Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Nurfitriani
1112051000033
Oleh:Nurfitriani
Konsep Diri Anggota Hijab Costum Player (Hijab Cosplay) Islamic Otaku
Community Dalam Mempertahankan Identitas Keislaman
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu Allah curahkan kepada Nabi besar,
Nabi agung tauladan manusia, Nabi Muhammad SAW semoga kita termasuk
Alhamdulillah, berkat usaha dan do’a skripsi yang berjudul “Konsep Diri
Beribu-ribu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Masran, M.A dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris
iii
4. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
5. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
terima kasih atas keikhlasannya telah mengajari dan memberikan ilmu kepada
penulis. Penulis memohon maaf apabila dalam proses perkuliahan, ada sikap
atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu. Penulis sangat
mengharapkan doa dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah Bapak/ Ibu
berikan berkah dan bermanfaat baik bagi penulis maupun orang lain.
Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas layanan dan kerja samanya. Semoga
7. Bapak Ahmad Damyati dan Ibu Sukwati serta Teteh Yayah Fauziah, terima
kasih untuk berbait-bait do’a yang tak pernah berhenti terucap untuk penulis.
Terima kasih juga untuk motivasi, semangat dan dukungannya selama ini. I’m
9. TIJEL (Dita, Keke, Epang, Tiray). TIWZ (Nunu dan Devi Jawir),
iv
Cotee, Fafa, Della, Malia, Bachan, Aish, Emei, Panji dan Aini. THANKYOU
DARLA!
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga segala apa
yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat membuahkan manfaat serta
memberikan nilai kebaikan baik untuk penulis maupun para pembaca sekalian.
Penulis
Nurfitriani
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 8
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10
E. Kerangka Konsep ...................................................................... 14
F. Metodologi Penelitian ............................................................... 18
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 25
vi
D. Kegiatan IOC Episode UIN Jakarta periode 2015-2016 ........... 58
E. Peraturan Islamic Otaku Community ........................................ 61
F. Struktur Besar Kepengurusan Islamic Otaku Community ........ 63
G. Struktur Inti Kepengurusan IOC Episode UIN Jakarta ............. 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 107
B. Saran ......................................................................................... 110
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
bagian dunia lain dapat mengetahui, belajar, juga mengadopsi budaya luar
yang masuk untuk dijadikan landasan dalam perilaku juga gaya hidup.
Budaya asing dapat masuk kapan saja dan membuat perubahan yang
signifikan mulai dari pola pikir, perilaku maupun pola hidup masyarakat. Hal
itu berkaitan dengan konsep diri yang dibangun oleh individu dan cara
menyikapi masuknya budaya asing tersebut. Konsep diri yang positif akan
lebih optimis dan menanggapi pendapat orang lain sebagai masukan untuk
oleh individu itu negatif maka ia akan lebih pesimis menjalani hidup, lebih
banyak ketakutan dan berlaku inferior. Konsep diri sendiri bisa dilihat dari
Saat ini, budaya populer seperti costum player atau biasa disebut
dengan cosplay yang sudah menjadi tren di berbagai belahan dunia seperti,
player) atau dalam bahasa Jepang disebut dengan kosupure. Dan dalam
1
2
kostum dan aksesoris yang terkonstruksi dari berbagai budaya populer seperti
terlihat mencolok begitupun dengan aksesoris dan riasan yang dipakai. Selain
beberapa jenis cosplay yang sering diperankan dan ditiru oleh banyak coser
Hijab cosplay sendiri merupakan salah satu project atau program yang
dimiliki oleh Islamic Otaku Community yang ada pada tiap chapter maupun
1
Nur Aini, Definisi Cosplay dan Jenisnya, artikel diakses pada 4 April 2016 dari
http://galleryotaku.blogspot.co.id/2014/05/cosplay-definisi-sejarah-dan-jenis.html
3
tidak semua pecinta Jepang dan cosplay melupakan identitas diri mereka
perilaku dan gaya hidup cosplayer yang bersangkutan. Konsep diri yang
citra tubuh, kemampuan yang dimiliki, emosi serta hubungan dengan orang
lain.
yang merupakan mahasiswi UIN Jakarta dan ikut terjun langsung menjadi
hijab cosplay, juga bagi dunia cosplay Jepang yang ada di Indonesia saat ini.
menanamkan nilai Islam, baik dari segi fisik yang terlihat maupun nafs (jiwa).
2
Observasi Awal, primary reaserch dilakukan pada bulan Januari 2016 di UIN Jakarta
4
perilaku, maupun gaya hidup hijab cosplay. Hal ini menjadi tantangan untuk
tentang dirinya yang terdiri dari dua komponen yaitu kognitif dan afektif yang
dipengaruhi oleh persepesi orang lain dan dirinya sendiri. komponen kognitif
berupa citra diri dan komponen afektif yaitu harga diri. Seseorang yang
dinilai bodoh maka akan ada dua kemungkinan harga diri yang dimilikinya,.
Pertama, ia malu menjadi orang bodoh dan yang kedua dia tidak peduli
terhadap tingkah laku seseorang. Perilaku, penampilan dan gaya hidup yang
generasi muda yang terpikat dan mengadopsi budaya dalam hal ini cosplay
mereka.5
Selain itu, konsep diri akan melahirkan identitas diri yang bermakna
kesamaan atau identifikasi dengan seseorang atau sesuatu. 6 Dalam hal ini
3
Islamicotaku.co.id/profile diakses pada tanggal 31 Juli 2016 pukul 19.20 WIB
4
Armawati Arbi. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. (Jakarta: Penerbit Amzah.2012). h.
160
5
Antar Venus dan Lucky Helmi, Budaya Populer Jepang di Indonesia: Catatan Studi
Fenomenologis Tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party Bandung. (Jurnal Aspikom:
Universitas Padjajaran, 2010), h. 76.
6
Jenkins, Richards, Identitas Sosial, (Medan: Bina Media Perintis, 2004), h. 47
5
semakin menjauhi nilai identitas asal mereka. Sehingga tidak ada persamaan
antara karakter fisik maupun sifat orang yang melakukan cosplay dengan diri
mereka sehari-hari.7
populer dari luar negeri yang juga masuk ke Indonesia tanpa hambatan
dengan persentase sekitar 88.1 persen penduduk memeluk agama Islam atau
hampir 12.7 persen dari populasi dunia.8 Sehingga tidak dipungkiri banyak
bermunculan orang Islam yang juga ikut menggemari dan menjadi pelaku-
konsep diri yang dibangun oleh pemuda-pemudi Islam yang juga ikut terjun
7
Lestari Indah, Cosplay: Postmodernisme and Japanese popular Culture in Indonesia,
terms paper: reading in literary Theory & Criticism, Jawaharlal Nehru University, New Delhi,
India, 2011.
8
Angga Indrawan, Inilah 10 negara dengan Populasi Muslim Terbesar di Dunia.
dipublikasikan pada 27 Mei 2015, pukul 06.16 WIB m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
nusantara/15/05/27noywh5-inilah-10negara-dengan-populasi-muslim-terbesar-di-dunia diakses
pada 1 Agustus 2016 Pukul 1.03 WIB.
6
Muslimah, juga konsep diri serta identitas diri seperti apa yang mereka
memamerkan lekukan tubuh atau dengan pakaian yang minim yang sama
penampilan sexy dan membentuk lekuk tubuh sangat dihindari begitu juga
macam hal buruk. Adab berpakaian dalam Islam yang mengharuskan agar
setiap Muslimah agar tidak menampakan lekuk tubuh, juga tidak memakai
pakaian yang tipis sehingga tidak nampak kulit pemakainya agar terhindar
dengan ciri khas cosplaynya yang memakai hijab diantaranya ialah Islamic
9
M.Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2010),
h.124-127.
7
cosplayer lain yang menganggap bahwa hijab cosplay dapat merusak karakter
asli (OOC atau out of Character). Stigma positif dan negatif yang diterima
mereka dan tetap menjaga syariat agama, terutama dalam beebusana, beriskap
dan berperilaku.
1. Batasan Masalah
ini tidak memfokuskan pada pesan berupa teks dan makna mengenai
2. Rumusan Masalah
meliputi:
Penney Upton?
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Praktis
D. Tinjauan Pustaka
penting dilakukan.
karakter ideal dan menjadi semirip mungkin dengan idola yang mereka
berlawanan dengan identitas asli mereka yang bahkan tidak ada dalam
pada konsep diri dan identitas cosplayer pada komunitas cosplay Islami.
yaitu gaya berpakaian anak muda yang banyak meniru role model yang
disenanginya.
produk historis.
menjadi wadah tersendiri bagi hijab cosplayer yang awal mulanya berada
resmi dari hijab cosplay gallery dan menjadikannya sebagai wadah untuk
wanita.
AEON cosplay team dapat dilihat dari tindakan terlihat yang dilakukan
pada penelitian ini bahwa konsep diri individu terbentuk dari komunikasi
yang dijalin antar anggota kelompok dalam kelompok itu sendiri. konsep
diri negatif biasanya dimiliki oleh anggota baru dalam kelompok cosplay
memiliki konsep diri negatif, setelah lama bergabung maka konspe diri
E. Kerangka Konsep
KONSEP DIRI
(WILLIAM D.BROOKS)
IDENTITAS AGAMIS
(PENNEY UPTON)
1. Konsep diri
Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan dan apa yang kita
sendiri berdasarkan apa yang dia rasakan dan juga berdasarkan atas
yang diberikan oleh diri sendiri dan penilaian dari orang lain memberikan
pengaruh terhadap konsep diri atau makna realitas diri yang dibangun
oleh manusia.10
persepsi tentang diri yang sifatnya fisik berupa penampilan dan bentuk
10
Nina Mutmainah, et al. Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997),
h.100.
15
tubuh yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indera. Juga bersifat
individu lainnya.11
2. Identitas
kesamaan pada seseorang atau sesuatu tersebut yang diakui oleh banyak
orang lain.
seharusnya ialah menutupi seluruh tubuh (aurat) selain wajah dan kedua
lekuk tubuh juga tidak tipis sehingga tidak nampak kulit pemakainya
agar terhindar dari adanya fitnah, dikenal oleh masyarakat Islam, tidak
menyerupai pakaian lelaki bagi wanita dan bagi lelaki tidak menyerupai
seluruh tubuh (aurat) selain wajah dan kedua telapak tangan, sederhana
kulit masih bisa terlihat, dikenal oleh masyarakat islam, tidak menyerupai
pakaian lelaki bagi wanita dan bagi lelaki tidak menyerupai pakaian
tertentu, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh anggota kelompok yang akan
14
M.Quraish Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, h.124-127.
15
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Wanita, (Bandung: Gema Insani Press, 2002),
h.130.
17
komuni atau ide-ide yang muncul saat mereka bersama.17 Dalam hal ini,
yang melakukannya.
manga pada jenis ini coser meniru karakter yang terdapat dalam komik
maupun kartun. Kedua, cosplay game dimana pada jenis ini coser
memerankan dan meniru karter yang ada dalam game. Ketiga, cosplay
gothic bebeda dengan jenis sebelumnya. Pada jenis ini coser akan
ini juga terdapat jenis lainnya yang dinamakan gothic lollyta yang
pakaian yang berenda dan imut. Keempat, cosplay original jenis ini
menampilkan karkter yang belum pernah ada baik dalam anime maupun
yang ada dalam satu penampilan atau dapat dikatakan sebagai kombinasi.
16
Nina Mutmainah, et al. Psikologi Komunikasi, h. 144.
17
Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. (Jakarta: Kencana,
2012), h.138.
18
F. Metodologi Penelitian
teori.19
situasi keadaan dan hasil temuan lapangan yang bersifat non hipotesis dan
ditanyakan.20
18
Nur Aini, Definisi Cosplay dan Jenisnya, artikel diakses pada 4 April 2016 dari
http://galleryotaku.blogspot.co.id/2014/05/cosplay-definisi-sejarah-dan-jenis.html .
19
a. Subjek Penelitian
b. Objek Penelitian
19
A Khaidar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan
penelitian Kualitatif, (Jakarta: Pustaka jaya. 2002) cetakan ke- 1, h. 102
20
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rodakarya.
2005), h. 9.
21
Convelo G. Cevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia,
1993), h.73
20
gathering cosplayer dan matsuri (festival Jepang) yang mereka hadiri dan
4. Sumber Data
Ada dua data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer
a. Data primer yaitu data yang peneliti kumpulkan secara langsung yang
yaitu ikut pada kegiatan hijab cosplay dan mengamati perilaku hijab
cosplayer dari jarak dekat dan sedang. Data primer didapat dari 6
b. Data sekunder yaitu data pustaka yang dihimpun dari sejumlah buku-
5. Tahapan Penelitian
a. Pengumpulan Data
1. Observasi
2. FGD
22
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 56.
22
anggota hijab cosplay IOC UIN Jakarta. yaitu, Mayya, Dwi, Nada,
Rosi, Rifka dan Tina mengenai konsep diri anggota cosplay dalam
3. Wawancara
pada laporan pribadi yang didapatkan peneliti dari hasil tanya jawab
23
Edi Indrizal. Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial, Jurusan Antropologi. Universitas
Andalas, Padang. “Diskusi Kelompok Terarah: Focus Group Discuussion (FGD), Prinsip-Prinsip
dan Pelaksanaan di Lapangan”, Jurnal Antropologi FISIP UNAND, h. 75-76.
24
Yati Afiyanti, Staf Akademik Keperawatan Maternitas FIK UI. “Focus Group
Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) Sebagai Metode Pengumpulan Data Penelitian
Kualitatif”, Jurnal keperawatan Indonesia volume 12, nomor 1, Maret 2008. h.58-62.
23
diteliti.
4. Dokumentasi
pop Jepang, gambar atau foto diambil dari kegiatan yang dilakukan
oleh anggota cosplay IOC dan koleksi pribadi mereka, koleksi pribadi
penguat atas hasil data yang didapat dari observasi dan wawancara
24
yang dilakukan oleh saya sebagai peneliti. Adapun dalam hal ini,
hingga 2016.
b. Analisa Data
analisis data menjadi 3 yaitu, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Dimana pada tahap reduksi data. Pada tahap ini peneliti
25
Ariesto Hadi Sutopo dan Andriana Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan
NVIVO, (Jakarta: Prenada Media Grup. 2010), h. 78
25
G. Sistematika Penulisan
menjadi 5 bab, yang masing-masing terdiri dari beberapa sub bab yang
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
yang dibangun dan dibentuk oleh anggota hijab cosplay Islamic Otaku
yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu diri sendiri, orang lain dan kelompok
rujukan.
pandangan Islam dan juga ayat maupun hadist yang bersangkutan dengan
penelitian ini.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir yang terdiri dari kesimpulan dari bab-
bab sebelumnya dan juga saran untuk penelitian yang akan datang. Bab ini
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Diri
dari persepsi dari berbagai aspek yang ada dalam diri kita, baik dari segi
1
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 506.
2
Sarlito W. Sarwono, et,al, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,
2009), h. 53.
3
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 99.
27
28
fisik, psikologis, maupun sosial. Persepsi diri yang berupa fisik dapat
berupa mental, emosi dan karakter. Dan sosial berupa hubungan dengan
dirinya tersebut, penghargaan diri inilah yang dikatakan oleh Myers dan
Myers dalam buku Psikologi Umum karya Alex Sobur sebagai perasaan
dari orang lain dan berdampak pada perasaan berharga pada dirinya
sendiri.
orang lain dan mulai melakukan penilaian bagaimana nantinya jika orang
lain melihat dirinya dan dirinya melihat dirinya yang lain tersebut dari
4
Nina Mutmainah, et,al. Psikologi Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997), h.
100
5
Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 507
29
berperilaku sesuai dengan konsep diri yang dimiliki disebut dengan self-
melainkan hasil tindakan dari orang tersebut juga lah yang dapat
menganai dirinya dan komponen afektif atau harga diri (self esteem)
mendapat banyak sumbangan dari orang kaya.” Atau” saya lelah menjadi
6
Nina Mutmainah, et al. Psikologi Komunikasi, h. 100.
7
Sarlito W. Sarwono, et Al. Psikologi Sosial, h. 54.
8
Armawati Arbi. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. (Jakarta: Penerbit Amzah.2012). H.
160.
30
1. Orang lain
sendiri dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Maksudnya ialah kita
Intinya apabila cita diri kita positif pada penilaian orang lain dan sudah
terbentuk citra diri yag sedemikian rupa pada diri kita, maka secara
berpengaruh ialah yang memiliki hubungan paling dekat dengan diri kita
diantaranya, keluarga, sahabat, orang yang tinggal satu rumah denga kita
atau bertemu setiap hari, saudara, guru dan sebagainya. Orang-orang yang
dan perasaan kita. Dapat juga termasuk seseorang yang diidolakan, seperti
9
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.101.
10
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 101-103.
31
diri, kini tidak lagi menjadi satu-satunya pihak yang dapat mepengaruhi
konsep diri. Diri akan mulai bergaul secara luas di masyarakat, kita dapat
3. Diri Sendiri
konsep diri tetap dipengaruhi oleh persepsi individu sendiri. mereka akan
melakukan hal yang sejalan dengan harapan mereka, entah itu akan
berperilaku secara Islami dan menjaga dirinya agar selalu dan sesuai
konsep diri positif dan konsep diri negatif.tentu saja konsep diri yang
11
Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 521.
12
Armawati Arbi. Psikologi Komunikasi dan Tabligh, h.161
32
dengan mengkonsumsi segala hal yang baik dan halal dan hidup di
ataupun pekerjaannya dan selalu ingat akan jati diri sebagai otang
Islam.
e. Potensi nafs. Berusaha ikhlas dalam menjadi juru damai dan hamba
Allah.
dibangun oleh seseorang termasuk konsep diri postif atau negatif. William
sebagai berikut :
13
Armawati Arbi. Psikologi Komunikasi dan Tabligh, h.162
33
b. Merasa sama dan setara dengan orang lain atau percaya diri
rasa bersalah
diperbuat
pengakuan akan kelebihan orang lain menjadi hal yang sulit untuk
diberikan
14
Nina Mutmainah, et al. Psikologi Komunikasi, h.101.
34
maupun sosial, yang juga dipengaruhi oleh penilaian yang diberikan oleh
depan, yang berkorelasi antara rekasi dan akibat yang akan ditimbulkan
dapat mencakup berbagai aspek dari konsep diri seseorang yang dinilai
dari aspek fisik, psikologi dan sosial. Selain itu, Brooks juga menguatkan
teorinya dengan tiga faktor pembentukan dan perunbahan konsep diri yang
dipengaruhi oleh faktor diri sendiri, orang lain dan kelompok rujukan.
15
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.105.
16
Ikhwan Lutfi, et al. Psikologi Sosial. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 29-32.
35
B. Identitas
diri atas keberadaan seseorang agar dapat dipandang sebagai human being,
mengenai individu dari konsepsi diri dan identitas yang dibuatnya. Hal ini
pada interaksi sosial yang dilakukan oleh diri seseorang dalam kehidupan
mereka. Pandangan dan reaksi orang lain pada diri seseorang akan
17
Sih Natalia Sukmi, Konstruksi Identitas pengguna media yang Konvergen, (Jakarta:
FISIP Universitas Indonesia, 2013), h.456.
18
Stephen W. Littlejohn, et, Al. Encyclopedia of Communication Theory, (Singapore:
Sage Publication Inc, 2009), h. 492.
19
Stephen W. Littlejohn, et, Al. Encyclopedia of Communication Therory, h. 492.
36
dilakukan dengan merujuk pada orang lain dalam keadaan sadar dan
mengembangkan rasa diri yang berbeda sebagai individu. 20 Lalu hal ini
akan memberikan respon atau feed back dari orang lain atas dirinya yang
akan sangat berpengaruh terhadap identitas dan konsep diri yang dibangun
oleh seseorang.
khas yang membedakan dengan orang lain dan hubungan antar pribadi
perilaku agamis yang berkaitan dengan moral dan etik suatu agama.22
dengan kelompok dan anatar manusia lainnya. Dan bagi orang Yunani,
identitas akan dianggap sebagai suatu hal yang sifatnya pribadi dan
20
Penney Upton. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), h. 195.
21
Sarlito W. Sarwono, et Al. Psikologi Sosial, h. 55.
22
Penney Upton. Psikologi Perkembangan, h.194.
23
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,
2010), h. 163.
24
Stephen W. Littlejohn, et, Al. Teori Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,
2009), h. 130.
37
mereka hanya sebagai ilustrasi atas apa yang ingin dilihat oleh orang lain
individu dapat merasakan siapa dirinya dan seperti apa dirinya saat dalam
situasi tersebut, entah individu tersebut saat berada bersama teman ataupun
25
Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber, (Jakarta: Kencana Media Grup, 2014), h.
142.
38
Allah ketika akan membuat janji atau suatu keputusan kepada orang lain
yang berada di bumi hanya milik Allah dan suatu saat akan kembali
kepada-Nya.27
26
Stephen W. Littlejohn, et, al. Teori Komunikasi, h. 131-132.
27
Al Faqih, Identitas Seorang Muslim,
http://artikelalfaqihwarsono.blogspot.co.id/2011/08/identitas-seorang-muslim.html diakses pada 11
Mei 2016. Pukul 22.29.
39
mengacu pada struktur jasmani dan rohani yang akan bertahan apabila
berada dan selalu diarahkan pada bingkai fitrah yang dimiliki, yaitu
lingkungannya, maka dari itu terdapat ciri fisik yang dapat membedakan
28
Forum tarbiyah IIUM. Mengokohkan Identitas Keislaman.
Kliktarbiyah.blogspot.com/2011/04/mengokohkan-identitas-keislaman.html?m=1 diakses pada 9
Mei 2016. Pukul 23.14.
29
Bahruddin, Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Penata Aksara, 2007), h. 287,
364, 380.
30
Armawati Arbi. Psikologi Komunikasi dan Tabligh. (Jakarta: Penerbit Amzah.2012).
h. 157.
31
Yhouga Pratama https://muslim.or.id/22750-fatwa-ulama-batasan-dalam-menyerupai-
orang-kafir.html diakses pada tanggal 31 Mei 2016 pukul 13.10
40
dan hadits, salah satunya ialah pedoman dalam berbusana. Tentu saja
mempercantik diri.
suatu benda yang melekat di badan seperti baju, celana, kain yang
menutupi tubuh. Busana juga berupa semua benda yang gunanya untuk
sarung kaki atau tangan. Selain itu busana juga berupa segala sesuatu yang
melekat pada diri seseorang yang berguna untuk melindungi diri juga
tubuhnya dan melekat dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sebenarnya
tetapi juga memiliki manfaat lainnya yaitu terhindar dari panas matahari
yang menyengat dan debu juga kotoran. Selain itu, busana muslimah
32
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia; Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.160.
33
Nina Surtiretna et, Al. Anggun Berjilbab, Pakaian Wanita Muslimah, (Bandung:
Mizan, 1995), h. 27-28.
41
Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di
ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.35
Busana atau pakaian selain digunakan sebagai pelindung tubuh, ia
juga digunakan sebagai alat komunikasi non verbal karena dalam pakaian
atau busana yang dipakai oleh seseorang mengandung banyak simbol yang
akhlak yang mereka miliki. Akad dalam berapakaian merupakan salah satu
dari bagian akhlak seorang muslim dan muslimah. Jilbab ialah sejenis baju
kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Terdapat
aturan yang tercantum baik dalam al-Quran maupun hadist mengenai akad
34
Indria Rusman Dani, Pintar Membuat Abaya, (Jakarta: Qultum Media, 2009), h. 3.
35
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, Al- Ahzab: 59.
36
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Wanita, (Bandung: Gema Insani Press, 2002), h.
130.
42
tangan.
bagian tubuh manusia yang tidak boleh dibuka dan dilihat oleh
37
Fatimah Mernissi, Wanita di dalam Islam:,terj, Yeziar Redianti (Bandung: Pusaka,
1991), h. 118.
38
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Al- Araf: 26.
43
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,
atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki,
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang
aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.39
Seorang perempuan terlihat dan dipandang terhormat, mulia
kepada suami dan keluarganya saja. hal itu bertujan agar tidak
39
Departemen Agama Ri, Al-Qur-an dan Terjemahnnya, An-Nuur: 31.
40
Farid L. Ibrahim, Perempuan dan Jilbab, (Jakarta: Mitra Aksara Panaitan, 2011), h.24.
44
41
Abdul Halim Abu Syuqqoh, “Kebebasan Wanita”, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997),
h. 333.
42
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 342.
43
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Wanita, h. 660.
45
e. Tidak menyerupai pakaian lelaki bagi wanita dan bagi lelaki tidak
44
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 372.
45
Shahih sunan abu dawud, kitab al-libas, bab fi labsisi-syuhrah, hadits nomor 3399.
46
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 373.
47
HR. Al-Bukhari (5885) (5886) Ahmad (1983) At-Tirmidzi (2783) Abu Daud (4097)
Ibnu Majah (1904) dan Ad-Darimi (2649). (al bukhari, kitab al-libas, bab al mutasyabbihina bin
Nisa’ wal mutasyabbihati bir Rijal, juz 12, h. 452.
46
akan sifat tersebut. Hal ini merupakan perkara yang jelas dari
lafazh Al-Mutasyabbihin”
kaum lelaki. 48
untuk menjauhi hal yang akan menyamakan umat islam dari kaum
48
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 376.
49
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 378-379.
50
Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqh Wanita, h. 660.
47
seperti manga (komik), anime (kartun), game dan juga dapat berasal dari
karakter tersebut, bertingkah laku dan beradegan sesuai dengan ciri khas
muncul dan dikenal sekitar tahun 2004 saat diadakannya acara festival
Jepang. Hal itu pun bermula dari kota besar seperti Jakarta, lalu mulai
51
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 380.
52
Noviy Hasanah dan Meirisyah Eldinah, Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan
Budaya; Profil Tiga Cosplayer pada Komunitas Sebagai Pembentuk Identitas Diri Remaja.
(Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015), h.
82.
48
acara-acara Jepang atau J-Fest (Japan Festival) yang sudah tersebar hampir
dalamnya.
melainkan oleh orang Amerika pada sekitar tahun 1960-an. Hal ini terjadi
karena banyaknya fiksi ilmiah yang menjadi sorotan oleh orang Amerika,
seperti star trek. Dimana dengan hadir dan banyaknya fiksi ilmiah tersebut
53
Antar Venus dan Lucky Helmi, Budaya Populer Jepang di Indonesia: Catatan Studi
Fenomenologis Tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party Bandung. (Jurnal Aspikom:
Universitas Padjajaran, 2010), h. 74.
49
ini pun masuk ke Jepang dengan diadakannya konvensi fiksi ilmiah tahun
SF Taikai ke-17.54
artikan oleh orang-orang yang melihatnya sebagai tokoh manga “Triton off
bahwa saat itulah pertama kalinya tokoh manga (komik Jepang) pertama
dengan industri kreatif dunia, terutama Jepang yang sangat pesat dan
sudah umum ada. Namun, pada hijab cosplay pakaian dari karakter fiksi
yang diganti dengan hijab bagi para wanita dan modifikasi pada kostum
54
Cosplay Bukan Sekedar Pakai Kostum, http://www.loop.co.id/articles/cosplay-bukan-
sekedar-pakai-kostum (LOOP KITA - Posted by on 2015-09-17) diakses pada 12 Mei 2016. Pukul
00.57.
55
Noviy Hasanah dan Meirisyah Eldinah, Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan
Budaya; Profil Tiga Cosplayer pada Komunitas Sebagai Pembentuk Identitas Diri Remaja.
(Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015), h.
81-83.
50
aurat dan tetap pada etika berbusana dalam Islam.56 Cara yang dilakakukan
1. Cosplay Japanese Star, yang dibagi menjadi dua yaitu J-Pop dan J-
Jepang), baik dari segi kostum dan aksesoris yang dipakai, maupun
56
Fidy Ramzielah F, Komunitas Hijab Cosplay Gallery: Representasi Komunitas
Subkultur Virtual di Indonesia, (S2 Kajian Sastra dan Budaya, Universitas Airlangga Surabaya), h.
68.
57
Animesecret.org diakses pada tanggal 7 Oktober 2016, pukul 21.33 WIB.
51
3. Cross play atau bisa disebut juga cross dress. Pada cosplay jenis
sebaliknya
harajuku style
52
Kaca.59
58
s-media-cache-ak0.pinimg.com diakses pada tanggal 7 Oktober 2016, pukul 21.37
WIB.
59
Antar Venus dan Lucky Helmi, Budaya Populer Jepang di Indonesia: Catatan Studi
Fenomenologis Tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party Bandung. (Jurnal Aspikom:
Universitas Padjajaran, 2010), h. 74.
BAB III
GAMBARAN UMUM
juga menyukai budaya pop Jepang, namun tetap mempertahankan dan tidak
untuk orang-orang yang menyukai hal tertentu seperti, game, anime, manga,
53
54
Islam tidak melulu dibalik mimbar ataupun di dalam masjid, tetapi mereka
budaya dari luar untuk menjadi senjata ampuh dalam menyebarkan dakwah
dengan cara yang lebih kreatif dan inovatif. Masuknya budaya pop Jepang,
style (gaya berpakaian yang memadu padankan antara gaya Jepang namun
tidak menyalahi aturan berpakaian secara Islami) dan tentu saja Hijab
sebagai Muslimah).2
pendidikan seperti IOC episode UIN Jakarta, IOC episode UHAMKA dan
1
Islamicotaku.co.id/profile diakses pada tanggal 31 Juni 2016, pukul 19.43 WIB
www.islamicotaku.com.
2
Sekilas Tentang Islamic Otaku Community.
http://www.islamicotaku.com/2015/03/sekilas-tentang-islamic-otaku-community.html diakses
pada 14 Mei 2016.
3
Islamic Otaku Community Profile, dokumen pribadi komunitas.
55
Jepang yang diadakan dari berbagai kalangan dan besarnya minat mahasiswa
pikiran untuk membuat IOC episode UIN Jakarta yang tujuan awalnya hanya
IOC menjadikan Komunitas otaku yang memiliki ciri khas yang bernilaikan
Islam di dalamnya dan menjadikan nilai Islam sebagai sifat yang harus
hukum, dan sebagainya), maupun dalam bidang kesenian dan hobi. Juga
mereka.
4
Wawancara Pribadi dengan Wakil Ketua Islamic Otaku Community, Zia. Pada tanggal 27
Juli 2016 di UIN Jakarta.
5
Akulturasi Islam dan Jepang dalam IOC | LPMINSTITUT.COM - UIN JAKARTA diakses
pada 12 Juli 2106, pukul 11.26.
56
1. Visi
Utama”.
2. Misi
C. Program –Program
b. IOC Cosmaker
kostum dan Armor (senjata) untuk cosplay. Divisi ini menjadi salah
6
Islamic Otaku Community Profile, dokumen pribadi komunitas.
57
IOC.
c. IOC Merchandizer
d. IOC Writing
gemar menulis. Hasil dari tulisan para anggota dapat dilihat dan
e. IOC Akhwat
perempuan.
f. IOC Berbakti
7
Islamic Otaku Community Profile. Dokumen milik Komunitas. h. 8-9
58
tema Japanese Style dan harajuku namun tetap dengan prinsip modifikasi
dalam mode syar’i, dengan harapan orang Muslimah yang menyukai hobi
semacam ini tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan kostum yang mereka
memanfaatkan hijab syar’i. Selain itu untuk per episode cabang, terutama
pada cabang UIN Jakarta, diadakan kuis pada tiap malam minggu oleh
admin media sosial per cahpter atau episode. Dan pada malam selasa
Tabel 3.1
Kegiatan IOC episode UIN periode 2015-20169
8
Wawancara dengan wakil ketua 2 IOC episode UIN, Roma Febrianto, Pada tanggal 27 Juli
2016 di UIN Jakarta.
9
Wawancara dengan Wakil Ketua 1 IOC Episode UIN Jakarta, Zia. Pada tanggal 27 Juli
2016 di UIN Jakarta.
59
10
Dokumentasi Pribadi Anggota Islamic Otaku Community
60
11
Dokumentasi Pribadi Peneliti Photo Session Owari No Seraph Cosplay
12
Akulturasi Islam dan Jepang dalam IOC | LPMINSTITUT.COM - UIN JAKARTA diakses
pada 12 Juli 2106, pukul 11.26.
13
Dokumentasi Pribadi Anggota Islamic Otaku Community
61
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh IOC episode UIN Jakarta untuk
sebagainya.15
14
IslamicOtaku.com diakses pada 12 Juni 2016
15
Wawancara dengan wakil ketua 1 IOC episode UIN Jakarta, Zia
62
Community.16
16
Islamic Otaku Community Profile. Dokumen milik Komunitas. H. 15
63
17
Dokumen Komunitas Islamic Otaku Community
64
KETUA/ CAPTAIN
ISTIANA
ZIA ROMA
SEKRETARIS BENDAHARA
ZIA SUCI
Gambar 3.7 Struktur Kepengurusan Inti Islamic Otaku Community Episode UIN
Jakarta 18
Islamic Otaku Community menyematkan panggilan Captain sebagai
pengganti panggilan ketua pada IOC episode UIN Jakarta. IOC episode UIN
Jakarta sendiri di ketuai oleh Istiana atau yang biasa dikenal dengan panggilan
Isma. Kestrukturan IOC episode UIN Jakarta memiliki dua wakil captain atau dua
wakil ketua, yaitu Zia sebagai wakil captain 1 dan Roma sebagai wakil captain 2.
Selain sebagai wakil ketua, Zia juga merangkap sebagai sekretaris, ditambah
dengan Suci sebagai bendahara yang mengatur keuangan IOC episode UIN
Jakarta.
18
Dokumen Komunitas Islamic Otaku Community
BAB IV
Jakarta
atau skripsi ia juga masih aktif dalam kegiatan IOC dan berhijab
Mayya, panggilan anak IOC pada dirinya ini memiliki hobi bermain
kereta atau transjakarta untuk pergi dan pulang dari kampus. Sama
seperti Nada, maya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah
65
66
baik novel maupun komik, menjahit dan tentunya hobi makan seperti
bersaudara dan merasa dirinya paling dekat denggan Ibu, jika sedang
berada di rumah.
dan bermain game. Dwi merupakan warga asli Jakarta dan menetap di
Jakarta bersama ayah, ibu, adik dan saudara kembar yang menurutnya
e. Rifka Miftahul Aini, memiliki dua panggilan yang berbeda saat berada
pertama dan anak satu-satunya dari ayah dan ibu yang berasal dari
ini Oci berumur 20 tahun dan hobinya membaca novel sebelum tidur.
dan hanya Rifka saja yang memiliki sifat tertutup dalam keluarga
karena ia anak pertama dari tiga adik laki-laki yang dimilikinya. Rifka
dan nada bersuku Jawa, lalu Tina dan Rosi berasal dari tanah
akan bertingkah laku sesuai dengan konsep diri yang dimilikinya dan
label yang melekat pada diri orang tersebut. Selain itu, konsep diri yang
dibentuk oleh seseorang baik yang bernilai positif maupun negatif dapat
“anda hanya mendengar apa yang anda mau dan anda tidak akan
mendengar, apa yang tidak ingin anda dengar.”
terhadap apa yang didengar maupun diberikan oleh orang lain yang tidak
1
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
h.104.
2
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 90.
69
dominan. Karena hanya pengalaman yang sesuai dengan nilai dan konsep
sebelumnya.3
Tabel 4.1
Konsep diri anggota hijab cosplay IOC berdasarkan penilaian diri
sendiri4
NAMA
FAKULTAS KONSEP DIRI
ANGGOTA
1. Cerewet
2. Jahil
DWI FIDKOM
3. Percaya diri
4. Kekanak-kanakan
1. Ramah
2. Percaya diri
MAYA FAH 3. Pendengar dan pemberi tanggapan
yang baik
4. Cuek dengan penampilan
1. Introvert
ROSI FIDKOM 2. Solitary (lebih suka sendiri)
3. Kurang Percaya Diri
3
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2003), h. 516.
4
wawancara dengan Anggota Hijab Cosplay IOC episode UIN pada tanggal 31 Mei 2016.
70
baru bagi Dwi sebagai “Pecinta Jepang”. Kepercayaan diri Dwi terbentuk
dari respon-respon positif yang diberikan orang lain saat melihat dirinya
meminta foto bersama dirinya, dan beberapa media komunitas yang turut
serta mewawancarai dirinya saat menjadi hijab cosplayer. Hal itulah yang
dalam arti kata ia seseorang yang suka sekali berbicara (bukan pendiam)
dan ceria, tetapi saat ia sudah menjadi karakter yang dicosplaykan, maka
5
Ary Ginanjar Agustian. ESQ (Emotional Spiritual Quotient). ( Jakarta: Penerbit Arga,
2005). h.282.
72
masih merasa canggung bila berhijab cosplay sedirian pada sebuah event.
Pada lingkungan sosial dan keluarga, orang tua Dwi hanya tahu
begitupun dengan dosennya. Tetapi mereka tidak tahu bahwa Dwi adalah
cosplayer.
Awal mula Tina bercosplay karena rasa iri melihat orang lain bisa
jilbab. Tetapi setelah tahu akan adanya hijab cosplay dan masuk menjadi
sama dengan dirinya dan IOC menjadi wadah untuk dirinya membentuk
6
Wawancara langsung dengan Dwi saat photo session ke 2, tanggal 11 Juni 2016 di UIN
Jakarta.
7
Wawancara langsung dengan Dwi saat photo session ke 2, tanggal 11 Juni 2016 di UIN
Jakarta.
8
Wawancara langsung dengan Dwi saat photo session ke 2, tanggal 11 Juni 2016 di UIN
Jakarta.
73
Tina merupakan tipe orang yang pendiam dan sulit akrab dengan
sesama anggota IOC pun masih tidak terlalu akrab, hal itu dikarenakan
intensitas dirinya ikut dalam kegiatan IOC terbagi dengan organisasi lain
yang diikutinya. Tina termasuk orang yang cuek dengan respon negatif
yang ditujukan orang lain kepada dirinya saat menjadi hijab cosplayer.
tanggapan orang lain yang ditujukan kepada dirinya, hal itu disebabkan
suka saat dirinya menjadi hijab cosplay. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara berikut:
9
Wawancara langsung dengan Tina saat photo session ke-2, pada tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta.
74
tanggapan positif terhadapnya. Selain itu, Tina termasuk orang yang suka
belajar untuk memperbaiki dirinya menjadi yang lebih baik, hal itu
kejadian yang telah lalu dan kemudian berkaca dengan dirinya sendiri
masih merasa tidak percaya diri dan takut. Karena hijab cosplay dalam
Tina dalam hijab cosplay mempengaruhi dirinya dalam hal merawat dan
dalam menampilakan karakter cosplay yang lebih baik agar lebih percaya
sudah keinginannya sejak lama, tetapi hal itu terkendala dengan masih
10
Agus Abdurrahman. Psikologi sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan
Pengetahuan Empirik. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) h. 51.
75
mewadahi para pecinta Jepang terutama bagi wanita berhijab untuk tetap
pengaruh atas respon negatif yang diberikan oleh orang lain saat Nada
percaya diri, dapat memimpin dan ia tidak suka sendirian, lebih suka
suasana ramai. Selain itu, Nada juga menyukai kekompakan, seperti yang
dikatakannya:
“.....kadang satu tim engga bisa kumpul jadi satu. Jadi kurang
lengkap. Padahal maunya kita harus lengkap. Tapi sayangnya engga bisa
lengkap.”11
Teman-teman dan lingkungan sekitarnya mengenal Nada sebagai
seseorang yang humoris dan ceria, hal itu terlihat dari dirinya yang selalu
bisa membuat orang lain tertawa dengan kelakuan yang dibuatnya. Itu
terlihat jelas dari beberapa kali peneliti ikut dalam berbagai kegiatan IOC
episode UIN. Nada sering kali melakukan hal yang dapat membuat
pantas bercosplay dan tampil di depan publik. Hal yang tidak diketahui
oleh banyak orang ialah Nada yang seorang lulusan pondok pesantren,
tetapi karena penampilannya yang biasa saja maka tidak ada yang
cosplayer. Hal itu membuat kebanggan tersendiri untuk dirinya dan juga
12
Wawancara langsung dengan Nada saat photo session ke-2, pada tanggal 11 Juni 2016
di UIN Jakarta.
77
Jepang dan budayanya. Salah satu hal baru yang ingin dicobanya ialah
paling tidak suka bila dirinya dihiraukan dan tidak ada yang bisa
dengan lingkungannya, oleh sebab itu ia menjadi teman yang baik saat
peduli dengan cibiran negatif yang diberikan untuknya, selagi masih ada
hijab cosplayer. Mayya lebih peduli pada respon orang tua apabila
temannya yang baru tahu dan melihat dirinya saat menjadi hijab
cosplayer.
“Mereka ngeliat aku, ya aku asik, kata mereka yaa. Bukan kata
aku. Soalnya kata mereka aku nyambung mau diajak ngobrol apa aja aku
bisa. Soalnya aku mengikuti mereka juga, temen aku ada yang suka korea,
aku suka. Suka Jepang, suka thailand, aku juga suka. Jadi aku
mengimbangi juga ke mereka.”13
Mayya yang di cap “asyik” oleh lingkungannya berusaha menjadi
orang lain. Karena ia bertingkah laku berdasarkan apa yang dilihat dan
13
Wawancara langsung dengan Mayya saat photo session, pada tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta.
78
konsep dirinya.
Dukungan juga diperoleh Mayya dari orang tua dan neneknya yang
karakter fiksi dan beradu peran ini. Ia beranggapan bahwa menjadi hijab
ditunjukan oleh Maya terkesan cuek. Namun, Maya merasa pantas dan
cosplay, alasan atas dasar ajakan teman dan tidak ingin mengecewakan
teman yang sudah mengajaknya untuk terjun ke hobi yang terbilang baru
baginya membuat Rosi masuk dalam IOC episode UIN Jakarta dan mulai
melakukan segala hal sendiri, agak sedikit pendiam, kurang percaya diri,
yang kurang percaya dengan dirinya sendiri dan mudah merasa cemas:
14
Wawancara langsung dengan Mayya saat photo session, pada tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta.
15
Wawancara langsung dengan Rosi saat photo session, pada tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta.
16
Wawancara langsung dengan Rosi saat photo session, pada tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta.
80
merasa sendiri dan butuh teman, dirinya tidak akan segan mengajak
teman-teman dari IOC saja. Hal itulah yang membuat Rosi kurang
percaya diri saat dirinya sedang menjadi hijab cosplyer selain hijab
cosplay pada project ONS ini merupakan debut pertamanya sebagai hijab
dirinya yang menjadi hijab cosplayer dan hanya orang lain (asing atau
yang introvert. Rifka pun menilai dirinya sebagai pribadi yang introvert,
namun ia menjadi pribadi yang tertutup dan pendiam hanya saat berada
sedang berada di rumah. Rifka menyadari hal itu dan memberikan alasan
teman. Rasa tidak enak membagi cerita terutama hal “percintaan” dengan
semuanya laki-laki.
tiga tahun terakhir ini hanya menggunakan pakaian berjenis rok. Banyak
manis.
Tabel 4.2
Ciri-ciri sifat ekstrovert dan introvert18
Ekstrovert Introvert
Banyak teman, Butuh teman Pendiam, Tenang, Introspektif,
bicara, Tidak menyukai Lebih senang membaca buku
kesendirian, Menyukai daripda berhubungan degan
kegembiraan, Senang bercanda, orang lain, Tidak mudah marah,
Mudah berteman, Optimistik, Mengambil jarak kecuali pada
aktif, berani mengambil resiko, teman dekat, Menjaga perasaan,
bebas, menyukai perubahan pesimistik, serius, hidup teratur.19
dirinya. Saat suasana hati menjadi buruk maka hal itu akan mendorong
hijab cosplayer IOC episode UIN diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
baik Rosi, Tina maupun Rifka memiliki pribadi introvert pada situasi dan
17
Rafy Sapuri, Psikologi Islam.: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009) h. 168.
18
Rafy Sapuri , Psikologi Islam.: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, h. 168.
19
Rafy Sapuri . Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, h. 155.
20
Agus Abdul Rahman. Psikologi Sosial., h. 14.
83
diri kita, juga penilaian secara tidak langsung yaitu dengan cara
cara orang lain bersikap dan memandang diri kita saat bersama
Tabel 4.3
Konsep diri anggoa hijab cosplay IOC Eps UIN Jakarta
berdasarkan penilaian orang lain22
NAMA
FAKULTAS KONSEP DIRI
ANGGOTA
1. Pendengar dan pemberi tanggapan yang
baik
DWI FIDKOM
2. Pintar
3. Banyak bergerak/ aktif
21
Agus Abdurrahman. Psikologi sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik,. h. 54.
22
Hasil Wawancara dengan Sahabat dari Anggota Hijab Cosplay IOC Episode UIN
Jakarta.
84
4. Baik
1. Menyenangkan
MAYA FAH 2. Antusias dalam bercerita
3. Tekun dengan hobinya
1. Ceria dalam situasi tertentu
2. Mudah panik dan nangis
ROSI FIDKOM
3. Peduli
4. Jahil
1. Baik
2. Menyenangkan
TINA TARBIYAH
3. Humoris
4. Introvert
1. Baik
NADA FSH 2. Pintar
3. Tekun dengan hobinya
1. Tomboy
RIFKA SAINTEK 2. Humoris
3. Tertutup kalau di rumah
“Mayya itu asik, seru, terus selalu antusias kalau lagi cerita. Tapi
kalau udah berurusan sama anime di laptopnya dia kayak punya dunia
sendiri. ”24 Ungkap Mega saat diwawancarai
23
Wawancara dengan Aida (teman dekat Dwi), pada tanggal 20 Juni 2016.
24
Wawancara dengan Mega (teman dekat Mayya), pada tanggal 19 Juni 2016.
85
sedang ada masalah. Pribadi menutup diri dan mudah terbawa suasana,
secara tidak sadar dirasakan oleh Ica sebagai teman dekat Rosi, biarpun
dengan sifat yang menujurus pada sifat negatif. Pipit, teman dekat Tina
dekat saja. Maka dari itu, Pipit yang sudah berteman dengan Tina sejak
SMA dapat merasakan sifat Tina yang lain seperti Tina yang memiliki
perasaan dan pikiran orang dengan sifat ini akan lebih dipengaruhi oleh
25
Wawancara dengan Pipit (teman dekat Tina), pada tanggal 20 Juni 2016.
86
Sedangkan, Nada dinilai sebagai teman yang baik dan pintar oleh
teman dekatnya, Ayu. Namun, Ayu yang tidak begitu tahu tentang hijab
memiliki sikap lebih feminin dan lembut dibanding Rifka yang sedikit
tomboy. Alif menilai karakter yang ada pada Rifka sama persis sama
26
Agus Abdurrahman, Psikologi sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik, h.154.
27
Rafy Sapuri . Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, h. 168.
28
Wawancara dengan Alifia pada tanggal 17 September 2016 di acara IC Fest.
87
dekat dan mengenalnya sejak lama, seperti Rifka yang nyaman dengan
Alifia, Rosi yang percaya pada Ica dibanding teman lain di luar
oleh diri seseorang dapat diketahui melalui pergaulan yag dilakuan oleh
29
Agus Abdurrahman. Psikologi sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik, h. 56.
88
Tabel 4.4
Konsep Diri Anggota Hijab Cosplay IOC Eps UIN Jakarta
Berdasarkan Penilaian Kelompok Rujukan30
NAMA FAKULTAS KONSEP DIRI
ANGGOTA
1. Cerewet
2. Suka bergerak/ aktif
DWI FIDKOM
3. Responsif
4. Heboh
1. Ramah
2. situasional (tidak terlalu cerewet
ataupun hiperaktif)
MAYA FSH
3. Responsif
4. Dewasa menghadapi masalah
5. Heboh
1. Keingintahuan Tinggi
2. Cerewet
ROSI FIDKOM
3. Responsif
4. Heboh
1. Pendiam
TINA TARBIYAH 2. Kalem
3. Tertutup (introvert)
1. Tidak bisa diam/ aktif
2. Heboh (saat-saat tertentu)
NADA FSH
3. Dewasa menghadapi masalah
4. Cepat mengendalikan diri
1. Aktif
2. Cerewet
RIFKA SAINTEK 3. Mudah berteman
4. Penurut
5. Ceria
pribadi yang cerewet dan tidak suka diam. Walaupun Mayya lebih
dan Rosi termasuk anggota yang responsif dengan segala hal yang terjadi
oleh IOC. Mereka akan cepat memberikan tanggapan dan feedback atas
Hal itu diperkuat oleh Isma yang merupakan Kapten IOC episode
yang aktif karena dirinya selalu datang pada kegiatan yang IOC adakan
dan aktif ikut bercosplay pada setiap kesempatan yang ada. Dirinya
disebut sebagai seorang yang ceria dan penurut. Walaupun Isma, kapten
dari IOC UIN mengatakan kalau Rifka termasuk orang yang boros
“Rifka tuh baik, penurut, periang, suka trakir juga. Makanya dia
anggota paling boros dan paling polos.”34
31
Wawancara dengan wakil kapten sekaligus sekretaris IOC episode UIN Jakarta, Zia.
Pada tanggal 27 Juli 2016.
32
Wawancara dengan wakil kapten sekaligus sekretaris IOC episode UIN Jakarta, Zia.
Pada tanggal 27 Juli 2016.
33
Wawancara dengan kapten IOC episode UIN Jakarta, Isma. Pada tanggal 6 september
2016.
34
Wawancara dengan kapten IOC episode UIN Jakarta, Isma. Pada tanggal 6 september
2016.
90
kalau ia harus mengingat wajah dan suara Tina, karena kepribadian Tina
Dalam kasus ini, Rosi yang dinilai oleh dirinya sendiri bahwa
berada di dalam IOC episode UIN Jakarta. Hal itu terjadi demikian
karena konsep diri berkembang sejalan dengan interaksi dan timbal balik
yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Segala hal yang
sudah ada.35
35
Agus Abdurrahman, Psikologi Sosial, h. 63.
36
Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emotional Spiritual Quotient), h. 284.
91
oleh anggota hijab cosplay yang tergabung dalam IOC episode UIN
Jakarta menunjukan tingkah laku yang positif dan terbuka. Lima dari
dengan sesama anggota lainnya dan membentuk konsep diri baru apabila
Episode UIN
positif. Hanya saja seiap orang pasti memiliki konsep diri mana yang
yang bersangkutan.
konsep diri positif yang dimiliki oleh anggota hijab cosplay IOC episode
Hamchek.
konsep diri positif dan negatif anggota hijab cosplay IOC episode UIN
konsep diri positif. Karena hanya didapati ada 3 dari 10 pertanyaan yang
92
dan kepekaan tiap anggota terhadap anggota lainnya pada saat bercosplay.
hijab cosplayer, percaya diri dengan masa depan hijab cosplay, tetap
37
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
38
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
93
itu hanya sekedar tatapan tidak suka atau guyonan. Seperti yang
dikatakannya:
yang diberikan saat menjadi hijab cosplay, tetapi dirinya masih belum
“merasa diterima sih iya. Tapi kalau dianggap penting sih biasa
aja. Pasti orang-orang lebih mentingin yang mirip banget dengan
karakternya. Ya kalau kita sih karena pakai hijab seperti ini, diterima
alhamdulillah. Tapi belum merasa dipentingkan”40
Namun, semuanya sepakat bahwa mereka tidak merasa
aturan dalam Islam maupun dalam cosplay sendiri. selain itu, tidak ada
karena pada saat ini hijab coplay sudah mulai dikenal oleh masyarakat
luas. Seperti yang tersurat dalam petikan diskusi dengan Mayya berikut:
“Berlebihan sih engga ya. Soalnya apa yang kita pakai udah
sesuai aturan dalam islam. Kita bukan memakai pakaian yang terbuka,
kita malah pakai yang menutup aurat.”41
39
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
40
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
41
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
94
Nada, Dwi, Oci, Tina, Rifka dan Mayya memiliki sifat terbuka
terhadap kritik dan saran membangun yang diberikan kepada meraka saat
“Dia mengatur pasti ada alasannya kan, karena saat kita bercoplay
kan mereka yang lihat. Mungkin mereka melihatnya engga cocok atau
kurang, yaudah kita terima saran. Kalau misal kita engga suka dengan
sarannya, kita buat bagaimana pendapat dia dengan pendapat kita dapat
disatukan” ungkap Mayya di hadapan kelima anggota hijab cosplayer
lainnya saat FGD
Sedangkan, sewajarnya manusia mereka akan merasa senang
terhadap mereka.
membangun. Kepercayaan diri atas gaya, perilaku dan sikap yang mereka
hijab cosplay.
episode UIN yang meyakini bahwa diri mereka ialah cosplayer Muslimah
yang tetap memegang prinsip dan aturan dalam Islam. Keyakinan yang
dimiliki oleh tiap anggota menghasilkan sikap yang bersifat positif, negatif,
yang berasal dari konsep diri yang dibangun oleh anggota hijab cosplay IOC
episode UIN Jakarta. Sikap terbentuk dari persepsi mengenai diri tiap
anggota baik berupa fisik, psikologis maupun sosila dan berasal dari
penilaian yang diberikan oleh orang lain yanng memiliki ikatan emosional
dengan para anggota dalam hal ini sahabat yang mereka miliki, penilaian
yang berasal dari kelompok rujukan, dan peneilaian yang berasal dari diri
sendiri. penilaian yang berasal dari diri sendiri berdasarkan pada hasil
dilihat dalam sub mengenai konsep diri anggota hijab cosplay IOC episode
UIN Jakarta.
Hasil dari sikap ialah motif anggota hijab cosplay dalam bertindak
dan berperilaku. Motif yang dimiliki oleh hijab cosplayer untuk berdakwah
96
melalui hobi menuntun anggota hijab cosplay IOC episode UIN Jakarta
keinginan cosplayer. Karakter anime, manga, game atau original yang akan
cosplayer, seperti yang dikatakan oleh Isma sebagai kapten dari IOC
“IOC itu punya karakteristik tersendiri yang ada dalam rules IOC.
Pertama, dia bukan dari anime yang echi (kalau kita nyebutnya yang
mesum). Dan karakternya juga bukan karakter mesum. Kalau dari kostum
sebenarnya itu tidak jadi masalah, soalnya kita konvert dari yang bukan
hijab menjadi berhijab. Jadi kalau dari segi kostum karakter apa aja bisa.
Kalau dari segi sifat dan karakteristik karakternya itu yang biasanya kita
permasalahkan. Karena yang namanya bercosplay itukan tidak hanya
membawa kostum aja, tapi harus sesuai dengan karakter juga.”42
Langkah senajutnhya yang dilakukan sebelum terjun langsung di
42
Wawancara dengan kapten IOC episode UIN Jakarta, Isma. Pada tanggal 6 september
2016.
97
“di IOC sendiri kan ada rulesnya. Jadi kalau mau cosplay nanya dulu,
kalau karakter tersebut boleh atau engga, kalau misalnya engga boleh atau
kurang baik ya lebih baik engga di cosplaykan. Terus ganti, tapi dikasih
saran untuk kostumnya untuk dipanjangin dikit kalau udah dapet
persetujuan baru deh ke cosmaker”43
Lalu hal tersebut dikuatkan dengan ucapannya yang terekam dalam
wawancara berikut:
tubuh.45
dalam bercosplay pun tidak dianjurkan untuk melakukan cross dress, yaitu
anggota wanita hijab cosplay yang menggunakan kostum karakter pria dan
sebaliknya. Seperti yang dikatakan Roma yang berperan sebagai wakil ketua
43
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
44
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
45
Fatimah Mernissi, Wanita di dalam Islam:,terj, Yeziar Redianti (Bandung: Pusaka,
1991), h. 118.
98
boleh kalo tiba-tiba couple aja. Terus misal cross dress, cowok engga boleh
kayak cewek, kalo cewek mau jadi cowok, aturannya auratnya harus tetep
ketutup.”
Sesungguhnya dalam hadits sahih telah terdapat larangan mengenai
perempuan
belum ada yang melakukan cross dress atau bisa disebut sebagai
membalikan karakter.
Nada, Rifka dan Oci tidak merasa berlebihan dalam berpakaian atau
“berlebihan sih engga ya. Soalnya apa yang kita pakai udah sesuai
aturan dalam islam. Kita bukan memakai pakaian yang terbuka, kita malah
pakai yang menutup aurat. Jadi saya rasa itu engga berlebihan sih”47
Tidak berlebihan dalam berpakaian bagi wanita ialah tidak menarik
peratian bagi lawan jenis dan tidak juga membangkitkan syahwat lawan
jenis (tabarruj).48 Karena pada dasarnya kostum yang dipakai oleh cosplayer
kostum mereka dengan berbagai cara, bisa dengan baju manset, celana
panjang, atau rok yang dipanjangkan dan baju yang dibuat lebih besar dari
ukuran tubuh.
46
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h.
373.
47
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
48
Abdul Halim Abu Syuqqoh, Kebebasan Wanita, h. 342.
99
dan pengurus lainnya. Maka, cosplayer siap untuk tampil di depan umum
hijab sebagai pengganti wig. Pada tahap ini cosplayer akan berdandan sesuai
sesama cosplayer di uji. Hijab cosplay IOC episode UIN memiliki cara
dan membuang sampah tisu sisa berdandan, bekas makan minum ke plastik
yang biasanya selalu mereka sediakan selama bercosplay. Selain itu, bada
bercosplay
mereka hadiri pun menjadi salah satu tindakan yang mereka pilih untuk
menjaga identitas mereka sebagai muslimah yang taat bahkan pada makanan
yang akan masuk kedalam tubuh mereka. Seperti yang terdapat dalam
dianjurkan untuk menjaga jarak saat ada lawan jenis yang ingin meminta
49
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
50
Hasil FGD pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta.
100
pengaplikasian yang dilakukan oleh anggota hijab cosplay IOC episode UIN
Jakarta. Berikut cara yang dilakukan oleh 6 anggota hijab cosplay IOC
kostum agar tetap berada pada koridor etika berpakaian dalam Islam yaitu
busana yang menutup aurat dan tidak membentuk lekuk tubuh, Dwi
menyatakan bahwa hijab jangan dibuat terlalu mirip dengan wig, hal itu
Maka, hijab cosplay yang diperankannya memakai jilbab seperti biasa dan
sebagai seorang Muslimah dengan adanya kriteria bagi Muslimah yang akan
yang bisa menyakiti hati orang lain. Upaya lainnya yang dilakukan anggota
jarak dengan lawan jenis saat bercosplay maupun saat tidak bercosplay. Hal
terpenting yang dilakukan oleh anggota hijab cosplay IOC episode UIN
adalah salah satu cara untuk menampung dorongan energi positif yang akan
pikiran dan perasaanya dalam satu waktu yang akan menambah energi baru
di luar UIN yaitu sebagai saran berdakwah kreatif melalui hobi. Selain
dengan baik dan senyum saja oleh hijab cosplayer IOC UIN.
52
Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emotional Spiritual Quotien), h. 285.
105
seorang yang kalah lagi gagal dalam hidupnya, maka akan menghasilkan
motivasi yang besar untuk dirinya sendiri. Seseorang dengan motivasi yang
tinggi dan sadar akan potensi diri tidak akan menyia-nyiakan peluang yang
dilihat dan dihitung dari seberapa sering mereka datang dan ikut
modifikasi hijab dari tutorial di internet dan mendesain baju sendiri yang
dan kehadiran dalam berbagai event yang melibatkan IOC. Baik dalam
project besar yang masuk dalam program IOC maupun kegiatan luar yang
mereka saat bercosplay. Inovasi dalam berhijab cosplay dilihat secara nyata
106
memakai hijab diubah agar layak dipadukan dengan jilbab bahkan dibuat
Dari keenam hijab cosplay yang menjadi subjek penelitian ini dapat
mereka dengan berbagai cara, seperti, menjaga jarak dengan lawan jenis,
makanan yang halal, menjaga lingkungan sekitar dan yang terpenting ialah
tetap berbusana sesuai dengan etika berbusana dalam Islam dengan tidak
memamerkan aurat dan lekuk tubuh, tidak berlebihan dalam berbusana yang
wanita bagi lelaki dan sebaliknya. Selain itu, hal wajib yang tidak mereka
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
Kepercayaan diri atas gaya, perilaku dan sikap yang mereka tunjukan
agama
107
108
Hanya saja, kepercayaan diri dan menjaga citra diri saat anggota IOC
terbuka dan menujukan sifat ceria juga humorisnya hanya pada teman
yang mereka bawa. Diantaranya, menjaga jarak dengan lawan jenis, baik
panggilan yang tidak disukai oleh orang tersebut, karena bagi cosplayer
IOC mereka tidak hanya membawa kostum untuk ditampilkan saja tetapi
kostum yang menutup aurat dan tidak menunjukan lekuk tubuh cosplayer
anggota dalam setiap event dan keikutsertaan dalam project yang dibuat
B. Saran
diri anggota hijab cosplay IOC UIN Jakarta dalam mempertahankan identitas
Cosplay.
mengenai hijab cosplay secara lebih luas. Tidak hanya di UIN saja
Arief, Ariesto Hadi Sutopo dan Andriana. Terampil Mengolah Data Kualitatif
dengan NVIVO. Jakarta : Prenada Media Grup, 2010.
Lutfi, Ikhwan. Psikologi Sosial. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
111
112
—. Teori dan Riset Media Siber. Jakarta : Kencanaa media Grup, 2014.
2010.
Syuqqoh, Abdul Halim Abu. Kebebasan Wanita. Jakarta : Gema Insani Press,
1997.
Venus, Antar dan Lucky Helmi. Budaya Populer Jepang di Indonesia: Catatan
Studi Fenomenologis Tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party
Bandung Jurnal Aspikom: Universitas Padjajaran, 2010.
ONLINE
Aini, Nur. 2014. Definisi Cosplay dan Jenisnya. [Online] Mei 2014. [Cited: April
4, 2016.] http://galleryotaku.blogspot.co.id/2014/05/cosplay-definisi-
sejarah-dan jenis.html
Azhiim, Rizma Afian. 2015. Identitas dan Subjektivitas Budaya Populer Cosplay
di Indonesia. [Online] November 2015. [Cited: Februari 16, 2016.]
http://www.academia.edu/4240627/identitas dan subjektivitas budaya
populer cosplay di Indonesia.
Faqih, Al. 2011. Identitas Seorang Muslim. [Online] Agustus 2011. [Cited: Mei
11, 2016.] http://artikelalfaqihwarsono.blogspot.co.id/2011/08/identitas
seorang muslim.html.
m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam nusantara/15/05/27noywh5
inilah 10negara-dengan-populasi-muslim terbesar-di-dunia.
LOOP KITA. 2015. loop.co.id. [Online] September 17, 2015. [Cited: Mei 2016,
2016.] http://www.loop.co.id/articles/cosplay-bukan-sekedar-pakai
kostum.
LPM INSTITUT. Akulturasi Islam dan Jepang dalam IOC. [Online] [Cited: Juli
12, 2016.] Akulturasi Islam dan Jepang dalam IOC |
LPMINSTITUT.COM - UIN JAKARTA.
Wawancara dengan kapten IOC episode UIN Jakarta, Isma. Pada tanggal 6
September 2016 di UIN Jakarta
Wawancara langsung dengan Dwi saat photo session ke 2, tanggal 11 Juni 2016 di
UIN Jakarta
Wawancara langsung dengan Tina saat photo session ke-2, pada tanggal 11 Juni
2016 di UIN Jakarta
Wawancara langsung dengan Nada saat photo session ke-2, pada tanggal 11 Juni
2016 di UIN Jakarta
Wawancara langsung dengan Mayya saat photo session, pada tanggal 11 Juni
2016 di UIN Jakarta
Wawancara langsung dengan Rosi saat photo session, pada tanggal 11 Juni 2016
di UIN Jakarta
Wawancara dengan wakil kapten sekaligus sekretaris IOC episode UIN Jakarta,
Zia. Pada tanggal 27 Juli 2016
DOKUMENTASI
Google.com/Owari NoSeraphCosplay
Google.com/CrossdressCosplay
Google.com/tokusatsu
Google.com/idolstar \cospaly
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA DAN FGD
1 Apakah anda YA YA YA YA YA YA
meyakini akan nilai-
nilai keislaman dan
prinsip keislaman?
(dalam hal ini
berkaitan dengan etika
berbusana bagi
wanita)
2 Apakah anda bersedia YA YA YA YA YA YA
mempertahankan
untuk menjadi hijab
cosplayer, walaupun
menghadapi tekanan
dari kelompok yang
lebih kuat?
3 Apakah anda merasa TD TD TD TD TD TD
berlebihan ataupun
bersalah ketika
menjadi hijab
cosplayer?
4 Apakah anda merasa TD TD TD TD TD TD
cemas dengan masa
depan hijab cosplay?
Apakah anda merasa
bangga menjadi
bagian dari hijab
cosplay itu sendiri?
5 Apakah anda bisa YA YA YA YA YA YA
mengatasi persoalan,
apabila hijab cosplay
belum mendapat
tempat di hati
masyarakat?
6 Apakah anda merasa YA YA R YA YA YA
setara atau sama
dengan cosplayer-
cosplayer lain saat
anda sedang menjadi
seorang hijab
cosplayer?
1
hasil FGD yang dilakukan pada 11 September 2016.
7 Apakah anda merasa R YA YA YA YA YA
diterima oleh orang
lain atau dianggap
penting oleh orang
lain saat sedang
bercosplay?
8 Apakah anda merasa YA YA YA YA YA YA
bahagia dan puas
ketika karakter yang
anda cosplaykan
sesuai dengan impian
anda?
9 Apakah anda YA YA YA YA YA YA
menikmati menjadi
hijab cosplayer (dalam
berbagai kegiatan,
persahabatan dan
waktu luang)?
10 Apakah anda peka YA YA R YA R R
terhadap kebutuhan
(gagasan/koreksi/sara
n/motivasi) yang
dubutuhkan oleh
teman anda sebagai
sesama cosplayer?
Tabel 4.6
Sikap dan Tindakan Anggota Hijab Cosplay IOC Episode UIN
1 Apakah cosplayer YA YA YA YA YA YA
merasa bergaya hidup
sehat dengan asupan
makanan halal?
2 Apakah cosplayer YA YA YA YA YA YA
termasuk orang yang
cinta dengan
lingkungannya?
3 Apakah tindakan YA TD YA YA TD YA
dalam bercosplay yang
terbawa hingga dalam K K
kehidupan sehari-hari?
TRANSKRIP HASIL FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Narasumber:
1. Zuhroh Annada (Fakultas Syariah dan Hukum/ Perbankan Syariah)
2. Nabilah Sumayyah (Fakultas Adab dan Humaniora/ Ilmu Perpustakaan)
3. Astina Riyana (Fakultas Tarbiyah/ Manajemen Pendidikan)
4. Dwi Rahmah Najiibah(Fakultas Dakwah dan Komunikasi/ Jurnalistik)
5. Rifka Miftahul Aini (Fakultas Sains dan Teknologi/ Matematika)
6. Rosiana Pratama Efendi (Fakultas Dakwah dan Komunikasi/ KPI)
Waktu dan Tempat : 6 September 2016/ Student Center
Pertanyaan Konsep Diri
1. Apakah anda meyakini akan nilai-nilai keislaman dan prinsip keislaman?
(dalam hal ini berkaitan dengan etika berbusana bagi wanita)
OCI: iya, soalnya di IOC kayak ada rulesnya, ada peraturannya sendiri.
walaupun kita cosplay, kerudung itu harus menutupi dada, walaupun bercosplay
juga kita engga boleh melanggar peraturan-peraturan keislaman itu sendiri.
DWI: kalo menurut aku sih iya. Soalnya kan dalam IOC sendiri itu
banyak banget larangannya, misalnya engga boleh anime yang echi atau anime
yang terbuka. Jadi tuh kita harus cati anime yang aman-aman, yang udah tertutup
rapat jadi kita cosplaynya engga usah di vermak-vermak lagi.
RIFKA: kalo menurut saya, dalam islam sendiri itu kan wanita memang
diwajibkan untuk menggunakan hijab dengan menutup aurat. Nah, walaupun kita
otaku tapi kita mau cosplay. Jadi kita harus tetap menutup aurat juga. Engga yang
buka-tutup gitu. Kalo misal masalah kostum, misalnya di karakter itu dia terbuka
contoh rok mini, ya kita akalin aja, misalnya roknya jadi panjang.
TINA: tentu saja saya meyakininya, terlebih lagi saat cosplay kita memilih
dari awal akan memakai karakter yang seperti apa. Kalau mau memilih karakter
yang terbuka, pasti akan dipikir berulang kali untuk mengcosplaykannya.
NADA: ya, saya nilai-nilai dalam etika berbusana, namun bukan berarti
dalam berbusana kita harus mengikuti tradisi orang arab, karena indonesia
memiliki ciri khas berbusana sendiri.
2. Apakah anda bersedia mempertahankan untuk menjadi hijab cosplayer,
walaupun menghadapi tekanan dari kelompok yang lebih kuat?
OCI: kepercayaan diri masing-masing aja sih, jdi kita hijab cosplay juga
engga sendiri, bareng teman-teman. Saat teman-teman percaya diri, kita juga jadi
ikutan percaya diri. Mau orang ngomong apa juga, kita tutup kuping, toh kita juga
engga menyalahi aturan apapun. Kita hijab cosplay tetap dalam aturan islami dan
kita engga merugikan mereka, engga merugikan siapapun jadi kita biasa aja
DWI: kalo saya sendiri waktu itu pernah ada yang ngjudge juga. Pernah
ada yang bikin postingan-postingan negatif. Tekanannya sih biasa aja. Karena
kitta berpikir, ini hobi saya, dan saya bisa kok memisahkan yang mana agama
yang mana hobi saya. Jadi tenang aja, engga perlu dibesarin, kita juga udah sadar
kok.
RIFKA: mereka itu kan haters ya, dia lagi mengumbar-umbar keburukan
kita. Anggap aja dia lagi promosiin kita, jadi semacam promosi gratis gitu kan.
Kalo masalah dijelek-jelekin gitu, misal yang jelek-jelekin non islam, ya
pegangannya ya “la kum diinukum wa liyadin”.
MAYA: aku memilih jadi hijab cosplayer karena itu pilihan akku. Mereka
engga berhak marah-marah atas pilihan aku
TINA: insya Allah bersedia. Kalau disini (FLAT) baru tahu kalau saya
ikut cosplay dan mereka bilang kalau saya di IOC lebih terhormat, lebih dihargain.
Kalau di organisasi lain (FLAT) mereka udah tahu banget aku kayak gimana, jadi
udah akrab banget. Kalau di IOC saat cosplay merasa dihargainnya dengan
mereka nyebut kalau kita itu cosplayer
NADA: iya, karena perempuan muslim wajib berhijab, dan bercosplay
adalah hobi saya, saya tidak akan berhenti menekuni hobi hanya karena tekanan
kelompok lain
3. Apakah anda merasa berlebihan ataupun bersalah ketika menjadi hijab
cosplayer?
OCI: engga merasa berlebihan, kan yang kita pakai kostumnya bukan
yang membuka diri ataupun buka-bukaan banget gitu. Emang udah tertutup,
misalnya itu rok mini yaa roknya dipanjangin.
DWI: kalo berlebihan sih engga. Soalnya kan kita udah sadar sendiri
karakternya seperti itu. Misal ada orang yang bilang “ih berlebihan banget, masa
roknya dipanjang-panjangin”, kita sih nanggapinnya “yaudah terserah kamu, ini
kan gaya cosplay saya. Dan saya tidak menyalahi aturan dalam islam.”
RIFKA: engga berlebihan sih, malah ngerasa seneng banget karena hijab
cosplay.
MAYA: berlebihan sih engga ya. Soalnya apa yang kita pakai udah sesuai
aturan dalam islam. Kita bukan memakai pakaian yang terbuka, kita malah pakai
yang menutup aurat. Jadi saya rasa itu engga berlebihan sih
TINA: kadang ada perasaan begitu. Tapi kalau saya, kalau mau cosplay ya
milih-milih gitu juga karakternya yang sesuai dan background dari karakternya
engga nyeleneh juga. Jadi saat orang lain melihat kita cosplay dengan hijab tidak
memandang dengan tatapan yang terlalu aneh. Yaa walaupun ada guyonan-
guyonan yang bilang langsung bakalan bilang karakter yang sedang kita
cosplaykan dengan versi pakai “gamis”. Tapi after all, engga ngerasa berlebihan
sih.
NADA: menurut saya tidak berlebihan karena saya hanya mengganti wig
dengan jilbab, saya merasa bersalah jika kostumnya kurang totalitas seperti engga
ada weapon atau senjata kurang maksimal terus warna kostum engga mirip seperti
di anime
4. Apakah anda merasa cemas dengan masa depan hijab cosplay? Apakah anda
merasa bangga menjadi bagian dari hijab cosplay itu sendiri?
OCI: oh engga cemas, solanya hijab cosplay jadi sesuatu yang unik. Jadi
kita malah bersemangat untuk membuat hijab cosplay sebagi suatu trending
fasihion tersendiri. Dan tentunya bangga menjadi hijab cosplay, karena jarang ada
dan kita yang mempelopori
DWI: kalo cemas sih engga, soalnya kan dari kepercayaan diri kita sendiri.
misalnya kalo kita udah ada orang ang ngejudge kita tutup kuping, jadi dibawa
santai aja. Kalo bangga pasti, apalagi kalau lagi dalam event-event gitu terus ada
yang bilang “eh liat deh ada yang syariah”, tapi mereka bukan ngatain kita tapi
malah minta foto sama kita. Jadi agak bingung sih, tapi ikutin aja.
RIFKA: mungkin kalau untuk para cosmaker hijab cosplay dapat
menambah penghasilan mereka sih, banyak cosplay hijab yang mesan baju ke
mereka. Bahkan saya sendiri ingin belajar bikin costum.
MAYA: aku sih engga cemas yaa. Tapi justru kita bisa ajak teman-teman
yang tidak berhijab untuk mencoba hijab cosplay. Lama-lama mereka akan ikut
hijab beneran. Terus kita kan menyebarkan syiar islam juga, jadi biar sekali
mendayung dua tiga pulau terlampaui. Yaa pencapaiannya sekaligus, hobinya
dapet dakwahnya juga ada.
TINA: kalau menurut saya, hijab cosplay sudah mulai terangkat, tidak
dipandang sebelah mata lagi dan udah banyak yang kreatif juga dengan pakai
hijab cosplay. Bangga juga menjadi hijab cosplay, tapi kalau di lingkungan UIN
sendiri sih masih agak malu untuk memperkenalkan diri sebagai cosplayer, karena
sedikit pesimisi dan takut diejek tapi kenyataannya mengga diejek juga. Sekarang
sih mencoba untuk engga malu.
NADA: saat ini saya tidk cemas, karena semakin banyak yg bisa
menerima hijab cosplay selain itu sudah banyak teman teman yg tertarik juga
untuk berhijab cosplay. Tentu saya bangga karena bisa menikmati hobi tanpa
harus keluar dari nilai nilai islam.
5. Apakah anda bisa mengatasi persoalan, apabila hijab cosplay belum
mendapat tempat di hati masyarakat?
OCI: tergantung seleera masyarakat masing-masing yaa. Jadi mereka
memiliki pendapat yang berbeda-beda ada yang suka ada yang engga. Toh waktu
pertama kita cosplay banyak yang minta foto. Berarti alhamdulillah kita diterima
baik di masyarakat.
DWI: kita ngajak dan memperkenalkan budaya kita aja sih, terutama
karena mayoritas kita islam jadi mencampurkannya dengan budaya jepang. Islam
kan identik dengan baju panjang, sopan, kita ikutin syariat islam. Sekaligus kita
memperkenalkan pada masyarakat yang belum tahu.
RIFKA: tanya ke orang terdekat dulu, mereka tahu cosplay atau tidak.
misal mereka bilang “tahu” terus bilang deh kalau kita cosplay hijab, lalu jelasin
cosplay hijab itu apa, lama-lama mereka jadi mengenal dan menerima hijab
cosplay itu sendiri.
MAYA: semua orang punya selera masing-masing, kalau mereka belum
bisa terima ya engga apa-apa yang penting kita udah ngasih pemahaman kalau
hijab cosplay itu seperti ini. kalau mereka bisa terima ya alhamdulillah, kalau
mereka belum bisa terima yasudah itu hak mereka
TINA: secara umum sih kalau menurut saya biar bisa diterima di
masyarakat yaa dengan nunjukin prestasi. Kalau hijab cosplay dan untuk orang
yang paham dengan cosplay tunjukin kalau kita tidak OUT OF CHARACTER
NADA: ya tentu, dengan meyakinkan lingkungan sekitar tentang hijab
cosplay dan dibantu teman-teman dari komunitas, saya yakin suatu saat nanti
hijab cosplay akan mendapat tempat dihati seluruh masyarakat dan penikmat
jejepangan
6. Apakah anda merasa setara atau sama dengan cosplayer-cosplayer lain saat
anda sedang menjadi seorang hijab cosplayer?
OCI: kita engga pernah dapet diskriminasi kalo untuk masalah cosplay
hijab maupun cosplay konvensional. Sewaktu cosstreet, lomba ataupun tampil kita
punya hak yang sama dengan cosplayer-cosplayer lainnya
DWI: kita sama sih dengan cosplayer-cosplayer lainnya. Contohnya aja
dalam event ennichisai kemarin, panitianya malah nyuruh kita untuk naik ke atas
panggung, kita kan hijab apa bisa diterima? Ternyata respon yang bagus tuh
banyak. Pas naik ke atas panggung tuh udah seru jadi kita ngerasa setara dengan
yang lainnya
RIFKA: setara aja. Tapi pandangan orang kan beda-beda sesuai kreasinya
sendiri. kayak semakin bagus kreasinya, semakin unik semakin tinggi antusias di
masyarakat dan otaku-otaku yang lain
MAYA: setara. Karena kita sama-sama cosplayer Cuma bedanya kita
pakai hijab. Ya mungkin mentalnya saja yang masih beda, perlu ditingkatin lagi.
TINA: kalau dimata orang secara umum dan belum terbiasa dengan hijab
cosplay itu masih banyak komentar negatif, jadi masih agak sedikit terhina. Tapi
kalau sama teman-teman di lingkungan hijab cosplay kita sangat dihargaian dan
malah merasa lebih tinggi dari cosplay lain. Yaa tergantung lingkungan sih.
NADA: kalau dalam bercosu saya merasa sama dengan cosplayer
lain,sama-sama memerankan karakter dari suatu anime, sama sama menghayati
karakter, sama sama berusaha totalitas. Yang membedakan disini saya muslim
saya tidak bisa meinggalkan kewajiban saya untuk berhijab. Oleh karena itu saya
berjilbab, saya tidak merasa dengan berjilbab maka pribadi saya lebih baik dari
cosplayer lain. Saya menyadari bahwa saya juga manusia yangg tidak sempurna,
setidaknya dengan berhijab cosplay saya bisa menjaga diri agar tidak lupa dengan
nilai islam.
7. Apakah anda merasa diterima oleh orang lain atau dianggap penting oleh
orang lain saat sedang bercosplay?
OCI: ya masih tergantung responnya di masyarakat. Misalnya mereka
suka kita ya kita dianggap spesial, dengan minta foto. Terus misal mereka engga
suka samakita, belum diterima, ya itu hak mereka kita engga bisa maksa juga.
DWI: merasa diterima sih iya. Tapi kalau dianggap penting sih biasa aja.
Pasti orang-orang lebih mentingin yang mirip banget dengan karakternya. Ya
kalau kita sih karea pakai hijab seperti ini, diterima alhamdulillah. Tapi belum
merasa dipentingkan
RIFKA: diterima dan dianggap penting itu biasanya di event-event
komunitas islam gitu, biasanya kita selalu diundang, hijab cosplay selalu diundang
untuk ikut dalam parade di cfd atau di UIN. Jadi merasa penting kita tuh
MAYA: saya merasa diterima melihat dari antusias yang kemarin kita di
event ennichisai. Dianggap penting sih mungkin bukan kitanya, tetapi hijab
cosplay secara keseluruhan. Seperti nanti akan ada acara hijab solidarity, disitu
akan mengundang hijab cosplayer juga, nanti kita akan parade dan berkeliling
membagi-bagikan hijab
TINA: yaa ngerasa.
NADA: sejauh ini sih saya merasa diterima aja ya. Soalnya pas ngecosu
tuh gak cuma satu atau dua orang yangg minta foto tapi banyak sampai cape.
Selain itu temen temen hijab cosplay juga banyak diundang untuk meriahkan
acara, kayak acara ihsd itu loooh lupa panjangannya, terus kemaren juga kita
diundang di acara seminar tentang jejepagan di kampus. Terus baru kemaren tgl 6
kalo tidak salah diundang buat meriahin pawai untuk pembukaan acara ICFest
kampus. Saya tidak ikut tapi hahaha hiatus dulu mau nyekrip
8. Bagaimana respon dan sikap anda apabila menerima pujian dari orang lain
saat sedang bercosplay?
OCI: kalau dapet pujian kita seneng, kita syukurin aja. Kita juga kan
bukan model yang benar-benar dibayar. Biasanya kita bilang “makasih” engga
berlebihan juga. Senengnya dalam hati
DWI: senengnya banget, dapet energi positif. Saat ada yang bilang cantik
dengan menggunakan cosplay hijab, seneng aja.
RIFKA: dipuji atau engga kan hak mereka ya. Saya kkan sering upload
foto di instagram pake hastag, banyak orang luar negeri yang komen “nice” atau
“awesome” ya kita jadi bangga sendiri. kadang di repost sama akun cosplayer
indonesia, yaa jadi seneng banget.
MAYA: ya kalau dipuji Alhamdulillah. Tapi jangan karena kita dipuji jadi
ngerasa kayak diatas angin, karena ada yang muji dan ada juga sebagian orang
yang engga suka sama kita. Jadi kita harus tetap bersyukur
TINA: senang sih kalau dipuji. Kalau saat dipuji bersikap sewajarnya aja
dengan bilang “terima kasih” gitu aja sih
NADA: namanya juga dipuji ya seneng, dan makin semangat buat
ngecosu chara lain.
9. Apa respon anda, apabila ada orang lain yang mengatur model cosplay yang
anda pilih?
OCI: kita terima saran, misal kita engga cocok cosplay ini tapi cocoknya
karena karakter asli kita seperti ini maka cocoknya seperti ini. ada yang saran
kayak gitu. Kalau misalnya kita masih suka saran mereka ya kita ikutin, tapi
misalnya kita tetep engga suka ya kita bisa pikir ulang, salahnya dimana. Apa
salah di karakter animenya atau di karakter kita sendiri, atau di desain bajunya.
Jadi kalau misalnnya seperti itu kita lihat dari berbagai sisi. Sejauh ini pada saat
milih karakter sih diterima-terima aja, belum ada yang protes.
DWI: di IOC sendiri kan ada rulesnya. Jadi kalau mau cosplay nanya dulu,
kalau karakter tersebut boleh atau engga, kalau misalnya engga boleh atau kurang
baik ya lebih baik engga di cosplaykan. Terus ganti, tapi dikasih saran untuk
kostumnya untuk dipanjangin dikit kalau udah dapet persetujuan baru deh ke
cosmaker.
RIFKA: awalnya aku tuh cosplay yang bajunya kayak gaun gitu, terus
cosplay ke dua aku pakai kostum yang potongan atas dan bawah. Ada teman yang
komentar, kalau aku lebih bagus pakai yang gaun, karena lebih anggun. Tapi
menurut aku, sesuai sama diriku sendiri sih, aku ngeliat dari bajunya lucu atau
engga, ngeliat karakternya, sifatnya baik atau engga, kalau engga baik ya engga
aku pilih
MAYA: dia mengatur pasti ada alasannya kan, karena saat kita bercoplay
kan mereka yang lihat. Mungkin mereka melihatnya engga cocok atau kurang,
yaudah kita terima saran. Kalau misal kita engga suka dengan sarannya, kita buat
bagaimana pendapat dia dengan pendapat kita dapat disatukan
TINA: kalau sudah milih karater kan itu tergantung dari kita, sukanya
yang mana, cocoknya yang mana. Ehm.. kalau diatur banget sih engga suka tapi
kalau misalnya diusulkan dan diberi masukan lebih cocok yang mana, itu bisa
saya terima. Dan kalau “dia” mau mengatur cara saya makai hijab, misal “dia”
ngajarin yaa saya terima aja. Tapi kalau ternyata saya sudah bisa dan yang dia
ajarkan ternyata tidak lebih bagus saya lebih milih megatur sendiri. lebih selektif
aja
NADA: kalo ngaturnya buat kebaikan sendiri sih seneng banget itu artinya
kan kita dibimbing biar engga salah. Tapi kalo ngaturnya sok-sokan gitu atau
engga bener gitu ya paling engga di dengerin
10. Apakah anda merasa bahagia dan puas ketika karater yang anda cosplaykan
sesuai dengan impian anda?
OCI: jadi sekiranya kita cocok. Hampir mirip, engga mungkin banget
kalau mirip. Seneng apalagi kalau liat bajunya cosplay yang lucu-lucu dan bagus-
bagus. Jadi, kalau bajunya bagus kita jadi percaya diri gitu makainya.
DWI: bahagia dan puas pati dan tentunya. Karena kita udah mengeluarkan
banyak biaya untuk bikin kostum dan beli aksesoris. Bagngga, puas terus
disandingin dengan cosplay karakter kita, diedit dan di share.
RIFKA; puas atau engganya sih tergantung kostumnya. Misalnya
desainku roknya agak ngembang eh pas udah jadi ternyata engga ngembang. Itu
bikin sedikit kecewa sih tapi harus diterima aja. Tapi kalo misalkan ada yang
cosmakernya kerjanya maksimal banget. Itu seneng banget.
MAYA: yang pasti bahagia. Kita hijab cosplay dilihat dari kostumnya
sendiri. kalau kostumnya udah “fua-fua” banget atau udah “wow” banget tinggal
kita sendiri bagaimana mengkombinasikan hijab dan make upnya. Yang pasti
seneng banget.
TINA: ya banget! Pasti seneng banget.
NADA: puas banget....bahagianya sampe gabisa diungkapin dengan kata
kata.
11. Apakah anda menikmati menjadi hijab cosplayer (dalam berbagai kegiatan,
persahabatan dan waktu luang)?
OCI: menikmati setip event. Tapi ada saatnya kita cape juga, dimana saat
kita mau keliling di event tapi engga bisa keliling karena kecegat sama teman-
tteman yang suka sama kita dang ngajak foto-foto. Lellah juga mungkin, karena
harus memaksakan senyum setiap ada yang ngajak foto
DWI: menikmati banget. Tapi dalam arti kata menikmatinya ingin ngeliat
orang bahagia saat melihat kita gitu
RIFKA: saya menikmati. kalau mau pergi kemana-mana event bilang
sama orang tua kalau ada acara. Orangtua tau banget kalau aku cosplay, jadi
bilang aja mau ngisi acara.
MAYA: menikmati. Karena saat kita terjun menjadi hijab cosplay kita
sudah menentukan kalau kita memang mau hijab cosplay.
TINA: kalau dalam pertemanan menikmati. Sebenarnya lebih menikmati
menjadi hijab cosplay soalnya kita lebih tertutup dan tidak terekspos. Sama aja
seperti kalau berhijab sehari-hari
NADA: ya menikmati banget, kegiatannya seruu, temen-temennya asik
asik, kalau kumpul juga pas banget waktunya cuma kadang males aja berangkat
dari rumahnya. Tapi pas ketemu atau kumpul mah hilang malesnya
12. Apakah anda peka terhadap kebutuhan (gagasan/koreksi/saran/motivasi)
yang dubutuhkan oleh teman anda sebagai sesama cosplayer?
OCI: lebih sering dalam hal make up yaa kalau itu. Mungkin kita lebih
membantu satu sama lain. Yang engga bisa pakai make up ya diratain, kalau
engga bisa pakai alis ya kita pakaikan. Terus apalagi yang engga bisa pakai hijab,
soalnya hijabnya kan beda, butuh penanganan khusus, susah dipakai sendiri. jadi
kita saling membantu aja satu sama lain. Saling support. Terus kita sering bareng,
jadi kita harus kompak.
DWI: kita saling mengingatkan aja sih. Misal ada barang atau aksesoris
yang belum punya, terus kita ngumpulin uang untuk beli. Selain itu soal make up
soalnya kan ribet dan beda dengan make up sehari-hari, jadi yang lebih mengerti
akan ngasih tau cara yang benar dalam make up karakter. Di IOC sendiri ada IOC
cantik, dia akan ngasih tutorial untuk make up dan pakai hijab. Mereka dateng
kalau kita butuh, kita akan dipinjamkan alat-alat make up punya mereka untuk
belajar
RIFKA: biasanya aku sih yang lebih ngeberatin mereka. Kayak misalnya
“jarum pentul” aku suka banget lupa bawa dan mereka yang akan pinjemin ke aku.
Kalau aku bantuinnya kalau ada yang mita tolong ke aku.
MAYA: tergantung orang-orangnya sih. Kalau aku hanya sekedar
mengingatkan saja, misall aksesorisnya sudah lengkap atau belum. Misal belum
ada ya aku bantu belikanan atau subsidikan.
TINA: misalnya saya lagi engga ngelihat teman-teman yang cosplay dan
dia lagi butuh bantuan, kadang saya engga peka. Jadi harus ada yang nanya atau
misal saya secara langsung ngelihat dia kesusahan, baru saya bantu. Itupun kalau
saya melihat secara langsung. Tapi kalau saya lagi engga merhatiin dia dan dia
engga minta tolong juga yaa saya engga bisa apa-apa.
NADA: Mungkin kadang saya lebih suka mengkoreksi dalam berhijabnya,
soalnya tuh kan suka ada tuh yang hijabnya masih berantakan atau jilbabnya
kependekan gitu.
Pertanyaan Identitas Keislaman
1. Apakah cosplayer merasa bergaya hidup sehat dengan asupan makanan
halal?
OCI: kalau makan yang setau kita makanannya engga harus label halal sih
tapi kita tahu komposisinya tidak ada yang haram aja. Kita kan makan biasanya
bareng-bareng gitu, jadi untuk label halalnya diyakini aja. Soalnya kan teman-
teman yang lain juga ikutan makan.
MAYA: kalau makanan jepang yang di Indonesia, kan Insya Allah ini di
Indonesia yaa yang haram tuh tabu banget disini. Jadi bisanya makanan yang
komposisinya daging babi diganti dengan dengan danging ikan atau daging ayam.
Liat komposisinya juga kalo makan-makanan apalagi yang dari luar negeri gitu
DWI: untuk makanan yang baik dan halal sih, banyak temen juga yang
sering beli makanan langsung dari jepang dan makan bareng. Emang sih engga
ada label halalnya juga, pas dilihat komposisinya ternyata ada alkoholnya. Pernah
engga tau dan nyoba-nyobain aja saat itu. Sekali itu aja sih, engga lagi. Takut dosa.
RIFKA: aku sih liat dulu dari komposisinya, terbuat dari apa aja.
Misalnya terbuat dari minyak babi, yaa engga usah dimakan.
TINA: kita selektif aja sih untuk diri sendiri. soalnya kan kita udah ngerti
peraturan dalam islam mengenai makanan, jadi pili-pilih lah mana yang halal dan
mana yang tidak boleh. Jangan beli yang macem-macem juga
NADA: sejauh ini sih kayaknya saya makan makanan halal terus, soalnya
jarang jajan di restoran yang make bahasa asing gitu hampir engga pernah malah
paling cuma sekali dua kali. Seringnya makan di warteg.
2. Apakah cosplayer termasuk orang yang cinta dengan lingkungannya?
Contohnya?
OCI: kita pasti menjaga lingkungan tempat kita ngecosplay. Kalau kita
buang sampah dan berantakin tempat sehabis make up, terus kita kumpulin dalam
plastik dan buang ke tempat sampah. Ya walaupun sewaktu make up berserakan
dimana-mana tapi kalau sudah selesai ya kita bereskan kembali semuanya
DWI: kadang aku suka lupa, buang tisu sembarangan. Kadang teman
ingetin buat buang sampah milik sendiri. yaa saling ingetin aja sih, solanya kan
aku orangnya suka lupa, kadang bahkan botol minum sering ketinggalan
RIFKA: kalau aku misalnya selesai dandan yang membutuhkan tisu, pasti
aku simpan di dalam tas. Terus masalah kalau lagi ngumpul-ngumpul di event,
kita pasti sedia plastik sampah untuk mungutin kembali sampah di sekitar situ.
MAYA: kita kan hijab cosplayer dan kita muslim, kita tau
kalau :annadhofathu minal iman” kalau kebersihan itu sebagian dari iman, ada
sampah ya kita kumpulin dan kalau kita pindah dibuang dulu. Karena kita datang
tempat itu bersih, jadi pas kita tinggaalin juga tempat itu harus bersih.
TINA: sedikit peka. Kadang kalau sampah orang lain saya akan nyuruh
orang itu untuk membuang sampahnya sendiri. tapi kalau dia engga mau buang,
ya saya yang buang.
NADA: sejauh ini yang aku tahu temen-temen cosplayer cinta lingkungan
kok, tiap kita abis kumpul kumpu kita beresin lagi tempatnya, kita juga kalau
kumpul tetep menjaga ketertiban berusaha enggak mengganggu sekitar. Terus kita
juga kadangan manfaatin limbah kertas untuk bikin weapon gitu.
3. Bagaimana cara anda mempertahankan menjadi hijab cosplayer
profesional?
RIFKA: kan ada hijab cosplay yang dia Cuma pakai daleman ninja doang,
terus dia pakai wig llagi. Nah dia itu menurutku kurang profesional, soalnya dia
cosplaynya setengah-setengah. Maksudnya dia ingin cosplay hijab tapi dia tetap
pakai wig. Auratnya tetap kelihatan, kalau misalnya hijab cosplay kan tetap
menutup aurat, dada tertutup, bagian kakai bisasanya celana dibuat longgar. Kalau
hijab kurang profesional, biasanya mereka hanya pakai legging atau stocking dan
roknya pendek. Ih sebal banget lihatnya.
MAYA: banyak juga hijab cosplay yang dia pakai daleman ninja dan
hijabnya sudah dibentuk-bentuk tapi hijabnya tidak menutupi dada, tidak sesuai
dengan anjuran islam. Nah kalau kita tetap sesuai dengan syariat namun berusaha
agar karakter yang kita cosplaykan keluar (all out)
OCI: aku belum tahu profesinalnya hijab cosplay tuh seperti apa dan
batasan-batasannya juga
DWI: pasti hijab cosplay ada aja yang kritik untuk buat hijabnya semacam
rambut. Kalau begitu sekalian aja kita pakai wig, tapi kita tidak maau seperti itu.
Makanya kita pakai hijab seperti biasa, tinggal memakai aksesooris. Dan menurut
kapten IOC IUN jangan terlalu mirip dengan wig, karena itu tidak dianjurkan
banget. Alasannya kerena terlalu dimirip-miripkan dengan rambut asli.
TINA: kalau saya, dari diri sendiri misal pakai hijab yang tidak menutupi
dada agak merasa engga nyaman. Nah kalau kita cosplay dan berhijab, itu kan
dipandang oleh orang lain baik yang islam maupun yang non-islam. Misal dia
islam dan mengerti agama, saat melihat hijab cosplay tapi malah hijabnya pendek
jadi ngerasa malu sendiri sih
NADA: ya terus meningkatkan skill modifikasi jilbab biar makin mirip
sama karakter, belajar make up jugaa. Terus cari cosmaker yang terpercaya dan
memuaskan hasilnya. Kalo bisa sih pengen jahit sendiri. Yang paling penting
mendalami karakter yang di cosplaykan biar makin woow.
4. Bagaimana cara anda menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay?
DWI: aktifnya kita sering-sering ikut event, kreatifnya kita belajar buat
weapon dan aksesoris sendiri. kita belajar make up sendiri
MAYA: kreasi hijabnya juga kan kita mengkreasikannya sendiri. terutama
karakter cosplaynya kan tidak berhijab, jadi kita mengkreasikannya hijabnya
sesuai dengan karakter dan batasan-batasan dalam islam juga.
OCI: kita juga belajar menawar harga kostum di cosmaker
RIFKA: ya sama seperti yang lain
TINA: kalau dari segi kreatif sih belajar dari tutorial yang ada di youtube
atau google. Soalnya saya sering lihat tutorila hijab cosplay yang rambutnya
dibentuk-bentuk, jadi pengen nyoba. Aktifnya dengan ikut berbagai kegiatan, aku
dateng ke evemt sih udah lumayan sering. Dan dalam setahun ini kaku hijab
cosplay di event udah sekitar 4 kali.
NADA: yah gimana yak .mungkin pertama bikin weapon sendiri, terus
ngedesain baju sendiri soalnya kan kadang bajunya tuh kebuka gitu jadi dibikin
sendiri gitu versi hijabnya baru pesen di penjahitnya nah itu kadang penjahitnya
suka salah, makannya pengennya sih ngejahit sendiri maybe next time kalo ada
waktu luang.
5. Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci maki
karakter yang anda perankan?
OCI: kalau ada yang mencaci pasti kita merasa kecewa dan sakit hati.
Upayanya ya diam aja sih, show must go on sih. Engga mau cari ribut, masa
mentang-mentang dia engga suka dengan kita jadi kita harus ribut dengan dia. Ya
engga kan
DWI: kita jangan memusuhi dia tapi kita balas dengan mencintai dia.
Misalnya dia ngejudge kita karena pakai karakter waifunya dan dia ngerasa kalau
kita ngerusak citra karakternya, yaudah mau diapain. Kalau dia tidak terima tapi
kan masih ada orang lain yang terima kita
RIFKA: tergantung karakternya yaa, ada karakter yang menyimpang gitu
kalau kata aku itu wajar sih dihina. Ada yang karakternya echi gitu, karakternya
aja engga baik dan engga pantas untuk ditiru. Ngapain juga di cosplaykan, kalau
itu sih wajar kata aku. Kalau menurut kita itu karakternya baik-baik aja, paling
kayak introspeksi sih emang karakter di animenya ada yang salah atau engga baik
untuk cosplaykan
MAYA: kalau mencaci kata aku sih wajar yaa, kalau ada yang engga suka
mungkin dia belum rela aja karakternya. Jangan terima caci maki itu sebagai
penurun percaya diri. Tetapi jadikan cavi maki sebagai motivasi untuk bisa lebih
baik lagi. Supaya nanti kita bisa lebih baik dan siapa tahu lambat-laun dia bisa
menerima hijab cosplay
TINA: aku tipe yang “yaudah” diam aja. Terserah orang lain mau
komentar apa aja. Kalau didepan mereka yang menghina, saya diam aja. Soalnya
kalau di lawan nanti malah jadi ribut. Yaudah jadi dipendem aja, kadang
ngomongin sama temen-temen hijab cosplay yang lain. Karena mereka juga
ngalamin yang seperti itu
NADA: aku sih engga peduli dengan cacian orang, aku lebih peduli sama
orang yang ngedukung akuh.
6. Apakah tindakan dalam bercosplay yang terbawa hingga dalam kehidupan
sehari-hari?
OCI: aku sih engga ada yaa
DWI: aku juga engga ada. Kenapa engga ada? Soalnya kan karakter yang
kita cosplay-in dan karakter di dunia nyata beda. Kalau aku, karakter yang aku
cosplay-in egois, pendiam yaa saat cosplay aku menjadi karakter itu. Padahal
kalau di duniaa nyata, aku orangnya engga bisa diam, hiperaktif dan reaktif gitu.
RIFKA: kalau dari segi berpakaian sempat kebawa sih. Pernah ke sekolah
bawa dasi untuk cosplay, terus coba-coba dan foto-foto untu dipakai di seragam.
Kadang juga kerudungnya diiket-iket semacam kunciran.
MAYA: yang kebawa di aku sih make up. Di hijab cosplay kita make up
sendiri, jadi pas lagiengga cosplay bisa make up sendiri. kemarin pas teman aku
wisuda, aku make up in dia dan hasilnya bagus. Aku seneng banget. Dari hijab
cosplay itu aku bawa pulang pengalaman
TINA: mungkin lebih ke menjaga image aja kali yaa, karena kan kalau
nge-cosplay kita juga menjaga image karakter
NADA: Mungkin kan pas cosplay tuh kita mek up-an naah sehari hari jadi
gatel gitu belanja alat mekup padahal dipake cuma buat ngecosu doang.
7. Bagaimana cara anda mengimbangi antara menjadi hijab cosplayer
profesional sekaligus mempertahankan keislaman?
RIFKA: selain kita hijab cosplay, dibalik itu kita harus menjaga ibadah.
Walaupun sering ikut event tapi sholat harus tetap dijaga. Sholatnya engga
bolong-bolong, ngajinya juga. Dari perkataan juga, engga boleh menggunakan
kata-kata kasar pada saat jadi hijab cosplayer. Menjaga pandangan orang juga
kalau cosplay hijab bicaranya engga kasar.
DWI: selagi kita engga melanggar batas-batas dan membelokan akidah
kita, kita aman-aman aja. Wajar saja kalau banyak yang ngejudge kita, tapi selagi
kita engga ngelanggar batas-batas keislaman yang ada. Engga perlu takut
MAYA: seperti saat ini, mendekati waktu zuhur. Sebelum make up kita
wudhu dan jaga wudhu. Jadi kita tetap sholat. Jangan gara-gara kita udah make up
tebal dan belum wudhu pas diajak sholat kita engga mau. Kalau kita mampu ya
kita harus kerjakan. Kita hijab cosplayer harus menjaga identitas yang udah kita
buat sebagai orang islam.
OCI: ya sama seperti yang mereka sudah katakan kak
TINA: dengan kita menjadi hijab cosplay sendiri aja sudah mengimbangi
keislaman kita. Hijab cosplay dengan tidak mengumbar aurat atau jilbab yang
terbuka, yang sesuai dengan islam dan bajunya juga engga ketat dan sebagainya,
masa kita udah islam dan berhijab tapi ga ngimbangin dengan pakaiannya juga.
NADA: kalo ngecosu ya gitu yang penting kostumnya nutup aurat dan
engga lupa biasanya kalo ada ngefen kan sampai malam ya jangqn sampai lupa
lah sama sholatnya. Terus kalau saya pribadi sih kalo bisa sebelum adzan isya
udah harus dirumah. Itu kebiasaan dari dulu sih.
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA BERSAMA PENGURUS ISLAMIC
OTAKU COMMUNITY EPISODE UIN JAKARTA
Narasumber:
Istiana (kapten IOC eps UIN Jakarta)
Zia (wakil Kapten dan Sekretaris IOC eps UIN Jakarta)
Suci (bendahara IOC eps UIN Jakarta)
Roma (wakil Ketua 2 IOC eps UIN Jakarta)
Annas (anggota IOC eps UIN Jakarta)
Waktu dan tempat : 27 Juli 2016 dan 6 September 2016/ UIN Jakarta
Pertanyaan Konsep Diri
1. Apakah yang anda ketahui juga pahami mengenai hijab cosplay?
Dimanakah perbedaan antar hijab cosplay dengan cosplay secara umum?
ISMA: hijab cosplay tuh seperti identitas untuk komunitas kita. Karena
yang membedakan kita dengan yang lainnya itu ya hijab cosplaynya. Komunitas
lain walaupun dia berhijab tetapi tidak mewajibkan cosplayernya untuk berhijab
tapi kita dengan segala aturannya sudah menjadikan hijab cosplay sebagai
identitas IOC itu sendiri
SUCI: secara tidak langsung dengan adanya hiijab cosplay, IOC
mengenalkan islam kepada orang lain. Jadi jika sebelumnya ada orang islamyang
juga ikut bercosplay namun dengan cosplay yang terbuka, dengan
diperkenalkannya hijab cosplay ini membuat dia tertarik dan terinspirasi untuk
berubah dan menjadi hijab cosplayer.
2. Bagaimana sikap dan tanggapan anda terhadap hijab cosplay?
ANNAS: oke-oke aja, soalnya engga ada yang salah dari mereka gitu.
Soalnya engga nyalahin aturan islam juga. Daripada mereka hobi tapi engga hijab,
mendingan ngelanjutin tetep make hijab ya engga apa-apa.
3. Apakah niat yang dimiliki kelompok dalam mempublikasikan hijab cosplay?
ISMA: niatnya pastinya untuk berdakwah
SUCI: niatnya yaitu berdakwah melalui hobi. jadi kita bercosplay itu
bukan semata-mata hanya hobi, tapi kita juga menyiarkan islam dengan cara
bercosplay hijab. Yang pastinya sesuai dengan syariat islam
4. Bagaimana cara dan upaya kelompok mempertahankan identitas keislaman
anggotanya yang menjadi hijab cosplayer?
ISMA: kalau kita bercosplay kan biasanya ada foto session dan foto
bareng. Itu ada batasannya, seperti dia engga boleh pegang-pegang, sentuh-
menyentuh dan engga boleh berpasangan cosplaynya. Karena itukan salah satu
identitas kita sebagai seorang muslim. Untuk menjaga jarak antara laki-laki dan
perempuan, tidak berdekatan, beduaan yang melebihi batas kalau sedang foto-foto.
5. Batasan-batasan cosplay seperti apakah yang bisa berubah dan tidak bisa
berubah saat menjadi hijab cosplayer?
ISMA: IOC itu punya karakteristik tersendiri yang ada dalm rules IOC.
Pertam, dia bukan dari anime yang echi (kalau kita nyebutnya yang mesum). Dan
karakternya juga bukan karakter mesum. Kalau dari kostum sebenarnya itu tidak
jadi masalah, soalnya kita konvert dari yang bukan hijab menjadi berhijab. Jadi
kalau dari segi kostum karakter apa aja bisa. Kalau dari segi sifat dan karakteristik
karakternya itu yang biasanya kita permasalahkan. Karena yang namanya
bercosplay itukan tidak hanya membawa kostum aja, tapi harus sesuai dengan
karakter juga.
ROMA: kita punya dua aturan. Pertama, aturan di grup. Yaa engga boleh
melanggar SARA, memanggil orang dengan panggilan yang dia engga suka,
engga boleh berkata kotor. Yaa, kayak-kayak anak gaul yang ngomong “anjay”,
ya secara “anjay” kalo di grup-grup biasa itu no problem, Cuma “anjay” itu
kesannya, gimanaa gitu. Kalo aturan selain di Grup, itu aturan cosplayer. Jadi,
misalkan kalo dia nge-cosplay yang penting engga boleh ngebentuk banget.
Ketika dia ngebikin kostum ya enggak boleh fit body khusus cewek. Ya
maksudnya di hijab itu sendiri ngeconvertnya di share dulu gitu “gue nanti kayak
gini, gimana? Ada perbaikan engga?” misalnya buatnya engga terlalu ketat, terus
kalo couple harus sama mahrom. Engga boleh kalo tiba-tiba couple aja. Terus
misal cross dress, cowok engga boleh kayak cewek, kalo cewek mau jadi cowok,
aturannya auratnya harus tetep ketutup.
6. apa sanksi untuk yang melanggar aturan-aturan tersebut?
ROMA: mereka akan kena tegur. Istilah kita tuh ada kartu kuning, kartu
merah, dan grup danger. Kartu kuning itu misalkan, si anggota caper (cari
perhatian) ke cewek dan intens banget. Kalo sekedar PM (personal message) sih
engga apa-apa, tapi kalo misalkan belom kenal, baru ketemu tiba-tiba nge PM
intens dan ngebuat risih, nah itu yang bersangkutan boleh lapor ke admin dan
adminnya nanti bakal nindak. Dapet kartu merah, misalkan kalo omongannya
udah kotor dan berani meluk-meluk. Misal lagi Gathering tiba-tiba meluk cewek.
Nah kalo udah dapet kartu merah otomatis lo masuk ke grup Danger, di danger
yang bersangkutan Cuma berdua dengan kaichou (ketua) doang, disana akan
diceramahin terus sama dia. Misal kita left group bakalan dimasukin lagi, tersu
misal kita nge-blokir, admin lain yang bakalan masukin kita lagi dalam grup itu,
engga bakalan bisa kabur. Kalo mau kabur ya ganti nomer. Itu sampe kita tobat,
minta maaf dan engga mau ngulang lagi. Dari IOC Episode UIN sih belom ada
yang masuk grup Danger.
7. Apakah menjadi hijab cosplayer merubah tindakan dan perilaku dari hijab
cosplayer itu sendiri?
ANNAS: sikap dari saat menjadi cosplay dan tidak menjadi cosplay tentu
beda. Soalnya mereka saat jadi cosplay menjadi karakter yang diperankan, engga
Cuma penampilan tapi juga karakter dalam tokoh yang diperankan. Yang aslinya
orangnya all out banget tapi saat jadi cosplayer misalnya karakternya pendiam dia
jadi pendiam juga. Soalnya kan mereka cosplay karakter juga engga penampilan
doang.
8. Bagaimana cara menjadi aktif, kreatif dan inovatif dalam bercosplay?
ISMA: kalau keaktifan kan diliatnya dari itensitas kita bertemu dan ikut
event yaa. Untuk project besar sendiri IOC UIN udah 3 kali ada project cosplay.
Pertama tokyo ghoul. Kedua ONS dan yang ketiga sedang on going dengan
project dororonpa.
ISMA: kalau kekreatifan kayak kita buat project dan weapon bareng.
Sama-sama belajar mengkreasikan jilbab ada tutorialnya untuk meningkatkan
kreatifitas teman-teman. Jadi kita tidak langsung ke cosmaker, jika kita bisa buat
sendiri, ya kita usahakan untuk buat sendiri.
ISMA: inovatifnya seperti kita membuat karakter yang tadinya bukan
hijab cosplay menjadi hijab. Seperti yang project cosplay ONS ini, tadinya kan
tidak ada tutorialnya, tetapi kita buat sendiri tutorialnya. Gimana yang itu
harusnya wig tapi dibuat dari hijab dan pas untuk karakternya dan diulang-ulang
supaya yang copplay bisa bikin hijabnya sendiri.
9. Apa upaya yang anda lakukan apabila ada orang yang mencaci karakter
yang sedang diperankan oleh hijab cosplayer?
ISMA: sejauh ini, dalam projek ONS maupun tokyo ghoul belum pernah
kejadian ada yang mencaci langsung paling kita hanay diteriaki “cosplayer
barokah”. Atau pas ada teim SAO disebutnya SAO versi ramadhan. Adanya sih
guyonan seperti itu. Kita tanggapannya paling hanya senyum-senyum aja. Kalau
ada yang minta foto tetep kita layanin juga. Kita tetap berkreasi semampu kita.
Kita merasa tidak merugikan orang lain dan kita juga merasa tidak dirugikan
10. Tanggapan anda mengenai karakter dari 5 hijab cosplayer (maya, dwi, oci,
nada, rifka dan Tina) pada saat bercosplay dan sehari-hari di komunitas?
ZIA: well kalo keseharian mereka beda-beda. Banget. NADA, keliatannya
pendiem tapi suka heboh sendiri kadang malah hiperaktif. TINA, yang pendiem
banget, sampai harus diingetin muka plus suaranya. ROSI, yang banyak tanya
plus banyak ngemil. DWI, yang banyak makan plus paling bawel dan rada-rada.
MAYA, yang ditengah-tengah, maksudnya engga terlalu kalem tapi juga engga
terlalu bawel. Tapi mereka sama untuk satu hal. Mereka kalau udah cosplay, bisa
banget pas sama karakter yang di cosplay-in. Maksudku bisa banget “masuk” ke
karakternya. Eh gimana ya, mungkin kayak, they really into it. They really turn
into the character. Misalanya kayak waktu pada cosplay karakter owari no seraph,
pas siap-siap ganti kostum dan danda. Nada, rosi, dwi dan Maya bisa heboh
banget. Dwi apalagi, bisa saingan hebohnya ama rosi dan maya. Sementara Tina
kalem-kalem aja tuh. Yah, walau akhirnya Tina suka engga sengaja ketinggalan
didandanin atau dibatu ngurus aksesoris cosplaynya. Kalo nada sih hebohnya pas
di awal-awal doang. Sambil pake kostum atau dandan dan dia bisa kalem sendiri
kok nantinya. Nah, pas udah kelar dandan, mereka siap. Dan tiba-tiba aja image
heboh, berisik atau apalah itu, ilang. Langsung berubah jadi karakter yang mereka
cosplay-in. Salut deh sama mereka.
Kalo lagi engga cosplay, yang sering muncul bataang hidungnya di kegiatan IOC
itu, Rosi, dwi dan maya. Biar Cuma di grup whatsapp juga, mereka rajin banget
munculnya.bahkan bisa dibilang berisik banget kalo udah ngumpul bertiga. Lain
sama nada dan tina. Nada bisanya baru muncul kalo obrolan di grup lagi seru dan
bisa diikutin. Sementara tina lebih milih jadi reader aja. Kalau untuk kumpul-
kumpul, nada biasanya menyesuaikan. Bolak-balik soalnya jadi engga pernah bisa
kumpul sampai malem. Sementara IOC kalo kumpul suka lupa waktu. Dan kalo
Tina sebisanya, soalnya tina punya kegiatan lain yang menurut dia lebih penting
dari kumpul IOC.bukan gimana-gimana, tapi dari awal IOC engga pernah
mengikat kok. Kita engga ngeharusin buat kumpul kalau engga bisa. Karena ada
yang lebih di prioritaskan sama masing-masing member IOC.
ISMA: maya sehari-hari karakternya periang, selalu tersenyum, baik,
sering traktir, intinya sih baik. Maya, dwi, nada, oci itu karakternya mirip-mirip
dalam kesehariannya. Cuma Tina yang agak lebih pendiam, tidak banyak bicara.
Kalau pas cosplay sama aja, karakter mereka engga berubah. Kecuali pada saat
photo session, atau saat memerankan karakter di lomba, atau saat ada yang
meminta foto bareng di event. Biasanya akan mengikuti karakter dari yang
dicosplaykan.
Selain itu, yang berbeda dari mereka itu kedewasaan menghadapi atau
menanggapi masalah. Kalo diurut dari yang paling dewasa sapai yang kurang
dewasa itu, Maya, nada, dwi, oci. Kalo Tina saya belum terlalu tahu banyak
karakternya. Ketemu juga belum lebih dari sepuluh kali. Karena tina baru masuk
saat project ONS.
HASIL WAWANCARA BERSAMA 6 ANGGOTA HIJAB COSPLAY
ISLAMIC OTAKU COMMUNITY EPISODE UIN JAKARTA
Narasumber:
1. Zuhroh Annada (Fakultas Syariah dan Hukum/ Perbankan Syariah)
2. Nabilah Sumayyah (Fakultas Adab dan Humaniora/ Ilmu Perpustakaan)
3. Astina Riyana (Fakultas Tarbiyah/ Manajemen Pendidikan)
4. Dwi Rahmah Najiibah(Fakultas Dakwah dan Komunikasi/ Jurnalistik)
5. Rifka Miftahul Aini (Fakultas Sains dan Teknologi/ Matematika)
6. Rosiana Pratama Efendi (Fakultas Dakwah dan Komunikasi/ KPI)
Waktu dan Tempat : 31 Juli 2016 dan 17 September 2016/ Student
Center
Narasumber: ICA
Q: apa pendapat anda mengnai karakter Rosi sehari-hari?
A: Oci ceria kalo lagi engga ada masalah. Mudah panik saat ada masalah kecil.
Kalo masalahnya gede yang engg bisa ditanganin sendiri, ngeluapinnya dengan
nangis dulu. Care sama temennya, tapi suka ngusilin temennya juga, sampe
kadang bikin gondok. Mungkin dia caper biar temennya selalu ama dia. Maklumin
sih anak tunggal
Q: bagaimana pendapat anda mengenai Rosi yang menjadi hijab cosplayer?
A: dia emang suka anime, terus pas join jadi cosplay bagus sih biar bayak
kesibukan. Saya setuju Oci iku dalam hijab cosplay, karena kegiattan itu juga
engga negatif buat dia. Yah paling sih oci jadi ribet dengan risk of cosplayer hijab
Q:bentuk dukungan dan motivasi seperti apa yang anda berikan kepada
Rosi saat dirinya sedang ber-hijab cosplay?
A: saya kasih tanggapan positif dengan keinginan menjadi cosplay hijab dan
nyemangatin pas ada event cosplay
Q: apakah ada perbedaan karakter yang mencolok saat Rosi sedang menjadi
hijab cosplayer dan kesehariannya?
A: mungkin atmosphere ramai saat jadi cosplay hijab yang bikin dia jadi sedikit
berbeda
Q:pendapat anda mengenai hijab cosplay?
A: hijab cosplay menurut saya postif, karena sebagai umat muslim kita engga
boleh keluar syariat.tapi namanya manusia ada rasa ketertarikan dengan naime
yang kadang cukup besar untuk membuat diri ingin bergaya seperti karakter
anime. Dari hijab cosplay kita juga bisa sambil menyebarkan ajaran islam bahwa
islam sangat open mind tentang tren asal tetap di jalurnya. Jujur saya juga ada
keinginan jadi cosplayer hijab.
Narasumber: AIDA
Q: apa pendapat anda mengnai karakter Dwi sehari-hari?
A: dwi sehari-hari baik, enak diajak ngobrol, menurut saya dia termasuk
mahasiswi pintar di kelas, Cuma gara-gara dia suka banget sama anime dan
kejepangan jadi suka “lebay” sendiri kak. Suka joget-joget engga jelas kayak JKT
48, tiap pulang balik, dia kan selelu tuh sama saya, engga di lobi kampus, di
busway juga
Q: bagaimana pendapat anda mengenai Dwi yang menjadi hijab cosplayer?
A: bagus kok dwi ikut cosplay, meyalurkan hobinya yang suka jepang lebih dalam.
Di kelas yang tau tentang Jepang, dia deh orangnya. Engga diragukan
Q:bentuk dukungan dan motivasi seperti apa yang anda berikan kepada Dwi
saat dirinya sedang ber-hijab cosplay?
A: ya selaku teman dekat dia saya support apa yang dwi lakuin. Kalo ikut cosplay
hijab menurut saya bagus, ya setuju aja asal jangan ganggu aktivittas yang lain
juga seperti kuliah atau yang lain. Tapi sejauh iini saya liat have fun aja kok kaa.
Malah dia jauh lebih rajin dari saya dan temen yang lain
Q: apakah ada perbedaan karakter yang mencolok saat Dwi sedang menjadi
hijab cosplayer dan kesehariannya?
A: kalau dwi sih engga berubah walau dia ikut cosplay hijab kok
Q:pendapat anda mengenai hijab cosplay?
A: menurut saya hijab cosplay salah satu kegiatan yang positif. Bagi mahasiswa
khususnya muslimah yang suka dengan Jepang seperti Dwi. Mereka bisa
menyalurkan hobi dan mengetahu banyak hal. Biasanyakan cosplay itu
pakaiannyaterbuka, jadi karena adanya hijab cosplay ini membantu buat
mahasiswa UIN yang ingin cosplay tanpa harus melepas jilbabnya, tanpa rasa
malu dan ikut kekinian.
Narasumber: MEGA
Q: apa pendapat anda mengnai karakter Maya sehari-hari?
A: maya itu asik, seru, terus selalu antusias kalau lagi cerita. Tapi kalau udah
berurusan sama anime di laptopnya dia kayak punya dunia sendiri. kayak engga
berasal dari bumi lagi
Q: bagaimana pendapat anda mengenai Maya yang menjadi hijab
cosplayer?
A: hijab cosplay itu menarik, keren. Dan si Maya bisa menghayati perannya
dengan baik. Jadi engga ada yang salah sih dengan itu
Q:bentuk dukungan dan motivasi seperti apa yang anda berikan kepada
Maya saat dirinya sedang ber-hijab cosplay?
A: dateng ke tempat dia cosplay. Ingetin kalau mau cosplay barang-barang yang
dibutuhin udah lengkap atau belum
Q: apakah ada perbedaan karakter yang mencolok saat Maya sedang
menjadi hijab cosplayer dan kesehariannya?
A: sedikit. Dia menghayati perannya pas lagi di foto. Tapi kalo diajak ngobrol, dia
tetaplah Maya.
Q:pendapat anda mengenai hijab cosplay?
A: keren! Karena cosplay engga harus mengumbar-ngumbar aurat
Narasumber: AYU
Q: apa pendapat anda mengnai karakter Nada sehari-hari?
A: nada baik, dia juga pintar
Q: bagaimana pendapat anda mengenai Nada yang menjadi hijab cosplayer?
A: saya setuju kalau di cosplay diadain hijab cosplay. Kalau bisa diekspansiin tuh
hijab cosplay. Masih minoritas menurut saya
Q:bentuk dukungan dan motivasi seperti apa yang anda berikan kepada
Nada saat dirinya sedang ber-hijab cosplay?
A: supaya para anggotanya yang cosplay bisa mengembangkaan hijab cosplay.
Sekalian menjalankan kewajiban kita sebagai umat muslim untuk menutup aurat
Q: apakah ada perbedaan karakter yang mencolok saat Nada sedang
menjadi hijab cosplayer dan kesehariannya?
A: ada dikit sih, mungkin menyesuaikan dengan pakaiannya.
Q:pendapat anda mengenai hijab cosplay?
A: saya suka dengan cosplay apalagi jika dicampur dengan hijab. Saya sangat
setuju dengan hijab cosplay, bila perlu buat komunitas khusus untuk hijab cosplay.
Narasumber: PIPIT
Q: apa pendapat anda mengnai karakter Astina sehari-hari?
A: astina orang yang baik, seru, kocak. Cuma terkadang dia orangnya tidak terlalu
terbuka kalau tidak dipaksa untuk bercerita. Dan cenderung nyimpen masalahnya
sendiri. dan lebih senang ngabisin waktu dengan hobinya
Q: bagaimana pendapat anda mengenai Rosi yang menjadi hijab cosplayer?
A: senang pas lihat dia jadi hijab cosplay, tambah cantik
Q:bentuk dukungan dan motivasi seperti apa yang anda berikan kepada
Rosi saat dirinya sedang ber-hijab cosplay?
A: kalau aku kasi saran sih, yang penting kalau dia pakai jilbab itu sesuai sama
aturan syari, tidak kkeleat batas
Q: apakah ada perbedaan karakter yang mencolok saat Rosi sedang menjadi
hijab cosplayer dan kesehariannya?
A: astina jadi terlihhat lebih feminim, lebih cantik tentunya kalau pakai hijab
dibanding kebalikannnya
Q:pendapat anda mengenai hijab cosplay?
A: menarik dan unik aja saat aku lihat astina jadi hijab cosplay
Narasumber: ALIFIA
Q: apa pendapat anda mengnai karakter Rifka sehari-hari?
A: Engga terlalu feminin, kuat banget tenaganya apalagi kalau lagi bercanda, lucu
banget kalau lagi ngasih guyonan tapi kadang juga engga lucu sama sekali. Kalau
lagi bercosplay biasanya dia jadi jaga image gitu, karena situasi juga soalnya. Dan
di rumah dia tuh, pendiam. Lebih banyak di kamar.
Q: bagaimana pendapat anda mengenai Rifka yang menjadi hijab cosplayer?
A: awalnya aneh kan, soalnya rifka pakainya hijab engga pakai wig gitu. Tapi
ternyata seru dan lucu juga. Sekarang kalau liat rifka ngecosplay jadi “kawaii”
gitu
Q:bentuk dukungan dan motivasi seperti apa yang anda berikan kepada
Maya saat dirinya sedang ber-hijab cosplay?
A: ngasih saran aja paling. Misal Rifka nanya, cocok atau lucu untuk dia
cosplaykan atau tidak, yaa aku kasih masukan yang bagus dan cocok yang mana.
Q: apakah ada perbedaan karakter yang mencolok saat Maya sedang
menjadi hijab cosplayer dan kesehariannya?
A: mungkin jadi lebih feminin dan imut yaa. Karena kebawa pas lagi jadi karakter
nge-cosplay
Q:pendapat anda mengenai hijab cosplay?
A: awalnya aneh karena cosplay pakai hijab. Tapi semuanya ada positif dan
negatifnya kan. Dan engga semua cosplayer harus seksi-seksi dan pendek-pendek
bajunya. Yang muslim jadi bisa nunjukin hobinya seperti yang lain
FOTO KEGIATAN
Foto saat FGD berlangsung pada tanggal 6 September 2016 di UIN Jakarta. FGD
digunakan untuk untuk mengumpulkan data pada penelitian kualitatif. FGD ini
dilakukan kepada 6 orang anggota Hijab cosplay Islamic Otaku Community
Episode UIN Jakarta.
Foto bersama acara IC Fest UIN Jakarta, 17 September 2016. IC Fest merupakan
acara yang terakhir diikuti oleh peneliti dalam usahanya untuk mengmpulkan data
mengenai hijab cosplay IOC episode UIN Jakarta.