Anda di halaman 1dari 7

ESENSI TOBAT DALAM KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM

Bidang Penelitian: Keagamaan

Disusun oleh:

1. Muhammad Kaisal Adin


2. Syahrul Anwar

Asal sekolah

MTs Al Munawaroh
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat taubat yaitu perasaan hati yang menyesali perbuatan maksiat yang
sudah terjadi, lalu mengarahkan hati kepada Allâh Azza wa Jalla pada sisa usianya
serta menahan diri dari dosa. Melakukan amal shaleh dan meninggalkan larangan
adalah wujud nyata dari taubat. Seseorang dianggap bertaubat jika ia kembali
kepada Allâh Azza wa Jalla dan melepaskan diri dari belenggu yang membuatnya
terus-menerus melakukan dosa.
Pada hakikatnya manusia sering melakukan kesalahan yg bisa membawanya
kepada kelalaian yg apabila didiamkan maka akan berdampak negatif kepada
akidahnya sehingga menimbulkan murkanya allah.
Karena itu manusia sangat butuh tobat sebagai ungkapan kelemahannya di
hadapan Tuhan. Dan juga menimbulkan dampak positif sehingga allah akan
memberikan hidayah yang karena itu bisa menjauhkan dosa yg kita kerjakan
sebelum bertaubat. Dengan bertobat, seorang muslim akan diampuni segala
dosanya oleh allah SWT. Dengan kata lain, allah sangat maha pemaaf pada
hambanya yang bertobat.
Di zaman sekarang, terkadang esensi tobat hanya dijadikan sebagai
permainan saja. Hal ini terbukti dengan maraknya seorang muslim selalu
melaksanakan maksiat dan tidak bertobat hingga akhir hayatnya. Di sisi lain, banyak
seorang muslim yang bertobat akan tetapi tobat tersebut hanyalah tobat yang main-
main, atau disebut juga dengan tobat sambel. Hal ini perlu diketahui esensi tobat
yang seperti apa agar bisa diterima oleh allah SWT.
Maka dari itu, haruslah diketahui esensi tobat yang harus diterapkan oleh
seorang muslim agar tobat tersebut diterima oleh allah sebagai Taubatan Nasuha.
Dari hal tersebut penulis mengangkat tema sederhana dengan judul “Esensi Tobat
dalam Kehidupan Seorang Muslim”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, disebutkan bahwa terkadang seorang muslim
tidak mengetahui maksud dan esensi tobat. Tobat sendiri adalah pekerjaan yang
harus dilakukan oleh semua muslim. Agar umat muslim tetap berjalan di koridor yang
telah allah tetapkan. Maka, agar penelitian ini dapat terfokus, penulis mengangkat
masalah menjadi arah kajian, yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana esensi tobat dalam kehidupan seorang muslim?
2. Bagaimana menerapkan esensi tobat tersebut agar dapat diterima oleh allah
SWT?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana esensi tobat dalam kehidupan seorang muslim.
2. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan esensi tobat tersebut agar dapat
diterima oleh allah SWT

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini yaitu;
Mampu memberikan kontribusi pemikiran bagi pelajar yang selalu
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman karena berpengaruh bagi masa
depannya. Dan mampu memberikan pengajaran sehingga membuahkan
keimanan dan ketakwaan yg kokoh

2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini bisa mengembangkan penulis dalam membuat
satu karya tulis sehingga dapat terus menyebarkan pengetauan dalam
sebuah karya tulis.
b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi suatu pengetahuan sehingga
pembaca termotivasi untuk senantiasa melakukan taobat ketika melakukan
perbuatan maksiat.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini bisa menjadi pelajaran (IBROH) yang
membuat luang lingkup masyarakat dituntun oleh ajaran agama islam salah
satunya bertaubat.

E. Kajian teori
Pengertian taubat;
Secara etimologi, Kata tobat berasal dari Bahasa Arab yakni taubah: taaba-
yatuubu-taubatan yang berarti rujuk, kembali, atau kembali dari jalan yang jauh ke
jalan yang lebih deket kepada Allah subhanu wa ta`ala. Arti tobat menurut istilah para
ulama, ialah membersihkan hati dari segala dosa.

Di cantumkan dalam Kamus Arab Indonesia karya Mahmud Yunus, terdapat


kata taubat, Taaba (bertaubat), Yatuubu (menyesal atas memperbuat dosa),
Taubatan (taubat, kembali); Taa’ibun (yang bertaubat). Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata taubat diartikan sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan yang
salah atau jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan.

Kesimpulan dalam kajian teori ini adalah bahwasanya taubat artinya yaitu
kembali. Maksud dari kata kembali ialah dari asalnya jauh dari tuhan sehinnga
kembali kepada tuhanya.

F. Penelitian Terdahulu
Di dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa pendapat ulama mengenai
taubat, Antara lain:
Menurut Ibnul Qoyyim: taubat yang dapat mengantarkan pada kesehatan jiwa
adalah taubatan nasuha, karena memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. bertaubat dari seluruh dosa, sehingga tidak ada satupun yang tidak terkena
dengan taubat.
2. menanam kemauan yang tulus dan total untuk taubat, tidak ada keraguan
Menurut Ibnu Qudamah Al Maqdisi: Taubat mencakup penyerahan diri seorang
hamba kepada Rabbnya, kembali kepada Allah dan konsisten menjalankan ketaatan
kepada Allah.
Firman allah sebagai berikut;
‫َٰٓل‬
‫ِإاَّل ٱَّلِذيَن َت اُبو۟ا َو َأْص َلُحو۟ا َو َبَّي ُنو۟ا َف ُأ۟و ِئَك َأُتوُب َع َلْي ِه ْم ۚ َو َأَن ا ٱلَّت َّو اُب ٱلَّر ِحيُم‬

Artinya: kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya
dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. (Surat Al-Baqarah
Ayat 160.)
Kecuali orang-orang yang mau kembali kepada Allah dan memohon ampunan
kepada Allah atas dosa-dosa mereka, dan melakukan perbaikan terhadap apa yang
telah mereka rusak, dan mereka Sebutkan dan jelaskan apa apa yang mereka
sembunyikan, maka Aku menerima taubat mereka dan Aku mengampuni mereka,
dan Aku adalah Dzat Yang Maha menerima taubat orang-orang yang bertaubat dari
hamba hamba Ku, maha pengasih terhadap mereka, sebab Aku telah memberikan
Taufik kepada mereka untuk bertaubat dan kemudian Aku menerima Taubat dari
mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Kecuali orang-orang yang bertaubat dari tindakan menyembunyikan ayat-ayat yang
jelas tersebut dan memperbaiki amal perbuatan mereka, baik lahir maupun batin,
serta memberikan keterangan yang jelas perihal kebenaran dan petunjuk yang telah
mereka sembunyikan tersebut. Mereka itu akan Ku terima taubatnya. Dan Aku
adalah Tuhan Yang Maha Menerima taubat para hamba yang mau bertaubat lagi
Maha Penyayang kepada mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Tetapi kecuali orang-orang yang bertaubat dari kebisuan itu, yang mau memperbaiki
kerusakan mereka, dan menerangkan apa yang dijelaskan oleh Allah dalam kitab-
kitabNya kepada manusia, maka mereka tidak layak untuk dilaknat. Allah menerima
taubat mereka. Dialah Dzat yang Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang bagi
orang-orang yang bertaubat (Tafsir al-Wajiz)
‫( ِإاَّل اَّلِذيَن َت اُبو۟ا‬kecuali mereka yang telah taubat) Ini adalah pengecualian bagi orang-
orang yang bertaubat dari perbuatan mereka menyembunyikan kebenaran, bagi
orang-orang yang memperbaiki ketika membuat kerusakan, dan bagi orang yang
menjelaskan kepada manusia apa yang dijelaskan Allah dalam kitab-Nya; dan
mereka inilah orang-orang yang tidak berhak mendapatkan laknat. (Zubdatut Tafsir)

G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat kualitatif. Menurut Erickson (1968), penelitian
kualitatif adalah penelitian yang berusaha untuk menemukan dan
menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari
tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka. Metode yang digunakan
dalam penelitia ini adalah metode gabungan studi pustaka dan lapangan.
Peneliti ini menggunakan pendekatan living sunnah. Pendekatan menggunakan
adalah living sunnah yaitu studi tentang fenomena sosial muslim yang terkait
dengan hadis Nabi. Hal tersebut sebagai aktivitas lisan dan perilaku umat Islam
dalam lokal tertentu sebagai objek penelitian. Penelitian fenomena sosial muslim
yang bisa dimasukkan dalam kajian studi hadis adalah penelitian dimana
aktivitas tersebut dikaitkan oleh si pelaku sebagai aplikasi dari meneladani Nabi
atau teks-teks hadis (sumber-sumber yang jelas) atau yang diyakini ada.
1. Subjek penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian, adalah orang, tempat, atau benda yang
diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran ( Kamus Bahasa
Indonesia, 1989: 862). Adapun subyek penelitian dalam tulisan ini, adalah
Santri pondok Pesantren Persatuan Islam No 36 Al Munawaroh Plered,
Purwakarta.
2. Teknik pengumpulan dan alat pengumpulan data
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara interview
(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan
ketiganya Sugiyono (2017:137). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian adalah menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono
(2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kuesioner atau angket tertutup, karena responden hanya tinggal
memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh seorang yang
melakukan suatu penelitian guna mengukur suatu fenomena yang telah
terjadi. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner yaitu daftar pernyataan yang disusun secara tertulis yang
bertujuan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban para
responden. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala
likert yang digunakan dalam penelitian ini yaitu minimum skor 1 dan
maksimum skor 4, dikarenakan akan diketahui secara pasti jawaban
responden, apakah cenderung kepada jawaban yang setuju maupun yang
tidak setuju. Sehingga hasil jawaban responden diharapkan lebih relevan,
Sugiyono (2014:58).
3. Rencana analisis data
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Peneliti merancang sekelompok orang yang akan dijadikan sampel.
2) Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian.
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian.
2) Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan instrumen
penelitian.
c. Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan.
d. Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan
melaporkan hasil-hasil penelitian.

H. Jadwal Penelitian
No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Mencari bahan data proposal penelitian 14 – 18 Mei
2 Menulis dan meneliti proposal penelitian 10 – 14 Mei
3 Mengupload proposal penelitian 19 Mei
4 Membuat power point untuk presentasi 30 Mei – 4 Juni
proposal penelitian
5 Membuat video persentasi proposal 5 – 8 Juni
penelitian
6 Mengupload video persentasi 10 Juni
7 Bimbingan penelitian 17 Juni
(Rutin dua hari sekali)
8 Pelaksanaan penelitian 18 juni – 1 Agustus
9 Finishing penelitian 2 Agustus
10 Presentasi hasil penelitian 12 Agustus

I. Daftar pustaka
Nawawi, Muhyiddin Abi Zakariya Yahya Ibn Sharaf al, Riyadhus shalihin min kalam
sayyid al mursalin, Beirut: Dar al Fikr, 1994
Isa, Abdul Jalil, Al Mushaf al-Muyassar, Cet.4, Beirut: Dar asy-Syuruq., 1969
Al-Muzani, Imam, Kitab Al-Mukhtashar, [Tempat terbit tidak teridentifikasi]: [penerbit
tidak teridentifikasi], [tahun terbit tidak teridntifikasi]
Karim, abdurahman, Al-Wajiz fi syarhi al-Qawa'id al-fiqhiyyah fi asy, Pustaka Al
Kautsar
Muhammad Sulaiman Al-Asqar, Tafsir Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir, (Dar an-
Nafais)

Anda mungkin juga menyukai