Anda di halaman 1dari 5

Debat

Presiden dapat dipilih kembali lebih dari 2 periode berarti bisa 3, 4, 5…


Tim oposisi
Apakah Presiden dapat menjabat lebih dari 2 periode?
Ketentuan Pasal 7 UUD NRI 1945 secara tegas berbunyi: 'Presiden dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan'. Artinya, masa jabatan presiden
dan wakil presiden maksimal hanya diperbolehkan dua periode
Idealnya, 2 periode cukup. Kalau 2 periode programnya belum jalan ya, berarti belum layak
jalan. Atau memang kurang kompeten.

 “Pembatasan dua periode mengandung nilai moral, filosofis, sosiologis, dan hukum
yang sangat kuat sebagai kehendak bersama rakyat Indonesia melalui para wakilnya
yang merumuskan amendemen pertama UUD NRI Tahun 1945, karena tidak
menghendaki kekuasaan yang terpusat hanya pada satu orang dan memicu
terjadinya penyimpangan, korupsi, kolusi, dan nepotisme,” kata Titi.
 Oleh karena itu, gagasan Presiden dapat dipilih lebih dari 2 periode yang diusung
siapa pun dalam masa kepemimpinan Presiden mana pun adalah pengkhianatan
pada amanat rakyat dan reformasi. Gagasan seperti menjadi indikasi kuat
kemunduran Indonesia berdemokrasi. “Sebab akan sangat mudah dan rentan
menjadi pintu masuk pada upaya untuk terus-terusan menambah masa jabatan
presiden
 kekuasaan yang terpusat terlalu lama pada satu orang hanya akan membuka peluang
lebih besar pada terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan.
 “Korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah buah dari masa jabatan yang terpusat dan
terlalu lama,”
 Mengenai masa jabatan dua periode, model ini lazin diberlakukan di negara-negara
dunia yang menggunakan sistem presidensial. Dalam konteks Indonesia, dua periode
juga dianggap cukup karena tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu lama.
 Dalam UUD 1945 yang ada saat ini, presiden hanya bisa menjabat maksimal dua
periode.
 Dia (Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais) juga mengatakan tokoh yang terlalu lama
menjabat justru akan semakin berpotensi bertindak koruptif. Hegemoni pun menjadi
sangat besar, sehingga pengawasan semakin sulit dilakukan secara optimal
 menurut dia, kekuasaan berkepanjangan hanya akan memiliki dampak buruk seperti
korupsi yang merajalela. Wacana masa jabatan presiden berbahaya bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Alasan presiden hanya 2 priode


Untuk menghindari nya kembali presiden seperti Sukarno dan Suharto: Presiden Sukarno
diangkat menjadi presiden seumur hidup oleh MPR dan Suharto walaupun tidak menjadi
presiden seumur hidup, namun terus menerus dipilih oleh MPR tanpa batas masa
kekuasaan.
Tanpa batas masa kekuasaan abuse of power menjadi hal yang amat nyata. Apalagi di
masyarakat Indonesia yang masih banyak menganut paham primodialisme dan patronisme.
Dengan batas masa jabatan pun seseorang masih sulit untuk berhenti berkuasa. Hal ini
sangat jelas terlihat pada pejabat2 tinggi apabila mereka berhenti menjabat. Sangat banyak
yang menderita post power syndrome akut akibat terlalu lama memegang jabatan dan
kekuasan.
Apa yang akan terjadi jika amandemen jabatan presiden disahkan MPR jadi 3 periode?
1. Negara Makin Korup (seperti saat ini)
2. Ekonomi Rakyat Semakin Bobrok (seperti saat ini)
3. Ekonomi Koruptor Semakin Makmur (seperti saat ini)
4. Impor Semakin Meroket (seperti saat ini)
5. Penyidik Jujur yg Dipecat Semakin Banyak (seperti saat ini)
6. Lapangan Kerja bagi WNI Semakin Hilang (seperti saat ini)
7. Lapangan Kerja bagi TKA Semakin Berkembang Pesat (seperti saat ini)
8. BUMN Semakin Banyak yg Merugi & Bangkrut (seperti saat ini)
9. Hukum Semakin Bobrok (seperti saat ini)
10. Koruptor Semakin Bahagia & Bebas Hukum (seperti saat ini)
11. KPK Semakin Lemah dan Boneka (seperti saat ini)
12. Demokrasi Semakin Hilang (seperti saat ini)
13. Utang Semakin Meroket (seperti saat ini)
14. Semakin Banyak Proyek Korup Berjalan Lancar (seperti saat ini)
15. Semakin Banyak Koruptor antri menjadi Komisaris BUMN (seperti saat ini)
16. Semakin Banyak Aparat menjadi Keparat (seperti yang saat ini terjadi, termasuk
mengintai dunia maya seperti QUORA)
17. Semakin Banyak Kriminal seperti Begal, Genk Motor, Ormas, Narkoba, Mafia Hukum,
Penipu, Debt Collector, Pembunuhan, Pemerkosaan, LGBT (seperti saat ini)
18. Semakin Banyak HOAX seperti 11.000 Triliun, 2 Triliun, Ekonomi Meroket, Harta
Karun, dll
Tim afirmasi
Apa sisi positif, apabila masa jabatan presiden diubah menjadi 3 periode?

 program kerjanya bisa dilihat dengan jelas. Berbeda yang hanya 1 periode, belum
ada kemajuan, semua sistem diubah oleh presiden yang baru, ngulang lagi.
 Perkembangan Negara bisa dilihat dengan jelas dan mungkin signifikan, karena tidak
tersandung-sandung

Mosi 2 Demokrasi perwakilan lebih baik daripada demokrasi langsung


Tim afirmasi
Saya setuju dgn gagasan tersebut demokrasi perwakilan lebih baik dari demokrasi langsung

Demokrasi perwakilan dapat didefinisikan sebagai bentuk pemerintahan di mana rakyat akan
memilih pemimpin mereka yang kemudian harus memerintah dan membuat undang-undang.

dua alasan utama munculnya gagasan untuk kembali ke pemilihan dengan sistem perwakilan, yaitu
pertama, karena pemilihan secara langsung tidak serta merta menghapus politik uang, bahkan
menjadi jauh lebih besar lagi, dan kedua, biaya penyelenggaraan yang tinggi. Atas dasar hal tersebut,
penting untuk dikaji tentang model atau sistem apakah yang sebenarnya lebih tepat untuk
diterapkan di Indonesia?

Sistem pemilihan umum berdasarkan demokrasi perwakilan adalah model penyelenggaraan


pemilihan kepala eksekutif yang lebih sesuai dengan cita hukum bangsa Indonesia
berdasarkan Pancasila khususnya sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijakasanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dari rumusan yang terkandung dalam
sila keempat tersebut sesungguhnya merupakan teks yang sudah terang, jelas dan tidak
perlu ditafsirkan lagi yaitu bahwa sesungguhnya
Pancasila yang merupakan pokok-pokok pikiran para pendiri bangsa lebih
menghendaki sistem demokrasi perwakilan daripada sistem demokrasi langsung.
Dengan demikian, dalam alasan utama untuk kembali ke sistem pemilihan
melalui perwakilan adalah alasan utama karena menyangkut dasar filosofis dan
cita hukum bangsa Indonesia, bukan sekedar pada alasan praktis soal besarnya
biaya penyelenggaraan pemilu kepala daerah. Guna mengatasi biaya
penyelenggaraan pemilu kepala daerah yang tinggi sesunggguhnya dapat diatasi
dengan cara pelaksanaan pemilu serentak dengan pemilu presiden atau bahkan
jika memungkinkan dilaksanakan bersamaan dengan Pemilu legislatif. Selain itu,
banyak pos-pos anggaran pemilu yang sebenarnya bisa ditiadakan atau dikurangi
seperti biaya pengamanan yang berlebihan dan biaya pendataan pemilih yang
sebenarnya bisa ditumpangkan pada program serupa di institusi lainnya.
Masalah yang sebenarnya adalah menyangkut kualitas pemimpin yang
dihasilkan melalui pemilihan kepala daerah secara langsung, karena terdapat
kecenderungan bahwa pemimpin yang populer relatif tidak lebih berkualitas
dibandingkan dengan calon lain yang kurang populer. Fenomena yang sama juga
terjadi dalam pemilu legislatif dimana banyak partai politik mencalonkan tokoh
populer seperti para selebriti yang kualitasnya dinomorduakan.

sebaiknya Indonesia memilih sistem demokrasi perwakilan dibanding demokrasi langsung


yang saat ini sedang berjalan.

Demokrasi perwakilan justru paling sesuai dengan masyarakat Indonesia yang sangat
plural, dengan spektrum kondisi sosial dan ekonomi yang sangat bervariasi dan sangat lebar
perbedaannya.

demokrasi perwakilan lebih demokratis dibanding dengan demokrasi langsung, karena


pelaksanaan demokrasi harus memenuhi persyaratan adanya kesetaraan dalam
menyampaikan pendapat dan memilih serta adanya kebebasan dalam menyatakan
pendapat dan memilih.

Kedua prasyarat itu lebih terpenuhi dalam demokrasi perwakilan dibanding demokrasi
langsung.
Melalui sistem perwakilan yang amanah, suara dan aspirasi kelompok minoritas dapat
dipertimbangkan.
Dengan sistem pemilihan secara perwakilan, justru sesungguhnya jauh lebih mudah bagi
penegak hukum untuk menegakkan hukum atas pelanggaran peraturan perundang-
undangan kepemiluan dan praktik politik uang karena kemungkinan terjadinya tindak
pidana lebih mudah untuk dilokalisir.
kesimpulan
Sistem pemilihan umum berdasarkan demokrasi perwakilan adalah
model penyelenggaraan pemilihan kepala eksekutif yang lebih sesuai
dengan cita hukum bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila khususnya
sila ke-4 Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijakasanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
2. Ancaman praktik politik uang dalam pemilihan umum khususnya
pemilihan kepala daerah tidak disebabkan oleh sistem perwakilan atau
sistem langsung, tetapi lebih disebabkan oleh tidak tegaknya kaedah
Tim oposisi
Saya tdk setuju dgn oposisi tersebut menurut kami demokrasi secara langsung lebih
baik dibanding demokrasi perwakilan

Dalam demokrasi langsung, semua populasi orang dewasa hadir dalam bentuk majelis,
mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kekuasaan. Pada
demokrasi langsung, tidak mendelegasikan kekuasaannya kepada orang lain atau
perwakilan.
Kelebihan dari sistem pemilihan langsung adalah legitimasi yang kuat dari konstituen karena semua
setiap orang merasakan ikut menentukan siapa yang paling berhak menjadi pemimpin mereka.
Karenanya, sangat mudah bagi pemimpin eksekutif untuk melaksanakan program kerjanya.
Kelemahannya, sistem pemilihan langsung akan cenderung menghasilkan pemimpin yang populer
tetapi lemah dari segi kualitas baik dari Indeks Prestasi maupun pengalaman yang bersangkutan
dalam organisasi.

3. Siswa SMA kelas 1 sudah bisa ikut pemilu


Tim oposisi
Dalam hal ini, norma Pasal 1 angka 34 UU Pemilu menyatakan, “Pemilih adalah Warga
Negara Indonesia yang sudah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin,
atau sudah pernah kawin”. Dengan demikian bagi warga Negara Indonesia yang telah
berusia 17 Page 4 4 (tujuh belas) tahun atau belum berusia 17 ( .
"Secara psikis juga dapat mengganggu kejiwaan anak yang belum matang dan belum siap
menerima persaingan yang keras dalam berpolitik,

Anda mungkin juga menyukai