KTI Kelompok 6 12 MIPA 3 Asliii
KTI Kelompok 6 12 MIPA 3 Asliii
Oleh:
XII MIPA 3
SMA NEGERI 1 PURI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing 1 Pemimbing 2
hari :
tanggal :
tempat :
Penguji 1 Penguji 2
Mengetahui,
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
ABSTRAK................................................................................................................................
BAB I........................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................................
KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................
BAB IV....................................................................................................................................
4
BAB V.....................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan. Karya Tulis Ilmiah berjudul “Pengaruh Jenis Pembungkus
Alumunium Foil, Daun Jati, dan Kotak Makan Plastik Pada Proses Inkubasi
Terhadap Kualitas Tape Singkong” disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan tugas akhir sekolah.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis dibimbing dan
dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan di masa mendatang.
Tim Penulis
6
ABSTRAK
Dewangga Syahputra, Nabila Widiya, Naila Shafa, Nathania Putri, Rayhan Hafizh
Tape merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari proses fermentasi
selama masa inkubasi, dalam proses produksinya terjadi perombakan bahan-
bahan yang dihasilkan. Fermentasi tape singkong dibagi menjadi dua tahap
yaitu, perubahan pati menjadi gula sederhana oleh enzim amilase, lalu
dilanjutkan dengan perubahan gula menjadi alkohol oleh khamir. Dalam proses
pembuatannya, memerlukan pembungkus selama proses inkubasi. Tape yang
berkualitas memiliki tekstur lunak, aroma menyengat, dan rasa manis. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pembungkus terhadap kualitas
tape. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dan subjek penelitian
yakni singkong. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jenis
pembungkus yang digunakan dalam membungkus tape singkong dapat
memengaruhi kualitas tape singkong dimana jenis pembungkus daun jati
menghasilkan kualitas tape yang sangat baik, kemudian pembungkus aluminium
foil menghasilkan kualitas tape yang baik, dan terakhir pembungkus kotak makan
plastik menghasilkan kualitas tape yang kurang baik.
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Makan Plastik Pada Proses Inkubasi Terhadap Kualitas Tape Singkong” penting
untuk dilakukan.
9
1. Tape singkong adalah salah satu pangan hasil fermentasi yang memiliki rasa
manis, sedikit asam, sedikit mengandung alkohol dan berair.
2. Inkubasi adalah proses menjaga dan merawat sesuatu hal dalam kondisi
tertentu dengan tujuan agar sesuatu hal tersebut bisa berkembang dan
menghasilkan dengan baik sesuai harapan. Kata “inkubasi” berasal dari bahasa
Latin, yaitu Incubare yang artinya mengembangkan atau menghasilkan.
3. Pembungkus adalah alat untuk membungkus. Arti lainnya dari pembungkus
adalah barang yang dipakai untuk membalut.
4. Kualitas adalah tingkat baik atau buruknya, mutu, taraf atau derajat sesuatu.
Dalam hal ini, kata “sesuatu” dapat mewakili banyak hal, baik itu sebuah barang,
jasa, keadaan, maupun hal lainnya.
Berdasarkan penjabaran di atas penulis ingin memfokuskan tentang
pengaruh jenis pembungkus pada saat proses inkubasi tape singkong terhadap
kualitas tape. Perbedaan pengaruh pembungkus dari segi kualitas tekstur, aroma,
dan rasa terhadap tape singkong. Maka peneliti memutuskan untuk menuangkan
analisis terhadap pengaruh pembungkus dalam karya tulis ilmiah dengan judul
“Pengaruh Jenis Pembungkus Alumunium Foil, Daun Jati, dan Kotak Makan Plastik
Pada Proses Inkubasi Terhadap Kualitas Tape Singkong”.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
11
2.1.2 Aluminium Foil
Kemasan Aluminium Foil atau kemasan alufoil adalah kemasan yang
diproduksi dengan menggunakan bahan dasar aluminium foil atau alufoil. Aluminium
foil memiliki ketebalan rata-rata sekitar 0,2 mm. Karena sangat tipis, aluminium foil
mudah dilipat dan digulung, sehingga sering digunakan sebagai pembungkus
makanan. Pada umumnya kemasan ini digunakan untuk produk-produk yang perlu
terlindung dari cahaya matahari dan produk bubuk yang mudah menggumpal.
Berikut beberapa kelebihan kelebihannya kemasan aluminium foil:
a) Memiliki daya simpan tinggi,
b) berbahan kuat dan tidak mudah sobek,
c) tahan terhadap proses pemanasan sterilisasi,
d) resisten terhadap penetrasi lemak, minyak atau komponen makanan lainnya,
e) tahan terhadap sinar matahari atau UV,
f) tahan terhadap kelembapan udara.
Selain mampu membuat produk menjadi menarik, mengemas dengan
kemasan aluminium foil juga mampu menjaga cita rasa dan kesegaran dari suatu
produk, karena mampu melindungi produk dari kelembaban udara, sinar matahari,
dan bakteri.
12
c) Makanan yang tidak habis dapat disimpan kembali di kulkas dengan praktis
Dengan menggunakan wadah penyimpan, makanan ataupun minuman yang
tidak habis dikonsumsi dapat segera disimpan di kulkas tanpa harus
memindahkannya ke plastik ataupun kotak lainnya.
d) Sebagian besar wadah penyimpan sudah microwave-proof
Produk-produk wadah penyimpan yang ada di pasaran sekarang mayoritas
sudah bisa digunakan untuk pemanasan langsung di dalam microwave.
e) Wadah penyimpan menjaga agar aroma makanan tidak keluar
Beberapa jenis makanan memiliki aroma yang cukup kuat, bahkan tidak
disukai oleh sebagian orang sehingga untuk menyimpannya diperlukan wadah
dengan penutup yang rapat. Wadah penyimpan makanan merupakan pilihan
yang tepat untuk menyimpan jenis makanan tersebut.
f) Wadah bisa digunakan untuk menyimpan bahan pangan tertentu di kulkas
Wadah penyimpan makanan sangat tepat jika digunakan untuk menyimpan
bahan pangan tertentu, seperti buah yang telah dipotong-potong, daging, ikan
dan produk-produk berbahan susu (dairy) di dalam kulkas agar tetap segar dan
awet untuk jangka waktu agak lama.
g) Penggunaan wadah penyimpan lebih ramah lingkungan dibanding plastik
pembungkus
Wadah penyimpan makanan dan minuman yang bisa dicuci dan digunakan
berkali-kali jelas lebih ramah lingkungan dibanding menggunakan plastik
pembungkus sekali pakai yang langsung dibuang.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
14
tape singkong yang dihasilkan. Metode ini juga digunakan untuk menguji beberapa
hipotesis atas permasalahan.
Untuk mengetahui pengaruh jenis pembungkus pada saat proses inkubasi
terhadap kualitas tape singkong yang dihasilkan. Maka dilakukannya percobaan atau
eksperimen untuk mendapatka data yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan dari
percobaan kemudian dianalisis untuk menarik kesimpulan penelitian.
a. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah tape singkong. Sedangkan yang dijadikan
sebagai objek penelitian ini adalah pengaruh jenis pembungkus pada saat proses
inkubasi terhadap kualitas tape singkong.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilakukannya penelitian untuk
memperoleh data yang diperlukan, dengan cara melakukan eksperimen atau
percobaan. Eksperimen ini dilakukan di rumah anggota peneliti yaitu Naila Shafa
Qurottha, Griya Permata Meri, blok A3, No. 40, kec. Kranggan, Kota Mojokerto.
Eksperimen ini dilakukan pada tanggal 18 Maret 2023, pukul 08.00 WIB.
c. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan
dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut.
Dalam hal ini penulis menggunakan:
1) Data Primer
Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, dari
individu seperti hasil wawancara yang dilakukan penulis, yakni penulis
melakukan sendiri observasi melalui penelitian secara langsung. Dari observasi
tersebut, penulis mendapatkan data berupa informasi mengenai pengaruh jenis
kemasan dan kualitas tape singkong.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen maupun informasi, dalam penelitian ini adalah jurnal, makalah,
website dan sumber informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah
penelitian sebagai penunjang penelitian. Dalam hal ini, penulis memperoleh
data mengenai manfaat dan pengaruh menggunakan jenis pembungkus yang
berbeda pada saat proses inkubasi tape singkong.
15
Domain yang dimaksud dalam teknik analisis data taksonomi ini biasa dikenal
sebagai variabel.
Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu percobaan dan
memiliki nilai yang dapat diubah. Ada tiga macam variabel sebagai berikut.
16
BAB IV
Pada dasarnya fermentasi yang terjadi pada tape singkong terjadi selama 2-3 hari.
Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan
supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempuma. Selama proses
fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada singkong
harus tertutup. rapat. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alkohol yang
dihasilkan.
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena
masih menggunakan cara-cara yang terbatas. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi
akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk
pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah
glukosa menjadi alkohol.
Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim
yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh
karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula
sebelumnya.
Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi
Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses
pemecahan enzim tersebut.
Fermentasi alkohol menggunakan bahan baku berupa asam piruvat dari hasil
glikolisis yang akan menghasilkan etanol, CO2, dan ATP. Fermentasi alkohol disebut juga
peragian alkohol atau alkoholisasi. Fermentasi ini terjadi pada khamir atau yeast
(Saccharomyces sp.).
Persamaan reaksi dari fermentasi alcohol sebagai berikut:
17
dalam pembuatan produk fermentasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari proses
tersebut adalah tape.
Kualitas tape singkong yang baik memiliki tekstur yang lunak, hal ini dikarenakan
proses fermentasi oleh ragi dan bakteri selama pembuatan. Proses ini menghasilkan asam
laktat dan enzim yang memecah pati menjadi gula sederhana. Hasil fermentasi ini membuat
tape menjadi lebih lunak.
Lalu, aroma yang baik pada tape singkong memiliki aroma menyengat, hal ini
dikarenakan hasil reaksi fermentasi oleh mikroorganisme, terutama ragi dan bakteri. Selama
proses fermentasi, mikroorganisme tersebut mengubah komponen bahan pangan, seperti
pati, menjadi senyawa yang memberikan aroma unik. Aroma yang kuat dan khas pada tape
disebabkan oleh senyawa-senyawa volatil yang dihasilkan selama proses fermentasi
tersebut.
Kemudian, rasa yang baik pada tape singkong memiliki rasa yang manis, hal ini
karena hasil pemecahan pati menjadi gula sederhana selama proses fermentasi oleh ragi
dan bakteri. Mikroorganisme ini mengubah pati yang terdapat dalam bahan baku, seperti
singkong atau ketan, menjadi gula, terutama glukosa. Akibatnya, tape memiliki kandungan
gula yang lebih tinggi dan rasa manis yang muncul sebagai efek dari proses fermentasi
tersebut. Proses fermentasi pada tape melibatkan aksi enzim dan mikroorganisme seperti
ragi yang mengonversi pati menjadi gula sederhana, terutama glukosa. Glukosa memiliki
sifat manis alami, dan semakin banyak glukosa yang dihasilkan selama fermentasi, semakin
manis juga rasa tape tersebut. Oleh karena itu, rasa manis pada tape berasal dari
transformasi pati menjadi gula selama proses fermentasi mikroorganisme.
Setelah melakukan penelitian didaptkan hasil dari responden berupa data kualitatif
sebagai berikut.
Alumunium Foil Daun Jati Kotak Makan Plastik
No Nama Usia Tekstu Aroma Rasa Tekstu Aroma Rasa Tekstu Aroma Rasa
Lengkap r Tape Tape Tape r Tape Tape Tape r Tape Tape Tape
1. Farihah 5- Lunak Menyenga Asam Sangat Tidak Mani Sangat Sangat Asam
Zakiyah 11 t Lunak Beraroma s Luak Menyenga
tahu t
n
2. Yusuf 12 - Lunak Sangat Tidak Lunak Sangat Asam Lunak Menyenga Manis
Inursyam 25 Menyenga Beras Menyenga t
tahu t a t
n
3. Owen Cita 12 - Lunak Menyenga Manis Sangat Sangat Asam Lunak Tidak Manis
Karmanto 25 t Lunak Menyenga Beraroma
tahu t
n
4. Abhipraya 12 - Lunak Tidak Tidak Sangat Sangat Asam Keras Menyenga Manis
18
Arga 25 Beraroma Beras Lunak Menyenga t
Kusuma tahu a t
n
5. Muhamma 12 - Terlalu Menyenga Tidak Lunak Menyenga Asam Keras Tidak Manis
d Fatih Al 25 Lunak t Beras t Beraroma
Fathino tahu a
n
6. Palupi 12 - Terlalu Sangat Asam Lunak Menyenga Mani Lunak Menyenga Manis
Triana 25 Lunak Menyenga t s t
Nurulita tahu t
n
7. Tita Rahagi 12 - Terlalu Sangat Asam Keras Tidak Mani Lunak Menyenga Manis
25 Lunak Menyenga Beraroma s t
tahu t
n
8. Claudia 12 - Lunak Sangat Asam Lunak Menyenga Mani Lunak Menyenga Tidak
Elsha 25 Menyenga t s t Beras
Malia tahu t a
Firanda n
9. Ahmad 12 - Lunak Menyenga Asam Keras Menyenga Mani Lunak Menyenga Tidak
Daffa Putra 25 t t s t Beras
Valdana tahu a
n
10 Refitria 12 - Lunak Menyenga Tidak Lunak Menyenga Asam Lunak Menyenga Asam
. Zahra 25 t Beras t t
Ramadhani tahu a
n
11 Salma 12 - Lunak Menyenga Asam Lunak Menyenga Asam Lunak Menyenga Asam
. Nabila 25 t t t
Sifani tahu
n
12 Adinda 12 - Terlalu Sangat Asam Lunak Menyenga Mani Keras Menyenga Asam
. Putri 25 Lunak Menyenga t s t
Candra tahu t
n
13 Alwan 12 - Terlalu Menyenga Asam Keras Menyenga Mani Keras Menyenga Asam
. Milzam 25 Lunak t t s t
Mawarid tahu
n
14 Magoet 12 - Terlalu Menyenga Asam Lunak Sangat Mani Keras Menyenga Asam
. Hiris 25 Lunak t Menyenga s t
Harianto tahu t
n
15 Diajeng 12 - Lunak Tidak Asam Lunak Menyenga Asam Keras Tidak Tidak
. Kartika 25 Beraroma t Beraroma Beras
Septiani tahu a
Putri n
16 Surtiningsi 46 - Lunak Menyenga Asam Keras Menyenga Mani Keras Tidak Tidak
19
. h 65 t t s Beraroma Beras
tahu a
n
17 Yustina 26 - Lunak Tidak Tidak Lunak Menyenga Asam Keras Tidak Manis
. Dian 45 Beraroma Beras t Beraroma
Anugrahita tahu a
n
18 Calista 5- Terlalu Menyenga Asam Lunak Menyenga Mani Keras Tidak Tidak
. Lavenia 11 Lunak t t s Beraroma Beras
Fadila tahu a
n
19 Sukowati 46 - Terlalu Menyenga Manis Sangat Sangat Mani Sangat Menyenga Manis
. 65 Lunak t Lunak Menyenga s Luak t
tahu t
n
20 Yusuf 46 - Terlalu Sangat Asam Lunak Menyenga Mani Keras Tidak Manis
. Fadila 65 Lunak Menyenga t s Beraroma
tahu t
n
Berdasarkan hasil percobaan yang telah peneliti lakukan dapat dilihat bahwa pada:
4.1 Aluminium Foil
Alat dan bahan yang digunakan untuk eksperimen pembuatan tape singkong
menggunkakan pembungkus alumunium foil sebagai berikut.
1) Pisau
2) Sarung tangan plastik
3) Panci kukus
4) Wadah plastik
5) Kain lap
6) Kompor
7) Sendok dan garpu
8) 500 gram singkong
9) 5 gram ragi tape
10) 1 roll alumunium foil
Proses pembuatan tape singkong dengan menggunakan pembungkus
aluminium foil ialah sebagai berikut:
1) Cuci bersih semua peralatan yang akan digunakan, kemudian ditiriskan.
2) Bersihkan singkong yang akan digunakan dari bahan-bahan lain yang
tercampur.
20
3) Cuci singkong dengan air bersih kemudian ditiriskan.
4) Kemudian kukus singkong hingga matang.
5) Singkong yang telah matang diangkat lalu diletakkan dalam wadah plastik
yang telah disediakan.
6) Dinginkan dengan cara dikipas-kipas.
7) Setelah dingin, campurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk hingga
merata.
8) Lalu bungkus singkong yang telah dicampur ragi dengan aluminium foil.
9) Simpan di tempat yang aman selama 2-3 hari.
Pada pembungkus aluminium foil tekstur tape cenderung lunak dan terlalu
lunak tapi tidak terdapat keras sama sekali. Hal ini dikarenakan pada aluminium foil,
panas diperangkap dengan sempurna sehingga hasil dari fermentasi didapatkan
tekstur yang lunak.
Pada dasarnya aluminium foil memiliki konduktivitas termal yang sangat baik,
yang berarti mampu menghantarkan panas dengan cepat dan merata. Hal ini
menjadikan tekstur tape yang dihasilkan menjadi jauh lebih lunak daripada keras
karena konduktivitasnya terhadap termal. Aluminium foil juga memiliki sifat menjaga
suhu makanan atau sebagai insulator, sehingga saat proses inkubasi berlangsung
tape tetap dalam keadaan panas yang merata. Selain itu, aluminium foil juga
membantu menjaga kelembaban yang tepat dalam makanan dan mencegah tekstur
tape terlalu keras.
Aroma tape yang dihasilkan pada pembungkus aluminium foil ini lebih ke
arah menyengat karena udara terperangkap dengan sempurna di dalam
pembungkus ini. Tidak terdapat celah untuk udara menuju keluar, sehingga aroma
yang dihasilkan cenderung lebih menyengat daripada tidak beraroma. Aroma tape
yang dihasilkan juga lebih khas daripada aroma tape lainnya.
Alumunium foil juga dapat membantu makanan terhindar dari kontaminasi
bau dan rasa yang tidak diinginkan dari pengaruh luar saat proses inkubasi. Hal
inilah yang menyebabkan aroma tape terasa menyengat saat proses inkubasi
selesai.
Pada akhir fermentasi menggunakan jenis pembungkus aluminium foil hasil
akhir dari rasa tape yang dihasilkan adalah rasa asam. Ragi yang mengalami proses
inkubasi di dalam alumunium foil berjalan lebih sempurna karena kemampuan
alumunium foil yang mampu merangkap panas.
4.2 Daun Jati
21
Alat dan bahan yang digunakan untuk eksperimen pembuatan tape singkong
menggunkakan pembungkus daun jati sebagai berikut.
1) Pisau
2) Sarung tangan plastik
3) Panci kukus
4) Wadah plastik
5) Kain lap
6) Kompor
7) Sendok dan garpu
8) 500 gram singkong
9) 5 gram ragi tape
10) 1 ikat daun jati
Proses pembuatan tape singkong dengan menggunakan pembungkus daun
jati ialah sebagai berikut:
1) Cuci bersih semua peralatan yang akan digunakan, kemudian ditiriskan.
2) Bersihkan singkong yang akan digunakan dari bahan-bahan lain yang
tercampur.
3) Cuci singkong dengan air bersih kemudian ditiriskan.
4) Kemudian kukus singkong hingga matang.
5) Singkong yang telah matang diangkat lalu diletakkan dalam wadah plastik
yang telah disediakan.
6) Dinginkan dengan cara dikipas-kipas.
7) Setelah dingin, campurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk hingga
merata.
8) Lalu bungkus singkong yang telah dicampur ragi dengan daun jati.
9) Simpan di tempat yang aman selama 2-3 hari.
Pada daun jati tekstur yang dihasilkan memang cenderung lebih lunak dan
lunak, tetapi terdapat juga tekstur yang keras. Hal ini diakibatkan karena daun jati
tidak mampu merangkap panas dengan sempurna dibandingkan aluminium foil.
Tetapi aroma yang dihasilkan pada pembungkus daun jati ini cenderung
memiliki aroma yang khas dan menyengat. Hal ini disebabkan karena daun jati
merupakan pembungkus yang alami. Jika dibandingkan dengan menggunakan
alumunium foil dan kotak makan plastik, maka aroma pada daun jati akan memiliki
ciri khasnya sendiri karena mendapat bantuan dari aroma daun jati tersebut.
Rasa tape yang dihasilkan pada akhir proses fermentasi cenderung lebih
manis walaupun daun jati tidak dapat merangkap panas dengan cukup, tetapi
22
memiliki hasil rasa yang baik. Pada pembungkus ini juga dihasilkan tape yang lebih
sehat karena terhindar dari bahan kimia dan juga pembungkus ini lebih aman untuk
digunakan.
Berdasarkan dari semua kualitas yang dihasilkan oleh daun jati, pembungkus
ini juga cocok untuk digunakan sebagai pengganti pembungkus daun pisang karena
semua kualitas yang dihasilkan cenderung memiliki kesamaan.
4.3 Kotak Makan Plastik
Alat dan bahan yang digunakan untuk eksperimen pembuatan tape singkong
menggunkakan pembungkus daun jati sebagai berikut.
1) Pisau
2) Sarung tangan plastik
3) Panci kukus
4) Wadah plastik
5) Kain lap
6) Kompor
7) Sendok dan garpu
8) 500 gram singkong
9) 5 gram ragi tape
10) 1 ikat daun jati
Proses pembuatan tape singkong dengan menggunakan pembungkus kotak
makan plastik ialah sebagai berikut:
1) Cuci bersih semua peralatan yang akan digunakan, kemudian ditiriskan.
2) Bersihkan singkong yang akan digunakan dari bahan-bahan lain yang
tercampur.
3) Cuci singkong dengan air bersih kemudian ditiriskan.
4) Kemudian kukus singkong hingga matang.
5) Singkong yang telah matang diangkat lalu diletakkan dalam wadah plastik
yang telah disediakan.
6) Dinginkan dengan cara dikipas-kipas.
7) Setelah dingin, campurkan ragi yang telah dihaluskan dan aduk hingga
merata.
8) Lalu masukkan singkong yang telah dicampur ragi ke dalam kotak makan
plastik, kemudian tutup secara rapat.
9) Simpan di tempat yang aman selama 2-3 hari.
23
proses inkubasi sehingga ragi tidak dapat terfermentasi dengan sempurna yang
menyebabkan kualitas yang dihasilkan menjadi keras. Bahkan menggunakan kotak
makan plastik ini juga dapat berbahaya apabila terlalu lama menahan proses
inkubasi pada tape, karena suhu yang dihasilkan pada proses inkubasi tidak teratur
sehingga tidak menutup kemungkinan pembungkus ini dapat meleleh dan menjadi
berbahaya.
Aroma yang dihasilkan pada tape memang bersifat menyengat karena
disebabkan pembungkus ini yang kedap udara. Kotak makan plastik ini tidak
memungkinkan untuk udara masuk sehingga aroma yang ada di dalamnya tetap
terjaga dan dapat berbau menyengat. Tetapi, tidak sedikit juga yang tidak beraroma
karena proses inkubasinya yang tidak sempurna.
Pada akhir fermentasi, rasa yang dihasilkan cenderung lebih manis tetapi
juga asam dan tidak berasa. Hal ini disebabkan karena ragi tidak mampu
terfermentasi secara sempurna pada pembungkus ini. Bahkan rasanya juga dapat
terkontaminasi oleh plastiknya dan menyebabkan berbahaya untuk dikonsumsi. Juga
rasa yang dihasilkan bisa tercemar karena terkontaminasi oleh plastik
dari pembungkus ini.
Jika dilihat dari kualitas tape singkong yang baik, yakni memiliki kualitas dengan
tekstur lunak, aroma yang menyengat, dan rasa yang manis. Maka, dari ketiga pembungkus
yang telah diuji yang mendekati sempurna adalah pembungkus daun jati. Rasa yang
dihasilkan juga diminati oleh banyak responden dan menjadi salah satu pilihan daripada dua
pembungkus yang lain. Selain itu, daun jati juga sering digunakan untuk membungkus
daging sapi dan ikan sehingga menggunakannya untuk alternatif pengganti daun pisang
sangat cocok karena banyak memiliki kesamaan antara satu sama lain.
24
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan penelitian tersebut, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekstur tape yang bagus atau lunak diperoleh
dari jenis pembungkus daun jati dengan persentase 60% tekstur lunak pada daun
jati, 55% tekstur lunak pada alumunium foil, dan 40% tekstur lunak pada kotak
makan plastik. Sedangkan, tekstur keras pada tape ditemukan pada jenis
pembungkus kotak makan plastik dengan persentase 50% tekstur keras pada kotak
makan plastik dan 20% tekstur keras pada daun jati, lalu pada alumunium foil tidak
ditemukan tekstur keras. Sehingga tekstur yang baik pada tape ditemukan pada
daun jati.
2) Kualitas aroma yang baik pada penelitian ini adalah aroma tape yang beraroma
menyengat dan aroma yang kurang bagus adalah yang tidak beraroma. Pada
penelitian ini aroma menyengat ditemukan pada jenis pembungkus daun jati dengan
persentase 65% menyengat pada daun jati, kemudian persentase 55% menyengat
pada alumunium foil dan persentase 60% menyengat pada kotak makan plastik.
Sedangkan aroma yang kurang bagus atau tidak beraroma ditemukan pada jenis
pembungkus kotak makan plastik dengan persentase 35% tidak beraroma, kemudian
persentase 15% tidak beraroma pada aluminium foil dan persentase 10% tidak
beraroma pada daun jati. Sehingga kualitas aroma yang baik pada tape ditemukan
pada jenis pembungkus daun jati.
3) Kualitas rasa yang dihasilkan pada tape yang baik adalah rasa yang manis dan rasa
yang kurang bagus adalah rasa yang asam. Pada penelitian ini rasa manis
ditemukan pada jenis pembungkus daun jati dengan persentase 60% manis pada
daun jadi, persentase 45% manis pada kotak makan plastik dan persentase 10%
manis pada alumunium foil. Sedangkan, rasa yang kurang bagus atau rasa asam
ditemukan pada jenis pembungkus alumunium foil dengan persentase 65% asam
pada aluminium foil, persentase 40% asam pada daun jati, dan persentase 30%
asam pada kotak makan plastik. Sehingga kualitas rasa yang baik pada tape
ditemukan pada jenis pembungkus daun jati.
4) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa daun jati memiliki kualitas yang
sangat baik sebagai pembungkus dari tape singkong dan kotak makan plastik
25
memiliki kualitas yang kurang bagus jika digunakan sebagai pembungkus dari tape
singkong.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang
dapat diharapkan menjadi bahan masukan bagi beberapa pihak, yakni sebagai berikut:
Bagi Pembaca:
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pembaca dalam
pembuatan tape singkong dengan menggunakan jenis pembungkus berupa daun jati
untuk menggantikan pembungkus daun pisang yang biasanya digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi Peneliti Selanjutnya:
26
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, N. (2021). Pengaruh Jenis Kemasan Terhadap sifat Organoleptik Tape singkong.
101-105.
27