Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Agus A. Hi. Rasyid

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050880577

Kode/Nama Mata Kuliah : Teori Sastra

Kode/Nama UPBJJ : Gorontalo

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban

1. Puisi “Kepada Peminta-Minta” karya Chairil Anwar menggambarkan perasaan penolakan dan
keengganan penulis terhadap peminta-minta. Puisi ini mencerminkan sikap penulis yang ingin
menyerahkan diri dan dosanya kepada Tuhan, namun ia meminta agar peminta-minta tersebut
tidak lagi membicarakan atau menyebut namanya, karena itu dapat membekukan darahnya.
Puisi ini dimulai dengan penegasan penulis bahwa ia akan menghadap Tuhan, menyerahkan
dirinya dan segala dosa yang ada. Penulis menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab
dan menghadapi konsekuensi dari perbuatannya. Namun, penulis meminta agar peminta-minta
tersebut tidak lagi membicarakan atau menyebut namanya. Ia khawatir bahwa pembicaraan
tentang dirinya akan membekukan darahnya, menggambarkan dampak negatif yang dapat
timbul dari pengungkapan atau perbincangan tentang dirinya. Penulis juga menggambarkan
pengemis-pengemis tersebut dengan gambaran yang cukup mengerikan. Ia menggambarkan
bahwa segala sesuatu yang cacat dan penuh nanah terlihat di wajah mereka. Ia merasakan
bahwa mereka mengganggu dan menghancurkan suasana dengan kehadiran mereka yang
memerlukan bantuan.

Puisi ini menggugah perasaan penolakan dan keengganan penulis terhadap peminta-
minta, sambil menunjukkan perasaan tidak nyaman dan ketidakpuasan terhadap situasi
tersebut. Chairil Anwar menggunakan kata-kata yang kuat dan gambaran yang tajam untuk
menggambarkan perasaan dan pikiran penulis terhadap peminta-minta. Melalui Puisi “Kepada
Peminta-Minta,” Chairil Anwar menghadirkan gambaran konflik antara perasaan simpati dan
penolakan terhadap peminta-minta. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang
empati, kewajiban sosial, dan bagaimana menangani situasi yang rumit dalam kehidupan
sehari-hari.

2. “Cerpen Paman Klungsu dan Kuasa Peluitnya” karya Ahmad Tohari mengandung unsur-unsur
intrinsik yang membangun prosa fiksi. Tema cerita ini adalah kekuasaan dan pengaruhnya
terhadap kehidupan sehari-hari. Suasana cerita ini terasa gelap dan suram, dengan gambaran
yang tajam tentang kehidupan di pasar. Amanat cerita ini adalah bahwa kekuasaan harus
digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab. Unsur-unsur intrinsik lainnya termasuk
karakter, plot, setting, dan gaya bahasa. Karakter utama dalam cerita ini adalah Paman
Klungsu, seorang pria yang memiliki kuasa di pasar. Plot cerita ini berkisar pada upaya Paman
Klungsu untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah-tengah persaingan yang semakin
ketat. Setting cerita ini adalah pasar tradisional di Indonesia, dengan gambaran yang tajam
tentang kehidupan di pasar. Gaya bahasa Ahmad Tohari dalam cerita ini sangat deskriptif dan
realistis, dengan gambaran yang tajam tentang karakter dan setting.

3. Puisi yang Anda kutipkan adalah “1970” karya Sutardji Calzoum Bachri, bukan “1979”. Puisi
ini termasuk ke dalam tipologi puisi modern Indonesia. Puisi ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

1). Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.


2). Menggunakan gaya bahasa yang bebas dan tidak terikat pada aturan tertentu.
3). Menggunakan kata-kata yang kuat dan gambaran yang tajam untuk menggambarkan
perasaan dan pikiran penulis.
4). Mengandung pesan moral atau kritik sosial yang tersirat.

Puisi “1970” karya Sutardji Calzoum Bachri menggambarkan perasaan kebebasan dan
pembebasan diri dari belenggu-benggu yang membatasi. Puisi ini menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami, namun memiliki makna yang dalam dan kompleks. Gaya
bahasanya bebas dan tidak terikat pada aturan tertentu, sehingga memberikan kebebasan bagi
penulis untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara yang unik dan kreatif. Puisi ini juga
menggunakan kata-kata yang kuat dan gambaran yang tajam untuk menggambarkan perasaan
dan pikiran penulis. Selain itu, puisi ini juga mengandung pesan moral atau kritik sosial yang
tersirat, yaitu tentang pentingnya kebebasan dan pembebasan diri dari belenggu-benggu yang
membatasi.

Anda mungkin juga menyukai