Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS INDEKS PERFORMANCE (IP) BROILER

PADA KANDANG CLOSED HOUSE DITINJAU DARI


KECEPATAN ANGIN

USULAN PENELITIAN

ANDI RITA ARLITA


1812058

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
SINJAI
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Andi Rita Arlita


NIM : 1812058
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Peternakan
Judul Proposal : Analisis Indeks Performance (IP) Broiler pada Kandang
Closed House Ditinjau dari Kecepatan Angin

Telah diperiksa oleh Pembimbing dan dinyatakan layak diajukan untuk Ujian
Seminar Proposal pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sinjai.

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Muhammad Erik Kurniawan, S.Pt., M.Si Dr. Abdul Hakim Fattah, S.Pt., M.Si
NIDN. 0928108706 NIDN. 0922077102

Mengetahui;

Dekan Ketua Program Studi

Dr. Abdul Hakim Fattah, S.Pt., M.Si Bahri Syamsuryadi, S.Pt., M.Si
NIDN. 0922077102 NIDN.0925039101

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan

proposal ini. Shalawat dan juga salam senantiasa tercurah kepada Junjungan kita

semua Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari kegelapan ke

zaman yang terang benderang. Penyusunan proposal ini bertujuan untuk

memenuhi syarat-syarat untuk bisa mencapai gelar Sarjana Peternakan di

Universitas Muhammadiyah Sinjai.

Penulis menyadari mengenai penulisan ini tidak bisa terselesaikan tanpa

pihak-pihak yang mendukung baik secara moril dan juga materil. Maka, penulis

menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu

penulis dalam penyusunan proposal ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda tersayang Andi Lukman dan ibunda tercinta Ratna

yang memberikan dukungan moril dan materil serta doa yang dipanjatkan

kepada ALLAH SWT untuk penulis.

2. Segenap keluarga dan sahabat yang sudah menyemangati bahkan ikut

membantu penyelesaian proposal ini.

3. Bapak Dr. Umar Congge, S.Sos., M.Si selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Sinjai.

4. Bapak Dr.Abdul Hakim Fattah, S.Pt.,M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sinjai.

iii
5. Bapak Bahri Syamsuryadi, S.Pt., M.Si, selaku Ketua Program Studi

Peternakan Universitas Muhammadiyah Sinjai.

6. Bapak Muhammad Erik Kurniawan, S.Pt., M.Si sebagai pembimbing I dan

Bapak Dr.Abdul Hakim Fattah, S.Pt.,M.Si sebagai pembimbing II, yang telah

memberikan saran, motivasi, bimbingan, arahan, nasehat, serta ilmu yang

sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan ini. Jasa-jasa beliau akan

selalu tercantum dan terkenang dalam memori maupun lembaran kehidupan

pribadi penulis, semoga ALLAH senantiasa memberikan kesehatan dan uur

panjang.

7. Ibu Azmi Mangalisu, S.Pt., M.Si, selaku Penasehat Akademik yang telah

memberikan banyak nasehat dan arahan mulai dari awal sampai akhir

semester.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar Universitar Muhammadiyah Sinjai yang telah

banyak memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat bernilai dan bermanfaat

bagi penulis selama perkuliahan.

9. Seluruh Staf Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sinjai yang

selama ini telah banyak membantu dan melayani penulis selama menjalani

kuliah hingga selesai. Terima Kasih atas bantuan dan informasi yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

10. Peternakan Angkatan 2018, yang sudah menjadi teman sekaligus sahabat

bagi penulis dan suka dukanya selama kuliah di Universitas Muhammadiyah

Sinjai.

iv
11. Keluarga besar PETERNAKAN terima kasih atas bantuan, kerjasama dan

kebersamaannya selama menjadi mahasiswa. Kalian adalah teman, sahabat,

bahkan saudara yang selalu hadir memberikan motivasi, terima kasih atas

indahnya kebersamaan di kampus yang akan selalu menjadi kenangan

tersendiri dalam hidup penulis.

12. Kepada seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik

dalam bentuk materi maupun non materi, serta semua pihak yang tidak dapat

penulis sebut satu persatu, terima kasih telah membantu dan banyak menjadi

inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal yang penulis buat ini masih jauh dari

sempurna hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan masukan bahkan

kritik membangun dari berbagai pihak. Semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi

para pembaca dan pihak-pihak khususnya dalam bidang peternakan. Aamiin…

Sinjai, 27 Desember 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................3
E. Hipotesis......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Broiler..........................................................................................................4
B. Closed House………………………………………………………………7
C. Kecepatan Angin..........................................................................................9
D. Indeks Performance………………………………………..……………..10
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat....................................................................................13
B. Materi Penelitian.......................................................................................13
C. Rancangan Penelitian................................................................................13
D. Prosedur Penelitian....................................................................................14
E. Parameter Pengamatan..............................................................................16
F. Analisis Data.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Broiler mampu tumbuh cepat dengan tujuan dapat dipanen dalam waktu

yang relatif singkat yaitu sekitar lima hingga enam minggu (Harumdewi, 2018).

Broiler dapat dipelihara dalam waktu cukup singkat yaitu 5 - 7 minggu dapat

menghasilkan bobot badan sekitar 1,8 – 2 kg (Rasyaf, 2008). Karakteristik ayam

broiler yaitu bersifat tenang, pertumbuhan badan cepat, bentuk tubuh relatif besar

dan warna bulu putih (Suprijatna, 2008).

Pada pemeliharaan secara intensif, kandang mempunyai peranan penting

sebagai penentu keberhasilan usaha peternakan broiler. Menurut Hulzebosch

(2004), kandang broiler berdasarkan tipe dinding (ventilasi) dapat dibedakan

menjadi kandang tertutup (closed house) dan kandang terbuka (opened house).

Kandang tertutup pada pemeliharaan broiler merupakan salah satu upaya untuk

mencapai lingkungan nyaman, udara sehat, dan minim kondisi stress (Alam, S.,

2018). Kandang tertutup, dindingnya tertutup dan biasanya terbuat dari bahan

permanen dengan penggunaan teknologi tinggi sehingga mempunyai ventilasi

baik yang mampu mengurangi dampak dari tingginya kelembaban udara.

Kandang closed house saat ini sudah banyak digunakan oleh peternak di

Indonesia dan salah satunya adalah PT. Perkasa Agung Sejati (PT. PAS).

Kandang Broiler Closed House Internal PAS ini berlokasi di Panciro, Kecematan

Bajeng, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Adapun ukuran

kandang yaitu panjang 60 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 2,5 meter yang
memiliki populasi broiler sekitar 18.000 ekor yang perdana diopersikan pada

tanggal 5 Juli 2021.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat produksi broiler pada

pemeliharaan dalam kandang closed house, salah satunya adalah faktor

lingkungan seperti kecepatan angin. Menurut COBB Broiler Guide, 2018 tentang

kecepatan angin yang maksimal dalam kandang closed house adalah 3-4

meter/detik. Besarnya kecepatan angin diukur menggunakan kestrel. Nilai

inisialisasi kecepatan angin didapatkan dari pengukuran terhadap kecepatan angin

di ujung bagian dalam exhaust fan, sedangkan untuk titik validasi kecepatan angin

dilakukan pengukuran pada titik-titik tertentu. Semakin tinggi kecepatan angin,

maka semakin besar efek penurunan suhu yang dirasakan tubuh broiler.

Dampak negatif kecepatan angin yang tinggi adalah menerbangkan debu-

debu dari alas kandang yang memicu gangguan pernapasan karena udara kotor

yang berasal dari debu. Selain itu, suhu efektif yang dirasakan broiler yang terlalu

rendah akan mengakibatkan berkurangnya komsumsi pakan broiler. Kondisi ini

dapat menyebabkan indeks performance tidak tercapai. Berdasarkan uraian

tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai analisis

indeks performance (IP) broiler pada kandang closed house ditinjau dari

kecepatan angin.

B. Rumusan Masalah

2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut di atas,

dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah apakah pemeliharaan broiler

pada kandang closed house ditinjau dari kecepatan angin dapat menghasilkan

indeks performance yang baik?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis indeks

performance (IP) broiler pada kandang closed house ditinjau dari kecepatan angin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi peternak yang

berguna sebagai bahan penganalisis indeks performance broiler pada kandang

closed house.

E. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah pengaruh kecepatan angin diduga dapat

mempengaruhi indeks performance pada broiler.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Broiler

Broiler merupakan salah satu komoditas ternak yang berperan sebagai

sumber protein hewani. Menurut Loen (2017) usaha peternakan broiler lebih

menguntungkan karena broiler memiliki banyak nilai lebih dibandingkan beternak

jenis unggas yang lain. Salah satu keuntungannya yaitu masa pemeliharaan yang

relatif singkat (umur panen 30-35 hari) sehingga peternak dapat segera meraup

keuntungan dan bisa memutar modal dengan cepat, berbeda dengan beternak

ayam kampung atau ayam petelur yang harus menunggu hingga 6 bulan lamanya

baru bisa di panen. Badan pusat statistik (Susenas 2017) mengatakan bahwa

konsumsi protein tertinggi jenis daging oleh masyarakat indonesia adalah daging

broiler, konsumsi daging broiler penduduk di indonesia selalu meningkat mulai

dari tahun 2012 sampai tahun 2016.

Suprijatna et al., (2005) menyatakan bahwa pengelompokan ayam

pedaging didalam dunia hewan adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Metazoa

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Divisi : Carinathae

Class : Aves

Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus domestica sp.

Broiler merupakan ayam unggul yang berasal dari persilangan antar

bangsa ayam sehingga mempunyai produktivitas tinggi. Broiler diseleksi

sistematis sehingga tumbuh dan mencapai bobot badan tertentu dalam kurun

waktu yang cepat (Murwani, 2010). Yuwanta (2004) menyatakan bahwa broiler

memiliki karakteristik khusus dengan pertumbuhan yang cepat, sehingga masa

panen broiler relatif singkat. Penambahan bobot badan pada minggu pertama

mencapai empat kali bobot pada saat Day Old Chick (DOC) bila ditunjang dengan

nutrisi yang optimal. Masyarakat Indonesia memelihara broiler untuk diambil

dagingnya sebagai sumber protein hewani (Murwani, 2010).

Menurut Fadillah (2004) ada beberapa ciri bibit broiler berkualitas, yaitu

sehat dan bebas dari penyakit, berasal dari induk yang matang umur, terlihat aktif,

mata cerah dan lincah, memiliki kekebalan dari induk yang tinggi, bulu cerah,

tidak kusam dan penuh, anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih, keadaan

tubuh normal, berat sesuai dengan standar strain, biasanya diatas 37 gram/ekor.

Beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan broiler yakni sifat dan

kualitas daging baik (meatness), laju pertumbuhan dan bobot badan (rate of gain)

tinggi, warna kulit kuning, warna bulu putih, konversi pakan rendah, bebas dari

sifat kanibalisme, sehat dan kuat, kaki tidak mudah bengkok, tidak tempramental

dan cenderung malas dengan gerakan lamban, daya hidup tinggi (95%) tetapi

tingkat kematian rendah, dan kemampuan membentuk karkas tinggi. Karakteristik

5
ayam tipe broiler bersifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan ayam cepat,

bulu merapat ke tubuh ternak, kulit ayam putih, dan produksi telur rendah

(Suprijatna et al., 2008).

Ada beberapa strain broiler yang beredar di Indonesia antara lain AA,

avian, acoblack (aksas), cobb, hubbard, hybro, isa vedette, lohman meat,

peterson, dan ross (Hartono 2001). Strain merupak sekelompok ayam yang

dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses pemuliabiakan untuk tujuan

ekonomis tertentu (Suprijatna et al., 2005). Broiler sendiri merupakan strain ayam

hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan betina, yang memiliki

karakteristik ekonomis, pertumbuhannya cepat dengan konversi pakan irit, dan

siap dipanen di usia muda (Gordon dan Charles, 2002). Strain broiler yang sering

dipelihara salah satunya yaitu strain cobb 500. Secara genetik, strain ini

dikembangkan untuk memiliki pembentukan daging dada dan mudah beradaptasi

pada lingkungan iklim tropis yang panas. Ayam strain Cobb 500 memiliki ciri-ciri

jengger tunggal, warna bulu putih, dan kaki besar yang berwarna kuning. Strain

cobb 500 memiliki keunggulan diantaranya adalah memiliki Food Convertion

Ratio (FCR) yang baik, pertumbuhan yang cepat dengan tingkat keseragaman

yang tinggi, memiliki struktur tulang dan otot yang baik serta memiliki kualitas

daging yang baik (Prambudi, 2007).

Broiler dipelihara secara intensif yaitu sistem pemeliharaan dikandangkan.

Kandang yang biasa digunakan untuk memeliharaan broiler adalah kandang

dengan sistem litter (Muharlien et al., 2011). Pemeliharaan sistem intensif, pakan

diberikan secara rutin yang disediakan oleh peternak dengan jumlah dan

6
kandungan kebutuhan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ayam tersebut

(Pramudyati, 2009; Kartikasari et al., 2019).

B. Cloused House

Closed house merupakan kandang sistem tertutup yang dijalankan pada

peternakan modern dengan tujuan untuk menyediakan suhu dan kelembaban ideal

bagi ayam, sehingga meminialkan stress akibat perubahan kondisi lingkungan dan

diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ayam. Kandang closed house

dapat meminimalkan kontak langsung ayam dengan organisme lain dan memiliki

pengaturan ventilasi yang baik untuk menyediakan kondisi lingkungan yang

nyaman bagi ternak (Wurlina, 2012). Sistem kandang tertutup (closed house)

merupakan sistem kandang yang dapat memberikan kenyamanan suhu lingkungan

(thermoneutral zone) bagi broiler. Kandang tertutup (closed house) mampu

mengeluarkan kelebihan panas, kelebihan uap air dan gas-gas berbahaya seperti

CO, CO2 dan NH3 yang ada di dalam kandang (Prihandanu et al., 2015). Sistem

kandang tertutup memiliki keunggulan yaitu memudahkan pengawasan, dapat

diatur suhu, kelembaban, dan kecepatan anginnya, memiliki penyakit mudah

diatasi, pengaturan cahaya dan mempunyai ventilasi yang baik sehingga

penyebaran penyakit mudah diatasi (Saputra et al., 2015).

Pemeliharaan broiler pada umumnya menggunakan kandang alas litter,

termasuk pada kandang tipe closed house. Kelebihan lain dari kandang tipe closed

house adalah kapasitas atau populasi jauh lebih banyak, broiler lebih terjaga dari

gangguan luar baik fisik, cuaca, maupun serangan penyakit, terhindar dari polusi,

keseragaman ayam lebih bagus, dan pakan lebih efisien. Kandang tipe ini juga

7
memberikan kemudahan karena kondisi angin akan lebih terkontrol dibandingkan

dengan kandang tipe terbuka, dan kelemahan dari kandang closed house adalah

membutuhkan investasi dan beban operasional yang cukup tinggi untuk

membangunnya. Selain itu kandang closed house harus disertai dengan

infrastruktur dan penguasaan teknologi yang baik, , (Tamalludin, 2012).

Kandang tipe tertutup dibuat dengan tujuan agar keadaan lingkungan luar seperti

udara panas, hujan, angin, dan intensitas sinar matahari tidak berpengaruh banyak

terhadap keadaan dalam kandang. Kandang ayam sistem tertutup harus mampu

mengeluarkan gas – gas beracun dan panas berlebih di dalam kandang yang dihasilkan

dari ayam yang dipelihara. Sebagian besar kandang dibuat tertutup dengan tembok, seng,

atau layar, kecuali bagian ujung kandang untuk udara masuk (inlet) dan bagian ujung

kandang satunya untuk tempat kipas (outlet) (Fadillah et al, 2006).

Sistem ventilasi di kandang tertutup merupakan bagian yang penting untuk

diperhatikan karena berperan dalam sirkulasi udara. Sistem ventilasi di kandang tertutup

tergantung dari jenis kipas yang digunakan. Berdasarkan cara kerja kipas, sistem ventilasi

di kandang tertutup dibagi menjadi dua cara, yaitu mendorong udara masuk dan

menyedot udara keluar (Fadillah et al, 2006). Sistem pendinginan atau cooling system

yang diterapkan dalam kandang sistem tertutup diterapkan berbeda – beda tergantung

wilayah dan situasi iklim setempat. Di Indonesia kita bisa temukan sistem pendingin

dengan menggunakan pad pendingin, media evaporative atau fogging system. Sistem ini

memanfaatkan evaporasi air dari media pad atau media evaporative lainnya sehingga

udara yang melintas pada media ini akan turun suhunya (Anonim, 2007). Unsur-unsur

selain sistem ventilasi dan sistem pendinginan yang perlu diperhatikan dalam kandang

sistem tertutup antara lain jenis kipas, dinding kandang, filter cahaya, masukan udara,

sistem pencahayaan, panel kontrol, dan sistem elektrik (Anonim, 2007).

8
C. Kecepatan Angin

Panjang closed house di indonesia memiliki ukuran yang berbeda-beda

sesuai dengan kapasitas ternak yang dipelihara, agar ternak nyaman dalam

melakukan aktivitas dan cukup mendapatkan oksigen di dalam kandang

(Andisuro, 2011). Oksigen yang masuk dalam kandang berkurang pada kandang

yang lebih panjang, karena kecepatan angin melambat dan populasi ayam semakin

besar. Kandang dengan kepadatan ternak yang besar berdampak pada akumulasi

pelepasan panas dan uap air ke lingkungan kandang dengan jumlah yang semakin

banyak (Puspani et al., 2008). c

Menurut Simmons JD, 2003, pengaruh kecepatan angin pada broiler

umur 3-4 minggu tidak berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ayam.

Tetapi pada umur 4-5 minggu, kecepatan 2 m/s – 3 m/s secara signifikan dapat

mempengaruhi pertambahan berat badan ayam. Kecepatan angin juga dipengaruhi

oleh tirai kandang. Tirai kandang pada kandang closed house menutup seluruh sisi

kandang agar ayam terlindungi serta untuk mepertahankan suhu udara dalam

kandang. Tirai akan mencegah terpaan angin langsung mengenai tubuh broiler.

Berdasarkan data simulasi, kecepatan angin dalam kandang closed house cukup

baik untuk menambah berat ayam karena diketahui bahwa kecepatan angin rata-

rata di kandang sebesar 2,28 m/s. Pengaturan kecepatan angin di kandang closed

house Internal PAS PT. Perkasa Agung Sejati dapat disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaturan Kecepatan Angin Kandang Closed House Panciro

9
Umur (hari) Kecepatan angin (m/s)
0–7 0,1 - 0,4

7 – 14 0,5 - 0,7

14 – 21 0,8 - 1,2

21 – 28 1,3 - 1,8

29 up (panen) 3,5

Sumber: PT. Perkasa Agung Sejati (2021)

Aliran udara masuk di kandang closed house yang tertahan disebabkan

adanya sudut pada ruang pemisah antara evaporative pad dan kandang. Pemberian

ruang pemisah berfungsi untuk mengeliminir efek wind chill (Anonim, 2007).

Efek wind chill adalah penurunan suhu yang drastis dirasakan oleh ayam karena

hembusan angin yang terlalu kencang. Akibat timbulnya drag force pada sudut di

ruang pemisah, menyebabkan adanya flow separation atau pemisahan aliran.

Pemisahan aliran adalah fenomena ketika aliran fluida berpisah dari permukaan

benda setelah sebelumnya aliran mengikuti kontur permukaan benda tersebut.

Area pemisahan ini tergantung dari beberapa faktor seperti bilangan reynold dan

kekasaran permukaan benda. Makin besar tekanan akibat drag force maka makin

besar pula daerah pemisahan aliran yang terjadi (Cengel dan Turner, 2001).

C. Indeks Performance (IP)

Indeks performance (IP) digunakan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari sebuah peternakan, semakin tinggi nilai IP berarti semakin baik

keberhasilan pemeliharaan sebuah peternakan. Semakin besar nilai IP yang

diperoleh, semakin baik prestasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan

(Fadillah et al., 2007). Keberhasilan suatu peternakan tidak hanya diukur dari

10
konversi pakan, konsumsi pakan dan pertambahan bobotnya akan tetapi penting

untuk mengetahui juga indeks performannya (Daud, 2005).

Indeks performance dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu

pertambahan bobot badan, persentase ayam hidup, konversi pakan dan lama

pemeliharaan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ip yaitu suhu, kelembaban,

kecepatan angin, dan H-index. Sebuah peternakan memiliki keberhasilan

pemeliharaan yang sangat baik apabila standar IP antara 351 - 400 (Santoso dan

Sudaryani, 2009).

Pada akhir pemeliharaan broiler, biasanya selalu dihitung IP (Index

Performance) yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat atau skor

produktivitas yang mampu dicapai dari hasil budidaya. Rataan indeks performan

broiler yang dipelihara pada kandang semi closed house system selama penelitian

adalah 359,78 ± 17,86 kg. Rataan indeks performan hasil penelitian ini termasuk

kategori sangat baik, sejalan dengan pendapat ARYANTI (2010), bahwa nilai

indeks performan diatas 301 termasuk kategori sangat baik. Selanjutnya MEDION

(2010) menyatakan standar IP yang baik diatas 300, dan semakin tinggi nilai IP

maka semakin berhasil peternakan broiler tersebut. Dari hasil perhitungan indeks

performan ketiga periode tersebut di atas menunjukkan bahwa pada periode

pertama, kedua dan ketiga masuk dikategori sangat baik.

Rumus Indeks Performance (IP) :

Persentase ayamhidup × Berat rata−rata


IP= × 100
FCR ×Umur panen

Ket :

11
M : Persentase mortalitas

BWR : Berat rata ayam

UPR : Umur panen rata-rata

Indeks performa broiler saat menggunakan kandang open house berkisar

260-370, sedangkan saat kandang diubah menjadi closed house bisa meningkat

menjadi 400 - 370 (Trobos,2018). Semakin tinggi pencapaian IP maka

keuntungan peternak akan semakin besar. Sebagai perbandingan, saat

menggunakan kandang open house broiler dipanen di umur 30 hari dengan berat

1,8 kg dan feed convertion ratio (FCR) 1,52 – 1,53 sementara saat dipelihara di

kandang closed house dengan umur panen yang sama berat badan dapat mencapai

2 – 2,1 kg dengan FCR 1,5 (Trobos, 2018)

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2022,

bertempat di kandang Broiler Closed House Internal PT. Perkasa Agung Sejati

(PT. PAS) yang terletak di Panciro, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa,

Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

B. Materi Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu kandang closed house

(kandang tertutup), tabung gas, gas brooder (gasolec), temptron, blower (exhaust

fan), cooling pad, lampu, instalasi listrik, tempat pakan galon (hanging feeder),

nampan (feeder chick tray), nipple, tempat air minum manual, terpal, sekat

bamboo, spoiler, kestrel, timbangan digital, dan keranjang.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu broiler dengan jenis

strain cobb 500, litter berupa sekam, air, pakan, obat, vitamin, antibiotic, dan

sanitasi.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3

taraf perlakuan dan 4 kali ulangan. Taraf pelakuan yang digunakan yaitu:

P1 = Rata - rata kecepatan angin sekat 1

P2 = Rata - rata kecepatan angin sekat 2

P3 = Rata - rata kecepatan angin sekat 3


D. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Kandang dan Peralatan

Kandang closed house yang digunakan terletak di Panciro, dengan ukuran

kandang yaitu panjang 60 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 2,5 meter.

Persiapan kandang dan peralatan dilakukan sekitar 2 minggu sebelum

penyambutan DOC (Day Old Chicken). Persiapan kandang dimulai dengan

pembersihan dan pencucian kandang menggunakan air bersih, pengapuran

lantai, penaburan sekam, dan sanitasi sekam menggunakan EM4 peternakan.

Peralatan yang akan digunakan seperti nampan, tempat pakan galon,

tempat air minum manual dan nipple juga dibersihkan menggunakan air

campuran disinfektan berupa medisep dan formades kemudian dikeringkan.

Pembuatan brooding dalam kandang dilakukan dengan membentangkan terpal

diatas litter, kemudian membuat brooding yang dibagi menjadi 3 sekat dengan

posisi sekat yang dekat dengan cooling pad, ditengah, dan dekat dengan

blower. Setiap sekat diberi 6 buah pemanas (gasolec) yang dilengkapi dengan

tabung gas, lalu menutup sekat dengan kelambu. Menjalankan kipas (blower)

dan lampu dengan menggunakan alat berupa instalasi listrik. Sedangkan untuk

pengaturan blower, lampu, dan cooling pad secara otomatis menggunakan alat

yang disebut dengan temptron.

Sebelum chick in (masuknya DOC) semua peralatan dan bahan yang

dibutuhkan sudah dipersiapkan, suhu harus normal sesuai kebutuhan DOC

dengan pemasangan pemanas, pengaturan blower, dan cooling pad.

Menyiapkan air minum melalui nipple dan tempat air minum manual yang

14
diberi vitamin berupa Vita stress sesuai dosis. Menabur pakan pada terpal

dengan tujuan agar DOC dapat membedakan antara pakan dan sekam.

2. Pemeliharaan broiler

Pemeliharaan yang dilakukan dimulai dari chick in. Tahap pertama

yang dilakuan yaitu sebagian DOC ditimbang untuk diketahui bobot awalnya

kemudian DOC dilatih untuk minum menggunakan nipple dan membedakan

mana pakan yang mana sekam. Setelah 8 jam dari proses chick in, terpal yang

digunakan untuk tempat pakan mulai dilepas dan diganti dengan nampan.

Pemberian pakan dilakukan secara teratur pada pagi, siang, sore, dan malam

hari. Pemberian pakan berupa BR 0 fine crumble untuk umur 0-10 hari, BR 1

crumble untuk umur 8-21 hari dan pellet. Pemberian vitamin dan obat berupa

kumavit, vita stress, aoxitin, ogc, dan cikovit disalurkan melalui air minumnya.

Pembalikan sekam dan sanitasi dimulai ketika broiler sudah berumur 4 hari dan

lilakukan setiap hari, sanitasi sekam menggunakan disinfektan berupa medisep.

Pengukuran kecepatan angin dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari yaitu pada

pagi hari pukul 07.00, siang hari pukul 12.00, malam hari pukul 19.00, dan

malam hari pukul 24.00 WITA. Perhitungan kecepatan angin pada kandang

menggunakan alat yang disebut dengan kestrel.

Pemeliharaan broiler sebanyak 120 ekor dengan menggunakan 10 ekor

setiap unit perlakuan. Penimbangan broiler dimulai saat usia 1 hari, dilakukan

setiap 1 minggu sekali sampai pada usia panen. Adapun parameter yang

diamati adalah Indeks Performance (IP) yang didalamnya meliputi Persentase

ayam hidup, Berat rata-rata, Feed Convertion Ratio (FCR), deplesi dan umur.

15
3. Panen

Memanen broiler pada kandang close house panciro dimulai pada broiler

usia 25 hari. Proses panen dimulai dengan memisahkan broiler sesuai ukuran

dengan cara penyekatan, kemudian menangkap broiler sebanyak 5 ekor lalu

diikat sesuai bobot permintaan bakul. Penimbangan broiler dilakukan dengan

menimbang broiler sebanyak 10 ekor dalam satu kali timbangan, setelah itu

memasukkan data timbangan.

E. Parameter Pengamatan

Indeks Performance (IP) merupakan salah satu ukuran yag digunakan utuk

menilai keberhasilan dari usaha peternakan broiler berdasarkan daya hidupnya,

bobot badan, umur panen dan FCR. Adapun rumus yang untuk menghitung IP

adalah:

1. Tingkat deplesi dihitung dengan rumus sebagai berikut (Umam et al., 2014):

Jumlah Ayam Mati ( ekor )+ Culling(ekor )


Deplesi = ×100 %
Populasi Awal (ekor )

2. Persentase ayam hidup dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Persentase ayam hidup = 100 – Deplesi

3. Bobot Badan dihitung dengan rumus sebagai berikut (Rose, 1997) :

Bobot Timbang ( kg )
Bobot badan =
Jumlah ayam ( ekor )

4. Komsumsi pakan (gram/ekor)

Komsumsi pakan dihitung dari jumlah pakan yang dikonsumsi oleh

broiler selama penelitian. Konsumsi pakan diperoleh dengan cara menghitung

16
selisih antara jumlah pakan yang diberikan kepada broiler dari usia 15 hari sampai

usia panen yaitu 25 hari dengan sisa pakan.

5. Pertambahan Bobot Badan (PBB) dihitung dengan rumus sebagai berikut

(Tilman, et al., 1986):

PBB = Bobot panen (kg/ekor) – Bobot DOC (gram/kg)

6. Feed Convertion Ratio/FCR dihitung secara matematis dengan rumus sebagai

berikut (Edjeng dan Kartasudjana, 2006):

Jumlah komsumsi pakan ( kg )


FCR =
Pertambahan bobot badan ayam ( ekor )

5. Rata – rata umur panen secara matematis dihitung dengan rumus sebagai

berikut (Ahmad, S. 2006):

Jumlah ayam panen ( ekor ) ×Umur panen ( hari )


Umur =
Total ayam panen ( ekor )

6. Index Performance (IP) atau Angka indeks performa ayam Broiler dihitung

dengan rumus (Fadilah et al., 2007):

Persentase ayam hidup × Bobot rata−rata(kg)


IP = ×100
Rata−rata umur panen ( hari ) × Konvesi pakan

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis ragam berdasarkan rancangan acak lengkap

(RAL) dengan 3 jenis perlakuan dalam 4 kali ulangan. Analisis tersebut

didasarkan pada model matematika rancangan yang digunakan sebagai berikut:

Yij = µ + Ai + єij

Yijk = Variabel respon pengamatan

µ = Nilai rata₋rata hasil pengamatan

17
Ai = Pengaruh perlakuan ke₋і

єij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke₋і dan ulangan ke₋j

Dimana : i = Perlakuan (1, 2, 3)

j = Ulangan (1, 2, 3,4)

18
DAFTAR PUSTAKA

Achmanu dan Muharlien. 2011. Ilmu Ternak Unggas. UB Press. Malang.

Ahmad, S. 2006. Strategi Kemitraan dalam Saluran Distribusi untuk


Meningkatkan Kinerja Bisnis. Program Studi Magister Manajemen
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Alam S. 2018. Terampil Mengoperasikan Broiler Closed House. Infovet


Majalah Peternakan dan Kesehatan. www.majalahinfovet.com.

Andisuro, R. 2011. Tingkah laku ayam broiler di kandang tertutup dengan suhu
dan warna cahaya berbeda. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Anonim. 2007. Panduan Membuat Closed House. Redaksi Majalah Poultry


Indonesia, September 2007. Jakarta.

Aryanti, F. M. B. Aji, dan N. Budiono.2010. Pengaruh pemberian air gula merah


terhadap performans ayam kampung pedaging. Jurnal Sains
Veteriner, ISSN: 0126 - 0421.

BPS SUSENAS. (2017/01/20). Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan.


Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian
Pertanian. Retrieved from http://ditjenpkh.go.id.

Cengel, Yunus A dan Turner, Robert H. 2001. Fundamentals of thermal-fluid


sciences. McGraw-Hill. Amerika Serikat

Daud M. 2005. Peforman Ayam Pedaging Yang Diberi Probiotik dan Prebiotik
Dalam Ransum. Jurnal Ilmu Ternak 5(2): 75-79.

Edjeng, S. dan Kartasudjana, R. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Fadillah. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Cetakan


Ke-1. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Fadilah R, Polana A, Alam S, Parwanto E. 2007. Sukses Berternak Ayam


Broiler. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Fadillah dan Roni. 2006. Panduan Mengelola Peternakan ayam broiler komersial.
Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

19
Gordon, S. H. Dan D. R. Charles. 2002. Niche and organic chicken products:
Their Technology and Scientific Principles. Nottingham University Press.
Definitons: lll-X, UK.

Hartono, A. H. S. 2001. Beternak Ayam Pedaging. CV. Gunung Mas, Pekalongan.

Harumdewi, 2018. Pengaruh pemberian pakan protein mikropartikel dan


probiotik terhadap kecernaan lemak dan perlemakan daging pada ayam
broiler. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(3), 258-264.

Hulzebosch J. 2004. Housing Poultry. International Course on Poultry


Husbandry. PTC+ Barneveld, the Netherlands.

Kartikasari, Evi Dwi, Agung Hermantoro, dan Annita Mahmudah. 2019. Good
Corporate Governance, Devidend, Leverage, and Firm Value. International
Research Journal of Business Studies, Vol.12 No.3.
Loen. (2017/08/22). Kelebihan Ayam Broiler dan Kekurangan Beternak Ayam
Broiler atau Ayam Pedaging. Retrieved from
http://www.habaloen.com/2017/03/keleb ihan-ayam-broiler-dan-
kekurangan.html.

Medion. 2010. Berhasil atau Tidakkah Pemeliharaan Broiler Anda. Available


at https://info.medion.co.id/index.php/artikel-broiler/artikel-tata-
laksana/278-berhasil-atasu-atau-tidakkah-pemeliharaan-broiler-and.
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2018.

Murwani, R. 2010. Broiler Modern. Edisi ke-1. CV Widya Karya, Semarang.


Cobb- Vantress. 2018. Cobb Broiler Management Guide 2018. Cobb-
Vantress, Siloam Springs, AR. Colchester, United Kingdom.

Prambudi. 2007. Broiler cobb. http//Articleblogspot.com. Diakses 2 Januari 2020,


13:10 WIB.

Pramudyati, Y.S. 2009. Petunjuk Teknis Beternak Ayam Buras. Balai


Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan. Sumatera
Selatan. Hal: 5-12.

Prihandanu, R., A. Trisanto dan Y. Yuniati. 2015. Model sistem kandang ayam
closed house otomatis menggunakan Omron sysmac CPM1A 20-CDRA-
V1. Jurnal rekayasa dan teknologi elektro 9 (1). Fakultas Teknik,
Universitas Lampung.

Puspani,E., Nuriyasa, IM., Wibawa A.A.P Putra. 2008. Pengaruh Tipe Lantai
Kandang dan Kepadatan Ternak Terhadap Tabiat Makan Ayam Pedaging
Umur 2-6 Minggu. Majalah Ilmiah Peternakan. Volume 11 No.1: 7-11.

20
Rasyaf. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Edisi ke-1. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Rose, S. P. 1997. Principle of Poultry Science. CAB International, New York.

Santoso, H dan Titik Sudaryani. (2009). Pembesaran Ayam Pedaging Hari per
Hari di Kandang Panggung Terbuka. Jakarta : Penebar Swadaya.

Saputra, W. N. E. & Adiputra, S. (2015). Teori Dasar Konseling. Lampung


Aura Publishing.

Simmons, JD. 2003. Pengaruh Kepadatan dan Kecepatan Angin dalam


Kandang terhadap Indek Ketidaknyamanan Kandang dan Penapilan Ayam
Pedaging di Daerah Dataran Rendah. Majalah Ilmiah Fapet, Unud Vol (6)
No. (2), Denpasar, Bali.

Suprijatna, E., A. Umitati dan R. K. Sudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. K. Sudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Cetakan ke-2. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tamalludin, Ferry. 2012. Ayam Broiler 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Tillman , A.D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo dan S.


Lebdosoekojo. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fak Peternakan. Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
Trobos, 2018.http://troboslivestock.com/detail-berita/2015/10/19/55/6583/bahaya-
campurkan-konsentrat-ayam-pada-pakan-sapi (diakses 20 November
2020)

Uman,K.M., H.Setyoprayogi dan V. M Ani Nurgiartiningsih. 2014.


Penampilan Produksi Ayam Pedaging Yang di Pelihara Pada Sistem
Lantai Kandang Panggung dan Kandang Bertingkat. Fak Peternakan.
Universitas Brawijaya Press, Malang.

Wurlina dan D.K. Weles. 2012. Teknologi Kandang Tertutup (Closed House)
terhadap Berat Badan, Mortalitas dan Waktu Panen Ayam Pedaging.
Surabaya. Jurnal Peternakan, 5 (3) : 215-218.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai