Yohanes Nugroho, Aditya Nugraha, Almas Abdur Rozaq, Axel Satya Pramudya
Program Studi Rekayasa Teknologi Manufaktur Politeknik ATMI Surakarta
E-mail:yohanes.nugroho@atmi.ac.id
Abstrak
Kualitas kopi ditentukan oleh penanganan selama panen dan pasca panen. Biji kopi dihasilkan melalui proses
pengupasan, pencucian, pengeringan, dan roasting. Pada proses roasting, pemilihan blower untuk pendingin
merupakan aspek penting. Masalah yang terjadi pada sistem pendinginan mesin roasting kopi pratter kapasitas
1,5 kg adalah pemilihan blower kurang optimal dikarenakan waktu pendinginan lama. Penelititan tentang
blower pada sistem coolant tray bertujuan mengatasi permasalahan tersebut, sehingga cita rasa kopi tidak
berubah setelah proses roasting. Mesin roasting memiliki bagian utama yang berfungsi untuk menurunkan suhu
panas pada kopi yaitu blower coolant tray. Fokus penelitian terletak pada pembuatan blower yang sesuai dengan
perhitungan rumus heat transfer dengan parameter berupa penurunan suhu dari 170° C menjadi 35° C dengan
mempertimbangkan hasil kecepatan pendinginan pada blower serta faktor yang dapat meningkatkan daya hisap
volume udara. Hasil perhitungan menghasilkan blower dengan dimensi 301 x 358 x 246 mm, panjang ducting
pipa 400 mm, dan penggerak motor 2 HP dengan putaran 3000 rpm. Hasil simulasi software solidwork
menggunakan fitur CFD (Computational Fluid Dynamics) didapatkan tingkat kecepatan hisap sebesar 2,359 m/s
dan daya hisap volume sebesar 0,000115 m3/s.
Abstract
Coffee quality is determined by handling during harvest and post-harvest. Coffee beans are produced through
the process of peeling, washing, drying and roasting. In the roasting process, the selection of blowers for
cooling is an important aspect. The problem that occurs in the cooling system for a pratter coffee roasting
machine with a capacity of 1.5 kg is that the selection of the blower is not optimal due to the long cooling time.
Research on blowers on coolant tray systems aims to overcome these problems, so that the taste of coffee does
not change after the roasting process. The roasting machine has the main part that functions to reduce the heat
temperature of the coffee, namely the blower coolant tray. The focus of the research lies in making a blower
according to the calculation of the heat transfer formula with parameters in the form of a temperature drop from
170° C to 35° C by considering the results of the cooling speed of the blower and factors that can increase the
suction power of the air volume. The calculation results produce a blower with dimensions of 301 x 358 x 246
mm, a ducting pipe length of 400 mm, and a 2 HP motor drive with 3000 rpm rotation. Solidwork software
simulation results using the CFD (Computational Fluid Dynamics) feature obtained a suction speed level of
2.359 m/s and a volume suction power of 0.000115 m3/s.
36
Abadi merupakan salah satu perusahaan mengalir dari satu satu tempat ke tempat
yang bergerak di dunia perkopian, lain. Fluida menyesuaikan diri dengan
dengan produk utama mereka yaitu bentuk wadah apapun di mana kita
Pratter coffee roaster yang merupakan menempatkannya. Fluida dapat mengalir
mesin roasting biji kopi semi otomatis. karena tidak dapat menahan tegangan
Dengan beberapa jenis spesifikasi geser, namun fluida dapat mengeluarkan
berdasarkan kapasitas yaitu pratter 1,5 gaya yang tegak lurus dengan
kg, pratter 3 kg, pratter 5 kg, pratter 12 permukaannya.
kg. Bagian utama yang berfungsi untuk Konveksi alami didasarkan
menurunkan suhu panas pada kopi pada pada gerakan fluida yang disebabkan
saat roasting yaitu blower coolant tray, oleh perbedaan densitas dalam fluida
pada proses penurunan suhu biji kopi, karena perbedaan suhu. Sebuah fluida
pengaruh pemilihan blower sangat memuai ketika dipanaskan dan menjadi
penting untuk mengunci karakter biji kurang padat. Dalam medan gravitasi,
kopi yang sudah terbentuk pada proses cairan yang lebih ringan ini naik dan
roasting. Hasil dari proses sangrai kopi memulai gerakan dalam fluida yang
adalah biji kopi yang memiliki tingkat disebut arus konveksi alami (Cengel,
kematangan dan warna tertentu. Untuk 2002).
mendapatkan kualitas biji kopi sangrai
yang baik ada beberapa tahapan
penyangraian yang perlu diperhatikan
selama proses penyangraian yaitu
memperhatikan waktu dan suhu
penyangraian. Proses penyangraian
adalah 90 detik sampai 40 menit,
sedangkan untuk waktu normal yang
diperlukan proses sangrai kopi adalah 12
menit. Blower adalah alat yang
digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas Gambar 1. Natural convection
yang akan dialirkan dalam suatu ruangan
tertentu, juga sebagai pengisapan atau Pendinginan konveksi alami paling
pemvakuman udara atau gas tertentu. efektif ketika jalur fluida relatif bebas
Biasanya blower digunakan untuk dari hambatan, yang cenderung
mensirkulasikan gas-gas tertentu didalam memperlambat fluida, dan paling tidak
suatu ruangan. Selain itu blower efektif bila fluida harus melewati saluran
merupakan mesin yang memampatkan aliran yang sempit dan melewati banyak
udara atau gas oleh gaya sentrifugal rintangan. Besarnya perpindahan panas
ketekanan akhir yang melebihi dari 40 konveksi alami antara permukaan dan
psig. fluida berhubungan langsung dengan laju
aliran fluida. Semakin tinggi kecepatan
Pada dasarnya fluida adalah aliran, semakin tinggi laju perpindahan
kebalikan dari zat padat, adalah zat yang panasnya. Dalam konveksi alami, tidak
dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan ada blower yang digunakan dan oleh
besi tidak dapat mengalir sehingga tidak karena itu laju aliran tidak dapat
bisa digolongkan dalam fluida. Semua dikontrol secara eksternal. Perpindahan
zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam kalor dari suatu permukaan yang bersuhu
fluida karena sifatnya yang dapat tinggi ke suatu fluida yang bersuhu
mengalir dari satu tempat ke tempat yang rendah.
lain. Selain zat cair, zat gas juga
termasuk fluida. Zat gas juga dapat
37
Computational Fluid Dynamics menunjang pelaksanaan penelitian agar
(CFD) adalah seni untuk menggantikan memperoleh hasil penelitian tugas akhir
persamaan-persamaan integral dan yang maksimal. Tahapan-tahapan yang
diferensial parsial menjadi persamaan akan digunakan pada penelitian ini
aljabar diskrit, yang mana untuk adalah :
kemudian dapat diselesaikan untuk a) Studi literatur
memperoleh solusi berupa angka-angka Studi literatur berguna sebagai referensi
nilai aliran pada titik-titik diskrit ruang dalam pelaksanaan penelitian.
dan waktu. Tiga hukum dasar fluida
(kekekalan massa, momentum dan b) Observasi Lapangan
energi) secara umum di ekspresikan Observasi lapangan digunakan untuk
dalam bentuk persamaan yang berbentuk pengambilan data-data yang
persamaan integral atau diferensial bersangkutan dengan penelitian.
parsial yang rumit dan sulit untuk c) Wawancara
diselesaikan secara analitis. Dengan Wawancara didapatkan dari para ahli
software CFD maka dapat mengetahui yang bersangkutan dengan penelitian
data berupa kecepatan pendinginan & guna mendapatkan informasi untuk
daya hisap udara. penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk d) Simulasi Software
mengetahui faktor yang mempengaruhi Simulasi software digunakan untuk
kecepatan pendinginan pada blower, membandingkan hasil kecepatan dan
mengetahui faktor yang dapat velocity dari desain blower baru,
meningkatkan daya hisap volume udara, menggunakan CFD dari Solidwork 2021.
serta mendapatkan desain blower yang Tempat Penelitian Konstruksi blower
sesuai dengan perhitungan. coollant tray studi literatur, pembuatan
konsep, dan desain blower coollant tray
2. METODOLOGI PENELITIAN dilakukan di PT Patmanunggal Reka
Abadi. Penelitian dilakukan di Politeknik
ATMI Surakarta. Penelitian sistem
Metode penelitian yang pendinginan menggunakan rumus
digunakan adalah metode penelitian perhitungan heat transfer dan
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menggunakan fitur simulation software
menurut Creswell, pengertian kuantitatif CFD (Computer flow Dynamics).
adalah upaya menyelidiki masalah. Adapun alat dan bahan dalam
Dimana masalah tersebutlah yang penunjang penelitan.
mendasari peneliti mengambil data,
menentukan variable dan yang kemudian a) Alat penelitian blower coolant
diukur dengan angka agar bisa dilakukan tray
analisa. Adapun tujuan dari melakukan - Laptop
penelitian kuantitatif, tidak lain - Software Solidwork
membantu dalam mengambil kesimpulan -
atau membantu dalam menggeneralisasi b) Alat ukur yang digunakan
prediktif teori yang tepat. Dengan - Dial caliper
demikian tujuan penelitian sistem - Software Solidwork 2021
pendinginan mesin roaster kopi - Meteran
diharapkan dapat tercapai. - Sofware CFD
Pada langkah penelitian
terdapat beberapa tahapan yang dapat
38
panjang pipa ducting serta jenis blower
yang digunakan.
Prosedur Pengumpulan Data
1. Menentukan Air Properties
2. Menentukan Reynolds number (Re)
3. Menentukan Nusselt Number (Nu)
4. Menentukan nilai perpindahan panas
konveksi (hconv)
5. Menentukan laju energi konveksi
(Q)
6. Menentukan diameter inlet dan
outlet
39
Tabel 1 Properties Udara v = kecepatan fluida (m/s)
D = panjang karakteristik geometri
(panjang aliran fluida dalam aliran
eksternal, dan diameter ekivalen dalam
aliran internal), (m)
Dh = 4A/p (2.3)
Dari tabel maka didapatkan nilai = (4 x 3,491m2 )/(2,383 m)
parameter sebagai berikut: = 5,860 m
ρ = 0,8977 kg/m3 𝑣.𝐷
Cp = 1011 J/kg.K Re = υ𝑎𝑖𝑟
k = 0,03235 W/m.K 1,5
𝑚
𝑥 5,860 𝑚
α = 3,565x10-5 m2/s = 𝑠
−5 𝑚
2
2,522𝑥10
µ = 2,2564x10-5 kg/m.s 𝑠
40
panas pada blower collant tray adalah
0,8 0,3
= 0,023(348532,910) (0,7073) sebesar 2 HP. Setelah mendapatkan nilai Q
= 562,865 dapat menentukan perpindahan laju massa
aliran (m) dengan menggunakan
4. Menentukan nilai perpindahan panas perhitungan matematis sebagai berikut :
𝑄
konveksi (hconv) m = 𝐶𝑝.∆𝑇 (2.7)
𝐽
1464,283 𝑠
Nilai hconv tergantung pada geometri m= 𝐽
1011 𝐾𝑔 .𝐾 . 135 𝐾
permukaan dan jenis aliran fluida, antara
lain. Arus konveksi alami dimulai m = 0,010728 Kg/s
sebagai laminar (halus dan teratur) dan
berubah bergejolak ketika dimensi tubuh Setelah mendapatkan nilai m maka dapat
dan perbedaan suhu antara permukaan menentukan laju aliran udara memasuki
panas dan fluida besar. Koefisien kipas menggunakan Persamaan 2.8.
perpindahan panas konveksi alami untuk
𝑚
aliran laminar udara pada tekanan V= ρ
atmosfer diberikan oleh hubungan yang (2.8)
disederhanakan dari bentuk: 0,010728 𝐾𝑔/𝑠
V= 3
0,8977 𝐾𝑔/𝑚
𝑘 3
hconv = 𝐷
Nu (2.5) V = 0,01195 m /s
𝑊
0,03235 .𝐾
hconv = 5,860 𝑚
𝑚
. 562,865 6. Menentukan diameter inlet dan
hconv = 3,107 W/m2 K outlet
π . 1,5
yang dibutuhkan untuk menyedot udara 𝑠
41
D = 0,101 m => 101 mm
42
m/s dan tingkat kepadatan aliran udara mulai dikeluarkan oleh blower. Yang mana
kurang tinggi yang mempengaruhi udara mulai memenuhi area impeller.
parameter yang lain seperti pada Gambar
5.
43
kecepatan maksimal yang bsa
dihasilkan adalah 5,358 m/s dengan
rata-rata kecepatan udara sebesar 2,359
m/s yang mana tingkat kepadatan aliran
udara lebih tinggi dari desain yang lama
yang mana dapat mempengaruhi
parameter yang lain seperti pada grafik
dibawah ini.
44
dengan udara panas pada kopi mulai menyebabkan daya hisap volume udara
dikeluarkan oleh blower. hanya sebesar 0,00007 m3/s.
Hasil penelitian analisa blower 3. Jenis blower yang sesuai dengan
menunjukan bahwa blower yang sesuai
perhitungan yaitu sebesar 301 x 358 x
dengan perhitungan lebih optimal daripada
blower sebelumnya yang mana 246 mm (P x L x T) dengan panjang
ditunujukkan dengan average total ducting pipa 400 mm. Dengan desain
temperature fluid dari desain baru lebih tersebut didapatkan tingkat kecepatan
cepat sebesar 2 detik, serta tingkat volume hisap sebesar 2,359 m/s dan daya hisap
flow rate udara yang dapat ditampung oleh volume sebesar 0,000115 m3/s.
desain baru lebih besar. Dalam hal velocity
desain blower baru lebih unggul dengan
average velocity sebesar 2,359 m/s.
5. DAFTAR PUSTAKA
45
Najiyati, S. dan Daniarti (2004) . Kopi : Penyangrai Kopi dengan
Budidaya dan Penanganan Lepas Kapasitas 5Kg. Teknik Mesin.
Panen. Jakarta : Penebar Swadaya. Fakultas Teknik. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Pramudya, A. S. (2020). Optimalisasi
Penghisap Debu Mesin Gerinda Siswoputranto, P. S. (1992). Kopi
Greif Tipe HM 211-1-1. IMDeC | Internasional dan Indonesia.
Industrial and Mechanical Design Yogyakarta : Kanisius.
Conference. Politeknik ATMI
Surakarta Spillane J.J, (1990). Komoditi Kopi :
Peranannya dalam Perekonomian
Rahardjo P. (2012). Panduan Budidaya Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.
dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta Penerbar Yulia, F. (2018). Optimasi Penyangraian
Swadaya. Terhadap Kadar Kafein dan Profil
Organoleptik Pada Jenis Kopi
Arabika Dengan Pengendalian
Suhu dan Waktu. Universitas
Sanata Dharma.
46