Jika alat penyulingan bekerja maksimal, minyak yang dihasilkan dapat mencapai 3-4
kilogram untuk satu kuintal nilam kering. Perbedaan produksi alat penyulingan yang
dipanaskan menggunakan kayu bakar itu disebabkan faktor konstruksi alat.
Tinggi ketel yang dimilikinya saat ini empat meter. Padahal, agar uap air bercampur
nilam yang dihasilkan minyak lebih banyak, bebernya, tinggi ketel maksimal dua meter.
Leher angsa ketel juga harus lebih besar sehingga dapat mengalirkan uap lebih banyak
ke pipa stailess steel yang berbentuk spiral
Pria berumur 58 tahun yang telah memiliki empat orang anak dan tiga cucu ini tengah
menanti permintaan bantuan penguatan modal dari Pemprov Sulbar disetujui. “Kalau
permohonan kredit saya disetujui pemerintah, saya akan membeli alat penyulingan
yang mampu berproduksi lebih besar. Harganya sekitar Rp100 juta,” katanya.
Kredit yang dibutuhkannya sekitar Rp350 juta. Dana itu akan digunakan membeli satu
unit alat suling dan membiayai pembukaan perkebunan tanaman nilam untuk
kelompok tani yang akan dibentuk. Jumlah petani yang dibutuhkannya sedikitnya
sebanyak 25 orang.
Setiap petani akan diberikan dana Rp1 juta atau maksimal Rp2 juta untuk memulai
penanaman nilam pada lahan seluas satu hektare. Stek akan didatangkan dari Enrekang
atau Bogor jika nilam yang ada di perkebunannya saat ini tidak mencukupi.
“Sisa dana kredit yang diberikan akan digunakan untuk membeli hasil panen nilam
petani. Satu hektare tanaman nilam dapat menghasilkan sekitar satu ton. Jika satu
kilogram nilam kering yang telah dicacah dibeli dengan harga Rp20.000, maka petani
bisa memperoleh sekitar Rp20 juta satu kali panen,” katanya.
Kekurangan tenaga kerja menjadi salah satu faktor sulitnya usaha penyulingan minyak
nilam Alimuddin berjalan maksimal. Usahanya masih dikelola dengan manajemen
keluarga. Sementara setiap kali panen pada lahannya yang seluas dua hektare,
pencacahan harus segera dilakukan untuk menghindari hilangnya minyak nilam dalam
penguapan.
Saat diinformasikan tentang adanya program pemerintah yang bernama kredit usaha
rakyat atau KUR, Alimuddin mengaku belum mengetahuinya. Dia nampak antusias dan
berjanji akan berupaya mencari tahu proses pencairan dana kredit untuk usaha rakyat
itu.
Tanaman Nilam Primadona
Petani di Sultra
Aug 4, 20145579 ViewedYos Hasrul0 respond
Tanaman nilam memerlukan tanah yang subur dan gembur. Meskipun perlu
banyak air, nilam tidak tahan terhadap genangan air. Untuk itu perlu dibuat
drainase (pengairan) yang baik dan dapat menahan air. Tanaman nilam dpat
tumbuh baik pada tanah bertekstur lempung sampai liat berpasir, dengan pH 5,5
– 7. Kriteria lahan dan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan nilam dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Sangat sesuai : ketinggian 100 – 400 m dpl; jenis tanah andosol dan latosol;
drainase baik; tekstur lempung; kedalaman air tanah > 100 cm; pH tanah 5,5 –
7; curah hujan tahunan 2.300-3.000 mm; bulan basah per tahun 10-11.
2. Sesuai : ketinggian 0 – 700 m dpl; jenis tanah regosol, podsolik dan kambisol;
drainase agak baik; tekstur liat dan berpasir; kedalaman air tanah 75 – 100 cm;
pH tanah 5 – 5,5; curah hujan tahunan 1.750 – 2.300 dan 3.00 – 3.500 mm;
bulan basah per tahun 9 – 10.
3. Kurang sesuai : ketinggian >700 m dpl; jenis tanah selain 1 dan 2; drainase
agak baik; tekstur lain dari 1 dan 2; kedalaman air tanah 50 – 75 cm; pH tanah
4,5 – 5; curah hujan tahunan > 3.500 dan 1.200 – 1.700 mm; bulan basah per
tahun <9.
4. Tidak sesuai : ketinggian >700 m dpl; jenis tanah selain 1 dan 2; drainase
terhambat; tekstur pasir; kedalaman air tanah < 50 cm; pH tanah < 4,5; curah
hujan tahunan >5.000 dan <1.200 mm; bulan basah per tahun sekitar <8.
Pola Tanam
Nilam dapat ditanam dengan menggunakan beberapa pola tanam antara lain
secara monokultur, tumpangsari, tumpang gilir atau budidaya lorong dengan
tanaman perkebunan, buah-buahan, sayuran atau tanaman lainnya. Sebaiknya
nilam ditanam secara tumpangsari dengan tanaman andalan setempat misalnya
dengan lada, kopi dan kelapa.
Cara penanaman
Sebelum penanaman, lahan yang telah diolah diberi pupuk kandang sebanyak
0,5 – 1 kg per pohon, setara dengan 10 – 20 ton/ha. Bila tidak turun hujan
selama 2 – 3 hari, hendaknya dilakukan penyiraman. Cara penanaman nilam
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
dilakukan dengan menggunakan setek batang atau cabang yang langsung
ditanam di lahan pertanaman. Bila menanam dengan stek langsung di lapang,
hendaknya menggunakan 2-3 stek/lubang dan bila menggunakan bibit, tanam
satu bibit per lubang. Sedangkan penanaman secara tidak langsung, penanaman
dilakukan melalui proses bertahap yaitu ditanam di pesemaian di polibag
kemudian dipindahkan ke lapangan.
Waktu tanam
Saat tanam yang tepat adalah pada awal musim hujan karena tanaman nilam
peka terhadap kebutuhan air, oleh karena itu faktor musim sangat berpengaruh
terhadap tanaman nilam. Untuk luas pertanaman agar disesuaikan dengan
kemampuan penyulingan.
Jarak Tanam
Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan (tingkat kesuburan tanah)
danlingkungan setempat. Penanaman nilam dilakukan dianjurkan dengan jarak
tanam 90 – 100 cm antar barisan dan 40 – 50 cm dalam barisan. Pada lahan
yang datar dan terbuka, gunakan jarak tanam yang lebih lebar (100 cm x 50 cm)
sehingga tanaman tidak saling menutupi dan sinar matahari dapat langsung
mencapai permukaan tanah. Pada lahan yang miring (15%), jarak antar barisan
lebih lebar, dan jarak dalam barisan lebih rapat (40 cm) dan arah barisan
menurut kontur. Pada tanah dengah kesuburan yang tinggi, jarak tanam
sebaiknya 100 x 100 cm.
Pemeliharaan
Penyiangan gulma dilakukan sebulan sekali atau sesuai dengan kebutuhan
lapangan, sebelum kanopi tanaman saling bertemu. Penyiangan dilakukan
dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman terputus atau cabang-cabang yang
dekat permukaan tanah terganggu.
Pembubunan
Agar tanah sekitar tanaman gembur dan mempercepat pertumbuhan akan pada
cabang-cabang dekat permukaan tanah, perlu dilakukan pembubunan.
Pembubunan dilakukan pada saat tanaman berumur tiga bulan setelah tanam dan
setelah panen I dan II.
Pemberian mulsa
Tanaman nilam termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, terutama
setelah dipanen. Untuk menjaga kelembaban tanah dan mengurangi penguapan,
perlu diberi mulsa organik yang berupa semak belukar, jerami, alang-alang atau
limbah nilam hasil penyulingan sebanyak 1 kg per tanaman.
Nilam merupakan salah satu tanaman perdu yang sekarang banyak dilirik orang
sebagai karena memiliki nilai ekonimis yang cukup tinggi. Keunggulan tanaman ini
memiliki multi manfaat dan kahsiat yang cukup bagus dibanding dengan tanaman perdu
yang lainnya.
Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya nilam atau cara menanam tanaman
nilam ini, di bawah ini ada tahapan atau langkah-langkah budidaya nilam secara
singkat:
PERSIAPAN BIBIT
Bila ingin melakukan kegiatan pesemaian atau pembibitan maka beberapa hal yang
harus dipersiapkan antara lain lahan yang cukup, rnisalnya seluas 2.500 m2 untuk
menangani sekitar 25 ha areal lahan yang akan ditanami, persiapan bibit berupa pohon
nilam dari hasil panen melewati jangka waktu 6-7 bulan, tenaga kerja untuk melakukan
monitoring dan pemeliharaan, bahan baku berupa tanah yang subur, pasir, sekam,
pupuk kandang, insektisida, bahan baku untuk pembuatan naungan berupa bambu dan
atap pelindung, serta persiapan bahan baku polibag sebagai sarana penempatan bibit.
Cara pertama, bii setek dipotong sekitar 15-18 cm. Setelah itu, setek
langsungdilaucapkan ke dalam polibag yang sudah diisi dengan mein tanam.
Media tanam terdiri dari campuran 100 kg tanah, 125 kg seism, 25 kg pasir, dan
100 kg pupuk kandang. Campuran tessebut didiamkan selama 1-2 hari.
Pemeliharaan bibit dalam pohlag ini cblakukan sampai berumur maksimum 2
bulan. Selanjutnya, bait dapat dipindahkan ke lahan perkebunan. Jumlah media
tanam campuran tersebut digunakan untuk 26.000 polibag.
Cara kedua, bibit setek dipotong dengan panjang sekitar 12 cm-15 cm. Setelah
itu, bibit direndam dalam pupuk cair organik perangsang akar tanaman (131)
selama 5 menit. Lalu bibit diikat dalam satuan 50 atau 100 batang dan disimpan
di tempat yang sejuk selama 15 hari. Saat akar serabut dan dam sudah muncul
maka setek dipindahkan ke dalam polibag yang dilubangi sebanyak 2 atau 3
lubang untuk menghindari adanya gesekan dengan akar yang sudah hidup
PENGOLAHAN TANAH
Tanah terlebih dahulu harus melalui proses penggemburan dengan cara dicangkul atau
dengan alat pertanian lainnya (traktor). Kedalaman galian tanah hendaknya 3o cm
untuk dibalikkan. Setelah itu, didiamkan selama 3-4 hari agar terjadi proses penguapan
dari tanah yang telah diolah.
Dengan asumsi lahan yang akan ditanami pohon nilam adalah tanah datar atau bekas
persawahan, sebaiknya tanah yang telah gembur dibuat bedeng dengan lebar sekitar
3,2 m dengan panjang disesuaikan luas areal tanah. Setiap bedeng diberi jarak selebar
30 cm sebagai penampung saluran air sekaligus sebagai sarana jalan untuk mengontrol
tanaman dengan kedalaman sekitar 15-25 cm.
Dengan lebar bedeng tersebut maka pada bedeng dapat dibuat 3 lubang dengan jarak
masing-masing 80cm untuk menampung bibit sebanyak 3 polibag. Jarak lubang dari
pinggiran saluran masing-masing 30 cm.
Lubang untuk tanaman tersebut dibuat dengan diameter 12-15 cm atau disesuaikan
dengan diameter polibag. Kemudian lubang diberi pupuk kandang sebanyak 0,00769 kg
atau sekitar 2 sendok makan. Setelah itu, lubang didiamkan selama 2-3 hari.
Selanjutnya, proses penanaman bibit dapat dilakukan.
PENANAMAN
Sebelum proses penanaman dilakukan maka ada beberapa syarat dan cara serta
mekanisme yang harus dipenuhi agar penanaman yang dilakukan memperoleh hasil
optimal sesuai yang diinginkan dan pola budi daya. Adapun hal tersebut dijelaskan
sebagai berikut..
Iklim
Penanaman nilam sebaiknya dilakukan di daerah yang memiliki kondisi ideal, yaitu
berada pada suhu rata-rata antara 22-280 C. Tingkat intensitas penyinaran matahari
cukup, terlebih pada saat tanaman mendekati masa panen.
Curah hujan yang ideal sebaiknya berada pada posisi antara 2.500-3.500 nunjtahun
dan turun merata sepanjang tahun. Sementara tingkat kelembapan udara rata-rata di
atas 75%.
Tanah
Pohon nilam dapat ditanam pada berbagai jenis kontur tanah, baik tanah datar,
berbukit, ataupun tanah dengan tingkat kemiringan terjal. Namun, kondisi tanah yang
disarankan subur, gembur, serta kaya humus agar memberikan hasil yang sangat.
Tinggi tempat yang ideal yaitu 10-400 in di atas permukaan laut (dpl), masih dapat
ditanami sampai batas ketinggian 700 m dpl. Sementara pada ketinggian 700-2000 m
dpl, nilam masih dapat tumbuh, tetapi kadar/remdemen min). mknya tidak sebagus di
dataran rendah.
Keasaman tanah (pH) yang dikehendaki 5,5-6,5 dan tidak boleh tergenang air. Agar
tidak tergenang, lahan sebaiknya dibuat bedeng agar kondisi tingkat kelembapan tanah
mudah dikendalikan Tanah hat kurang diperkenankan, sedangkan pasir dan tanah
berkapur tidak diperkenankan.
Cara Tanam
Penanaman dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu penanaman langsung dan tidak
langsung.
Penanaman langsung
Bibit yang digunakan pada penanaman langsung berupa setek yang dipetik dari lahan
perkebunan dan ditanam secara langsung di lahan. Setiap lubang ditanam 2-3 setek
untuk menjaga setek yang mati.
Penanaman dengan cara ini membutuhkan bibit setek yang lebih banyak dan
persentase kematiannya lebih besar. Oleh sebab itu, cara ini tidak disarankan untuk
diterapkan di perkebunan budi daya.
PEMELIHARAANTANAMAN
Pemupukan
Pemupukan hendaknya dilakukan dengan pedoman 5 tepat, yaitu tepat jenis, tepat
jumlah, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat.
Tepat jenis
Tepat jenis diartikan penggunaan jenis pupuk disesuaikan dengan jenis tanaman, yaitu
pupuk kandang dari domba dan ayam atau pupuk kimia berupa SP 36, urea, KCL, dan
NPK.
Tepat jumlah
Tepat jumlah diartikan jumlah pemberian pupuk disesuaikan dengan luas areal
tanaman. Sebagai contoh, untuk flap hektar per tahun rata-rata memerlukan pupuk
kandang masing-masing sebanyak too sak, SP 36 sebanyak 200 kg, urea sebanyak
200 kg , KCL sebanyak 150 kg, dan NPK sebanyak 100 kg.
Selain itu, pupuk organik dapat digunakan untuk lebih merangsang terjadinya proses
pertumbuhan daun yang lebih cepat dalam jumlah banyak. Pemupukan menggunakan
cairan penyubur tanaman (CPT) dengan takaran tho ml ditambah air sebanyak 40 liter
untuk lahan seluas satu hektar.
Tepat waktu
Tepat waktu dimaksudkan agar pemupukan dilakukan pada awal proses penanaman
dengan dosis sesuai takaran. Pada masa pertumbuhan memasuki umur satu bulan
diberi urea dan KCL atau SP 36 dan NPK sebanyak 1/4 bagian dan 1/3 bagian.
Pemupukan ini diberikan satu minggu setelah panen pertama dan sisanya setelah
panen kedua dan ketiga. Hal ini dimaksudkan agar proses pertumbuhan tanaman lebih
optimal
Tepat cara
Tepat cara diartikan perlakuan dan mekanisme pemberian pupuk beserta takaran
jumlahnya dan urut-urutan pemberiannya mengikuti program dan pola budi daya
tanaman.
Tepat tempat
Tepat tempat diartikan lokasi penyimpanan pupuk berada pada tempat yang baik,
mudah dijangkau, serta jarak antara tempat penyimpanan dan lahan budi daya soling
berdekatan. Hal ini dilakukan agar efektivitas dan efisiensi pemupukan menjadi lebih
tinggi.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah mati atau layu agar
jumlah tanaman sesuai target yang diinginkan. Penentuan target jumlah tanaman
disesuaikan dengan lugs areal dan jarak tanam, yaitu 1 hektar dengan jumlah Wait
maksimum 26.000 tanaman.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar umur tersebut, ketinggian
tanaman mencapai 20-30 cm dan m cabang bertingkat dengan radius 20 cm.
Penyiangan dilakukan de 2 (dua) cara, yaitu cara mekanis dan kimiawi.
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan, yaitu setelah terbentuk
perdu yang saling menutupi satu sama lain di antara pohon atau tanaman.
Pemangkasan dilakukan pada cabang tingkat tiga ke atas. Pemang¬kasan dan
penjarangan dilakukan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit
tanaman. Selain pemangkasan memberi ruang gerak lebih luas ker.hadap tanaman.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan setekth proses panen selesai. Cabang-cabang dan dahan
serta ranting yang ditinggalkan sesudah panen yang letaknya dekat dengan tanah
ditimbun seting 10-15 cm. Cabang yang letaknya jauh dari tanah dipatabkan bagian
ujungnya (tidak terputus dari batang) dan bagiar dari batang patah ditimbun dengan
tanah.
Keuntungan Menanam Tanaman Nilam
Tanaman yang satu ini tergolong tanaman yang menggiurkan untuk menamannya,
lantaran tumbuhan ini bisa membawa keuntungan yang besar, tiap tetesan minyak yang
dikeluarkannya selama proses penyaringan. harganyapun bervariasi tergantung pada
waktu tertentu kadang harganya per kilo mencapai 1 juta dan kadang turun hingga Rp.
700.000.
nilam memang sudah lama dikenal oleh masyarakat di indonesia khususnya didaerah
tropis. kebanyakan para petani menanamnya di sela - sela tanah yang kosong.
berangkat dari itu semua ada juga yang menam nilam karena ikut - ikutan, melihat
orang sedang ramai menamam nilam maka orang juga akan berbondong - bondong
menanaminya. kualitas minyak yang dihasilkan oleh nilam ini tergantung pada tanah
yang ditumbuhinya, sangat cocok tanaman ini ditanam pada suhu yang sangat panas.
Penanaman
Tidak terdapat perlakuan khusus selama menamam nilam, tanaman ini sama juga
dengan tumbuhan lainnya . awal dari proses penanamannya adalah persemaian di
tempat yang teduh, selama kurang lebih 2 minggu hingga cabang tumbuhan ini tumbuh
besar. setelah persemaian tumbuhan ini langsung ditanam pada tanah yang telah
disediakan, kenapa disemai dahulu ? karena tumbuhan ini jika di tanah langsung pada
tanah agak susah menyesuaikan suhu dengan tanah yang baru. kebanyakan nilam
yang langsung ditanam rata - rata pada mati. oleh karena itu proses persemaian sangat
penting. setelah di tanam tumbuhan ini juga di tutup dengan pelepah pisang agar
terjaga suhunya agar tidak layu. dalam sehari diperlukan penyiraman selama dua kali,
pada pagi hari dan sore. tapi ini juga tidak bersifat absolut jika tanaman ini keliatan
normal, maka penyiraman bisa dilakukan selama 1 kali sehari. tanaman nilam yang
sudah menghasilkan minyak adalah daunnya sudah agak kekuning - kuningan, maka
petanda tumbuhan ini sudah bisa dipanen untuk selanjutnya dilakukan proses
penyulingan. tidak hanya batang saja yang menghasilkan minyak tetapi rata - rata
keseluruhan nilam ini bisa menghasilkan tetesan minyak.
Penyulingan
sebelum nilam ini di olah menjadi minyak, terlebih dahulu tanaman nilam di keringkan
dulu, hingga daunnya benar - benar melepuh. tanaman ini dipotong - potong menjadi
bagian yang terkecil. kemudian baru dimasukan kedalam mesin penyulingan.
tergantung pada kualitas nilam itu sendiri, karena tidak ada rumus yang pasti berapa
kilo nilam yang di suling dan berapa nilam yang dihasilkan. karena bisa saja 1 goni
nilam yang dimasukkan bisa menghasilkan 2 kg minyak, bahkan ada yang hanya 0,5
kg. kembali pada awal wacana tadi ” kualitas dankuantitas minyak nilam tegantung
pada tanah yang ditumbuhinya serta iklim stempat”.
menggiurkan bukan untuk menam nilam, maka dimulailah dari sekarang. tidak hanya
tanaman sawit yang menghasilkan pundi - pundi rupiah yang besar. jika dibandingkan
dengan tanaman sawit membutuhkan waktu selama 2 tahun untuk bisa dipanen,
tumbuhan nilam hanya membutuhkan tidak lebih dari setahun
Penyakit Kuning/Daun Merah Pada Tanaman Nilam
Diposting oleh : Sugiyanto
Kategori: Berita Utama - Dibaca: 5522 kali
Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on printMore Sharing
Services0
Keberadaan penyakit kuning atau daun merah nilam perlu diwaspadai dalam upaya
peningkatan hasil minyak nilam. Disebut penyakit kuning atau daun merah, dikarenakan
pada gejala awal pertumbuhan tanaman terhambat/kerdil, terjadi klorosis pada pinggir
daun, kemudian daun akan berubah menjadi kuning kemerahan dan menyebabkan luka
nekrosis pada akar rambut, kadang-kadang akar membusuk dan pada gejala lanjut
tanaman akan mati. Gejala kuning pada daun nilam yang terserang nematoda nampak
seperti gejala kekurangan unsur N, P, dan K.
Penyebab penyakit ini adalah komplek nematoda parasit yang terdiri dari beberapa
jenis nematoda parasit penting yang berasosiasi dengan perakaran nilam yang
menyebabkan kerusakan dan kerugian adalah nematoda puru akar
(Meloidogyne spp.), nematoda peluka akar (Pratylenchus spp.) dan nematoda pelubang
akar (Radopholus similis).
Nematoda tersebut menyerang dan merusak perakaran tanaman nilam, menyebabkan
berkurangnya suplai air ke daun, sehingga stomata menutup. Hal tersebut
mengakibatkan laju fotosintesa menurun, sehingga menghambat pertumbuhan
tanaman dan menurunkan kandungan minyak bahkan menyebabkan kematian
tanaman.
Serangan nematoda parasit pada tanaman nilam dapat merusak perakaran nilam
(72,24 %-84,42%), menghambat pertumbuhan tanaman sampai 49,06-60,67% dan
kehilangan hasil sampai 84,42% serta menurunkan kandungan atau kadar minyak
sampai 14%.
Nematoda-nematoda parasit tersebut mempunyai gejala khas masing-masing, yaitu
pada nematoda puru akar (Meloidogyne spp.) yaitu puru-puru akar berukuran kecil
sampai besar dan daun-daunnya menguning; pada nematoda peluka akar
(Pratylenchusspp.) timbulnya luka nekrosis yang sempit dan memanjang pada
permukaan akar, sehingga akar berwarna kecoklatan dan akar-akar rambut berkurang;
nematoda pelubang akar (Radopholus similis) yaitu daun-daunnya berwarna merah
keunguan.
Pemupukan dengan pupuk organik (kotoran sapi) dikombinasikan dengan Urea + TSP
5 gr/tanaman diberikan sebelum dan 3 bulan setelah tanam, dapat menekan
populasi P. brachyurus.
Pemberian mulsa yang dikombinasikan dengan pemupukan Urea + TSP 5 gr/tanaman
dan diberikan sebelum dan 3 bulan setelah tanam juga dapat menekan populasi
nematoda Meloidogyne spp.
Penggunaan bakteri endofit yaitu Bacillus spp. (B. megaterium dan B. subtilis). Bakteri
endofit mempunyai keunggulan yaitu mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi,
menghasilkan hormon pertumbuhan, mengendalikan penyakit tumbuhan serta dapat
menginduksi ketahanan tanaman. Bakteri endofit Bacillus spp. dapat menghalangi
infeksi P. brachyurus ke dalam akar. Sehingga perlakuan dengan ini dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman nilam (berat tajuk tanaman, berat akar dan
panjang akar).
Kombinasi rizobakteri Pasteuria penetrans (2 kapsul/tanaman/6 bulan) dengan bahan
organik yang terdiri dari kotoran sapi, kotoran ayam, serbuk gergaji dan ampas kedelai
(1 kg/tanaman/6 bulan) atau kombinasi rizobakteri Pasteuria penetrans (2
kapsul/tanaman/6 bulan) dengan kapur pertanian (50g/tanaman/6 bulan) dapat
menekan populasi nematoda P. brachyurus sebesar 43-82 %.
Jamur penjerat Nematoda (Arthrobotrys sp., Dactylaria sp. dan Dactylella sp.
diperbanyak pada media jagung), 125 g/tanaman/6 bulan yang dikombinasikan dengan
bahan organik/kapur pertanian dapat mengurangi/menekan nematoda nilam P.
brachyurus.
Mimba yang dikombinasikan dengan bahan organik (kotoran ayam, sapi, kambing) dan
sekam, serbuk gergaji) dapat mengendalikanM. incognita dan P. brachyurus.
Bungkil jarak 250 gr/tanaman/6 bulan, sangat efektif mengurangi populasi nematoda P.
brachyurus.
Pestisida Kimiawi
Serangan Budog pada pucuk tanaman NilamBudog, yang merupakan istilah dalam
bahasa Aceh untuk Synchytrium pogostemonis (Sukamto, 2009), sebuah penyakit yang
sering menyerang tanaman nilam. Budog menyebabkan kutil pada daun, batang dan
tangkai yang bengkak dan menebal; kemerahan-ungu, daun terlihat berkerut dan tebal
dengan warna merah keunguan (Sukamto, 2009). Sayangnya, penelitian-penelitian
tentang penyakit budog belum begitu banyak didokumentasikan sehingga belum
banyak ditemukan data dan analisis pembanding. Petani nilam di Aceh Selatan saat ini
telah mencatat budog di bidang mereka sejak 1980-an (Parande, 2011).
Kehadiran budog telah meningkat dalam 10 tahun terakhir (Soleh, 2011), yang
bersamaan dengan terjadinya “demam nilam” di rentang tahun 1997-1998 (Caritas
Republik Ceko, 2011) di mana lonjakan produksi nilam akan membuka kesempatan
bagi budog untuk akan menyebar ke berbagai lahan baru. Ini juga kebiasaan yang
umum di Sumatera bagi petani untuk terus menanam dan panen nilam budog terinfeksi,
sebagai tanaman masih memproduksi minyak lebih rendah meskipun kuantitas dan
kualitas (Sagala, 2009). Budog awalnya terisolasi ke Sumatera, tetapi sekarang
ditemukan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa dimana budidaya nilam telah menyebar
(Sukamto, 2009).
Efek Fisik
Serangan Budog pada Batang tanaman nilamGejala serangan awal dapat dilihat sedini
mungkin baik pada persemaian maupun di lapang, dengan ditandai adanya benjolan-
benjolan kecil pada permukaan atas dan bawah daun, serta batang. Budok
menyebabkan kutil mucul pada daun, batang maupun tunasnya (nuryani, 2006). Gejala
pertama dari budog biasanya adalah tumbuhnya “kutil” pada tunas baru yang kemudian
meluas ke bagian batang utama yang memiliki struktur sel yang lebih keras. Pada
serangan lanjut, akan menghambat pertumbuhan vegetatif sehingga rumpun tanaman
tidak bertambah besar, permukaan batang menebal, ruas batang memendek, pada
ketiak cabang tumbuh tunas-tunas berdaun keriput. Rumpun tanaman yang terserang
pertumbuhannya terhenti, bahkan kanopinya cenderung mengecil. Tanda dan gejala
lainnya adalah batangnya menjadi kerdil (Wahyuno, Pengelolaan Perbenihan Nilam
Untuk Mencegah Penyebaran Budog, 2010). Diagnosisi dini sering kali sulit dilakukan
karena umumnya gejala-gejala (kutil dan jaringan mati) akan nampak jelas setelah 4
minggu terjangkit.
Efek Ekonomi
Belum banyak studi formal tentang penurunan kualitas minyak nilam akibat serangan
penyakit budog pada tanaman nilam. Salah satu hasil studi yang akan segera
dipublikasi oleh salah satu instansi pemerintah, Balittro, menerangkan bahwa tidak
ditemukannya pengaruh kualitas minyak nilam akibat budog. (Wahyuno, Peneliti, 2010)
Namun, dari cerita dari mulut ke mulut yang beredar di kalangan petani mengatakan
bahwa pihak pembeli lokal tidak akan membeli minyak nilam yang terinfeksi budog,
karena mereka dapat melihat adanya perubahan dalam minyak yang dihasilkan (Soleh,
2011), khususnya pada bau minyak (Cakra, 2011), yang mereka katakan berbau tidak
sedap atau “bau apek”. Pada praktek-praktek yang telah sebelumnya dilakukan petani,
mereka biasanya mencampur sejumlah minyak dari berbagai level kualitas untuk
mendapatkan minyak yang lebih baik untuk dijual ke pedagang pengumpul.
Dengan praktek pencampuran ini bau apek yang dihasilkan oleh nilam yang terkena bu-
dog dapat ditutupi. Namun, sejalan dengan proyek Caritas yang memiliki target untuk
menjual minyak nilam berkualitas tinggi kepada para pembeli di tingkat internasional
maka hal ini dapat menjadi isu yang penting. Ada pendapat umum yang beredar di ka-
langan petani bahwa nilam yang kerdil dan cacat akibat budog dapat menghasilkan
hasil timbangan daun (kg) yang lebih rendah, dengan asumsi bahwa petani melakukan
penyulingan terhadap nilam yang terinfeksi, bukan membuangnya. Tergantung dari
keparahan infeksinya, maka lebih dari 50% hasil panen bisa hilang (Soleh, 2011),
meskipun harus dicatat bahwa jumlah minyak yang sama akan dihasilkan per kg
daunnya.
PENANGGULANGAN BUDOG
Meskipun secara umum penyebab dan penanggulangan terhadap budog masih belum
sepenuhnya disepakati atau dipahami, ada berbagai rekomendasi mengenai cara
manajemen terhadap serangan budog. Dari berbagai literatur dan penelitian yang
dilakukan oleh para ahli, secara umum rekomendasi yang diberikan dalam
penanggulangan budog adalah penggunaan bibit nilam yang bersih dan sehat sebagai
cara terbaik untuk mencegah kemunculan dan penyebaran budog serta penggunaan
lahan yang belum pernah terkontaminasi oleh penyakit budog. (Sukamto, 2009).
Rekomendasi lainnya adalah penggunaan insektisida untuk mencegah serangga yang
dapat membawa dan menyebarkan (host) budog (Hidayat & Sutrisno, 2006). Untuk
tanah yang sebelumnya telah terkontaminasi dengan budog, ada sejumlah
rekomendasi khusus pada penggunaan fungisida terutama dari Balittro. Ketika
melakukan perawatan tanah dengan fungisida, tempat 5 gram fungisida per lubang
tanaman bersama dengan pupuk selama penanaman. Jika pada saat ini tanaman nilam
telah terkontaminasi dengan budog, maka direkomendasikan untuk mencabut dan
membakar tanaman yang telah terinfeksi dan “obati” tanah yang terinfeksi dengan
fungisida sebelum spora dapat menjadi aktif kembali. Sebuah Perusahaan swasta,
Indarro, hanya merekomendasikan penerapan fungisida, yang mereka telah mereka
rancang sendiri disebut Fudoc, jika nilam masih dalam waktu satu bulan panen, jika ti-
dak, maka hal tersebut tidak efektif. Penggunaan fungisida tentunya tidak
mempengaruhi budog aktif dan relatif terjangkau.