Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KESELAMATAN PADA PERALATAN SUMBER RADIASI PENGION

KESELAMATAN BETATRON

DISUSUN OLEH:
NAMA : AHMAD ALFIANSYAH
NIM : 021900001

DOSEN PENGAMPU:
Ir. ZAENAL ABIDIN, M.Kes.

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. TUJUAN
1. Mengoperasikan peralatan betatron.
2. Mengetahui keselamatan untuk peralatan betatron.

B. DASAR TEORI
Betatron merupakan pembangkit sinar-x yang sangat kuat yang mana seperti suatu
tabung sinar-x berukuran sangat besar. Penamaan betatron mengacu pada salah satu jenis
sinar radioaktif, yaitu sinar-ß, yang merupakan aliran elektron berkecepatan tinggi.
Betatron terdiri atas tabung kaca hampa udara berbentuk cincin raksasa yang diletakkan di
antara dua kutub magnet yang sangat kuat.
Penyuntik berupa filamen panas yang berperan sebagai pemancar elektron dipasang
untuk menginjeksikan aliran elektron ke dalam tabung pada sudut tertentu. Setelah
elektron disuntikkan ke dalam tabung, ada dua gaya yang akan bekerja pada eletron
tersebut. Gaya yang pertama membuat elektron bergerak mengikuti lengkungan tabung.
Di dalam medan magnet, partikel akan bergerak melingkar. Gaya yang kedua berperan
mempercepat gerak elektron hingga kecepatannya semakin tinggi. Melalui gaya kedua ini,
elektron memperoleh energi kinetik yang sangat besar.
Dalam waktu sangat singkat, elektron akan bergerak melingkar di dalam tabung
beberapa ribu kali. Apabila energi kinetik elektron telah mencapai nilai tertentu, elektron
dibelokkan dari jalur lengkungnya sehingga dapat menabrak target secara langsung yang
berada di tepi ruangan. Dari proses tabrakan ini dipancarkan sinar-X berenergi sangat
tinggi. Sebagian besar betatron menghasilkan elektron berenergi kira-kira 20 MeV.
Betatron memiliki kelemahan karena mesin itu memerlukan magnet berukuran sangat
besar guna mendapatkan perubahan fluks untuk mempercepat elektron (Akhadi, 2020).
1. Deskripsi fasilitas.
Fasilitas pemanfaatan betatron padaa fasilitas terbuka terdiri dari:
a. Penyangga, berupa papan yang digunakan untuk meletakan radiator betatron
dan penahan radiasi.
b. Penahan radiasi hambur, berupa lembar Pb dengan rincian:
1) Dinding samping kiri dan kanan berupa lembar Pb tebal 4 mm; dan
2) Tutup atas berupa lembar Pb tebal 2 mm.
2. Deskripsi peralatan.
Betatron adalah akselerator partikel melingkar, terutama digunakan untuk
mempercepat elektron dengan kecepatan tinggi. Bagian utama Betatron terdiri dari
Unit power, Panel control, Akselerator dan lampu indicator operasi seperti terlihat pada
Gambar 1.

Gambar 1 Peralatan Betatron SEA-7 Radiator.


3. Prinsip kerja peralatan.
Accelerator SEA-7 merupakan sumber bremsstrahlung dengan spektrum energi
yang terus menerus timbul sebagai akibat dari konversi energi kinetik elektron selama
perlambatan dalam target terbuat dari bahan dengan nomor atom tinggi. Tabung
betatron terdiri dari tabung yang menyerupai donat. Di dalam tabung terdapat filament,
katoda, penembak elektron, dan anoda. Disekitar tabung dikelilingi oleh kumparan
sebagai sumber medan magnet. Skema rangkaian kabel betatron ada pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema rangkaian kabel betatron.


4. Sistem keselamatan peralatan.
Kontrol keselamatan Betatron SEA-7 terdapat pada tombol EMERGENCY
dalam menu utama alat/sistem. Pada saat pengoperasian Betatron SEA-7, setiap terjadi
keadaan darurat atau pemaparan yang tidak diinginkan operator dapat langsung
menekan tombol EMERGENCY pada menu utama alat untuk menonaktifkan radiasi.
Pesawat betatron dilengkapi dengan sistem keselamatan peralatan sebagai berikut.
a. Door Interlock : konektor door interlock.
b. Two Key Switch : pesawat betatron terdiri dari dua kunci switch, yakni kunci untuk
power supply dan kunci pada control panel. Apabila salah satu kunci tersebut tidak
pada posisi on, maka pesawat betatron tidak dapat dioperasikan.
c. Warning Light : Lampu indikator dapat menyala menjadi tiga warna. Warna hijau
menandakan tidak ada radiasi yang dikeluarkan, warna kuning menandakan
accelerator sedang bersiap untuk memproduksi radiasi, warna merah menandakan
pesawat betatron sedang menghasilkan radiasi.
d. Built-in dosimeter : Sebuah sistem yang terpasang di output jendela pesawat
betatron yang berfungsi untuk mengontrol dosis radiasi dan laju dosis
bremstrahlung.
e. Electromagnet winding overvoltage protection, Electromagnet over current
protection, Overcurrent consumption protection, dan Overheating protection:
adalah seperangkat sistem yang terpasang pada power unit yang melindungi
betatron dari kelebihan panas, kelebihan arus dan kelebihan tegangan.
f. Emergency Stop Button : tombol untuk mematikan sistem jika terjadi kedaruratan.
Terdapat dua unit, yakni di power supply dan di control panel.
g. Lampu Indicator
1) HIJAU menunjukkan bahwa akselerator dimatikan, tidak ada radiasi yang
dihasilkan;
2) KUNING berkedip menunjukkan hitungan mundur, akselerator sedang
mempersiapkan untuk beralih, tidak ada radiasi yang dihasilkan; dan
3) MERAH berkedip menunjukkan bahwa akselerator sedang operasi, radiasi
dihasilkan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Betatron SEA-7 Radiator.
2. Surveymeter.
3. Dosimeter saku.
4. Pen dosemeter.

D. LANGKAH KERJA
Sebelum mulai praktikum harus mendapat izin dari asisten dan mengisi log book
yang tersedia mengenai:
- Nomor model dan seri peralatan radiografi X-Ray;
- Jumlah dan nama pelaksana/pekerja radiografi X-Ray;
- Energi maksimum peralatan Betatron SEA-7 Radiator; serta
- Lama pekerjaan.
1. Sebelum penyinaran.
a. Mahasiswa menggunakan dosimeter perorangan (film badge/TLD dan dosimeter
saku), periksa dosimeter saku tersebut pada penunjukan awal, dan catat pada log
book.
b. Memeriksa kondisi surveymeter dan pastikan berjalan dengan baik.
c. Menentukan batas daerah kerja radiasi.
d. Mengisolasi area penyinaran dari orang yang tidak berkepentingan, bila perlu
dengan bantuan petugas kepolisian atau petugas perhubungan atau petugas
pengamanan lembaga terkait.
e. Memeriksa sambungan kabel-kabel Betatron SEA-7 Radiator:
• Kabel tegangan tinggi;
• Kabel suplai daya;
• Kabel tegangan rendah dari Power Unit Betatron SEA-7 Radiator hingga
control/kontrol kendali; dan
• Pastikan sambungan kabel-kabel dalam kondisi baik dan kuat.
f. Tahapan seting:
• Pasang sambungan kabel power ke radiator betatron;
• Pasang sambungan kabel power ke power unit;
• Letakkan alarm di tempat yang mudah terlihat;
• Pasang sambungan kabel alarm ke power unit;
• Pasang sambungan kabel kontrol ke power unit;
• Pasang sambungan kabel kontrol ke kontrol unit;
• Pasang sambungan kabel daya power unit dan UPS unit ke power unit;
• Pasang sambungan kabel daya power unit dan UPS unit ke UPS unit;
• Pasang sambungan kabel daya jala-jala ke UPS;
• Pasang sambungan kaabel daya jala-jala ke unit sumber listrik;
• Usahakan sambungan dari radiator betatron sampai dengan kontrol lurus.
2. Saat penyinaran.
a. Periksa peralatan proteksi radiasi, di antaranya film badge, pocket dosimeter dan
surveymeter.
b. Kabel stop kontak alat dihubungkan ke suplai daya PLN.
c. Handle pada power unit dinaikkan.
d. Kunci pada power unit diputar ke posisi ON.
e. Dipastikan tidak ada orang pada area yang telah diisolasi.
f. Parameter penyinaran diisikan pada posisi watu, energi, arus pada posisi yang palin
kecil.
g. Kunci switch panel diputar ke posisi ON dengan ditandai menyalanya lampu hijau,
pastikan semua aman.
h. Tombol ON ditekan untuk penyinaran dengan ditandai menyalanya lampu safety
warna merah. Suhu pada indicator T1, T2, T3, dan T4, besarnya dosis yang
dikeluarkan alat di catat.
i. Selama item No. 8 berlangsung, dilakukan survey keliling dan menjaga jangan
sampai ada orang-orang lain berada di sekitar daerah kerja radiasi yang diberi tanda
radiasi tersebut. Gunakan surveymeter untuk memastikan tingkat radiasi untuk
lingkungan.
j. Jika item No. 9 selesai, switch kunci dikembalikan ke posisi OFF dengan indikasi
matinya lampu safety.
k. Dilakukan pengulangan penyinaran, untuk waktu dan energi yang paling tinggi,
dan variasinya pada item nomor 7 sampai dengan nomor 9.
l. Jika pekerjaan penyinaran telah selesai, maka putar kunci pada posisi OFF dan
turunkan handel pada power unit.
m. Kembalikan tanda-tanda bahaya radiasi pada tempatnya, matikan surveymeter, cek
posisi pocket dosimeter masing-masing pekerja radiasi.
n. Catat pada log book.
3. Setelah penyinaran.
a. Dirapikan dan disimpan kembali peralatan penyinaran dan perlengkapan proteksi
radiasi lainnya di tempat yang aman.
b. Dicatat pada log book kegiatan.
c. Dibaca penerimaan dosis pada pendose.

E. ANALISIS DATA
1. Identitas alat.
a. Betatron SEA-7.
Tipe : Small-size electron accelerator.
Jenis alat : x-ray non-destructive testing.
Energi maksimal : 7 MeV.
Energi minimal : 3 MeV.
Paparan minimal : -
Paparan maksimal: 9999 R.
Waktu maksimal : 2700 s.
Waktu minimal : 1 s.
Arus maksimal : 1,5 A.
Arus minimal : 0,21 A.
b. Surveymeter 1: AT1123 Sn. 55035.
No. sertifikat kalibrasi : B-92-11/IV/LT/KAUR/04/2022.
Factor kalibrasi : Cs-137 (1,1).
Tanggal kalibrasi : 19 April 2023.
c. Surveymeter 2: AT1123 Sn. 54619.
No. sertifikat kalibrasi : B-992-10/IV/LT/KAUR/04/2022.
Factor kalibrasi : Cs-137 (1,07).
Tanggal kalibrasi : 19 April 2023.
d. Surveymeter kontaminasi: Navia Covo120 Sn. 8694.
2. Data pengamatan.
a. Paparan sebelum pengoperasian betatron.
Surveymeter 1: 93 nSv/h.
Surveymeter 2: 93 nSv/h.
1) Percobaan 1.
Tabel 1. Data pengukuran betatron pada saat beroperasi normal.
Parameter Set Run
Waktu paparan 60 s 49 s
Dosis paparan 20 R 0R
Energi 3.0 MeV 3.0 MeV
Arus 1.50 A 0,95 A
Dose rate - 0.2 R/m
T1 32 oC
T2 32 oC
T3 31 oC
T4 31 oC
Surveymeter 1 113 nSv/h
Surveymeter 2 95 nSv/h
Surveymeter kontaminasi 7.60 Bq

2) Percobaan 2.
Tabel 2. Data pengukuran betatron pada saat beroperasi tinggi.
Parameter Set Run
Waktu paparan 60 s 20 s
Dosis paparan 500 R 0R
Energi 3.0 MeV 0.0 MeV
Arus 1.50 A 0.00 A
Dose rate - 0.0 R/m
T1 31 oC
T2 31 oC
T3 31 oC
T4 31 oC
Surveymeter 1 104 nSv/h
Surveymeter 2 95 nSv/h
Surveymeter kontaminasi 4 Bq
b. Pengukuran paparan pada ruangan penyinaran.
Surveymeter 1 : 97 nSv/h.
Surveymeter 2 : 91 nSv/h.

F. PEMBAHASAN
Praktikum ini memiliki tujuan untuk dapat mengoperaikan peralatan betatron serta
mengetahui keselamatan untuk peralatan betatron. Praktikum terdiri dari percobaan yang
dilakukan dengan mengoperasikan peralatan betatron dalam dua kondisi. Kondisi tersebut
ialah saat betatron dioperasikan dengan energi normal dan energi besar.
Untuk percobaan pertama, sebelum betatron dioperasikan, ruangan operator diukur
terlebih dahulu paparan radiasinya menggunakan surveymeter. Dari dua surveymeter yang
digunakan, hasilnya adalah sama-sama menunjukan nilai sebesar 93 nSv/jam pada kedua
surveymeter tersebut. Kemudian power supply disambungkan dengan sumber tegangan
lalu betatron dioperasikan untuk melihat kemampuan maksimumnya. Pengoperasian
betatron dilakukan dengan memutar kunci ke arah ON lalu lampu akan menyala berwarna
hijau, kemudian menekan tombol ON, maka lampu indikator akan berwarna merah yang
menandakan bahwa betatron sedang beroperasi. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Selanjutnya, betatron dioperasikan untuk energi normal dengan men-setting dosis paparan
sebesar 20 R, energi 3 MeV, arus 1,5 A, dan waktu penyinaran selama 60 detik. Namun,
pada detik ke-49 operasi betatron dihentikan lalu diukur kembali paparan pada ruang
operator, dimana didapat paparan sebesar 113 nSv/jam pada surveymeter 1 dan 95 nSv/jam
pada surveymeter 2, serta terdapat kontaminasi sebesar 7,60 Bq. Selain itu, suhu dari alat
pada saat beroperasi juga dapat dilihat pada control panel, yaitu berada pada 31-32℃.
Pada percobaan kedua, betatron dioperasikan pada energi tinggi. Seperti pada
percobaan pertama, parameter yang digunakan pada percobaan kedua ini adalah seperti
yang ada pada Tabel 2. Setelah beroperasi selama 20 detik, suhu operasi yang didapat dari
alat sebesar 32℃. Kemudian untuk paparan pada ruang operator, didapatkan paparan
sebesar 104 nSv/jam dari surveymeter 1 dan paparan sebesar 95 nSv/jam dari surveymeter
2, serta terdapat kontaminasi sebesar 4 Bq.
Pada betatron terdapat tombol emergency, dimana ketika tombol tersebut ditekan
pada saat betatron beroperasi maka seketika akan menghentikan operasi dari betatron.
Mode emergency akan terus menyala dan betatron tidak dapat dioperasikan hingga mode
emergency dimatikan dengan cara memutar tombol ke posisi semula. Kemudian dilakukan
juga pengukuran di ruang pengoperasian yang mana terdapat betatron di dalamnya.
Pengukuran dilakukan pada saat pengoperasian telah selesai dilakukan, sehingga paparan
yang ada tidak terlalu besar. Besaran paparan yang didapat setelah proses penyinaran
sebesar 97 nSv/jam pada surveymeter 1 dan 91 nSv/jam pada surveymeter 2. Dari semua
pengukuran yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa paparan yang terukur mempunyai
nilai yang masih aman untuk pekerja radiasi, jika dibandingkan dari NBD pekerja.
Selama pengoperasian berlangsung, terdapat juga prosedur-prosedur dalam
mendukung keselamatan bekerja yang harus diperhatikan sebagai berikut.
1. Operator yang bekerja harus menggunakan dosimeter personal untuk memantau dosis
radiasi yang diterima kemudian dosisnya dicatat pada log book.
2. Memastikan bahwa tidak ada orang yang masih berada di ruang penyinaran sebelum
pengoperasian berlangsung.
3. Pengukuran paparan pada ruang operator dilakukan dan dicatat pada sebelum, saat,
dan sesudah pengoperasian.
4. Kunci betatron harus selalu dibawa oleh operator, terutama pada saat meninggalkan
ruang operator.
5. Tanda bahaya radiasi dipasang di luar ruang penyinaran dan ruang operator sebelum
pengoperasian betatron berlangsung.

G. KESIMPULAN
1. Peralatan betatron dioperasikan dengan cara seperti berikut.
a. Kabel stop kontak dihubungkan dengan listrik PLN.
b. Handle yang terdapat pada power unit dinaikkan.
c. Kunci pada control panel diputar ke posisi ON lalu lampu indikator akan menyala
berwarna hijau.
d. Parameter diatur untuk memberikan masukan terhadap proses penyinaran.
e. Penyinaran dimulai dengan menekan tombol ON lalu lampu indikator akan
menyala berwarna merah.
f. Kunci diputar ke posisi OFF ketika betatron selesai digunakan.
g. Turunkan kembali handle yang ada pada power unit.
2. Keselamatan yang harus diperhatikan selama proses pengoperasian betatron
berlangsung adalah sebagai berikut.
a. Operator yang bekerja selalu mengenakan dosimeter perorangan dan hasilnya
dicatat dalam log book.
b. Memastikan bahwa tidak ada orang yang berada pada ruang penyinaran sebelum
betatron beroperasi.
c. Paparan yang terukur di ruang operator dicatat pada sebelum, saat, dan sesudah
pengoperasian betatron.
d. Kunci betatron harus selalu dibawa operator saat meninggalkan ruang operator
agar tidak ada orang yang tidak bertanggung jawab mengoperasikan betatron.
e. Tanda bahaya dipasang di luar ruang penyinaran dan di ruang operator sebelum
pengoperasian betatron dilakukan.
3. Paparan yang terukur di ruang operator selama praktikum berlangsung memiliki nilai
yang dapat dikatakan masih aman dari batas yang ditetapkan.

H. DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, M. 2020. Sinar-X Menjawab Masalah Kesehatan. Deepublish.
Petunjuk Praktikum Keselamatan pada Peralatan Sumber Radiasi Pengion Poltek Nuklir -
BRIN. 2022. Prodi Elektronika Instrumentasi.

I. LAMPIRAN

Kemampuan maksimum dari betatron.


Pengukuran paparan di ruang operator sebelum betatron dioperasikan.

Tampilan dari control panel untuk percobaan 1.

Pengukuran paparan di ruang operator pada percobaan 1.


Tampilan dari control panel untuk percobaan 2.

Pengukuran paparan di ruang operator pada percobaan 2.

Anda mungkin juga menyukai