PTK
Oleh
Ijtahidah Dwiyanti Mardikaningsih
23531463
1. PTK yang berjudul Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (Studi Kasus pada Kelas I
SD Aisyiyah Qurrota A’yun Pekalongan ) ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas
plagiasi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain
kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber
acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ini, saya
bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No. 17,
Tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi PTK pada jurnal atau forum ilmiah Program Pendidikan
Profesi Guru Dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2023 berhak mempublikasikan pada jurnal ilmiah
yang diterbitkan oleh Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Angkatan 3 Tahun 2023.
Ijtahidah Dwiyanti M.
NIM 23531463
PEMBELAJARAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN
(Studi Kasus pada Kelas I Sekolah Dasar Aisyiyah Qurrota A’yun Pekalongan )
PTK
Oleh:
Ijtahidah Dwiyanti
Mardikaningsih
NIM 23531463
MOTTO
1. B
acalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan ( AL-
ALAQ : 1)
Kedua orang tuaku dan mertua yang telah menjadi motivasi dan inspirasi, serta tiada
henti memberikan dukungan doa.
Suami dan anakku, yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani di setiap
hariku.
Kakakku beserta keluarganya, adikku dan ketiga adik iparku yang selalu mendukungku
PRAKATA
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul “Pembelajaran Membaca Menulis
Permulaan (Studi Kasus pada Kelas I Sekolah Dasar Aisyiyah Qurrota A’yun
Pekalongan )” dengan lancar.
Dalam penyusunan PTK ini penulis menyadari tidak akan selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi dunia Pendidikan
Penulis,
Ijtahidah Dwiyanti M.
BAB I
PENDAHULUAN
ketrampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa
di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-
mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua
mata pelajaran.
Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami
informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan
penunjang, dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Alhasil,
kemampuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya
yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Menurut pandangan “whole
language” membaca tidak diajarkan sebagai suatu pokok bahasan yang
berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran
bahasa bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain. Kenyataan tersebut
dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran bahasa, ketrampilan
berbahasa tertentu dapat dikaitkan dengan ketrampilan berbahasa yang lain.
Pengaitan ketrampilan berbahasa yang dimaksud tidak selalu melibatkan
keempat ketrampilan berbahsa sekaligus, melainkan dapat hanya mengakut
dua ketrampilan saja sepanjang aktivitas berbahasa yang dilakukan bermakna.
Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan
atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca dan menulis
di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan,
sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis
lanjut. Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan
dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan
menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan
cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku
misalnya kartu, gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan
membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan
buku sebagai bahan pelajaran.
Berdasarkan laporan dari guru wali kelas 1 di SD Aisyiyah Qurrota A’yun
Pekalongan terdapat indikasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam hal
membaca dan menulis. Hal tersebut disebabkan karena faktor intern dan
ekstern, faktor intern berasal dari siswa sedangkan faktor ekstern berasal dari
keluarga dan guru.
Kemampuan siswa kelas 1 di SD Aisyiyah Qurrota A’yun yang berbeda-beda
menunjukkan bahwa terdapat sedikit siswa yang memahami atau fasih dalam
membaca dan menulis, tetapi masih banyak siswa yang belum lancar
membaca dan menulis.
2.
Pentingnya membaca permulaan di kelas I adalah agar siswa dapat
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.
Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca
permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang mengajar di
kelas I.
Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam
meningkatkan ketrampilan membaca siswa, hal tersebut mendorong untuk
dilakukan penelitian. Peranan strategis tersebut menyangkut peran guru
sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam proses
pembelajaran. guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup
menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan, mengembangkan pribadi
siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini disajikan
judul: Kesulitan Belajar Membaca dan Menulis Permulaan Pada Siswa Kelas
B. Rumusan masalah
Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang perlu dicari jawabannya.
1. Bagaimana kesulitan belajar membaca permulaan pada siswa kelas 1 SD
Aisyiyah Qurrota A’yun, Pekalongan?
2. Bagaimana kesulitan belajar menulis permulaan pada siswa kelas 1 SD
Aisyiyah Qurrota A’yun, Pekalongan?
3. Bagaimana solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan
belajar membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas 1 SD Aisyiyah Qurrota A’yun?
C. Tujuan Penelitian
Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini.
1. Untuk mengetahui kesulitan belajar membaca permulaan pada siswa kelas
1 SD Aisyiyah Qurrota A’yun, Pekalongan
2. Untuk mengetahui kesulitan belajar menulis permulaan pada siswa kelas 1
SD Aisyiyah Qurrota A’yun, Pekalongan.
3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi
kesulitan belajar membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas 1 SD
Aisyiyah Qurrota A’yun, Pekalongan.
D. Manfaat Penelitian
3. Secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para guru maupun
sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
a. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologi meliputi kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Menurut beberapa ahli, keterbatasan neurologis seperti cacat otak
dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat
menyebabkan peserta didik tidak berhasil dalam meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman mereka.
b. Faktor Intelektual
Terdapat hubungan positif antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ
dengan rata-rata peningkatan remedial membaca tetapi tidak semua siswa
yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik.
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang meliputi latar belakang dan pengalaman peserta didik
mempengaruhi kemampuan membacanya. Peserta didik tidak akan
menemukan kendala yang berarti dalam membaca jika mereka tumbuh dan
berkembang di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh
dengan cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka
dengan rasa harga diri yang tinggi.
e. Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, dan kematangan sosial,emosi,
serta penyesuaian diri.
a. Gangguan Internal
Gangguan internal adalah salah satu penyebab kesulitan belajar berasal dari
diri anak itu sendiri. Anak ini mengalami gangguan pemusatan perhatian,
sehingga kemampuan perseptualnya terhambat. Kemampuan perseptual yang
terhambat tersebut meliputi persepsi visual (proses pemahaman terhadap
objek yang dilihat), persepsi auditoris (proses pemahaman terhadap objek yang
didengar) maupun persepsi taktil-kinestetis (proses pemahaman terhadap
objek yang diraba dan digerakkan).
Menurut Rini Utami Aziz (2006: 16), anak yang mengalami kesulitan
membaca biasanya terlihat dari gerakannya saat membaca (ada yang tegang,
gugup, bahkan ada yang menangis) ketika disuruh membaca. Anak sering
mengalami kekeliruan dalam mengenal kata-kata sehingga untuk memahami
kalimat pun jauh dari harapan. Sering terjadi antara kalimat yang ditanyakan dan
jawaban tidak cocok. Menurut Rini Utami Azis (2006: 16), beberapa ciri khusus
anak berkesulitan membaca di antaranya:
1. Factor internal
a. Kurangnya minat siswa untuk membaca
b. Siswa kurang mengenal huruf
c. Siswa kurang bisa membedakan antar huruf b, d, dan p
d. Terbiasa membaca kata demi kata
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah Kurangnya inovasi pendidik dalam memberikan pembelajaran
Enam faktor di atas tidak berdiri sendiri dan mempunyai peran dalam
munculnya kesulitan belajar. Hal ini mengindikasikan bahwa guru memerlukan
kejelian dalam melihat permasalahan belajar anak. Tidak sedikit dari siswa
berkesulitan belajar muncul sebagai anak underachiever yang sebetulnya
mempunyai potensi besar untuk berhasil dalam bidang akademik.
a. Hambatan Akademik
Hambatan akademik pada sebagian besar anak berkesulitan belajar terkait erat
dengan keterbatasan dalam hal bahasa, perhatian, kognitif, ingatan serta sosial
emosional (Smith, 1998).
c. Kondisi Psikologis
Kesulitan belajar anak berdampak negatif pada kondisi psikologis siswa
berkesulitan belajar yang mencakup konsep diri, penghargaan diri, motivasi
belajar. Konsep diri yang rendah menyebabkan semangat untuk belajar menjadi
rendah dan kemungkinan untuk mengatasi kesulitan belajar menjadi kecil.
Kondisi ini seperti ‘lingkaran setan’ yang menghadapkan anak pada situasi yang
buruk untuk masa depan mereka. Harwell (2001: 37) mengemukakan bahwa anak
berkesulitan belajar mempunyai konsep diri dan penghargaan diri yang sama
dengan anak-anak lain dalam hal non akademik tetapi mereka merasa lebih rendah
dengan teman-teman yang lain dalam hal akademik. Lackaye dan Margalit (2006)
juga menemukan anak dengan kesulitan belajar lebih sering merasa sendiri dan
mempunyai perasaan negatif/situasi hati yang tidak baik. Menurut Maag & Reid
(2006), hal tersebut dapat berkembang lebih jauh ke arah depresi dan
kecenderungan bunuh diri.
A. KerangkaPikir
B. Definisi Istilah
2. Membaca Permulaan
Membaca permulaan adalah suatu aktivitas untuk mengenalkan rangkaian
huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang dipelajari oleh siswa kelas 1 dan 2
dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan
tulisan dengan intonasi yang tepat.
F. Pertanyaan Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010 hlm 21) PTK atau Classroom Action Research (CAR)
adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Penelitian
tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset- tindakan...”, yang
dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Menurut Kunandar (2012) penelitian tindakan
kelas memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah (1) Untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas (2) peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas
secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat (3)
peningkatan relevansi pendidikan (4) sebagai alat traning in-service (5) sebagai
alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem
pembelajaran yang berkelanjutan (6) peningkatan mutu hasil pendidikan melalui
perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis
keterampilan dan meningkatkan motivasu belajar siswa (7) Meningkatkan sikap
profesional pendidik dan tenaga kependidikan (8) Menumbuhkembangkan budaya
akademik di lingkungan sekolah (9) Peningkatan efisiensi pengelolan pendidikan.
(hlm 63)
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian
Gambar 1.1 desain penelitian
Siklus I
Perencanaan
Tindakan Pengamatan
Refleksi
Siklus II
Perencanaan
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini diadakan di sebuah Sekolah Dasar yang
berada di Desa Kraton, Kota Pekalongan Jawa Tengah
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas 1 dengan
jumlah siswa 9 orang dengan jumlah subjek yang akan diteliti sebanyak 9
orang.
E. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah pada semester dua
tahun ajaran 2023/2024 yang dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan
Maret. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada miggu pertama
bulan maret yang akan diawali dengan siklus I, kemudian untuk siklus II
dilaksanakan pada minggu pertama bulan februari. Begitupun dengan siklus III
yang akan dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Februari..
F. Instrumen Penelitian
a. Instrumen Pembelajaran
2. Teks Bacaan
Teks bacaan, dibuat untuk melatih siswa membaca menggunakan
metode kata. Teks bacaan tersebut tidak seperti teks bacaan pada
umumnya teks bacaan tersebut berupa kata-kata yang harus dibaca
oleh siswa.
b. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari post test.
Post test diberikan pada akhir siklus untuk mengukur kemampuan
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung akan menghasilkan perubahan
yang diinginkan.
3. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan, dalam penelitian ini yang dimaksud catatan
lapangan adalah bukti otentik yang berupa catatan pokok, atau
catatan terurai tentang proses yang terjadi dilapangan sesuai dengan
fokus penelitian.
G. Prosedur Penelitian
a. Tahap Pendahuluan
b. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti merancang sebuah
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode kata untuk
meningkatkan ketrampilan membaca siswa kelas 1 dalam tiga
siklus. Tahap selanjutnya adalah mengembangkan materi
pembelajaran, menyiapkan alat atau media yang akan digunakan
saat pembelajaran menyiapkan instrumen tes, menyiapkan
instrumen penelitian dan lain sebagainya.
d. Tahapan Tindakan
Tahap- tahap yang dilakukan dalam pelaksanana ini adalah
mengikuti model Kemmis dan McTaggart. Model Kemmis dan
McTaggart memiliki empat tahapan pada setiap siklusnya yaitu
terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Siklus I
1) Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, peneliti melakukan
persiapan perencanaan diantaranya sebagai berikut :
a) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b) Membuat media pembelajaran.
c) Membuat isntrumen yang digunakan dalam siklus PTK.
d) Membuat alat evaluasi pembelajaran
2) Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan adalah dengan menerapkan metode kata
berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Adapun langkah dalam pelaksanaan ini adalah :
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah di buat.
2. Pada akhir pembelajaran di lakukakan evaluasi ( evaluasi
dilakukan menggunakan bahan bacaan yangdimulai dari
kata yang di kupas menjadi suku kata dan huruf yang
kemudian huruf tersebut dirangkai menjadi suku kata dan
kata)
3) Pengamatan (Observation)
Pengamatan berlangsung pada saat kegiatan pembelajaran, hal
ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui situasi belajar
yang terjadi saat pembelajaran berlangsung.Kegiatan
pengamatan ini adalah :
1. Melakukan observasi dengan lembar observasi.
2. Menilai hasil tindakan dengan lembar observasi yang
dilakukan oleh guru dan teman sejawat. Hal yang di
observasi adalah perilaku siswa saat pembelajaran,
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
4) Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan untuk menentukan, mengkaji, dan
merenungkan kembali informasi awal berkenaan dengan
aktivitas yang tidak tampak dari pembelajaran membaca
permulaan dengan menggunakan metode kata yang telah
dilakukan.
Siklus II
Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri
dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi. Siklus ini merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya dan
hasil dari refleksi dari siklus pertama.
1) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama.
2) Pelaksanaan (Acting)
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan metode kata
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil
refleksi siklus pertama.
3) Pengamatan (Observation)
Peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran melalui penerapan metode kata.
4) Refleksi (Reflection)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua
dan membuat perencanaan untuk siklus ketiga
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diungkapkan proses hasil dan pembahasan penelitian.
Sesuai dengan tujuan penelitian penulis yaitu mengenai peningkatan kemampuan
membaca permulaan melalui metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Aisyiyah Qurrota A;yun. Pada penelitian ini urutan langkah
metode SAS yang di terapkan
adalah:
1. Guru bercerita atau melakukan tanya jawab dengan siswa sesuai dengan sub tema yang dibahas.
2. Siswa mengamati gambar yang disediakan oleh guru.
3. Siswa membaca sebuah kalimat utuh melalui gambar (struktural).
4. Siswa menguraikan sebuah kalimat menjadi kata (analisis).
5. Siswa menguraikan kata menjadi suku kata.
6. Siswa menguraikan suku kata menjadi huruf.
7. Siswa menggabungkan huruf menjadi suku kata (sintesis).
8. Siswa menggabungkan suku kata menjadi kata.
9. Siswa menggabungkan kembali menjadi kalimat utuh.
A.Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu Siklus I dan
Siklus II. Setiap Siklus terdiri atas rencana yaitu merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran, tindakan dan observasi yang dilaksanakan
secara berlangsung dengan menyajikan data hasil observasi guru dan Siswa,
dan yang terakhir refleksi yaitu untuk merangkum hasil tindakan dan
mengkaji hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dalam penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 4 Maret
2024- Selasa 5 maret 2024 dalam dua kali pertemuan yang terdiri
dari rencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi.
a. Rencana
TABEL 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus I
Aspek Terlaksana
Kegiatan Uraian fakta Tindakan guru
Kegiatan Ya Tidak
Kegiatan Membuka Guru memasuki kelas dengan
awal kegiatan mengucapkan salam dan
√ membuka pembelajaran
pembelajaran
dengan membaca do’a Bersama
Mengecek Guru menanyakan kabar
kehadiran siswa √ siswa sekaligus mengabsen
siswa.
Tepuk semangat. Guru mengajak berdinamika
√
dengan tepuk semangat
Guru Guru memeriksa kerapihan
mempersiapkan pakaian, dan posisi tempat
√
untuk memulai duduk disesuaikan dengan
pembelajaran. kegiatan pembelajaran.
Guru √ Guru menyampaikan
menyampaikan kompetensi dan tujuan
kompetensi dan pembelajaran kepada siswa
tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Guru melakukam kegiatan
apersepsi. √ apersepsi untuk menggali
pengetahuan awal siswa.
Mengamati Guru menunjukan satu
gambar dan disertai kalimat
√ sederhana yang ditempelkan
di papan tulis. (kalimat
“Rumah bersih”)
Menanya Guru memberikan pertanyaan
√ kepada siswa“Gambar apa
yang kalian lihat?”.
Guru memberikan
√ kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Mencoba Guru mencontohkan cara
membaca kalimat sederhana
yang sesuai dengan metode
√
SAS dengan suara yang
nyaring dan intonasi yang
jelas.
Menalar Guru menunjuk salah satu
siswa maju ke depan untuk
membaca dengan suara
√ nyaring dan intonasi yang
jelas yang telah di contohkan
oleh guru yang sesuai dengan
metode SAS.
Mengkomunikasikan Guru menunjukan media
gambar yang berbeda dan
√ bertuliskan kalimat sederhana
di papan tulis sebagai uji tes
individu sesuai metode SAS.
Guru menyebutkan nama
siswa satu-persatu maju ke
depan untuk melakukan uji
tes keterampilan membaca
√
yang telah dicontohkan oleh
guru sesuai dengan metode
SAS dan guru memberikan
Penilaian
TABEL 4.2 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I
Aspek kegiatan kegiatan terlaksana Uraian Tindakan siswa
Ya Tidak
Membuka Siswa menjawab salam dari
kegiatan √ guru dan membaca do’a
pembelajaran bersama.
Tepuk semangat Siswa berdinamika tepuk
√ semangat yang di pandu oleh
guru.
Siswa Siswa segera memeriksa
mempersiapkan kerapihan pakaian, dan posisi
Kegiatan awal
diri untuk √ tempat duduk disesuaikan
memulai dengan kegiatan
pembelajaran. pembelajaran
Mengetahui Siswa mendengarkan
kompetensi dan penjelasan dari guru terkait
tujuan √ kompetensi dan tujuan
pembelajaran pembelajaran yang telah
disampaikan
Kegiatan inti Mengamati Siswa mengamati satu
gambar disertai kalimat
sederhana yang bertuliskan
√ kalimat “Rumah bersih”
sesuai metode SAS yang
telah ditempelkan di papan
tulis oleh guru
Menanya √ Siswa bertanya kepada guru
Mencoba Siswa mengikuti cara
membaca yang telah di
√
contohkan oleh guru sesuai
dengan metode SAS
Menalar Siswa maju ke depan untuk
membaca dengan suara
nyaring dan intonasi yang
√
jelas yang telah di contohkan
oleh guru yang sesuai dengan
metode SAS
Mengkomunikas Siswa satu-persatu maju ke
ikan depan untuk melakukan uji
tes keterampilan membaca
√
yang telah dicontohkan oleh
guru sesuai dengan metode
SAS.
Siswa membaca kalimat
sederhana yang bertuliskan
√ “Bergotong royong” dan
disertai oleh gambar
(kegiatan struktural)
√ Siswa menguraikan kalimat
sederhana menjadi kata, suku
kata, dan huruf (kegiatan
analisis) dan dihubungkan
kembali menjadi kalimat
semula dengan tahapan
penggabungan dari huruf,
suku kata, kata dan kalimat
utuh (kegiatan sintetik)
Kegiatan Siswa melakukan refleksi
reflekasi. dan menyimpulkan meteri
√ pembelajaran yang telah
disampaikan oleh guru secara
Kegiatan penutup
bersama.
Menutup Siswa menutup pembelajaran
pembelajaran. √ dengan membaca do’a
bersama
Gambar 1.1
Presentase Ketuntasan
siklus 1
80%
40%
0%
TUNTAS BELUM
TUNTAS
Dari Gambar di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang sudah tuntas atau
sudah mencapai KKM dalam pembelajaran siklus I sebanyak 7 siswa (88%),
sedangkan yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 2 siswa
(11%). Dari data hasil siswa yang tuntas hanya 88% itu berarti masih belum
mencapai indikator keberhasilan klasikal atau tidak berhasil. Hal ini menjadi
masalah yang perlu dilakukan perbaikan.
c. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi aktivitas kegiatan belajar mengajar guru,
hasil belajar siswa dan hasil tes belajar pada Siklus I, pelaksanaan tindakan
pada Siklus I ini masih kurang berhasil. Karena adanya masalah-masalah
yang menjadi kendala dalam pembelajaran dan perlunya diadakan refleksi untuk tindakan selanjutnya. Adapun
hal-hal yang direfleksikan ke dalam
tindakan Siklus II antara lain sebagai berikut:
2. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dalam penelitian ini
dilakukan pada hari Jum’at, 17 Mei 2019 – Sabtu, 18 Mei 2019. Adapun
langkah dalam penelitiannya sebagai berikut:
1. Rencana
Berdasarkan refleksi pada Siklus I peneliti dan guru merencanakan
tindakan kedua yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran pada siklus I dengan harapan
siswa mengalami peningkatan
dalam kemampuan membaca permulaan.
Sesuai dengan Tabel 4.3, maka perbaikan yang dilakukan pada Siklus
II adalah pada tahap perencanaan ini peneliti menyiapkan rancangan suatu
kegiatan pembelajaran yang lebih menarik lagi, dan efektif dalam
penerapan metode SAS yang maksimal. Di dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) pada Siklus II ini terdapat beberapa perubahan dalam
penerapan metode SAS yaitu dari awal pembelajaran siswa di tuntut untuk
lebih ceria sehingga guru dan siswa menyanyikan lagu yang berjudul
“Gemar Membaca” agar siswa termotivasi dan pembelajaran menjadi
menyenangkan. Kemudian guru memberikan dua contoh soal atau gambar
yang lebih menarik dan guru memberikan soal tes keterampilan membaca
dengan memberikan pembelajaran kontekstual atau dikaitkan dengan
kehidupan mereka sehari-hari sehingga memberikan solusi kepada siswa
agar lebih mudah paham ketika membaca kalimat sederhana. Peneliti juga
memberikan perlakuan yang khusus atau membimbing pada siswa-siswi
yang belum terlihat ikut serta atau bermasalah dalam kegiatan
pembelajaran. Guru lebih menekankan kepada siswa untuk berani
mengajukan pertanyaan kepada guru apabila siswa belum mengerti, untuk
menyiasatinya guru memberikan stimulus berupa verbal maupun non verbal
agar siswa termotivasi berani untuk bertanya, dan guru memberikan reward
kepada siswa yang berani maju ke depan untuk membaca. Indikator yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah
siswa mampu membaca permulaan
sesuai dengan langkah metode SAS yaitu mulai dari membaca kalimat utuh
– kata - suku kata - huruf dan kembali ke kalimat utuh dengan suara
nyaring dan intonasi yang jelas.
TABEL 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus II
Terlaksana
Aspek Kegiatan Kegiatan Urian fakta Tindakan guru
Ya Tidak
Kegiatan awal Membuka Guru memasuki kelas dengan
kegiatan mengucapkan salam dan
pembelajaran. membuka pembelajaran
dengan membaca do’a
bersama
Mengecek Guru menanyakan kabar
kehadiran siswa. siswa sekaligus mengabsen
siswa
Tepuk semangat Guru mengajak berdinamika
dan bernyanyi. dengan tepuk semangat dan
bernyanyi yang berjudul
“Gemar Membaca
Guru Guru memeriksa kerapihan
mempersiapkan pakaian, dan posisi tempat
untuk memulai duduk disesuaikan dengan
pembelajaran kegiatan pembelajaran
Guru Guru menyampaikan
menyampaikan kompetensi dan tujuan
kompetensi dan pembelajaran kepada siswa
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Guru melakukam kegiatan
Aperseps apersepsi melalui
pembelajaran kontekstual
untuk menggali pengetahuan
awal siswa yang mengaitkan
materi dengan kehidupan
sehari-hari
Kegiatan Inti Guru menunjukan dua
gambar dan disertai kalimat
sederhana yang ditempelkan
Mengamati
di papan tulis (kalimat “Piket
kelas” dan kalimat “Sekolah
sehat”)
Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa“Gambar apa
yang kalian lihat?”
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
menanya
untuk bertanya
Guru memberikan reward
berupa verbal maupun non
verbal bagi siswa yang
mengajukan pertanyaan
Guru mencontohkan cara
membaca kalimat sederhana
yang sesuai dengan metode
Mencoba
SAS dengan suara yang
nyaring dan intonasi yang
jela
Guru menunjuk beberapa
siswa maju ke depan untuk
membaca dengan suara
nyaring dan intonasi yang
jelas yang telah di contohkan
oleh guru yang sesuai dengan
menalar
metode SAS
Guru memberikan reward
berupa verbal maupun non
verbal bagi siswa yang berani
maju kedepan untuk
membaca
Mengkomunikasikan Guru menunjukan media
gambar yang berbeda dan
bertuliskan kalimat sederhana
di papan tulis sebagai uji tes
individu sesuai metode SAS
62
√
Guru menyebutkan nama
siswa satu-persatu maju ke
depan untuk melakukan uji
tes keterampilan membaca
yang telah dicontohkan oleh
guru sesuai dengan metode
SAS dan guru memberikan
penilaian.
Kegiatan refleksi Guru melakukan refleksi dengan
melibatkan siswa sekaligus membuat
kesimpulan
Menyampaikan .Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pembelajaran pada pertemuan
pada pertemuan berikutnya
berikutnya
Kegiatan penutup
Memberikan Guru memberikan apresiasi
apresiasi kepada kepada siswa atas partisipasi
siswa dan semangat mengikuti
pelajaran
Menutup Guru menutup pembelajaran
pembelajaran dengan membaca Do’a
bersama.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus II
GAMBAR 1.2
Presentase ketuntasan siklus 2
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
TUNTAS BELUM
TUNTAS
Dari Gambar di atas dapat dikatakan bahwa siswa yang sudah tuntas
atau sudah mencapai KKM dalam pembelajaran siklus II sebanyak 8
siswa (96%). Sedangkan yang belum tuntas atau belum mencapai KKM
sebanyak 1 siswa (4%). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa
pada nilai tes tahap siklus II hampir semua siswa mencapai nilai KKM dan
89% telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukan bahwa
penerapan metode SAS dalam meningkatkan kemampuan membaca
permulaan di SD Aisyiyah Qurrota A’yun sudah mencapai indikator keberhasilan
secara klasikal atau di katakan berhasil.
E. Refleksi
Gambar 1.2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA 41
DAFTAR PUSTAKA
Doraini, A. I. (2018). Tafsir Ayat Pendidikan Dalam QS Al-‘Alaq Ayat 1-5 Menurut Quraish Shihab
(Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung)
Wabang, R. J. (2017). Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (Studi Kasus pada Kelas 1 Sekolah
Dasar Negeri Mauwaru Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo) (Doctoral dissertation, UNS (Sebelas
Maret University))
Bab, I. (1784). PENDAHULUAN latar belakang.
ASTRI, M. D. (2023). PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK
SINTETIK) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN SISWA KELAS I (Doctoral
dissertation, Universitas_Muhammadiyah_Mataram)
Widiyanti, D., & Darmiyanti, A. (2021). Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak Usia 4-5
Tahun Melalui Metode Bermain Flash Card. Al Athfal: Jurnal Kajian Perkembangan Anak Dan Manajemen
Pendidikan Usia Dini, 4(2), 16-29
Ratnasari, W. T. (2017). MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL
MENGGUNAKAN KARTU KATA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING (Doctoral dissertation,
FKIP UNPAS).