Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktikum Optimasi Industri

Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-


17

ANALISIS BIAYA TRANSPORTASI PENDISTRIBUSIAN


NUGGET PADA PT NUSA GEMILANG DENGAN
METODE TRANSPORTASI MENGGUNAKAN
SOFTWARE POM-QM

Agil Triwardani1), Aldi P. Nugroho2), dan Sajidah T.A. Wiranda3)


2),3)Program Studi Teknik
1),

Industri Fakultas Teknik & Sains


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur Jl. Rungkut Madya No.1 Surabaya 60294
e-mail: 22032010110@student.upnjatim.ac.id1),
22032010121@student.upnjatim.ac.id2), sajidah.lsoupnjatim@gmail.com3)

ABSTRAK
PT Nusa Gemilang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi
makanan setengah jadi, yaitu nugget. Perusahaan ini memiliki permasalahan yaitu kesulitan
dalam menentukan alokasi produk untuk didistribusikan agar dapat memeroleh biaya pengiriman
yang minimum. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alokasi produksi dan distribusi dengan
metode transportasi agar dapat menekan biaya pengiriman. Teknik metode transportasi yang
digunakan untuk penyelesaian fisibel awal adalah North West Corner, Least Cost, dan Vogel
Approximation, sedangkan untuk menentukan solusi optimal digunakan metode Modified
Distribution Method. Pengolahan data tersebut dilakukan menggunakan software POM-QM
dengan memasukkan data biaya pengiriman ke masing-masing kota, data kemampuan produksi
tiap pabrik, dan data jumlah permintaan. Dari pengolahan data tersebut, diperoleh biaya
distribusi yang optimal yaitu sebesar
$207885. Dengan demikian, PT Nusa Gemilang mampu menekan biaya distribusi sehingga
keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.

Kata Kunci: Nugget, Least Cost, North West Corner, Transportasi, Vogel Approximation.

ABSTRACT
PT Nusa Gemilang is a manufacturing company engaged in the production of semi-finished
food, namely nuggets. This company has a problem, namely difficulty in determining product
allocation for distribution in order to obtain minimum shipping costs. This research aims to
allocate production and distribution using transportation methods in order to reduce shipping
costs. The transportation method techniques used for the initial feasible solution are North West
Corner, Least Cost, and Vogel Approximation, while to determine the optimal solution the
Modified Distribution Method is used. The data processing was carried out using POM-QM
software by entering shipping cost data to each city, production capability data for each factory,
and data on the number of requests. From processing this data, the optimal distribution cost is
obtained, namely $207885. In this way, PT Nusa Gemilang is able to reduce distribution costs so
that the profits obtained can be maximized.

Keywords: Nugget, Least Cost, North West Corner, Transportation, Vogel Approximation.

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

I. PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan yang ingin bersaing dengan perusahaan lain, maka harus
menerapkan kemampuan manajemen yang baik. Tujuan dari diadakannya suatu
manajemen ialah untuk mencapai suatu kondisi yang optimal. Kondisi optimal
merupakan suatu kondisi dimana hasil yang diperoleh tidak kurang maupun tidak lebih.
Salah satu aspek yang terlibat dalam kegiatan optimasi ialah metode transportasi. Model
transportasi pertama kali dikemukakan oleh FL. Hitch Cock pada tahun 1941. Ia
menyajikannya dalam studi kasus mengenai The Distribution of Product from Several
Sources to Numerous Localities. Metode inilah yang pertama-tama digunakan dalam
memecahkan persoalan transportasi, yang kemudian disusul oleh T. C. Koopmans yang
pada tahun 1947. Koopmans menerbitkan buku tentang sistem transportasi dengan judul
Optimum Utilization of The transportation System [1]. Dalam metode transportasi,
Alokasi produk harus memperhatikan biaya distribusi dari satu tempat ke tempat lain, hal
ini dikarenakan adanya perbedaan dari biaya-biaya tersebut. Syarat dari metode
transportasi adalah besarnya kebutuhan (permintaan) harus sama dengan besarnya
kapasitas. Apabila kebutuhan tidak sama dengan kapasitas maka untuk menyamakannya
ditambahkan variabel dummy dengan biaya distribusi sebesar 0 (nol) [2].
Akibat perkembangan zaman yang semakin pesat, maka membuat persaingan
usaha semakin menjadi lebih ketat. Hal ini tentu juga dialami pada industri manufaktur
yang bergerak di bidang proses pembuatan makanan. Setiap perusahaan pasti mencari
keuntungan semaksimal mungkin dari setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan. Akan
tetapi, perusahaan seringkali mengalami kebingungan saat menentukan jumlah produk
yang harus didistribusikan ke kota-kota lain sehingga tidak jarang perusahaan mengalami
pemborosan biaya distribusi. Kendala pemborosan biaya akibat dari ketidaktepatan
penentuan jumlah penentuan produk yang harus didistribusi ke kota lain harus segera
diselesaikan. PT Nusa Gemilang merupakan salah satu perusahaan yang mengalami
permasalahan tersebut. PT Nusa Gemilang harus menyelesaikan permasalahan ini
sesegera mungkin agar proses perusahaan dapat meminimalkan biaya distribusi sehingga
keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.
Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh PT Nusa Gemilang, maka
dilakukanlah penyelesaian dengan menggunakan metode transportasi. Metode
transportasi merupakan metode program linier yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan distribusi agar mencapai biaya pengiriman yang optimal. Penggunaan
metode ini sangat cocok dengan permasalahan yang dialami oleh PT Nusa Gemilang.
Pada permasalahan yang dialami PT Nusa Gemilang, metode transportasi yang digunakan
dapat berupa teknik north west corner (ujung barat laut), metode least cost (biaya
terendah), dan metode vogel approximation untuk menentukan titik fisibel awal.
Selanjutnya, untuk menentukan penyelesaian solusi optimal, maka dapat diselesaikan
dengan teknik MODI (modified distribution method. Metode MODI merupakan metode
perbaikan dari metode stepping stone yang sama juga digunakan untuk menentukan solusi
optimal. Masalah transportasi dapat diselesaikan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan bantuan software ataupun dengan melakukan perhitungan manual. Akan
tetapi, dengan mempertimbangkan efisiensi waktu, maka PT Nusa Gemilang
menyelesaikannya dengan menggunakan bantuan software. Dalam menyelesaikan
masalah ini, software yang digunakan adalah POM-QM. Penggunaan software tentu
memiliki keuntungan yaitu dapat meningkatkan ketelitian dan mempersingkat waktu
perhitungan sehingga keputusan dapat lebih mudah untuk diambil. Untuk melakukan
pengolahan data menggunakan software POM-QM, maka diperlukan data lokasi pabrik
produksi, data lokasi tujuan distribusi, data kapasitas produksi tiap pabrik, data
permintaan kota tujuan, dan biaya distribusi dari tiap pabrik ke tiap kota tujuan. Dengan
demikian, PT Nusa Gemilang mengharapkan biaya distribusi mampu ditekan agar dapat
memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin.

2
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Metode Transportasi
Model transportasi pertama kali dikemukakan oleh FL. Hitch Cock pada tahun
1941. Ia menyajikannya dalam studi kasus mengenai The Distribution of Product from
Several Sources to Numerous Localities. Metode inilah yang pertama-tama digunakan
dalam memecahkan persoalan transportasi, yang kemudian disusul oleh T. C. Koopmans
yang pada tahun 1947. Koopmans menerbitkan buku tentang sistem transportasi dengan
judul Optimum Utilization of The transportation System [1]. Model transportasi
merupakan bagian dari persoalan Linear Progamming yang digunakan untuk mengatur
dan mendistribusikan sumber-sumber yang menyediakan produk ke tempat-tempat yang
membutuhkan untuk mencapai efisiensi biaya transportasi. Alokasi produk harus
memperhatikan biaya distribusi dari satu tempat ke tempat lain, hal ini dikarenakan
adanya perbedaan dari biaya-biaya tersebut. Syarat dari metode transportasi adalah
besarnya kebutuhan (permintaan) harus sama dengan besarnya kapasitas. Apabila
kebutuhan tidak sama dengan kapasitas maka untuk menyamakannya ditambahkan
variabel dummy dengan biaya distribusi sebesar 0 (nol) [2].
Model transportasi digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang
menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal
dengan biaya yang termurah. Alokasi produk ini harus diatur sedemikian rupa karena
terdapat perbedaan biaya-biaya alokasi dari satu sumber atau beberapa sumber ke tempat
tujuan yang berbeda [3]. Penerapan metode transportasi yang benar dapat berguna untuk
meminimalisir total biaya transportasi. Dengan menggunakan model transportasi, maka
biaya-biaya yang tidak dibutuhkan dapat dihapuskan, pengiriman suatu barang dapat
berjalan dengan lancar, meningkatkan efisiensi perusahaan dan juga dapat menghemat
waktu dan tenaga. Dengan demikian, melakukan perhitungan model transportasi dapat
menyelesaikan persoalan pengiriman barang dari sumber yang akan dikirim ke tempat
tujuan untuk mendapatkan total biaya pengiriman barang yang paling optimal [4].
2.2 Penyelesaian Fisibel Awal
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari penyelesaian
fisibel awal diantaranya sebagai berikut.
 Metode Sudut Barat (North West Corner)
Metode sudut barat laut (north west corner) adalah metode yang paling sederhana
untuk mencari solusi awal dari transportasi. Metode ini didasarkan pada aturan atau
pengalokasian normative dari persediaan dan kebutuhan sumber dalam suatu matriks
transportasi tanpa perhitungan besar-besaran ekonomis.Langkah-langkah metode ini
sebagai berikut [5]:
1. Mulai dari pojok barat laut tabel dan alokasikan sebanyak mungkin tanpa
menyimpang dari kendala penawaran atau permintaan
2. Penawaran pada asal barang 1 atau permintaan pada tujuan barang 1 akan habis,
sehingga tidak ada barang lagi yang dapat dialokasikan ke kolom atau baris yang
telah dihabiskan. Kemudian alokasikan sebanyak mungkin kekotak didekatnya
pada baris atau kolom yang dapat dihilangkan. Jika kolom atau baris telah
dihabiskan, pindahlah secara diagonal kekotak berikutnya.
3. Dengan cara yang sama proses dilanjutkan sampai semua penawaran telah
dihabiskan dengan keperluan permintaan telah dipenuhi.
4. Kemudian dicari nilai biaya minimum dengan menjumlahkan seluruh alokasi yang
ada dengan cara mengalikan alokasi dengan biaya transportasi.
 Metode Biaya Terkecil (Least Cost)
Metode Least-Cost melakukan alokasi secara sistematik pada kotak-kotak
berdasarkan biaya transportasi minimum. Langkah-langkah metode ini adalah [6]:
1. Pilih kotak dengan biaya transportasi (Cij) terkecil kemudian alokasikan
penawaran atau permintaan sebanyak mungkin. Untuk Cij terkecil, Xij = minimum
[Si, Dj] yang

3
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

akan menghabiskan baris i atau kolom j. Baris i atau kolom j yang telah dihabiskan
akan dihilangkan.
2. Dari sisa kotak yang ada (kotak yang tidak dihilangkan), pilih lagi Cij terkecil dan
alokasikan sebanyak mungkin pada baris i atau kolom j.
3. Proses ini akan terus berlanjut sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.
 Metode Vogel Approximation (VAM)
Dalam penentuan solusi awal, VAM menetapkan konsep denda (penalty cost).
Denda dimaksudkan sebagai selisih antar dua biaya terkecil pada sel-sel yang
sebaris/sekolom. Langkah-langkah pengerjaan metode VAM adalah sebagai berikut [6]:
1. Tentukan denda untuk setiap baris dan kolom dengan mengurungkan dua biaya
terkecil pada sel-sel yang sebaris atau sekolom (selisih antar dua biaya terkecil
pada setiap baris atau kolom).
2. Pilih baris atau kolom dengan memuat denda tertinggi (atau memilih sel dengan
biaya terkecil).
3. Alokasikan sebesar mungkin pada sel fisibel dengan biaya transportasi terkecil
dalam baris atau kolom dengan denda terbesar.
4. Ulangi langkah-langkah 1, 2, dan 3 sampai tercapai suatu solusi biaya minimum.
2.3 Penyelesaian Solusi Optimal
 Metode Stepping Stone
Metode stepping stone adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan
pemecahan layak bagi permasalahan transportasi dengan biaya-biaya operasi (biaya
pabrik dan biaya transportasi) sehingga mendapatkan biaya pengiriman relative. Metode
ini dilakukan dengan membuat siklus-siklus pengendalian alokasi ke kotak-kotak yang
tidak terisi. Sebelumnya diperiksa dulu apakah jumlah kotak yang terisi pada solusi awal
telah memenuhi jumlah (m + n + 1), bila belum maka dilakukan penambahan jumlah
kotak yang terisi dengan cara memberikan alokasi nol pada kotak yang kosong. Adapun
tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahakan kendala penawaran dan permintaan
sambil melakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong. Semua kotak kosong
dievaluasi dengan cara yang sama untuk menentukan apakah kotak tersebut dapat
menurunkan biaya dank arena itu menjadi calon entering variable. Entering variable
adalah kotak kosong yang mempunyai nilai negative pada jalur penambahan dan
pengurungan biaya [5].
 Metode MODI (Modified Distribution Method)
Salah satu metode yang digunakan untuk uji optimalisasi yakni Metode MODI.
Metode MODI tidak lain dari algoritma batu loncatan (Stepping Stone) dengan teknik
yang sudah diperhalus untuk menghitung indeks yang akan ditingkatkan. Perbedaan
antara kedua cara ini terletak pada langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan yang mana terdapat jejak tertutup yang akan ditelusuri. Metode MODI
menghitung indeksi yang akan ditingkatkan ialah tanpa menggambarkan semua jejak
tertutup. Cara MODI cukup menelusuri satu saja jejak tertutup. Sama seperti pada batu
loncatan, dalam cara MODI dengan aturan pojok barat laut. Sesudah itu baru diteruskan
dengan cara MODI dengan melakukan langkah-langkah penyelesaian berurutan [6].
2.4 POM-QM
POM QM for Windows merupakan sebuah software yang di rancang untuk
melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk mengambil keputusan di
bidang produksi dan pemasaran. Program komputer ini dirancang pada tahun 1996 oleh
Howard J. Weiss yang dapat menyelesaikan pemrograman linear yang berkaitan dengan
optimasi keuntungan hingga terdapat batas maksimun dan batas minimum keuntungan
[7]. Salah satu manfaat besar yang dirasakan yaitu software ini menjadi alternatif aplikasi
yang membantu dalam pengambilan keputusan. Contohnya untuk menentukan kombinasi
produksi yang sesuai agar menghasilkan keuntungan yang optimal. Menentukan
pengorderan barang agar biaya maintanance menjadi minimal, penentuan tugas karyawan
terhadap pekerjaan, dan sebagainya [8].

4
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan untuk mengumpulkan data-data yang akan
digunakan dalam penelitian. Pada penelitian kali ini, data dikumpulkan dengan cara
observasi langsung sehingga disebut dengan data primer. Data-data yang dibutuhkan
antara lain:
1. Data kapasitas produksi tiap pabrik
2. Data permintaan produk
3. Data biaya transportasi
3.2 Tahap Pengolahan Data
Dari data-data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data agar mendapatkan informasi yang bergu
Mulai

Studi Literatur Studi Lapangan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Identifikasi Variabel Operasional


Variabel Terikat: hasil biaya distribusi
Variabel Bebas : kapasitas produksi, jumlah permintaan, biaya transportasi

Pengumpulan Data :
Data kemampuan produksi tiap pabrik
Data permintaan produk
Data biaya transportasi

Pengolahan Data: North West Corner, Least Cost, Vogel Approximation,


Modified Distribution
Software POM-QM

Tidak
Valid

Ya
Hasil dan Pembahasan

5
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart


Berikut ini adalah penjelasan langkah-langkah penyelesaian masalah:
1. Mulai
Mulai adalah tahapan awal dan pertama dari proses penelitian. Tahap ini
merupakan tahapan dimana penelitian akan mulai dilaksanakan. Pada tahapan ini
merupakan proses awal penelitian dari melakukan studi literatur hingga mencapai
hasil penelitian dan kesimpulan.
2. Studi literatur
Studi literatur adalah tahap pencarian referensi baik dari buku, jurnal maupun
penelitian dari berbagai sumber yang valid. Studi literatur dilakukan untuk
mengetahui dan menahami penelitian sebelumya yang terkait dan sedang dibahas.
Hal tersebut dapat membantu peneliti dalam memahami dengan baik topik yang
dibahas.
3. Studi lapangan
Studi lapangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh fakta langsung
dari objek yang berada pada tempat yang asli. Studi lapangan dilakukan untuk
mengetahui dan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sesuai dengan topik
yang dibahas.
4. Rumusan masalah
Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui
pengumpulan data untuk mendukung pemecahan suatu masalah. Rumusan masalah
pada penelitian ini adalah “Bagaimana cara menentukan jumlah distribusi produk
agar memperoleh biaya transportasi yang minimal bagi PT Nusa Gemilang?”
5. Tujuan Penelitian
Setelah rumusan masalah, dilanjutkan dengan tujuan penelitian. Tujuan pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah produk nugget yang harus
didistribusikan PT Nusa Gemilang dari setiap pabrik ke setiap kota tujuan sesuai
dengan batasan produksi pabrik dan permintaan masing-masing kota.
6. Identifikasi Variabel Operasional
Variabel merupakan sesuatu yang memiliki perbedaan nilai terukur, Variabel
dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Pada penelitian
ini, variabel bebasnya adalah data kemampuan produksi, data permintaan produk,
data biaya transportasi. Variabel terikat pada penelitian ini adalah besar biaya
distribusi minimal yang diperoleh oleh PT Nusa Gemilang.
7. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan tahap melakukan pengamatan langsung sehingga
diperoleh data yang disebut dengan data primer. Dalam penelitian ini, data yang
dikumpulkan adalah data kemampuan produksi, data kapasitas produksi tiap
pabrik, dan data permintaan tiap kota tujuan.
8. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan tahap mengubah data mentah menjadi sebuah hasil
yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Dari tahap pengumpulan
data, data yang didapat diolah menggunakan metode transportasi teknik North West
Corner, Least Cost, Vogel Approximation, dan Modified Distribution dengan

6
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

menggunakan bantuan software POM-QM untuk mendapatkan hasil pengolahan data


yang diinginkan.
9. Valid
Valid merupakan proses untuk mengukur kesahihan suatu instrument atau suatu alat
ukur dalam mengukur sesuatu. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila
mampu menjalankan fungsi ukurnya dengan baik. Jika pengolahan data sudah
menunjukkan hasil yang valid, maka dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.
Apabila tidak valid, maka harus dilakukan pengumpulan data ulang.
10. Hasil dan pembahasan
Setelah data dinyatakan valid, maka selanjutnya adalah menerangkan hasil dan
pembahasan yang diperoleh. Hasil dan pembahasan disajikan secara cermat dan
jelas mengenai hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka
dan kerangka teori. Dalam melakukan hasil analisis perlu memastikan bahwa
informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik oleh pembaca.
11. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran berisi pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari
keseluruhan hasil analisis dan pembahasan. Pada tahapan ini menerangkan isi dari
laporan penelitian secara menyeluruh dan menjelaskan kembali secara singkat hasil
penelitian yang telah dilakukan. Serta usul atau pendapat dari peneliti yang
berkaitan dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian lanjutan.
12. Selesai
Selesai adalah tahapan terakhir dari proses penelitian dan penutup dari penelitian
yang telah dilaksanakan. Tahapan ini dilakukan ketika pengambilan data dan
analisis data hingga mendapatkan hasil akhir. Pada tahap selesai ini berarti
penelitian telah berakhir serta hasil dari penelitian telah didapatkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pengolahan Data
a. Data Mentah
PT Nusa Gemilang merupakan perusahaan yang memproduksi nugget dalam sektor
industri manufaktur yang mempunyai empat pabrik pembuatan nugget yang berlokasi di
Negara Indonesia di 4 tempat yang berbeda yaitu di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, dan
Gresik. Keempat kota tersebut akan mengerjakan produk yang sama yaitu membuat
nugget dan mendistribusikannya ke lima penyalur utama di kota-kota yang berbeda di
Indonesia yaitu kota Semarang, Bandung, Jakarta, Jogja, dan Tangerang. Kemampuan
produksi pabrik di kota Surabaya adalah 1211 unit, kota Sidoarjo adalah 955 unit, kota
Mojokerto adalah 615 unit, dan kota Gresik 812 unit. Sedangkan penyalur yang berada di
kota Semarang membutuhkan produk tersebut sebesar 521 unit, kota Bandung sebesar
1251 unit, kota Jakarta sebesar 511 unit, kota Jogja sebesar 721 unit, dan kota Tangerang
sebesar 851 unit. Biaya transportasi per unitnya adalah:
1. Dari kota Surabaya: ke kota Semarang sebesar $ 85, ke kota Bandung sebesar $ 97,
ke kota Jakarta sebesar $ 55, ke kota Jogja sebesar $ 87, dan ke kota Tangetang
sebesar $ 64.
2. Dari kota Sidoarjo: ke kota Semarang sebesar $ 75, ke kota Bandung sebesar $ 48,
ke kota Jakarta sebesar $ 93, ke kota Jogja sebesar $ 79, dan ke kota Tangerang
sebesar $ 97.
3. Dari kota Mojokerto: ke kota Semarang sebesar $ 79, ke kota Bandung sebesar $
84, ke kota Jakarta sebesar $ 56, ke kota Jogja sebesar $ 80, dan ke kota Tangerang
sebesar $ 65.
4. Dari kota Gresik: ke kota Semarang sebesar $ 45, ke kota Bandung sebesar $ 75, ke
kota Jakarta sebesar $ 93, ke kota Jogja sebesar $ 64, dan ke kota Tangerang
sebesar
$ 83.

7
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Tabel 4.1 Tabel Pengolahan Data


Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
Surabaya 85 97 55 87 64 1211
Sidoarjo 75 48 93 79 97 955
Mojokerto 79 84 56 80 65 615
Gresik 45 75 93 64 83 812
Dummy 0 0 0 0 0 262
Permintaan 521 1251 511 721 851
Buatlah rencana biaya pengangkutan PT Nusa Gemilang dalam mengirim produk
nugget untuk memperoleh biaya transportasi yang minimum dengan menggunakan
metode North West Corner, Least Cost, Vogel Approximation, serta penyelesaian solusi
optimal dengan menggunakan metode MODI.
Selanjutnya, data akan diolah menggunakan software POM-QM untuk dapat
mengetahui banyak produksi yang harus dilakukan. Berikut adalah hasil pengolahan data
menggunakan software POM-QM.
b. Input Data

Gambar 4.1 Input Data Mentah pada Software POM-QM


Pada gambar 4.1, terdapat input data mentah yang akan diolah menggunakan
software Microsoft Excel. Data-data yang di-input tersebut antara lain ialah data pabrik
lokasi pembuatan nugget, data tujuan kota distribusi, data biaya pengiriman, data
kapasitas produksi tiap pabrik, dan data permintaan kebutuhan.
c. Output Data
 Penyelesaian Fisibel Awal
a. North West Corner Method

Gambar 4.2 Output Transportation Result


Berdasarkan gambar 4.2, diperoleh suatu output transportation result dari
pengolahan data yang telah dilakukan dengan metode North West Corner. Akibat adanya
ketidaksamaan antara jumlah permintaan dengan kapasitas, maka muncul kolom pabrik
dummy. Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa dari Surabaya ke Jakarta
mendistribusikan produk sebanyak 360 unit, Surabaya ke Tangerang sebanyak 851 unit,
Sidoarjo ke Bandung sebanyak 955 unit, Mojokerto ke Bandung sebanyak 34 unit,
Mojokerto ke Jakarta sebanyak 151 unit, Mojokerto ke Jogja sebanyak 430 unit, Gresik
ke Semarang sebanyak 521 unit, dan Gresik ke Jogja sebanyak 291 unit sehingga
didapatkan total biaya yang minimal sebesar $ 207885.

8
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Gambar 4.3 Output Marginal Cost


Berdasarkan gambar 4.3, diperoleh suatu output marginal cost dari pengolahan
data yang telah dilakukan dengan metode North West Corner. Output marginal cost
merupakan output yang terjadi karena adanya penambahan biaya akibat tidak sesuainya
lokasi distribusi. Apabila distribusi dilakukan dari Surabaya ke Semarang, maka akan
terjadi penambahan biaya sebesar $ 25, Surabaya ke Bandung akan menambah biaya
sebesar $ 14, Surabaya ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 8, Sidoarjo ke Semarang
akan menambah biaya sebesar $ 50, Sidoarjo ke Jakarta akan menambah biaya sebesar $
73, Sidoarjo ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 35, Sidoarjo ke Tangerang akan
menambah biaya sebesar $ 68, Mojokerto ke Semarang akan menambah biaya sebesar $
18, Gresik ke Bandung akan menambah biaya sebesar $ 7, Gresik ke Jakarta akan
menambah biaya sebesar $ 53, dan Gresik ke Tangerang akan menambah biaya sebesar $
34.

Gambar 4.4 Output Iteration


Berdasarkan gambar 4.4, terlihat bahwa terdapat tujuh iterasi pada metode North
West Corner untuk mencapai hasil yang optimal. Iterasi merupakan jumlah berapa
banyak perhitungan yang harus dilakukan agar mencapai hasil optimal. Iterasi akan terus
dilakukan dan baru berhenti apabila sudah tidak ada kolom yang negatif. Pada iterasi ke-
7, dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kolom yang negatif, sehingga iterasi berhenti dan
diperolehlah hasil yang optimal.

9
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Gambar 4.5 Shipping List


Berdasarkan gambar 4.5 terdapat output shipping list yang menunjukkan jumlah
produk yang harus didistribusikan, biaya pengiriman per unit, dan biaya pengiriman
akhir. Biaya pengiriman akhir dari Surabaya ke Jakarta adalah sebesar $ 19800, Surabaya
ke Tangerang sebesar $ 54464, Sidoarjo ke Bandung sebesar $ 45840, Mojokerto ke
Bandung sebesar $ 2856, Mojokerto ke Jakarta sebesar $ 8456, Mojokerto ke Jogja
sebesar $ 34400, Gresik ke Semarang sebesar $ 23445, dan Gresik ke Jogja sebesar $
18624. Pengiriman ini akan menghasilkan total biaya pengiriman yang minimal yaitu
sebesar $ 207885.
b. Least Cost Method

Gambar 4.6 Output Transportation Result


Berdasarkan gambar 4.6, diperoleh suatu output transportation result dari
pengolahan data yang telah dilakukan dengan metode Least Cost Method. Akibat adanya
ketidaksamaan antara jumlah permintaan dengan kapasitas, maka muncul kolom pabrik
dummy. Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa dari Surabaya ke Jakarta
mendistribusikan produk sebanyak 511 unit, Surabaya ke Tangerang sebanyak 700 unit,
Sidoarjo ke Bandung sebanyak 955 unit, Mojokerto ke Bandung sebanyak 34 unit,
Mojokerto ke Jogja sebanyak 430 unit, Mojokerto ke Tangerang sebanyak 151 unit,
Gresik ke Semarang sebanyak 521 unit, dan Gresik ke Jogja sebanyak 291 unit sehingga
didapatkan total biaya yang minimal sebesar $ 207885.

Gambar 4.7 Output Marginal Cost


Berdasarkan gambar 4.7, diperoleh suatu output marginal cost dari pengolahan
data yang telah dilakukan dengan metode Least Cost Method. Output marginal cost
merupakan output yang terjadi karena adanya penambahan biaya akibat tidak sesuainya
lokasi distribusi. Apabila distribusi dilakukan dari Surabaya ke Semarang, maka akan
terjadi penambahan biaya sebesar $ 25, Surabaya ke Bandung akan menambah biaya
sebesar $ 14, Surabaya ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 8, Sidoarjo ke
Semarang akan

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

menambah biaya sebesar $ 50, Sidoarjo ke Jakarta akan menambah biaya sebesar $ 73,
Sidoarjo ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 35, Sidoarjo ke Tangerang akan
menambah biaya sebesar $ 68, Mojokerto ke Semarang akan menambah biaya sebesar $
18, Gresik ke Bandung akan menambah biaya sebesar $ 7, Gresik ke Jakarta akan
menambah biaya sebesar $ 53, dan Gresik ke Tangerang akan menambah biaya sebesar $
34.

Gambar 4.8 Output Iteration


Berdasarkan gambar 4.8, terlihat bahwa terdapat dua iterasi yang diperlukan dalam
metode Least Cost untuk mencapai hasil yang optimal. Iterasi merupakan jumlah berapa
banyak perhitungan yang harus dilakukan agar mencapai hasil optimal. Iterasi akan terus
dilakukan dan baru berhenti apabila sudah tidak ada kolom yang negatif. Pada iterasi ke-
2, dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kolom yang negatif, sehingga iterasi berhenti dan
diperolehlah hasil yang optimal.

Gambar 4.9 Shipping List


Berdasarkan gambar 4.9 terdapat output shipping list yang menunjukkan jumlah
produk yang harus didistribusikan, biaya pengiriman per unit, dan biaya pengiriman
akhir. Biaya pengiriman akhir dari Surabaya ke Jakarta adalah sebesar $ 28105, Surabaya
ke Tangerang sebesar $ 44800, Sidoarjo ke Bandung sebesar $ 45840, Mojokerto ke
Bandung sebesar $ 2856, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Mojokerto ke Tangerang
sebesar $ 9815, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Gresik ke Semarang sebesar $
23445, dan Gresik ke Jogja sebesar $ 18624. Pengiriman ini akan menghasilkan total
biaya pengiriman yang minimal yaitu sebesar $ 207885.

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

c. Vogel Approximation Method

Gambar 4.10 Output Transportation Result


Berdasarkan gambar 4.10, diperoleh suatu output transportation result dari
pengolahan data yang telah dilakukan dengan metode Vogel Approximation Method.
Akibat adanya ketidaksamaan antara jumlah permintaan dengan kapasitas, maka muncul
kolom pabrik dummy. Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa dari Surabaya ke Jakarta
mendistribusikan produk sebanyak 511 unit, Surabaya ke Tangerang sebanyak 700 unit,
Sidoarjo ke Bandung sebanyak 955 unit, Mojokerto ke Bandung sebanyak 34 unit,
Mojokerto ke Jogja sebanyak 430 unit, Mojokerto ke Tangerang sebanyak 151 unit,
Gresik ke Semarang sebanyak 521 unit, dan Gresik ke Jogja sebanyak 291 unit sehingga
didapatkan total biaya yang minimal sebesar $ 207885.

Gambar 4.11 Output Marginal Cost


Berdasarkan gambar 4.11, diperoleh suatu output marginal cost dari pengolahan
data yang telah dilakukan dengan metode Vogel Approximation Method. Output marginal
cost merupakan output yang terjadi karena adanya penambahan biaya akibat tidak
sesuainya lokasi distribusi. Apabila distribusi dilakukan dari Surabaya ke Semarang,
maka akan terjadi penambahan biaya sebesar $ 25, Surabaya ke Bandung akan menambah
biaya sebesar $ 14, Surabaya ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 8, Sidoarjo ke
Semarang akan menambah biaya sebesar $ 50, Sidoarjo ke Jakarta akan menambah biaya
sebesar $ 73, Sidoarjo ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 35, Sidoarjo ke
Tangerang akan menambah biaya sebesar $ 68, Mojokerto ke Semarang akan menambah
biaya sebesar $ 18, Gresik ke Bandung akan menambah biaya sebesar $ 7, Gresik ke
Jakarta akan menambah biaya sebesar $ 53, dan Gresik ke Tangerang akan menambah
biaya sebesar $ 34.

Gambar 4.12 Output Iteration

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Berdasarkan gambar 4.12, terlihat bahwa terdapat dua iterasi yang diperlukan
dalam metode Vogel Approximation Method untuk mencapai hasil yang optimal. Iterasi
merupakan jumlah berapa banyak perhitungan yang harus dilakukan agar mencapai hasil
optimal. Iterasi akan terus dilakukan dan baru berhenti apabila sudah tidak ada kolom
yang negatif. Pada iterasi ke-2, dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kolom yang negatif,
sehingga iterasi berhenti dan diperolehlah hasil yang optimal.

Gambar 4.13 Shipping List


Berdasarkan gambar 4.13, terdapat output shipping list yang menunjukkan jumlah
produk yang harus didistribusikan, biaya pengiriman per unit, dan biaya pengiriman
akhir. Biaya pengiriman akhir dari Surabaya ke Jakarta adalah sebesar $ 28105, Surabaya
ke Tangerang sebesar $ 44800, Sidoarjo ke Bandung sebesar $ 45840, Mojokerto ke
Bandung sebesar $ 2856, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Mojokerto ke Tangerang
sebesar $ 9815, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Gresik ke Semarang sebesar $
23445, dan Gresik ke Jogja sebesar $ 18624. Pengiriman ini akan menghasilkan total
biaya pengiriman yang minimal yaitu sebesar $ 207885.
 Penyelesaian Solusi Optimal
a. MODI (Modified Distribution Method)

Gambar 4.14 Output Transportation Result


Berdasarkan gambar 4.14, diperoleh suatu output transportation result dari
pengolahan data yang telah dilakukan dengan metode Modified Distribution Method.
Akibat adanya ketidaksamaan antara jumlah permintaan dengan kapasitas, maka muncul
kolom pabrik dummy. Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa dari Surabaya ke Jakarta
mendistribusikan produk sebanyak 511 unit, Surabaya ke Tangerang sebanyak 700 unit,
Sidoarjo ke Bandung sebanyak 955 unit, Mojokerto ke Bandung sebanyak 34 unit,
Mojokerto ke Jogja sebanyak 430 unit, Mojokerto ke Tangerang sebanyak 151 unit,
Gresik ke Semarang sebanyak 521 unit, dan Gresik ke Jogja sebanyak 291 unit sehingga
didapatkan total biaya yang minimal sebesar $ 207885.

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Gambar 4.15 Output Marginal Cost


Berdasarkan gambar 4.15, diperoleh suatu output marginal cost dari pengolahan
data yang telah dilakukan dengan metode Modified Distribution Method. Output marginal
cost merupakan output yang terjadi karena adanya penambahan biaya akibat tidak
sesuainya lokasi distribusi. Apabila distribusi dilakukan dari Surabaya ke Semarang,
maka akan terjadi penambahan biaya sebesar $ 25, Surabaya ke Bandung akan menambah
biaya sebesar $ 14, Surabaya ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 8, Sidoarjo ke
Semarang akan menambah biaya sebesar $ 50, Sidoarjo ke Jakarta akan menambah biaya
sebesar $ 73, Sidoarjo ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 35, Sidoarjo ke
Tangerang akan menambah biaya sebesar $ 68, Mojokerto ke Semarang akan menambah
biaya sebesar $ 18, Gresik ke Bandung akan menambah biaya sebesar $ 7, Gresik ke
Jakarta akan menambah biaya sebesar $ 53, dan Gresik ke Tangerang akan menambah
biaya sebesar $ 34.

Gambar 4.16 Output Iteration


Berdasarkan gambar 4.16, terlihat bahwa terdapat dua iterasi yang diperlukan
dalam metode Modified Distribution Method untuk mencapai hasil yang optimal. Iterasi
merupakan jumlah berapa banyak perhitungan yang harus dilakukan agar mencapai hasil
optimal. Iterasi akan terus dilakukan dan baru berhenti apabila sudah tidak ada kolom
yang negatif. Pada iterasi ke-2, dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kolom yang negatif,
sehingga iterasi berhenti dan diperolehlah hasil yang optimal.

Gambar 4.17 Shipping List

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

Berdasarkan gambar 4.17, terdapat output shipping list yang menunjukkan jumlah
produk yang harus didistribusikan, biaya pengiriman per unit, dan biaya pengiriman
akhir. Biaya pengiriman akhir dari Surabaya ke Jakarta adalah sebesar $ 28105, Surabaya
ke Tangerang sebesar $ 44800, Sidoarjo ke Bandung sebesar $ 45840, Mojokerto ke
Bandung sebesar $ 2856, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Mojokerto ke Tangerang
sebesar $ 9815, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Gresik ke Semarang sebesar $
23445, dan Gresik ke Jogja sebesar $ 18624. Pengiriman ini akan menghasilkan total
biaya pengiriman yang minimal yaitu sebesar $ 207885.

4.2 Analisis Pembahasan


Metode transportasi merupakan metode persoalan linier yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalah distibusi produk dari kota pembuatan ke kota tujuan sesuai
dengan kapasitas produksi dan jumlah permintaan. Metode transportasi terdiri dari
beberapa teknik untuk penyelesaian fisibel awal, yaitu North West Corner Method, Least
Cost Method, dan Vogel Approximation Method. Pada studi kasus ini, untuk mencari
penyelesaian solusi optimal maka dapat menggunakan Modified Distribution Method.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software POM-QM. Hal ini tentu dapat
mempersingkat waktu perhitungan dan meningkatkan ketelitian dalam pengolahan data.
Pada studi kasus yang dialami PT Nusa Gemilang ini, data yang digunakan adalah
biaya transportasi, kapasitas produksi tiap pabrik, dan permintaan masing-masing kota
tujuan. Kemampuan produksi pabrik di kota Surabaya adalah 1211 unit, kota Sidoarjo
adalah 955 unit, kota Mojokerto adalah 615 unit, dan kota Gresik 812 unit. Produk
tersebut akan didistribusikan ke kota tujuan dengan permintaan-permintaan kebutuhan
yang berbeda-beda. Kota Semarang membutuhkan produk nugget tersebut sebesar 521
unit, kota Bandung sebesar 1251 unit, kota Jakarta sebesar 511 unit, kota Jogja sebesar
721 unit, dan kota Tangerang sebesar 851 unit. Data-data tersebut kemudian di-input-kan
ke dalam software POM-QM. Kemudian, dilakukan pengolahan data untuk menentukan
penyelesaian fisibel awal dengan North West Corner Method, Least Cost Method, Vogel
Approximation Method, dan kemudian penyelesaian solusi optimal dengan Modified
Distribution Method. Dari pengolahan data ini, maka akan diperoleh biaya pengiriman
yang minimal sehingga PT Nusa Gemilang berhasil menekan biaya distribusi karena telah
melakukan pengelolaan yang tepat.
Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diperoleh alokasi produk yang
tepat karena telah menghasilkan total biaya distribusi yang minimal. Pengalokasian
tersebut yaitu melakukan distribusi dari Surabaya ke Jakarta mendistribusikan produk
sebanyak 511 unit, Surabaya ke Tangerang sebanyak 700 unit, Sidoarjo ke Bandung
sebanyak 955 unit, Mojokerto ke Bandung sebanyak 34 unit, Mojokerto ke Jogja
sebanyak 430 unit, Mojokerto ke Tangerang sebanyak 151 unit, Gresik ke Semarang
sebanyak 521 unit, dan Gresik ke Jogja sebanyak 291 unit sehingga didapatkan total
biaya yang minimal sebesar $ 207885.

V. KESIMPULAN
PT Nusa Gemilang merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang industri makanan. Perusahaan ini mengalami masalah yaitu menentukan jumlah
pengalokasian produk agar dapat melakukan distribusi dengan biaya seminimal mungkin.
Permasalah ini dapat diselesaikan dengan metode transportasi. Metode transportasi yang
digunakan untuk menentukan solusi fisibel awal adalah North West Corner Method, Least
Cost Method, dan Vogel Approximation Method. Lalu, untuk menentukan solusi optimal
maka digunakan metode Modified Distribution Method. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan bantuan software POM-QM agar mempersingkat waktu
perhitungan dan meningkatkan ketelitian hasil yang diperoleh. Software POM-QM juga
menawarkan interface yang mudah dipahami sehingga user awam pasti akan cepat
beradaptasi dan

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

mudah menggunakannya. Apabila dibuktikan dengan melakukan perhitungan manual,


software POM-QM mengeluarkan output biaya distribusi yang sama yaitu sebesar
$207885. Adapun saran untuk penelitian lebih lanjut ialah, PT Nusa Gemilang juga harus
mempertimbangkan faktor lain, seperti biaya operasional, biaya tenaga kerja, dan biaya-
biaya lainnya agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih maksimal lagi.

1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17

DAFTAR PUSTAKA
[1] H. Nufus and E. Nurdin, Program Linear, Pekanbaru; Cahaya Firdaus, 2016.
[2] I. Arofah and N. N. Gesthantiara, “Optimasi Biaya Distribusi Barang dengan
Menggunakan Model Transportasi,” Jurnal Matematika dan Terapan., vol. 3, no.
1, pp. 1–9, 2021.
[3] Zulyadaini, Seri Pembelajaran Program Linier, Yogyakarta: Tangga Ilmu, 2017.
[4] M. A. Septiana, R. Hidayattulloh, J. Machmudin, and N. F. Anggraeni, “Optimasi
Biaya Pengiriman Kelapa Menggunakan Model Transportasi Metode Stepping
Stone,” Jurnal Rekayasa Sistem Industri, vol. 5, no. 2, pp. 111–115, 2020.
[5] Y. A. Kanthi and B. K. Kristanto, “Implementasi Metode North-West Corner dan
Stepping Stone Pengiriman Barang Galeri Bimasakti,” Jurnal Teknologi Informasi
dan Ilmu Komputer, vol. 7, no. 4, p. 845, 2020.
[6] P. P. G. Soplanit, A. K. T. Dundu, and J. B. Mangare, “Optimasi Biaya Distribusi
Material Dengan Kombinasi Metode Nwc (North West Corner) Dan Modi (
Modified Distribution) Pada Proyek Pembangunan Jembatan Di Sulawesi Utara,”
Jurnal Sipil Statik, vol. 7, no. 12, pp. 1633–1640, 2019.
[7] J. T. Finny N. C. Rotinsulu, Ariestides K.T. Dundu, “Pengembangan Perumahan
Puri Kelapa Gading,” Jurnal Sipil Statik, vol. 8, no. 1, pp. 91–98, 2020,
[8] M. S. Rumetna, “Optimasi Jumlah Produksi Roti Menggunakan Program Linear
Dan Software Pom-Qm,” Computer Based Information System Journal., vol. 9, no.
1, pp. 42–49, 2021.

1
LAMPIRAN PERHITUNGAN

- METODE NWC
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
Surabaya 85 97 55 87 64 1211
Sidoarjo 75 48 93 79 97 955
Mojokerto 79 84 56 80 65 615
Gresik 45 75 93 64 83 812
Dummy 0 0 0 0 0 262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Penyelesaian:
Iterasi 1
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 97 55 87 64
Surabaya 1211
521 690
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
561 394
79 84 56 80 65
Mojokerto 615
117 498
45 75 93 64 83
Gresik 812
223 589
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (521 x 85) + (690 x 97) + (394 x 55) + (561 x 48) + (117 x 93) + (498 x 80) +
(223 x 64) + (589 x 83) + (262 x 0)
= 273693
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – SiJk + SB – SbB
= 55 – 93 + 48 – 97
= - 87
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SdJk + SdB – SB
= 87 – 80 + 56 – 93 + 48 – 97
= - 79
Segi Empat ST = ST – GT + GJ – MJ + MJk – SdJk + SdB – SB
= 64 – 83 + 64 – 80 + 56 – 93 + 48 – 97
= - 121 (dipilih)
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 39
Segi Empat SdJ = SdJ – MJ + MJk – SdJk
= 79 – 80 + 56 – 93
= -38
Segi Empat SdT = SdT – GT + GJ – MJ + MJk – SdJk + SdB – SB
= 97 – 83 + 64 – 80 + 56 – 93 + 48 – 97
= -88
Segi Empat MSm = MSm – SSm + SB – SdB + SdJk – MJk
= 79 – 85 + 97 – 48 + 93 – 56
= 80
Segi Empat MB = MB – SdB + SdJk – MJk
= 84 – 48 + 93 – 56
= 73
Segi Empat MT = MT – GT + GJ – MJ
= 65 – 83 + 64 – 80
= -34
Segi Empat GSm = GSm – SSm + SB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ
= 45 – 85 + 97 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64
= 62
Segi Empat GB = GB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ
= 75 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64
= 80
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat DummySm = DummySm – SSm + SB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ + GT
– DummyT
= 0 – 85 + 97 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 100
Segi Empat DummyB = DummyB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 88
Segi Empat DummyJk = DummyJk– MJk + MJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 43
Segi Empat DummyJ = DummyJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 64 + 83 – 0
= 19
Iterasi 2
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 - 97 55 87 + 64
Surabaya 1211
521 296 690 394
75 + 48 - 93 79 97
Sidoarjo 955
955 561 0 394
79 84 + 56 - 80 65
Mojokerto 615
511117 104 498
45 75 93 + 64 - 83
Gresik 812
617 223 195 589
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (521 x 85) + (296 x 97) + (394 x 64) + (955 x 48) + (511 x 56) + (104 x 80) +
(617 x 64) + (195 x 83) + (262 x 0)
= 236662
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – MJk + MJ – GJ + GT – ST
= 55 – 56 + 80 – 64 + 83 – 64
= 34
Segi Empat SJ = SJ – GJ + GT – ST
= 87 – 64 + 83 – 64
= 42
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 39
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MJ – GJ + GT – ST
= 93 – 56 + 80 – 64 + 83 – 64
= 72
Segi Empat SdJ = SdJ – GJ + GT – ST
= 79 – 64 + 83 – 64
= 34
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – SSm + ST – GT + GJ – MJ
= 79 – 85 + 64 – 83 + 64 – 80
= -41
Segi Empat MB = MB – SB + ST – GT + GJ – MJ
= 84 – 97 + 64 – 83 + 64 – 80
= -48
Segi Empat MT = MT – GT + GJ – MJ
= 65 – 83 + 64 – 80
= -34
Segi Empat GSm = GSm – SSm + ST – GT
= 45 – 85 + 64 – 83
= -59 (dipilih)
Segi Empat GB = GB – SB + ST – GT
= 75 – 97 + 64 – 83
= -41
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat DummySm = DummySm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 85 + 64 – 0
= -21
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + ST – DummyT
= 0 – 97 + 64 – 0
= -33
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 43
Segi Empat DummyJ = DummyJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 64 + 83 – 0
= 19
Iterasi 3
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
- 85 97 55 87 + 64
Surabaya 1211
326 521 296 589 394
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 56 80 65
Mojokerto 615
511 104
+ 45 75 93 64 - 83
Gresik 812
195 617 0 195
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (326 x 85) + (296 x 97) + (589 x 64) + (955 x 48) + (511 x 56) + (104 x 80) +
(195 x 45) + (617 x 64) + (262 x 0)
= 225157
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 55 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= -25
Segi Empat SJ = SJ – GJ + GSm – SSm
= 87 – 64 + 45 – 85
= -17
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 38
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 93 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= 13
Segi Empat SdJ = SdJ – GJ + GSm – SSm + SB – SdB
= 79 – 64 + 45 – 85 + 97 – 48
= 24
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – MJ + GJ – GSm + SSm – SB
= 84 – 80 + 64 – 45 + 85 – 97
= 11
Segi Empat MT = MT – ST + SSm – GSm + GJ - MJ
= 65 – 64 + 85 – 45 + 64 - 80
= 25
Segi Empat GB = GB – SB + SSm – GSm
= 75 – 97 + 85 – 45
= 18
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64

=
Segi Empat GT = GT – ST + SSm – GSm
= 83 – 64 + 85 – 45
= 59
Segi Empat DummySm = DummySm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 85 + 64 – 0
= -21
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + ST – DummyT
= 0 – 97 + 64 – 0
= -33
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85 + 64 – 0
= -16
Segi Empat DummyJ = DummyJ – GJ + GSm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 64 + 45 – 85 + 64 – 0
= -40 (dipilih)
Iterasi 4
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
- 85 97 55 87 + 64
Surabaya 1211
64 326 296 851 589
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 56 80 65
Mojokerto 615
511 104
+ 45 75 93 - 64 83
Gresik 812
457 355 617
0 0 0 + 0 - 0
Dummy 262
262 0 262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (64 x 85) + (296 x 97) + (851 x 64) + (955 x 48) + (511 x 56) + (104 x 80) +
(457 x 45) + (355 x 64) + (262 x 0)
= 214677
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 55 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= -25 (dipilih)
Segi Empat SJ = SJ – GJ + GSm – SSm
= 87 – 64 + 45 – 85
= -17
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 38
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 93 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= 13
Segi Empat SdJ = SdJ – GJ + GSm – SSm + SB – SdB
= 79 – 64 + 45 – 85 + 97 – 48
= 24
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48

=
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – MJ + GJ – GSm + SSm – SB
= 84 – 80 + 64 – 45 + 85 – 97
= 11
Segi Empat MT = MT – ST + SSm – GSm + GJ – MJ
= 65 – 64 + 85 – 45 + 64 - 80
= 25
Segi Empat GB = GB – SB + SSm – GSm
= 75 – 97 + 85 – 45
= 18
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat GT = GT – ST + SSm – GSm
= 83 – 64 + 85 – 45
= 59
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 45 + 64 – 0
= 19
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + SSm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 97 + 85 – 45 + 64 – 0
=7
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 56 + 80 – 0
= 24
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SSm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 64 + 85 – 45 + 64 – 0
= 40

Iterasi 5
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
- 85 97 + 55 87 64
Surabaya 1211
0 64 296 64 296 851
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 - 56 + 80 65
Mojokerto 615
447 955 168 104
+ 45 75 93 - 64 83
Gresik 812
521 467 291 355
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (296 x 97) + (64 x 55) + (851 x 64) + (955 x 48) + (447 x 56) + (168 x 80) +
(521 x 45) + (291 x 64) + (262 x 0)
= 213077
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SSm = SSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk
= 85 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55
= 25
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SJk
= 87 – 80 + 56 – 55
=8
Segi Empat SdSm = SdSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk + SB – SdB
= 75 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 64
Segi Empat SdJk = SdJk – SJk + SB – SdB
= 93 – 55 + 97 – 48
= 87
Segi Empat SdJ = SdJ – SJk + SB – SdB
= 79 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 49
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – SB + SJk – MJk
= 84 – 97 + 55 – 56
= -14
Segi Empat MT = MT – ST + SJk – MJk
= 65 – 64 + 55 – 56
=0
Segi Empat GB = GB – SB + SJk – MJk + MJ – GJ
= 75 – 97 + 55 – 56 + 80 – 64
= -7
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat GT = GT – ST + SJk – MJk + MJ – GJ
= 83 – 64 + 55 – 56 + 80 – 64
= 34
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 45 + 64 – 0
= 19
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + SJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 97 + 55 – 56 + 80 – 0
= -18 (dipilih)
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 56 + 80 – 0
= 24
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 64 + 55 – 56 + 80 – 0
= 15
Iterasi 6
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 - 97 + 55 87 64
Surabaya 1211
34 296 326 64 851
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 - 56 + 80 65
Mojokerto 615
185 447 430 168
45 75 93 64 83
Gresik 812
521 291
0 + 0 0 - 0 0
Dummy 262
262 0 262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (34 x 97) + (326 x 55) + (851 x 64) + (955 x 48) + (185 x 56) + (430 x 80) +
(521 x 45) + (291 x 64) + (262 x 0)
= 208361
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SSm = SSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk
= 85 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55
= 25
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SJk
= 87 – 80 + 56 – 55
=8
Segi Empat SdSm = SdSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk + SB – SdB
= 75 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 64
Segi Empat SdJk = SdJk – SJk + SB – SdB
= 93 – 55 + 97 – 48
= 87
Segi Empat SdJ = SdJ – MJ + MJk – SJk + SB – SdB
= 79 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 49
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – SB + SJk – MJk
= 84 – 97 + 55 – 56
= -14 (dipilih)
Segi Empat MT = MT – ST + SJk – MJk
= 65 – 64 + 55 – 56
=0
Segi Empat GB = GB – SB + SJk – MJk + MJ – GJ
= 75 – 97 + 55 – 56 + 80 – 64
= -7
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64

=
Segi Empat GT = GT – ST + SJk – MJk + MJ – GJ
= 83 – 64 + 55 – 56 + 80 – 64
= 34
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk + SB – DummyB
= 0 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55 + 97 – 0
= 37
Segi Empat DummyJk = DummyJk – SJ + SB – DummyB
= 0 – 55 + 97 – 0
= 42
Segi Empat DummyJ = DummyJ – MJ + MJk – SJk + SB – DummyB
= 0 – 80 + 56 – 55 + 97 – 0
= 18
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SB – DummyB
= 0 – 64 + 97 – 0
= 33
Iterasi 7
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 - 97 + 55 87 64
Surabaya 1211
0 34 360 326 851
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 + 84 - 56 80 65
Mojokerto 615
34 151 185 430
45 75 93 64 83
Gresik 812
521 291
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (360 x 55) + (851 x 64) + (955 x 48) + (34 x 84) + (151 x 56) + (430 x 80) +
(521 x 45) + (291 x 64) + (262 x 0)
= 207885
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SSm = SSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk
= 85 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55
= 25
Segi Empat SB = SB – MB + MJk – SJk
= 97 – 84 + 56 – 55
= 14
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SJk
= 87 – 80 + 56 – 55
=8
Segi Empat SdSm = SdSm – GSm + GJ – MJ + MB –SdB
= 75 – 45 + 64 – 80 + 84 – 48
= 50
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MB – SdB
= 93 – 56 + 84 – 48
= 73
Segi Empat SdJ = SdJ – MJ + MB – SdB
= 79 – 80 + 84 – 48

=
Segi Empat SdT = SdT – ST + SJk – MJk + MB – SdB
= 97 – 64 + 55 – 56 + 84 – 48
= 68
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MT = MT – ST + SJk – MJk
= 65 – 64 + 55 – 56
=0
Segi Empat GB = GB – MB + MJ – GJ
= 75 – 84 + 80 – 64
=7
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat GT = GT – ST + SJk – MJk + MJ – GJ
= 83 – 64 + 55 – 56 + 80 – 64
= 34
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – MJ + MB – DummyB
= 0 – 45 + 64 – 80 + 84 – 0
= 23
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MB – DummyB
= 0 – 56 + 84 – 0
= 42
Segi Empat DummyJ = DummyJ – MJ + MB – DummyB
= 0 – 80 + 84 – 0
=4
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SJk – MJ + MB – DummyB
= 0 – 64 + 55 – 56 + 84 – 0
= 19

Anda mungkin juga menyukai