Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 139


Jl. Bunga Rampai X Perumnas Klender Jakarta Timur Telp/Fax. 8622390
Email:smpnegeri139jakarta@yahoo.com – smpnegeri139jkt@gmail.com

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Identitas Ujian Praktik


Kelas : IX A – IX J
Topik : 1. Mendongeng
2. Reportase Berita

Petunjuk Ujian : 1. Peserta didik menentukan salah satu pilihan topik ujian praktik.
2. Masing-masing topik hanya bisa dipilih oleh 18 peserta didik pada
masing-masing kelas.
3. Peserta didik menentukan salah satu pilihan teks bacaan sesuai dengan
topik ujian praktik. (terlampir)
Catatan :
a. Peserta didik yang memilih salah satu topik “Mendongeng”.
b. Peserta didik yang memilih salah satu topik “Reportase
Berita”.
4. Peserta didik memerhatikan dan memahami rubrik penilaian ujian
praktik sebelum masa ujian praktik dimulai.
5. Peserta didik tidak diperbolehkan membaca atau membawa teks
bacaan.
6. Peserta didik menggunakan kostum dan properti sebagai pendukung
tampilan. Bisa berupa boneka, selendang, tongkat, kertas, kaca mata,
mikrofon, jas, jaket, topi, dll.
7. Peserta didik hanya memiliki 1 kali kesempatan mengikuti ujian
praktik dan tidak terdapat sesi perbaikan nilai ujian praktik. Maka dari
itu, peserta didik diharapkan mempersiapkan diri dengan sangat baik
mengikuti pedoman rubrik penilaian.
8. Peserta didik menggunakan seragam sesuai dengan hari ujian praktik.
a. Senin dan Kamis menggunakan putih biru.
b. Selasa menggunakan batik.
c. Rabu menggunakan pramuka.
d. Jumat menggunakan baju sadariah atau encim.
9. Durasi penampilan maksimal empat menit.
10. Peserta didik tidak diperkenankan pinjam-meminjam properti.
11. Reportase yang disampaikan memuat unsur ADIKSIMBA.
Topik Reportase Berita, antara lain:
a. Bencana Alam
b. Kemacetan
c. Kecelakaan
FORMAT PENILAIAN

MENDONGENG
Aspek yang Dinilai
No No Peserta Ekspresi Pelafalan Gestur Properti Jumlah Keterangan
(30%) (30%) (30%) (10%)
1
2
3
Dst

Keterangan
No Aspek Uraian Skor
1. Ekspresi 1. Gerakan bersifat alamiah tidak dibuat-buat
2. Kesesuaian mimik (gerak muka) 30
3. Daya konsentrasi
2 Pelafalan 1. Intonasi nada tepat dan teratur, variasi dari intonasi
sesuai dengan dialog atau naratif cerita
2. Kejelasan artikulasi, pembeda vokal dan kon- 30
sonan
3. Penguasaan tempo membaca
3. Gestur 1. Gerakan tangan dan jari
2. Kontak mata dengan penonton 30
3. Gerakan tubuh
4. Properti 1. Kesesuaian penggunaan kostum
2. Kelengkapan pemanfaatan properti 10

SKOR 100

REPORTASE BERITA
Aspek yang Dinilai
Kesesuaian
No No Peserta isi dengan Pelafalan Gestur Properti Jumlah Keterangan
topik (30%) (30%) (10%)
(30%)
1
2
3
Dst

Keterangan
No Aspek Uraian Skor
1. Kesesuaian isi dengan 1. Pemilihan kata yang tepat dengan topik yang
topik diambil, memuat unsur ADIKSIMBA
30
2. Daya konsentrasi
2 Pelafalan 1. Intonasi nada tepat dan teratur, variasi dari
intonasi sesuai dengan dialog atau naratif cerita
2. Kejelasan artikulasi, pembeda vokal dan kon- 30
sonan
3. Penguasaan tempo membaca
3. Gestur 1. Gerakan tangan dan jari yang alamiah
2. Kontak mata dengan penonton
3. Gerakan tubuh (pantomimik) 30
4. Kesesuaian ekspresi
4. Properti 1. Kesesuaian penggunaan kostum
2. Kelengkapan pemanfaatan properti 10

SKOR 100

SKOR PEROLEHAN SISWA


SKOR AKHIR = X 100
SKOR MAKSIMAL

Kategori Perolehan Skor


No Kategori skor Skor
1 Sangat baik 90 – 100
2 Baik 80 – 89
3 Cukup 68 – 79
4 Kurang 58 – 67
5 Sangat kurang < 57
Lampiran

DONGENG 1
Ogi Sahabat Oyi
Oleh: Vanda Parengkuan

Hop! Hop! Hop! Ogi kodok melompat-lompat dengan riang. Ia menghampiri batu besar di
tepi sungai. Oyi, sahabatnya, tinggal di celah batu itu.
“Oyi… Oyi, cari nyamuk, yuk!” teriak Ogi. Tak lama kemudian, Oyi keluar dari celah
batuan tersebut.
“Maaf, Gi! Hari ini aku sibuk sekali!” ucap Oyi.
“Sebentar saja, Yi!” paksa Ogi.
“Tidak bisa, Gi! Maaf, ya…,” tolak Oyi lagi.
“Huh! Oyi sombong!” gumam Ogi kesal.
Kini Ogi benar-benar kesal pada Oyi. Dua hari yang lalu, Ogi mengajak Oyi bermain, tetapi
Oyi tidak mau. Kemarin malam, Ogi mengajak Oyi latihan menyanyi, tetapi Oyi juga tidak mau.
Sekarang, Ogi mengajak Oyi mencari nyamuk, lagi-lagi Oyi tidak mau.
“Mungkin Oyi sudah bosan bermain denganku!” pikir Ogi dongkol. “Biar saja! Aku tak mau
mengajak Oyi lagi!”
Hari-hari berikutnya, Ogi bermain sendirian. Ayah Ogi heran dan menanyakan alasannya.
“Oyi sekarang sombong, Yah!” jawab Ogi. “Ia tidak mau bermain dengan Ogi lagi!”
“Ogi tahu, kenapa Oyi tak mau diajak bermain?” tanya Ayah lagi.
“Sudahlah, Yah! Pokoknya Oyi itu sombong!” ujar Ogi kesal.
“Ogi, kau akan menyesal memusuhi sahabat tanpa tahu sebabnya. Seperti yang pernah Ayah
alami…,” ucap ayah Ogi sedih.
Ayah Ogi lalu bercerita.
“Waktu Ayah masih kecil, Ayah pernah memusuhi sahabat akrab Ayah karena ia tak mau
diajak bermain.
Belakangan, Ayah baru tahu. Kaki depan sahabat Ayah itu sakit hingga menjadi lumpuh.
Rupanya, ia malu menceritakan penyakitnya itu pada Ayah. Setelah mengetahui hal itu, Ayah
menyesal telah memusuhi sahabat yang sedang sakit itu.”
Mendengar cerita itu, wajah Ogi menjadi pucat pasi.
“Ayah, Ogi ke rumah Oyi!” pamit Ogi panik. Hop! Hop! Segera Ogi melompat-lompat
menuju rumah Oyi.
“Oyi! Oyi!” panggil Ogi.
Oyi keluar dari celah baru. Tubuhnya tampak lebih kurus.
“Oyi, kau sakit, ya?” tanya Ogi khawatir.
“Tidak, Gi! Ibuku yang sedang sakit. Aku harus merawatnya. Itu sebabnya aku tidak sempat
bermain,” jawab Oyi.
“Kau tidak bilang padaku kalau ibumu sakit?”
“Aku tidak mau merepotkanmu,” jawab Oyi.
“Oyi, Oyi! Aku, kan, sahabatmu!” ucap Ogi.
Di dalam hati, Ogi berterima kasih pada ayahnya. Andai Ayah tadi tidak menceritakan
pengalamannya, mungkin ia masih membenci Oyi. Membenci sahabat yang tidak bersalah.
Membenci sahabat yang kesusahan.
“Aku mau membantu Oyi merawat ibunya,” gumam Ogi dalam hati.
“Yi… aku pergi sebentar! Nanti aku kembali lagi!” pamit Ogi sambil melompat pergi.
“Mau ke mana, Gi?” teriak Oyi.
“Mencari nyamuk-nyamuk gemuk untuk ibumu. Supaya ibumu cepat sembuh!” teriak Ogi
sambil terus melompat.
“Sahabat yang baik, adalah sahabat di waktu senang ataupun susah!” teriak Ogi lagi. Oyi
tersenyum terharu.
DONGENG 2
Beki Bebek yang Ramah
Oleh: Vanda Parengkuan

Seminggu lagi akan ada Pesta Hutan. Pada saat itu, bermacam-macam perlombaan akan
diadakan.
Semua penghuni hutan sibuk menyiapkan diri. Trili Kutilang sibuk latihan menyanyi. Usi
Angsa tak henti-hentinya latihan menari. Cenil Merak yang akan ikut lomba kecantikan, repot
mengurusi bulu-bulunya agar tetap indah.
Mereka sibuk berlatih agar dapat merebut juara. Semua sibuk, tak ada seekor hewan pun
memerhatikan Beki Bebek.
Beki Bebek sedang sedih. Ia termenung sendiri di tengah danau. Berenang ke sana kemari.
Beberapa hari lagi Pesta Hutan akan berlangsung. Tetapi, ia belum tahu, perlombaan apa yang
akan diikutinya.
la ingin ikut lomba menyanyi tetapi suaranya sangat jelek. Penghuni hutan akan pingsan,
jika mendengar suaranya. Beki Bebek juga ingin ikut lomba kecantikan, tetapi takut Cenil Merak
menertawakannya.
“Aku tidak bisa menyanyi, tidak bisa menari. Aku juga tidak cantik,” keluh Beki Bebek
sedih. la berenang menjauhi hutan itu sambil menyesali dirinya yang buruk.
Hari-hari pun berlalu. Tibalah hari yang dinanti-nantikan semua penghuni hutan, yaitu Pesta
Hutan! Semua perlombaan di Pesta Hutan berlangsung dengan meriah.
Semua penghuni hutan ikut dalam lomba itu. Saat nama-nama pemenang diumumkan,
suasana hutan semakin ramai. Para pemenang langsung dikerumuni dan diberi selamat oleh yang
lain.
Semua penghuni hutan bergembira ria. Tidak demikian dengan Beki Bebek. la bersembunyi
di balik pohon, menonton teman-temannya bersuka cita.
Tiba-tiba, terdengar suara Beno Beruang, sang ketua juri, “Teman-teman, masih ada satu
pengumuman lagi!”
Suasana yang tadinya ramai, sepi seketika.
“Pengumuman apa lagi? Nama-nama juara dalam tiap perlombaan, sudah diumumkan!”
Semua penghuni hutan bertanya-tanya keheranan.
“Kali ini, akan diumumkan nama penghuni hutan yang paling ramah!” ujar Beno Beruang
tenang.
Suasana hutan kembali ribut. “Yang paling ramah di hutan ini adalah... Beki Bebek!” teriak
Beno Beruang.
Mendengar namanya dipanggil, Beki Bebek muncul dari balik pohon. Perlahan-lahan, ia
mendekati mereka. Semua penghuni hutan langsung bertepuk tangan sambil menyalaminya.
“Aku?” tanya Beki Bebek tak percaya.
“Ya, Beki! Kau terpilih sebagai penghuni hutan yang paling ramah,” ucap Beno Beruang
sambil menyalaminya.
Beki Bebek masih tidak percaya.
“Ah, rasanya seperti mimpi. Kukira, aku tidak akan menjadi juara. Aku tidak cantik, tidak
pandai menyanyi, tidak pandai menari seperti kalian.”
“Kau tidak boleh berpikir begitu, Beki! Setiap penghuni hutan ini mempunyai kelebihan
masing-masing. Trili Kutilang pandai menyanyi, tetapi tenaganya tidak kuat. Tenaga Tombo
Gajah sangat kuat, tetapi tidak pandai menyanyi. Dan kau..., tidak pandai menyanyi, tidak pandai
menari. Namun, kau adalah penghuni hutan yang paling ramah. Seluruh penghuni hutan ini
menyukaimu!” ujar Beno Beruang.
Mendengar hal itu, Beki Bebek tersenyum lega.
“Ah, tak kusangka! Ternyata aku pun punya kelebihan!” bisiknya di dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai