Anda di halaman 1dari 18

6

1. Pendahuluan

Video merupakan sebuah media yang mampu menampilkan gambar dan


suara secara bersamaan. Video juga dapat ditampilkan di media elektronik lain
semisal televisi, website, dan sebagainya. Salah satu manfaat dari penggunaan
video adalah sebagai alat penyebaran informasi. Dalam dunia pariwisata, video
merupakan hal yang sangat penting sebagai salah satu alat promosi. Sebagai
media promosi, video juga dapat menggambarkan suasana pariwisata melalui
suara-suara maupun dengan gambar yang bergerak.
Kabupaten Semarang memiliki sebuah website yang dipergunakan untuk
mempromosikan berbagai objek wisata yang terdapat di Kabupaten Semarang.
Namun sayangnya, di dalam website itu belum terdapat sebuah video yang berisi
khusus menceritakan keunikan Candi Gedongsongo, mulai dari sejarah,
kehidupan sosial masyrakat, dan potensi wisatan lainnya.
Candi Gedongsongo merupakan salah satu tempat wisata yang selama ini
baru dipromosikan melalui brosur atau buku pariwisata kabupaten setempat.
Belum ada media promosi berupa video yang berisi khusus mengenalkan
pariwisata Candi Gedongsongo. Candi Gedongsongo merupakan tempat wisata
yang tidak hanya menarik dari sisi bangunan bersejarah, namun juga objek wisata
ini berhawa sejuk dengan panorama alam yang indah. Selain itu pariwisata Candi
Gedongsongo juga mengedepankan konsep ecotourism. Konsep ecotourism
adalah masyarakat lokal tidak hanya dijadikan sebagai objek turistik belaka,
melainkan sebagai 'tuan' bagi diri mereka sendiri, wirausahawan, penyedia jasa,
dan sekaligus diberdayakan sebagai pekerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu adanya perancangan
sebuah video advertorial sebagai salah satu media promosi objek wisata Candi
Gedongsongo. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan Candi
Gedongsongo.

2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu mengenai Pembuatan video animasi Candi
Gedongsongo - Jendela Indonesia oleh Fransisca Supradani Putri Nurinaini ini
menceritakan Candi Gedongsongo secara terperinci, diawali dari sejarah Candi
Gedongsongo yang kemudian dilanjutkan mengenai ukuran dari tiap-tiap candi
yang terdapat di komplek percandian Gedongsongo [1]. Penelitian lainnya yaitu
Pembuatan video wisata Kabupaten Semarang yang diproduksi Dinas Pemuda,
Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Video ini
menceritakan seluruh objek wisata yang terdapat di Kabupaten Semarang. Dalam
video ini semua objek wisata hanya digambarkan secara sekilas [2]. Dari
penelitian diatas yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan adalah
video yang dihasilkan sebelumnya hanya berkisar tentang bangunan-bangunan
candi dan fasilitas yang terdapat di Candi Gedongsongo. Sedangkan video
advertorial yang dibuat ini tidak hanya menceritakan keindahan objek wisata,
namun video ini juga menampilkan kehidupan masyarakat lokal disekitar objek
7

wisata Candi Gedongsongo yang menggantungkan hidupnya pada sektor


pariwisata.
Komunikasi visual adalah elemen-elemen komunikasi yang berupa visual,
yaitu garis, bidang, warna, bentuk dan tekstur. Dalam perkembangannya
komunikasi visual juga melibatkan elemen non visual seperti bunyi, tulisan dan
bahasa verbal [3].
Multimedia dapat dikatakan suatu bentuk baru dalam pembuatan program-
program komputer dengan penggabungan lebih dari satu media. Multimedia juga
merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif
karena mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, gambar dan video [4].
Advertorial merupakan bentuk periklanan yang disajikan dengan gaya
bahasa jurnalistik. Advertorial berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris
advertising dan editorial. Periklanan (advertising) adalah penyajian materi secara
persuasif kepada publik melalui media masa dengan tujuan untuk
mempromosikan barang atau jasa. Editorial adalah pernyataan tentang opini yang
merupakan sikap resmi dari redaksi [5].
Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan
meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk
memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon
konsumen. Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan yang
dilakukan baik oleh perusahaan maupun perantara dengan tujuan memberikan
informasi mengenai produk, harga dan tempat. Informasi itu bersifat
memberitahukan, membujuk, mengingatkan kembali kepada konsumen, para
perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi juga, terdapat beberapa unsur
yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut bauran
promosi [6].
Kata sinematografi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris
cinematography yang bersumber dari bahasa Yunani yang berarti kinema
„gerakan‟ dan graphoo „menulis‟. Maka sinematografi dapat diartikan sebagai
ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap dan menggabung-
gabungkan gambar sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan sebuah cerita. Sinematografi memiliki prinsip yang sama dengan
fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Hanya saja,
fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan
teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage)
[7].
Candi Gedongsongo merupakan sebuah tempat wisata yang memiliki
nilai-nilai disiplin ilmu pengetahuan. Candi Gedongsongo dapat ditinjau dari
berbagai aspek ilmu pengetahuan sosial, yakni [8]:
 Aspek geografi
Candi Gedongsongo terletak di lereng Gunug Ungaran sebelah timur.
Tepatnya Candi Gedongsongo berada pada 110º20‟27‟‟BT dan 7º14‟3‟‟LS.
 Aspek sosiologi antropologi
Pengaruh keberadaan Candi Gedongsongo terhadap kehidupan penduduk
sekitar. Masyarakat sekitar Candi Gedongsongo menggantung hidupnya dari
8

potensi pariwisata berupa warung, penjualan souvenir, penginapan, penitipan


kendaraan, sewa kuda, sampai pemasaran hasil pertanian mereka.
 Aspek sejarah
Ditinjau dari bidang sejarah, Candi Gedongsongo pertama kali dipublikasikan
oleh Raffles pada tahun 1804. Pada awal ditemukannya, candi ini hanya
berjumlah tujuh candi. Namun penilitian terhadap tempat ini terus dilakukan
hingga pada akhirnya, ditemukan candi ke 8 dan candi ke 9.Nama
Gedongsongo sendiri diberikan oleh penduduk setempat untuk kompleks
candi tersebut. Gedongsongo berasal dari bahasa Jawa, “gedong” berarti
rumah atau bangunan, “songo” berarti sembilan. Jadi arti kata Gedongsongo
adalah sembilan (kelompok) bangunan.
 Aspek ekonomi
Candi Gedongsongo menjadi asset wisata bagi Pemerintah Kabupaten
Semarang dengan retribusi dari tiket wisatawa domestik maupun wisatawan
mancanegara. Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan
masyarakat

3. MetodePenelitian
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode cyclic strategy atau disebut juga strategi berputar. Cyclic strategy pada
dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya saja pada
strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali untuk menampung
umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap
ini lazim disebut loop. Tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan dalam penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.

Tahap 1 Tahap 2 Lanjut/kembali Tahap 3

Gambar 1.Metode Cyclic strategy [9]

Terdapat tahapan-tahapan dalam proses perancangan video advertorial


Candi Gedongsongo sebelum menjadi video yang utuh dan layak ditonoton.
Adapun bagan proses pembuatan video dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai
berikut:
9

Gambar 2.Bagan Alur Perancangan

Latar belakang masalah berawal dari belum adanya media berupa video
yang membahas khusus tentang objek wisata Candi Gedongsongo dari aspek
sejarah dan kehidupan sosial masyarakat sekitar. Video ini dapat mengenalkan
keunikan dan potensi yang terdapat di Candi Gedongsongo. Selain itu, video ini
juga dapat digunakan sebagai media promosi pariwisata Candi Gedongsongo.
Langkah kedua adalah melakukan observasi untuk mendapatkan data-data
berupa data visual dan data verbal mengenai objek wisata Candi Gedongsongo.
Observasi juga dilakukan terhadap beberapa video advertorial yang menggunakan
teknik sinematografi dan memiliki nilai-nilai promosi pariwisata di dalamnya.
Data visual didapat dengan cara mencari referensi beberapa video advertorial
yang menggunakan teknik sinematografi dan memiliki nilai-nilai promosi
pariwisata di dalamnya.
Sedangkan data verbal untuk video advertorial ini didapat dari wawancara
terhadap pengurus Candi Gedongsongo dan Dinas Pemuda, Olah Raga,
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Selain itu data verbal juga
diperoleh dari studi pustaka yang berkaitan dengan perancangan video advertorial.
Setelah data-data terkumpul, dilanjutkan dengan konsep video ini yang
dibagi menjadi tiga tema utama, yaitu sejarah Candi Gedongsongo, keunikan dari
tiap-tiap candi di kawasan Candi Gedongsongo, dan hal-hal apa saja yang
menunjuang pariwisata Candi Gedongsongo seperti wisata kuliner, souvenir, dan
lain-lain.
Storline merupakan penjelasan alur cerita sebuah video. Berikut
merupakan sebuah storyline pada video advertorial Candi Gedongsongo.
Storyline:
Video ini diawali dengan video dengan objek beberapa candi yang berada
di kawasan Candi Gedongsongo. Bagian ini digunakan sebagai opening sebelum
masuk ke cerita. Pengambilan gambar beberapa candi dengan menggunakan
teknik timelapse. Cerita sejarah candi Gedongsongo, letak geografis dan keunikan
10

dari Candi Gedong I sampai dengan Candi Gedong V, wisata kuda, kolam rendam
air panas yang terdapat di Candi Gedongsongo, kearifan masyaraat lokal Candi
gedongsongo, menu kuliner andalan di objek wisata Candi Gedongsongo,
souvenir yang dijual di Candi Gedongsongo, testimoni pengunjung Candi
Gedongsongo dan dinas terkait.
Setelah pembuatan storyline, kemudian tahap selanjutnya adalah
pembuatan treatment. Treatment merupakan sebuah kerangka video yang
diuraikan secara deskriptif seperti jenis shot dan waktu pengambilan gambar.
Treatment berisi tentang rangkaian cerita yang nantinya akan dikerjakan.
1. Scene 1 : Opening menampilkan sekilas candi-candi. (MLS, LS)
Int : (day)
Mengambil gambar beberapa candi yang berada di kawasan Candi
Gedongsongo. Bagian ini digunakan sebagai opening sebelum masuk
ke cerita. Pengambilan gambar beberapa candi dengan menggunakan
teknik timelapse.
2. Scene 2 Sejarah Candi Gedongsongo (MS)
Int : (day)
Mengambil gambar candi secara keseluruhan. Setelah itu dilanjutkan
gambar Raffles dengan keterangan sebagai orang pertama yang
mempublikasikan Candi Gedongsongo. Menampilkan wawancara
mengenai sejarah, dengan pengurus Candi Gedongsogo.
3. Scene 3 Candi Gedongsongo sebagai peninggalan kerajaan Hindu(FS,
CU)
Int : (day)
Mengambil gambar sebuah candi dan relief yang masih terdapat pada
bangunan candi. Relief ini menunjukan ciri khas dari peninggalan
agama Hindu, selain itu juga dapat diketahui informasi lainnya seperti
kerajaan dan taun pembuatan.
4. Scene 4 menjelaskan letak dan keunikan Candi Gedong I sampai
Candi Gedong V(FS, LS, CU)
Int : (day)
Mengambil gambar candi dari bagian bawah sampai atas dari tiap-tiap
candi. Candi Gedong I yang terletak paling bawah memiliki bangunan
terbesar, Candi Gedong II terdiri dari satu candi induk dan satu candi
perwara, Candi Gedong III yang masih terlihat arca di ke empat sisi
candi, Candi Gedong IV terdiri dari 11 reruntuhan candi dan satu
candi induk yang masih utuh, Candi Gedong V teridiri dari satu candi
induk dan dua reruntuhan candi perwara.
5. Scene 5 Jasa sewa kuda(FS, CU)
Int : (day)
Wisata kuda yang terdapat di Candi Gedongsongo. Mengambil
gambar kuda-kuda yang berada di kandang, orang yang berprofesi
sebagai penyedia jasa kuda, kerumunan orang bersama kuda, dan
wawancara.
6. Scene 6 Lokasi kolam rendam air panas (LS, FS, MS)
Int : (day)
11

Menceritakan kolam rendam air panas. Diawali dengan suasana kolam


rendam air panas, letak kolam, dan manfaat berendam di air panas.
Setelah itu menceritakan sumber air panas yang berasal dari belerang
gunung Ungaran. Belerang juga dipercaya penduduk sekitar dapat
menyebuhkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit.
7. Scene 7 Kearifan lokal masyarakat sekitar Candi Gedongsongo (LS,
MCU)
Int : (day)
Menceritakan kearifan penduduk lokal yang menjadi daya tarik sendiri
bagi wisatawan. Menggambarkan kerumunan warga yang sedang
gotong royong dalam menyeklesaikan sebuah pekerjaan.
8. Scene 8 Menceritakan kuliner andalan di objek wisata Candi
Gedongsongo(FS, CU)
Int : (day)
Menceritakan wisata kuliner di Candi Gedongsongo. Sate kelinci
merupakan menu andalan yang terdapat di kawasan ini. Sate kelinci
memiliki tekstur daging yang lebih lembut dan lebih empuk dari pada
sate ayam. Mengambil gambar aktivitas penjual dan proses memasak
sate kelinci.
9. Scene 9 Pedagang Souvenir (FS, CU)
Int : (day)
Menceritakan souvenir apa saja yang dijual di Candi Gedongsongo.
Menggambarkan gantungan kunci, tas, dan souvenir lainnya yang
memiliki ciri khas Candi Gedongsongo.
10. Scene 10 Testimoni pengunjung (MCU)
Int : (day)
Wawancara pengunjung dan dinas terkait mengenai objek wisata
Candi Gedongsongo.
11. Scene 11 Menggambarkan rangkuman dari video ini (CU)
Int : (day)
Menampilkan beberapa cuplikan scene sebelumnya yang digabung
dalam satu frame. Frame dibagi menjadi empat bagian yang
menampilkan tema keindahan alam, sosial masyarakat, dan candi itu
sendiri.
12

Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas


menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya. Storyboard dibuat untuk
mempermudah proses shooting atau pengambilan gambar. Storyboard video
advertorial “Gedongsongo” dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Storyboard Video Advertorial

Tahap perancangan selanjutnya setelah pembuatan storyboard adalah


produksi video atau pengambilan gambar. Proses pengambilan gambar dikerjakan
sesuai treatment maupun storyboard yang telah dibuat sebelumnya.
Setelah pengambilan gambar dan stock video yang diperlukan, kemudian
tahap selanjutnya adalah melakukan penggabungan dengan menggunakan
software editing video. Video yang sudah ada digabungkan untuk bisa
menyambung antara satu video dengan yang lainya sehingga menjadi sebuah
video.Terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5.Editing Penggabungan Video


13

Gradding merupakan proses pemberian tone warna pada sebuah video.


Pemberian tone warna berguna agar tidak terjadi perbedaan warna pada video,
selain itu gradding juga dapat memberikan kesan tertentu sesuai yang diinginkan.
Seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6.Pengaturan Tone Warna Dari Setiap Iklan

Setelah melakukan tahap memberikan tone pada video kemudian berada di


tahapan editing backsound. Pada umumnya penggunaan backsound dalam video
advertorial sangat minimal dibandingkan video fiksi. Backsound berfungsi untuk
membangun emosi penonton. Backsound yang dipilih adalah musik Gamelan Bali
karena memiliki kesamaanan budaya Hindu di dalamnya. Terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7.Editing Backsound

Setelah pemberian backsound pada video ini tahap selanjutnya adalah


dubbing. Dubbing merupakan kegiatan perekaman suara yang digunakan sebagai
narasi dalam sebuah video advertorial. Terlihat pada Gambar 8.
14

Gambar 8. Dubbing (Perekaman Suara Narasi)

4. Hasil Implementasi dan Pengujian


Hasil dalam perancangan ini adalah video advertorial yang dapat dijadikan
sebagai media promosi pariwisata Candi Gedongsongo. Berikut merupakan hasil
dari perancangan video tersebut.

Scene 1

Gambar 9. Scene 1

Pada scene1 terlihat pada Gambar 9, mengambil gambar sekilas


candi – candi yang berada di Candi Gedongsongo. Hal ini ditujukan untuk
opening sebuah video, yang menggambarkan latar tempat Candi
Gedongsongo.
15

Scene 2

Gambar 10.Scene2

Pada scene 2 terlihat pada Gambar 10, menampilkan sosok Raffles.


Pada scene ini menceritakan sejarah penemuan Candi Gedongsongo yang
digambarkan dengan sosok Raflles, sebagai orang pertama yang
mempublikasikan Candi Gedongsongo.

Scene 3

Gambar 11. Scene 3

Pada scene3 terlihat pada Gambar 11, pengambilan gambar sebuah


relief. Relief merupakan ukiran yang terdapat pada dinding candi. Relief
ini menggambarkan sejarah Candi Gedongsong yang berasal dari kerajaan
Hindu pada abad ke tujuh, yaitu pada zaman Wangsa Sanjaya.

Scene 4

Gambar 12.Scene4
16

Pada scene 4 terlihat pada Gambar 12, menggambarkan candi-


candi yang berada di kawasan Candi Gedongsongo. Pada scene ini
menceritakan letak dan keunikan dari tiap-tiap candi, mulai dari Candi
Gedong I sampai dengan Candi Gedong V. Scene ini berawal dari asal-
usul nama Gedongsongo, yang kemudian dilanjutkan mengenai jumlah
candi sebenarnya yang dapat ditemui wisatawan.

Scene 5

Gambar 13.Scene 5

Pada scene 5 terlihat pada Gambar 13, menggambarkan kerumunan


orang berseragam bersama kuda. Pengambilan gambar menggunakan
Medium Long Shot, menceritakan keberadaan wisata kuda yang terdapat di
area pariwisata Candi Gedongsongo.

Scene 6

Gambar 14.Scene 6

Pada scene 6 terlihat pada Gambar 14, menggambarkan papan


nama “Kolam Rendam Air Panas Candi Gedongsongo”, menceritakan
keberadaan kolam rendam air panas yang terdapat di area pariwisata Candi
Gedongsongo.
17

Scene 7

Gambar 15.Scene 7 shot 1

Pada scene 7 terlihat pada Gambar 15, menggunakan pengambilan


gambar Long Shot agar terlihat beberapa kerumunan warga yang sedang
bekerja secara bersamaan. Pada gambar ini mencerminkan kerukunan dan
keharmonisan yang yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para
wisatawan.

Scene 8

Gambar 16.Scene 8

Pada scene 8 terlihat pada Gambar 16, menggunakan pengambilan


gambar Close uptangan seseorang yang sedang memegang sate. Scene ini
menceritakan sate kelinci yang menjadi menu andalan di objek wisata
Candi Gedongsongo.
18

Scene 9

Gambar 19.Scene 9

Pada scene 9 terlihat pada Gambar 17, menggunakan pengambilan


gambar Close Up berbagai macam souvenir. Scene ini menggambarkan
berbagai souvenir khas Candi Gedongsongo yang menjadi cindera mata
atau oleh – oleh yang dijual di objek wisata ini.

Scene 10

Gambar 18.Scene 10

Pada scene 10 terlihat pada Gambar 18, menggunakan


pengambilan gambar Medium Close Up dengan komposisi sepertiga.
Scene ini menampilkan testimoni atau wawancara tentang Candi
Gedongsongo kepada para pengunjung dan pengurus Candi Gedongsongo.
Komposisi sepertiga memberikan ruang yang cukup luas untuk
memperlihatkan latar belakang sebuah candi. Hal ini menunjukan, bahwa
wawancara dilakukan di dalam objek wisata Candi Gedongsongo.
19

Scene 11

Gambar 19.Scene 11

Pada scene 11terlihat pada Gambar 19, menampilkan rangkuman


dari beberapa scene sebelumnya dalam satu frame. Frame dibagi menjadi
empat bagian yang masing-masing menampilkan tema yang telah
ditentukan sebelumnya. Scene ini menggambarkan cuplikan suana atau
hal-hal apa saja yang terdapat di Candi Gedongsongo.

Scene 12

Gambar 20.Scene 12

Pada scene 12 terlihat pada Gambar 20, menampilkan tagline


“Visit Indonesia” sebagai kalimat ajakan untuk mengunjungi pariwisata di
Indonesia.
20

Perancangan Media

Hasil perancangan media ini, dipublikasikan dengan cara mengunggah ke


youtube agar mudah diakses oleh semua pengguna internet. Selain itu, video ini
juga diproduksi dalam bentuk CD untuk diberikan kepada Dinas Pemuda, Olah
Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang agar dapat dijadikan
media promosi sebagaimana mestinya.

Pengujian Video

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya video


advertorial “Gedongsongo” sebagai media promosi objek wisata Candi
Gedongsongo. Pengujian video advertorial ini dilakukan secara kuantitatif,
dengan membagikan kuisoner kepada mahasiswa DKV UKSW. Hasil kuisoner
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kuesioner

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
A B C D E Σ
Apakah anda tertarik setelah melihat video
1 - 35 5 - - 40
advertorial Gedongsongo?
Bagaimanakah visualisasi dari gambar-gambar
2 - 30 10 - - 40
pada video advertorial Gedongsongo?
Menurut anda, bagaimana sinematografi yang
3 5 28 7 - - 40
digunakan pada video advertorial?
Bagaimanakah transisi dari scene satu ke scene
4 4 28 8 - - 40
lainnya?
Bagaimanakah kualitas pencahayaan dari video
5 1 29 10 - - 40
tadi?
Apakah suara pada narasi dari video advertorial
6 4 26 10 - - 40
yang anda saksikan tadi terdengar jelas?
Apakah soundtrack dari video yang anda saksikan
7 - 32 8 - - 40
tadi sudah sesuai dengan tema Gedongsongo?
Apakah pesan dari video advertorial yang anda
8 - 36 4 - - 40
saksikan dapat anda tangkap dengan baik?
Video advertorial ini menyampaikan informasi
9 2 33 5 - - 40
Candi Gedongsogo secara lengkap dan jelas
Total 16 277 67 0 0 360

Perhitungan hasil kuisoner dengan menggunakan skala likert. Skala likert


adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
dari pilihan yang tersedia [10].
21

Jawaban A : (16/360 x 100% = 4,44%) (Sangat menarik dan informatif)


Jawaban B : (277/360 x 100% =76,94% ) (Menarik dan informatif)
Jawaban C : (67/360 x 100% = 18,62%) (Cukup)
Jawaban D : (0/400 x 100% = 0%) (Kurang menarik dan informatif)
Jawaban E : (0/400 x 100% = 0%) (Tidak menarik dan informatif)

Kuisoner
Jawaban A
Jawaban B
Jawaban C
Jawaban D
Jawaban E
Gambar 22.Tampilan diagram hasil kuisioner

Dari hasil pengujian maka dapat disimpulkan bahwa 81,38 % (dengan


asumsi jawaban A dan B dijumlahkan) responden berasumsi media yang telah
dirancang dapat memberikan informasi-informasi yang menarik, informatif karena
didukung oleh visualisasi yang menarik, narasi yang terdengar jelas, dan
sinematografi yang baik. Kemudian 18,62% responden menganggap media yang
telah dirancang cukup memberi informasi-informasi yang terkait.

5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa perancangan video advertorial Gedongsongo dapat
memberikan informasi secara menarik. Penggunaannya sebagai media promosi
memiliki keunggulan seperti, visualisasi dan sinematografi yang baik, serta dapat
disebarkan pada masyarakat secara lebih luas. Sehingga diharapkan video
advertorial Gedongsongo dijadikan media promosi alternatif atau alat promosi
tambahan bagi dinas.
Hasil perancangan media ini masih dapat dikembangkan dan ditingkatkan
kualitasnya. Oleh karena itu didapatkan saran untuk menambahkan informasi
mengenai letak Candi Gedongsongo serta akses menuju lokasi wisata tersebut.

6. Daftar Pustaka
[1] Supradani, Fransisca, 2012, Candi Gedongsongo - Jendela Indonesia,
Jakarta: Multimedia Kompas.

[2] Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata KabupatenSemarang,


2013,Video Wisata.
22

[3] Tinarbuko, Sumbo, 2012, Semiotika komunikasi visual, Yogyakarta: Jalan


sutra.

[4] Suyanto, 2004, Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk


Pemasaran, Yogyakarta: ANDI.

[5] (http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124498-
SK%20001%2008%20Pri%20p%20-%20Pengaruh%20persepsi-
Literatur.pdf) diakses tanggal 27 Mei 2014, 09:30

[6] (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/448/jbptunikompp-gdl-didinbasir-
22387-3-babii.pdf) diakses tanggal 14 Mei 2014, 01:10

[7] Junaedi, Fajar, 2011, Membuat Film Dokumenter, Yogyakarta: Lingkar


Media

[8] Hariyanto, 2011, Pengembangan Obyek Wisata Candi Gedongsongo


Sebagai Laboraturium IPS Terpadu
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/view/1663/1870)
diakses pada tanggal 17 april 2014, 14:18 WIB.

[9] Sarwono, Jonathan, 2007, Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual,
Yogyakarta: Andi.

[10] Amirin, Tatang, 2010, Skala Likert Penggunaan dan Analisis Datanya
(http://rektor.uin-
malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=4389:men
yusun-skala&catid=35:artikel&Itemid=210), diakses pada tanggal 2 April
2014, 15.00 WIB.
23

LAMPIRAN :

Anda mungkin juga menyukai