Manusia memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasikan perasaan, pikiran,
pengalaman, danpengetahuan dalam bentuk cerita kepada orang lain. Dengan menggunakan media bahasa, baik secara lisan maupun tulis, manusia akan mampumenguak berbagai persoalan dan misteri kehidup-an ke dalam sebuah cerita. Misteri tentang kehidupan inilah yang banyak diangkat dalam ceritafiksi, baik fiksi anak maupun dewasa (Nurgiyantoro,2013: 2016). Misteri kehidupan yang berupa nilai-nilai positif diajarkan kepada anak melalui ceritaanak. Cerita yang baik, khusus cerita anak tidak hanya menarik dari segi bahasanya yang mengalir,tetapi juga mengandung nilai-nilai yang dapat di-jadikan bahan perenungan, serta mampu mem-bentuk karakter anak menjadi lebih baik.Ketika membaca cerita, kebutuhan rekreatif anak akan terpenuhi. Perasaan pembaca seakan-akan diaduk-aduk terbawa oleh cerita yang di- sampaikan karena bisa saja cerita itu menimbulkanrasa sedih, senang, jengkel, dan lain-lain. Selain itu,ketika menikmati cerita, anak juga secara tidak langsung diajari tentang nilai- nilai kehidupan/didaktis melalui pesan-pesan dalam cerita, baik itumoralitas (mengandung nilai moral), dan religiositas(mengandung ajaran agama yang dapat dijadikanteladan untuk pembacanya). Dengan demikian,anak-anak mampu belajar nilai-nilai kehidupan yang positif dari cerita yang disampaikan sehingga budipekerti mereka semakin lama semakin tumbuh. Misalnya, sikap moral untuk menghormati sesamamakhluk hidup dan alam sekitar, menjaga persatu-an dengan perbedaan yang ada, memiliki kepeduli-an terhadap teman sekolah, guru, dan sebagainya.Karya seni (cerita termasuk di dalamnya) berfungsis o s i a l , yaitu membudayakan manusia karenadengan menggunakan medium bahasa u n t u k mengungkapkan atau mengekspresikan nilai-nilaiyang bermanfaat bagi penyempurnaan kehidupanmanusia (Semi, 1988: 12).B e r b a g a i penelitian mengenai c e r i t a a n a k s u d a h m a r a k d i l a k u k a n k a r e n a s a n g a t p e n t i n g untuk mengungkap keterkaitan antara pembentuk-an karakter anak dan bacaan anak. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Susi Agusriyanti (2014) berjudul “Analisis Nilai Pendidikan dalam Cerita Anak Harian Kompas ” dan La Ode Gusal (2015)“ N i l a i - N i l a i Pendidikan dalam Cerita R a k y a t Sulawesi Tenggara Karya La Ode Sidu” hanyamemaparkan nilai-nilai pendidikan yang terdapatdalam cerita. Padahal, perlu digali bagaimana se-buah buku bacaan anak yang berasal dari ceritarakyat dianggap layak untuk menularkan nilai-nilaik a r a k t e r p a d a a n a k k a r e n a t i d a k s e m u a c e r i t a rakyat dapat dijadikan teladan bagi anak. Selainitu, perlu diangkat pula tema dan berbagai potensianak yang dapat digali dari beragam cerita anak dari berbagai wilayah. Oleh karena itu, penelitianberjudul “Kisah Puteri Cinderella dan 18 Dongeng Terkenal Lainnya”: Menggali Potensi Anak MelaluiBahan Bacaan dibuat untuk mengkaji secara me-nyeluruh bahan bacaan sehingga dapat dijadikanteladan dalam menggali potensi anak. Tidak semua cerita anak yang berasal daricerita rakyat dapat dijadikan bacaan anak. Ceritaanak yang tidak dapat dijadikan bacaan anak tentus a j a c e r i t a a n a k ya n g m e n g a n d u n g k e k e r a s a n , mengeksploitasi penderitaan, memaparkan kata-kata kasar, dan sebagainya.