Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian asuhan kebidanan pada masa nifas yang telah
dilakukan pada Ny.S dari pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
diagnosis Ny.S umur 39 tahun P6A0 post partum 6 jam dengan PEB.
Penatalaksanaan asuhan sudah sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada
masa nifas yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberikan terapi
sesuai dengan advis dokter SPOG menganjurkan ibu makanan tinggi protein
dan mengurangi makanan yang mengandung garam dan lemak, menganjurkan
istirahat yang cukup, mengajarkan teknik menyusui yang benar.
Terkait asuhan yang dilakukan pada Ny.S, penulis tertarik untuk
membahas dua topik masalah yaitu post partum 6 jam dengan PEB dan
kekhawatiran ibu terhadap nyeri luka jahitan operasi.

B. Urutan Prioritas Masalah


Dari ke dua topik asuhan yang telah ditentukan, penulis melakukan
analisis urgensi masalah dengan menggunakan metode USG yakni:
1. Urgency (dilihat dari ketersediaan waktu, mendesak atau tidaknya
masalah tersebut diselesaikan).
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah).
3. Growth (tingkat perkembangan masalah).
Berdasarkan penilaian dengan menggunakan skala likert yakni poin 1
(sangat kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), dan 5 (sangat besar)
ditemukan hasil penilaian sebagai berikut.
U S G
Masalah Total
(Urgency) (Seriousness) (Growth)
Post partum dengan
5 4 4 13
PEB
Kekhawatiran ibu
terhadap nyeri luka 4 4 3 11
jahitan operasi

57
C. Analisis Penyebab Masalah
1. Post Partum dengan PEB
Pre eklampsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan,
terjadi setelah minggu ke-20 gestasia, ditandai dengan hipertensi dan
proteinuria, edema juga terjadi (WHO, 2012).
Pre eklampsia Berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
proteinuria > 5gr/24 jam (Saifuddin A, 2012).
Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan:
pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan
akhirnya proteinuria. Pada pre - eklampsia ringan tidak ditemukan
gejala-gejala subyektif. Pada pre-eklampsia berat didapatkan sakit kepala
di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah
epigastrium, mual atau muntah-muntah (Wiknjosastro,2007).
Pada segi urgency post partum dengan PEB mendapat poin 5
dikarenakan akan menimbulkan risiko terjadinya eklampsia. Pada segi
seriousness dan growth mendapat poin 4. Menurut analisis dan
pengkajian masalah dengan metode fishbone, ditemukan beberapa akar
permasalahan diantaranya:

58
Methods Man

Prosedur penatalaksanaan
Pengetahuan
dan kesadaran
ibu mengenai
pentingnya
pemeriksaan
kehamilan
Post Partum
dengan PEB

Pengaruh
tenakes,
Fasilitas kesehatan, dukungan
sumber informasi keluarga

Material Environment

2. Kekhawatiran ibu terhadap nyeri luka jahitan


Wanita yang telah selesai melahirkan dengan luka robekan
perineum maupun luka sayatan operasi maka akan dilakukan penjahitan
luka menggunakan bius yang bersifat sementara untuk mengurangi rasa
sakit saat dilakukan hecting. Setelah efek dari obat sudah habis maka ibu
akan merasakan nyeri pada area luka yang sudah di jahit. Nyeri inilah
yang membuat ibu merasa tidak nyaman dan khawatir.
Hal-hal yang bisa membantu untuk mempercepat penyembuhan
luka, diantaranya :
a) Cukup istirahat, mintalah bantuan untuk menjaga bayi apabila
merasa lelah.
b) Menjaga kebersihan area luka dengan cara sering ganti pembalut,
cebok dengan benar dan menjaga agar area luka tetap kering tidak
lembab.
c) Makan makanan bergizi. Tubuh memerlukan protein agar sel-sel
dapat beregenerasi untuk penyembuhan luka, sehingga tetaplah

59
konsumsi makanan tersebut secara seimbang. Makanan yang kadar
lemak yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keringat berlebih dan
membuat luka menjadi basah akibat keringat.
d) Minum cukup air putih dan konsumsi serat untuk menghindari susah
BAB.
e) Mobilisasi dapat mempercepat penyembuhan luka karena dengan
melakukan aktifitas dengan benar seperti duduk dengan posisi yang
rapat dapat memeprcepat penyembuhan luka robekan karena antara
luka robekan satu dengan yang satunya menyatu dengan benar .
Pada pengkajian data subjektif didapatkan masalah yaitu Ny.T
merasa khawatir terhadap nyeri luka jahitan. Menurut Sogo Paulinus
dalam Umi Salamah (2013), secara subjektif penderita kecemasan selalu
mengeluh adanya gelisah, tangan selalu dikepal atau digosokkan, jalan
mondar-mandir. Kecemasan dapat menyebabkan fungsi tidur penderita
terganggu, sukar konsentrasi, hilangnya daya ingat, tiadanya minat
terhadap lingkungan, tiada kegembiraan, mudah marah dan tidur.
Pada segi urgency kekhawatiran ibu terhadap nyeri luka bekas
operasi mendapat poin 4 dikarenakan akan menimbulkan gelisah yang
berlebihan. Pada segi seriousness mendapat poin 4 dan growth mendapat
poin 3. Menurut analisis dan pengkajian masalah dengan metode
fishbone, ditemukan beberapa akar permasalahan diantaranya:

60
Methods Man
Gagalnya saraf otak
mengontrol emosi dan takut,
metode pemberian informasi
Pengalaman,
pendidikan yang
rendah,
pengetahuan
yang salah
Kekhawatiran
ibu terhadap
nyeri luka
jahitan

Dukungan
Minimnya sumber Tenakes, teman
informasi, media kurang sebaya keluarga,
lingkungan
Material Environment

Ketakutan dan kecemasan merupakan masalah yang


membutuhkan pengkajian yang lebih jauh dan perlu suatu perencanaan
untuk mengatasinya. Kebutuhan yang mungkin diperlukan pada kasus
ini yaitu memberikan informasi tentang keadaan yang dialami ibu dan
motivasi ibu untuk tidak terlalu cemas dengan keadaannya (Varney,
2012). Bidan perlu memberikan dukungan fisik, psiko, sosial, dan
spiritual kepada pasien dan keluarga.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


1. Post Partum dengan PEB
Dari kerangka fishbone di atas, ditemukan salah satu akar
permasalahan ialah prosedur penatalaksanaan. Oleh karena itu, alternatif
pemecahan masalahnya adalah berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk
pemberian terapi. Selain itu, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan
pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu nifas.

61
Pemberian MgSO4 pada ibu post partum dengan PEB harus
memenuhi syarat yaitu reflek patella (+), frekuesnsi pernapasan >16
x/menit, tidak ada tanda distress nafas, pengeluaran urin minimal 100 cc/
4 jam, harus tersedia antidotum MgSO4 bila terjadi intoksikasi yaitu
kalsium glukonas 10% = 1 gram (10% dalam 10 cc)diberikan intravena 3
menit.
Pada ibu post partum dengan PEB yang diberikan MgSO4 akan
mengalami gangguan kontraksi uterus yang menyebabkan TFU tidak
sesuai serta berakibat terjadi perdarahan karena kotraksi uterus melemah.
Hal ini disebabkan karena MgSO4 menghambat atau menurunkan kadar
asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat transisi
neuromuscular dan akan menggeser kalsium, sehingga aliran rangsangan
tidak terjadi (terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion
magnesium. Sehingga bidan maupun petugas kehatan harus mampu
memberikan penanganan atau antisipasi dari penggunaan MgSO4.
Berdasarkan hasil data objektif di dapatkan kontraksi uterus baik
TFU 1 jari bawah pusat. Halini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Moh. Wildan (2013) tentang Hubungan Pemberian MgSO 4 pada ibu
PEB terhadap kontraksi uterus di RSD Kalisat Jember Tahun 2013 yang
menyatakan bahwa MgSO4 dapat mempengaruhi kontraksi uterus.

2. Kekhawatiran ibu
Dari kerangka fishbone di atas, ditemukan salah satu akar
permasalahan ialah minimnya sumber informasi tentang efek luka jahitan
operasi yaitu timbulnya nyeri. Oleh karena itu, alternatif pemecahan
masalahnya yaitu memberikan informasi tentang keadaan yang dialami
ibu dan motivasi ibu untuk tidak terlalu cemas atau khawatir dengan
keadaannya. Karena kecemasan/ kekhawatiran akan membuat ibu
semakin nyeri. Ibu dianjurkan untuk lebih rileks dengan mengatur nafas
saat nyeri timbul. Memberitahu suami dan keluarga agar memberikan
dukungan kepada ibu dalam merawat bayi maupun menghadapimasa
nifas ini.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Laporan Asuhan Kebidanan Nifas Patologis pada
Ny.S umur 39 tahun P6A0 Postpartum 6 jam dengan PEB di Ruang Nifas
RSUD Ibu Fatmawati Soekarno Kota Surakarta dengan menggunakan
managemen kebidanan SOAP adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan data subjektif Ny.S telah melahirkan bayinya pada tanggal
19 April 2023 pukul 05.00 WIB ibu mengeluh nyeri luka jahitan bekas
operasi dan khawatir dengan tekanan darahnya yang tinggi.
2. Berdasarkan data objektif serta yang telah dilakukan tekanan darah 150/90
mmHg, kaki oedema, hasil laboratorium protein urin +1.
3. Dilakukan analisa sesuai dengan data subjektif dan data objektif yang
telah didapat sehingga didapatkan diagnosa Ny.S usia 39 tahun P6A0
postpartum 6 jam dengan pre eklamsi berat.
4. Dari analisa data tersebut dapat dilakukan penatalaksanaan asuhan
kebidananpada ibu nifas yang sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan
Ny.S dengan melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk
pemberian terapi dan tindakan.

B. Saran
1. Bagi Penulis
Untuk lebih menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta
mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara
langsung pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis
didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.

63
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan
pada asuhan kebidanan ibu nifas dengan PEB.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Agar Klien lebih mengetahui dan memahami asuhan yang
diberikan pada ibu nifas dengan PEB
4. Bagi Lahan Praktik
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan.
5. Bagi Masyarakat
Agar menambah informasi kepada masyarakat tentang asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan PEB.

64
EBM PEMBERIAN MGSO4 PADA PREEKLAMSI

1. ASK: Merumuskan Pertanyaan Klinis (PICO / PICOT)


Pasien Bagaimana menangani preeklamsi berat pada Ibu post partum?
1. Pemberian MgSO4 selama 12 jam
2. Jika belum terjadi perubahan MgSO4 dilanjutkan
sampai 24 jam.
Intervensi Apakah intervensi untuk menangani preeklamsi berat pada
Ibu post partum?
1. Pemberian MgSO4
Comparison Alternatif intervensi lain yang bisa digunakan untuk
menangani preeklamsi berat pada Ibu post partum:
• Pemberian nifedipin
Outcome Apakah efek/dampak yang perlu di evaluasi:
• Tekanan darah ? Berkurang
• Protein urin ? Berkurang

2. AQUIRE: CARI BUKTI UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN


a) MgSO4:
“Hubungan Pemberian MgSO4 Pada Ibu dengan Preeklamsi Berat
Terhadap Kontraksi Uterus Di RSD Kalisat Kabupaten Jember
Tahun 2013” by Moh. Wilan, Yuniasih Purwaningrum, Susilawati

3. APPRAISE: TELAAH KRITIS ARTIKEL ILMIAH (VIA):


a) Validity (apakah temuan benar?) benar, dibuktikan dengan hasil
penelitian berdasarkan analisa data yang telah dilakukan peneliti
didapatkan hasil uji koefisien kontingensi diperoleh hasil 0,61
artinya 61% penyebab kelainan kontraksi uterus dipengaruhioleh
pemberian MgSO4 dan 39% adalah faktor yang lain pada ibu
preeklamsi berat. Yang berarti bahwa ada hubungan cukup berarti
antara pemberian MgSO4 pada ibu preeklamsi berat terhadap
kontraksi uterus.
b) Importance (apakah temuan penting (signifikansi statistik dan
signifikansi klinis?) Penting, karena pada hasil penelitian dalam
jurnal semua intervensinya menunjukan hasil yang berarti bahwa
ada hubungan cukup berarti antara pemberian MgSO4 pada ibu
preeklamsi berat terhadap kontraksi uterus.
c) Applicability (apakah temuan bisa diterapkan pada pasien saya?)
Bisa, karena :
- Pemberian MgSO4 termasuk dalam penatalaksanaan untuk
manajemen penanganan pasien dengan preeklamsi berat di
rumah sakit tempat saya melakukan pengambilan dan
pengkajian data pasien.

Telaah artikel yang didapatkan dengan menjawab pertanyaan di


bawah ini:
1. Why was the study done?
a) Siapa populasi penelitain di artikel tersebut?
Jawab: Ibu post partum dengan preeklamsi berat
b) Apa intervensinya?
Jawab:
- Pemberian MgSO4 selama 12-24 jam.
c) Apa hasilnya?
Jawab:
- Pemberian MgSO4 dilakukan sebagai antikonvulsan untuk
mencegah terjadinya kejang pada ibu dengan preeklamsi
berat.

2. What type of study was done?


Apa desain penelitian sesuai dengan pertanyaan yang diajukan di
artikel tersebut?
Jawab:
Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang ada pada saat penelitian
sebanyak 30 responden di ruang bersalin RSD Kalisat Jember
pada bulan April- Mei tahun 2013.

3. What was done to address bias?


a) Apakah subjek dipilih secara acak?
Jawab: menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang ada pada saat penelitian.
b) Apakah subjek, petugas kesehatan, dan staf penelitian ‘blind'
untuk alokasi intervensi?
Jawab: Tidak.
Karena pasien sudah dilakukan pemeriksaan hasilnya terjadi
preeklamsi berat, pasien sudah diberitahu dan data diambil dari
hasil pemeriksaan pasien. Peneliti sudah mengetahui tentang
terapi MgSO4 yang diberikan.
c) Apakah semua subjek dicatat dengan benar pada
kesimpulannya? Carilah tabel follow up dan apakah subjek
dianalisis dalam kelompok random.
Jawab: Follow up Lengkap,
Melalui penelusuran data responden yang berupa data umum
meliputi data umur, paritas dan protein urin dan data khusus
berupa kejadian ibu inpartu dengan PEB yang diberi MgSO4
dan kelainan kontraksi uterus pada ibu PEB yang diberi
MgSO4.Peneliti melakukan langsung observasi kontraksi uterus
pada ibu dengan PEB yang diberi MgSO4.
d) Apakah kelompok serupa pada awal penelitian?
Jawab: Ya
- Sampel yang diambil adalah ibu dengan preeklamsi berat
yang diberikan terapi MgSO4 di ruang bersalin RSD
Kalisat Jember pada bulan April- Mei tahun 2013.
e) Selain dari intervensi eksperimental, apakah kelompok
diperlakukan sama?
Jawab:
- semua diperlakukan sama.

4. What are the results and are the results valid?


a) Apakah ukuran hasil relevan?
Jawab: Ya
- Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan peneliti
didapatkan hasil uji koefisien kontingensi diperoleh hasil
0,61 artinya 61% penyebab kelainan kontraksi uterus
dipengaruhioleh pemberian MgSO4 dan 39% adalah faktor
yang lain pada ibu preeklamsi berat. Yang berarti bahwa
ada hubungan cukup berarti antara pemberian MgSO4
pada ibu preeklamsi berat terhadap kontraksi uterus.
b) Seberapa besar efek pengobatannya?
Jawab:
- Dari hasil penelitian didapatkan jumlah ibu inpartu
dengan preeklamsi berat yang diberi terapi MgSO4 yang
mengalami kelainan kontaksi uterus sebanyak 21
responden (70%).
c) Cari batas keyakinan dan nilai p.
Jawab:
- p value = 0.05 sebesar 5,991 dengan demikian hitung lebih
besar dari tabel maka Ho ditolak Ha diterima, artinya ada
hubungan antara pemberian MgSO4 pada ibu preeklamsi
berat terhadap kontraksi uterus di RSD Kalisat Kabupaten
Jember.

5. What conclusions can you make?


a) Apakah hasilnya dapat digeneralisasikan, dapatkah hasilnya
diterapkan pada pasien saya?
Jawab: Ya
Pemberian MgSO4 termasuk dalam penatalaksanaan untuk
manajemen penanganan pasien dengan preeklamsi berat di
rumah sakit tempat saya melakukan pengambilan dan
pengkajian data pasien.
b) Apakah hasilnya relevan dengan pasien/protokol/ sistem
kesehatan?
Jawab: Ya
Pada intervensi pemberian MgSO4 seluruhnya tidak
bertentangan dengan sistem kesehatan karena telah melalui
serangkaian proses telah dan uji coba. Selain itu pemberin
MgSO4 sudah menjadi protap pada manajemen penangan
preeklamsi berat.

4. APPLY
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menyesuaikan pasien dengan
artikel ilmiah tersebut diatas:
1 Apakah pasien penelitian serupa dengan populasi yang dipilih? apakah
hasilnya berlaku untuk pasien saya? Serupa, karena ibu post partum
dengan preeklamsi berat.
2 Apakah penting mempertimbangkan hasil secara klinis dan apakah
hasilnya secara klinis penting? Penting, karena hasil secara klinis
artinya hasil yang diawali oleh serangkaian kegiatan pra klinik, hal ini
dilakukan untuk menguji efektifitas dan keamanan intervensi yang
dilakukan.
3 Apakah manfaat perawatan yang memungkinkan sebanding dengan
potensi bahaya dan biaya? Sebanding, karena intervensi metode
farmakologi sehingga efek yang ditimbulkan dapat diminimalisir.
4 Apakah praktik ini dapat diimplementasikan dalam seting layanan
kesehatan ini? Bisa, karena bahan dan metode ini mudah dijumpai
dimana saja dan menyeluruh disetiap layanan kesehatan dan sudah
menjadi protap dari penanganan manajemen preeklamsi berat.
5 Apa value/nilai dan pilihan pasien saya? Pasien diberikan intervensi
sesuai dengan nilai keinginan atau kesukaan terhadap pilihan atau
metode intervensi yang diberikan.
6 Bagaimana saya bisa membantu pasien saya membuat keputusan?
Pertama saya menanyakan dahulu keluhan pasien untuk mengetahui
kebutuhan apa yang sedang dicari, kemudian saya menjelaskan
beberapa pilihan intervensi yang telah saya telaah dengan jurnal,
kemudian memberikan kesempatan pasien untuk memilih intervensi
sesuai kebutuhan dan kenyamanan.

5. AUDIT/EVALUATE DIRI TERHADAP PENERAPAN EBM


Menjawab pertanyaan seperti berikut:
1. Apakah saya menanyakan pertanyaan yang bisa diformulasikan
dengan baik? Iya, karena melalui proses berpikir EBM saya dapat
merumuskan pertanyaan sesuai kebutuhan.
2. Apakah saya menjadi lebih efisien dalam mencari bukti terbaik? Iya,
karena dengan proses mencari bukti terbaik, saya mengalami proses
berfikir analisis terhadap suatu hal.
3. Apakah saya secara kritis menilai bukti keabsahan dan kegunaannya?
Melalui telaah PICO lebih mudah untuk melakukan telaah jurnal yang
efektif.
4. Apakah saya mengintegrasikan penilaian kritis ke dalam praktik saya?
Baru sebatas teori, saya akan coba aplikasikan ketika sedang praktik
klinik,
5. Apakah yang telah saya pelajari telah diterjemahkan ke dalam praktik
klinis yang lebih baik? Baru terdapat perubahan pola pikir yang
sedikit lebih kritis, untuk praktik klinis saya blm mempraktikkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Bahiyatun.(2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Cooper, Fraser. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.

Dorland, W.A. Newman, 2002, KamusKedokteran Dorland,


alihbahasaHuriwatiHartanto, dkk., edisi 29, ECG, Jakarta

Fauziyah Y. 2012. Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanan Dan


Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Hani Ummi, Kusbandiah, Jiarti, Marjati dan Yulifah, Rita (2014). Asuhan
Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat AA, Musrifatul U (2008). Aplikasi Praktikum Keterampilan Dasar


Praktik Klinik: Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan. Yogyakarta:
Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2013.Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS.


Jakarta:BalitbangKemenkes RI

Mochtar, Rustam. (2008).Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial,


jilid2.Jakarta: EGC.

Manuaba, I.B.G. 2013.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S.(2013).Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Rochjati P (2011). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil (Edisi 2). Surabaya:
Airlangga University Press.

Rowe, R.C. et Al. (2009).Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6thEd,


ThePharmaceutical Press, London

Saifuddin A (2010).Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: YBP-SP.
Sulistyawati A(2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Yogyakarta:
Andi.

Varney,H(2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi4. Jakarta;EGC

WHO (2011). Global Database on Body Mass Indeks. www.who.int.

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo; 2009

Anda mungkin juga menyukai