ABSTRAK
PT Nusa Gemilang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi
makanan setengah jadi, yaitu nugget. Perusahaan ini memiliki permasalahan yaitu kesulitan
dalam menentukan alokasi produk untuk didistribusikan agar dapat memeroleh biaya pengiriman
yang minimum. Penelitian ini bertujuan untuk membuat alokasi produksi dan distribusi dengan
metode transportasi agar dapat menekan biaya pengiriman. Teknik metode transportasi yang
digunakan untuk penyelesaian fisibel awal adalah North West Corner, Least Cost, dan Vogel
Approximation, sedangkan untuk menentukan solusi optimal digunakan metode Modified
Distribution Method. Pengolahan data tersebut dilakukan menggunakan software POM-QM
dengan memasukkan data biaya pengiriman ke masing-masing kota, data kemampuan produksi
tiap pabrik, dan data jumlah permintaan. Dari pengolahan data tersebut, diperoleh biaya
distribusi yang optimal yaitu sebesar
$207885. Dengan demikian, PT Nusa Gemilang mampu menekan biaya distribusi sehingga
keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.
Kata Kunci: Nugget, Least Cost, North West Corner, Transportasi, Vogel Approximation.
ABSTRACT
PT Nusa Gemilang is a manufacturing company engaged in the production of semi-finished
food, namely nuggets. This company has a problem, namely difficulty in determining product
allocation for distribution in order to obtain minimum shipping costs. This research aims to
allocate production and distribution using transportation methods in order to reduce shipping
costs. The transportation method techniques used for the initial feasible solution are North West
Corner, Least Cost, and Vogel Approximation, while to determine the optimal solution the
Modified Distribution Method is used. The data processing was carried out using POM-QM
software by entering shipping cost data to each city, production capability data for each factory,
and data on the number of requests. From processing this data, the optimal distribution cost is
obtained, namely $207885. In this way, PT Nusa Gemilang is able to reduce distribution costs so
that the profits obtained can be maximized.
Keywords: Nugget, Least Cost, North West Corner, Transportation, Vogel Approximation.
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
I. PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan yang ingin bersaing dengan perusahaan lain, maka harus
menerapkan kemampuan manajemen yang baik. Tujuan dari diadakannya suatu
manajemen ialah untuk mencapai suatu kondisi yang optimal. Kondisi optimal
merupakan suatu kondisi dimana hasil yang diperoleh tidak kurang maupun tidak lebih.
Salah satu aspek yang terlibat dalam kegiatan optimasi ialah metode transportasi. Model
transportasi pertama kali dikemukakan oleh FL. Hitch Cock pada tahun 1941. Ia
menyajikannya dalam studi kasus mengenai The Distribution of Product from Several
Sources to Numerous Localities. Metode inilah yang pertama-tama digunakan dalam
memecahkan persoalan transportasi, yang kemudian disusul oleh T. C. Koopmans yang
pada tahun 1947. Koopmans menerbitkan buku tentang sistem transportasi dengan judul
Optimum Utilization of The transportation System [1]. Dalam metode transportasi,
Alokasi produk harus memperhatikan biaya distribusi dari satu tempat ke tempat lain, hal
ini dikarenakan adanya perbedaan dari biaya-biaya tersebut. Syarat dari metode
transportasi adalah besarnya kebutuhan (permintaan) harus sama dengan besarnya
kapasitas. Apabila kebutuhan tidak sama dengan kapasitas maka untuk menyamakannya
ditambahkan variabel dummy dengan biaya distribusi sebesar 0 (nol) [2].
Akibat perkembangan zaman yang semakin pesat, maka membuat persaingan
usaha semakin menjadi lebih ketat. Hal ini tentu juga dialami pada industri manufaktur
yang bergerak di bidang proses pembuatan makanan. Setiap perusahaan pasti mencari
keuntungan semaksimal mungkin dari setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan. Akan
tetapi, perusahaan seringkali mengalami kebingungan saat menentukan jumlah produk
yang harus didistribusikan ke kota-kota lain sehingga tidak jarang perusahaan mengalami
pemborosan biaya distribusi. Kendala pemborosan biaya akibat dari ketidaktepatan
penentuan jumlah penentuan produk yang harus didistribusi ke kota lain harus segera
diselesaikan. PT Nusa Gemilang merupakan salah satu perusahaan yang mengalami
permasalahan tersebut. PT Nusa Gemilang harus menyelesaikan permasalahan ini
sesegera mungkin agar proses perusahaan dapat meminimalkan biaya distribusi sehingga
keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.
Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh PT Nusa Gemilang, maka
dilakukanlah penyelesaian dengan menggunakan metode transportasi. Metode
transportasi merupakan metode program linier yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan distribusi agar mencapai biaya pengiriman yang optimal. Penggunaan
metode ini sangat cocok dengan permasalahan yang dialami oleh PT Nusa Gemilang.
Pada permasalahan yang dialami PT Nusa Gemilang, metode transportasi yang digunakan
dapat berupa teknik north west corner (ujung barat laut), metode least cost (biaya
terendah), dan metode vogel approximation untuk menentukan titik fisibel awal.
Selanjutnya, untuk menentukan penyelesaian solusi optimal, maka dapat diselesaikan
dengan teknik MODI (modified distribution method. Metode MODI merupakan metode
perbaikan dari metode stepping stone yang sama juga digunakan untuk menentukan solusi
optimal. Masalah transportasi dapat diselesaikan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan bantuan software ataupun dengan melakukan perhitungan manual. Akan
tetapi, dengan mempertimbangkan efisiensi waktu, maka PT Nusa Gemilang
menyelesaikannya dengan menggunakan bantuan software. Dalam menyelesaikan
masalah ini, software yang digunakan adalah POM-QM. Penggunaan software tentu
memiliki keuntungan yaitu dapat meningkatkan ketelitian dan mempersingkat waktu
perhitungan sehingga keputusan dapat lebih mudah untuk diambil. Untuk melakukan
pengolahan data menggunakan software POM-QM, maka diperlukan data lokasi pabrik
produksi, data lokasi tujuan distribusi, data kapasitas produksi tiap pabrik, data
permintaan kota tujuan, dan biaya distribusi dari tiap pabrik ke tiap kota tujuan. Dengan
demikian, PT Nusa Gemilang mengharapkan biaya distribusi mampu ditekan agar dapat
memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin.
2
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
3
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
akan menghabiskan baris i atau kolom j. Baris i atau kolom j yang telah dihabiskan
akan dihilangkan.
2. Dari sisa kotak yang ada (kotak yang tidak dihilangkan), pilih lagi Cij terkecil dan
alokasikan sebanyak mungkin pada baris i atau kolom j.
3. Proses ini akan terus berlanjut sampai semua penawaran dan permintaan terpenuhi.
Metode Vogel Approximation (VAM)
Dalam penentuan solusi awal, VAM menetapkan konsep denda (penalty cost).
Denda dimaksudkan sebagai selisih antar dua biaya terkecil pada sel-sel yang
sebaris/sekolom. Langkah-langkah pengerjaan metode VAM adalah sebagai berikut [6]:
1. Tentukan denda untuk setiap baris dan kolom dengan mengurungkan dua biaya
terkecil pada sel-sel yang sebaris atau sekolom (selisih antar dua biaya terkecil
pada setiap baris atau kolom).
2. Pilih baris atau kolom dengan memuat denda tertinggi (atau memilih sel dengan
biaya terkecil).
3. Alokasikan sebesar mungkin pada sel fisibel dengan biaya transportasi terkecil
dalam baris atau kolom dengan denda terbesar.
4. Ulangi langkah-langkah 1, 2, dan 3 sampai tercapai suatu solusi biaya minimum.
2.3 Penyelesaian Solusi Optimal
Metode Stepping Stone
Metode stepping stone adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan
pemecahan layak bagi permasalahan transportasi dengan biaya-biaya operasi (biaya
pabrik dan biaya transportasi) sehingga mendapatkan biaya pengiriman relative. Metode
ini dilakukan dengan membuat siklus-siklus pengendalian alokasi ke kotak-kotak yang
tidak terisi. Sebelumnya diperiksa dulu apakah jumlah kotak yang terisi pada solusi awal
telah memenuhi jumlah (m + n + 1), bila belum maka dilakukan penambahan jumlah
kotak yang terisi dengan cara memberikan alokasi nol pada kotak yang kosong. Adapun
tujuan dari jalur ini adalah untuk mempertahakan kendala penawaran dan permintaan
sambil melakukan alokasi ulang barang ke suatu kotak kosong. Semua kotak kosong
dievaluasi dengan cara yang sama untuk menentukan apakah kotak tersebut dapat
menurunkan biaya dank arena itu menjadi calon entering variable. Entering variable
adalah kotak kosong yang mempunyai nilai negative pada jalur penambahan dan
pengurungan biaya [5].
Metode MODI (Modified Distribution Method)
Salah satu metode yang digunakan untuk uji optimalisasi yakni Metode MODI.
Metode MODI tidak lain dari algoritma batu loncatan (Stepping Stone) dengan teknik
yang sudah diperhalus untuk menghitung indeks yang akan ditingkatkan. Perbedaan
antara kedua cara ini terletak pada langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan yang mana terdapat jejak tertutup yang akan ditelusuri. Metode MODI
menghitung indeksi yang akan ditingkatkan ialah tanpa menggambarkan semua jejak
tertutup. Cara MODI cukup menelusuri satu saja jejak tertutup. Sama seperti pada batu
loncatan, dalam cara MODI dengan aturan pojok barat laut. Sesudah itu baru diteruskan
dengan cara MODI dengan melakukan langkah-langkah penyelesaian berurutan [6].
2.4 POM-QM
POM QM for Windows merupakan sebuah software yang di rancang untuk
melakukan perhitungan yang diperlukan pihak manajemen untuk mengambil keputusan di
bidang produksi dan pemasaran. Program komputer ini dirancang pada tahun 1996 oleh
Howard J. Weiss yang dapat menyelesaikan pemrograman linear yang berkaitan dengan
optimasi keuntungan hingga terdapat batas maksimun dan batas minimum keuntungan
[7]. Salah satu manfaat besar yang dirasakan yaitu software ini menjadi alternatif aplikasi
yang membantu dalam pengambilan keputusan. Contohnya untuk menentukan kombinasi
produksi yang sesuai agar menghasilkan keuntungan yang optimal. Menentukan
pengorderan barang agar biaya maintanance menjadi minimal, penentuan tugas karyawan
terhadap pekerjaan, dan sebagainya [8].
4
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data :
Data kemampuan produksi tiap pabrik
Data permintaan produk
Data biaya transportasi
Tidak
Valid
Ya
Hasil dan Pembahasan
5
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
Selesai
6
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
7
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
8
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
9
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
menambah biaya sebesar $ 50, Sidoarjo ke Jakarta akan menambah biaya sebesar $ 73,
Sidoarjo ke Jogja akan menambah biaya sebesar $ 35, Sidoarjo ke Tangerang akan
menambah biaya sebesar $ 68, Mojokerto ke Semarang akan menambah biaya sebesar $
18, Gresik ke Bandung akan menambah biaya sebesar $ 7, Gresik ke Jakarta akan
menambah biaya sebesar $ 53, dan Gresik ke Tangerang akan menambah biaya sebesar $
34.
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
Berdasarkan gambar 4.12, terlihat bahwa terdapat dua iterasi yang diperlukan
dalam metode Vogel Approximation Method untuk mencapai hasil yang optimal. Iterasi
merupakan jumlah berapa banyak perhitungan yang harus dilakukan agar mencapai hasil
optimal. Iterasi akan terus dilakukan dan baru berhenti apabila sudah tidak ada kolom
yang negatif. Pada iterasi ke-2, dapat dilihat bahwa tidak ada lagi kolom yang negatif,
sehingga iterasi berhenti dan diperolehlah hasil yang optimal.
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
Berdasarkan gambar 4.17, terdapat output shipping list yang menunjukkan jumlah
produk yang harus didistribusikan, biaya pengiriman per unit, dan biaya pengiriman
akhir. Biaya pengiriman akhir dari Surabaya ke Jakarta adalah sebesar $ 28105, Surabaya
ke Tangerang sebesar $ 44800, Sidoarjo ke Bandung sebesar $ 45840, Mojokerto ke
Bandung sebesar $ 2856, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Mojokerto ke Tangerang
sebesar $ 9815, Mojokerto ke Jogja sebesar $ 34400, Gresik ke Semarang sebesar $
23445, dan Gresik ke Jogja sebesar $ 18624. Pengiriman ini akan menghasilkan total
biaya pengiriman yang minimal yaitu sebesar $ 207885.
V. KESIMPULAN
PT Nusa Gemilang merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang industri makanan. Perusahaan ini mengalami masalah yaitu menentukan jumlah
pengalokasian produk agar dapat melakukan distribusi dengan biaya seminimal mungkin.
Permasalah ini dapat diselesaikan dengan metode transportasi. Metode transportasi yang
digunakan untuk menentukan solusi fisibel awal adalah North West Corner Method, Least
Cost Method, dan Vogel Approximation Method. Lalu, untuk menentukan solusi optimal
maka digunakan metode Modified Distribution Method. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan bantuan software POM-QM agar mempersingkat waktu
perhitungan dan meningkatkan ketelitian hasil yang diperoleh. Software POM-QM juga
menawarkan interface yang mudah dipahami sehingga user awam pasti akan cepat
beradaptasi dan
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
1
Laporan Praktikum Optimasi Industri
Vol. 02, No. 01, Tahun 2024, Hal 1-
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] H. Nufus and E. Nurdin, Program Linear, Pekanbaru; Cahaya Firdaus, 2016.
[2] I. Arofah and N. N. Gesthantiara, “Optimasi Biaya Distribusi Barang dengan
Menggunakan Model Transportasi,” Jurnal Matematika dan Terapan., vol. 3, no.
1, pp. 1–9, 2021.
[3] Zulyadaini, Seri Pembelajaran Program Linier, Yogyakarta: Tangga Ilmu, 2017.
[4] M. A. Septiana, R. Hidayattulloh, J. Machmudin, and N. F. Anggraeni, “Optimasi
Biaya Pengiriman Kelapa Menggunakan Model Transportasi Metode Stepping
Stone,” Jurnal Rekayasa Sistem Industri, vol. 5, no. 2, pp. 111–115, 2020.
[5] Y. A. Kanthi and B. K. Kristanto, “Implementasi Metode North-West Corner dan
Stepping Stone Pengiriman Barang Galeri Bimasakti,” Jurnal Teknologi Informasi
dan Ilmu Komputer, vol. 7, no. 4, p. 845, 2020.
[6] P. P. G. Soplanit, A. K. T. Dundu, and J. B. Mangare, “Optimasi Biaya Distribusi
Material Dengan Kombinasi Metode Nwc (North West Corner) Dan Modi (
Modified Distribution) Pada Proyek Pembangunan Jembatan Di Sulawesi Utara,”
Jurnal Sipil Statik, vol. 7, no. 12, pp. 1633–1640, 2019.
[7] J. T. Finny N. C. Rotinsulu, Ariestides K.T. Dundu, “Pengembangan Perumahan
Puri Kelapa Gading,” Jurnal Sipil Statik, vol. 8, no. 1, pp. 91–98, 2020,
[8] M. S. Rumetna, “Optimasi Jumlah Produksi Roti Menggunakan Program Linear
Dan Software Pom-Qm,” Computer Based Information System Journal., vol. 9, no.
1, pp. 42–49, 2021.
1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
- METODE NWC
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
Surabaya 85 97 55 87 64 1211
Sidoarjo 75 48 93 79 97 955
Mojokerto 79 84 56 80 65 615
Gresik 45 75 93 64 83 812
Dummy 0 0 0 0 0 262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Penyelesaian:
Iterasi 1
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 97 55 87 64
Surabaya 1211
521 690
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
561 394
79 84 56 80 65
Mojokerto 615
117 498
45 75 93 64 83
Gresik 812
223 589
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (521 x 85) + (690 x 97) + (394 x 55) + (561 x 48) + (117 x 93) + (498 x 80) +
(223 x 64) + (589 x 83) + (262 x 0)
= 273693
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – SiJk + SB – SbB
= 55 – 93 + 48 – 97
= - 87
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SdJk + SdB – SB
= 87 – 80 + 56 – 93 + 48 – 97
= - 79
Segi Empat ST = ST – GT + GJ – MJ + MJk – SdJk + SdB – SB
= 64 – 83 + 64 – 80 + 56 – 93 + 48 – 97
= - 121 (dipilih)
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 39
Segi Empat SdJ = SdJ – MJ + MJk – SdJk
= 79 – 80 + 56 – 93
= -38
Segi Empat SdT = SdT – GT + GJ – MJ + MJk – SdJk + SdB – SB
= 97 – 83 + 64 – 80 + 56 – 93 + 48 – 97
= -88
Segi Empat MSm = MSm – SSm + SB – SdB + SdJk – MJk
= 79 – 85 + 97 – 48 + 93 – 56
= 80
Segi Empat MB = MB – SdB + SdJk – MJk
= 84 – 48 + 93 – 56
= 73
Segi Empat MT = MT – GT + GJ – MJ
= 65 – 83 + 64 – 80
= -34
Segi Empat GSm = GSm – SSm + SB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ
= 45 – 85 + 97 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64
= 62
Segi Empat GB = GB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ
= 75 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64
= 80
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat DummySm = DummySm – SSm + SB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ + GT
– DummyT
= 0 – 85 + 97 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 100
Segi Empat DummyB = DummyB – SdB + SdJk – MJk + MJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 48 + 93 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 88
Segi Empat DummyJk = DummyJk– MJk + MJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 43
Segi Empat DummyJ = DummyJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 64 + 83 – 0
= 19
Iterasi 2
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 - 97 55 87 + 64
Surabaya 1211
521 296 690 394
75 + 48 - 93 79 97
Sidoarjo 955
955 561 0 394
79 84 + 56 - 80 65
Mojokerto 615
511117 104 498
45 75 93 + 64 - 83
Gresik 812
617 223 195 589
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (521 x 85) + (296 x 97) + (394 x 64) + (955 x 48) + (511 x 56) + (104 x 80) +
(617 x 64) + (195 x 83) + (262 x 0)
= 236662
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – MJk + MJ – GJ + GT – ST
= 55 – 56 + 80 – 64 + 83 – 64
= 34
Segi Empat SJ = SJ – GJ + GT – ST
= 87 – 64 + 83 – 64
= 42
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 39
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MJ – GJ + GT – ST
= 93 – 56 + 80 – 64 + 83 – 64
= 72
Segi Empat SdJ = SdJ – GJ + GT – ST
= 79 – 64 + 83 – 64
= 34
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – SSm + ST – GT + GJ – MJ
= 79 – 85 + 64 – 83 + 64 – 80
= -41
Segi Empat MB = MB – SB + ST – GT + GJ – MJ
= 84 – 97 + 64 – 83 + 64 – 80
= -48
Segi Empat MT = MT – GT + GJ – MJ
= 65 – 83 + 64 – 80
= -34
Segi Empat GSm = GSm – SSm + ST – GT
= 45 – 85 + 64 – 83
= -59 (dipilih)
Segi Empat GB = GB – SB + ST – GT
= 75 – 97 + 64 – 83
= -41
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat DummySm = DummySm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 85 + 64 – 0
= -21
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + ST – DummyT
= 0 – 97 + 64 – 0
= -33
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 56 + 80 – 64 + 83 – 0
= 43
Segi Empat DummyJ = DummyJ – GJ + GT – DummyT
= 0 – 64 + 83 – 0
= 19
Iterasi 3
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
- 85 97 55 87 + 64
Surabaya 1211
326 521 296 589 394
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 56 80 65
Mojokerto 615
511 104
+ 45 75 93 64 - 83
Gresik 812
195 617 0 195
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (326 x 85) + (296 x 97) + (589 x 64) + (955 x 48) + (511 x 56) + (104 x 80) +
(195 x 45) + (617 x 64) + (262 x 0)
= 225157
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 55 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= -25
Segi Empat SJ = SJ – GJ + GSm – SSm
= 87 – 64 + 45 – 85
= -17
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 38
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 93 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= 13
Segi Empat SdJ = SdJ – GJ + GSm – SSm + SB – SdB
= 79 – 64 + 45 – 85 + 97 – 48
= 24
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – MJ + GJ – GSm + SSm – SB
= 84 – 80 + 64 – 45 + 85 – 97
= 11
Segi Empat MT = MT – ST + SSm – GSm + GJ - MJ
= 65 – 64 + 85 – 45 + 64 - 80
= 25
Segi Empat GB = GB – SB + SSm – GSm
= 75 – 97 + 85 – 45
= 18
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
=
Segi Empat GT = GT – ST + SSm – GSm
= 83 – 64 + 85 – 45
= 59
Segi Empat DummySm = DummySm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 85 + 64 – 0
= -21
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + ST – DummyT
= 0 – 97 + 64 – 0
= -33
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85 + 64 – 0
= -16
Segi Empat DummyJ = DummyJ – GJ + GSm – SSm + ST – DummyT
= 0 – 64 + 45 – 85 + 64 – 0
= -40 (dipilih)
Iterasi 4
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
- 85 97 55 87 + 64
Surabaya 1211
64 326 296 851 589
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 56 80 65
Mojokerto 615
511 104
+ 45 75 93 - 64 83
Gresik 812
457 355 617
0 0 0 + 0 - 0
Dummy 262
262 0 262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (64 x 85) + (296 x 97) + (851 x 64) + (955 x 48) + (511 x 56) + (104 x 80) +
(457 x 45) + (355 x 64) + (262 x 0)
= 214677
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SJk = SJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 55 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= -25 (dipilih)
Segi Empat SJ = SJ – GJ + GSm – SSm
= 87 – 64 + 45 – 85
= -17
Segi Empat SdSm = SdSm – SSm + SB – SdB
= 75 – 85 + 97 – 48
= 38
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MJ – GJ + GSm – SSm
= 93 – 56 + 80 – 64 + 45 – 85
= 13
Segi Empat SdJ = SdJ – GJ + GSm – SSm + SB – SdB
= 79 – 64 + 45 – 85 + 97 – 48
= 24
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
=
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – MJ + GJ – GSm + SSm – SB
= 84 – 80 + 64 – 45 + 85 – 97
= 11
Segi Empat MT = MT – ST + SSm – GSm + GJ – MJ
= 65 – 64 + 85 – 45 + 64 - 80
= 25
Segi Empat GB = GB – SB + SSm – GSm
= 75 – 97 + 85 – 45
= 18
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat GT = GT – ST + SSm – GSm
= 83 – 64 + 85 – 45
= 59
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 45 + 64 – 0
= 19
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + SSm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 97 + 85 – 45 + 64 – 0
=7
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 56 + 80 – 0
= 24
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SSm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 64 + 85 – 45 + 64 – 0
= 40
Iterasi 5
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
- 85 97 + 55 87 64
Surabaya 1211
0 64 296 64 296 851
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 - 56 + 80 65
Mojokerto 615
447 955 168 104
+ 45 75 93 - 64 83
Gresik 812
521 467 291 355
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (296 x 97) + (64 x 55) + (851 x 64) + (955 x 48) + (447 x 56) + (168 x 80) +
(521 x 45) + (291 x 64) + (262 x 0)
= 213077
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SSm = SSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk
= 85 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55
= 25
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SJk
= 87 – 80 + 56 – 55
=8
Segi Empat SdSm = SdSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk + SB – SdB
= 75 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 64
Segi Empat SdJk = SdJk – SJk + SB – SdB
= 93 – 55 + 97 – 48
= 87
Segi Empat SdJ = SdJ – SJk + SB – SdB
= 79 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 49
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – SB + SJk – MJk
= 84 – 97 + 55 – 56
= -14
Segi Empat MT = MT – ST + SJk – MJk
= 65 – 64 + 55 – 56
=0
Segi Empat GB = GB – SB + SJk – MJk + MJ – GJ
= 75 – 97 + 55 – 56 + 80 – 64
= -7
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat GT = GT – ST + SJk – MJk + MJ – GJ
= 83 – 64 + 55 – 56 + 80 – 64
= 34
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – DummyJ
= 0 – 45 + 64 – 0
= 19
Segi Empat DummyB = DummyB – SB + SJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 97 + 55 – 56 + 80 – 0
= -18 (dipilih)
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 56 + 80 – 0
= 24
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SJk – MJk + MJ – DummyJ
= 0 – 64 + 55 – 56 + 80 – 0
= 15
Iterasi 6
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 - 97 + 55 87 64
Surabaya 1211
34 296 326 64 851
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 84 - 56 + 80 65
Mojokerto 615
185 447 430 168
45 75 93 64 83
Gresik 812
521 291
0 + 0 0 - 0 0
Dummy 262
262 0 262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (34 x 97) + (326 x 55) + (851 x 64) + (955 x 48) + (185 x 56) + (430 x 80) +
(521 x 45) + (291 x 64) + (262 x 0)
= 208361
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SSm = SSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk
= 85 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55
= 25
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SJk
= 87 – 80 + 56 – 55
=8
Segi Empat SdSm = SdSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk + SB – SdB
= 75 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 64
Segi Empat SdJk = SdJk – SJk + SB – SdB
= 93 – 55 + 97 – 48
= 87
Segi Empat SdJ = SdJ – MJ + MJk – SJk + SB – SdB
= 79 – 80 + 56 – 55 + 97 – 48
= 49
Segi Empat SdT = SdT – ST + SB – SdB
= 97 – 64 + 97 – 48
= 82
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MB = MB – SB + SJk – MJk
= 84 – 97 + 55 – 56
= -14 (dipilih)
Segi Empat MT = MT – ST + SJk – MJk
= 65 – 64 + 55 – 56
=0
Segi Empat GB = GB – SB + SJk – MJk + MJ – GJ
= 75 – 97 + 55 – 56 + 80 – 64
= -7
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
=
Segi Empat GT = GT – ST + SJk – MJk + MJ – GJ
= 83 – 64 + 55 – 56 + 80 – 64
= 34
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk + SB – DummyB
= 0 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55 + 97 – 0
= 37
Segi Empat DummyJk = DummyJk – SJ + SB – DummyB
= 0 – 55 + 97 – 0
= 42
Segi Empat DummyJ = DummyJ – MJ + MJk – SJk + SB – DummyB
= 0 – 80 + 56 – 55 + 97 – 0
= 18
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SB – DummyB
= 0 – 64 + 97 – 0
= 33
Iterasi 7
Ke
Dari Semarang Bandung Jakarta Jogja Tangerang Kapasitas
85 - 97 + 55 87 64
Surabaya 1211
0 34 360 326 851
75 48 93 79 97
Sidoarjo 955
955
79 + 84 - 56 80 65
Mojokerto 615
34 151 185 430
45 75 93 64 83
Gresik 812
521 291
0 0 0 0 0
Dummy 262
262
3855
Permintaan 521 1251 511 721 851 3855
Z = (360 x 55) + (851 x 64) + (955 x 48) + (34 x 84) + (151 x 56) + (430 x 80) +
(521 x 45) + (291 x 64) + (262 x 0)
= 207885
Pengujian biaya transportasi
Segi Empat SSm = SSm – GSm + GJ – MJ + MJk – SJk
= 85 – 45 + 64 – 80 + 56 – 55
= 25
Segi Empat SB = SB – MB + MJk – SJk
= 97 – 84 + 56 – 55
= 14
Segi Empat SJ = SJ – MJ + MJk – SJk
= 87 – 80 + 56 – 55
=8
Segi Empat SdSm = SdSm – GSm + GJ – MJ + MB –SdB
= 75 – 45 + 64 – 80 + 84 – 48
= 50
Segi Empat SdJk = SdJk – MJk + MB – SdB
= 93 – 56 + 84 – 48
= 73
Segi Empat SdJ = SdJ – MJ + MB – SdB
= 79 – 80 + 84 – 48
=
Segi Empat SdT = SdT – ST + SJk – MJk + MB – SdB
= 97 – 64 + 55 – 56 + 84 – 48
= 68
Segi Empat MSm = MSm – GSm + GJ – MJ
= 79 – 45 + 64 – 80
= 18
Segi Empat MT = MT – ST + SJk – MJk
= 65 – 64 + 55 – 56
=0
Segi Empat GB = GB – MB + MJ – GJ
= 75 – 84 + 80 – 64
=7
Segi Empat GJk = GJk – MJk + MJ – GJ
= 93 – 56 + 80 – 64
= 53
Segi Empat GT = GT – ST + SJk – MJk + MJ – GJ
= 83 – 64 + 55 – 56 + 80 – 64
= 34
Segi Empat DummySm = DummySm – GSm + GJ – MJ + MB – DummyB
= 0 – 45 + 64 – 80 + 84 – 0
= 23
Segi Empat DummyJk = DummyJk – MJk + MB – DummyB
= 0 – 56 + 84 – 0
= 42
Segi Empat DummyJ = DummyJ – MJ + MB – DummyB
= 0 – 80 + 84 – 0
=4
Segi Empat DummyT = DummyT – ST + SJk – MJ + MB – DummyB
= 0 – 64 + 55 – 56 + 84 – 0
= 19