Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Irfan Pratama Fasa

Kelas : B
Mata Kuliah : Psikologi Klinis

SEJARAH PSIKOLOGI KLINIS

Masa Psychometry Tradition

Sejarah perkembangan psikologi klinis dimulai sejak masa Tradisi Psikometri. Psikologi klinis
telah ada sejak zaman Yunani kuno, di mana para filosof seperti Hipokrates dan Aristoteles
membuat dugaan mendalam tentang pemikiran, sensasi, dan patologi. Namun, secara formal,
psikologi klinis diakui lahir pada tahun 1896 di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat ketika
Lightner Witmer mendirikan klinik psikologi di sana. Witmer, yang merupakan mahasiswa
laboratorium psikologi Leipzig yang didirikan oleh Wundt, dianggap sebagai pelopor dan penemu
psikologi klinis. Hal ini menandai revolusi psikologi dari yang bersifat wacana filsafat menjadi
bahasa ilmiah. Pada tahun 1936, Louttit menerbitkan buku Psikologi Klinis pertama dan pada
tahun 1937 menerbitkan Journal of Consulting Psychology and Clinical Psychology (JCCP), yang
memperkuat Psikologi Klinis sebagai profesi.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1946 dengan munculnya Psikologi Komunitas,
diikuti oleh Psikologi Kesehatan pada tahun 1980-an. Pada tahun 1995, terjadi peningkatan dalam
penanganan empiris dalam psikologi klinis. Wilhelm Wundt dan William James merupakan dua
tokoh penting dalam awal kegiatan riset dalam psikologi klinis. Selama abad ke-20, terjadi periode
reformasi yang menggairahkan rencana dan alat-alat baru dalam bidang psikologi. Dari tahun
1900 hingga 1920, banyak alat pengukuran karakteristik baru ditemukan, terutama untuk tes
kecerdasan seperti tes Army Alpha dan tes Binet. Perkembangan ini menunjukkan evolusi yang
signifikan dalam bidang psikologi klinis dari masa Psychometry Tradition hingga saat ini.

Masa Dynamic Tradition

Sejarah perkembangan psikologi klinis pada masa the dynamic tradition dimulai sejak zaman
Yunani kuno dengan kontribusi dari para filosof seperti Hipokrates dan Aristoteles. Psikologi
klinis secara resmi diakui lahir pada tahun 1896 di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat
ketika Lightner Witmer mendirikan klinik psikologi di sana. Witmer, yang merupakan mahasiswa
laboratorium psikologi Leipzig yang didirikan oleh Wundt, dianggap sebagai pelopor psikologi
klinis modern. Revolusi dalam psikologi terjadi dari pendekatan filsafat menjadi bahasa ilmiah.

Psikologi klinis mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teori, dan praktek untuk memahami serta
meredakan masalah-masalah psikologis. Dalam perkembangannya, psikologi klinis telah
memperhatikan aspek budaya dalam konteks Indonesia, meskipun belum sepenuhnya terstruktur
dengan baik. Hal ini tercermin dalam adaptasi konsep psikologi Barat dan penelitian-penelitian
lokal yang semakin berkembang di Indonesia.

Sejarah Psikologi Klinis di Indonesia

Program studi psikologi pada tahun 1956-1960 masuk dan menjadi jurusan psikologi pada fakultas
kedokteran UI. Pada tahun 1960 psikologi menjadi fakultas yang berdiri sendiri di UI
(Somadikarta et. Al. 2000). Kurikulum dan pelaksanaan program study psikologi dimulai sebelum
tahun 1960, dibina oleh para pakar yang mendapat pendidikan Doktor (S3) dan Doploma dari
negeri Belanda dan Jerman. Liepokliem mendirikan bagian klinis dan psikoterapi bertempat di
barak I RSUP (RSCM). Yap Kie Hien mendirikan bagian psikologi eksperimen di salemba. Myra
Sidharta mendirikan klinik bimbingan anak. Koestoer dan Moelyono memimpin bagian psikologi
kejuruan dan perusahaan (sekarang psikologi industri dan organisasi) kemudian diperkuat oleh
A.S.Munandar. Bagian psikologi sosial dirintis oleh Marat kemudian dipimpin oleh Z.Joesoef.
setelah kepergian Liepokliem ke Australia, bagian psikologi klinis dan psikoterapi berganti nama
menjadi bagian psikologi klinis dan konseling dipimpin oleh Yap Kie Hien (1960-1969). Namun
dengan adanya pengertian yang luas tentang psikologi klinis, maka nama bagian psikologi klinis-
konseling berganti lagi menjadi bagian psikologi klinis.

Sejak tahun 1992, pendidikan akademik dan pendidikan profesi psikolog dipisahkan untuk
memungkinkan sarjana psikologi meneruskan ke bidang lain yang mereka minati. Sebelumnya,
sarjana psikologi adalah juga psikolog karena pendidikan praktik digabungkan pendidikan
akademik, kemudian suatu forum menyepakati bahwa prasyarat bagi pendidikan profesi psikolog
agar dapat melakukan praktik psikologi adalah tingkat S2, namun hal itu baru diberlakukan di UI
saja. Forum ini terdiri dari dekan-dekan Fakultas Psikologi yang kini mencapai 20 Fakultas
Psikologi negeri dan swasta serta organisasi Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).

Namun demikian, dengan berjalannya waktu saat ini psikologi klinis telah memiliki asosiasi yang
berada di bawah naungan HIMPSI dengan nama Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK
Indonesia). Di mana, asosiasi ini telah diakui secara resmi oleh kementerian Kesehatan dan juga
telah berbadan hukum. Saat ini para Psikolog Klinis yang berpraktik merupakan tenaga Kesehatan
yang diakui oleh negara dengan kewajiban memiliki dokumen penyerta berupa STR dan SIPPK
yang dikeluarkan langsung oleh kementerian Kesehatan. Hal ini mendukung perkembangan
Psikolog Klinis untuk dengan jelas dapat menjalankan tugasnya di bidang Klinis dengan tanggung
jawab sekaligus perlindungan.

Dewasa ini di Indonesia keberadaan psikolog klinis mulai menjadi sorotan karena berkembang
pesatnya informasi dan juga munculnya ragam kasus dan fenomena baru yang erat berkaitan
dengan kondisi psikis manusia. Sudah banyak masyarakat dan juga Lembaga yang menyadari
pentingnya Kesehatan mental dan keberadaasn psikolog klinis dalam menyelesaikan ragam
permasalahan manusia baik secara individu maupun komunitas. Hanya saja, memang masih
memerlukan perjuangan lanjutan untuk dapat terus mengedukasi masyarakat sekaligus melakukan
perbaikan untuk memastikan regulasi akan psikolog klinis yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Analisa Kritis

Psikologi klinis merupakan cabang psikologi yang fokus pada penanganan individu dengan
masalah psikologis. Salah satu yang mendasari terbentuknya psikologi klinis adalah adanya
keresahan masyarakat yang memandang penyakit jiwa sebagai keadaan yang memerlukan
perhatian khusus. Peran psikolog klinis sangat penting dalam membantu individu mengatasi
kesulitan psikologis, beradaptasi dengan lingkungan, dan mengelola perasaan yang kompleks.
Mereka melakukan penelitian untuk memahami perilaku manusia, memberikan penilaian individu,
serta memberikan bantuan terapi kepada individu yang membutuhkan. Ruang lingkup psikologi
klinis terus berkembang dan mengalami banyak perubahan untuk menjawab tuntutan zaman
Psikologi klinis juga melibatkan analisis kasus untuk memberikan pendekatan terapi yang sesuai
dengan kondisi individu. Contohnya, dalam kasus skizofrenia, terapi psikologis seperti Cognitive
Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu pasien mengatasi stres, mengendalikan penyakitnya,
dan mengidentifikasi pola pikir yang salah.

Perkembangan teknologi dan budaya turut memengaruhi perkembangan psikologi klinis.


Psikodiagnostik menjadi alat penting dalam memahami perilaku individu, baik dalam kondisi
normal maupun abnormal. Fungsi diagnosis tidak hanya sebatas pemeriksaan fisik tetapi juga
melibatkan interpretasi untuk pemahaman kondisi individu secara holistik. Dikarenakan
banyaknya manfaat tersebut, psikologi klinis terus dapat bertahan dan berkembang serta dikenal
luas oleh masyarakat. Psikologi klinis dapat masuk ke Indonesia karena adanya kepentingan besar
dalam mengatasi masalah-masalah psikologis yang timbul di masyarakat Indonesia. Psikologi
klinis fokus pada usaha memahami dan menangani masalah-masalah psikologis, meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri, dan mengembangkan kapasitas pribadi. Selain itu, psikologi klinis
juga melibatkan konteks budaya dalam memahami aspek-aspek psikologis individu seperti
kognitif, emosi, dan perilaku. Dalam hal ini, psikologi klinis dapat berguna untuk mengatasi
masalah-masalah seperti stres, regulasi emosi, manajemen stress, dan relaksasi. Hal ini sangat
penting untuk masyarakat Indonesia, yang saat ini sedang mengalami tantangan seperti stres,
depresi, dan gangguan emosi.
SUMBER

Nietzel, M.T., Bernstein, D.A., Milich, R. 1998. Introduction to Clinical Psychology


(5th Ed). New Jersey: Prentice Hall.

Slamet, Suprapti & Markam. 2007 . Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI

Trull, T. J., & Prinsten, M. J. (2013). Clinical Psychology. Belmont: Wadsworth.

Wiramihardja, Sutardjo A. 2007. Pengantar Psikologi Klinis (Edisi Revisi). Bandung: Refika
Aditama
.

Anda mungkin juga menyukai