Anda di halaman 1dari 4

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1

MATA KULIAH METODOLOGI

Koordinator Mata Kuliah :


Dinarti, SKp., MAP

Disusun Oleh :
Alifia Nur Selina
P17120020001
D3 Keperawatan – 1A

Jl. Wijaya Kusuma No.47, RT.8/RW.4, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta


Selatan, 12450
I. DEFINISI
Organisasi Profesi adalah organisasi yang melakukan penilaian terhadap kemampuan
orang per orang secara profesional dan mempunyai keterikatan satu dengan lainnya dalam
menjalankan fungsi sosialnya dimana fungsi tsb tidak dapat dijalankan dalam kapasitas sebagai
individu (Merton, 1985; Erb & Blais,1995). Organisasi profesi menurut peratursan perundang-
undangan :
1. UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Penelitian Nasional dan Penapisan IPTEK
2. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

II. FUNGSI ORGANISASI KEPERAWATAN :


1. Pembina
2. Pemersatu
3. Pengembang
4. Pengawas

III. STANDAR PROFESI & STANDAR PELAYANAN PROFESI


Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku profesional yang harus dikuasai oleh individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya kepada masyarakat secara mandiri (Pasal 1 ayat 12 UU No.
36 tahun 2004) sedangkan Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh
Tenaga Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan ( Pasal 1 ayat 13 UU No. 36 tahun
2014).

IV. UPAYA PPNI MENINGKATKAN PROFESIONALISME


1. Memberikan input pada standar pendidikan keperawatan, kurikulum pendidikan dan
akreditasi
2. Koordinasi dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan dan penyediaaan
wahana pendidikan keperawatan
3. Pengembangan standar profesi & standar pelayanan profesi
4. Penetapan, pengembangan dan penguatan implementasi kode etik perawat
5. Pengkawalan pelaksanaan sumpah profesi/perawat
6. Peningkatan kompetensi perawat melalui pendidikan keperawatan berlanjut
7. Advokasi penggunaan standar profesi dan peningkatan kepatuhan dalam tatanan
praktik

V. TUJUAN PENYUSUNAN SDKI


Bagi Pelayanan Keperawatan :
1. Menjadi acuan penegakan diagnosis keperawatan
2. Meningkatkan otonomi perawat
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
5. Mengukur beban kerja dan reward perawat
Bagi Penelitian Keperawatan :
1. Memperluas area penelitian keperawatan
2. Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan Fenomena Keperawatan yang
dapat menjadi fokus penelitian
3. Dapat dikembangkan penelitian :
 Penelitian epidemiologis
 Uji validitas dan uji sensitivitas/spesifitas
 Penelitian eksprimental

Bagi Pendidikan Keperawatan :


1. Mengarahkan dan menguatkan proses pembelajaran pada pendidikan
keperawatan
2. Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan konsep inti dalam praktik
keperawatan yang dapat menjadi fokus pembelajaran
3. Diagnosis keperawatan mengarahkan peserta didik dan pendidik keperawatan
Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik perawat,
semakin dapat menjamin mutu praktik dan keselamatan klien dalam asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat, SDKI diharapkan tidak hanya bermanfaat dalam pelayanan dan
pendidikan, namun dapat masuk ke dalam Sistem JKN sebagai upaya peningkatan mutu
pelayanan, SDKI juga diharapkan dapat bermakna dalam aspek penghargaan dan kesejahteraan
serta perlindugan bagi perawat dalam mempelajari konsep-konsep dasar untuk dapat
memahami konsep inti.
VI. STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA (SLKI)
1. Standar Asuhan Keperawatan memiliki tiga komponen utama, yaitu diagnosis
keperawatan, intervensi keperawatan dan luaran (outcome) keperawatan.
2. PPNI telah menerbitkan standar diagnosis keperawatan (SDKI) dan standar intervensi
keperawatan (SIKI).
3. Untuk menyempurnakan Standar Asuhan Keperawatan, perlu diterbitkan pula standar
luaran keperawatan.

VII. TUJUAN PENYUSUNAN SLKI


1. Menjadi acuan penentuan luaran (outcome) keperawatan
2. Mengarahkan intervensi keperawatan
3. Meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan
4. Mengukur pencapaian level keberhasilan intervensi keperawatan
5. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

VIII. TAUTAN SDKI - SLKI


1. Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara dua elemen atau konsep, yakni
SDKI dan SLKI.
2. Tautan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian klinis (clinical judgement)
perawat.
3. Pemilihan luaran keperawatan tetap harus didasarkan pada penilaian klinis dengan
mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien, keluarga, kelompok atau komunitas
4. Satu diagnosis dapat memiliki lebih dari satu luaran, jika diperlukan.

IX. KEUNGGULAN YANG HARUS DIMILIKI STANDAR INTERVENSI


KEPERAWATAN
1. Komprehensif
 Area generalis dan spesialis
 Fisiologis dan psikososial
 Kuratif, preventif dan promotif
 Individu, keluarga, komunitas
 Direct care dan indirect care
 Independent dan collaborative
2. Berbasis riset
3. Mudah digunakan (easy to use)
4. Menggunakan istilah klinis yang jelas
5. Dapat dikaitkan dengan diagnosis & outcome keperawatan

X. RENTANG INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Direct care intervention
 Intervensi yang dilaksanakan dengan berinteraksi langsung dengan pasien
 ‘Laying on of hands’
2. Indirect care intervention
 Intervensi yang dilaksanakan tanpa berinteraksi langsung dengan pasien namun
dilaksanakan demi pasien
3. Nurse-initiated intervention
 Intervensi yang diinisiasi oleh perawat untuk mengatasi diagnosis keperawatan
4. Healthprovider-initiated intervention
 Intervensi yang diinisiasi oleh tenaga kesehatan lain, namun diberikan oleh
perawat

Anda mungkin juga menyukai