Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN DALAM PELAYANAN PROFESIONAL

TERAPIS GIGI

Dosen Pembimbing : Taadi, S.SiT, S.Pd, M.Kes

Disusun Oleh:
SANNAYA OKTAVIA
P07125122065

D III KESEHATAN GIGI


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah yang berjudul Pancasila sebagai Pedoman dalam Pelayanan
Profsional Terapis Gigi ini dapat tersusun sampai selesai.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb.

Bantul, 17 Februari 2024

Sannaya Oktavia

2
DAFTAR ISI

BAB I ....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
A. Pancasila dan Terapis Gigi .......................................................................... 6
B. Peranan Pancasila bagi Terapis Gigi ........................................................... 8
C. Keterkaitan Pancasila dengan Terapis gigi ................................................ 10
D. Cara Mewujudkan Nilai Pancasia dalam Pelayanan Terapis Gigi ............ 11
BAB III .................................................................................................................. 13
KESIMPULAN..................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Terapis Gigi dan Mulut merupakan salah satu tenaga kesehatan yang
mempunyai kemampuan di bidang promotif dan preventif serta mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengatasi permasalahan
kesehatan gigi dan mulut. Tugas pokok Terapis Gigi dan Mulut berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2016 adalah melaksanakan
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut, di bidang promotif, preventif, dan
kuratif terbatas untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal
pada individu, kelompok, dan masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas dan
dicabutnya Keputusan Menteri KesehatanNomor 378/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Perawat Gigi maka dipandang perlu penyusunan kembali Standar
Kompetensi Terapis Gigi dan Mulut yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi
setiap Terapis Gigi dan Mulut, institusi penyelenggara pendidikan, pemerintah,
masyarakat serta semua stakeholders kesehatan gigi dan mulut dalam pelaksanaan
keprofesian Terapis Gigi dan Mulut di Indonesia yang dilaksanakan dengan prinsip
interprofessional collaboration atau kolaborasi dengan profesi dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya.

Pancasila, yang berisi lima dasar pedoman hidup, ditujukan untuk seluruh
kalangan masyarakat Indonesia.Terapis gigi dan mulut, sebagai salah satu bagian di
dalamnya, juga mempunyai ikatan penting dengan Pancasila. Ikatan ini yang
menjadi pedoman utama bagi Terapis Gigi dan Mulut Indonesia dalam
melaksanakan tugas dengan rela berkorban dan penuh tanggung jawab. Terapis gigi
dan mulut yang profesional selalu berada di bawah nilai dan kaidah Pancasila.
Karena tanpa Pancasila, terapis gigi dan mulut tidak bisa melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan baik. Ilmu tentang anatomi tubuh manusia dan pelayanan
yang harus diberikan kepada klien itu semua tidak akan berjalan mulus tanpa
adanya pengamalan terhadap nilai-nilai Pancasila.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan terapis gigi?
2. Apa saja peran pancasila bagi sebagai terapis gigi?
3. Apa keterkaitan pancasila dengan terapis gigi?
4. Bagaimana cara mewujudkan nilai pancasila bagi terapis gigi dalam
pelayanan kesehatan gigi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini yaitu
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pancasila dan terapis gigi
2. Untuk mengetahui peranan pancasila bagi terapis gigi
3. Untuk mengetahui keterkaitan Ppncasila dengan terapis gigi
4. Untuk mengetahui cara mewujudkan nilai pancasila bagia terapis gigi
dalam pelayanan kesehatan gigi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila dan Terapis Gigi


Pancasila diambil dalam bahasa sanskerta yang berarti prinsip atau
asas dari kehidupan bernegara. Pancasila sebagai dasar Negara artinya
bahwa seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus
mencerminkan nilai-nilai yang memuat dalam pancasila dan tidak boleh
bertentangan. (Oksep, A. 2015). Muhammad Yamin mengemukakan,
bahwa di dalam bahasa Sanskerta Pancasila memiliki dua arti yaitu “Panca”
yang berarti “lima”, kemudian “Syila” yang berarti “berbatu sendi yang
lima”. (Yamin, Pembahasan UUD RI). Penerapan nilai-nilai pancasila juga
telah dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 (Bunyamin, 2008).
Soekarno menguraikan apa saja dasar yang harus dimiliki oleh Indonesia
sebagai negara merdeka. Beliau menyebutkan beberapa hal yang pertama
ada kebangsaan atau nasionalisme, lalu yang kedua internasionalisme atau
kemanusiaan, mufakat atau permusyawaratan, keadilan sosial, kemudian
yang kelima yaitu ketuhanan dan kebudayaan.
Lima sila dalam Pancasila menunjukkan ide-ide fundamental
tentang manusia serta seluruh realitas, yang diyakini kebenarannya Oleh
bangsa Indonesia dan bersumber pada watak dan kebudayaan Indonesia
yang melandasi berdirinya negara Indonesia (Kaelan, 1996: 92). Berikut ini
akan dijelaskan tentang nilai-nilai dari masingmasing sila Pancasila.
Sila Pertama : Berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” Nilai yang
terkandung dalam sila pertama pancasila adalah tentang kata ketuhanan.
Banyak diantara kita yang masih salah paham dalam mengartikan makna
dari sila yang pertama ini. Arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah
Tuhan Yang jumlahnya hanya satu. Namun, jika kita coba membahas dari
bahasa lain, misalnya bahasa Sanskerta. Kata “Maha” dapat berarti mulia.
Sedangkan kata “Esa” yang berarti keberadaan yang mutlak. Negara
Indonesia memberikan kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaan yang dianut oleh setiap individu. Pada sila pertama ini menjadi
sumber yang paling mendasar sebagai nilai-nilai kehidupan bangsa

6
Indonesia. Segala macam aspek penyelenggaraan negara harus memuat
nilai-nilai yang berasal dari Tuhan (Wahyuningsih, 2014).
Sila Kedua : Berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang berbudaya serta memiliki
potensi pikir, rasa, karsa dan cipta (Notonegoro, 1975). Pada sila yang kedua
ini terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang harus diperhatikan dan bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya yaitu, perlakuan adil
terhadap orang lain, diri sendiri, Tuhan dan Lingkungan sekitar (Rini, 2016).
Kemanusiaan yang adil ini memiliki makna bahwa sebagai makhluk sosial
yang hakikatnya tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang
lain maka kita tidak boleh mementingkan diri sendiri dan harus bersikap
adil, baik terhadap diri sendiri, orang lain, bangsa, negara, serta adil
terhadap lingkungan sekitar dan adil terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.Kemanusiaan merupakan salah satu wujud dari berbagai reaksi antar
masyarakat yang saling menghormati satu sama lain.
Sila Ketiga : Berbunyi “Persatuan Indonesia” Persatuan bangsa
Indonesia dapat dilambangkan dengan “Bhineka Tunggal Ika” yang
memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan. Persatuan Indonesia
menjadi salah satu faktor yang dinamis dalam kehidupan bangsa Indonesia,
melalui persatuan ini dapat mewujudkan perdamaian antar masyarakat.
Semangat persatuan merupakan kunci dari terbentuknya Indonesia yang
merdeka, maka dari itu persatuan menjadi hal pokok yang harus
ditingkatkan demi kelangsungan hidup bangsa yang aman dan damai.
Sila Keempat : Berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan Perwakilan” Kerakyatan
sendiri berasal dari kata rakyat, yang artinya sekelompok manusia yang
bertempat tinggal dalam satu wilayah di negara tertentu. Sila keempat ini
berbunyi tentang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan dan perwakilan yang berarti bahwa negara Indonesia
menganut demokrasi. Demokrasi yang dianut dapat berupa demokrasi
langsung maupun tidak langsung. Demokrasi sendiri memiliki pengertian
sebagai tatanan hidup bersama, artinya bagaimana bagaimana setiap

7
individu dapat hidup bersama dengan individu lainnya. Demokrasi erat
kaitannya dengan kebebasan, artinya setiap rakyat bebas dalam memilih dan
menentukan pemimpin Negaranya sendiri. Sedangkan, dipimpin oleh
hikmah memiliki arti bahwa Indonesia harus dipimpin oleh orang yang
bertanggung jawab, cerdas dan tahu bagaimana caranya memimpin.
Sila Kelima : Berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia” Keadilan sosial adalah keadilan secara bersamasama, artinya
keadilan yang berlaku dalam masyarakat dan memuat dalam segala bidang.
Sedangkan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki arti
bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang adil, baik dalam
bidang politik, hukum, ekonomi, sosial maupun kebudayaan.
Terapis Gigi dan Mulut berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 20 Tahun 2016 adalah melaksanakan Pelayanan Asuhan Kesehatan
Gigi dan Mulut, di bidang promotif, preventif, dan kuratif terbatas untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada individu,
kelompok, dan masyarakat. Menjadi Dental therapist, Pengelola pelayanan
asuhan keperawatan gigi dan mulut, Edukator Konselor kesehatan gigi dan
mulut individu, Asisten Spesialis Bedah Mulut.
B. Peranan Pancasila bagi Terapis Gigi
Peranan penting Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan dalam
penerapanpelayanan kesehatan sebagai sumber etika, moral dan karakter.
Pada dunia terapis gigi dan mulut nilai-nilai Pancasila seperti nilai
kemanusian sangatlah penting karena nilai kemanusian merupakan suatu
sikap dan pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang
mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai
seorang berpenyakit tertentu.
Terapis gigi dan mulut harus menggunakan pendekatan humanistik
dalam prakteknya untuk memperhitungkan semua yang diketahuinya
tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman,
kesukaan, dan bahasa tubuh pasien. Dengan adanya Pendidikan Pancasila
untuk membangun pengetahuan, karakter, dan kemampuan bangsa yang
harus dipertahankan. Begitu pula perlu dikembangkan nilai-nilai yaitu nilai

8
Etika Pancasila menjadi fundamental bangsa dalam rangka penguatan
integritas para pemberi pelayanan kesehatan yaitu seorang terapis gigi dan
mulut.
1. Etika
Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan
tentang hak dan kewajiban. Etika berkaitan erat dengan norma
karena etika merupakan secara bertingkah laku yang mengatur
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu norma tertentu atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
terhadap norma yang ada di masyarakat. Pancasila merupakan
pedoman hidup yang berakar pada kepribadian bangsa, sehingga
pancasila diterima sebagai dasar negara yang mengatur kehidupan
kenegaraan.
Etika dalam keperawatan pun perlu memperhatikan dan
menjunjung nilai-nilai tinggi pancasila agar asuhan keperawatan
yang diberikan dapat sesuai dan diterima masyarakat.
2. Moral
Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang
umumnya diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu
sebagai “salah satu” atau “yang benar”.Jadi sangat jelas bahwa
terapis gigi dan mulut harus benar-benar mempertimbangkan
nilai-nilai moral dalam setiap tindakannya. Seorang perawat harus
mempunyai prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan
sebagai peraturan konkret untuk bertindak. Namun, sebagai
pedoman umum untuk memilih apakah tindakan yang dilakukan
benar atau salah.
3. Nilai dan Norma
Nilai dan norma memiliki hubungan titik nilai adalah
kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia atau dictionary of sociology and related
science. Ada beberapa norma diantaranya norma adat sopan
santun, norma hukum, norma moral dan norma agama. Tujuan

9
norma dalam profesi terapis gigi dan mulut yaitu sebagai berikut :
1. Harus mempertanggungjawabkan secara moral dan etika atas
tindakannya.
2. Harus memiliki loyalitas kerja yang tinggi terhadap pasien.
3. Harus dapat membedakan sesuatu hal yang baik dan buruk.
4. Hendaknya memiliki etos kerja dengan produktivitas kerja
cara kerja yang efisien dan efektif.
5. Hendaknya memiliki sifat keterbukaan terhadap pasien
keluarga maupun tenaga medis lainnya.
6. Menciptakan terapis gigi dan mulut yang kompeten.
7. Ketaatan pada peraturan perundang-undangan mutlak
diperlukan demi terpeliharanya kehidupan sosial yang
harmonis dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk
mengaturnya.
8. Sebagai tolak ukur dalam tindakan medis serta meminimalisir
tindakan yang menyimpang dalam bidang medis.

C. Keterkaitan Pancasila dengan Terapis gigi


Profesi terapis gigi dan mulut dengan nilai-nilai Pancasila memiliki
hubungan yang erat. Melihat hubungan erat tersebut dipengaruhi oleh
profesi terapis gigi dan mulut yang berkedudukan di wilayah negara
Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai norma dasar bernegara.
Pancasila itu sendiri merupakan nilai universal yang sebenarnya tidak hanya
diberlakukan di Indonesia saja, namun memiliki nilai universal yang bisa
digunakan oleh profesi terapis gigi dan mulut yang ada di negara lain. Ini
karena Pancasila memiliki nilai transdental yang dapat diaplikasikan dalam
moral dan etika yang harus dimiliki oleh terapis gigi dan mulut untuk
memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan sikap penuh hati
nurani. Dengan demikian nilai Pancasila yang mencangkup dalam
pelayanan terapis gigi dan mulut sebagai berikut.
Sila pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa”

10
1. Berdoa sebelumdan sesudah melakukan percobaan, perawatan
2. Meyakini sepenuhnya bahwa segala hal mengenai konsep sehat
dan sakit adalah dari Tuhan Yang Maha Esa
3. Sebagai perawat tidka boleh mendakwahkan atau menyiarkan
ajaran agama
Sila Kedua: “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengakui dan memperlakukan pasien sesuai harkat dan martabatnya, memenuhi
hak dan kewajibannya sebagai perawat gigi. Mengakui persamaan derajat, hak, dan
kewajibab asasi tiap pasien.
Sila Ketiga: “Persatuan Indonesia”
Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada kepentingan pribadi.
Mengembangkan Kerjasama tim dalam menyelanggarakan pelayanan Kesehatan
gigi.
Tugas terapis gigi dalam sebuah tim yaitu melakukan pelayanan asuhan Kesehatan
gigi dan mulut, melaksanakan pelaporan pelayanan Kesehatan gigi dan mulut.
Sila Keempat: “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
1. Pasien memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada pasien
3. Menggunakan perjanjian untuk mencapai Keputusan
4. Menghargai dan menjujung tinggi setiap hasil keputusan dan kesepakatan
Sila Kelima: “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
1. Mengembangkan sikap adil terhadap semua pasien
2. Menghormati hak pasien
3. Melakukan kegiatan pelayanan dlam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan keadilan sosial

D. Cara Mewujudkan Nilai Pancasia dalam Pelayanan Terapis Gigi


Pada dunia terapis gigi dan mulut nilai-nilai Pancasila seperti nilai
kemanusian sangatlah penting karena nilai kemanusian merupakan suatu sikap dan
pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai

11
kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit
tertentu. Terapis gigi dan mulut harus menggunakan pendekatan humanistik dalam
prakteknya untuk memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang
meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh
pasien. Dengan adanya Pendidikan Pancasila untuk membangun pengetahuan,
karakter, dan kemampuan bangsa yang harus dipertahankan. Mengapa harus terapis
gigi dan mulut yang Pancasilais? Karena Pancasila merupakan falsafah negara,
ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan dasar negara Indonesia. Pancasila
menjadi sumber rujukan pertama dan utama bagi para terapis gigi dan mulut
Indonesia dalam setiap pemikiran, tindakan, perilaku, dan perbuatan. Pancasila
harus dijadikan sebagai referensi dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Terapis gigi dan mulut yang Pancasilais
merupakan terapis yang memenuhi nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai musyawarahmufakat, dan nilai keadilan. Semua terapis gigi dan
mulut Indonesia diharapkanmenjadi terapis gigi dan mulut yang Pancasilais yang
berbasiskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

12
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi ideologi tetap
bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Sebagai terapis gigi dan mulut
yang mempunyai kemampuan di bidang promotif dan preventif serta mampu
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengatasi permasalahan
kesehatan gigi dan mulut harus melakukan dan mencerminkan setiap tindakan
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila. Karena, Pancasila
merupakan falsafah negara, ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan dasar
negara Indonesia. Pancasila menjadi sumber rujukan pertama dan utama bagi para
terapis gigi dan mulut Indonesia dalam setiap pemikiran, tindakan, perilaku, dan
perbuatan. Terapis gigi dan mulut yang Pancasilais merupakan terapis yang
memenuhi nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
musyawarah mufakat, dan nilai keadilan. Oleh karena itu, Pancasila harus dijadikan
sebagai referensi dan pedoman dalammelaksanakan tugas dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di tengah masyarakat.

B. Saran
Untuk menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila, sebaiknya terapis gigi menjalankan
profesinya sesuai dengan tugas, kewajiban, maupun kode etik profesi. Begitu juga
dengan pasiennya. Seorang terapis gigi dan mulut yang diharapkan oleh bangsa
Indonesia yang memiliki ciri dan karakter Pancasila. Terapis gigi dan mulut di
Indonesia diharapkan memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila sehingga akan dapat menjadi sosok dan profil terapis
gigi dan mulut yang Pancasilais

13
DAFTAR PUSTAKA

Kahpi, A. (2017). Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pasca TAP MPR
No. I/MPR/2003. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah
dan Hukum,
Kowas, I. K. (2019). Kajian Yuridis Terhadap Status dan Perlindungan Hukum
Perawat dalam Memberikan Pelayanan Terhadap Pasien. Lex Et
Societatis, 7(2).
Olivia, L. (2021). Implementasi nilai Pancasil Sebagai Sumber Etika, Moral, dan
Karakter dalam Penerapam Kesehatan Keperawatan. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 10(2), 113-121.
Sukindar, S. (2017). Perindungan Hukum Terhadap Perawat Dalam Melakukan
Tindsakan Medis.Legalaitas: Jurnal IImu Hukum, 2(11).

14
15

Anda mungkin juga menyukai