perawat memakai latar belakang pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji
status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah dan diagnosis, merencanakan
intervensi,

mengimplementasikan

rencana

dan

mengevaluasi

intervensi

keperawatan. Pemakaian proses keperawatan secara tepat pada praktek


keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan
keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan (Keliat, B. A. 1992).

2.6 Standar Praktek Keperawatan.


2.6.1

Pengertian
Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan

kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies, 1989).
Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1991)
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan
suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
untuk pasien (Gillies, 1989). Fokus utama standar praktek keperawatan adalah
pasien. Digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan
yang diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar
praktek dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan keperawatan itu yang
telah diberi sesuai dengan yang direncanakan dan apakah pasien dapat mencapai
tujuan yang diharapkan.
2.6.2

Tujuan Standar Praktek Keperawatan


Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan

asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau


proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang
diharapkan. Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi perawat,
rumah sakit/institusi, pasien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain
(Depkes RI, 1994).

1.

Bagi Perawat. Standar praktek keperawatan digunakan sebagai


pedoman untuk membimbing perawat dalam penentuan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan teradap klien dan perlindungan dari kelalaian dalam
melakukan tindakan keperawatan dengan membimbing perawat dalam
melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan benar.

2.

Rumah sakit. Dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan


meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun
dengan singkat waktu perawatan di rumah sakit.

3.

Pasien. Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang


ditanggung pasien dan keluarga menjadi ringan.

4.

Profesi. Sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai


ukuran untuk mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat
pengontrolnya.

5.

Tenaga kesehatan lain. Untuk mengetahui batas kewenangan dengan


profesi lain sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama secara baik.

2.6.3

Standar Praktek Keperawatan


Standar praktek keperawatan menurut PPNI 2000 seperti yang dikutip oleh

Kusnanto, (2001) adalah sebagai berikut :


1.

Standar I : Pengkajian keperawatan


Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus. Data kesehatan harus bermanfaat bagi
semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi:

(1) Pengumpulan data, kriterianya

menggunakan format yang baku,

sistematis, diisi sesuai item yang tersedia, aktual/terbaru, bsah/valid.


(2) Pengelompokan data dengan criteria data biologis, data psikologis, data
social, data spiritual.
2.

Standar II : Diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien,
dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien.
Adapun kriterianya:
(1)

Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan dengan penyebab


kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien.

(2)

Dibuat sesuai dengan wewenang perawat

(3)

Komponennya terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/tanda


(PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)

(4)

Bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah nyata


terjadi.

(5)

Bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan


besar terjadi.

(6)
3.

Dapat ditanggulangi oleh perawat.


Standar III : Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan dan


komponenya meliputi prioritas masalah ; tujuan asuhan keperawatan harus
spesifik, bisa diukur, bisa dicapai, realistik dan ada batas waktunya ; dan
rencana tindakan.

4.

Standar IV : Intervensi keperawatan


Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana indakan yang ditentukan
dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang
mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan
kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya.

5.

Standar V : Evaluasi keperawatan


Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana
untuk menilai perkembangan pasien.
Kriterianya : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi, evaluasi akhir
mengunakan indikator yang ada pada rumusan tujuan, hasil evaluasi harus
dicatat dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim
kesehatan lain, evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

6.

Standar VI : Catatan asuhan keperawatan


Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual.
Kriterianya dilakukan selama pasien dirawat ; dapat digunakan sebagai bahan
informasi, komunikasi dan laporan ; dilakukan segera setelah tindakan
dilakukan ; penulisan harus jelas dan ringkas ; sesuai dengan pelaksanaan
proses keperawatan ; dan menggunakan formulir yang baku.

2.7 Kerangka konsep.


Faktor Yang Berhubungan
Dengan Persepsi Perawat

Faktor Eksternal :
kurikulum pendidikan
metode belajar
mengajar
lingkungan pendidikan
dan praktek
pendidik/pengajar
-

PERSEPSI
MAHASISWA

Faktor Internal :
psikologis
pendidikan
kepribadian
penerimaan
diri
demografi :
umur, jenis kelamin,
-

Ilmu Keperawatan :
Ilmu humaniora, filsafat,
etika dan hokum kesehatan
Ilmu alam dasar
Ilmu sosial
Ilmu biomedik
Ilmu kesehatan
masyarakat
Ilmu kedokteran klinik
Ilmu kedokteran klinik
Ilmu keperawatan dasar
Ilmu keperawatan klinik
Ilmu keperawatan

komunitas
Tantangan Peran
Perawat Profesional

Standar Praktek
Keperawatan

ASUHAN
KEPERAWATAN
Proses keperawatan
Pengkajian
Diagnosa
keperawatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Evalausi

Mutu Pelayanan
Keperawatan

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin
timbul selama proses penel.itian. Berdasarkan tujuan penelitian, maka desain
penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskripsi yaitu identifikasi
persepsi perawat tentang relevansi mata kuliah keperawatan dalam paktek
keperawatan professional. Rancangan penelitiannya adalah studi kasus
artinya rancangan penelitian yang mencakup mengkaji persepsi perawat
(mahasiswa Program B PSIK FK Unair Surabauya) secara intensif.

3.2

Frame Work

Persepsi
mahasiswa
PSIK
Program B

3.3
3.3.1

Struktur Kurikulum Pendidikan


Ners :
Kelompok
humaniora,
filsafat, metodologi, etika
dan hukum kesehatan
Kelompok ilmu alam dasar
Kelompok ilmu sosial
Kelompok ilmu biomedik
Kelompok ilmu kesehatan
masyarakat
Kelompok ilmu kedokteran
klinik

Populasi, Sampel dan Sampling


Populasi.

Pelaksanaan
Asuhan
Keperawatan

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan
diteliti. (Notoatmojo, 1993). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
mahasiswa PSIK FK Unair Surabaya Program B Angkatan I.
3.3.2

Sampel.
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subyek yang diteliti dan

dianggap mewakili keseluruhan populasi (Srikandi K, 1997). Jumlah sample pada


penelitian ini adalah 20 % dari total mahasiswa angkatan I yaitu sebanyak 21
orang karena keterbatasan waktu bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Untuk
menentukkan layak tidaknya sampel yang mewakili populasi untuk diteliti,
ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1.

Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karateristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak
untuk diteliti. Kriteria inklusi dalam sampel ini adalah sebagai berikut :
-

Mahasiswa PSIK Angkatan I Program B yang bersedia untuk


diteliti dengan menandatangani surat persetujuan peserta penelitian

Mahasiswa PSIK Angkatan I Program B yang sudah mengikuti


praktek klinik keperawatan terpadu.

2.

Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek dari
penelitian karena berbagai sebab dengan atau kata lain tidak layak untuk
diteliti atau tidak memenuhi kriteria inklusi pada saat penelitian berlangsung
(Nursalam, 2000).

3.3.3

Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Burns & Grove, 1991). Dalam penelitian ini
menggunakan simple random sampling yaitu pada sampling ini setiap elemen
diseleksi secara random (acak), dimana semua mahasiswa diurutkan kemudian
nomor urut ditulis pada secarik kertas, diletakkan di kotak, diaduk dan diambil
secara acak.

3.4

Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok tersebut. Dalam penelitian ini variabelnya adalah variabel tunggal
praktek keperawatan professional.

3.5

Definisi Operasional

Variabel
Persepsi Perawat

Definisi
Tanggapan atau penilaian
terhadap
ilmu
keperawatan
dalam
pelaksanaan
asuhan
keperawatan.
Asuhan
keperawatan
adalah suatu proses atau
rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang
langsung
diberikan
kepada
klien
pada
berbagai
tatanan
pelayanan
kesehatan,
dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia
dengan
menggunakan
metodologi
proses
keperawatan, berpedoman
pada
standard
keperawatan,
dilandasi
etik
dan
etika
keperawatan,
dalam
lingkup wewenang serta
tanggung
jawab
keperawatan.

Parameter
Cara Pengukuran
1.
Kelompok ilmu humaniora
terhadap
proses
Kuesioner
keperawatan
2.
Kelompok ilmu alam dasar
terhadap
proses
keperawatan
3.
Kelompok
ilmu
social
terhadap
proses
keperawatan
4.
Kelompok ilmu biomedik
terhadap
proses
keperawatan
5.
Kelompok ilmu kesehatan
masyarakat
terhadap
proses keperawatan
6.
Kelompok ilmu kedokteran
klinik terhadap proses
keperawatan

Skala
Ordinal

Skore
1 = A (lebih dari 75)
2 = B (lebih dari 65 75)
3 = C (55 65)
4 = D (kurang dari 55)
A : sangat mendukung
B : mendukung
C : biasa-biasa saja
D : kurang mendukung
0-10 : tidak ada materi yang mendukung
11-20 : maksimal 3 materi mendukung
21-30: maksimal 5 materi
31-40 : materi sesuai
41-50 : materi sesuai tetapi belum
menjumpai dalam kasus
51-60 : materi sesuai sebagian ditemukan
dan tidak mengalami
61-70 : materi sesuai sebagian dan
memberikan askep sebagian
71-80 : materi sesuai sebagian dan
memberikan semua askep
81-90 : semua materi ada tetapi sebagian
dapat dilakukan askep
91-100 : semua materi mendukung dan
melaksanakan dalam askep

3.6

Pengumpulan dan Pengolahan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini penyebaran kuesioner pada
responden yang diteliti. Dari responden yang telah memenuhi kriteria inklusi,
diberikan kuesioner yang berisi pertanyaanpernyataan untuk dijawab.
Selanjutnya data tersebut diolah dengan melakukan coding yaitu sangat
menunjang, menunjang, biasa-biasa saja dan kurang mendukung. Kemudian
dilakukan analisa untuk dengan menggunakan statistic distribusi frekuensi.

3.7

Masalah Etika
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti mengajukan surat permohonan
untuk mendapatkan rekomendasi dari FK Unair dan permintaan ijin kepada
Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan FK Unair Surabaya. Setelah
mendapatkan persetujuan barulah penelitian ini dilakukan dengan menekankan
pada masalah etika yang meliputi

3.7.1

Lembar Persetujuan menjadi responden


Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dari penelitian serta dampak yang mungkin
terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia,
maka mereka harus menandatangani surat persetujuan penelitian. Jika
responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati hak haknya.

3.7.2

Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian dan menjaga privacy dari masing-masing


subyek, dalam lembar pengumpulan data tidak akan dicantumkan nama
dan cukup dengan memberikan nomor kode.
3.7.3

Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden dijamin oleh
peneliti. Hanya sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan dan
dilaporkan sebagai hasil riset.

3.8

Keterbatasan
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian (Burn dan
Grove,1991). Dalam penelitian ini, hambatan yang dihadapi peneliti adalah:

3.8.1

Instrumen pengumpulan data.


Dimana dirancang oleh penelitian sendiri tanpa melakukan uji coba, oleh
karena itu validitas dan realibilitasnya masih perlu diujicoba.

3.8.2

Feasibility
Hambatan yang ditemukan adalah waktu yang singkat dan keahlian
peneliti belum cukup dalam melaksanakan penelitian deskriptif.

3.8.3

Sampling.
Hambatan yang ditemukan adalah waktu yang singkat dan responden yang
diteliti tempat tinggal yang berjauhan maka dalam penelitian ini jumlah
sample yang diambil adalah 20 % dari mahasiswa yaitu 21 orang
mahasiswa PSIK Program B angkatan I. Sehingga dalam hal ini jumlah
sampel terbatas.

PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Rekan profesi keperawatan yang terhormat,


Salam dan Selamat Bertemu.
Nama saya Sabinus B. Kedang, Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Saya akan
melakukan penelitian dengan judul Persepsi Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah
Keperawatan Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan : Studi Kasus
Mahasiswa Program B PSIK FK UNAIR.
Manfaat dari penelitian ini adalah mempelajari persepsi perawat tentang
relevansi mata kuliah ilmu keperawatan terhadap praktek keperawatan
professional sehingga dapat dipakai sebagai informasi tentang pengelolaan mutu
pelayanan keperawatan pasien rawat inap di rumah sakit, untuk mengetahui
kelompok ilmu keperawatan yang relevansi dengan praktek keperawatan
profesional sekarang demi kemajuan profesi keperawatan dan bagi PSIK FK
Unair Surabaya : sebagai sumber informasi bagi staf akademik keperawatan
dalam memahami dasar-dasar penyusunan dan penerapan kurikulum pendidikan
tinggi keperawatan yang selanjutnya menumbuhkembangkan komunitas ilmuwan
keperawatan dan komunitas profesional keperawatan.
Untuk keperluan diatas saya mohon kesediaan rekan-rekan profesi
untuk mengisi kuesioner dengan sejujurjujurnya/apa adanya sesuai yang
dialami (rasakan). Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas rekan
sekalian. Untuk itu saya mohon agar tidak mencantumkan nama. Sebagai bukti
kesediaan rekan seprofesi menjadi responden dalam peneltian ini, Saya mohon
untuk menandatangani lembaran persetujuan yang telah saya siapkan.
Partisipasi rekan seprofesi dalam mengisi kuesioner ini sangat saya
hargai dan mengucapkan terimakasih.
Surabaya, 11 Maret 2002
Hormat saya Peneliti

( Sabinus B. Kedang)
NIM : 01 993 0053 B

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP MATA KULIAH KEPERAWATAN


DALAM MELAKSANAKAN ASUAH KEPERAWATAN
(Studi Kasus Mahasiswa Program B PSIK FK UNAIR)
Oleh:
Sabinus B. Kedang

Setelah saya membaca tujuan dari penelitian ini, maka saya dengan
sadar menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
Tanda tangan saya di bawah ini, sebagai bukti kesediaan saya
menjadi responden penelitian.

Tanda tangan

Tanggal

No. responden

DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul, (1996), Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Barnum, B. J. (1994), Nursing Theory : Analysis, Application Evaluation, 4th ed.
J.B. Lippincott Co. Philadelphia.
Chitty, K. K. (1997), Professional Nursing. Concepts and Challenge, 2nd ed. W.B.
Saunders Co. Philadelphia.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (1998), Kurikulum Inti Pendidikan Ners di
Indonesia (Program B), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Gaffar, J. L, (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta.
Gartinah, T. dkk, (1999), Keperawatan dan Praktek Keperawatan, DPP PPNI,
Jakarta.
Gartinah, T, dkk., (1999), Standar Praktek Keperawatan Perawat Profesional
(Perawat Teregister), DPP PPNI, Jakarta.
George, B. J. (1990), Nursing Theories : The Base of Professional Nursing
Practice, 3th ed. Appletion and Lange, Connecticut.
Gillies, D.A. (1998), Nursing Management. A System Approach, 3th ed. W.B.
Saunders Co. Philadelphia.
Husin, M. (1999), Pengembangan Keperawatan Sebagai Profesi Menghadapi
Tuntutan Kebutuhan Masa Depan, CHS, Jakarta.
Kelompok Kerja Keperawatan CHS, (1992), Pengembangan Pelayanan
Keperawatan Profesional, Jakarta.
Kozier, B. Erb, G . and Blais, K. (1997), Professional Nursing Practice, Addison
Wesley, California.
Kusnanto, (2000), Praktek Keperawatan Profesional dan Legislasi Keperawatan,
DPP I PPNI Jawa Timur, Surabaya.
Kusnanto, (2001), Keperawatan Sebagai Suatu Profesi, Makalah Kuliah
PSIK/DIV FK UNAIR, Surabaya.
LoBiondi, G and Haber, J. W. (1994), Nursing Research : Methods, Critical
Appraisal and Utilization, Mosby, St. Louis.

Lilies, C. Taylor, C. and Le Mone, P. (1997), Fundamentals of Nursing : The Art


and Science of Nursing Care, J.B. Lippinccott Co, Philadelphia.
Maleis, I. A. (1984), Theoritical Nursing, Development and Progressi, 3th ed. J. B.
Lippincott Co, Philadelphia.
Marr, H and Giebing, H. (1994), Quality Assurance in Nursing : Concepts,
Methods and Case Studies, Campion Press Limited, Edinburg.
Notoatmodjo, S. (1993), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nurachma,
E. (2000), Restrukturisasi Dalam
Keperawatan : Bina Sehat Vol. 003, Jakarta.

Keperawatan,

Majalah

Nursalam, (2000), Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, C.V.


Sagung Seto, Jakarta.
Nursalam, (2001), Trends-Issues Keperawatan Indonesia Dalam Proses
Profesionalisasi, PSIK FK UNAIR, Surabaya.
Nursalam, (2001), Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktek,
Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam, (2002), Peran Perawat Dalam Meningkatkan Kualitas dan
Kemandirian Keperawatan Secara Profesional di Era Global, Makalah
Seminar, Surabaya.
Poter, et al (1993), Fundamental of Nursing. Concepts, Process and Practice, 3th
ed. Mosby Year Book, St. Louis.
PSIK FK UNAIR, Kurikulum Institusi. Program Pendidikan Ners Pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan, Surabaya
Smet, B. (1994), Psikologi Kesehatan, PT Grasindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai