Anda di halaman 1dari 2

C.

KEGIATAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN


1. Kegiatan Pendidikan
Kegiatan Pendidikan hendaknya merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya unutk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, keprobadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang di
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dengan demikian pendidikan di
selenggarakan sebagai pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik.

Kegiatan pendidikan hakikatnya berlangsung sepanjang hayat, di selenggarakan di


berbagai satuan pendidikan yang terdapat di jalur pendidikan informal, formal, dan
nonformal. Sekolah hanyalah sebagian saja dari keseluruhan kegiatan pendidikan, kegiatan
pendidikan berlangsung seumur hidup, setiap individu (warga Negara) tentu mendapatkan
pendidikan di dalam lingkungan keluarganya (informal), mendapatkan pendidikan di dalam
lingkungan masyarkatnya (nonformal), dan di lingkungan sekolah (formal).

Kegiatan pendidikan dapat di selenggarakan melalui kegiatan pendidikan tatap muka


dimana antar pendidik dan peserta didik berinteraksi secara tatap muka. Contoh,
pembelajaran tatap muka di sekolah dapat pula melalui kegiatan pendidikan jarak jauh,
seperti kegiatan pendidikan melalui modul, televise dan sebagainya, dimana peserta didik
dan pendidik nya tidak langsung bertatap muka.

Kegiatan pendidikan di laksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran dan/atau cara


lain yang di kenal dan di akui masyarakat. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Adapun cara-cara
lain dalam kegiatan pendidikan dapat berupa bimbingan, pengajaran, latihan.

Dalam kegiatan pendidikan, pendidik sebagian memberikan keteladanan, membangun


kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

2. Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan pendidikan dalam system pendidikan nasional bersifat dekonsentarsi seperti
tercermin dalam pasal 50 UU RI No. 20 Tahun 2003. Dalam hal ini pengelolaan system
pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Menteri ( Menteri Pendidikan Nasional).
Pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk
menjamin mutu pendidikan nasional. Pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas
penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, danpenyidaan fasilitas
penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/ kota mengelola pendidikan dasr dan
menengah, serta satuan pendidikanyang berbasis keunggulan local. Sedangkan perguruan
tinggi menentukan lembaganya. Maksud dariotonomi perguruan tinggi adalah kemandirian
perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya.
3. Pengeolaan Satuan Penddikan
Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah di laksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah/madrasah. Adapun yang di maksud dengan manajemen berbasis
sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan,
yang dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru di bantu oleh komite sekolah/
madrasah dalam mengelola kegiataan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan tinggi di laksanakan berdasarkan prinsip otonomi
akuntabilitas, jaminan mutu dan evaluasi yang transparan.
Pengelolaan satuan pendidikan nonformal dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat. Penyelenggara dan/atau setuan pendidikan formal yang didirikan oleh
pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hokum pendidikan yang berfungsi
memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik, berprinsip nirlaba dan dapat
mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai