Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir


Berikut adalah diagram alir kerja praktek di civil works project kampus
Sindangsari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Mulai

Studi Literatur

Data:
1. Survey
Pengambilan Data Lapangan
2. Informasi
dan Data
Perusahaan

Analisa
Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


Dari diagram alir penelitian di atas, setiap proses yang dilakukan pada saat kerja
praktek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Mempelajari dan mencari referensi landasan teori yang berhubungan
dengan topik perencanaan.
2. Pengambilan Data
Melakukan pengambilan data terhadap topik yang dianalisa.
3. Analisa Data
Mengolah data yang sudah didapat dari lapangan mengenai topik yang
dianalisa.
4. Hasil dan Kesimpulan
Mengumpulkan hasil data, kemudian menarik kesimpulan mengenai
metode perencanaan.

3.2 Metode Penelitian Kerja Praktek


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perlaksanaan kerja praktek
di Kampus Sindangsari UNTIRTA meliputi:
1. Observasi
Dalam metode ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
dengan cara mengamati langsung ke lapangan dan mencatat fenomena yang
terjadi berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Studi Literatur
Dalam metode ini penulis mendapatkan data dari beberapa referensi dan
buku manual.

3.3 Tinjauan Pustaka


Secara umum, istilah Stock Opname merupakan kegiatan penghitungan
secara fisik atas persediaan barang di gudang yang akan dijual. Kegiatan ini
dilakukan guna mengetahui secara pasti dan akurat mengenai catatan
pembukaan yang merupakan fungsi dari salah satu sistem pengendalian
internal.[5]

40
Namun pengertian Stock Opname dalam civil works project merupakan
suatu kegiatan pengukuran dan atau pemeriksaan terhadap hasil dari suatu
pekerjaan dengan tujuan untuk mengetahui capaian (progress) dari suatu
pekerjaan tersebut. Untuk Stock Opname saat ini difokuskan untuk pekerjaan
Air Conditioner.[6]
Pekerjaan Air Conditioner adalah suatu pekerjaan pemasangan alat untuk
mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada di ruangan. Air
Conditioner adalah mesin yang dibuat untuk menstabilkan suhu dan
kelembapan udara di suatu ruangan. Alat ini digunakan untuk mendinginkan
atau memanaskan, tergantung kebutuhan. Namun, Air Conditioner sering
disebut sebagai pendingin udara karena lebih banyak digunakan untuk
menyejukkan ruangan. Dengan sistem ini pendinginan secara langsung
dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan melalui koil pendingin,
sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan
menggunakan blower/fan melintasi koil pendingin tersebut. Berikut ini adalah
proses-proses yang terjadi pada Air Conditioner:
1. Kompresi
Refrigerant ditekan dalam kompresor sampai kondisinya menjadi cair
dengan temperatur yang tinggi. Gas refrigerant dalam evaporator dihisap
oleh kompresor akan membuat tekanannya tetap rendah didalam
evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant menjadi gas secara
dinamis pada temperatur yang rendah (0oC). Maka tekanan gas refrigerant
ditekan dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi, sehingga temperatur
dan tekanan refrigerant akan mudah menjadi cair walaupun proses
pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi.
2. Kondensasi.
Refrigerant diubah dari gas menjadi cair dan didinginkan dari temperatur
yang tinggi di dalam kondensor. Refrigerant yang bertemperatur dan
bertekanan tinggi itu dipancarkan dalam kondensor menjadi cairan dan
disalurkan ke receiver drier. Hal itu juga dinamakan proses kondensasi
panas. Panas yang tinggi dari refrigerant itu dapat dikeluarkan oleh

41
kondensor sehingga refrigerant menjadi dingin dan dapat melakukan
proses penyerapan panas di ruangan dalam kendaraan.
3. Ekspansi.
Tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh katup ekspansi. Hal itu disebut
proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu dikabutkan dengan mudah
dalam evaporator sehingga refrigerant menjadi gas, dan expansion valve
ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil menurunkan tekanannya.
Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam evaporator diatur oleh
tingkat pendinginan yang harus dilakukan dibawah temperatur
pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah refrigerant yang
dibutuhkan dengan melakukan pengecekan yang benar.
4. Evaporasi.
Refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam evaporator. Cairan
refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana saat proses
evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar evaporator. Udara
melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke dalam ruang dalam
kendaraan oleh kipas pendingin sambil menurunkan temperatur ruangan
itu. Cairan refrigerant itu disalurkan dari expansion valve di dalam
evaporator kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan perubahan itu
terjadi berulang kali dari kondisi cair ke gas. Tekanan dan temperatur
dalam perubahan itu selalu berkaitan, jika tekanan di-set maka temperatur
juga akan diatur. Untuk pengabutan yang dilakukan saat temperatur lebih
rendah dari perubahan itu cair ke gas dalam kondisi seperti diatas, tekanan
dalam evaporator juga harus dibuat tetap rendah. Karena itu, gas dari
refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi secara terus menerus
keluar evaporator oleh hisapan kompresor.[7]

Untuk dapat menjalankan fungsinya, Air Conditioner terdiri dari


beberapa komponen yang secara umum dapat dikelompokkan dalam empat
bagian, yaitu komponen utama, komponen pendukung, kelistrikan, dan
refrigeran.
1. Komponen Utama

42
Komponen utama dalam sebuah Air Conditioner adalah komponen yang
berfungsi untuk mengatur suhu udara, terdiri dari kondensator, kompresor,
evaporator, dan pipa kapiler. Berikut ini penjelasan mengenai pengertian
dan fungsi keempat komponen utama tersebut.
a. Kondensator
Kondensator berfungsi untuk menukar kalor, mengubah wujud
refrigeran dari gas menjadi cair, dan menurunkan suhu refrigeran.
Pipa kondensator dibuat berliku-liku dan dilengkapi sirip.
Kondensator diletakkan di luar ruangan agar dapat melepaskan panas
pada refrigeran ke udara bebas.
b. Kompresor
Kompresor berguna untuk mengedarkan dan memompakan refrigeran
ke seluruh bagian Air Conditioner yang cara kerjanya mirip dengan
jantung pada manusia. Kompresor dilengkapi dua buah pipa, yaitu
pipa hisap dan pipa tekan serta memiliki dua tekanan, yaitu tekanan
rendah dan tinggi.
c. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke
refrigeran sehingga refrigeran berubah dari cair menjadi gas setelah
melalui pipa kapiler. Evaporator mengambil udara panas dari ruangan
yang kemudian melewati sirip-sirip pipa sehingga suhunya turun.
d. Pipa Kapiler
Pipa kapiler juga merupakan komponen yang sangat penting di dalam
Air Conditioner karena berfungsi menurunkan tekanan dan mengatur
aliran refrigeran ke evaporator. Penurunan tekanan refrigeran
menyebabkan suhunya juga ikut turun dan inilah yang menyebabkan
udara yang keluar dari Air Conditioner bersuhu rendah.
2. Komponen Pendukung
Selain komponen utama yang berfungsi mendinginkan udara, Air
Conditioner juga dilengkapi komponen-komponen lain untuk mendukung
kerja Air Conditioner. Berikut ini jenis komponen pendukung Air
Conditioner dan fungsinya.

43
a. Strainer: menyaring kotoran yang terbawa di dalam refrigeran.
b. Cumulator: menampung sementara refrigeran cair bersuhu rendah dan
campuran pelumas evaporator, serta menjaga agar aliran refrigeran
menuju kompresor tetap lancar.
c. Blower: mengisap udara panas dari ruangan dan mengembuskan udara
dingin kembali ke ruangan.
d. Fan (kipas): membantu kondensator membuang panas ke udara luar.
3. Komponen Kelistrikan
Karena Air Conditioner bekerja menggunakan tenaga listrik, maka
dibutuhkan pula komponen kelistrikan yang memiliki berbagai fungsi
sebagai berikut.
a. Termostat: mengatur suhu ruangan secara otomatis agar sesuai dengan
perintah pada remote.
b. Kapasitor: menyimpan daya listrik sementara agar ketika dinyalakan,
Air Conditioner sudah memiliki energi untuk menghidupkan mesin.
c. Overload: memutuskan aliran listrik pada kompresor jika kerja
kompresor terganggu, mati, kekurangan oli, atau kekurangan
refrigeran.
d. Motor listrik: mengubah energi listrik menjadi energi mekanik pada
kipas Air Conditioner.
4. Refrigeran
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam sistem Air Conditioner dan
berfungsi sebagai pendingin. Saat Air Conditioner bekerja, refrigeran
berubah wujud secara terus menerus antara cair dan gas untuk
menghasilkan udara dingin.

44
Gambar 3.2 Air Conditioner (AC)
Sedangkan, berikut ini adalah tipe-tipe Air Conditioner yang terdapat di
Fakultas Hukum Kampus Baru Sindangsari:
1. Air Conditioner Split
Air Conditioner Split adalah karena ada bagian dari air conditioner yang
terpisah yaitu satu unit indoor dan satu unit outdoor yang berfungsi
sebagai compressor, expansion valve dan condenser. Tidak seperti yang
dulu, hanya evaporator dan cooling fan. AC split tidak memerlukan slot
khusus seperti AC window, AC Split hanya memerlukan slot permukaan
dinding. AC Split mempunyai kapasitas ½ PK hinga 2,5 PK.

Gambar 3.3 Air Conditioner Split

2. Air Conditioner Cassette


Air Conditioner Cassette menempel pada plafon langit-langit.
Pemasangan Air Conditioner Cassette memerlukan keahlian khusus dan
tenaga lebih yang berbeda dengan memasang Air Conditioner
lainnya. Jenis Air Conditioner Cassette mempunyai berbagai ukuran mulai
dari 1,5 PK hingga 6 PK.

45
Gambar 3.4 Air Conditioner Cassette

3. Air Conditioner AHU (Air Handling Unit) dan Air Conditioner FCU (Fan
Coil Unit)
Air Conditioner Air Handling Unit (AHU) adalah mesin pengkonversi
kalor dimana udara panas yang berada di ruangan dialirkan melewati coil
pendingin lalu digantikan dengan udara dingin. Air Conditioner AHU
biasanya terhubung ke sistem HVAC sentral sedangkan FCU dapat
berfungsi atau dipasang sendiri. Karena ini, seringkali AHU digunakan
untuk ventilasi seluruh bangunan sedangkan FCU digunakan dalam ruang
yang lebih kecil dan sering hanya lokal. Tidaklah mengherankan bahwa
AHU adalah sistem HVAC yang lebih besar belum lagi, FCU juga
dianggap sebagai versi yang lebih kecil dari AHU. Dalam hal ini, FCU
yang lebih kecil dapat disebut unit terminal. Biasanya, AHU memiliki
fitur-fitur tertentu yang tidak ada dalam tipe FCU. AHU memiliki beberapa
bagian untuk pemanasan ulang dan bahkan pelembab. FCU tidak memiliki
bagian seperti ini. Mungkin satu-satunya keuntungan yang dimiliki FCU
atas AHU adalah bahwa pada umumnya, FCU juga dapat menangani air
sementara AHU pada dasarnya menangani udara.
Selain itu, AHU dapat memiliki beberapa penggemar atau blower yang
dipasang di sistemnya. Secara tradisional, blower AHU ditempatkan pada
titik di mana saluran berasal atau di ujung terminal unit handler
udara. FCU memiliki pendekatan yang berbeda untuk blower. Karena
ukurannya yang kecil, kipas mereka biasanya ditempatkan di ruang yang
sama dengan unit itu sendiri. Hasilnya adalah suara kecil yang tidak

46
nyaman yang dapat didengar di sekitarnya. Ini bisa dianggap sebagai satu
kelemahan paling menguntungkan dari sistem FCU.

Gambar 3.5 Air Conditioner AHU

Gambar 3.6 Air Conditioner FCU

Exhaust Fan merupakan salah satu perangkat jenis kipas angin yang
saat ini masih banyak digunakan di industri rumahan ataupun di rumah yang
mempunyai fungsi penting pada ruangan. Dengan letaknya di antara indoor
dan outdoor untuk menjaga sirkulasi udara di dalamnya. Dimana, udara panas
didalam ruangan yang dibuang keluar dan saat bersamaan udara sejuk di luar
ruangan masuk kedalam ruangan, sehingga udara itu berputar agar selalu ada

47
pergantian udara segar dari luar ruangan dan mempunyai sirkulasi udara yang
baik.
Exhaust Fan juga berfungsi untuk mengatur volume udara yang
disirkulasikan di ruangan. Untuk ruangan ber-AC, Exhaust Fan adalah
pasangan yang saling melengkapi. Yang satu menyejukkan, yang lai
mengurangi kelembaban ruangan. Exhaust Fan dapat dipasang pada ruangan
yang sirkulasi udara alaminya dianggap kurang memadai. Jadi, keberadaan
Exhaust Fan merupakan upaya buatan untuk mengoptimalkan pergantian udara
di ruangan. Berdasarkan cara pemasangannya, Exhaust Fan dibagi menjadi 3
yaitu :
1. Wall Mount
Dipasang di dinding, yang pada bagian belakang dinding harus
berhubungan langsung dengan udara luar untuk pembuangan udara.

Gambar 3.7 Wall Mount Exhaust Fan


2. Window Mount
Dipasang di jendela kaca (ketebalan 3 – 7 mm), bila dipasang di antara
ruang dalam satu ruangan besar, pastikan ada akses keluar masuk udara pada
ruangan besar itu.

Gambar 3.8 Window Mount Exhaust Fan

48
3. Ceiling Mount
Dipasang di plafon, tetapi hanya berfungsi melepas udara dari ruangan
luar. Pada tipe ini ada jenis ventilating fan yang dilengkapi pipa penyalur
udara ke luar.

Gambar 3.9 Ceiling Mount Exhaust Fan

3.4 Batasan Kerja Praktek

Adapun batasan – batasan yang diterapkan dalam pembahasan ini meliputi:

1. Stock Opname pada pekerjaan Air Conditioning terhadap gedung Integrated


Class Room yang berada di kampus Sindangsari Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

49

Anda mungkin juga menyukai