Anda di halaman 1dari 5

PSIKOLOGI KLINIS

“REVIEW MATERI”

OLEH:
Sri Bulan
Kelas 09 (I)
200701502089

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2021/2022
A. Definisi Psikologi Klinis
Psikologi klinis secara umum merupan cabang psikologi yang mempelajari,
menilai, dan merawat orang dengan masalah atau gangguan psikologis.
Lightner Witmer sendiri, membayangkan psikologi klinis sebagai disiplin
ilmu yang sama dengan berbagai bidang lain, terkuhsus kedokteran,
pendidikan, dan sosiologi. American Psychological Association, 2009
memaparkan bahwa Bidang Psikologi Klinis mengintegrasikan ilmu
pengetahuan (teori) maupun praktik untuk memahami, serta meringankan
ketidak sesuaian dan pengembangan pribadi manusia. Psikologi Klinis
fokus pada beberapa aspek diantaranya, intelektual, emosional, biologis,
psikologis, sosial, dan perilaku fungsi manusia di seluruh rentang
kehidupan, dalam berbagai budaya, dan di semua tingkat sosial ekonomi.

B. Sejarah Psikologi Klinis


Sejarah dari psikologi klinis tentu saja lebih pendek dibandingkan
dari munculnya psikologi. Pada tahun 1700-an dan 1800-an, orang sakit
jiwa umumnya dipandang dan diperlakukan buruk daripada sekarang. Di
berbagai belahan dunia. Mereka sering dijauhi oleh masyarakat dan
"diperlakukan" di tempat yang lebih mirip penjara daripada rumah sakit
(Reisman, 1991). Berbagai latar belakang profesional dari Eropa dan
Amerika Utara berupaya memperbaiki cara orang dengan masalah
psikologis diperlakukan. Dari upaya mereka, akhirnya dunia Barat
mengadopsi pendekatan baru yang lebih manusiawi terhadap penyakit
mental yang munculkannya psikologi klinis sebagai disiplin ilmu.
Lightner Witmer (1867–1956) meropakan sosok yang merintis
psikologi klinis. Pada tahun 1896, Witmer mendirikan klinik psikologis
pertama di University of Pennsylvania (Routh, 1996), setelah ia menerima
gelar doktornya. Di tahun 1907 Witmer menerbikan jurnal ilmiah pertama
yang berhubungan dengan bidangnya disebut Clinical Psychology .
Dengan artikel pertama berjudul Psikologi Klinis. Berkat Witmer yang
mendorong teman-temanya untuk membuka klinik psikologi pada tahun
1896, di konvensi American Psychological Association. Sehingga di tahun
1935 berdiri lebih dari 150 klinik psikologis.

C. Isu-Isu Cultural
Terbentuk multikulturalisme. multikulturalisme disebut-sebut sebagai
penuntu dari psikologi klinis. Dirujuk dari yang dipaparkan Pedersen
(1990, 1999, 2008) mengemukakan argumen bahwa dalam evolusi bidang
klinis/konseling, multikulturalisme mewakili “kekuatan keempat”. Contoh
pengaruh budaya konteks klinis: hubungan orangtua-anak sebagai berikut :
a. Inggris
Mendidik anak yang dapat tumbuh dan hidup mandiri seringkali
diaggap berhasil.
b. Italia
Para orang tua s lebih suka anak-anak mereka tinggal dekat secara
geografis dan emosional bahkan mereka saat mereka dewasa
c. Cina
Orang tua cenderung bersikap keras dan otoritas membuat anak-anak
mematuhi tanpa negosiasi ataupun diskusi.
d. Yahudi
Cenderung menciptakan kehidupan rumah tangga di mana diskusi
terbuka, anak-anak yang ditolerasi saat berbeda pendapat.

D. Kode Etik Psikologi


Kode Etik pertama diterbitkan pada tahun 1953 oleh American
Psychological Association. Kode etik mengalami sembilan kali revisi,
termasuk edisi terbaru 2002 telah diterbitkan. Sejak diterbikan kode etik
diterapkan disemua bidang Psikologi. Pedoman yang sangat umum
dibilang profesional psikolog klinis, diantaranya terapi, penilaian,
penelitian, dan pengajaran. APA (2002) memiliki dua bagian berbeda
yaitu, prinsip umum dan standar etika. Keduanya mengarahkan psikologi
menuju perilaku etis dengan cara yang berbeda. Mengenai kompenensi
Psikolong, sebagai beriut :
1. Psikolog harus memastikan bahwa kegiatan profesional mereka sesuai
dengan pelatihan dan keahlian mereka;
2. Melakukan upaya untuk menghindari dampak negatif dari kelelahan
atau masalah pribadi pada pekerjaan mereka; dan
3. Mencapai kompetensi budaya untuk beragam jenis pekerjaan dan
klien.

E. Penelitian dalam Psikologi Klinis


Beberapa fakor yang menyebabkan penelitian dilakukan di psikologi
klinis, sebagai berikut :
a. Hasil Perawatan
Spokas, Rodebaugh, & Heimburg, 2008 memaparkan bahwa Alasan
utama psikolog klinis melakukan penelitian untuk mengetahui
seberapa jauh terapi mereka bekerja.
 Khasiat Vs Efektivitas
Khasiat adalah seberapa baik kerjanya terapi dan efektivitas
keberhasilan terapi dalam bidang klinis.
 Validitas Internal Vs Eksternal
Validitas internal mengacu pada perubahan variabel dependen
yang pengaruhi oleh perubahan variabel independen.
Sedangkan, validitas eksternal mengacu pada generalisasi hasil
dimana temuan yang valid untuk pengaturan dan populasi
berbeda.
b. Metode Penilaian
Melakukan penelitian untuk mengevaluasi dan meningkatkan metode
penilaian yang mereka gunakan dengan klien.
c. Masalah Diagnostik
Psikolog klinis melakukan penelitian untuk mengeksplorasi masalah
diagnosis dan kategorisasi mengenai masalah psikologis.
d. Masalah Profesional
Memeriksa unsur-unsur profesi sendiri melalui penelitian empiris.
e. Masalah Pengajaran Dan Pelatihan
Psikolog klinis mengajar pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan
bagaimana mendidik untuk memasuki profesi.

Cara seorang Psikologi Klinis melakukan penenlitian, sebagai berikut :


a. Metode Eksperimental
b. Eksperimen Kuasi
c. Desai Antar Grup Vs Dalam Grup
d. Metode Korelasi (Correlation Methods)
e. Studi Kasus (Case Studies)
f. Meta Analisi
g. Cross Selectional Vs Longtudilan Design
DAFAT PUSTAKA

POMERANTZ, a.m. (2011). Clinical Psychology :Science, Protce, and Culture.


Sagi Publicotions.

Anda mungkin juga menyukai