Gambar 5.2 (a) Baja, (6) aluminium, dan (c) karet dengan karakteristik berbeda
=*F
jika terjadi
tegangan (Pa)
Fgaya (N)
A: luas
penampang (m*)
2.
Regangan (Strain)
e AL Keterangan:
L e
regangan
3. Modulus
Elastis
(ModulusYoung)
Perbandingan tegangan (G)dengan
benda regangan (e) selalu konstan saat
elastis tidak gaya pada
melampaui batas elastisitasnya. Konstanta tersebut
modulus elastis atau dinamakan
Modulus Young (E).Modulus
rumusan berikut. Young dapat dinyatakan
dengan
Keterangan:
E=__FL, e:regangan AL
e AAL pertambahanpanjang (m)
L panjangmula-mula(m) E
: tegangan(Pa) F
modulus Young (N/m)
gaya(N)
A: luas
penampang (m*)
B Hukum Hooke
2. Energi
pada Pegas
karena adanya energi.
Pegas dapat meregang
Thumlah energi potensial yang bekerja pada pegas Sumber: dreamstimme.co
E,=kA
Tugas 5.2
Keterangan:
energi potensial pegas (joule)
Ep: Umumnya Hukum Hooke
Ax: panjang pegas(m)
pertambahan berlaku pada pegas. Apakah
kkonstantapegas (N/m) Hukum Hooke juga berlaku
Anali-
pada benda lainnya?
3. Susunan Pegas sislahberlakunya Hukum
Hooke dengan cermat dan
Pegas bersifat sehingga dapat kembali
elastis,
percayadiri!
bentuk semula jika dikenai gaya yang tidak
ke
Hal ini menunjukkan
melebihibatas elastisitasnya. disusun
Hukum Hooke pada pegas. Dua buah pegas atau lebih dapat
berlakunya
susunan pegas tersebut dapat diubah menjadi
secara seri dan paralel. Jenis-jenis
Karakteristik susunan pegas adalah sebagaiberikut.
sebuah pegas pengganti.
Tokoh
Hooke lahir di Hooke dikenal secara internasional karena hukum
Pulau Wight.
Robert
Hukum elastisitas diterapkan pada timbangan pegas
elastisitas yang dikemukakannya.
untuk hasil bumi di pasar swalayan.
menimbang
dengan pengubahan
Sumber: yustinnovia1.weebly.com/kumpulan-biografi-1okoh-dunia.html
a. Susunan Seri
satu dengan
cara menghubungkan ujung pegas
Pegas yang disusun dengan disusun secara seri
disebut susunan seri. Pegas yang
pegas lainnyasecara berurutan sama
yang menarik pegas pengganti dan gaya pada setiappegas
enyebabkan gaya sama dengan
(Gambar Selain itu,
5.4). panjang pegas pengganti
pertambahan
Desar
jumlah pertambahan panjang setiappegas
F
F=F
=
Ar
Ax+Ar,
W
Keterangan:
Ar: pertambahan panjang (m) Gambar 5.4 Pegas
susunan
F gayapada pegas (N) seri
ks
skonstanta gaya total pada susunan
pegas seri (N/m)
b. Susunan Paralel
Fegas yang disusun dengan cara menghubungkan ujung pegas Satu dengan
pegas lainnya secara sejajar dinamakan susunan
paralel. Susunan paralel pada pegas
menyebabkan gaya yang menarik pegas pengganti merupakan hasil penjumlahan
dari gaya pada
masing-masingpegas (Gambar 5.5). Selain itu, pertambahan panjang
pegas pengganti dan
masing-masing pegas sama besar.
Rumusan yang berlaku
pada pegas yang disusun secara
paralel adalah sebagai berikut.
F =F =F
= =
Ax Ax, Ax, F
k, k i=l
=k,+k,+k,t..+k, M
Keterangan: W
Ax: pertambahan panjang (m)
F Gambar 5.5 Pegas susunan
gaya pada pegas (N)
paralel
konstanta gaya total pada susunan pegas paralel (N/m)