Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 3

Paket Pelayanan Awal


Minimum (PPAM) dan Logistik
Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu:
Dr. dr. Dien Anggraini Nursal, MKM
Anggota kelompok
1 Isti Aryani
4 Siska Windari
(2111212012)
(2111211005)
2 Aqila Nadia Fitricia Putri Ramadani
5
(2111212005) (2111212004)

Azizah Salsabila 6 Tazkia Salsabila


3
Burhan (2111212071) (2111212015)
7 Rahmi Syahriza
(2111212061)
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)
Kesehatan Reproduksi

seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi yang


dirancang untuk: mencegah dan menangani
akibat dari kekerasan seksual; mengurangi
penyebaran HIV; mencegah kelebihan angka
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi; dan
merencanakan layanan Kesehatan Reproduksi
lengkap pada hari-hari dan minggu-minggu awal
dari situasi darurat
Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM)
Kesehatan Reproduksi

PPAM merupakan intervensi global yang Jika PPAM tidak dilaksanakan :


telah menjadi bagian dari standar 1. Meningkatnya kematian maternal dan
minimal dalam respon neonatal, balita dan lanjut usia
bencana/kemanusiaan yang disebut 2. Meningkatnya risiko kasus kekerasan seksual
dengan standar SPHERE. dan komplikasi lanjutan,
3. Meningkatnya penularan Infeksi Menular
Seksual (IMS),
4. Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan
aborsi yang tidak aman,
5. Terjadinya penyebaran HIV
PPAM Sebagai Intervensi Prioritas Pada
Krisis Kesehatan

PPAM harus tersedia pada situasi krisis Pada situasi krisis kesehatan:
kesehatan karena kebutuhan akan 1. Akan tetap ada ibu hamil yang membutuhkan
pelayanan kesehatan reproduksi tetap pelayanan sewaktu waktu.
ada dan justru meningkat. 2. Ibu hamil akan mengalami komplikasi
persalinan
3. 75% penduduk adalah perempuan dan anak
anak
4. Remaja berisiko mengalami kekerasan seksual
5. Perempuan usia subur membutuhkan
pelayanan kespro dan pembalut saat
menstruasi
Target sasaran PPAM
kelompok rentan kesehatan reproduksi
yaitu bayi baru lahir, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu pasca persalinan, ibu
menyusui, anak perempuan, remaja dan
wanita usia subur dan juga kelompok
rentan lain seperti orang yang hidup
dengan HIV/AIDS (ODHIV).

Kelompok balita dan lanjut usia adalah


kelompok sasaran lain dari komponen
PPAM pengembangan di Indonesia.
Penanggung jawab
PPAM
semua anggota klaster kesehatan
yang pelaksanaan nya di bawah
koordinasi sub klaster kesehatan
reproduksi, dan dalam peranan
penangunggung jawab masing
masing komponen PPAM
memastikan bahwa semua kegiatan
dan tujuan dari komponen PPAM
berjalan semestinya
Komponen dan Tujuan
PPAM
PPAM bertujuan untuk menjadi
jawaban kebutuhan kelompok
rentan kesehatan reproduksi yang
terdampak bencana seperti ibu
hamil, pasca persalinan, bayi baru
lahir, remaja, wanita usia subur,
orang dengan HIV, balita dan lanjut
usia.
Komponen PPAM

KOMPONEN 1 KOMPONEN 2 KOMPONEN 3


Klaster kesehatan Mencegah kekerasan Mencegah penularan dan
menunjuk koordiantor seksual dan merespon mengurangi kesakitan dan
kesehatan reproduksi untuk kebutuhan penyintas, yang kemarahan akibat HIV da
bertanggung jawab untuk meliputi penyediaan IMS lainnya
mengkoordinasikan, layanan kesehatan yang
memantau, dan holistik, terintegrasi, dan
mengevaluasi pelaksanaan berbasis korban kepada
PPAM Kesehatan Reproduksi korban kekerasan seksual
di lapangan
Komponen PPAM

KOMPONEN 4 KOMPONEN 5 KOMPONEN 6


Mencegah meningkatnya mencegah kehamilan yang
Kesehatan reproduksi
kesakitan dan kematian tidak di inginkan yang
remaja dan perlibatan
meliputi penyediaan
maternal dan neonatal remaja
layanan keluarga
berencana yang
berkualitas, seperti
konseling, informasi, dan
alat kontrasepsi yang aman
dan efektif, serta layanan
aborsi yang aman.
Komponen
Pengembangan PPAM

KOMPONEN 7 KOMPONEN 8 KOMPONEN 9


Pelayanan minimun Pelayanan minimun Merencenakan pelayanan
kesehatan balita, karena kesehatan lanjut usia, kesehatan reproduksi
Balita sangat rentan untuk Berdasarkan pengalaman komperehensif yang
mengalami kesakitan dan respon krisis kesehatan di terintegrasi ke pelayanan
trauma fisik Indonesia, kelompok lansia kesehatan dasar atau
masih sering terabaikan primer ketika situasi stabil
dan belum mendapatkan pascakrisis kesehatan,
pelayanan memadai.
Integrasi PPAM Kesehatan Reproduksi
dan kekerasan berbasis gender ( KBG)
Integrasi layanan ini tercermin dalam standar minimum
pencegahan dan penanganan Kekerasan Berbasis Gender
(KBG) dalam situasi bencana untuk mitigasi, pencegahan
KBG dan merespon kebutuhan penyintas yang meliputi
adanya layanan kesehatan, dukungan kesehatan mental
dan psikososial, keamanan dan keselamatan, bantuan
hukum dan penegakan hukum, distribusi kit dignity/kit
khusus perempuan, sistem rujukan, pemberdayaan sosial-
ekonomi dan pengarusutamaan/lintas sektor .
Intregasi PPAM dengan dukungan
psikososial

Dukungan psikososial memainkan peran yang


penting pda setiap kegiatan yang dilakukan untuk
masing masing komponen dan dapat disediakan
dengan bekerja sama dengan sub klaster
kesehatan jiwa, selain itu hubungan kerja sama ini
juga dapat dilakukan dengan organi profesi
lainnya seperti PPNI, HIMPSI,LSM dan lainnya
Waktu Pelaksanaan PPAM

PPAM kesehatan reproduksi


diterapkan pada tahap
tanggap darurat krisis
kesehatan dan akan
dilanjutkan dengan penerapan
kesehatan reproduksi
komprehensif ketika situasi
sudah lebih stabil.
Prinsip Dasar Pelaksanaan
PPAM
1 Prinsip Kemanusiaan
Kemanusian (humanity), kenetralan (neutrality),
ketidakberpihakan (Impartiality), kemerdekaan
(independence)

2 Prinsip Dasar
Prinsip dasar tediri dari 9 prinsip
Logistik Paket Pelayanan
Awal Minimum (PPAM)

Dalam memberikan pelayanan Kesehatan reproduksi


yang optimal diperlukan ketersediaan paket dan
perlengkapan PPAM. Ada 3 (tiga) jenis paket (kit) yaitu:
1. Kit individu
2. Kit persalinan di lapangan
3. Alat Kit Kesehatan reproduksi serta alat dan sarana
penunjang
Isu Logistik Dalam Penyediaan Kit
Kesehatan Reproduksi

Beberapa isu logistik dalam pengadaan kit kesehatan reproduksi yang perlu dipahami
antara lain :
1. Izin beacukai (untuk kit yang berasal dari Copenhagen)
2. Pemantauan obat-obatan yang memerlukan penyimpanan rantai dingin (cold chain)
3. Rencana distribusi
4. Transportasi
5. Gudang
6. Koordinasi dengan lembaga lokal dan pemerintah setempat
Penyesuaian Kit Kesehatan Reproduksi
Dengan Kondisi di Indonesia
Cara Menghitung Kebutuhan Kit
Kesehatan Reproduksi
Alat dan Sarana Penunjang Lain

1. Tenda Kesehatan Reproduksi


2. Media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Kesehatan reproduksi
3. Peralatan penunjang lain
Peralatan penunjang ini digunakan untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan
reproduksi di situasi krisis kesehatan seperti generator, obsgyn bed, tempat pembuangan
limbah, dll
4. Alat Bantu Pelindung Diri,
Upaya pencegahan dan kewaspadaan diri perlu ditingkatkan, misalnya dengan memberikan
peralatan sederhana yang dapat dimanfaatkan oleh perempuan dan anak untuk pencegahan
kekerasan seksual seperti senter (untuk membantu penerangan), peluit (sebagai alarm tanda
bahaya), dll.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai