Anda di halaman 1dari 21

TK5046 TOPIK PILIHAN PERANCANGAN PROSES

Semester I2013/2014


Tugas
OPTIMASI SISTEM PENCAIRAN GAS ALAM OPTIMASI
Simplified Cascade Process

Kelompok 1

Raymond Adriel 13010095
Yohanes Rico 13010097
Anggi Febrina 13010107


Dosen Pengampu
Dr. Antonius Indarto



PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
November 2013
i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Permasalahan ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1
1.4 Basis Desain .................................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4
2.1. Liquified Natural Gas ...................................................................................................... 4
2.2. Teknologi Pencairan LNG............................................................................................... 4
2.3. Proses Pencairan LNG .................................................................................................... 4
2.4. Cascade LNG Process ..................................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI ................................................................................................................ 5
3.1 Pengumpulan Data .......................................................................................................... 5
3.2 Simulasi Cascade Process .............................................................................................. 5
3.2.1 Siklus pre-cooling dengan propana ......................................................................... 5
3.2.2 Siklus cooling dengan Etilen ................................................................................... 6
3.2.3 Siklus Sub-Cooling dengan Metana ........................................................................ 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 8
BAB V SIMPULAN ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 13





ii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Parameter terikat beserta dengan pembatasnya ............................................................... 9
Tabel A Neraca Massa Setiap Aliran ............................................................................................ 13
Tabel B Komposisi Komponen Setiap Aliran ............................................................................... 15






























iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip dasar untuk evaporative cooling (Pettersen, 2009)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2.2 Jenis-jenis refrigeran untuk produksi LNG ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.3 Sketsa sederhana cascade process (Pettersen, 2009) . Error! Bookmark not defined.
Gambar 3.1 Skema simulasi siklus pre-cooling .............................................................................. 6
Gambar 3.2 Skema simulasi siklus pre-cooling dan cooling .......................................................... 6
Gambar 3.3 Skema simulasi keseluruhan siklus (pre-cooling, cooling, dan sub-cooling) ............. 7
Gambar 4.1 Diagram alir proses beserta parameter operasi yang penting ...................................... 8

























1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gas alam merupakan sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat dunia untuk berbagai keperluan pada zaman sekarang. Penggunaan gas alam
terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan gas alam memberikan banyak
keuntungan jika dibandingkan dengan sumber energi lain. Salah satu keuntungannya
adalah gas alam memberikan efisiensi yang lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan
minyak bumi dan batu bara, penggunaan gas alam lebih bersih dan ramah lingkungan.
Selain itu gas alam juga tidak berwarna, tidak berbau, tidak korosif, dan tidak beracun.
Gas alam sering ditemukan di lokasi terpencil yang jauh dari lokasi industri yag
maju. Untuk transportasi gas alam dari sumur produksi ke lokasi pengolahan, gas alam
dapat dikirim dalam bentuk cair dan gas. Jika memungkinkan gas alam dikirim dalam
bentuk gas menggunakan pipa. Jika lautan memisahkan sumber gas dan tempat
pengolahan, satu-satunya cara untuk mengangkut gas adalah mengubahnya menjadi gas
alam cair (LNG) dan mengangkutnya menggunakan tanker LNG.

1.2 Permasalahan
Pada kasus ini diberikan skema process flow diagram pencairan LNG dimana
data-data yang diketahui sangatlah minim. Untuk itu perlu dicari variabel operasi yang
memungkinkan hingga terbentuk produk LNG cair.

1.3 Tujuan
Tujuan dari sintesis dan simulasi sistem pencairan gas alam dari LNG cascade
process ini adalah menentukan variabel proses (temperatur, tekanan, jenis, dan komposisi
refrigeran) sehingga diperoleh produk cair LNG.

1.4 Basis Desain
Dalam melakukan simulasi pencairan gas alam cascade process, digunakan
beberapa basis desain. Basis desain yang digunakan meliputi spesifikasi produk cair
LNG, spesifikasi umpan dry-basis, dan spesifikasi proses.
2

Spesifikasi produk cair LNG :
1) Tersimpan pada tekanan 1,2 bar dalam kondisi cair dengan temperatur antara -
158 hingga -162
o
C.
2) Jumlah boil-off gas maksimum adalah 10% dari total volume gas masuk.

Spesifikasi umpan dry basis (telah bebas dari pengotor) :

Parameter Nilai
Laju Alir Gas 25 MMScfd
Suhu 40
o
C
Tekanan 45 bar
Komposisi %-mol
Nitrogen 0.38%
Metana 91.11%
Etana 2.88%
Propana 3.41%
i-Butana 0.79%
n-Butana 1.00%
i-Pentana 0.15%
n-Pentana 0.08%
n-Hexana 0.08%
n-Heptana 0.11%

Spesifikasi Proses:
1. Media pendingin menggunakan air laut/udara yang mampu mendinginkan
hingga 35
o
C.
2. Tekanan maksimum yang bisa dicapai oleh kompresor adalah 100 bar dengan
rasio tekanan 3 bar.
3. Tekanan terendah dalam siklus refrigeran adalah 3 bar.
4. Pressure drop pada setiap unit operasi diasumsikan sebesar 5 psi.
5. Temperatur minimum approach unit cold box adalah 2 oC dan 5 oC untuk HE
shell-tube
3

1.5 Ruang lingkup

1.5.1 Analisis pengaruh variabel operasi
P2 (bar) T10 (C) P13 (bar)
Case study 1 (pengaruh
kompresor)
16-42 -6,5 15
Case study 2 (pengaruh T10) 40 -10 sampai -5 15
Case study 3 (pengaruh P13) 40 -6,5 15-17

1.5.2 Optimasi variabel operasi

Pembatas Nilai/rentang
Fraksi uap pada aliran masuk
kompresor
0,9991-1
Minimum approach pada 2nd cooler Minimal 3C
Tekanan aliran masuk stabilizer 15-17 bar
















4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Liquified Natural Gas

Dua tipe : optimasi parameter dan optimasi struktur.
Optimasi parameter : via pengubahan kondisi operasi unti-unit di dalam proses.
Optimasi struktur : via pengubahan penyusunan-ulang struktur/konfigurasi
proses.
Multistage compression



2.2. Teknologi Pencairan LNG

2.3. Proses Pencairan LNG

2.4. Cascade LNG Process
Teknologi optimized cascade LNG process telah dipatenkan oleh ConocoPhillips.













5

BAB III
METODOLOGI

3.1 Pengumpulan Data
Untuk memperoleh produk cair LNG, perlu diketahui nilai variabel proses seperti
temperatur, tekanan, jenis, dan komposisi refrigeran. Untuk itu hal yang pertama kali
dilakukan adalah pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan pencarian
patent dan literature-literatur yang mendukung. Menurut Pettersen (2009), refrigeran
yang digunakan pada cascade LNG process adalah propana murni untuk siklus pre-
cooling, etilen murni untuk siklus liquefaksi / cooling, dan metana murni untuk siklus
sub-cooling. Data lain yang diperlukan adalah temperature aliran gas alam dan tekanan
aliran refrigeran.

3.2 Simulasi Cascade Process
Setelah mengumpulkan data-data variabel proses yang diperlukan, langkah
selanjutnya adalah membuat simulasi menggunakan simulator HYSYS. Simulasi
dilakukan secara bertahap, pertama mensimulasikan siklus pre-cooling, kemudian
dilanjutkan dengan mensimulasikan siklus liquifaksi, dan terakhir mensimulasikan siklus
sub-cooling hingga akhirnya terbentuk produk cair LNG dan boil-off gas.

3.2.1 Siklus pre-cooling dengan propana
Untuk siklus pre-cooling terdapat satu LNG exchanger dengan satu aliran dingin
dan tiga aliran panas. Aliran pendingin berasal dari siklus refrigerasi propana. Kompresi
refrigeran dilakukan dalam dua tahap dengan intercooling. Aliran panas terdiri dari
refrigeran etilen dan metana yang telah didinginkan sampai 35C serta aliran umpan gas
alam.

6


Gambar 3.1 Skema simulasi siklus pre-cooling

3.2.2 Siklus Cooling dengan Etilen


Gambar 3.2 Skema simulasi siklus pre-cooling dan cooling

7

Siklus cooling dibuat dengan penambahan siklus refrigerasi kedua (etilen). Pada
siklus cooling terdapat satu LNG exchanger dengan satu aliran dingin dan dua aliran
panas. Kompresi pada siklus etilen dilakukan dalam dua tahap dengan intercooling.

3.2.3 Siklus Sub-Cooling dengan Metana
Siklus sub-cooling dibuat dengan penambahan siklus refrigerasi ketiga (metana).
Pada siklus ini terdapat satu LNG exchanger dengan satu aliran dingin dan satu aliran
panas. Kompresi dilakukan dalam dua tahap tanpa intercooling. Setelah diekspansi, boil-
off gas dipisahkan dari LNG dengan separator


Gambar 3.3 Skema simulasi keseluruhan siklus (pre-cooling, cooling, dan sub-cooling)






8

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pencairan LNG dengan menggunakan cascade process pada kasus ini
memiliki basis desain yang berbeda dengan literatur yang didapatkan. Untuk itu,
beberapa variabel ditebak dengan mengacu pada literatur, namun tidak melanggar basis
desain yang telah ditetapkan di dalam soal. Process flow diagram untuk kasus ini
ditampilkan pada Gambar 4.1.


Gambar 4.1 Diagram alir proses beserta parameter operasi yang penting

Simulasi proses tidak dapat memenuhi spesifikasi persoalan yang diminta apabila
digunakan parameter operasi yang tertera pada Gambar 2.3. Oleh sebab itu nilai variabel
bebas untuk proses ini ditentukan melalui trial and error, dengan parameter operasi pada
Gambar 2.3 sebagai tebakan awal. Trial and error ini juga diusahakan agar memenuhi
batasan dari spesifikasi persoalan. Variabel bebas yang ditentukan dengan trial and error
antara lain:
Laju alir massa setiap refrigeran
Tekanan refrigeran setelah dikompresi (aliran Pr4, Et7, dan Me7)

9


Parameter-parameter terikat (variabel terikat) beserta parameter pembatasnya (variabel
tetap) tertera pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Parameter terikat beserta dengan pembatasnya
Parameter terikat Parameter pembatas
Suhu aliran refrigeran pendingin
sebelum memasuki LNG exchanger
(aliran Pr6, Et3, Me4)
Tekanan terendah yang diperbolehkan untuk
aliran refrigeran (3 bar)
Suhu aliran panas keluar LNG
exchanger
(aliran G2, Et2, Me2, Me3, G3, G4)
Cold box minimum approach (2C)
Jumlah boil-off gas dan LNG Tekanan aliran LNG setelah diekspansi (1,2
bar)

Laju alir massa refrigeran dapat bergantung pada tekanan refrigeran setelah
kompresi. Semakin tinggi tekanan kompresi, fraksi cair pendingin setelah ekspansi akan
bertambah. Fraksi cair pendingin juga semakin bertambah apabila suhu aliran sebelum
diekspansi semakin rendah. Peningkatan fraksi cair aliran pendingin dapat mengurangi
kebutuhan jumlah refrigeran. Oleh sebab itu tekanan kompresi dan jumlah refrigeran
adalah dua variabel yang dapat dioptimasi agar daya yang diperlukan kompresor dapat
dikurangi.
Pada siklus propana, tekanan kompresi minimal yang dibutuhkan adalah sebesar
12,545 bar. Namun pada simulasi ini, kompresi propana dibuat menjadi dua tahap sampai
pada tekanan 26 bar sebab rasio kompresi dibatasi pada 3 sampai 4. Selain untuk
mengurangi jumlah refrigeran, hal ini dilakukan agar tekanan refrigeran setelah
diekspansi menjadi seminimal mungkin. Jumlah refrigeran propana minimal adalah
sebesar 2100 ton/hari. Jumlah tersebut sangat besar karena siklus propana juga digunakan
untuk mendinginkan aliran etilen dan metana.
Pada siklus etilen, tekanan kompresi minimal adalah sebesar 35 bar sehingga
diperlukan kompresi dua tahap dengan intercooling. Jumlah refrigeran etilen yang
diperlukan adalah sebesar 1500 ton/hari.
Siklus metana membutuhkan tekanan kompresi minimal sebesar 47 bar sehingga
dibutuhkan kompresi dua tahap. Akan tetapi kompresi ini tidak membutuhkan
intercooling sebab aliran metana setelah kompresi pertama memiliki suhu 21C. Jumlah
10

metana yang dibutuhkan adalah sebesar 1100 ton/hari.
Suhu aliran pendingin sebelum memasuki LNG exchanger secara berturut-turut
untuk propana, etilen, dan metana adalah -10,9C; -80,47C; dan -144,8C. Tekanan
pada ketiga aliran tersebut bernilai sebesar 3,3447 bar sehingga tekanan aliran keluar
cold box tepat menjadi 3 bar. Tekanan terendah dalam siklus refrigeran memang tidak
boleh lebih rendah dari tekanan atmosfer untuk mencegah masuknya udara ke siklus
refrigerasi jika terjadi kebocoran. Jika terdapat kebocoran udara maka COP refrigerasi
akan menjadi rendah. Akibat batasan minimum approach sebesar 2C maka suhu aliran
panas keluar LNG exchanger masing-masing menjadi -8,9C; -78,47C; dan -142,8C.
Suhu aliran pendingin menurut literatur seharusnya lebih rendah lagi, yakni
mendekati titik didihnya masing-masing. Secara umum, suhu aliran pendingin propana
dan etilen yang diperoleh dari simulasi tidak bermasalah. Namun suhu aliran pendingin
metana ternyata masih terlalu tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah boil-off gas sebesar 12%
(3,087 MMSCFD) dari umpan gas alam yang masuk. Akibat parameter pembatas, hasil
ini sukar untuk diubah. Semakin tinggi suhu aliran pendingin, fraksi uap LNG setelah
ekspansi akan semakin tinggi. Jika suhu metana pendingin dapat mencapai -148C
(tekanan terendah siklus refrigerasi sebesar 2 bar) maka jumlah boil-off gas akan
memenuhi batasan.













11

BAB V
SIMPULAN

Simulasi simplified cascade process ini dapat menghasilkan LNG sesuai dengan
batasan parameter operasi yang diperbolehkan, namun boil-off gas yang dihasilkan masih
melewati batas maksimum (12%>10%). Nilai parameter penting untuk proses telah
tertera pada Gambar 4.2.

























12

DAFTAR PUSTAKA

Maulidiana, M. 2006. Liquefied Natural Gas (LNG), Sebuah Alternatif Transportasi Gas
Alam. Departemen Teknik Kimia. Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Pettersen, J. 2009. LNG Compendium. TEP 4185 Industrial process and energy
technology. Department of Energy and Process Engineering, Norwegian University of
Science and Technology.


























13

LAMPIRAN
A. Neraca Massa

Tabel A Neraca Massa Setiap Aliran
Name G1 G2 Me1 Me2 Et2 Et1 Pr6 Pr3 Et3 Me3 G3 Et4
Vapour Fraction 1 0,990754 1 1 0 1 0,310974 1 0,500616 1 0,243674 1
Temperatur [C] 40 -8,897 35 -8,897 -8,897 35 -10,897 35 -80,4732 -78,47 -78,4728 -16,9679
Pressure pressure [bar] 45 44,65526 46,65526 46,31052 35,31052 35,65526 3,344738 8,655262 3,3447 45,96579 44,31052 2,999962
Molar Flow [kgmole/h] 1247,515 1247,515 2856,923 2856,923 2227,862 2227,862 1984,262 1984,262 2227,862 2856,923 1247,515 2227,862
Mass Flow [tonne/h] 553,3048 553,3048 1100 1100 1500 1500 2100 2100 1500 1100 553,3048 1500
Liquid Volume Flow [m3/h] 70,73985 70,73985 153,087 153,087 163,0891 163,0891 172,6935 172,6935 163,0891 153,087 70,73985 163,0891
Heat Flow [kW] -26895,9 -27724,7 -59784,6 -61230,5 25727,48 31521,45 -65488,4 -57411,9 25727,48 -64227,6 -30175,7 31175,62
Name Et5 G4 Me5 Me6 Me4 G5 BOG LNG Et6 Et7 Me7 Pr1
Vapour Fraction 1 0 1 1 0,991286 0,123474 1 0 1 1 1 1
Temperatur [C] 85,20147 -142,833 -81,9206 21,21332 -144,833 -158,671 -158,671 -158,671 35 126,1577 156,895 25,77859
Pressure pressure [bar] 12 43,96579 3 12 3,344738 1,2 1,2 1,2 11,65526 36 47 3
Molar Flow [kgmole/h] 2227,862 1247,515 2856,923 2856,923 2856,923 1247,515 154,0359 1093,479 2227,862 2227,862 2856,923 1984,262
Mass Flow [tonne/h] 1500 553,3048 1100 1100 1100 553,3048 60,40779 492,897 1500 1500 1100 2100
Liquid Volume Flow [m3/h] 163,0891 70,73985 153,087 153,087 153,087 70,73985 8,182434 62,55742 163,0891 163,0891 153,087 172,6935
Heat Flow [kW] 33846,37 -31963,4 -62439,9 -59723,6 -64227,6 -31963,4 -3393,99 -28569,4 32328,23 34722,48 -55704,8 -57419,7




14


Tabel A Neraca Massa Setiap Aliran (lanjutan)
Name Pr2 Pr4 Pr5
Vapour Fraction 1 1 0
Temperatur [C] 75,9445 92,91187 35
Pressure pressure [bar] 9 25,965 25,62026
Molar Flow [kgmole/h] 1984,262 1984,262 1984,262
Mass Flow [tonne/h] 2100 2100 2100
Liquid Volume Flow [m3/h] 172,6935 172,6935 172,6935
Heat Flow [kW] -55495,3 -55699,8 -65488,4













15

B. Komposisi Komponen

Tabel B Komposisi Komponen Setiap Aliran
Component Mole Fraction G1 G2 Me1 Me2 Et2 Et1 Pr6 Pr3 Et3 Me3 G3 Et4
Nitrogen 3,80E-03 3,80E-03 0 0 0 0 0 0 0 0 3,80E-03 0
Metana 0,911191 0,911191 1 1 0 0 0 0 0 1 0,911191 0
Etana 2,88E-02 2,88E-02 0 0 0 0 0 0 0 0 2,88E-02 0
Propana 3,41E-02 3,41E-02 0 0 0 0 1 1 0 0 3,41E-02 0
i-Butana 7,90E-03 7,90E-03 0 0 0 0 0 0 0 0 7,90E-03 0
n-Butana 1,00E-02 1,00E-02 0 0 0 0 0 0 0 0 1,00E-02 0
i-Pentana 1,50E-03 1,50E-03 0 0 0 0 0 0 0 0 1,50E-03 0
n-Pentana 8,00E-04 8,00E-04 0 0 0 0 0 0 0 0 8,00E-04 0
n-Heksana 8,00E-04 8,00E-04 0 0 0 0 0 0 0 0 8,00E-04 0
n-Heptana 1,10E-03 1,10E-03 0 0 0 0 0 0 0 0 1,10E-03 0
Etilen 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1
Component Mole Fraction Et5 G4 Me5 Me6 Me4 G5 BOG LNG Et6 Et7 Me7 Pr1
Nitrogen 0 3,80E-03 0 0 0 3,80E-03 2,47E-02 8,47E-04 0 0 0 0
Metana 0 0,911191 1 1 1 0,911191 0,975204 0,902155 0 0 1 0
Etana 0 2,88E-02 0 0 0 2,88E-02 7,28E-05 3,29E-02 0 0 0 0
Propana 0 3,41E-02 0 0 0 3,41E-02 9,14E-07 3,89E-02 0 0 0 1
i-Butana 0 7,90E-03 0 0 0 7,90E-03 9,02E-09 9,02E-03 0 0 0 0
n-Butana 0 1,00E-02 0 0 0 1,00E-02 3,16E-09 1,14E-02 0 0 0 0
i-Pentana 0 1,50E-03 0 0 0 1,50E-03 2,32E-11 1,71E-03 0 0 0 0
n-Pentana 0 8,00E-04 0 0 0 8,00E-04 3,36E-12 9,13E-04 0 0 0 0
n-Heksana 0 8,00E-04 0 0 0 8,00E-04 5,51E-14 9,13E-04 0 0 0 0
n-Heptana 0 1,10E-03 0 0 0 1,10E-03 1,35E-15 1,26E-03 0 0 0 0
Etilen 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
16


Tabel C Komposisi komponen setiap aliran (lanjutan)
Component Mole Fraction Pr2 Pr4 Pr5
Nitrogen 0 0 0
Metana 0 0 0
Etana 0 0 0
Propana 1 1 1
i-Butana 0 0 0
n-Butana 0 0 0
i-Pentana 0 0 0
n-Pentana 0 0 0
n-Heksana 0 0 0
n-Heptana 0 0 0
Etilen 0 0 0






1

Anda mungkin juga menyukai