Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

BRANDING DAN MARKETING PESANTREN

Oleh : Akhmad Baihaqi Malik

Email : abim03.abm@gmail.com

ABSTRAK

Pesantren, sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam di Indonesia, memiliki


peran penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Namun, di
era globalisasi ini, pesantren perlu mengadaptasi strategi branding dan
pemasaran untuk tetap relevan dan menarik perhatian generasi milenial. Artikel
ini akan membahas mengenai branding dan pemasaran pesantren, serta strategi
yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam artikel ini, kita
akan membahas tentang branding dan pemasaran pesantren, termasuk
manfaatnya, strategi yang digunakan, tantangan yang dihadapi, dan contoh
kasus yang dapat dijadikan inspirasi.

PENDAHULUAN

Branding dan pemasaran pesantren adalah upaya untuk membangun citra positif
dan menarik calon santri serta masyarakat umum. Branding melibatkan
penciptaan citra dan identitas pesantren yang dapat membedakannya dari
pesantren lain, pesantren.sementara pemasaran melibatkan strategi promosi dan
penjualan untuk meningkatkan visibilitas dan daya Tarik. Brand pesantren tidak
lagi hanya sebatas identitas visual atau reputasi lokal, tetapi mencakup
bagaimana pesantren dapat menyampaikan pesan, nilai-nilai, dan keunggulan
mereka kepada audiens yang lebih luas. Pemasaran pesantren menjadi sebuah
kebutuhan untuk menjangkau generasi yang lebih digital dan global. Dengan
pendekatan yang tepat, branding dan pemasaran tidak hanya akan membantu
pesantren bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkontribusi lebih besar dalam
pendidikan nasional.

1. PENGERTIAN BRANDING DAN PEMASARAN PESANTREN

Branding dan pemasaran pesantren adalah upaya untuk membangun citra positif
dan menarik calon santri serta masyarakat umum. Branding melibatkan
penciptaan citra dan identitas pesantren yang dapat membedakannya dari
pesantren lain, sementara pemasaran melibatkan strategi promosi dan penjualan
untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik pesantren. Branding pesantren

1
bukan hanya sebatas desain logo atau nama yang menarik, tetapi juga mencakup
nilai-nilai, identitas, dan keunikan yang membedakan pesantren satu dengan
yang lain. Pemasaran, di sisi lain, mencakup berbagai strategi untuk
mempromosikan pesantren dan meningkatkan daya tariknya di mata
masyarakat. Branding pesantren melibatkan penciptaan identitas unik dan citra
positif pesantren, sementara pemasaran melibatkan strategi untuk
mempromosikan pesantren kepada calon santri dan masyarakat umum. Strategi
pemasaran pesantren dapat mencakup penggunaan media visual, pemasaran
digital melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan YouTube, serta
kerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan keterlibatan. Selain itu,
branding pesantren juga melibatkan upaya untuk memastikan bahwa niat
mendirikan pesantren adalah untuk kebaikan dan bukan untuk motif pribadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa branding dan pemasaran pesantren melalui
strategi digital dapat efektif dalam meningkatkan jumlah santri dan memperkuat
citra pesantren.

Branding dan pemasaran pesantren merupakan upaya untuk membangun citra


positif dan meningkatkan daya tarik pesantren kepada masyarakat. Branding
pesantren melibatkan penciptaan identitas unik dan citra positif pesantren,
sementara pemasaran melibatkan strategi untuk mempromosikan pesantren
kepada calon santri dan masyarakat umum.

Strategi pemasaran pesantren dapat mencakup penggunaan media visual,


pemasaran digital melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan YouTube,
serta kerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan keterlibatan.
Contohnya, Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar merilis sebuah aplikasi
berbasis android bernama Ngabar Digital App pada Sabtu (17/4) yang bertujuan
mempermudah wali santri dalam mengakses informasi terkait pesantren. Selain
itu, Mahfud MD dalam kampanyenya juga mengunjungi pesantren-pesantren di
Banten hingga Jatim untuk memperkenalkan diri dan programnya.

Branding pesantren juga melibatkan upaya untuk memastikan bahwa niat


mendirikan pesantren adalah untuk kebaikan dan bukan untuk motif pribadi.
Penelitian menunjukkan bahwa branding dan pemasaran pesantren melalui
strategi digital dapat efektif dalam meningkatkan jumlah santri dan memperkuat
citra pesantren. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa branding
lembaga juga berpengaruh terhadap keputusan santri dalam memilih pondok
pesantren. Dalam rangka meningkatkan daya tarik pesantren, branding dan
pemasaran pesantren perlu dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Hal
ini dapat membantu pesantren untuk tetap relevan dan berkelanjutan dalam
memberikan pendidikan Islam yang berkualitas.

Branding dan pemasaran pesantren melibatkan beberapa aspek penting yang


bertujuan untuk membangun citra positif dan meningkatkan daya tarik pesantren

2
kepada masyarakat. Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang terkait
dengan branding dan pemasaran pesantren:

1. Pengembangan Budaya Pesantren Berbasis Kearifan Lokal: Penelitian


yang dilakukan di Pondok Pesantren Putri Salafiyah Bangil dan Pondok
Pesantren Ali Ba’alawi Kencong Jember menunjukkan bahwa bentuk
budaya pesantren berbasis kearifan lokal memadukan pola Salaf dan
budaya lokal, seperti penggunaan motif melati dan kombinasi border
yang menggambarkan kearifan lokal.
2. Penggunaan Media Visual dan Digital: Pemasaran pesantren dapat
mencakup penggunaan media visual dan digital melalui platform seperti
Instagram. Contohnya, Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar merilis
aplikasi berbasis android bernama Ngabar Digital App untuk
mempermudah wali santri dalam mengakses informasi terkait
pesantren.
3. Kerjasama dengan Masyarakat: Pemasaran pesantren melibatkan
kerjasama dengan masyarakat untuk meningkatkan keterlibatan. Hal ini
dapat dilakukan melalui program berkemuarga, acara berkompetensi,
atau kegiatan lain yang menarik kanak masyarakat dan mendukung
reputasi pesantren.
4. Pengaruh Branding Lembaga Terhadap Keputusan Santri: Penelitian
yang dilakukan di Kecamatan Kembangbahu Lamongan menunjukkan
bahwa branding lembaga pesantren mempengaruhi keputusan santri
dalam memilih pesantren yang akan dikunjungi.
5. Penggunaan Media Sosial: Pemasaran pesantren juga melibatkan
penggunaan media sosial untuk memperluas jangkauan dan berinteraksi
dengan audiens. Hal ini memungkinkan pesantren untuk menjangkau
lebih banyak orang dan meningkatkan daya tarik mereka.

Dalam rangka meningkatkan daya tarik pesantren, branding dan pemasaran


pesantren perlu dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Hal ini dapat
membantu pesantren untuk tetap relevan dan berkelanjutan dalam memberikan
pendidikan Islam yang berkualitas.

2. MENGAPA BRANDING DAN PEMASARAN PENTING BAGI


PESANTREN ?

Branding dan pemasaran memainkan peran penting dalam konteks pesantren.


Branding pesantren melibatkan penciptaan identitas unik dan citra positif,
sementara pemasaran melibatkan strategi untuk mempromosikan pesantren
kepada calon santri dan masyarakat umum. Pentingnya branding dan pemasaran
pesantren dapat dijelaskan melalui beberapa aspek yang terungkap dalam
penelitian dan artikel terkait.

3
Pertama, branding dan pemasaran membantu pesantren membangun citra positif
dan menarik calon santri serta masyarakat umum. Melalui pencitraan positif dan
strategi pemasaran yang tepat, pesantren dapat menarik minat calon santri dan
mendukung keberlangsungan pesantren secara berkelanjutan]. Kedua, penelitian
menunjukkan bahwa branding lembaga pesantren mempengaruhi keputusan
santri dalam memilih pesantren. Dengan demikian, upaya branding yang baik
dapat berdampak langsung pada keputusan calon santri dalam memilih
pesantren. Ketiga, strategi pemasaran digital, seperti penggunaan media sosial
dan aplikasi berbasis android, telah terbukti efektif dalam meningkatkan jumlah
santri dan memperkuat citra pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran
pesantren melalui platform digital dapat memberikan dampak positif dalam
menarik minat calon santri.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa branding dan pemasaran pesantren


memegang peranan penting dalam membangun citra positif, menarik minat
calon santri, serta mendukung keberlangsungan pesantren. Melalui upaya
branding dan pemasaran yang baik, pesantren dapat memperkuat citra mereka
dan menarik minat calon santri secara efektif.

Branding dan pemasaran pesantren merupakan hal yang penting dalam konteks
pendidikan Islam di Indonesia. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam
yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral calon
pemimpin bangsa, perlu membangun citra positif dan menarik minat calon
santri serta masyarakat umum.

Salah satu contoh penerapan branding dan pemasaran pesantren adalah dengan
mengadakan Pesantren Ramadan bagi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Padang Panjang selama tiga minggu
terhitung 27 Maret-17 April. Selain itu, pemasaran pesantren juga dapat
dilakukan melalui penggunaan media visual dan digital, seperti video
dokumenter yang menggambarkan sejarah dan jejak panjang pesantren.

Pemasaran pesantren juga dapat melibatkan kerjasama dengan masyarakat


untuk meningkatkan keterlibatan. Hal ini dapat dilakukan melalui program
berkemuarga, acara berkompetensi, atau kegiatan lain yang menarik kanak
masyarakat dan mendukung reputasi pesantren.

Penelitian menunjukkan bahwa branding lembaga pesantren mempengaruhi


keputusan santri dalam memilih pesantren. Dengan demikian, upaya branding
yang baik dapat berdampak langsung pada keputusan calon santri dalam
memilih pesantren[4]. Selain itu, strategi pemasaran digital, seperti penggunaan
media sosial dan aplikasi berbasis android, telah terbukti efektif dalam
meningkatkan jumlah santri dan memperkuat citra pesantren.

4
Dalam rangka meningkatkan daya tarik pesantren, branding dan pemasaran
pesantren perlu dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Hal ini dapat
membantu pesantren untuk tetap relevan dan berkelanjutan dalam memberikan
pendidikan Islam yang berkualitas. Dengan demikian, branding dan pemasaran
pesantren merupakan hal yang penting dalam membangun citra positif, menarik
minat calon santri, serta mendukung keberlangsungan pesantren.

Berikut beberapa nilai penting dari branding dan pemasaran pesantren :

 Peningkatan reputasi : branding yang baik membantu pesantren


membangun reputasi positif, yang dapat menjadi daya tarik bagi
masyarakat dan donaturDengan branding yang baik, pesantren dapat
membangun reputasinya sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas
dan dihormati.
 Meningkatkan daya Tarik : Dengan persaingan yang semakin ketat,
pesantren perlu menonjolkan keunikan mereka untuk menarik perhatian
calon santri dan orang tua.
 Peningkatan keuangan : Dengan jumlah santri yang meningkat,
pesantren dapat meningkatkan pendapatan dan kemampuannya untuk
memperbaiki infrastruktur dan layanan pendidikan.
 Peningkatan santri : Dengan pemasaran yang efektif, pesantren dapat
menarik minat calon santri dan meningkatkan jumlah santri.

3. STRATEGI BRANDING DAN PEMASARAN PESANTREN

Dalam konteks branding dan pemasaran pesantren, terdapat beberapa upaya


yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah pengembangan identitas unik
pesantren, yang meliputi nilai-nilai, budaya lokal, dan program pendidikan yang
ditawarkan. Selain itu, pencitraan positif juga menjadi hal penting dalam upaya
branding dan pemasaran pesantren. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan
media visual dan digital, seperti video dokumenter yang menggambarkan
sejarah dan jejak panjang pesantren, serta brosur dan kalender untuk
mempromosikan pesantren.

Selain itu, pemasaran digital juga menjadi strategi yang efektif, dimana
pesantren dapat memanfaatkan platform media sosial untuk memperluas
jangkauan dan berinteraksi dengan audiens. Kerjasama dengan masyarakat juga
dapat menjadi bagian dari strategi pemasaran, dimana pesantren dapat
membangun kemitraan dengan masyarakat sekitar untuk meningkatkan
kepercayaan dan keterlibatan.

5
Upaya branding dan pemasaran pesantren juga perlu memperhatikan pengaruh
branding lembaga terhadap keputusan santri dalam memilih pesantren. Dengan
demikian, upaya branding yang baik dapat berdampak langsung pada keputusan
calon santri dalam memilih pesantren. Dalam rangka meningkatkan daya tarik
pesantren, upaya-upaya ini perlu dilakukan secara konsisten dan terus-menerus.
Hal ini akan membantu pesantren untuk tetap relevan dan berkelanjutan dalam
memberikan pendidikan Islam yang berkualitas.

Strategi branding pesantren dapat mencakup pengembangan logo dan slogan


yang menarik, penggunaan warna yang khas, pembangunan bangunan fisik yang
menarik, serta pengembangan kualitas akademis dan kurikulum yang
berkualitas.

Contoh strategi branding dan pemasaran pesantren :

 Pembuatan website dan konten berkualitas : Website menjadi vitak


untuk menyampaikan informasi tentang pesantren. Konten berkualitas
seperti artikel, video, dan foto dapat memberikan gambaran yang jelas
tentang kehidupan pesantren.
 Aktif di media sosial : Memanfaatkan platform media sosial seperti
Instagram, Facebook, dan YouTube dapat membantu pesantren
berinteraksi langsung dengan calon santri dan membangun komunitas
online yang kuat.
 Program unggulan pesantren : Menonjolkan program-program
unggulan, baik dalam bidang pendidikan, seni, atau olahraga, dapat
menjadi daya tarik tersendiri.
 Kerjasama dengan tokoh masyarakat : Melibatkan tokoh masyarakat,
ulama, atau tokoh terkenal dapat meningkatkan citra pesantren di mata
masyarakat.
 Pelatihan digital bagi santri : Memberikan pelatihan digital dan
keterampilan terkini bagi santri dapat menunjukkan kesiapan pesantren
menghadapi perkembangan teknologi.

4. TANTANGAN DAN SOLUSI DALAM BRANDING DAN


MARKETING PESANTREN

Dalam upaya branding dan pemasaran pesantren, terdapat beberapa tantangan


yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah dalam pengembangan identitas unik
pesantren. Tantangan ini muncul karena pesantren perlu memastikan identitas
yang dikembangkan benar-benar mencerminkan jati diri pesantren dan mampu
membedakan mereka dari pesantren lainnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menggali sejarah dan jejak panjang pesantren, seperti yang ditunjukkan

6
dalam video dokumenter "Jejak Panjang Pesantren" yang diproduksi oleh
Melawan Lupa.

Selain itu, pencitraan positif juga menjadi tantangan dalam upaya branding dan
pemasaran pesantren. Pesantren perlu memastikan pesan-pesan yang
disampaikan melalui media visual dan digital dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperhatikan konten yang
disebarkan dan memastikan pesan yang disampaikan sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut oleh pesantren. Tantangan lainnya adalah dalam pemasaran digital.
Meskipun penggunaan media sosial dan platform digital dapat efektif, namun
pesantren perlu menghadapi tantangan dalam memastikan konten yang
disebarkan relevan dan menarik bagi audiens. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memperhatikan tren dan kebutuhan audiens, serta memastikan konten yang
disebarkan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh pesantren.

Selain itu, kerjasama dengan masyarakat juga menjadi tantangan, mengingat


pesantren perlu membangun kemitraan yang kuat dengan masyarakat sekitar
untuk meningkatkan kepercayaan dan keterlibatan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengadakan program-program yang melibatkan masyarakat
sekitar, seperti program berkemuarga, acara berkompetensi, atau kegiatan lain
yang menarik kanak masyarakat dan mendukung reputasi pesantren.

Pengaruh branding lembaga terhadap keputusan santri dalam memilih pesantren


juga menjadi tantangan yang perlu dihadapi. Pesantren perlu memastikan upaya
branding yang dilakukan mampu memberikan dampak positif pada keputusan
calon santri dalam memilih pesantren. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memperhatikan kebutuhan dan preferensi calon santri, serta memastikan pesan
yang disampaikan melalui branding dan pemasaran sesuai dengan nilai-nilai
yang dianut oleh pesantren. Dalam rangka menghadapi tantangan-tantangan
tersebut, pesantren perlu melakukan upaya branding dan pemasaran secara
konsisten dan terus-menerus. Hal ini akan membantu pesantren untuk tetap
relevan dan berkelanjutan dalam memberikan pendidikan Islam yang
berkualitas. Selain itu, pesantren juga perlu memperhatikan tren dan kebutuhan
audiens, serta memastikan pesan yang disampaikan melalui branding dan
pemasaran sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh pesantren.

Dalam upaya branding dan pemasaran pesantren, terdapat beberapa tantangan


yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah dalam pengembangan identitas unik
pesantren. Tantangan ini muncul karena pesantren perlu memastikan identitas
yang dikembangkan benar-benar mencerminkan jati diri pesantren dan mampu
membedakan mereka dari pesantren lainnya. Selain itu, pencitraan positif juga
menjadi tantangan, mengingat pesantren perlu memastikan pesan-pesan yang
disampaikan melalui media visual dan digital dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat.

7
Tantangan lainnya adalah dalam pemasaran digital. Meskipun penggunaan
media sosial dan platform digital dapat efektif, namun pesantren perlu
menghadapi tantangan dalam memastikan konten yang disebarkan relevan dan
menarik bagi audiens. Selain itu, kerjasama dengan masyarakat juga menjadi
tantangan, mengingat pesantren perlu membangun kemitraan yang kuat dengan
masyarakat sekitar untuk meningkatkan kepercayaan dan keterlibatan. Selain
itu, pengaruh branding lembaga terhadap keputusan santri dalam memilih
pesantren juga menjadi tantangan yang perlu dihadapi. Pesantren perlu
memastikan upaya branding yang dilakukan mampu memberikan dampak
positif pada keputusan calon santri dalam memilih pesantren. Dengan demikian,
pesantren perlu menghadapi berbagai tantangan tersebut dalam upaya branding
dan pemasaran guna memastikan citra pesantren tetap positif dan menarik minat
calon santri serta masyarakat umum.

Berikut ringkasan dari penjelasan diatas :

 Tantangan : Resistensi terhadap perubahan, minimnya pengetahuan


digital di kalangan pengelola pesantren, Kurangnya dukungan dari
masyarakat, Kurangnya kualitas kurikulum pendidikan.
 Solusi : Mengadakan pelatihan digital untuk pengelola pesantren,
melibatkan generasi muda dalam pengelolaan media sosial, Mencari
sumber dana alternatif atau menyesuaikan strategi pemasaran yang
sesuai dengan anggaran yang dimiliki, Menjalin hubungan yang lebih
baik dengan masyarakat sekitar dan mempromosikan manfaat pesantren
secara lebih efektif, Memperkuat kualitas akademis dan
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan santri.

5. KESIMPULAN

Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan, dapat disimpulkan bahwa


branding dan pemasaran pesantren melibatkan berbagai aspek penting. Upaya-
upaya dalam branding dan pemasaran pesantren mencakup pengembangan
identitas unik, pencitraan positif, pemasaran digital, kerjasama dengan
masyarakat, dan pengaruh branding lembaga terhadap keputusan calon santri.
Selain itu, terdapat pula tantangan dalam upaya branding dan pemasaran
pesantren, seperti pengembangan identitas unik, pencitraan positif, pemasaran
digital, kerjasama dengan masyarakat, dan pengaruh branding lembaga terhadap
keputusan calon santri. Dalam menghadapi tantangan tersebut, pesantren perlu
melakukan upaya branding dan pemasaran secara konsisten dan terus-menerus
guna memastikan citra pesantren tetap positif dan menarik minat calon santri
serta masyarakat umum.

8
Branding dan pemasaran pesantren dapat memberikan manfaat signifikan bagi
pesantren dalam hal reputasi, pertumbuhan santri, dan keuangan. Untuk
mencapai hasil yang optimal, pesantren dapat menggunakan strategi branding
dan pemasaran yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi internal mereka.
bukan hanya sekadar tren, tetapi kebutuhan untuk tetap eksis dan berkontribusi
dalam pembentukan karakter generasi muda. Dengan strategi yang tepat,
pesantren dapat membangun citra positif, menjangkau lebih banyak orang, dan
tetap menjadi pusat.

9
DAFTAR PUSTAKA

(Yasin, 2013)

Boone, L. E. (2013.). . Essentials of contemporary business.

Johnson, M. (2016). Branding: in five and a half steps.

Yasin, R. F. (2013). "Islamic education: The philosophy, aim, and main


features". Yasin, R. F. B. F., and Mohd Shah Jani. "Islamic education:
The philosophy, aim, and main features." International Journal of
Education and Research 1.10 (2013): 1-18., 1.10 1-18.

10

Anda mungkin juga menyukai