(PSI 302)
MODUL 1
PENGANTAR PSIKOLOGI KLINIS
DISUSUN OLEH
SITI MASITOH, S.Psi., M.Psi., Psikolog
2. Diagnosa
Salah satu lingkup fungsi dari psikologi klinis adalah melakukan diagnosa
terhadap perilaku. Perilaku yang didiagnosa adalah yang dianggap menyimpang dari
normal. Diagnosa menyatakan apakah suatu perilaku mengalami penyimpangan,
dengan merujuk kepada pedoman diagnosa yang dikenal dengan Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder (DSM). Sebelum menegakkan diagnosa,
psikolog klinis melakukan assessment , dimana dalam melakukan assessment dapat
menggunakan berbagai metode, seperti wawancara klinis, observasi, psikotes dan
lain sebagainya. Mengenai assessment akan dibahas lebih lengkap pada pertemuan
tiga.
3. Treatment
Lingkup lainnya adalah fungsi treatment. Bahasa lain yang lebih umum
digunakan untuk treatment ini adalah intervensi. Dalam psikologi klinis, treatment
atau intervensi merupakan penerapan pola-pola tertentu yang dilakukan kepada
subjek treatment, baik individu ataupun kelompok, bertujuan untuk meringankan
atau bahkan menghilangkan kondisi patologis, perilaku maladaptive dan lain
sebagainya yang dianggap menyimpang dan perlu untuk “dinormalkan”.
S. Markam (2005) mendefinisikan intervensi sebagai upaya untuk mengubah
perilaku, pikiran atau perasaan seseorang. Psikoterapi adalah kegiatan primer bagi
psikolog klinis dalam melakukan intervensi. Psikoterapi adalah merupakan salah
satu intervensi dalam konteks hubungan professional antara psikolog dan klien atau
pasien. S. Markam menyebutkan tujuan dari psikoterapi adalah untuk pemecahan
masalah, untuk peningkatan kemampuan seseorang mengatasi masalahnya sendiri,
pencegahan timbulnya masalah, peningkatan kemampuan seseorang untuk lebih
berbahagia (Phares, 1992 dalam S.Markam, 2005). Mengenai intervensi, akan
dibahas lebih lengkap pada pertemuan tujuh.
Gambar. 1.1
Kurva Normal
pola
normal
penyimpangan penyimpangan
Gambar 1.2
Ilustrasi Profil Kesehatan Mental
(ilustrasi oleh penulis, berdasarkan buku Pengantar Psikologi Klinis S. Markam, 2005)
KRITERIA
Penyesuaian Penyesuaian Kepribadian
ASPEK Normal
Darurat Neurotic Neurotic
Gangguan Berat
10 20 30 40 50 10 20 30 40 50 10 20 30 40 50 10 20 30 40 50 10 20 30 40 50
Ketegangan
Suasana Hati
Pemikiran
Kegiatan
Organisasi
Diri
Hubungan
antar manusia.
Keadaan Fisik
Dari ilustrasi profil diatas, maka dapat “dibaca” profil kesehatan mental individu A
adalah, ia normal dalam aspek ketegangan, suasana hati, kegiatan dan hubungan
antar manusia, tetapi darurat dalam aspek pemikiran dan keadaan fisik, hingga
mengalami patologis pada aspek organisasi diri. Tes ini tidak begitu dikenal di
Indonesia dan kurang diselidiki, tetapi tetap dikemukakan di sini sebagai contoh
untuk menunjukkan kompleksitas masalah penilaian normal atau abnormalnya
tingkah laku manusia.
Definisi terkini mengenai abnormalitas dikemukakan oleh Jerome Wakefield
(1992, dalam Pomerantz, 2014). Ia menjelaskan teori disfungsi yang merugikan
tentang gangguan mental. Menurut pendapatnya, gangguan adalah sebuah disfungsi
yang merugikan, kerugian yang merupakan batasan nilai yang didasarkan pada
norma-norma sosial, dan disfungsi adalah batasan ilmiah yang mengacu pada
kegagalan mekanisme mental untuk menjalankan fungsi alamiah sebagaimana
dirancang oleh evolusi. Jadi, konsep gangguan menggabungkan komponen nilai dan
komponen ilmiah. Artinya, untuk menetapkan suatu gangguan, kita
mempertimbangkan komponen ilmiah (data-data) dan nilai-nilai sosial di dalam
konteks terjadinya perilaku tersebut.
F. Peran
1. Jalur Pendidikan Profesi Psikolog Klinis
Asosiasi Psikologi Amerika (APA) pada 1973 mengusulkan peran psikologi
klinis sebagai scientist-practitioner.
Ilmuwan (Scientist) artinya berperan dalam pengembangan keilmuan
psikologi klinis dengan melakukan berbagai kajian dan penelitian, sedangkan
praktisi (practitioner), yaitu yang mempraktekkan keilmuan tersebut. Dengan dua
peran itu, menyebabkan muncul pengaturan dan syarat-syarat akademik sebagai dasar
kompetensi untuk dapat memiliki kewenangan praktik psikologi klinis. Awalnya di
Amerika, syarat akademi tersebut adalah pendidikan tingkat S3 atau Ph.D, akan tetapi
kemudian muncul pengembangan dalam sector pendidikan dan pelatihan, sehingga
kompetensi sebagai psikolog klinis dapat dicapai tanpa harus mengenyam pendidikan
setingkat S3.
Indonesia sendiri, sejak awal masuk ilmu psikologi hingga 1992, pendidikan
akademik psikologi yang menghasilkan sarjana psikologi adalah juga psikolog, karena
pendidikan praktik digabungkan pendidikan akademik. Tetapi setelah 1992,
G. Latihan
Jelaskan ruang lingkup psikologi klinis!
Jawab:
Ruang Lingkup Psikologi Klinis mencakup 4 hal, yaitu KAJIAN, DIAGNOSA,
TREATMENT dan DISORDER
▪ Kajian meliputi: aspek intelektual, membicarakan tentang proses mental yang
berhubungan dengan proses-proses kognitif; aspek emosi membicarakan reaksi
kompleks dari perasaan akibat perubahan-perubahan internal dan eksternal
organisme; aspek biologis membicarakan faktor-faktor biologis yang dapat
mempengaruhi perilaku; aspek social membicarakan bagaimana lingkungan social
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi perilaku; yang keseluruhan itu akan
menciptakan keberfungsian perilaku manusia secara keseluruhan sepanjang
hidupnya, tidak ada diskriminasi budaya dan tingkat social ekonomi, semua dapat
dikaji setara. Maksud dari setara dan tidak ada diskriminasi adalah bahwa kajian
tentang kondisi psikologis dapat berlaku pada siapapun, karena depresi tidak hanya
bisa terjadi pada si miskin tetapi juga dapat terjadi pada si kaya, gugup tidak hanya
dapat menghinggapi anak-anak tetapi juga orang dewasa, kecemasan dapat muncul
pada siapapun dengan latar belakang budaya dan status pendidikan apapun.
▪ Diagnosa, yaitu melakukan diagnosa terhadap perilaku, psikolog klinis menyatakan
apakah suatu perilaku mengalami penyimpangan, dengan merujuk kepada pedoman
diagnosa yang dikenal dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM). Sebelum menegakkan diagnosa, psikolog klinis melakukan
assessment , dimana dalam melakukan assessment dapat menggunakan berbagai
metode, seperti wawancara klinis, observasi, psikotes dan lain sebagainya. Mengenai
assessment akan dibahas lebih lengkap pada pertemuan tiga.
▪ Treatment, atau intervensi merupakan penerapan pola-pola tertentu yang dilakukan
kepada subjek treatment, baik individu ataupun kelompok, bertujuan untuk
meringankan atau bahkan menghilangkan kondisi patologis, perilaku maladaptive
dan lain sebagainya yang dianggap menyimpang dan perlu untuk “dinormalkan”.
Jurnal:
Peran Psikologi Klinis dalam Pengkajian Perilaku Menyimpang pada Remaja
http://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/view/4558