Disusun oleh:
Ria Amelia
Angkatan 2021
ABSTRACT
ii
with millennial pilgrim members, participatory observation, and social media
content analysis.
The results showed that an effective branding strategy in attracting
millennial pilgrims involves several key elements. First, a strong and consistent
brand identity can help differentiate an organization from competitors and attract
millennials. Second, the use of social media and digital platforms is an effective
means to communicate with millennial pilgrims and build engagement. Third, the
use of relevant and authentic stories and narratives can build emotional bonds
with millennial pilgrims.
Keywords: Branding strategy, millennial pilgrims, social media.
iii
KATA PENGANTAR
Ria Amelia
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengaruh Strategi Branding dalam Menarik Jamaah Milenial .......................... 3
2.2 Cara Penerapan Strategi Branding dalam Menarik Jamaah Milenial ............... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 10
3.2 Saran .............................................................................................................. 10
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang relevan dan membawa nilai dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
keberhasilan organisasi.
Dalam kesempatan ini, saya akan melanjutkan pembahasan mengenai
pengaruh strategi branding organisasi Islam dalam menarik jamaah milenial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
aspek kehidupan, mulai dari sekolah, pekerjaan, hingga hubungan. Kognisi
didefinisikan sebagai “tindakan mental atau proses memperoleh
pengetahuan dan pemahaman melalui pemikiran, pengalaman, dan indra”.
Dari data yang didapat melalui wawancara terhadap mahasiswi yang
tergabung dalam organisasi Islam di Irma Palembang (Ikatan remaja masjid
Agung Palembang) dan organisasi Islam Yuk Ngaji Palembang, alasan
mereka bergabung di organisasi tersebut ketika mereka sering melihat
postingan yang ada di instagram dari kedua organisasi tersebut, mereka
yakin bahwa organisasi tersebut adalah organisasi yang baik yang bisa
menjadi wadah bagi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
c. Motivasi
Motivasi adalah hasrat atau dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Sementara itu, dalam psikologi, pengertian motivasi adalah usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Dari data yang didapat melalui wawancara terhadap mahasiswi yang
tergabung dalam organisasi Islam di Irma Palembang (Ikatan remaja masjid
Agung Palembang) dan organisasi Islam Yuk Ngaji Palembang, mereka
memiliki motivasi yang lebih untuk membuka sosmed dari organisasi
tersebut karena layout yang rapi, konsep desain yang menarik dan postingan
yang informatif.
d. Sikap
Sikap adalah suatu predisposisi atau kecenderungan mental yang
dipelajari untuk merespons secara positif dan negatif terhadap suatu objek,
situasi, konsep atau orang. Sikap merupakan evaluasi atau reaksi perasaan
seseorang terhadap suatu objek, yang dapat berupa perasaan mendukung
atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak.
Sikap juga dapat berubah-ubah dan dipelajari melalui proses belajar.
Dari data yang didapat melalui wawancara terhadap mahasiswi yang
tergabung dalam organisasi Islam di Irma Palembang (Ikatan remaja masjid
4
Agung Palembang) dan organisasi Islam Yuk Ngaji Palembang, akun
instagram memiliki pengaruh terhadap tindakan atau aktivitas serta
instagram sebagai media yang mudah dijangkau oleh mahasiswa jadi dalam
proses pengambilan keputusan kita hanya perlu membandingkan dengan
organisasi lainnya mana organisasi yang kira-kiranya cocok dan yang kita
perlukan.
5
menciptakan citra baik pada folower atau jamaah yang nantinya juga akan bisa
mengajak teman-temannya untuk bergabung kedalam komunitas atau organisasi
tersebut.
Cara penerapan strategi branding di media sosial organisasi Islam dalam
menarik jamaah milenial dapat dilakukan melalui beberapa langkah:
a. Memahami karakteristik jamaah milenial
Organisasi Islam perlu memahami karakteristik jamaah milenial,
seperti keinginan mereka untuk berinteraksi, keinginan untuk mendapatkan
informasi dengan cepat, dan keinginan untuk mengikuti tren.
b. Membuat konten yang menarik
Organisasi Islam perlu membuat konten yang menarik dan relevan
dengan keinginan jamaah milenial. Konten dapat berupa video, gambar, atau
teks, yang menarik dan membawa pesan keagamaan.
c. Memilih platform media sosial yang tepat
Organisasi Islam perlu memilih platform media sosial yang tepat
untuk menyampaikan pesan keagamaan kepada jamaah milenial. Platform
media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter dapat digunakan
untuk menyampaikan konten keagamaan.
d. Memanfaatkan influencer muslim
Organisasi Islam dapat memanfaatkan influencer muslim untuk
menyampaikan pesan keagamaan kepada jamaah milenial. Influencer
muslim dapat memiliki banyak follower dan dapat mengikuti trend jamaah
milenial.
e. Membuat interaksi dan interaksi pendengar
Organisasi Islam perlu membuat interaksi dan interaksi pendengar
dengan mengomentari, menjawab pertanyaan, dan membuat diskusi.
f. Mempromosikan dakwah melalui konten-konten bermanfaat
Organisasi Islam dapat memproduksi konten-konten dakwah yang
bermanfaat dan menunjukkan nilai-nilai keislaman bagi generasi muda.
Konten-konten dakwah dapat berupa video, gambar, atau teks, yang menarik
dan membawa pesan keagamaan.
6
g. Memanfaatkan teknologi dan media digital
Organisasi Islam perlu memanfaatkan teknologi dan media digital,
seperti website, blog, dan aplikasi, untuk menyampaikan pesan keagamaan
kepada jamaah milenial.
h. Membuat strategi personal branding
Organisasi Islam dapat membuat strategi personal branding sebagai
seorang da'i untuk mendapatkan kepercayaan serta dapat dikenal dan diakui
oleh masyarakat, sehingga dapat menarik masyarakat untuk mendengarkan
dakwah.
i. Memanfaatkan media sosial untuk menjangkau generasi milenial
Organisasi Islam dapat memanfaatkan media sosial untuk menjangkau
generasi milenial dalam berdakwah. Penting untuk memilih platform media
sosial yang tepat, membuat konten yang menarik, menjaga interaksi dan
interaksi pendengar, mempromosikan dakwah melalui influencer muslim,
dan mengukur kinerja kampanye dakwah.
j. Meningkatkan kualitas konten dakwah di era digital
Organisasi Islam dapat memproduksi konten-konten dakwah yang
bermanfaat dan menunjukkan nilai-nilai keislaman bagi generasi muda.
Generasi muda tidak hanya menjadi penikmat saja, tetapi juga penyebar
konten-konten dakwah yang berguna lainnya.
Media sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam mempengaruhi
interaksi antara jamaah milenial dengan organisasi. Aktivitas yang dilakukan
melalui media sosial dapat berpengaruh signifikan terhadap ekuitas respon jamaah
yang melihat. Media sosial memudahkan interaksi, kerja sama, atau berbagi
informasi, yang pada akhirnya membangun hubungan yang lebih baik antara
organisasi dengan jamaah mereka.
Pada sisi lain, media sosial juga berperan penting dalam komunikasi
organisasi. Dengan menggunakan media sosial secara efektif, organisasi dapat
meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, membangun hubungan yang
lebih kuat dengan para pemangku kepentingannya, dan meningkatkan reputasi
mereka.
Selain itu, interaksi melalui media sosial juga dapat mempengaruhi niat
7
bergabung dan keterlibatan jamaah milenial. Sebagai contoh, interaksi media
sosial Instagram dapat mempengaruhi niat bergabung keorganisasi dan
keterlibatan jamaah milenial pada kegiatan kajian dan lain sebagainya.
Kegiatan kajian ilmu melalui media sosial juga dapat mempengaruhi
kesadaran dakwah, citra dakwah, dan loyalitas dakwah. Dengan strategi branding
yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun
kesadaran dan citra dakwah, serta meningkatkan loyalitas dakwah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa media sosial memiliki peran yang sangat
penting dalam mempengaruhi interaksi antara jamaah milenial dengan organisasi.
Untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan jamaah milenial
melalui media sosial, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
a. Kenali dan pahami audiens
Lakukan riset tentang jamaah milenial, minat mereka, nilai-nilai, dan
preferensi mereka. Pahami kebutuhan dan harapan mereka agar dapat
menyampaikan konten yang relevan dan menarik bagi mereka. Dengan
memahami audiens, dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan
mereka melalui media sosial.
b. Buat konten yang menarik dan relevan
Buat konten yang menarik, kreatif, dan relevan dengan minat dan
kebutuhan jamaah milenial. Gunakan format konten yang beragam seperti
gambar, video, atau cerita untuk menjaga minat mereka. Berikan informasi
yang bermanfaat, inspiratif, atau menghibur. Dengan menyajikan konten
yang menarik, ini dapat membangun keterlibatan dan hubungan yang lebih
dekat dengan jamaah milenial.
c. Aktif dan responsif
Jadilah aktif di platform media sosial dan responsif terhadap
komentar, pesan, atau pertanyaan dari jamaah milenial. Tanggapi dengan
cepat dan berikan dukungan atau solusi yang diperlukan. Dengan menjadi
responsif, dapat memperlihatkan perhatian dan peduli terhadap jamaah
milenial, yang dapat memperkuat hubungan dengan mereka.
d. Gunakan gaya gahasa yang sesuai
Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan jamaah milenial. Gunakan
8
bahasa yang santai, akrab, dan mudah dipahami. Hindari penggunaan bahasa
formal yang terlalu kaku atau kaku. Dengan menggunakan gaya bahasa
yang sesuai, dapat menciptakan hubungan yang lebih dekat dan terasa lebih
personal dengan jamaah milenial.
e. Libatkan dan ajak berpartisipasi
Libatkan jamaah milenial dalam konten dengan mengajak mereka
untuk berpartisipasi. Misalnya, dapat membuat polling, kuis, atau tantangan
yang melibatkan pengikut. Ajak mereka untuk berbagi pendapat, cerita, atau
pengalaman mereka. Dengan melibatkan jamaah milenial, dapat
membangun hubungan yang lebih interaktif dan dekat dengan mereka.
f. Gunakan fitur live streaming
Manfaatkan fitur live streaming di platform media sosial untuk
berinteraksi langsung dengan jamaah milenial, dapat mengadakan sesi tanya
jawab, diskusi, atau presentasi langsung yang melibatkan pengikut. Hal ini
dapat menciptakan pengalaman yang lebih dekat dan real-time dengan
jamaah milenial.
g. Berikan konten eksklusif
Berikan konten eksklusif kepada pengikut di media sosial. Misalnya,
dapat memberikan penawaran khusus, diskon, atau akses terhadap konten
premium kepada jamaah milenial yang mengikuti akun media sosial.
Dengan memberikan konten eksklusif, dapat memperkuat hubungan dan
loyalitas jamaah milenial terhadap merek atau organisasi.
Dengan menerapkan strategi ini, organisasi dapat membangun hubungan
yang lebih dekat dengan jamaah milenial melalui media sosial.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
Pengaruh branding dalam menarik jamaah milenial ada beberapa hal,
yaitu: persepsi, kognisi, motivasi dan sikap yang dimana hal ini bisa
mempengaruhi baik atau tidaknya suatu komunitas atau organisasi bagi seseorang,
mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan setelah melihat branding dari
organisasi tersebut serta dapat memberikan motivasi bagi seseorang yang tertarik
dengan organisasi atau komunitas tersebut.
Cara penerapan strategi branding dalam menarik jamaah milenial yang
dilakukan adalah dengan cara menjaga hubungan baik dengan jamaah milenial
dengan mengadakan QnA (Question and Answer) dan juga sering mengadakan
kajian yang terbuka untuk umum tidak hanya untuk anggota, dengan begitu secara
tidak langsung membuat para follower bisa lebih dulu mengenal organisasi
tersebut dan mencari informasi yang diperlukan sehingga ini juga dapat menarik
perhatian para jamaah milenial. Dengan tujuan akhir yaitu menciptakan citra baik
pada folower atau jamaah yang nantinya juga akan bisa mengajak teman-
temannya untuk bergabung kedalam komunitas atau organisasi tersebut.
3.2 Saran
1. Bagi pelaksana strategi branding (Humas dan Informasi)
a. Melaksanakan pengawasan terhadap aktivitas di instagram sehingga aktivitas
followers atau pengguna sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam pembuatan konten, penjadwalan dan evaluasi.
2. Bagi peneliti
Diharapkan dapat mengembangkan serta melanjutkan penelitian ini
dengan tujuan pembahasanya menjadi lebih luas mengenai strategi branding
berbasis media sosial yang tidak hanya di instagram dalam menarik jamaah
milenial.
10
DAFTAR PUSTAKA
11