Anda di halaman 1dari 102

ANALISIS PERFORMA STARTUP DI INDONESIA SEBELUM DAN

SETELAH MENCAPAI TAHAPAN IPO

SKRIPSI

Diajukan untuk Persyaratan Penelitian dan Penulisan Skripsi sebagai Bagian


dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Bisnis Digital

Oleh
Muhammad Zhafran Tsany
NIM 1904271

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL


KAMPUS TASIKMALAYA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
ANALISIS PERFORMA STARTUP DI INDONESIA SEBELUM DAN
SETELAH MENCAPAI TAHAPAN IPO

Oleh
Muhammad Zhafran Tsany

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Bisnis Program Studi Bisnis Digital

© Muhammad Zhafran Tsany


Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2023

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainya tanpa izin dari penulis

MUHAMMAD ZHAFRAN TSANY


LEMBAR PENGESAHAN PENGAJUAN SIDANG SKRIPSI

MUHAMMAD ZHAFRAN TSANY

ANALISIS PERFORMA STARTUP DI INDONESIA SEBELUM DAN


SETELAH MENCAPAI TAHAPAN IPO

disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing:


Pembimbing I

Syti Sarah Maesaroh, S.P., M.M


NIP. 920200119901015201

Pembimbing II

Asep Nuryadin, S.Pd., M.Ed.


NIP. 920200819931110101
Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Bisnis Digital UPI

Kampus Tasikmalaya

Adam Hermawan, S.Kom., MBA

NIP 920190219930105101
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Performa Startup
di Indonesia Sebelum dan Setelah Mencapai Tahapan IPO” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi
apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, 17 Juni 2023


Yang membuat pernyataan,

< materai 10.000 >

Muhammad Zhafran Tsany


NIM 1904271

III
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Atas
limpahan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis mampu untuk menyelesaikan sripsi
dengan judul “Analisis Performa Startup di Indonesia Sebelum dan Setelah Mencapai
Tahapan IPO”. Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana (S1) pada program studi Bisnis Digital di Universitas
Pendidikan Indonesia.
Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi
para pembaca di masa yang akan datang. Penulis tentu menyadari bahwa skripsi ini
masih terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, peneliti terbuka
atas segala kritik dan saran demi meningkatkan kualitas skripsi penulis serta sebagai
bahan evaluasi bagi penulis kedepannya.

Tasikmalaya, 13 Juni 2023

Penulis

IV
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan


banyak dukungan, bimbingan, saran, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, baik secara
materil maupun immaterial. Oleh karena itu, penulis menggunakan kesempatan ini
untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang telah berkontribusi dalam penyelesaian penulisan ini.
1. Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
2. Terima kasih banyak kepada Ibu Syiti Sarah Maesaroh, S.P., M.M., yang
dengan sepenuh hati telah membimbing dan mendukung penulis dari awal
hingga akhir penulisan ini berlangsung.
3. Terima kasih kepada Bapak Asep Nuryadin, S.Pd., M.Ed. atas bimbingannya
selama ini. Terima kasih atas bantuan yang berharga dalam penyelesaian skripsi
penulis.
4. Terima kasih kepada Bapak Adam Hermawan, S.Kom., MBA., atas arahan dan
kerjakeras untuk memimpin Program Studi Bisnis Digital.
5. Terima kasih kepada seluruh tenaga pengajar akademik dan staf Program Studi
Bisnis Digital Universitas Pendidikan Indonesia atas seluruh dedikasi dan
kontribusinya yang sangat luar biasa. Terima kasih atas ilmu dan pendidikan
yang berkualitas selama penulis menempuh Pendidikan tinggi di Universitas
Pendidikan Indonesia.
6. Terima kasih kepada kedua orang tua penulis, Bapak Bayu Brachmanto dan Ibu
Kurniawati Salamah atas segala doa dan dukungannya baik mareril maupun
immaterial.
7. Terima kasih kepada kakak dan adik penulis, Zalfa, Zhafira, Zaidan, dan
Zajwan atas segala dukungan selama penulisan skripsi ini berlangsung.
8. Terima kasih banyak kepada Nadila Qoonita Lutfiyah yang telah memberikan
kontribusi yang berharga dalam penelitian ini. Dukungan dan bantuan yang

V
diberikan oleh Nadila sebagai rekan penelitian sangat berarti dalam
memperkaya hasil penelitian. Kesediaan Nadila untuk berdiskusi, memberikan
masukan, dan berbagi pemikiran telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi
bagi penulis dalam mengerjakan penelitian ini. Semua kerja keras dan dedikasi
yang telah diberikan Nadila tidak dapat penulis ungkapkan dengan kata-kata.
9. Terima kasih untuk seluruh teman seperjuangan dalam penyusunan skripsi ini
yang telah bersama-sama menyelesaikan tahap akhir Pendidikan S1. Penulis
berharap yang terbaik untuk teman-teman kedepannya.
10. “Last but not least, I want to thank me for believing in me, I want to thank me
for doing all this hard work. I want to thank me for having no days off, I want
to thank me for never quittig. I want to thank me for always being a giver and
trying to give more than I receive.” – Snoop Dogg

VI
ANALISIS PERFORMA STARTUP DI INDONESIA SEBELUM DAN
SETELAH MENCAPAI TAHAPAN IPO

ABSTRAK
Oleh
Muhammad Zhafran Tsany

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan rasio keuangan pada perusahaan
startup di Indonesia setelah melakukan Initial Public Offering (IPO). Banyaknya usia
perusahaan yang bisa dikatakan masih dini untuk melakukan IPO menjadi latar
belakang penelitian ini. Penelitian dilakukan pada 8 perusahaan startup. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan Wilcoxon
signed rank test untuk uji hipotesis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan startup sebelum dan sesudah IPO.
Variabel yang diteliti meliputi current ratio, debt to equity ratio, total aset turnover,
dan return on equity. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan yang
signifikan pada variabel-variabel tersebut setelah perusahaan melakukan IPO. Hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada variabel current ratio
dan return on equity setelah IPO. Variabel debt to equity ratio dan total aset turnover
tidak mengalami perubahan yang signifikan setelah perusahaan melakukan IPO.

Kata kunci: startup, ipo, rasio keuangan

VII
ANALYSIS OF STARTUP PERFORMANCE IN INDONESIA BEFORE AND
AFTER REACHING THE IPO STAGE

ABSTRACT
By
Muhammad Zhafran Tsany
This study aims to analyze changes in financial ratios in startup companies in
Indonesia after conducting an Initial Public Offering (IPO). The background of
this research is the large number of companies that can be said to be still early
to conduct an IPO. The research method used is descriptive quantitative using
the Wilcoxon signed rank test to test the hypothesis. The data used in this study is
secondary data in the form of financial statements of startup companies before
and after the IPO. The variables studied include the current ratio, debt to equity
ratio, total asset turnover, and return on equity. The analysis was conducted to
identify significant differences in these variables after the company conducted an
IPO. The results showed that there were significant differences in the current
ratio and return on equity variables after the IPO. The debt-to-equity ratio and
total asset turnover variables did not change significantly after the company
conducted an IPO.

Keywords: startup, ipo, financial ratio

VIII
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. III

KATA PENGANTAR ...............................................................................................IV

UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................... V

ABSTRAK ............................................................................................................... VII

ABSTRACT ............................................................................................................ VIII

DAFTAR ISI ..............................................................................................................IX

DAFTAR TABEL ................................................................................................... XII

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. XIII

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................XIV

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah Penelitian .............................................................................. 6

1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

1.4.Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7

1.4.1.Manfaat Teoritis ........................................................................................... 7

1.4.2.Manfaat Praktis ............................................................................................ 7

1.5.Struktur Organisasi Skripsi ................................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 9

2.1. Kajian Pustaka.................................................................................................... 9

2.1.1. Definisi Startup ........................................................................................... 9

2.1.2. Sumber Pendanaan Startup ....................................................................... 10

2.1.3. Tahapan Pendanaan Startup ...................................................................... 11

IX
2.1.4. IPO (Initial Public Offering) ..................................................................... 13

2.1.5. Analisis Laporan Keuangan ...................................................................... 15

2.1.6. Rasio Keuangan ........................................................................................ 16

2.1.7. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 18

2.2. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 24

2.3. Hipotesis........................................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 26

3.1. Objek Penelitian ............................................................................................... 26

3.2. Metode Penelitian............................................................................................. 26

3.2.1. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan .......................................... 26

3.2.2. Operasionalisasi Variabel.......................................................................... 27

3.2.3. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 28

3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...................................... 29

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 30

3.2.6. Teknik Analisis Data ................................................................................. 31

3.2.7 Uji Hipotesis .............................................................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................ 32

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................................ 32

4.2. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 35

4.3. Hasil Uji Normalitas ........................................................................................ 38

4.3.1. Current ratio ............................................................................................. 39

4.3.2. Debt to equity ratio ................................................................................... 39

4.3.3. Total asset turnover .................................................................................. 40

4.3.4. Return on equity ........................................................................................ 41

X
4.4. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................... 41

4.4.1. Current ratio ............................................................................................. 42

4.4.2. Debt to equity ratio ................................................................................... 44

4.4.3. Total asset turnover .................................................................................. 46

4.4.4. Return on equity ........................................................................................ 48

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ................................ 51

5.1. Simpulan ....................................................................................................... 51

5.2. Implikasi Manajerial ..................................................................................... 53

5.3. Rekomendasi ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 55

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 59

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................... 86

XI
DAFTAR TABEL
Tabel 4 1. Gambaran Subjek Penelitian ...................................................................... 32
Tabel 4 2 Tabel Pengambilan Sampel......................................................................... 34
Tabel 4 3. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif........................................................ 35
Tabel 4 4. Hasil Uji Normalitas Current ratio ............................................................ 39
Tabel 4 5 Hasil Uji Normalitas Debt to equity ratio ................................................... 39
Tabel 4 6 Hasil Uji Normalitas Total asset turnover .................................................. 40
Tabel 4 7 Hasil Uji Normalitas Return on equity........................................................ 41
Tabel 4 8 Hasil Uji Ranks Current ratio..................................................................... 42
Tabel 4 9 Hasil Uji Wilcoxon Current ratio ............................................................... 43
Tabel 4 10. Hasil Uji Ranks Debt to equity ratio........................................................ 44
Tabel 4 11. Hasil Uji Wilcoxon Debt to equity ratio................................................... 45
Tabel 4 12. Hasil Uji Ranks Total asset turnover ....................................................... 46
Tabel 4 13. Hasil Uji Wilcoxon Total asset turnover .................................................. 47
Tabel 4 14. Hasil Uji Ranks Return on equity ............................................................ 48
Tabel 4 15. Hasil Uji Wilcoxon Return on equity ....................................................... 49

XII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1. Tahapan Pendanaan Startup ................................................................... 13
Gambar 2 2. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 24

XIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Profil Perusahaan .................................................................................... 59
Lampiran 2. Analisis Rasio Keuangan ........................................................................ 69
Lampiran 3. Laporan Neraca Keuangan Perusahaan .................................................. 71
Lampiran 4. Rumus Rasio Keuangan.......................................................................... 78
Lampiran 5. Hasil Uji Analisis Deskriptif .................................................................. 79
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Variabel ................................................................ 83
Lampiran 7. Hasil Uji Wilcoxon signed rank test ....................................................... 84

XIV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian


Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menjadi salah satu faktor pemicu
kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia. Semakin berkembangnya suatu teknologi
dalam berbagai bidang, maka semakin praktis dan efisien juga penerapannya dalam
bidang ekonomi. Menurut Schwab (2017), revolusi industri dalam dekade ke depan
secara mendasar akan mengubah seluruh struktur ekonomi dan bisnis yang ada, serta
akan mencapai tipping point pada awal tahun 2025 mendatang. Berdasarkan pesatnya
perkembangan teknologi tersebut, terciptalah suatu istilah yang bernama startup.
Startup merupakan perusahaan rintisan yang menggunakan teknologi informasi pada
produknya dan ditekuni oleh kurang dari 20 pegawai yang bisnisnya beroperasi secara
digital dan mempunyai pergerakan sangat cepat (Suwarno & Silvianita, 2017). Nama
startup melambung tinggi seiring dengan terdigitalisasinya perushaan-perusahaan pada
peristiwa dot com bubble. Peristiwa ini merupakan peningkatan pasar saham yang
disebabkan oleh spekulasi berlebihan dari perusahaan terkait internet pada akhir 1990-
an yang merupakan periode pertumbuhan besar-besaran dalam penggunaan dan adopsi
internet (Vahlevi, 2019).
Startup mulai mendapat banyak peminat karena kemudahannya dalam
mendapatkan suatu pendanaan yang dapat digunakan untuk keberlangsungan usaha atau
rencana ekspansi. Dana ini digunakan untuk mengembangkan perusahaan karena
memiliki model bisnis yang disruptif, produk yang jelas, dan sumber pendanaan yang
melimpah. Startup sebagai perusahaan yang relatif baru dapat dengan cepat berkembang
dengan pendanaan tersebut. Akan tetapi, terlepas dari sumber pendanaan yang didapat,
hanya ada 10% startup yang berhasil bertahan dan terus berkembang di Indonesia
hingga sekarang (Lutfiani, dkk, 2020). Commented [JP1]: Ga ada di dapus, ada juga Lutfiani
cek lagi semuanya
Berdasarkan data dari startupranking (2023), tahun 2023 Indonesia berada pada Commented [NQ2R1]: Ini gaada be, ganti aja sitasinya
peringkat keenam dari secara global berdasarkan laporan dari Startup Ranking dengan Commented [JP3]: Ga ada di dapus
Commented [NQ4R3]: Diperbarui.

1
2

jumlah startup terbanyak. Indonesia memiliki 2.485 startup. Jumlah perusahaan rintisan
ini meningkat 13% jika dibandingkan dengan jumlah startup di Indonesia pada tahun
2020 yakni sebanyak 2.192 startup. Berbagai perusahaan rintisan berlomba untuk
mendaftarkan startup-nya ke bursa saham karena IPO dianggap sebagai titik penting
dalam perjalanan karier sebuah perusahaan dan dapat menjadi indikator keberhasilan
startup jangka panjang. IPO adalah saham suatu perusahaan yang pertama kali dilepas
untuk dijual kepada masyarakat atau publik, sehingga saham tidak dikuasai secara privat
oleh perusahaan (Thionita, 2019). Salah satu tujuan utama dari IPO bagi startup adalah
untuk meningkatkan modal dengan menjual saham perusahaan mereka kepada
masyarakat. Peningkatan modal tersebut dapat membiayai pertumbuhan dan ekspansi
perusahaan startup, meningkatkan skala operasi, dan mencapai tingkat pertumbuhan
yang tinggi. IPO juga dapat memberikan valuasi yang lebih tinggi bagi startup
dibandingkan dengan bentuk pembiayaan lainnya, seperti pendanaan dari venture
capital. Ini dapat bermanfaat bagi startup yang ingin go public di masa depan karena
dapat memberikan pengembalian investasi yang lebih tinggi bagi pendiri, karyawan,
dan investor awal.
IPO dapat menyebabkan distraksi bagi sebuah startup, perusahaan akan menjadi
terlalu fokus pada pencarian short-term gain daripada fokus pada produk dan pemasaran
mereka. Melakukan IPO dengan usia perusahaan yang bisa dikatakan baru merupakan
keputusan yang sangat riskan bagi perusahaan. Keputusan melakukan IPO cenderung
merupakan pengajuan atau saran dari para investor sebagai exit plan. Perusahaan tahap
awal biasanya membutuhkan pembiayaan untuk melakukan inovasi baru produk atau
layanan. Perusahaan-perusahaan ini umumnya masih muda dan tidak memiliki kas yang
stabil mengalir, serta membutuhkan pembiayaan untuk tujuan pemasaran atau untuk
ekspansi ke pasar baru. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengakses
alternatif pembiayaan, misalnya pinjaman atau tabungan pemilik. Kesulitan terkait,
antara lain, perusahaan berpotensi nilai tinggi, ketidakpastian, kualitas aset perusahaan
dan status saat ini pasar yang relevan (Basha & Walz, 2001).
Terjadi fenomena dimana banyak perusahaan melakukan IPO di usia perusahaan
yang masih dikatakan cukup dini dan belum matang secara finansial, sampai tahun 2023
3

di Indonesia. Total ada 11 startup yang sudah berhasil melantai di bursa saham
Indonesia (idx, 2023). Tiga perusahaan startup pertama di Indonesia yang melakukan
IPO adalah PT Kioson Komersial Indonesia yang berhasil melantai di bursa saham
Indonesia pada tanggal 5 Oktober 2017 dengan kode saham KIOS. Setelah Kioson,
startup berikutnya yang berhasil mencapai tahap IPO adalah PT M Cash Integrasi yang
berhasil go public di bursa saham pada tanggal 1 November 2017 dengan kode saham
MCAS. Startup ketiga yang mencapai tahapan IPO adalah PT NFC Indonesia dan
berhasil melantai di bursa saham Indonesia pada tanggal 13 Juli 2018 dengan kode
saham NFCX (IDX, 2022). Diantara 11 perusahaan startup IPO yang mengembangkan
bisnisnya di Indonesia, hanya terdapat tiga perusahaan yang berhasil mencapai tahapan
unicorn. Menurut Aileen Lee (2013), perusahaan unicorn merupakan sebutan yang
digunakan bagi perusahaan besar yang nilai valuasinya telah mencapai USD 1 miliar
atau setara dengan Rp 140 triliun. Perusahaan tersebut adalah PT Buka Mitra Indonesia
(Bukalapak) dengan kode saham BUKA yang berdiri pada tahun 2010 dan melantai di
bursa saham pada 6 Agustus 2021, PT Global Niaga (Blibli.com) dengan kode saham
BELI yang berdiri pada tahun 2011 dan menjadi startup IPO pada 8 November 2022,
serta PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan kode saham GOTO yang berdiri
pada 17 Mei 2021 dan menjadi startup public offering pada 27 April 2022. Beberapa
perusahaan yang IPO sudah memiliki kestabilan performa keuangan mereka jika dilihat
dari prospektus IPO. Akan tetapi, terdapat beberapa perusahaan yang masih muda untuk
melakukan IPO yang tidak memiliki kestabilan secara kinerja perusahaan.
Mayoritas startup yang telah go public menjadi perusahaan Initial Public
Offering ini selalu mengalami deficit (Mølle, 2019). Oleh karena itu, memungkinkan
timbulnya stigma bahwa emiten startup memiliki tren yang buruk dalam indeks saham.
Hal ini akan membuat startup kesulitan untuk mencari investor yang akan berdampak
juga bagi kurangnya alternatif investasi untuk investor menanamkan modalnya. Tidak
hanya itu, defisit terus menerus juga akan berdampak bagi turunnya minat pasar
terhadap startup yang secara tidak langsung akan menyebabkan turunnya harga saham
startup dan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
4

Berhasilnya beberapa startup yang melantai di bursa saham Indonesia sejak


2018 membuat penulis tertarik untuk mengetahui performa keuangan startup tersebut
setelah IPO. Bagaimana performa keuangan startup setelah ditinggal investornya yang
memilih melakukan IPO sebagai exit plan. Penilaian terhadap kinerja perusahaan
startup sebelum dan setelah mencapai tahapan IPO dinilai sangat penting. Kinerja
perusahaan wajib dilaporkan secara periodik sebagai wujud dari fungsi full disclosure
dari perusahaan publik melalui laporan keuangan. Banyak sekali kriteria yang dapat
digunakan untuk menilai hasil pelaksanaan operasi suatu perusahaan. Hal ini sangat
bergantung pada sudut pandang dan aspek yang menjadi fokus perusahaan tersebut.
Dengan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dinilai, maka keputusan investasi
dapat diambil dengan lebih baik. Salah satu indikator untuk mengukur kinerja
perusahaan adalah dari rasio keuangan. Menurut Hery (2019), rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan
pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Dalam suatu
penelitian dapat dibandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya di
dalam satu laporan keuangan atau antara komponen yang terdapat di antara beberapa
laporan keuangan. Selain itu, angka yang dibandingkan dapat berupa angka dalam satu
periode atau beberapa periode.
Teori yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah teori analisis rasio
keuangan. Menurut Sartono (2001), analisis rasio keuangan merupakan metode evaluasi
untuk mengetahui kondisi dan kinerja sebuah perusahaan. Analisis ini menggunakan
berbagai indeks sebagai patokannya, salah satunya adalah rasio yang membandingkan
dua data keuangan. Teori ini cocok untuk penelitian penulis yang membandingkan
performa keuangan suatu perusahaan antara sebelum dan setelah tahapan IPO. Analisis
dan interpretasi dari berbagai jenis rasio memberikan pandangan yang lebih baik
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman
dibandingkan jika hanya berdasarkan data keuangan masing-masing tanpa bentuk rasio
yang meliputi rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas
sebagai tolak ukur kinerja perusahaan dan sebagai metode untuk menganalisis performa
keuangan dari suatu perusahaan.
5

Telah terdapat penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian penulis


seperti “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Melakukan
Initial Public Offering (IPO)” oleh Sabda Rizky Juliana dan Sumani (2019) yang
menunjukan hasil bahwa rasio likuiditas yang dihitung dengan menggunakan current
ratio, rasio aktivitas yang dihitung menggunakan total asset turnover, dan rasio
profitabilitas yang dihitung dengan return on equity mengalami perbedaan yang
signifikan sebelum dan sesudah IPO. Sementara itu, rasio leverage yang dihitung
menggunakan debt to equity ratio tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan.
Penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Glousa Lera Silanno dan Linda
Grace Loupatty (2021) dengan judul “Pengaruh Current ratio, Debt to equity ratio, dan
Return on Asset Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan-perusahaan di Sektor
Industri Barang Konsumsi” menunjukkan hasil bahwa current ratio dan debt to equity
ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress. Akan tetapi, return
on asset berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaanp-
perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdarftar di BEI. Penelitian lainnya
mengenai “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering
(IPO) Pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia” oleh Afandi dan Salma
Taqwa (2018). Penelitian ini menunjukan bahwa kinerja keuangan pada perusahaan non
keuangan yang beralih ke perusahaan IPO pada tahun 2014 menunjukkan kemampuan
keuangan yang lebih baik sebelum periode IPO dibandingkan dengan periode setelah
IPO. Hasil dari analisis ROI menunjukkan rata-rata 7,9% untuk periode sebelum IPO
dan 4,25% untuk periode setelah IPO. Tidak hanya itu, rasio NPM, TATO, dan DER
juga menunjukkan penurunan seperti ROI. Akan tetapi, rasio lancar mengalami
peningkatan, terlihat dari rata-rata pergerakan rasionya. Berdasarkan penelitian
terdahulu, belum ada penelitian yang membahas lebih dalam mengenai bagaimana
analisis performa keuangan perusahaan startup di Indonesia yang telah mencapai IPO
yang semakin banyak dan awam untuk diketahui bagaimana performa perusahaan saat
sebelum dan setelah mencapai tahapan Initial Public Offering terutama dengan
pengukuran pada Current ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Debt to equity
ratio (DER), dan Return on equity (ROE).
6

Penelitian mengenai “Analisis Performa Keuangan Startup Sebelum dan Setelah


Mencapai Tahapan IPO” sangat penting untuk dilakukan karena dapat memberikan
informasi serta pandangan yang jelas mengenai keberhasilan dan kesuksesan startup
setelah mengembangkan bisnisnya menjadi Initial Public Offering (IPO). Hal ini dapat
membantu investor dan pemangku kepentingan dalam memahami apakah startup
mampu mempertahankan performanya dengan baik dan mengembangkan bisnisnya
setelah IPO atau sebaliknya. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat memberikan
informasi bagi startup untuk semakin meningkatkan performa perusahaan dan
mempertahankan kesuksesan setelah IPO. Oleh karena itu, penelitian ini tepat dan
merupakan bagian penting dari analisis pasar pada bursa saham. Dari latar belakang
tersebut membuat penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai “Analisis Performa
Keuangan Startup IPO di Indonesia Sebelum dan Setelah Mencapai Tahapan IPO”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat ditemukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana performa keuangan perusahaan startup di Indonesia sebelum dan
setelah mencapai tahapan IPO?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara performa keuangan
perusahaan startup di Indonesia sebelum dan setelah IPO?
3. Bagaimana analisis performa keuangan perusahaan startup di Indonesia
berdasarkan Current ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Debt to equity
ratio (DER), dan Return on equity (ROE).

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui performa keuangan perusahaan startup di Indonesia sebelum
dan setelah mencapai tahapan IPO.
7

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara performa


keuangan perusahaan startup di Indonesia sebelum dan setelah IPO.
3. Untuk memahami analisis performa keuangan perusahaan startup di Indonesia
berdasarkan Current ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Debt to equity
ratio (DER), dan Return on equity (ROE).

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi secara positif pada
pengembangan bidang ilmu terkait yakni Bisnis Digital di Universitas Pendidikan
Indonesia baik sebagai informasi, masukan, atau referensi secara umum guna
pengembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah yang berada di ranah
analisis performa startup melalui analisis Current ratio (CR), Total Assets
Turnover (TATO), Debt to equity ratio (DER), dan Return on equity (ROE)
sebelum dan setelah mencapai tahapan IPO, terutama pada perusahaan startup di
Indonesia.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi sebuah proses belajar yang
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat lebih
paham mengenai kondisi startup yang telah IPO di Indonesia dan analisis
performanya.
2. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan
mengevaluasi efektivitas penggunaan dana yang didapat dari IPO dan dapat
membantu perusahaan dalam menentukan strategi keuangan yang tepat untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ekspansi di masa depan.
3. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
analisis performa startup yang diteliti berdasarkan Current ratio (CR), Total
Assets Turnover (TATO), Debt to equity ratio (DER), dan Return on equity
(ROE) yang dapat berguna untuk penelitian lainnya.
8

4. Bagi pembaca dan peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan dan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi
penelitian selanjutnya.

1.5. Struktur Organisasi Skripsi


Sistematika penulisan skripsi berperan sebagai pedoman penulisan agar dalam
penulisan ini lebih terarah, maka skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab. Adapun
struktur organisasi skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada Pendahuluan berisi tentang: latar belakang penelitian, identifikasi
masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaat/signifikansi penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka
Pada Kajian Pustaka berisi tentang: teori teori serta profil dari perusahaan
startup di Indonesia yang telah mencapai tahapan IPO.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada Metode Penelitian berisi tentang: metode dan desain penelitian, populasi
dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur
penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan: metode dan desain penelitian,
populasi dan sampel penelitian, instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur
penelitian, variabel penelitian dan teknis analisis data.
BAB V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi memuat tentang kesimpulan dari hasil
analisis temuan penelitian, serta implikasi dan rekomendasi bagi para pembaca dan
pengguna hasil penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka


Kajian pustaka dalam penelitian “Analisis Performa Keuangan Startup IPO di
Indonesia Sebelum dan Setelah Mencapai Tahapan IPO” memuat kajian teori dan
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis.
2.1.1. Definisi Startup
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salamzadeh (2015), startup
merupakan sebuah perusahaan yang merujuk pada perusahaan yang belum lama dan
baru beroperasi. Perusahaan rintisan ini merupakan perusahaan yang baru didirikan dan
berada dalam suatu fase pengembangan, perusahaan startup juga cenderung berusaha
untuk mencari eksistensi atau ketenarannya dikarenakan mayoritas startup terbentuk
berdasarkan suatu inovasi dan ide yang dapat membuat suatu perusahaan berkembang
dengan cepat. Istilah startup awal mulanya berasal dari Amerika Serikat di tahun 1970
dan mulai popular di kalangan pegiat bisnis pada akhir tahun 1990 sebagai bagian dari
sensasi internet dan teknologi yang mengalami perkembangan pesat pada tahun 2000.
Bermula dari venture capital yang menciptakan istilah tersebut untuk membedakan
antara perusahaan baru biasa dan perusahaan baru yang mempunyai potensi
berkembang yang cepat.
Jika startup diartikan sebagai organisasi sementara yang dirancang untuk
mencari bisnis model yang dapat diulang dan terukur (Blank, 2013), startup yang
diartikan tersebut berjalan sebagai perusahaan yang mencari keuntungan untuk
mendapatkan valuasi serta nilai yang bagus di masyarakat serta dunia dengan harapan
mendapatkan investasi dari para investor dan pada akhirnya mencapai tahapan IPO.
Sedangkan, Ries (2011) mengatakan bahwa startup merupakan sebuah organisasi atau
institusi manusia yang dibuat untuk membuat suatu layanan atau produk baru dalam
kondisi ketidakpastian yang ekstrim. Hal ini memunculkan banyak stigma bahwa
startup merupakan suatu perusahaan yang beresiko besar dan kurang menguntungkan.

9
10

Namun, beberapa perusahan besar menyatakan startup memiliki semangat dengan


memiliki mode operasi yang menegaskan inovasi, memperkuat semangat tim dan
membuat tim lebih reaktif dan fleksibel.
Perbedaan dasar lainnya antara perusahaan biasa dengan startup adalah
perusahaan biasa dibuat serta diorganisasikan untuk mengeksekusi dan
mengoptimalisasikan suatu model bisnis yang sudah bekerja dan menjual, sedangkan
startup dibuat untuk mencari dan menjadikan suatu bisnis model bekerja dan menjual.
Untuk menjadi suatu startup, suatu perusahaan baru harus memenuhi empat
karakteristik utama yakni bersifat sementara, dapat mencari suatu bisnis model, dapat
menjadi sebuah industri dan bisa direproduksi, dan scalable. Menjadi sebuah startup
bukanlah suatu objektif namun istilah startup adalah menjadi suatu perusahaan terkait
dengan fase penelitian, dan tujuan utamanya adalah untuk keluar dari fase startup
tersebut dengan mengubah ide menjadi sebuah perusahaan yang menghasilkan.
Dengan kata lain, startup mencari model bisnis yang mana hal tersebut
berkesinambungan dengan tujuan kedua. Menjadi startup berarti menjadi perusahaan
yang membawa nilai kepada konsumen dengan produk atau jasa yang belum pernah
dibuat sebelumnya dengan tantangannya yaitu menemukan dan membangun bisnis
model yang cocok dengan produk atau jasa tersebut.
2.1.2. Sumber Pendanaan Startup
Secara umum, pendanaan sebuah startup bermula dari dana personal seorang
founder yang dapat berasal dari dana pribadi, dana keluarga, pinjaman bank, angel
investor, crowdfunding, dan venture capital. Beberapa startup yang berhasil melewati
istilah valley of death atau istilah yang mengacu dimana perusahaan kesulitan dalam
menutupi arus kas negatif pada tahap awal startup sebelum perusahaan melakukan
penjualan dan mendapatkan pendapatan dari target pasar cenderung mencari
pendanaan lanjutan dari venture capital yang dikemudian hari bertujuan baik menjual
perusahaan ke perusahaan yang lebih besar atau bisa disebut akuisisi atau melakukan
IPO. Perusahaan startup akan mengalami kebuntuan dalam mencari pendanaan untuk
mengkomersialisasi produk dan jasa mereka. Opsi yang biasanya menjadi sumber
pendanaan startup untuk memulai bisnis atau dinamakan bootstrapping dimana
11

perusahaan dialokasikan suatu jumlah dana yang terbatas untuk memulai bisnis
(Horváth, 2018).
Namun, masih banyak perdebatan mengenai dalam kondisi apa pendanaan
bootstrapping dapat bekerja dengan efektif. Sebagai alternatifnya seorang angel
investor menyediakan pendanaan awal di fase antara pendanaan pembentukan startup
dengan pendanaan startup oleh venture capital (Lefebvre, 2020). Perusahaan yang
didanai oleh angel investor cenderung meningkatkan kemungkinan bertahan hidup
untuk startup (Croce, 2018). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Block, dkk.
(2019), telah ditemukan bahwa sekitar 70% pendanaan yang dilakukan oleh angel
investor dalam seed funding menjadi persentase terbesar dari segala tipe investasi, hal
ini berbanding lurus dengan fakta bahwa para angel investor memiliki pengalaman dan
kemampuan wirausaha yang substansial dimana dapat memfasilitasi startup selagi
menyediakan pendanaan.
Untuk sumber pendanaan startup selanjutnya berasal dari Venture Capital
(VC), dimana sebagian besar pendanaan startup berasal dari venture capital ini.
Berdasarkan sampel dari 363 startup dari tahun 2000 sampai 2007 ditemukan bahwa
startup dapat berjalan dan bertahan apabila perusahaan mendapatkan pendanaan awal.
Namun, terdapat aspek lain juga yaitu bagaimana sebuah startup menerima dan
memanfaatkan sumber daya baru dari perusahaan VC menentukan pertumbuhan dan
kinerja startup (Valentim, 2018). Perusahaan venture capital cenderung memiliki
permasalahan di pengambilan keputusan yang berujung kepada ketergantungan
mereka mengandalkan keadaan psikologis dan intuisi dari suatu startup dalam
mengambil suatu keputusan pendanaan. Perusahaan yang mendapatkan pendanaan
juga menghadapi situasi ketidakpastian yang tinggi, ditambah lagi perusahaan juga
memiliki bisnis yang belum begitu jelas, asimetri informasi juga mempengaruhi
hubungan startup dan konsumen secara tidak langsung.
2.1.3. Tahapan Pendanaan Startup
Terdapat beberapa tahapan dalam pendanaan startup sebelum sebuah startup
menjadi perusahaan yang sukses dan terbuka untuk publik, tahapan tersebut meliputi:
a) Pre-Seed Funding
12

Tahapan yang juga dikenal sebagai bootstrapping atau self-funded


capital yaitu pendanaan yang berasal dari pribadi, baik itu dari keluarga atau
teman terdekat, di tahap ini biasanya startup mengembangkan prototype bukti
dari konsep bisnis mereka.
b) Seed Funding
Setelah melakukan pre-seed funding suatu startup dapat melanjutkan
proses ke tahapan pendanaan selanjutnya dimana permodalan awal suatu
perusahaan dilakukan di tahap ini. Permodalan awal ini bertujuan untuk
membuat ruang kantor atau fasilitas infrastruktur lainnya dan pendanaan pada
tahapan ini berkisar diantara $10 ribu to $2 juta. Banyak startup yang gagal
dikarenakan tidak melakukan tahapan ini, oleh karena ini tahapan ini sangat
penting dalam proses pendanaan startup.
c) Series A Funding
Berlanjut ke tahapan selanjutnya dimana suatu startup sudah berhasil
melakukan penjualan dan menghasilkan penghasilan. Tahapan ini merupakan
pencapaian yang cukup penting bagi sebuah startup dimana perusahaan
dituntut untuk memiliki strategi untuk mengembangkan bisnis model yang
sudah ada dan menghasilkan pendapatan. Pendanaan Seri A ini dapat
mengumpulkan modal US$2 juta hingga US$15 juta dan pendanaan ini banyak
dijumpai berasal dari venture capital.
d) Series B Funding
Suatu startup berkesempatan mendapatkan pendanaan Seri B apabila
mereka berhasil dalam pendanaan Seri A. Pada tahapan ini, startup sudah
menemukan target pasar dan membutuhkan bantuan dalam memperluas target
pasarnya. Pendanaan ini juga dibutuhkan oleh startup untuk scale up demi
memenuhi permintaan pasar dan juga untuk bersaing dengan kompetitor
dengan produk serupa. Estimasi modal yang dapat dikumpulkan pada seri ini
berkisar diantara US$7 juta dan US$10 juta.
e) Series C Funding
13

Pada tahapan ini, startup mencari lebih banyak dana untuk membantu
membangun produk atau layanan baru, mencapai produk atau layanan baru
pasar, membeli bisnis. Series C Funding merupakan tahap terakhir dalam
sebuah siklus pertumbuhan perusahaan sebelum penawaran umum awal. Pada
titik ini, perusahaan memegang nilai setidaknya US$100 juta dan menerima
lebih dari US$50 juta.
f) IPO: Stock Market Launch
Biasanya tahap pertumbuhan ini akan terjadi ketika perusahaan
mencapai valuasi perusahaan sekitar US$ 1 miliar, juga dikenal sebagai status
unicorn. Biasanya, sebuah perusahaan dimulai dengan putaran benih dan
kemudian dilanjutkan dengan putaran pendanaan A, B, dan C. Ketersediaan
kapitalis ventura yang cukup pada pertumbuhan tahap startup dalam bentuk
putaran Seri A dan B. Pendanaan memastikan pertumbuhan optimal tidak
hanya satu startup, tetapi seluruh ekosistem startup.

Gambar 2 1. Tahapan Pendanaan Startup

2.1.4. IPO (Initial Public Offering) Commented [JP5]: Saran saya letaknya sebaiknya setelah
selesai membahas startup, biar logis dan runtut
Menurut Hartono dan Ali (2002), IPO adalah penawaran saham di pasar Definisi Startup
Sumber Pendaan Startup
perdana yang dilakukan oleh perusahaan yang hendak menjadi perusahaan publik. Tahapan Pendanaan Startup
IPO
Saham merupakan satuan nilai atau pembukuan pada berbagai instrumen keuangan Dst.

yang mengindikasikan kepemilikan perusahaan. Sedangkan, pasar perdana adalah


14

pasar di mana investor membeli saham dari perusahaan (emiten) untuk pertama
kalinya. Menurut UU Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal,
penawaran umum didefinisikan sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menjual efek kepada masyarakat dengan mengikuti tata cara yang
telah diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. (Hartono dan Ali,
2002).
Menjadi perusahaan yang berkembang pesat, dapat bersaing dalam jangka
waktu panjang, serta dapat mempertahankan keberlangsungan bisnis pasti menjadi
harapan setiap perusahaan. Tentunya banyak tantangan yang dihadapi oleh perusahaan
saat melaksanakan operasionalisasi dan mengimplementasikan strategi yang telah
dibuat. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk membentuk struktur permodalan
yang kuat, karena pendiri perusahaan mungkin saja memiliki keterbatasan dalam
melakukan penambahan modal. Pendanaan ini dapat berupa pinjaman, maupun
tambahan setoran modal saham yang founder harapkan dapat menjadi salah satu
strategic partner untuk mendapatkan berbagai keuntungan dari kegiatan bisnis yang
dilajukan oleh perusahaantersebut. Maka dari itu, pasar modal merupakan salah satu
solusi bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan melalui penawaran sebagian
perusahaan yang menjualkan sahamnya kepada publik atau biasa disebut Initial Public
Offering (IPO).
Proses tersebut sekaligus menjadikan sebuah perusahaan berkembang dan
bertransformasi dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Hal itu tentu
akan membuat perusahaan dapat dikelola lebih baik, lebih profesional, dan transparan
kepada publik. Seluruh perusahaan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadikan
perusahaannya beralih ke perusahaan terbuka dalam segi kepemilikan modal melalui
saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Peralihan menjadi perusahaan publik
tersebut bermaksud agar kepemilikan saham perusahaan dapat diperjualbelikan dari
satu investor ke investor lainnya. Akan tetapi, proses go public dianggap merupakan
proses yang melelahkan, rumit, dan mahal. Oleh karena itu, penelitian ini disusun agar
dapat memberikan informasi yang benar mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari
proses go public, bagaimana proses go public, persiapan yang perlu dilakukan
15

perusahaan, persyaratan yang harus dipenuhi, dan hal terkait lainnya. Dengan
demikian, diharapkan pemilik dan manajemen perusahaan yang memerlukan
pendanaan dapat memahami bahwa proses yang dijalankan untuk go public tidaklah
serumit dan semahal yang dibayangkan.
2.1.5. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk
mengevaluasi bahkan memprediksi kondisi keuangan perusahaan maupun badan
usaha. Analisis laporan keuangan suatu perusahaan juga dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi hasil kinerja yang telah dicapai oleh sebuah perusahaan. Berdasarkan
penjelasan dari Soemarso (2002) pada bukunya “Akuntansi Suatu Pengantar”,
financial statement analysis adalah gabungan dari angka-angka yang berada dalam
laporan keuangan dengan angka lainnya untuk menjelaskan arah perubahan atau
trend-nya. Menurut buku Analisis Laporan Keuangan karya Prastowo dan Julianti
(2002), analisis laporan keuangan merupakan sebuah proses untuk membedah serta
menelaah hubungan antara unsur-unsur dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi
dan pemahaman yang baik dan tepat atas suatu laporan keuangan yang sedang diteliti.
Analisis laporan keuangan memiliki beberapa metode yakni analisis rasio yang
menggunakan perhitungan perbandingan data kuantitatif untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan prediksinya pada masa depan. Analisis
Rasio Keuangan terbagi menjadi beberapa jenis yakni rasio likuiditas yang merupakan
gambaran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, rasio
aktivitas yang digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan
sebuah perusahaan saat menggunakan aktiva yang dimiliki terhadap inventory
turnover ratio dan total asset turnover ratio, rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas sebuah perusahaan saat menggunakan
aktiva yang dimiliki terhadap total debt to asset ratio dan total debt to equity ratio,
serta rasio profitabilitas yang merupakan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan lama melalui seluruh kemampuan dan sumber daya perusahaan yang
ada. Selain analisis rasio, metode lainnya dalam analisis laporan keuangan adalah
Analisis Common Size yang disusun dengan menghitung seluruh rekening yang ada
16

dalam laporan laba-rugi dan neraca dari total penjualan atau dari total aktiva, hasil dari
analisis ini dapat bermanfaat untuk menilai tepat atau tidaknya sebuah kebijakan yang
diambil dan kemungkinan pengaruhnya dalam kinerja perusahaan. Analisis ketiga
adalah Analisis Du Pont yang mencakup rasio aktivitas dan margin laba penjualan
untuk menentukan profitabilitas. Lalu, terdapat metode Analisis Cross Section yang
diartikan sebagai proses penelitian laporan keuangan berdasarkan unsur unsur tertentu
dengan tujuan mengevaluasi hasil yang telah diraih oleh perusahaan. Terakhir adalah
Analisis Time Series dan Forecasting Data Keuangan yang digunakan untuk
menganalisis perbandingan dengan data keuangan secara historis dan
memproyeksikan kondisi keuangan di masa yang akan datang.
2.1.6. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan hasil angka yang diperoleh dari perbandingan
antara satu pos suatu laporan keuangan dengan pos yang lainnya dan memiliki
hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan tersebut dapat dilakukan antara
satu pos dengan pos lainnya maupun antar pos yang ada pada laporan keuangan
tersebut (Hery, 2018). Berdasarkan buku Analisis Laporan Keuangan yang ditulis oleh
Kasmir (2018), rasio keuangan dapat diartikan sebagai kegiatan membandingkan
angka-angka yang terdapat pada suatu laporan keuangan dengan cara membagi satu
angka terhadap angka yang lainnya. Perbandingan itu dapat diteliti antara satu
komponen dengan komponen lain pada sebuah laporan keuangan atau dapat juga
dilakukan antar komponen yang ada pada di antara laporan keuangan tertentu. Angka
yang diperbandingkan pada rasio keuangan ini dapat berupa angka dalam satu periode
maupun beberapa periode. Rasio keuangan terbagi menjadi empat yakni:
a) Rasio profitabilitas atau profitability ratio digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan dalam
periode tertentu. Di dalam rasio profitabilitas ada beberapa contoh indikator
seperti gross profit margin untuk menghitung persentase laba kotor dari
penjualan, profit margin ratio untuk menghitung jumlah laba bersih setelah
pajak, Return on Asset sebagai tolak ukur efisiensi sebuah perusahaan dalam
mengelola aset, dan yang terakhir ada return on asset yaitu kemampuan suatu
17

perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham


perusahaan yang dinyatakan dalam persentase, return on sales ratio sebagai alat
ukur tingkat keuntungan perusahaan, return on capital employed adalah rasio
profitabilitas yang mengukur keuntungan perusahaan dari modal yang
digunakan dalam bentuk persentase dan yang terakhir ada return on investment
adalah rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak
terhadap total aktiva.
b) Rasio solvabilitas atau leverage ratio digunakan guna mengukur tingkat
efisiensi dan efektivitas perusahaan saat menggunakan aktiva yang dimiliki.
Indikator dalam rasio solvabilitas meliputi debt to equity ratio yang bertujuan
mengetahui seberapa besar modal yang dibutuhkan termasuk diantaranya jenis-
jenis modal dan pengertian modal yang menjadi jaminan utang lancar, debt
ratio ini akan memperlihatkan kemampuan perusahaan yang akan mendapatkan
pinjaman baru sebagai jaminan aktiva yang tetap agar dimiliki oleh suatu
perusahaan serta tambahan modal. Lalu, ada times interest earned ratio yang
berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi berbagai
beban bunga hutang di masa yang akan datang. Pencatatan utang piutang
dilakukan untuk memantau utang piutang yang harus dibayar atau yang harus
diterima setiap pelaku usaha (Maesaroh dkk, 2021).
c) Rasio likuiditas atau liquidity ratio digunakan untuk melihat seperti apa
kemampuan perusahaan dalam upayanya memenuhi kewajiban jangka pendek.
terdapat beberapa indikator di dalam rasio likuiditas seperti current ratio yang
berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi kewajiban
lancarnya, quick ratio yang berfungsi untuk menentukan kemampuan
perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya dengan aset cepat atau aset
yang paling likuid, dan yang terakhir cash ratio digunakan dalam
membandingkan cashflow dengan tagihan yang saat ini harus dibayar.
d) Rasio aktivitas atau activity ratio digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya yang ada di sebuah perusahaan. Beberapa indikator
yang diguanakan dalam rasio ini seperti total asset turnover ratio untuk
18

menghitung aktivitas aset dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


penjualan melalui asetnya, fixed asset turnover ratio untuk menunjukkan cara
perusahaan memanfaatkan aset tetapnya, cash conversion cycle ratio yaitu
jumlah hari yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan, working capital turnover ratio untuk mengukur jumlah uang tunai
yang dibutuhkan untuk menghasilkan penjualan tertentu, inventory turnover
ratio sebagai indikator untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan dalam
mengelola persediaan yang dapat dilihat dari kesuksesannya mengkonversi
penjualan dalam satu tahun, account receivable ratio merupakan indikator yang
menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam mengelola penjualan secara
kredit dan seberapa mudah perusahaan dalam memulihkan kredit dari
pelanggan dalam periode pembayaran tertentu, account payable ratio untuk
melihat berapa kali perusahaan membayar kreditor dalam satu tahun, days
payable outstanding digunakan untuk melihat berapa hari (rata-rata)
perusahaan dapat membayar kreditornya, dan yang terakhir ada days of sales
outstanding digunakan untuk mengukur berapa hari (rata-rata) perusahaan
mengumpulkan pembayaran dari pelanggan.
2.1.7. Penelitian Terdahulu
Table 2. 1
No Nama Peneliti Judul Pendekatan Hasil

1. Afandi dan Analisis Kinerja Kuantitatif Kinerja keuangan pada Commented [JP6]: Kuantitatif dan Kualitatif itu lebih ke
pendekatan, cara kita memandang
Salma Taqwa Keuangan perusahaan non Di sini baiknya jelaskan poin2 yang lebih penting
Misalnya metode survei dengan menggunakan angket kepada
(2018) Sebelum dan keuangan yang beralih 10 perusahaan
Atau misalnya studi kasus di perusahaan X
Sesudah Initial ke perusahaan IPO pada
Public Offering tahun 2014
(IPO) Pada menunjukkan
Perusahaan Non kemampuan keuangan
Keuangan di yang lebih baik sebelum
periode IPO
19

Bursa Efek dibandingkan dengan


Indonesia periode setelah IPO.
Hasil dari analisis ROI
menunjukkan rata-rata
7,9% untuk periode
sebelum IPO dan 4,25%
untuk periode setelah
IPO. Tidak hanya itu,
rasio NPM, TATO, dan
DER juga menunjukkan
penurunan seperti ROI.
Akan tetapi, rasio lancar
mengalami peningkatan,
terlihat dari rata-rata
pergerakan rasionya.
2. Meylinda, Pengukuran Kualitatif Penelitian ini
Dedi Darwis Kinerja Laporan menunjukkan bahwa
dan Suadiah Keuangan rasio profitabilitas pada
(2022) Menggunakan perusahaan bidang
Analisis Rasio tambang yang terdaftar
Profitabilitas Pada pada bursa efek
Perusahaan Go Indonesia dapat
Public diketahui kinerja
keuangannya
menggunakan aplikasi
analisis rasio
profitabilitas dengan
mengukur Profit Margin,
Net Profit Margin,
20

Return on Asset, dan


Return on equity.

3. Ahmad Faisal, Analisis Kinerja Kuantitatif Hasil dari penelitian ini


Rande Keuangan adalah kinerja keuangan
Samben, dan CV Karunia Jaya tahun
Salmah 2015-2016 mengalami
Pattisahusiwa fluktuasi jika ditinjau
(2017) berdasarkan; rasio
likuiditas terdiri dari
current ratio yang
meningkat sebesar 0,5%
dan quick ratio yang
meningkat sebanyak
0,95%.; rasio solvabilitas
yang terdiri dari
penurunan total asset
ratio sebesar 7,2% dan
debt to equity yang
menurun juga sebesar
0,27%; serta rasio
profitabilitas dengan
peningkatan ROA
sebesar 17,28% dan ROE
sebesar 0,18%.
21

4. Putu Agus Analisis Kinerja Kuantitatif Penelitian ini


Agung Keuangan membandingkan kinerja
Wirajunayasa Perusahaan keuangan perusahaan
dan Sebelum dan sebelum dan sesudah
IG.A.M. Asri Sesudah Initial IPO terhadap 61
Dwija Putri Public Offering perusahaan yang
(2017) terdaftar di BEI tahun
2008-2012 berdasarkan
ROA dan NPM yang
menunjukkan
munculnya perbedaan di
tahun ke-3 dan ke-4
setelah IPO.
5. Glousa Lera Pengaruh Current Kuantitatif Hasil dari penelitian ini
Silanno dan ratio, Debt to menunjukkan current
Linda Grace equity ratio, dan ratio dan debt to equity
Loupatty Return on Asset ratio tidak berpengaruh
(2021) Terhadap secara signifikan
Financial Distress terhadap financial
Pada Perusahaan- distress. Akan tetapi,
perusahaan di return on asset
Sektor Industri berpengaruh signifikan
Barang Konsumsi terhadap financial
distress pada
perusahaan-pperusahaan
di sektor industry barang
konsumsi yang terdarftar
di BEI.
22

6. Mohamad Perbandingan Hasil dari penelitian ini


Chaidir dan Kinerja Keuangan adalah perbandingan
Muhamad Sebelum dan kinerja keuangan PT
Agung Sesudah Initial Kioson Komersial
Suhartono Public Offering Indonesia dan PT M
Kurniawan (Studi Pada PT Cash Integrasi yang
(2020) Kioson Komersial menunjukan bahwa
Indonesia Tbk dan kinerja keuangan
PT M Cash perusahaan setelah IPO
Integrasi Tbk lebih baik dibandingkan
Tahun 2015-2018) dengan sebelum IPO
dengan mean sebesar
3.0583, nilai maksimum
30.62, nilai minimum
0.00 dan standar deviasi
sebesar 7.14549 pada PT
Kioson dan mean sebesar
1.4452, nilai maksimum
6.72, nilai minimum 0.01
dan standar deviasi
sebesar 1.86795 pada PT
M Cash.
23

7. Sabda Rizky Analisis Kinerja Kuantitatif Hasil dari penelitian ini


Juliana dan Keuangan adalah rasio likuiditas
Sumani (2019) Perusahaan yang dihitung dengan
Sebelum dan menggunakan current
Sesudah ratio, rasio aktivitas yang
Melakukan Initial dihitung menggunakan
Public Offering total asset turn over, dan
(IPO) rasio profitabilitas yang
dihitung dengan return
on equity mengalami
perbedaan yang
signifikan sebelum dan
sesudah IPO. Sementara
itu, rasio leverage yang
dihitung menggunakan
debt to equity ratio tidak
menunjukan adanya
perbedaan yang
signifikan.
8. Sabda Rizky Analisis Kinerja Kuantitatif Hasil penelitian ini
Juliana dan Keuangan adalah terdapat
Sumani (2019) Perusahaan perbedaan yang
Sebelum dan signifikan startup dari
Sesudah rasio likuiditas, rasio
Melakukan Initial aktivitas, dan rasio
Public Offering profitabilitas sebelum
(IPI) dan sesudah IPO. Akan
tetapi, tidak terdapat
perbedaan yang
24

signifikan pada rasio


leverage startup sebelum
dan sesudah IPO.

2.2. Kerangka Pemikiran


Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui performa keuangan
perusahaan startup di Indonesia sebelum dan setelah melakukan IPO melalui beberapa
rasio analisis keuangan.

Gambar 2 2. Kerangka Pemikiran

2.3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat diambil
yaitu:
1. Hipotesis kerja (H1): Terdapat perbedaan performa keuangan perusahaan
startup di Indonesia yang signifikan berdasarkan rasio likuiditas yang dapat
diukur menggunakan current ratio sebelum dan setelah IPO.
2. Hipotesis kerja (H2): Terdapat perbedaan performa keuangan keuangan
perusahaan startup di Indonesia yang signifikan berdasarkan solvabilitas
yang diukur menggunakan debt to equity ratio sebelum dan setelah IPO.
25

3. Hipotesis kerja (H3): Terdapat perbedaan performa keuangan keuangan


perusahaan startup di Indonesia yang signifikan berdasarkan rasio aktivitas
yang diukur menggunakan total assets turnover sebelum dan setelah IPO.
4. Hipotesis kerja (H4): Terdapat perbedaan performa keuangan keuangan
perusahaan startup di Indonesia yang signifikan berdasarkan rasio keuangan
yang diukur menggunakan return on equity sebelum dan setelah IPO.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian


Menurut Sugiyono (2020), objek penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Objek dalam
penelitian ini adalah rasio performa keuangan yang terdapat dalam laporan tahunan dan
prospektus IPO perusahaan startup di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara performa keuangan perusahaan
startup di Indonesia sebelum dan setelah IPO.

3.2. Metode Penelitian


3.2.1. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian
deskriptif digunakan untuk menganalisis hingga tataran deskriptif, yaitu menganalisis
dan menyajikan data secara sistematis untuk memudahkan dalam memahami dan
menarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018), metode pengambilan data secara
kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan berdasarkan data konkrit atau
positivistic, data yang disajikan merupakan hasil angka yang diukur dengan
menggunakan statistik sebagai alat untuk uji perhitungan data yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan yang telah diteliti dari
populasi atau sampel tertentu.
Penelitian deskriptif menurut Suharsimi Arikunto (2013) merupakan penelitian
yang digunakan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, maupun lainnya yang telah
disebutkan dan hasilnya akan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pada
penelitian deskriptif, fenomena yang diteliti dapat berupa bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, atau perbedaan antara fenomena satu
dengan fenomena lainnya. Penelitian deskriptif mempunyai sifat menggambarkan

26
27

sesuatu berdasarkan keadaan sebenarnya, tanpa adanya tindakan atau perilaku yang
dapat mempengaruhinya. Kondisi yang ada digambarkan tanpa adanya keadaan yang
dikondisikan atau pengaruh-pengaruh dari luar.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena tentang
bagaimana performa keuangan startup di Indonesia sebelum dan setelah tahapan IPO.
Fenomena yang ditemukan pada penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan startup di Indonesia baik sebelum maupun setelah mencapai tahapan IPO.
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel digunakan untuk menentukan jenis dan indikator dari
variabel penelitian yang akan menentukan skala pengukuran dari variabel yang
digunakan, sehingga pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan perhitungan
atau alat bantu tertentu dapat dilakukan secara tepat. Penelitian ini menggunakan
variabel rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan rasio aktivitas
berdasarkan laporan keuangan startup sebelum dan setelah Initial Public Offering
(IPO). Periode waktu yang digunakan untuk melakukan analisis performa keuangan ini
adalah tiga tahun sebelum IPO dan tiga tahun setelah IPO. Berikut adalah variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
3.2.2.1. Current ratio
Penelitian ini menggunakan pengukuran pada current ratio sebagai rasio
likuiditas untuk mengukur bagaimana kemampuan startup dalam melunasi kewajiban
jangka pendek. Indikator ini digunakan oleh peneliti karena telah terbukti efektif untuk
menganalisis performa keuangan startup pada penelitian-penelitian terdahulu. Current
ratio dapat dihitung dengan cara berikut:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐶𝑅) = 𝑥 100%
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
3.2.2.2. Debt Equity Ratio
Debt to equity ratio sebagai rasio solvabilitas digunakan dalam penelitian ini
karena dapat mengukur dan menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan pinjaman baru sebagai jaminan aktiva agar dimiliki oleh perusahaan dan
dapat menambah modal perusahaan. Pengukuran terhadap debt to equity ratio ini juga
28

digunakan penulis untuk mengetahui seberapa besar modal yang dibutuhkan startup
termasuk jenis-jenis modal dan pengertian modal yang menjadi jaminan utang lancar.
Berikut adalah cara menghitung debt to equity ratio:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐷𝐸𝑅) = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
3.2.2.3. Total asset turnover
Total asset turnover sebagai rasio aktivitas diperlukan dalam analisis performa
keuangan startup untuk mengukur tingkat perputaran total aktiva perusahaan terhadap
penjualan. Perhitungan terhadap indikator total asset turnover digunakan penulis
karena cocok untuk menghitung kemampuan perusahaan dan aktivitas asset dalam
menghasilkan penjualan melalui asset tersebut. Cara menghitung total asset turnover
adalah sebagai berikut:
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 (𝑇𝐴𝑇𝑂) = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
3.2.2.4. Return on equity
Return on equity sebagai rasio profitabilitas digunakan dalam pengukuran
analisis performa keuangan startup untuk mengukur kemampuan equity guna
menghasilkan laba bersih perusahaan. Indikator ini cocok karena telah diuji oleh
penelitian sebelumnya dan mampu untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan bersih setelah dikurangi oleh pajak dalam
pemanfaatan modal perusahaan. Return on equity dapat diukur melalui cara berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (𝑅𝑂𝐸) = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
3.2.3. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari pengumpul
data, melainkan dari orang lain atau dokumen lain (Sugiyono, 2018). Pada penelitian
penulis, data tersebut diperoleh berdasarkan hasil literatur penulis berdasarkan laporan
keuangan perusahaan startup di Indonesia, jurnal nasional dan internasional, internet,
buku, dan literatur lain yang linier dengan topik pembahasan penelitian “Analisis
29

Performa Keuangan Startup di Indonesia Sebelum dan Setelah Mencapai Tahapan


IPO”.
3.2.4. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.4.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019), populasi adalah generalisasi yang terdiri dari objek
atau subjek dengan jumlah dan karakteristik tertentu yang diidentifikasi oleh seorang
peneliti yang kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini, populasi yang
digunakan untuk mengetahui tingkat generalisasi hasil penelitian adalah 11 perusahaan
startup di indonesia yang sudah melalui tahapan Initial Public Offering (IPO).
3.2.4.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian yang dapat mewakili
populasi dan menjadi subjek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik sampling
jenuh untuk mengidentifikasi sampel yang akan digunakan. Menurut Sugiono (2017), Commented [JP7]: Ini pengutipan tidak begini, lihat
pedoman karya ilmiah UPI
sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel yang menetapkan seluruh
populasi menjadi sampel yang akan diteliti. Oleh karena itu, sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah perusahaan yang sudah melalui tahapan IPO selama tiga
tahun untuk membandingkan performanya sebelum dan setelah IPO melalui laporan
tahunan dan prospektus IPO.
3.2.4.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan pada penelitian “Analisis Performa
Keuangan Startup di Indonesia Sebelum dan Setelah Mencapai Tahapan IPO” adalah
teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
yang digunakan pada penelitian kuantitatif dengan pertimbangan bahwa hanya sampel
yang telah ditentukan yang sesuai untuk mewakili fenomena yang diteliti. Menurut
Dana P. Turner (2020), purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel
yang digunakan oleh peneliti ketika peneliti telah memiliki target dengan karakteristik
yang sesuai dengan penelitian. Oleh karena itu, penulis menggunakan purposive
sampling dengan menetapkan pertimbangan dan kriteria tertentu yang harus dipenuhi
oleh sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini.
30

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan penelitian ini guna memperoleh data yang dibutuhkan
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Observasi Commented [JP8]: Perlu dicek lagi teknik pengumpulan
data ini benar-benar diperlukan/dilakukan atau tidak karena
sepertinya Anda tidak melakukan observasi ke perusahaan
Observasi merupakan teknik untuk memperoleh data atau informasi Anda berfokus pada analisis dokumen laporan keuangan
perusahaan
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Nasution (2003), observasi adalah sebuah perangkat untuk
memperoleh data yang digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
konkrit mengenai kehidupan sosial dan diusahakan mengamati keadaan yang
wajar dan sebenarnya tanpa memerlukan usaha yang disengaja untuk
mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasi data tersebut. Pada penelitian ini
observasi yang dilakukan adalah pengamatan secara tidak langsung
berdasarkan laporan keuangan startup yang tersedia pada laman situs masing
masing perusahaan. Penelitian ini dilakukan guna memahami bagaimana
performa keuangan startup sebelum dan setelah IPO. Observasi yang dilakukan
berupa analisis pada laporan keuangan dan prospektus dari startup IPO yang
diteliti.
2. Studi Dokumentasi Commented [JP9]: Pada bagian ini sajikan nama
perusahaan dan link laporan keuangannya jika memang
tersedia di publik
Studi dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
Commented [zt10R9]: Di lampiran
dalam penelitian kuantitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen- Commented [JP11]: Studi dokumentasi atau studi
dokumen? konsistenkan
dokumen yang dibuat oleh subjek penelitian atau yang dibuat oleh orang lain
mengenai subjek penelitian. Studi dokumentasi adalah salah satu cara yang
dapat digunakan untuk memperoleh sudut pandang objek melalui dokumen
yang ada (Herdiansyah, 2010). Dalam penelitian kali, peneliti menggunakan
data sekunder sebagai dokumentasi penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari
laporan keuangan startup IPO yang berupa laporan tahunan dan prospektus
yang sudah tersedia untuk umum karena telah melalui tahapan IPO yang berarti
dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa
efek. Masyarakat akan dapat lebih mengenal dan percaya kepada perusahaan
31

karena dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan melalui berbagai


keterbukaan informasi yang diumumkan perusahaan melalui Bursa Efek
Indonesia. Studi dokumentasi pada penelitian ini berdasarkan prospektus IPO
dan laporan tahunan masing masing perusahaan.
3.2.6. Teknik Analisis Data
3.2.6.1 Teknik Analisis Data Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data. Dalam penelitian ini menggunakan nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata dan standar deviasi sebagai teknik analisis statistik deskriptif.
3.2.6.2 Uji Normalitas
Dalam penelitian penulis,Uji normalitas dilakukan untuk menguji variabel yang
menjadi residual dari model regresi terlepas dari ada atau tidak terjadinya distribusi
normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-
Smirnov dengan menggunakan software SPSS. Data dapat dikatakan normal atau
terdistribusi teratur jika nilai signifikansinya <0,05, pengujian ini juga dapat
menggunakan metode grafik normal probability plots software SPSS.
3.2.7 Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis penulis menggunakan uji Wilcoxon rank signed test
untuk uji beda rata rata. Wilcoxon signed rank test atau dikenal dengan istilah Wilcoxon
match pair adalah uji non parametrik untuk menganalisis signifikansi perbedaan antar
dua data berpasangan berskala ordinal namun tidak berdistribusi secara normal
(Sugiyono, 2017). Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji perbedaan rata-rata
antara sample-sampel yang berpasangan yaitu rasio kinerja keuangan sebelum dan
setelah IPO.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Commented [JP12]: Hasil dan Pembahasan
Anda telah menyajikan Pembahasan juga dengan cara
menghubungkan dengan penelitian terdahulu

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Commented [JP13]: Subjek Penelitian disimpan di BAB
III
Pada penelitian kali ini yang menjadi subjek penelitian adalah perusahaan startup
Commented [zt14R13]: Sudah di approve bu sarah di bab
yang sudah melakukan IPO selama 3 tahun, dan memiliki catatan laporan keuangan 4
Commented [JP15]: Tidak rata kiri-kanan
3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah IPO. Perusahaan-perusahaan tersebut Periksa lagi semuanya
diantaranya:

Tabel 4 1. Gambaran Subjek Penelitian


No Kode Nama Perusahaan Tanggal IPO
1 KIOS Kioson (PT Kioson Komersial 05 Okt 2017
Indonesia Tbk.)
2 MCAS Mcash (PT M Cash Integrasi Tbk.) 01 Nov 2017
3 NFCX NFC Indonesia (PT NFC Indonesia 12 Jul 2018
Tbk.)
4 YELO Passpod (PT Yeloo Integra Datanet 29 Okt 2018
Tbk.),
5 DIVA DIVA (PT Distribusi Voucher 27 Nov 2018
Nusantara Tbk.)
6 HDIT HDI (PT Hensel Davest Indonesia 12 Jul 2019
Tbk.)
7 TFAS Telefast (PT Telefast Indonesia Tbk.) 17 Sep 2019
8 DMMX Digital Mediatama Maxima (PT Digital 21 Okt 2019
Mediatama Maxima Tbk.)
9 BUKA Bukalapak (PT Bukalapak.com Tbk) 06 Agt 2021
1 GOTO Gojek-Tokopedia (PT GoTo Gojek 11 Apr 2022
0 Tokopedia Tbk)
1 BELI Blibli ( PT Global Digital Niaga Tbk.) 08 Nov 2022

32
33

Perusahaan-perusahaan tersebut telah memperoleh surat keputusan dari


Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) terkait legalitas mereka sebagai
persiapan untuk melakukan penawaran umum saham (go public) dan izin untuk
menjual saham. BAPEPAM merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam
mengawasi, mengatur, dan mengawasi kegiatan sehari-hari di pasar modal. Tujuan
dari tugas pembinaan, pengaturan, dan pengawasan yang dilakukan oleh BAPEPAM
adalah untuk menciptakan pasar modal yang teratur, adil, dan efisien serta melindungi
kepentingan para pemodal dan masyarakat secara umum. Dalam penelitian ini,
laporan keuangan perusahaan akan menjadi sumber data utama. Data yang akan
dianalisis mencakup berbagai rasio keuangan seperti Current ratio, Debt-to-Asset
Ratio, Debt-to-Equity Ratio, Total Assets Turnover, dan Return on equity. Data
laporan keuangan ini akan diperoleh melalui sumber resmi seperti laporan keuangan
tahunan perusahaan dan database keuangan terpercaya.
Penelitian ini akan menggunakan metode analisis komparatif antara data
keuangan perusahaan sebelum dan setelah IPO. Analisis ini bertujuan untuk melihat
perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada periode sebelum dan setelah IPO.
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis menggunakan teknik statistik seperti
uji perbedaan (paired t-test atau Wilcoxon signed rank test) untuk menguji
signifikansi perbedaan kinerja keuangan. Adapun teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling, sampel dibatasi dengan kriteria tertentu. Berikut sampel yang
digunakan untuk diteliti:
34

Tabel 4 2 Tabel Pengambilan Sampel

No Kriteria Tidak Akumulasi


Memenuh
Kriteria
Jumlah Populasi 11
1 Perusahaan Startup yang (0) 11
memiliki laporan keuangan 3
tahun sebelum IPO
2 Perusahaan Startup yang (3) 8
memiliki laporan keuangan 3
tahun setelah IPO
Sampel Penelitian 8
Total Sampel (N) (8 x 6 (3 24
Tahun sebelum IPO + 3
Tahun Setelah IPO)

Berdasarkan kriteria sampel yang telah disebutkan, terdapat 0 data dalam


sampel yang tidak memenuhi kriteria pertama, sementara terdapat 3 data yang tidak
memenuhi kriteria kedua. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak semua anggota
populasi memenuhi kedua kriteria yang telah ditetapkan untuk memilih sampel
penelitian. Dengan mempertimbangkan kriteria tersebut, jumlah perusahaan dalam
sampel penelitian adalah 8, dengan total data yang terkumpul sebanyak 24 selama
periode penelitian selama 6 tahun.
35

4.2. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4 3. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
CR_pre 24 .92 73.12 6.2463 14.43323

CR_post 24 1.49 38.76 11.0608 11.41259

DER_pre 24 -30.69 9.18 .8917 7.23494

DER_post 24 .01 2.79 .7600 .85602

TATO_pre 24 .05 56.84 10.2488 14.66852

TATO_post 24 .05 26.56 4.9821 5.45621

ROE_pre 24 -.24 9.38 .5558 1.89006

ROE_post 24 -.96 .60 .0217 .31559

Valid N 24
(listwise)

Variabel current ratio 3 tahun sebelum perusahaan melakukan IPO memiliki nilai
minimum 0,92, nilai maksimum 72,12, serta nilai rata-rata 6,24 dan standar deviasi
14,43. Current ratio dari perusahaan 3 tahun setelah melakukan IPO memiliki nilai
minimum 1,49, nilai maksimum 38,76, serta nilai rata-rata 11,06 dan standar deviasi
11,41. Berdasarkan hasil analisis dapat dikatakan bahwa current ratio 3 tahun setelah
IPO mengalami penurunan dibandingkan dengan current ratio 3 tahun sebelum IPO.
Hal ini menunjukkan bahwa current ratio 3 tahun sebelum IPO lebih baik daripada
current ratio 3 tahun setelah IPO. Selain itu, nilai current ratio selama periode 3 tahun
sebelum dan setelah IPO, ditemukan bahwa rata-rata current ratio pada periode setelah
36

IPO (11,0608) mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelum IPO


(6,2463). Selain itu, variabilitas current ratio juga menurun pada periode setelah IPO,
ditunjukkan oleh standar deviasi yang lebih rendah (11,41) dibandingkan dengan
periode sebelum IPO (14,43). Selanjutnya, rentang nilai current ratio juga mengalami
pengetatan setelah IPO. Hal ini mengindikasikan bahwa setelah melakukan IPO.
Selanjutnya, rentang nilai current ratio juga mengalami pengetatan setelah IPO. Hal
ini mengindikasikan bahwa setelah melakukan IPO, perusahaan cenderung memiliki
tingkat likuiditas yang lebih baik dan keuangan yang terjaga
Variabel debt to equity ratio perusahaan 3 tahun sebelum melakukan IPO
memiliki nilai minimum -30,69, nilai maksimum 9,18, serta nilai rata-rata 0,8917 dan
standar deviasi 7,23494. Debt to equity ratio perusahaan 3 tahun setelah melakukan
IPO memiliki nilai minimum 0,01, nilai maksimum 2,79, serta nilai rata-rata 0,7600
dan standar deviasi 0,85602. Berdasarkan analisis nilai debt to equity ratio selama
periode 3 tahun sebelum dan setelah IPO, ditemukan bahwa rata-rata debt to equity
ratio pada periode sebelum IPO (0,8917) lebih tinggi dibandingkan dengan periode
setelah IPO (0,7600). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mengurangi
tingkat hutang relatif terhadap ekuitasnya setelah melakukan IPO. Selain itu,
variabilitas debt to equity ratio juga menurun pada periode setelah IPO, ditunjukkan
oleh standar deviasi yang lebih rendah (0,85602) dibandingkan dengan periode
sebelum IPO (7,23494). Penurunan ini menunjukkan adanya potensi peningkatan
stabilitas keuangan perusahaan setelah IPO. Berdasarkan analisis nilai debt to equity
ratio selama periode 3 tahun sebelum dan setelah IPO, ditemukan bahwa rata-rata
debt to equity ratio pada periode sebelum IPO (0,8917) lebih tinggi dibandingkan
dengan periode setelah IPO (0,7600). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
cenderung mengurangi tingkat hutang relatif terhadap ekuitasnya setelah melakukan
IPO. Selain itu, variabilitas debt to equity ratio juga menurun pada periode setelah
IPO, ditunjukkan oleh standar deviasi yang lebih rendah (0,85602) dibandingkan
dengan periode sebelum IPO (7,23494). Penurunan ini menunjukkan adanya potensi
peningkatan stabilitas keuangan perusahaan setelah IPO.
37

Variabel total assets turnover 3 tahun sebelum perusahaan melakukan IPO


memiliki nilai minimum 0,05, nilai maksimum 56,84, serta nilai rata-rata 10,2488 dan
standar deviasi 14,6685. Total assets turnover 3 tahun setelah perusahaan melakukan
IPO memiliki nilai minimum 0,05, nilai maksimum 26,56, serta nilai rata-rata 4,9821
dan standar deviasi 5,45621. Berdasarkan nilai rata-rata, total assets turnover pada
periode 3 tahun sebelum perusahaan melakukan IPO (10,2488) lebih tinggi
dibandingkan dengan periode 3 tahun setelah IPO (4,9821). Hal ini menunjukkan
bahwa dalam periode sebelum IPO, perusahaan memiliki tingkat perputaran total aset
yang lebih tinggi dalam menghasilkan penjualan dibandingkan dengan periode
setelah IPO. Selain itu, variabilitas total assets turnover juga menurun pada periode
setelah IPO, ditunjukkan oleh standar deviasi yang lebih rendah (5,45621)
dibandingkan dengan periode sebelum IPO (14,6685). Penurunan ini dapat
menunjukkan adanya peningkatan stabilitas dan efisiensi dalam penggunaan total aset
setelah perusahaan melakukan IPO. Berdasarkan nilai rata-rata, total assets turnover
pada periode 3 tahun sebelum perusahaan melakukan IPO (10,2488) lebih tinggi
dibandingkan dengan periode 3 tahun setelah IPO (4,9821). Hal ini menunjukkan
bahwa dalam periode sebelum IPO, perusahaan memiliki tingkat perputaran total aset
yang lebih tinggi dalam menghasilkan penjualan dibandingkan dengan periode
setelah IPO. Selain itu, variabilitas total assets turnover juga menurun pada periode
setelah IPO, ditunjukkan oleh standar deviasi yang lebih rendah (5,45621)
dibandingkan dengan periode sebelum IPO (14,6685). Penurunan ini dapat
menunjukkan adanya peningkatan stabilitas dan efisiensi dalam penggunaan total aset
setelah perusahaan melakukan IPO.
Variabel return on equity 3 tahun sebelum perusahaan melakukan IPO
memiliki nilai minimum -0,24, nilai maksimum 9,38, serta nilai rata-rata 0,5558 dan
standar deviasi 1,89006. Return on equity 3 tahun setelah perusahaan melakukan IPO
memiliki nilai minimum -0,96, nilai maksimum 0,60, serta nilai rata-rata 0,0217 dan
standar deviasi 0,31559. Berdasarkan nilai rata-rata, return on equity (ROE) pada
periode 3 tahun sebelum perusahaan melakukan IPO (0,5558) lebih tinggi
dibandingkan dengan periode 3 tahun setelah IPO (0,0217). Hal ini menunjukkan
38

bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dalam menghasilkan
keuntungan relatif terhadap ekuitas pemegang saham pada periode sebelum IPO.
Namun, perlu diperhatikan bahwa nilai rata-rata ROE pada periode setelah IPO
cenderung lebih rendah, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
pertumbuhan perusahaan yang lebih lambat atau adanya pengaruh perubahan struktur
modal setelah IPO. Selain itu, variabilitas ROE juga menurun pada periode setelah
IPO, ditunjukkan oleh standar deviasi yang lebih rendah (0,31559) dibandingkan
dengan periode sebelum IPO (1,89006). Penurunan variabilitas ini menunjukkan
tingkat stabilitas yang lebih tinggi dalam kinerja ROE perusahaan setelah IPO.
Berdasarkan nilai rata-rata, return on equity (ROE) pada periode 3 tahun sebelum
perusahaan melakukan IPO (0,5558) lebih tinggi dibandingkan dengan periode 3
tahun setelah IPO (0,0217). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja
keuangan yang lebih baik dalam menghasilkan keuntungan relatif terhadap ekuitas
pemegang saham pada periode sebelum IPO. Namun, perlu diperhatikan bahwa nilai
rata-rata ROE pada periode setelah IPO cenderung lebih rendah, yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti pertumbuhan perusahaan yang lebih lambat
atau adanya pengaruh perubahan struktur modal setelah IPO. Selain itu, variabilitas
ROE juga menurun pada periode setelah IPO, ditunjukkan oleh standar deviasi yang
lebih rendah (0,31559) dibandingkan dengan periode sebelum IPO (1,89006).
Penurunan variabilitas ini menunjukkan tingkat stabilitas yang lebih tinggi dalam
kinerja ROE perusahaan setelah IPO.

4.3. Hasil Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data mengikuti distribusi
normal atau tidak. Setiap variabel dalam penelitian ini juga menjalani uji normalitas
untuk mengevaluasi distribusi datanya. Dalam Penelitian kali ini, peneliti akan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Shapiro-Wilk untuk menguji
normalitas sebagai syarat untuk uji rata rata,
39

4.3.1. Current ratio


Hasil Uji Normalitas Current ratio menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dan uji Shapiro-Wilk

Tabel 4 4. Hasil Uji Normalitas Current ratio


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

cr pre .415 24 .0000000000065 .407 24 .000000008

cr post .260 24 .00019 .771 24 .000103176

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa nilai signifikansi current ratio


perusahaan 3 tahun sebelum melakukan IPO sebesar 0,0001 dan nilai signifikansi
current ratio perusahaan 3 tahun setelah melakukan IPO sebesar 0,0019. Berdasarkan
nilai signifikansi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa data current ratio
perusahaan 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah melakukan IPO tidak mengikuti
distribusi normal. Oleh karena itu, uji beda yang dilakukan menggunakan metode
Wilcoxon signed rank test. Penggunaan metode ini disebabkan oleh
ketidakterpenuhannya persyaratan uji paired sample t-test yang mengharuskan data
berdistribusi normal.
4.3.2. Debt to equity ratio
Hasil Uji Normalitas Debt to equity ratio menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan uji Shapiro-Wilk
Tabel 4 5 Hasil Uji Normalitas Debt to equity ratio
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Sig.


40

DER_pre .411 24 .000000000011 .526 .00000010

DER_post .250 24 .00044834 .801 .000308714

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa nilai signifikansi debt to equity ratio
perusahaan 3 tahun sebelum melakukan IPO sebesar 0,00001 dan nilai signifikansi debt
to equity ratio perusahaan 3 tahun setelah melakukan IPO sebesar 0,00044.
Berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa data debt to
equity ratio perusahaan 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah melakukan IPO tidak
mengikuti distribusi normal. Oleh karena itu, uji beda yang dilakukan menggunakan
metode Wilcoxon signed rank test. Penggunaan metode ini disebabkan oleh
ketidakterpenuhannya persyaratan uji paired sample t-test yang mengharuskan data
berdistribusi normal.
4.3.3. Total asset turnover
Hasil Uji Normalitas Total asset turnover menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov dan uji Shapiro-Wilk
Tabel 4 6 Hasil Uji Normalitas Total asset turnover
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TATO_pre .282 24 .00003 .707 24 .000013

TATO_post .205 24 .01053 .711 24 .000014

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa nilai signifikansi total asset turnover
perusahaan 3 tahun sebelum melakukan IPO sebesar 0,000013 dan nilai signifikansi
total asset turnover perusahaan 3 tahun setelah melakukan IPO sebesar 0,000014.
Berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa data total
asset turnover perusahaan 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah melakukan IPO tidak
41

mengikuti distribusi normal. Oleh karena itu, uji beda yang dilakukan menggunakan
metode Wilcoxon signed rank test. Penggunaan metode ini disebabkan oleh
ketidakterpenuhannya persyaratan uji paired sample t-test yang mengharuskan data
berdistribusi normal.
4.3.4. Return on equity
Hasil Uji Normalitas Return on equity menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan
uji Shapiro-Wilk.

Tabel 4 7 Hasil Uji Normalitas ROE


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ROE_pre .433 24 .0000000000005 .295 24 .00000000095


1 8
ROE_post .327 24 .00000036 .696 24 .0000088160

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa nilai signifikansi return on equity


perusahaan 3 tahun sebelum melakukan IPO sebesar 0,0000000958 dan nilai
signifikansi return on equity perusahaan 3 tahun setelah melakukan IPO sebesar
0,00000088. Berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
data return on equity perusahaan 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah melakukan IPO
tidak mengikuti distribusi normal. Oleh karena itu, uji beda yang dilakukan
menggunakan metode Wilcoxon signed rank test. Penggunaan metode ini disebabkan
oleh ketidakterpenuhannya persyaratan uji paired sample t-test yang mengharuskan
data berdistribusi normal.

4.4. Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab
pertanyaan apakah ada perbedaan dalam kinerja keuangan perusahaan startup sebelum
42

dan setelah IPO. Analisis ini menggunakan Wilcoxon sign test untuk menguji
perbedaan yang diukur. Wilcoxon sign test adalah uji nonparametrik yang digunakan
untuk mengukur perbedaan antara dua kelompok data yang berpasangan dan berskala
ordinal atau rasio, namun distribusi data tidak terdistribusi secara normal. Total
variable yang menggunakan Wilcoxon sign test untuk penelitian kali ini ada 4
dikarenakan tidak ada variable yang memenuhi nilai signifikansi > 0,05 sebagai syarat
untuk melakukan uji paired t test setelah melakukan uji normalitas.
4.4.1. Current ratio
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa terdapat 6 data yang menunjukkan
current ratio perusahaan 3 tahun setelah IPO < current ratio 3 tahun sebelum IPO 18
data yang menunjukkan current ratio 3 tahun setelah IPO > current ratio 3 tahun
setelah IPO, dan tidak ada data yang menunjukkan current ratio 3 tahun setelah IPO =
current ratio 3 tahun sebelum IPO.

Tabel 4 8 Hasil Uji Ranks Current ratio


Uji Ranks
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks

cr post - Negative Ranks 6a 12.83 77.00


cr pre
Positive Ranks 18b 12.39 223.00

Ties 0c

Total 24

a. cr post < cr pre

b. cr post > cr pre

c. cr post = cr pre
43

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa nilai z sebesar -2,657 dan Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,008. Dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0,008 yang berarti < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara current ratio 3 tahun sebelum IPO dan 3 tahun
sesudah IPO. Dengan adanya perbedaan signifikan dalam current ratio sebelum dan
sesudah IPO, dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan startup mengalami perubahan
dalam tingkat likuiditasnya setelah melalui tahapan IPO. Penurunan current ratio
setelah IPO mengindikasikan bahwa perusahaan mungkin menggunakan aset lancar
mereka dengan lebih konservatif atau memanfaatkan aset tersebut untuk pertumbuhan
bisnis jangka panjang.
Tabel 4 9 Hasil Uji Wilcoxon Current ratio
Uji
Test Statisticsa
crpost -
crpre
Z -2.657b
Asymp. Sig. (2- .008
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

Hal ini dapat menunjukkan adanya perubahan dalam strategi keuangan


perusahaan setelah IPO. Perusahaan lebih fokus pada penggunaan modal untuk
pengembangan produk atau ekspansi pasar, yang dapat mempengaruhi tingkat
likuiditas mereka. Di sisi lain, peningkatan current ratio dapat menunjukkan bahwa
perusahaan telah berhasil meningkatkan tingkat likuiditas keuangan mereka setelah
menjadi perusahaan publik. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Silanno,
dkk (2021), yang menunjukan bahwa apabila rasio lancar perusahaan rendah, para
investor atau calon kreditur dapat menilai kesehatan keuangan perusahaan yang
bersangkutan dengan kondisi arus kas (cash flow) operasional pada perusahaan
44

tersebut perbedaan signifikan dalam current ratio sebelum dan sesudah IPO dapat
menjadi pertanda bahwa perusahaan telah mengalami perubahan dalam aspek likuiditas
dan stabilitas keuangan mereka. Hal tersebut menunjukkan pentingnya pengelolaan
keuangan yang efektif dan adaptasi strategi keuangan setelah melewati tahapan IPO
untuk mencapai pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang. Dengan demikian,
harapan perusahaan untuk meningkatkan likuiditas tidak tercapai setelah IPO.
4.4.2. Debt to equity ratio
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa terdapat 16 data yang menunjukkan debt
to equity ratio perusahaan 3 tahun setelah IPO < debt to equity ratio 3 tahun setelah
IPO 8 data yang menunjukkan debt to equity ratio 3 tahun setelah IPO > debt to equity
ratio 3 tahun sebelum IPO , dan tidak ada data yang menunjukkan debt to equity ratio
3 tahun setelah IPO = debt to equity ratio 3 tahun sebelum IPO .

Tabel 4 10. Hasil Uji Ranks Debt to equity ratio


Uji Ranks
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks

DER_post - Negative Ranks 16a 13.34 213.50


DER_pre
Positive Ranks 8b 10.81 86.50

Ties 0c

Total 24

a. DER_post < DER_pre

b. DER_post > DER_pre

c. DER_post = DER_pre

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai z sebesar -1,81 dan Asymp. Sig. (2-
tailed) sebesar 0,70. Dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0,70 yang berarti > 0,05, maka
45

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara debt to equity ratio 3 tahun
sebelum IPO dan 3 tahun sesudah IPO. Dalam hasil pengujian Wilcoxon signed rarnk
test, nilai z sebesar -1,81 dan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,70 mengacu pada hasil
uji statistik yang dilakukan untuk membandingkan debt to equity ratio 3 tahun sebelum
IPO dengan 3 tahun sesudah IPO. Dikarenakan nilai signifikansi (0,70) lebih besar dari
level signifikansi yang umumnya digunakan (0,05), peneliti tidak memiliki cukup bukti
statistik untuk menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
periode tersebut. Ini menunjukkan bahwa dalam hal rasio utang terhadap ekuitas, tidak
terlihat perubahan yang signifikan secara statistik antara kedua periode tersebut.

Tabel 4 11. Hasil Uji Wilcoxon Debt to equity ratio


Uji
Test Statisticsa
DER_post DER_pre

Z -1.814b

Asymp. Sig. (2-tailed) .070

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Penemuan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam debt to equity
ratio antara periode 3 tahun sebelum IPO dan 3 tahun sesudah IPO dapat memiliki
implikasi terhadap performa keuangan perusahaan. Debt to equity ratio merupakan
indikator penting dalam mengukur struktur modal perusahaan dan tingkat
ketergantungan perusahaan terhadap hutang dan ekuitas dan termasuk salah satu rasio
solvabilitas di dalam rasio keuangan. Dalam penelitian ini tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kedua periode, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menjaga keseimbangan yang baik antara sumber pendanaan internal (ekuitas) dan
46

eksternal (hutang). Ini mengindikasikan adanya kestabilan keuangan perusahaan dan


kemampuan untuk mengelola risiko keuangan secara efektif.
Hasil temuan ini juga sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Arfandi &
Taqwa (2018), yang menemukan bahwa tidak terdapatnya perbedaan kinerja keuangan
pada rasio solvabilitas karena tambahan setoran modal belum maksimal dihasilkan oleh
perusahaan dan juga kurang efektifnya penggunaan modal yang diperoleh dari IPO
sehingga nilai ekuitas perusahaan belum mampu menghasilkan pebandingan yang lebih
baik dari jumlah utang jangka panjang walaupun beberapa perusahaan memiliki alokasi
dana untuk hal tersebut. Ini dapat memberikan keyakinan kepada investor dan pasar
modal bahwa perusahaan memiliki fondasi keuangan yang kuat dan potensi
pertumbuhan yang berkelanjutan.
4.4.3. Total asset turnover
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa terdapat 14 data yang menunjukkan
total asset turnover perusahaan 3 tahun setelah IPO < total asset turnover 3 tahun
setelah IPO 10 data yang menunjukkan total asset turnover 3 tahun setelah IPO > total
asset turnover 3 tahun sebelum IPO, dan tidak ada data yang menunjukkan total asset
turnover 3 tahun setelah IPO = total asset turnover 3 tahun sebelum IPO.
Tabel 4 12. Hasil Uji Ranks Total asset turnover
Uji
Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
TATO_post - Negative Ranks 14 14.36 201.00
TATO_pre a

Positive Ranks 10 9.90 99.00


b

Ties 0c

Total 24

a. TATO_post < TATO_pre


b. TATO_post > TATO_pre
c. TATO_post = TATO_pre
47

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa nilai z sebesar -1,457 dan Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,145. Dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0,145 yang berarti >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara total asset
turnover 3 tahun sebelum IPO dan 3 tahun sesudah IPO. Berdasarkan hasil Wilcoxon
signed rank test, signifikansi dengan nilai sebesar 0,145, yang lebih besar dari tingkat
signifikansi yang umumnya ditetapkan pada 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara total asset turnover perusahaan 3 tahun
sebelum IPO dan 3 tahun sesudah IPO. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan tidak mengalami perubahan
yang signifikan setelah IPO
Tabel 4 13. Hasil Uji Wilcoxon Total asset turnover
Uji
Test Statisticsa
TATO_post - TATO_pre

Z -1.457b

Asymp. Sig. (2- .145


tailed)

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Dalam konteks performa perusahaan, total asset turnover merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aset dalam
menghasilkan pendapatan. Jika total asset turnover tinggi, artinya perusahaan mampu
menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menggunakan aset yang dimiliki.
Sebaliknya, jika total asset turnover rendah, hal ini dapat menunjukkan ineffisiensi
dalam penggunaan aset perusahaan.
48

Dalam kasus ini, karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara total
asset turnover 3 tahun sebelum IPO dan 3 tahun sesudah IPO, dapat disimpulkan bahwa
perubahan dalam struktur kepemilikan perusahaan melalui IPO tidak secara signifikan
mempengaruhi efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
Meskipun perusahaan telah melalui proses IPO dan memiliki akses ke sumber modal
yang lebih besar, hal ini tidak berdampak pada perbaikan atau penurunan yang
signifikan dalam total asset turnover. Hasil penelitian ini serupa dengan temuan yang
ditemukan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sen & Syafitri (2014)
Perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang sudah go public di tahun 2010 bahwa
kemampuan pihak manajemen perusahaan tidak mampu memutarkan aktiva yang
dimiliki perusahaan dengan baik sehingga tidak meningkatnya penjualan perusahaan
setelah dilakukan IPO.
4.4.4. Return on equity
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa terdapat 14 data yang menunjukkan
return on equity perusahaan 3 tahun setelah IPO < return on equity 3 tahun setelah IPO
10 data yang menunjukkan return on equity 3 tahun setelah IPO > return on equity 3
tahun sebelum IPO, dan tidak ada data yang menunjukkan return on equity 3 tahun
setelah IPO = return on equity 3 tahun sebelum IPO.
Tabel 4 14. Hasil Uji Ranks ROE
Uji
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks

ROE_post - Negative 17a 14.18 241.00


ROE_pre Ranks
Positive Ranks 7b 8.43 59.00

Ties 0c

Total 24

a. ROE_post < ROE_pre


b. ROE_post > ROE_pre
49

c. ROE_post = ROE_pre

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa nilai z sebesar -2,601 dan Asymp. Sig. Commented [JP16]: Tidak rata kiri-kanan
Periksa lagi semuanya
(2-tailed) sebesar 0,009. Dikarenakan nilai signifikansi sebesar 0,009 yang berarti <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara return on equity 3
tahun sebelum IPO dan 3 tahun sesudah IPO. Pengujian Wilcoxon signed rank test pada
variabel return on equity menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,009, nilai
signifikansi tersebut < 0,05. Maka, return on equity terdapat perbedaan antara return
on equity 3 tahun sebelum melakukan IPO dengan return on equity 3 tahun setelah
melakukan IPO. Perbedaan tersebut disebabkan laba yang mengindikasikan adanya
perubahan dalam penggunaan modal dan efisiensi perusahaan setelah melakukan IPO.

Tabel 4 15. Hasil Uji Wilcoxon ROE


Uji
Test Statisticsa
ROE_post -
ROE_pre
Z -2.601b
Asymp. Sig. (2-tailed) .009

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Perusahaan yang berhasil meningkatkan ROE setelah IPO telah


mengimplementasikan strategi keuangan yang lebih efektif, meningkatkan
profitabilitas, atau berhasil mengelola risiko dengan lebih baik setelah menjadi
perusahaan publik. Hal tersebut berbeda pada penemuan kali ini yang menunjukan
rasio ROE menurun secara signifikan, hal ini bisa terjadi jika modal baru yang
diperoleh dari IPO belum digunakan secara efisien atau belum menghasilkan laba yang
signifikan. Selain itu, biaya-biaya terkait dengan IPO, seperti biaya underwriting,
komisi, dan biaya administrasi, dapat mempengaruhi laba bersih dan karenanya akan
50

mempengaruhi ROE. Hasil penelitian ini serupa dengan temuan yang ditemukan
dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Juliana & Sumani (2019), hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan setelah IPO. Temuan ini
menggambarkan bahwa setelah perusahaan melakukan IPO, tingkat profitabilitas
menurun dalam hal laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri. Dengan demikian,
harapan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas tidak tercapai setelah IPO.
51

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1. Simpulan Commented [JP17]: Pastikan simpulan menjawab ketiga


poin rumusan masalah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil analisis, dan pembahasan
1. Bagaimana performa keuangan perusahaan startup di
yang telah diuraikan sebelumnya mengenai analisis rasio keuangan pada stratup di Indonesia sebelum dan setelah mencapai tahapan IPO?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
Indonesia yang sudah berhasil melantai di bursa saham serta pengujian yang dilakukan performa keuangan perusahaan startup di Indonesia sebelum
dan setelah IPO?
dengan menggunakan software SPSS, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 3. Bagaimana analisis performa keuangan perusahaan
startup di Indonesia berdasarkan Current ratio (CR), Total
1. Performa keuangan perusahaan startup di Indonesia mengalami perubahan Assets Turnover (TATO), Debt to equity ratio (DER), dan
Return on equity (ROE).
sebelum dan setelah mencapai tahapan IPO. Terdapat penurunan dalam current
ratio setelah IPO, menunjukkan penurunan likuiditas perusahaan. Terdapat
penurunan juga dalam rasio debt to equity ratio menandakan pengurangan
tingkat hutang relatif terhadap ekuitas. Total asset turnover juga menurun
setelah IPO, mengindikasikan penurunan efisiensi dalam penggunaan asset.
Penurunan juga dialami oleh rasio return on equity, yang mengindikasikan
adanya penurunan profitabilitas perusahaan atau pengurangan efisiensi dalam
penggunaan modal hasil dari IPO untuk menghasilkan laba. Harapan
perusahaan untuk meningkatkan rasio keuangan perusahaan setelah IPO bisa
dikatakan gagal setelah hanya rasio solvabilitas saja yang memenuhi harapan
perushaaan setelah melakukan IPO.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara current ratio dan return on equity 3
tahun sebelum dan 3 tahun setelah IPO. Perbedaan ini mengindikasikan adanya
perubahan dalam struktur dan kinerja keuangan perusahaan setelah IPO.
Penurunan current ratio setelah IPO dapat menunjukkan peningkatan risiko
likuiditas perusahaan, karena aset lancar yang lebih rendah dibandingkan
dengan kewajiban jangka pendek. Sementara itu, penurunan return on equity
setelah IPO dapat disebabkan oleh perubahan dalam struktur modal perusahaan
dan pengaruh faktor-faktor lain seperti pertumbuhan yang lebih lambat atau
peningkatan biaya keuangan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan
52

dan mengelola perubahan ini untuk memastikan kinerja keuangan yang optimal
setelah IPO.
3. Setelah melakukan uji analisis statistik menggunakan Wilcoxon signed rank test
menunjukkan bahwa hanya terdapat perbedaan yang signifikan antara current
ratio dan return on equity selama 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah IPO. Hal
ini menunjukkan bahwa ada perubahan yang signifikan dalam likuiditas
perusahaan (diwakili oleh current ratio) dan profitabilitas perusahaan (diwakili
oleh return on equity) setelah mencapai tahapan IPO. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan struktur modal, peningkatan
efisiensi operasional, pengelolaan risiko yang lebih baik, atau perubahan
strategi keuangan yang diimplementasikan setelah menjadi perusahaan publik.
Pertama, setelah IPO, perusahaan biasanya mengalami peningkatan dalam
jumlah aset yang dimiliki. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan
menggunakan dana yang diperoleh dari penawaran saham untuk memperluas
operasional mereka, mengakuisisi aset baru, atau melakukan investasi dalam
pengembangan produk dan pasar. Penambahan aset ini dapat mengakibatkan
penurunan current ratio karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset lancar. Selain itu,
perubahan struktur modal juga dapat berdampak pada return on equity. Setelah
IPO, perusahaan mungkin mengalami peningkatan dalam jumlah hutang jangka
panjang atau saham beredar, yang dapat menyebabkan penurunan rasio
keuntungan yang diperoleh pemegang saham terhadap ekuitas mereka. Oleh
karena itu, penurunan signifikan dalam current ratio dan return on equity
setelah IPO menunjukkan adanya perubahan dalam struktur dan kinerja
keuangan perusahaan, yang perlu dikelola dengan baik dalam upaya
mempertahankan performa keuangan yang baik.
53

5.2. Implikasi Manajerial


Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti
dapat memberikan Implikasi kepada subjek penelitian sebagai berikut:
1. Performa keuangan sebelum dan setelah mencapai tahapan IPO:
• Manajemen perusahaan startup perlu memperhatikan perubahan
performa keuangan setelah melakukan IPO. Penurunan current ratio
setelah IPO menunjukkan perlunya pengelolaan likuiditas yang lebih
baik untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
• Perusahaan juga perlu menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan performa keuangan sebelum dan setelah IPO, seperti
penggunaan modal yang efektif dan efisiensi operasional, untuk
mengoptimalkan kinerja keuangan mereka.
2. Perbedaan signifikan dalam performa keuangan sebelum dan setelah IPO:
• Manajemen perusahaan startup harus menyadari adanya perbedaan
signifikan dalam performa keuangan sebelum dan setelah IPO. Hal ini
mengindikasikan adanya perubahan dalam struktur perusahaan dan
pengelolaan keuangan setelah menjadi perusahaan publik.
• Perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut, termasuk strategi
keuangan, pengelolaan risiko, dan pertumbuhan bisnis, untuk
mengoptimalkan performa keuangan setelah IPO.
3. Analisis performa keuangan berdasarkan Current ratio (CR), Total Assets
Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity (ROE):
• Manajemen perusahaan startup harus memperhatikan indikator-
indikator performa keuangan seperti CR, TATO, DER, dan ROE.
Indikator-indikator ini dapat memberikan wawasan yang berguna
tentang likuiditas, efisiensi penggunaan aset, struktur modal, dan
profitabilitas perusahaan.
• Dengan memahami analisis performa keuangan berdasarkan indikator-
indikator ini, manajemen dapat mengidentifikasi area-area yang perlu
54

ditingkatkan atau dikoreksi untuk meningkatkan kinerja keuangan


perusahaan.
4. Penurunan variabilitas dan peningkatan stabilitas keuangan setelah IPO:
• Manajemen perusahaan startup perlu memperhatikan penurunan
variabilitas dan peningkatan stabilitas keuangan setelah IPO. Hal ini
menunjukkan bahwa IPO dapat membawa manfaat dalam
meningkatkan stabilitas keuangan perusahaan.
• Manajemen harus mempertimbangkan keputusan pengelolaan modal
yang tepat untuk memaksimalkan ROE, seperti memilih antara
menggunakan utang atau modal ekuitas, serta mengelola biaya modal
dengan efisien.

5.3. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti
dapat memberikan rekomendasi dan saran penelitian sebagai berikut:
1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk melibatkan variabel-
variabel rasio keuangan lainnya dalam penelitian ini agar hasil
penelitian mengenai topik ini menjadi lebih komprehensif.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melibatkan variabel lain yang
lebih luas seperti profit margin, cash flow, atau earning per share. Selain
itu, melibatkan lebih banyak subjek perusahaan startup yang telah
melakukan IPO dapat memberikan gambaran yang lebih representatif
tentang perubahan rasio keuangan pasca-IPO.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode dan uji
statistik yang lebih kompleks seperti regresi linier berganda atau analisis
faktor untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
perubahan rasio keuangan pasca-IPO.
4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi perubahan rasio keuangan pasca-IPO. Misalnya,
55

faktor-faktor seperti kondisi pasar, regulasi industri, atau perubahan tren


konsumen dapat menjadi pertimbangan penting dalam menganalisis
dampak IPO terhadap rasio keuangan perusahaan startup.

DAFTAR PUSTAKA Commented [JP18]: Pastikan yang ada di dapus sesuai


dengan yang ada di isi skripsi

Adiwibowo, S., Setiadi, M. I., Mitarum, E., Surbakti, E. E., & Shihab, M. R. (2019).
Improving Indonesian Small Economies By Digitizing Traditional Shops: A
Case Study Of Mitra Bukalapak. 2019 International Conference On
Information Management And Technology (Icimtech), 1, 608–612.

Aprilita, I., & Dp, R. T. (2013). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan
Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Study pada Perusahaan Pengakuisisi yang
Terdaftar di BEI Periode 2000-2011). Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya,
11(2), 99-113.

Arfandi, A., & Taqwa, S. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah
Initial Public Offering (IPO) Pada Perusahaan Non Keuangan di Bursa Efek
Indonesia. Wahana Riset Akuntansi, 6(2), 1347-1364.

Arvidsson, S. (2015). To Stand Out In The Crowd. How Public Relation Activities
Effect A Crowdfunding Campaign For A Tech-Startup.

Badan Ekonomi Kreatif Tahun 2018) (Doctoral Dissertation, UNDIP; Fakultas


Ekonomika Dan Bisnis).

Bains, W., & Wooder, S. (2014). Funding Biotech Start-Ups In A Post-VC World.
Journal Of Commercial Biotechnology, 20(1).

Baskoro, M. L. (2013). It’s My Startup: 50 Tips Memasuki, Memulai, Dan


Mengembangkan Bisnis Startup. Jakarta: Metagraf, Tiga Serangkai.
Https://Storage. Ebookunlimited. Club/Pdf/Downloads/Its My Startup, 50.

Garg, M., & Gupta, S. (2021). Startups And The Growing Entrepreneurial Ecosystem.
Chong, Z. H. A. N. G., & Luyue, Z. H. A. N. G. (2014). The Financing
Challenges Of Startups In China.
56

Hall, R. E., & Woodward, S. E. (2010). The Burden Of The Nondiversifiable Risk Of
Entrepreneurship. American Economic Review, 100(3), 1163–1194.

IDX.Co.Id. (N.D.). PANDUAN IPO (GO PUBLIC). Diakeses 21 Februari 2023

Janaji, S. A., Ismail, K., & Ibrahim, F. Startups and Sources Of Funding.

Jaya, M. A., Ferdiana, R., & Fauziati, S. (2017). Analisis Faktor Keberhasilan Startup
Digital Di Yogyakarta. Prosiding SNATIF, 167-173.

Jaya, M. A., Ferdiana, R., & Fauziati, S. (2017). Analisis Faktor Keberhasilan[JP1]
Startup Digital Di Yogyakarta. Prosiding SNATIF, 167-173.

Juliana, S. R., & Sumani, S. (2019). Analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum
dan sesudah melakukan initial public offering (IPO). Jurnal Akuntansi, 13(2),
105-122.

Kortum, S., & Lerner, J. (2001). Does Venture Capital Spur Innovation? Emerald
Group Publishing Limited.

Kurniawan, R., & Damayanti, F. (2022). Analisa Laporan Keuangan Sebelum dan
Sesudah Pandemi Covid 19 pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. JAAKFE UNTAN (Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura), 11(1), 40-58.

Lee, A. (2013). Welcome To The Unicorn Club: Learning From Billion-Dollar


Startups|. TechCrunch [Tech News]. Online at
https://techcrunch.com/2013/11/02/welcome-to-the-unicorn-club/, Diakses 6
March 2023.

Lutfiani, N., Rahardja, U., & Manik, I. S. P. (2020). Peran Inkubator Bisnis Dalam
Membangun Startup Pada Perguruan Tinggi. Jurnal Penelitan Ekonomi Dan
Bisnis, 5(1), 77–89.

Maesaroh, S. S., Nuryadin, A., Prasetyo, Y., & Swardana, A. (2021). Pelatihan
Manajemen Keuangan Berbasis Digital pada UMKM Kota Tasikmalaya.
Jurnal Abmas Negeri, 2(2), 86-93.
57

Møller, J. K. (2020). Deficit of Legitimacy in Startups: Main Consequences and


Strategic Solutions. In Handbook of Business Legitimacy: Responsibility,
Ethics and Society (pp. 1015-1037). Cham: Springer International Publishing.

Ramadayanti, D. S., & Sanusi, F. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan
Sesudah IPO. Tirtayasa Ekonomika, 17(2), 341-362.

Ramadhan, M. S. F., & Firmansyah, F. (2020). Analisis Faktor Faktor Yang


Mempengaruhi Keberhasilan Startup (Studi Kasus Startup Yang Terdaftar
Dalam Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi Dan

Reis, E. (2011). The Lean Startup. New York: Crown Business, 27.

Salamzadeh, A., & Kawamorita Kesim, H. (2015). Startup Companies: Life Cycle And
Challenges. In 4th International Conference On Employment, Education And
Entrepreneurship (EEE), Belgrade, Serbia.

Sartono, Agus, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Dosen Fakultas Ekonomi


Universitas Gajah Mada, BPFE, Yogyakarta.

Schwab, K. (2017). The Fourth Industrial Revolution. Currency.

Sen, Y., & Syafitri, L. (2014). Analisis perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah initial public offering pada perusahaan go public di Bursa Efek
Indonesia.

Silanno, G. L., & Loupatty, L. G. (2021). Pengaruh current ratio, debt to equity ratio
dan return on asset terhadap financial distress pada perusahaan-perusahaan di
sektor industri barang konsumsi. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora,
2(07), 85-109.

Startuprangking. 2023. Startup Rangking 2023. Online at


https://www.startupranking.com/countries, Diakses 8 Maret 2023.

Susandi, D., & Sukisno, S. (2017). Sistem Penjualan Berbasis E-Commerce


Menggunakan Metode Objek Oriented Pada Distro Dlapak Street Wear. Jsii
(Jurnal Sistem Informasi), 4.
58

Suwarno, D. J., & Silvianita, A. (2017). Knowledge Sharing Dan Inovasi Pada Industri
Startup (Studi Pada 15 Perusahaan Startup Di Program Indigo Incubator,
Bandung Digital Valley). Jurnal Ecodemica, 1(1), 98–106.

Syah, R. A. (2019). Tech Start-Up Evolution To Deliver Cybernetics Products. 2019


IEEE International Conference On Cybernetics And Computational
Intelligence (Cyberneticscom), 1.

Thionita, V. (2019). Definisi IPO (Initial Public Offering). Diakses Pada, 21 Januari
2023
59

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Profil Perusahaan

A. Kioson
PPT Kioson Komersial Indonesia Tbk, yang biasa disebut sebagai
Kioson, adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada layanan ritel
dan distribusi melalui jaringan kios digital di Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 2015 di Jakarta. Kioson pertama kali
memperkenalkan konsep kios digital yang memberikan akses mudah
kepada masyarakat untuk melakukan pembelian produk digital, seperti
pulsa, token listrik, dan voucher game. Konsep ini memanfaatkan
teknologi dan platform online untuk menyediakan layanan ini secara
lebih efisien dan praktis. Dalam waktu singkat, Kioson berhasil
mengembangkan jaringan kios digital yang luas di berbagai wilayah di
Indonesia. Mereka menjalin kemitraan dengan ribuan agen yang
berperan sebagai mitra bisnis dalam mengelola kios digital di lokasi-
lokasi strategis, seperti pasar tradisional, minimarket, dan pusat
perbelanjaan.

Pada tahun 2017, Kioson menjadi perusahaan teknologi pertama yang


mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui
mekanisme Penawaran Umum Perdana (IPO). Hal ini menandai
tonggak penting dalam sejarah perusahaan, mengukuhkan posisi Kioson
sebagai salah satu pelaku utama di industri teknologi dan ritel digital di
Indonesia.
Sejak itu, Kioson terus mengembangkan bisnisnya dengan menawarkan
layanan dan produk baru, seperti pembayaran tagihan, tiket pesawat,
dan asuransi. Perusahaan juga terus berinovasi dalam menghadirkan
60

solusi teknologi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat serta


mitra bisnisnya. Dengan komitmennya untuk memperluas jangkauan
layanan dan menghadirkan inovasi baru, PT Kioson Komersial
Indonesia Tbk terus berperan dalam memajukan industri teknologi dan
ritel.

B. MCash
PT M Cash Integrasi Tbk, yang umumnya dikenal sebagai MCAS,
adalah perusahaan teknologi yang bergerak dalam penyediaan solusi IT
dan layanan self-kiosk digital di Indonesia. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 2013 di Jakarta. MCAS memulai perjalanan bisnisnya
dengan fokus pada pengembangan dan penyediaan layanan pembayaran
berbasis teknologi digital. Perusahaan ini menawarkan berbagai produk
digital seperti pulsa elektronik, token listrik, pembayaran tagihan,
pemesanan tiket, e-ticket, dan voucher digital. Dengan menggunakan
teknologi digital, MCAS memudahkan masyarakat untuk melakukan
transaksi secara praktis dan efisien. Dalam beberapa tahun, MCAS
berhasil memperluas jaringan layanannya di berbagai daerah di
Indonesia. Perusahaan ini menjalin kemitraan dengan ribuan agen yang
tersebar di berbagai lokasi strategis, seperti warung, toko kelontong, dan
61

minimarket, sehingga memberikan akses yang lebih mudah bagi


masyarakat untuk melakukan transaksi digital.

Pada tahun 2018, MCAS mencatatkan sahamnya di Bursa Efek


Indonesia (BEI) melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana (IPO).
Hal ini mengukuhkan posisi MCAS sebagai salah satu perusahaan
teknologi yang terkemuka di Indonesia. Seiring dengan perkembangan
industri teknologi dan permintaan pasar yang terus meningkat, MCAS
terus berinovasi dan mengembangkan portofolio produk dan
layanannya. Perusahaan juga terus menjalin kemitraan strategis dengan
berbagai perusahaan dan institusi untuk meningkatkan penetrasi pasar
dan meningkatkan layanan yang ditawarkan. Dengan sejarah yang
sukses dan komitmen untuk terus berinovasi, PT M Cash Integrasi Tbk
terus berperan dalam memajukan industri teknologi dan membantu
masyarakat Indonesia dalam mengakses solusi pembayaran digital yang
mudah dan aman.

C. NFC
PT NFC Indonesia (NFCX) adalah perusahaan teknologi yang bergerak
62

di bidang layanan teknologi informasi, digital, dan telekomunikasi di


Indonesia. Perusahaan ini didirikan dengan fokus pada teknologi Near
Field Communication (NFC) pada tahun 2006. NFC Indonesia mulai
mengembangkan solusi dan layanan berbasis NFC untuk berbagai
kebutuhan, termasuk pembayaran nirkontak, akses pintar, dan aplikasi
keamanan. Teknologi NFC memungkinkan komunikasi jarak pendek
antara perangkat elektronik, seperti smartphone dan kartu pintar,
dengan sentuhan sederhana. Seiring dengan perkembangan teknologi
dan permintaan pasar yang terus meningkat, NFC Indonesia terus
berinovasi dan meluncurkan berbagai produk dan layanan baru.
Perusahaan ini bekerja sama dengan mitra bisnis dan perusahaan
telekomunikasi untuk menghadirkan solusi NFC yang inovatif dan
memudahkan pengguna dalam melakukan transaksi dan akses ke
berbagai layanan digital.

Pada perjalanannya, NFC Indonesia telah memperluas jangkauan


bisnisnya di berbagai sektor, termasuk keuangan, transportasi, retail,
dan lainnya. Perusahaan juga telah menjalin kemitraan strategis dengan
berbagai institusi dan perusahaan untuk meningkatkan penetrasi pasar
dan memberikan solusi teknologi yang terbaik kepada pelanggan.Dalam
sejarahnya, NFC Indonesia terus berkomitmen untuk menjadi
pemimpin dalam pengembangan dan penerapan teknologi NFC di
Indonesia. Perusahaan ini terus berupaya memajukan industri teknologi
di negara ini dan memberikan kontribusi positif dalam mempercepat
transformasi digital di berbagai sektor ekonomi.
63

D. Passpod
PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) adalah perusahaan teknologi
Indonesia yang bergerak di bidang layanan data dan telekomunikasi.
Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan digital, termasuk solusi
data seluler, platform e-commerce ber"label putih", pembayaran lintas
platform, dan transfer pembayaran. PT Yelooo Integra Datanet Tbk
didirikan di Indonesia dan telah menjadi salah satu pemain terkemuka
dalam industri teknologi dan telekomunikasi. Perusahaan ini
menawarkan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya
di era digital yang terus berkembang.

Salah satu anak perusahaan yang terkait dengan PT Yelooo Integra


Datanet Tbk adalah PT Doeku Peduli Indonesia, yang menyediakan
layanan pinjaman peer-to-peer. Perusahaan ini telah menjalin kemitraan
dengan berbagai klien, termasuk PLN, PT KAI, Telkom Indonesia,
UniPin, BPJS Kesehatan, PDAM, Telkomsel, Jiwasraya, dan Lion Air.
PT Yelooo Integra Datanet Tbk berkantor pusat di Gedung Graha Pena,
Makassar, dengan kantor perwakilan di Prudential Center, Jakarta.
64

Perusahaan ini berkomitmen untuk menyediakan solusi teknologi


inovatif dan berkontribusi pada transformasi digital di wilayah tersebut..

E. DIVA
PT. Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) merupakan perusahaan
yang telah lama berpengalaman dan memiliki keahlian dalam bidang
penjualan pulsa elektrik. Perusahaan ini telah beroperasi secara
komersial sejak tahun 2003, dan selama bertahun-tahun telah berhasil
membangun reputasi yang solid di industri ini. DIVA menyediakan
layanan penjualan pulsa elektrik yang mencakup berbagai operator
seluler di Indonesia, sehingga memberikan kemudahan bagi konsumen
untuk melakukan pengisian pulsa dengan praktis. Dengan kehadiran
dan kehandalan dalam menyediakan layanan pulsa elektrik, PT.
Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) terus berkomitmen untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi seluler masyarakat Indonesia dan
65

berkontribusi dalam industri telekomunikasi yang terus berkembang.

F. HDI
PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) atau HDI adalah sebuah
perusahaan multinasional yang berfokus pada teknologi keuangan dan
bisnis perdagangan elektronik. Perusahaan ini didirikan pada tahun
2013 di Makassar dan awalnya beroperasi sebagai perusahaan multi-
biller. Saat ini, HDI telah menjadi pengembang solusi teknologi
keuangan yang terkemuka di wilayah Indonesia Timur. HDI
menyediakan berbagai produk dan layanan, termasuk solusi
pembayaran seluler, platform e-commerce ber"label putih",
pembayaran lintas platform, dan transfer pembayaran. Melalui anak
perusahaannya, yaitu PT Doeku Peduli Indonesia.iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
66

G. Telefast
PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) didirikan pada tanggal 17 Oktober
2008 sebagai penyedia outlet dan toko data seluler. Saat ini, perusahaan
telah berkembang menjadi distributor untuk operator telekomunikasi di
wilayah Banten dan Jawa Tengah, dengan jaringan lebih dari 10.000
mitra ritel. Selain itu, perusahaan juga menyediakan layanan sumber
daya manusia sebagai perusahaan outsourcing untuk mendukung
operasional gerai-gerai tersebut.PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS)
memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Logitek Digital Nusantara
(LDN) yang bergerak di bidang bisnis rantai pasokan, dan PT Emitama
Wahana Mandiri (EWM) yang berfokus pada bisnis pasokan tenaga
kerja. Selain itu, perusahaan ini juga mengembangkan aplikasi HRKU,
sebuah sistem informasi sumber daya manusia yang memudahkan
aktivitas HR seperti absensi, cuti, klaim, dan pengelolaan database.
67

H. Digital Mediatama Maxima


PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) merupakan bagian dari
DMM Group yang menghadirkan solusi perdagangan digital, platform
berbasis cloud, dan layanan manajemen. Perusahaan ini menawarkan
tiga layanan utama, yaitu Commercial Signage (layanan infrastruktur
sebagai layanan, layanan terkelola, dan hub pertukaran), Digital
Commerce Platform (didukung oleh mitra logistik, SiCepat), dan New
Format Innovation (mesin penjual otomatis, kulkas pintar, dan kios
pemesanan mandiri dengan teknologi kecerdasan buatan). PT Digital
Mediatama Maxima Tbk (DMMX) memiliki beberapa klien terkemuka,
termasuk Indomaret, Alfamart, KFC, BCA, dan anggota Sampoerna
Retail Community (SRC) di lebih dari 4.000 lokasi di seluruh Indonesia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2015 dan berkantor pusat di
Mangkuluhur City Tower 1, Jakarta.
68
69

Lampiran 2. Analisis Rasio Keuangan


No Nama Perusahaan Tahun Variable
CR DER TATO ROE
1 KIOSON 2015 7.31 2.62 0.05 (0.24)
2016 0.92 (30.69) 0.72 9.38
2017 1.40 2.01 4.53 0.04
2018 1.61 1.29 10.28 0.01
2019 1.49 1.64 10.56 (0.05)
2020 13.84 2.79 4.85 (0.84)

2 MCASH 2016 1.59 3.57 10.28 0.36


2017 2.81 0.46 2.41 0.02
2018 4.32 0.58 4.42 0.35
2019 3.57 1.22 4.95 0.30
2020 3.44 2.84 6.18 0.05
2021 3.51 0.75 5.94 0.09

3 NFC 2016 1.62 5.24 2.04 (0.0002)


2017 3.67 0.16 56.84 0.04
2018 6.50 0.30 4.77 0.04
2019 4.45 0.58 4.59 0.07
2020 3.31 2.05 5.41 0.05
2021 3.26 0.87 4.61 0.26

4 YELO 2016 9.16 0.04 0.15 (0.01)


2017 2.56 0.67 1.37 0.11
2018 9.34 0.07 0.32 0.04
2019 38.76 0.02 0.45 0.02
2020 27.23 0.16 0.05 (0.96)
2021 17.88 0.01 1.71 0.05
70

5 DIVA 2016 1.26 3.95 18.03 0.32


2017 1.22 8.86 11.70 0.22
2018 6.32 0.20 1.74 0.01
2019 4.14 0.34 3.26 0.12
2020 3.96 0.38 3.19 0.08
2021 11.53 0.10 2.06 0.60

6 HDI 2016 4.28 4.81 27.43 0.27


2017 2.61 0.11 38.97 0.09
2018 2.38 0.23 32.54 0.08
2019 28.61 0.03 26.56 0.03
2020 6.65 0.16 7.63 0.01
2021 36.22 0.33 7.51 (0.02)

7 TELEFAST 2016 2.70 0.85 14.67 0.48


2017 1.55 9.18 1.76 0.17
2018 2.48 0.72 5.94 0.32
2019 2.92 0.53 2.89 0.13
2020 3.41 0.44 2.54 0.04
2021 2.97 0.43 2.34 0.15

8 DIGITAL MEDIATAMA 2016 2.62 4.24 1.56 0.72


2017 1.82 2.81 1.98 0.21
2018 3.66 0.41 1.75 0.32
2019 23.02 0.05 0.30 0.02
2020 10.47 0.17 0.65 0.05
2021 9.21 0.15 1.06 0.26
Lampiran 3. Laporan Neraca Keuangan Perusahaan
N Perusaha Tah LAPORAN KEUANGAN
o an un Pendapatan Laba Aset Aset Kewajiban Kewajiba Ekuitas
Bersih Lancar n Lancar
1 KIOSON 2015 2,001,643,0 - 36,561,207, 32,297,272, 26,466,100, 4,416,747, 10,095,107,
80 2,404,892,8 960 160 850 000 110
90
2016 25,643,203, - 35,738,968, 3,657,977,5 36,942,881, 3,969,889, -
730 11,293,680, 439 53 974 872 1,203,913,5
680 35
2017 1,130,076,4 2,917,355,5 249,610,875 218,813,621 166,595,507 155,814,01 82,710,152,
21,410 30 ,205 ,823 ,912 9,595 914
2018 2,567,255,1 1,517,568,0 249,644,757 221,999,958 140,336,395 138,165,15 108,962,040
87,040 00 ,376 ,382 ,802 0,765 ,756
2019 2,900,162,3 - 274,525,987 247,730,118 170,130,263 166,247,72 104,014,974
97,310 5,363,734,6 ,806 ,201 ,198 0,397 ,373
60

71
72

2020 912,535,369 - 187,967,965 166,504,261 138,308,406 12,029,671 49,659,558,


,280 41,637,044, ,330 ,852 ,360 ,375 970
440

2 MCASH 2016 386,406,362 2,759,150,7 37,584,868, 15,403,599, 27,116,066, 9,685,936, 7,586,499,2


,800 70 515 876 948 675 46
2017 1,371,065,3 7,869,631,2 568,397,002 568,397,002 178,136,645 202,190,53 385,315,495
40,520 50 ,684 ,684 ,995 6,245 ,111
2018 6,358,847,1 227,533,086 1,438,021,1 1,438,021,1 385,367,569 333,147,25 659,263,039
99,020 ,270 42,032 42,032 ,746 7,678 ,727
2019 11,090,421, 152,296,075 2,240,267,2 1,974,839,1 617,517,273 553,134,14 506,130,876
731,940 ,960 22,701 72,618 ,810 9,383 ,045
2020 11,334,436, 25,638,796, 1,835,183,2 1,403,596,4 1,357,360,1 407,710,37 477,823,021
937,910 170 17,100 87,054 95,180 7,464 ,930
2021 12,675,430, 63,078,307, 2,134,534,2 1,625,320,4 512,081,862 463,162,24 679,812,947
974,543 688 61,341 95,074 ,333 7,757 ,860
73

3 NFC 2016 43,506,800, -713,400 21,316,903, 893,921,779 15,663,597, 552,052,88 2,988,593,7


000 409 812 6 61
2017 1,314,481,0 844,115,780 23,127,386, 45,289,788, 3,195,379,8 12,328,210 19,932,007,
33,650 946 125 35 ,107 111
2018 2,489,584,3 15,450,339, 521,611,987 518,994,146 108,989,778 79,794,022 365,510,248
02,130 970 ,032 ,417 ,545 ,982 ,677
2019 6,153,637,8 35,517,643, 1,341,118,2 1,257,937,7 283,850,963 282,957,84 486,923,867
93,300 570 44,979 30,321 ,490 8,823 ,003
2020 7,597,266,3 23,949,985, 1,403,992,3 1,117,816,5 944,056,189 337,680,26 459,936,140
02,280 980 29,740 87,759 ,100 8,108 ,640
2021 8,885,891,4 162,080,420 1,926,693,1 1,580,381,5 539,497,347 485,003,42 619,106,810
10,028 ,033 43,204 29,470 ,440 3,552 ,934

4 YELO 2016 438,343,620 -27734723 2,972,265,2 2,972,265,2 125485575 324417735 2972265277


77 77
2017 7,686,705,9 383128990 5610250010 5408032440 2254855750 211140454 3355394270
10 3
74

2018 27,409,937, 2984946170 8579547332 4634534278 5263767590 496116256 8053170573


670 0 0 7 0
2019 37,495,986, 1,301,708,1 83,529,379, 45,010,431, 1,665,014,5 1,161,293, 81,864,364,
450 30 070 796 60 802 510
2020 2,270,040,5 - 48,661,813, 48,943,767, 6,717,911,6 1,797,279, 41,943,901,
40 40,194,972, 180 728 50 650 530
780
2021 500,078,998 14,484,475, 293,288,134 18,623,184, 4,102,661,3 1,041,377, 289,185,473
,850 670 ,530 520 80 359 ,150

5 DIVA 2016 1,058,402,4 3,676,926,8 58,699,450, 56,861,268, 45,851,419, 45,021,834 11,620,536,


60,230 70 085 536 184 ,327 799
2017 1,714,101,0 3,277,676,9 146,551,502 142,278,791 129,591,961 117,010,85 14,633,357,
42,760 00 ,847 ,271 ,809 5,551 569
2018 1,487,298,1 9,849,775,8 855,696,370 836,046,426 134,843,048 132,248,57 686,727,819
21,360 80 ,699 ,726 ,508 1,423 ,568
2019 3,550,041,0 93,638,796, 1,087,962,0 955,609,543 263,579,366 230,878,77 780,529,811
10,070 060 23,939 ,741 ,430 3,231 ,219
75

2020 3,687,861,8 65,806,444, 1,154,965,0 967,321,260 317,124,439 244,030,80 837,840,571


50,040 170 11,840 ,042 ,990 8,271 ,850
2021 4,852,117,4 1,260,037,7 2,360,148,8 2,206,333,6 211,681,140 191,386,98 2,097,894,2
01,195 03,544 12,115 56,195 ,774 8,866 47,449

6 HDI 2016 2,147,662,2 3,578,705,4 78,306,848, 14,051,949, 64,827,769, 3,285,809, 13,479,078,


31,330 60 090 900 670 290 420
2017 5,505,554,7 10,912,043, 141,271,231 36,043,140, 14,039,500, 13,831,106 127,231,730
18,870 350 ,750 590 880 ,510 ,870
2018 6,003,378,8 11,339,333, 184,497,238 81,502,260, 34,984,552, 34,247,673 149,512,685
23,540 930 ,230 755 300 ,291 ,930
2019 9,629,825,3 11,831,919, 362,564,253 273,017,186 9,966,511,8 9,543,075, 352,597,741
96,770 820 ,300 ,353 90 613 ,410
2020 3,156,659,9 3,862,759,5 413,960,473 326,095,869 57,542,894, 49,009,407 356,417,578
50,870 70 ,610 ,414 710 ,060 ,900
2021 3,489,267,7 - 464,610,776 387,817,408 115,590,758 10,707,632 349,020,018
65,180 7,436,765,9 ,690 ,606 ,430 ,905 ,260
90
76

7 TELEFAS 2016 211,755,493 3,754,133,4 14,435,547, 13,369,056, 6,648,469,4 4,949,369, 7,787,077,9


T ,580 90 410 320 50 550 70
2017 307,799,647 2,977,923,0 174,941,303 171,263,639 157,486,206 110,630,63 17,161,788,
,550 10 ,588 ,446 ,243 7,530 625
2018 621,868,167 19,695,609, 104,659,881 100,961,223 43,654,480, 40,633,685 61,005,401,
,240 820 ,730 ,444 560 ,960 170
2019 665,609,562 18,881,388, 230,665,973 223,914,340 79,773,896, 76,705,623 150,892,077
,000 320 ,850 ,107 780 ,446 ,070
2020 568,485,276 6,485,257,6 223,989,846 211,499,886 68,734,584, 61,938,860 155,255,262
,460 00 ,220 ,509 100 ,347 ,120
2021 644,576,393 26,627,233, 275,050,727 224,219,118 78,994,049, 75,415,238 181,956,629
,167 138 ,818 ,528 219 ,184 ,725

8 DIGITAL 2016 13,137,530, 1,159,595,4 8,441,226,7 8,384,278,7 6,830,677,9 3,197,379, 1,610,548,7


MEDIAT 000 30 00 83 80 780 20
AMA
77

2017 16,313,465, 439,595,960 8,221,155,8 8,103,280,9 5,765,764,7 4,443,531, 2,050,144,6


650 89 49 69 683 86
2018 58,550,399, 7,622,816,3 33,506,508, 33,073,975, 9,606,083,1 9,027,700, 23,568,961,
670 30 170 383 53 870 020
2019 211,001,743 16,529,291, 710,349,799 696,378,579 30,866,018, 30,249,944 679,455,941
,240 030 ,459 ,324 505 ,505 ,645
2020 517,197,997 31,918,591, 800,066,753 606,951,264 116,073,047 57,971,774 683,993,705
,740 280 ,870 ,766 ,970 ,759 ,900
2021 1,150,441,2 239,355,619 1,085,765,8 851,351,704 134,423,887 92,444,835 921,426,192
12,932 ,977 59,340 ,159 ,252 ,607 ,220
Lampiran 4. Rumus Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan suatu perusahaan. Beberapa rasio keuangan yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Current ratio (CR): CR mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk


membayar kewajiban jangka pendeknya. Rumus CR adalah:
CR = Total Aset / Total Kewajiban
Semakin tinggi CR, semakin likuid perusahaan dan semakin baik
kemampuannya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

2. Debt to equity ratio (DER): DER mengukur tingkat penggunaan hutang oleh
perusahaan dalam pembiayaan operasionalnya. Rumus DER adalah:
DER = Total Hutang / Ekuitas
Semakin tinggi DER, semakin besar ketergantungan perusahaan pada hutang
dan semakin berisiko dari segi keuangan.

3. Total Assets Turnover (TATO): TATO mengukur efisiensi perusahaan dalam


menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Rumus TATO adalah:
TATO = Penjualan Bersih / Total Aset
Semakin tinggi TATO, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan
asetnya untuk menghasilkan penjualan.

4. Return on equity (ROE): ROE mengukur tingkat pengembalian yang diperoleh


perusahaan atas modal pemiliknya. Rumus ROE adalah:
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
Semakin tinggi ROE, semakin baik kinerja keuangan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya

78
79

Lampiran 5. Hasil Uji Analisis Deskriptif


Descriptives

Statistic Std. Error


crpre Means 6.2463 2.94617
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound .1516

Upper Bound 12.3409

5% Trimmed Mean 3.4147

Median 2.6150

Variance 208.318

Std. Deviation 14.43323

Minimum .92

Maximum 73.12

Range 72.20

Interquartile Range 2.71

Skewness 4.698 .472


Kurtosis 22.595 .918
crpost Mean 11.0608 2.32958
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 6.2417

Upper Bound 15.8799

5% Trimmed Mean 10.0761

Median 4.2950

Variance 130.247

Std. Deviation 11.41259

Minimum 1.49

Maximum 38.76

Range 37.27

Interquartile Range 13.53

Skewness 1.350 .472


Kurtosis .652 .918
80

derpre Mean .8917 1.47683


95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -2.1634

Upper Bound 3.9467

5% Trimmed Mean 1.9042

Median .6950

Variance 52.344

Std. Deviation 7.23494

Minimum -30.69

Maximum 9.18

Range 39.87

Interquartile Range 3.65

Skewness -3.781 .472


Kurtosis 17.265 .918
derpost Mean .7600 .17473
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound .3985

Upper Bound 1.1215

5% Trimmed Mean .6888

Median .4050

Variance .733

Std. Deviation .85602

Minimum .01

Maximum 2.79

Range 2.78

Interquartile Range 1.14

Skewness 1.325 .472


Kurtosis .778 .918
tatopre Mean 10.2488 2.99420
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 4.0548

Upper Bound 16.4427

5% Trimmed Mean 8.3915


81

Median 3.4150

Variance 215.165

Std. Deviation 14.66852

Minimum .05

Maximum 56.84

Range 56.79

Interquartile Range 12.32

Skewness 1.986 .472


Kurtosis 3.656 .918
tatopost Mean 4.9821 1.11374
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.6781

Upper Bound 7.2860

5% Trimmed Mean 4.2031

Median 3.9250

Variance 29.770

Std. Deviation 5.45621

Minimum .05

Maximum 26.56

Range 26.51

Interquartile Range 4.32

Skewness 2.872 .472


Kurtosis 10.647 .918
roepre Mean .5558 .38581
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -.2423

Upper Bound 1.3539

5% Trimmed Mean .1879

Median .1400

Variance 3.572

Std. Deviation 1.89006

Minimum -.24
82

Maximum 9.38

Range 9.62

Interquartile Range .28

Skewness 4.811 .472


Kurtosis 23.398 .918
roepost Mean .0217 .06442
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound -.1116

Upper Bound .1549

5% Trimmed Mean .0457

Median .0500

Variance .100

Std. Deviation .31559

Minimum -.96

Maximum .60

Range 1.56

Interquartile Range .12

Skewness -2.021 .472


Kurtosis 5.700 .918
83

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Variabel


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
crpre .373 24 .000 .332 24 .000
crpost .260 24 .000 .771 24 .000
derpre .411 24 .000 .526 24 .000
derpost .250 24 .000 .801 24 .000
tatopre .282 24 .000 .707 24 .000
tatopost .205 24 .011 .711 24 .000
roepre .433 24 .000 .295 24 .000
roepost .327 24 .000 .696 24 .000
a. Lilliefors Significance Correction
84

Lampiran 7. Hasil Uji Wilcoxon signed rank test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


crpost - crpre Negative Ranks 5a 11.40 57.00
Positive Ranks 19b 12.79 243.00
Ties 0c

Total 24

derpost - derpre Negative Ranks 16d 13.34 213.50


Positive Ranks 8e 10.81 86.50
Ties 0f

Total 24

tatopost - tatopre Negative Ranks 14g 14.36 201.00


Positive Ranks 10h 9.90 99.00
Ties 0i

Total 24

roepost - roepre Negative Ranks 17j 14.18 241.00


Positive Ranks 7k 8.43 59.00
l
Ties 0

Total 24

a. crpost < crpre


b. crpost > crpre
c. crpost = crpre
d. derpost < derpre
e. derpost > derpre
f. derpost = derpre
g. tatopost < tatopre
h. tatopost > tatopre
i. tatopost = tatopre
j. roepost < roepre
k. roepost > roepre
l. roepost = roepre
85

Test Statisticsa

crpost - crpre derpost - derpre tatopost - tatopre roepost - roepre


Z -2.657b -1.814c -1.457c -2.601c
Asymp. Sig. (2-tailed) .008 .070 .145 .009
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
c. Based on positive ranks.
86

RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Zhafran Tsany


Tempat/ tanggal lahir : Jakarta, 13 November 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Bintuni Blok A7 No.8 Kelurahan Jatiwaringin,
Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat
17411
Nomor Telepon/ Handphone : +62 877207426231
Email : zhafrantsanyy@gmail.com
Nama Orang Tua
Ayah : Bayu Brachmanto
Ibu : Kurniawati Salamah

PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Jakarta Islamic School lulus 2013
2. SMP Jakarta Islamic School lulus 2016
3. SMA Negeri 5 Bekasi lulus 2019
4. Strata Satu Bisnis Digital Universitas Pendidikan indonesia tahun lulus 2023
87

PENGALAMAN DALAM ORGANISASI


1. Ketua Komisi 1 Himpunan Mahasiswa Bisnis Digital Periode 2020-2021
2. Anggota Departemen Entrepreneurship Himpunan Mahasiswa Bisnis Digital
Periode 2019-2020

Anda mungkin juga menyukai