Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN V

I. Nama Percobaan : Potensiometer

II. Tujuan Pecobaan :


1. Memahami prinsip kerja dan penggunaan potensiometer.
2. Mengukur tegangan yang tidak diketahui dengan cara membandingkan
terhadap tegangan yang diketahui.

III. Alat-alat yang digunakan :


1. DC Potensiometer Potabel 2727
2. Sel Standar 2749
3. Voltage Regulator
4. Kabel Penghubung
5. Multimeter ZX-2000

IV. Teori Dasar


Potensiometer adalah sebuah instrument yang direncanakan untuk
mengukur tegangan yang tidak diketahui. Tegangan yang diketahui dapat
disuplai dari sebuah sel standard atau setiap sumber tegangan referensi yang
diketahui. Pengukuran-pengukuran dengan menggunakan cara
perbandingan, mempu menghasilkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi,
sebab hasil yang diperoleh tidak bergantung pada refleksi aktual jarum
petunjuk sebagaimana halnya pada instrumen kumparan putar, tetapi hanya
bergantung pada ketelitian tegangan standar yang diketahui terhadap
perbandingan yang dilakukan.
Karena potensimeter memanfaatkan kondisi setimbang atau kondisi
nol, maka bila instrumet tersebut dibuat setmbang, tidak ada daya yang
diambil dari rangkaian yang mengandung ggl yang tidak diketahui. Sebagai
akibatnya, penentuan tegangan tidak bergantung tidak bergantung dari
tahanan sumber. Walaupun potensiometer mengukur tegangan, alat ini dapat
juga digunakan untuk menentukan arus hanya dengan mengukur penurunan

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


tegangan yang dihasilkan oleh arus tersebut melalui sebuah tahanan yang
diketahui.
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga
Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur,
Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas
yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan
Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.

Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan daya tinggi (lebih


dari 1 Watt) secara langsung. Potensiometer digunakan untuk menyetel taraf
isyarat analog (misalnya pengendali suara pada peranti audio), dan sebagai
pengendali masukan untuk sirkuit elektronik. Sebagai contoh, sebuah peredup
lampu menggunakan potensiometer untuk menendalikan pensakelaran
sebuah TRIAC, jadi secara tidak langsung mengendalikan kecerahan lampu.

Potensiometer yang digunakan sebagai pengendali volume kadang-kadang


dilengkapi dengan sakelar yang terintegrasi, sehingga potensiometer membuka
sakelar saat penyapu berada pada posisi terendah.

(Sumber : https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/)

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Sebuah potensiometer biasanya dibuat dari sebuah unsur resistif semi-lingkar
dengan sambungan geser (penyapu). Unsur resistif, dengan terminal pada salah
satu ataupun kedua ujungnya, berbentuk datar atau menyudut, dan biasanya dibuat
dari grafit, walaupun begitu bahan lain mungkin juga digunakan sebagai gantinya.
Penyapu disambungkan ke terminal lain.

Pada potensiometer panel, terminal penyapu biasanya terletak di tengah-


tengah kedua terminal unsur resistif. Untuk potensiometer putaran tunggal,
penyapu biasanya bergerak kurang dari satu putaran penuh sepanjang kontak.
Potensiometer "putaran ganda" juga ada, elemen resistifnya mungkin berupa
pilinan dan penyapu mungkin bergerak 10, 20, atau lebih banyak putaran untuk
menyelesaikan siklus. Walaupun begitu, potensiometer putaran ganda murah
biasanya dibuat dari unsur resistif konvensional yang sama dengan resistor
putaran tunggal, sedangkan penyapu digerakkan melalui gir cacing. Disamping
grafit, bahan yang digunakan untuk membuat unsur resistif adalah kawat
resistansi, plastik partikel karbon dan campuran keramik-logam yang
disebut cermet. Pada potensiometer geser linier, sebuah kendali geser digunakan
sebagai ganti kendali putar.

Unsur resistifnya adalah sebuah jalur persegi, bukan jalur semi-lingkar


seperti pada potensiometer putar. Potensiometer jenis ini sering digunakan pada
peranti penyetel grafik, seperti ekualizer grafik. Karena terdapat bukaan yang
cukup besar untuk penyapu dan kenob, potensiometer ini memiliki reliabilitas
yang lebih rendah jika digunakan pada lingkungan yang buruk.

(Sumber : http://www.academia.edu/6544739/Galvanometer.)

Potensiometer tersedia dengan relasi linier ataupun logaritmik antara


posisi penyapu dan resistansi yang dihasilkan (hukum potensiometer atau "taper").

Pembuat potensiometer jalur konduktif menggunakan pasta resistor


polimer konduktif yang mengandung resin dan polimer, pelarut, pelumas dan
karbon. Jalur dibuat dengan melakukan cetak permukaan papua pada substrat
Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya
fenolik dan memanggangnya pada oven. Proses pemanggangan menghilangkan
seluruh pelarut dan memungkinkan pasta untuk menjadi polimer padat. Proses ini
menghasilkan jalur tahan lama dengan resistansi yang stabil sepanjang operasi.

Potensiometer linier

Potensiometer linier mempunyai unsur resistif dengan penampang


konstan, menghasilkan peranti dengan resistansi antara penyapu dengan salah satu
terminal proporsional dengan jarak antara keduanya.. Potensiometer linier
digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran sumbu dengan rasio
pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan untuk
menyetel titik pusat layar osiloskop.

Potensiometer logaritmik

Potensiometer logaritmik mempunyai unsur resistif yang semakin


menyempit atau dibuat dari bahan yang memiliki resistivitas bervariasi. Ini
memberikan peranti yang resistansinya merupakan fungsi logaritmik terhadap
sudut poros potensiometer.

Sebagian besar potensiometer log (terutama yang murah) sebenarnya tidak


benar-benar logaritmik, tetapi menggunakan dua jalur resistif linier untuk meniru
hukum logaritma. Potensiometer log juga dapat dibuat dengan menggunakan
potensiometer linier dan resistor eksternal. Potensiometer yang benar-benar
logaritmik relatif sangat mahal.

Potensiometer logaritmik sering digunakan pada peranti audio, terutama


sebagai pengendali volume.

Cara paling umum untuk mengubah-ubah resistansi dalam sebuah sirkuit


adalah dengan menggunakan resistor variabel atau rheostat. Sebuah rheostat
adalah resistor variabel dua terminal dan seringkali didesain untuk menangani

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


arus dan tegangan yang tinggi. Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang
dililitkan untuk membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas toroid, menyentuh koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.

Potensiometer tiga terminal dapat digunakan sebagai resistor variabel dua


terminal dengan tidak menggunakan terminal ketiga. Seringkali terminal ketiga
yang tidak digunakan disambungkan dengan terminal penyapu untuk mengurangi
fluktuasi resistansi yang disebabkan oleh kotoran.

Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat


diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari
bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu
Jari untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang
melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut.
Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan
Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk
memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


dan jarang dilakukan pengaturannya.

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,


Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika
dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti


Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
3. Sebagai Pembagi Tegangan
4. Aplikasi Switch TRIAC
5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
6. Sebagai Pengendali Level Sinyal
(Sumber : http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-fungsi-pada-multimeter.)

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


V. Prosedur Pecobaan
1. Set dial dan tombol-tombol
Function : Ex (+)
Sensitivitas : G2
Thermocouple Compensator : OFF
2. Hubungkan sumber tegangan yang tidak diketahui ke terminal Ex
3. Tekan GA, dan jika jarum galvanometer menunjuk ke sisi (+), berarti sisi H
dari terminal Ex adalah polaritas (+) dan sisi L adalah polaritas (-). Dan begitu
juga sebaliknya.
4. Sambil menekan GA, atur multiplying dial (mulai nilai terbesar) dan
measuring dial untuk memperoleh “0” pada galvanometer. Catat hasil
pengukuran.
5. Setelah pengukuran selesai, kembalikan GA dan G2 dan matikan function
pada power OFF.
6. Lepaskan sumber tegangan dari terminal dan ukur dengan menggunakan
multimeter.
7. Ulangi prosedur di atas untuk beberapa tegangan yang berbeda standar sel.
Masukkan hasil percobaan ke dalam tabel.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VI. DATA HASIL PERCOBAAN
No Tegangan Arus Multimeter Multimeter Portable
(V) (A) Analog (V) Digital (V) Potensiometer (V)
1 Standar cell 1A 1,3 V 1V 0,7655 V
2 2 1A 2,2 V 1,9 V 1,4 V
3 4 1A 4,1 V 3,98 V 3V
4 6 1A 6V 5,86 V 4,5V
5 8 1A 8V 7,86 V 5,95 V
6 10 1A 10 V 9,83 V 7,52 V

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VII. Pengolahan Data

tegangan teori−tegangan praktek


Kesalahan relatif = x 100 %
tegangan teori
Kesalahan absolut = tegangan teori – tegangan praktek

a. Analog
Tegangan Standar Cell V
Kesalahan relatif = standar cell
Kesalahan absolut = standar cell
Tegangan 2 V
2−2,2
Kesalahan relatif = x 100 %=0,1%
2
Kesalahan absolut = 2 – 2,2 = 0,2
Tegangan 4 V
4−4,1
Kesalahan relatif = x 100 %=0,25%
4
Kesalahan absolut = 4 – 4,1 = 0,1
Tegangan 6 V
6−6
Kesalahan relatif = x 100 %=0 %
6
Kesalahan absolut = 6 – 6 = 0
Tegangan 8 V
8−8
Kesalahan relatif = x 100 %=0 %
8
Kesalahan absolut = 8 – 8 = 0
Tegangan 10 V
10−10
Kesalahan relatif = x 100 %=0%
10
Kesalahan absolut = 10 – 10 = 0

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


b. Digital
Tegangan Standar Cell
Kesalahan relatif = Standar Cell
Kesalahan absolut = Standar Cell
Tegangan 2 V
2−1,9
Kesalahan relatif = x 100 %=5%
2
Kesalahan absolut = 2 – 1,9 = 0,1
Tegangan 4 V
4−3,98
Kesalahan relatif = x 100 %=0,5%
4
Kesalahan absolut = 4 – 3,98 = 0,02
Tegangan 6 V
6−5,86
Kesalahan relatif = x 100 %=2,3 %
6
Kesalahan absolut = 6 – 5,86 = 0,14
Tegangan 8 V
8−7,86
Kesalahan relatif = x 100 %=1,75%
8
Kesalahan absolut = 8 – 7,86 = 0,14
Tegangan 10 V
10−9,83
Kesalahan relatif = x 100 %=1,7 %
10
Kesalahan absolut = 10 – 9,83 = 0,17

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


c. Potensiometer
Tegangan Standar Cell
Kesalahan relatif = Standar Cell
Kesalahan absolut = Standar Cell
Tegangan 2 V
2−1,4
Kesalahan relatif = x 100 %=30%
2
Kesalahan absolut = 2 – 1,4 = 0,6
Tegangan 4 V
4−3
Kesalahan relatif = x 100 %=25%
4
Kesalahan absolut = 4 – 3 = 1
Tegangan 6 V
6−4,5
Kesalahan relatif = x 100 %=30 %
6
Kesalahan absolut = 6 – 4,5 = 1,5
Tegangan 8 V
8−5,95
Kesalahan relatif = x 100 %=25,62%
8
Kesalahan absolut = 8 – 5,95 = 2,05
Tegangan 10 V
10−7,52
Kesalahan relatif = x 100 %=24,8%
10
Kesalahan absolut = 10 – 7,52 = 2,48

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


VIII. Tugas dan Jawaban
1. Carilah prinsip kerja portable DC potensiometer !

JAWABAN

1. Potensio bekerja seperti resistor, dengan semakin besar tahanan maka output
(volt) semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil tahanan (ohm) maka output
(volt) semakin besar.

Ketika digunakan sebagai potensiometer, koneksi dibuat untuk kedua


ujungnya serta penghapus, seperti yang ditunjukkan. Posisi penghapus
kemudian memberikan sinyal output yang sesuai (pin 2) yang akan bervariasi
antara level tegangan yang diterapkan ke satu ujung trek resistif (pin 1) dan
yang di sisi lain (pin 3).

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


IX. Analisa

Pada praktikum mengenai potensiometer kali ini, bertujuan untuk memahami


prinsip kerja dan penggunaan potensiometer serta mengukur tegagan yang tidak
diketahui dengan cara membandigkan terhadap tegangan yang diketahui. Pada
percobaan kali ini mengenai Potensiometer, dilakukan pengukuran tegangan yang
berasal dari supply. Pada percobaan ini digunakan tiga alat ukur. Adapun alat ukur
tersebut antara lain sebagai berikut, multimeter analog, multimeter digital, dan
potensiometer. Pada percobaan kali ini alat- alat dari multimeter digital, multimeter
analog, serta portable potensimeter ialah digunakan untuk menghitung nilai tegangan
yang diukur. Potensio bekerja seperti resistor dengan semakin besar tahanan maka
output (volt) semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil tahanan (ohm) maka
output (volt) semakin besar. Nilai yang dihasilkan pada potensiometer tergantung
pada seberapa besar skala yang diputar hingga mencapai titik nol. Sedangkan,
multimeter selain untuk mengukur nilai tegangan juga dapat menghitung nilai arus
serta hambatan. Dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami prinsip kerja
dan penggunaan potensiometer serta mengukur tegangan yang tidak diketahui
dengan cara membandingkan terhadap tegangan yang diketahui. Tegangan yang
digunakan dalam percobaan sebesar 3V, 5V, 7V, 9V, 11V Beda dengan DHP ???.
Dengan menggunakan arus masing masing 1 ampere. Tegangan yang diketahui
dapat disuplai dari sebuah sel standard atau setiap sumber tegangan referensi yang
diketahui. Dari data pengukuran yang didapat pada saat data pertama sampai yang
terakhir semua hasil pengukuran hampir mendekati, namun yang paling mendekati
adalah ketika menggunakan multimeter digital. Hal ini dikarenakan multimeter
digital mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi daripada alat ukur sejenis
yang digunakan, yaitu multimeter analag dan potensiometer. Sedangkan pada
multimeter analog, semakin dekat skala ukur yang digunakan maka hasil ukur akan
semakin teliti. Lain halnya kondisi pada potensiometer, nilai yang dihasilkan terpaut
jauh dari nilai tegangan yang sebenarnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi, Kondisi
ini disebabkan karena kondisi potensiometer sendiri dan adanya human error
didalamnya. Human eror yaitu kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan juga

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


mempengaruhi nilai tegangan yang dihasilkan hal itu terjadi dikarenakan kurangnya
teliti dari praktikan pada saat melakukan percobaan.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


X. Kesimpulan

1. Multimeter digital cenderung lebih teliti daripada multimeter analog dan


potensiometer.
2. Nilai yang dihasilkan pada potensiometer tergantung pada seberapa besar skala
yang diputar hingga mencapai titik 0.
3. Semakin penuh skala yang diputar maka akan semakin besar pula tegangan
yang terjadi.
4. Kesalahan pada saat praktikum dapat dikurangi dengan cara memeriksa
terlebih dulu alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum apakah lat
tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak.
5. Potensiometer memiliki skala tersendiri sehingga nilai yang didapatkan pada
potensiometer akan berbeda dengan nilai yang didapatkan pada alat ukur
multimeter.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


LAMPIRAN ALAT

Potensiometer Multimeter Digital


Fungsi : Sebagai pengatur tegangan pada Fungsi : Untuk mengukur suatu
Rangkaian power supply. tegangan pada rangkaian.

Sel Standar 2749 Voltage Regulator


Fungsi : Untuk membantu menemukan Fungsi : Mempertahankan atau
daya yang tidak diketahui nilainya pada memastikan tegangan pada level
suatu beban. tertentu.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


Kabel Penghubung Multimeter Analog ZX-2000
Fungsi : Untuk menghubungkan alat Fungsi : Untuk mengukur besarnya
pengukuran dengan standar sel dan suatu tegangan pada standar sel
potensiometer. dengan ketelitian lebih akurat.

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya


DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Pengukuran Besaran Listrik.


2019. Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik. Indralaya :
Universitas Sriwijaya.

Kho, Dickson. 2015. Pengertian dan Fungsi Potensiometer,


https://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/. (diakses
pada tanggal 16 Oktober 2019).

Wulandari, Dwi. 2013. Galvanometer, http://www.academia.edu/6544739/


Galvanometer. (diakses pada tanggal 16 Oktober 2019).

Anonim. 2014. Mengenal Jenis dan Fungsi pada Multimeter,


http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-fungsi-pada-multimeter/. (diakses
pada tanggal 16 Oktober 2019).

Laboratorium TTTPL UNSRI Inderalaya

Anda mungkin juga menyukai