Anda di halaman 1dari 3

Mengatasi Global Warming Dengan Melakukan Green Chemistry (Kimia Hijau)

Alifa Nur Aulia Azzahra, Luqyana Syifa Syauqiyyah, Nada Naufa Karimah

Pada era modern saat ini, banyaknya peningkatan pembangunan kota, pusat industri dan
meningkatnya jumlah transportasi yang semakin berkembang. Hal ini menyebabkan
perubahan kualitas udara semakin buruk karena adanya pencemaran udara yang ditimbulkan
(Ismiyati et al., 2014:242). Perkembangan tersebut menimbulkan adanya zat dari pencemaran
udara yang berbentuk gas-gas atau partikel-partikel kecil, sehingga dapat memberikan
dampak yang berkelanjutan terhadap kelestarian alam dan kesehatan manusia (Higde, et al.,
2017:254).
Salah satu contoh yang menimbulkan pencemaran udara adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang merupakan sekumpulan zat kimia dari hasil proses industry dan mempunyai sifat-sifat
tidak beracun , tidak dapat dibakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Selain itu
CFC juga merupakan salah satu gas rumah kaca. Dampak negatif atau kerugian yang dapat
ditimbulkan dari penggunaan CFC bukan hanya efek gas rumah kaca, tetapi juga dapat
menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim (Higde et al., 2017:255).
Green chemistry merupakan suatu konsep yang mendorong rancangan dari sebuah produk
ataupun proses yang mengurangi penggunaan dan produksi zat-zat berbahaya. Dengan
adanya praktik kimia hijau, dapat dilakukannya misi penyelamatan bumi. Karena seperti yang
terlihat banyak sekali sampah anorganik yang dihasilkan oleh industri terutama industri
rumah tangga seperti penggunaan AC yang menyumbang CFC sehingga menyebabkan efek
gas rumah kaca bahkan pemanasan global di dunia. Penumpukan sampah anorganik yang
dikelola dengan tidak baik juga dapat membahayakan lingkungan dan menyebabkan
terjadinya peningkatan kadar karbon di udara sehingga berpengaruh terhadap pemanasan
global (anonymous 2022).
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di
bumi akibat terjadinya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama
kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ±
0.18 °C (Lim et al. 2007).
Pemanasan global dapat ditanggulangi dengan green chemistry. Dengan menerapkan
konsep green chemistry penyumbangan gas-gas penyebab efek rumah kaca atau pemanasan
global akan berkurang. Tetapi semua itu tidak mungkin dilakukan secara instan. Green
chemistry harus dilakukan dengan baik dan konsisten agar pemanasan global di udara
memulih atau berkurang sedikit demi sedikit.
Green chemistry dapat didefinisikan sebagai pembentukkan produk kimia untuk
mengurangi dan meniadakan penggunaan senyawa berbahaya. Green chemistry
menggunakan penelitian inovatif untuk pengembangan teknologi hijau alternatif dan
berkelanjutan. Green chemistry yaitu konsep ilmu bercabang yang mencoba untuk
mengurangi dampak bahan kimia berbahaya terhadap linkugan dan kesehatan manusia.
Penelitian pertama tentang green chemistry terjadi pada 1990-an.
Aspek green chemistry adalah meminimalkan zat berbahaya, penggunaan katalis reaksi
dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang
dapat diperbaharui, peningkatan efisiensi atom, penggunaan pelarut yang ramah lingkungan
dan dapat di daur ulang. Green chemistry bertujuan mengembangkan proses kimia dan
produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan
( Prabawati, 2015 ).
Mengingat konsep dan pendekatan green chemistry sebagai pendekatan untuk
pencegahan pencemaran akibat bahan-bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan
kesehatan, perlu dipikirkan bagaimana menerapkan konsep dan gagasan green chemistry ini
dalam penanggulangan pemanasan global yang di sebabkan oleh CFC.

Penggunaan kimia hijau dalam mengurangi CFC dapat menghasilkan suatu produk
baru yang lebih aman serta efisien sebagai pengganti CFC, proses ini dapat dilakukan dengan
menerapkan beberapa prinsip kimia hijau yang sesuai yaitu mencegah limbah, menggunakan
sintesis kimia yang kecil bahaya nya, serta mendesain efisiensi energi.

Pencegahan limbah terhadap CFC dilakukan untuk menggganti zat zat berbahaya di
dalamnya menjadi lebih aman agar ketika gas di lepas ke atmosfer dan terakumulasi dengan
stratosfer tidak menipiskan lapisan ozon yang ada di stratosfer.

Dalam konsep kimia untuk pengembangan berkelanjutan, kita harus selalu


memikirkan pilihan yang lebih aman dan lebih baik pada pilihan maupun proses kimia.
Penggantian kloroluorokarbon dengan hidrokloroluokarbon (HCI FC) dan hidroluorokarbon
(HFC) yang lebih aman untuk mencegah resiko besar terkait lapisan ozon. Pengurangan
penggunaan bahan bakar fosil dan pengembangan pestisida yang lebih aman bagi lingkungan
membuat perubahan besar.
DAFTAR PUSTAKA
Lim, Seong Il, Dong Ho Park, Seung Jae Lee, Seung Soo Han, and Myeon Song Choi. 2007.
“Reliability Enhancement Scheme for IEC61850 Based Substation Automation System.”
Power Plants and Power Systems Control 2006 207–11. doi: 10.1016/B978-008046620-
0/50035-9.

Anda mungkin juga menyukai