Anda di halaman 1dari 10

MACAM-MACAM NAJIS

Makalah Disusun untuk memenuhi Tugas


Mata Kuliah Studi Fiqih
Dosen Pengampu: Mohamad Ma’mun, M.H.I

Disusun oleh:
Irma Juliawati (23109018)
Syarifatul Insaniyah (23109019)

PRODI JURNALISTIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt, yang telah
mencurahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh umat manusia
terkhusus kepada penulis sehingga saya bias menyelesaikan tugas makalah
Studi Fiqih tentang “MACAM-MACAM NAJIS” dengan tepat waktu yang
sudah diberikan.

Sebagai penyusun makalah ini, penulis sadar bahwa masih banyak sekali
kekurangan yang penulis buat, baik dari segi penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian. Penulis berharap makalah yang telah disusun ini bias
memberikan manfaat untuk penulis dan pembaca pada umumnya.

Kediri, Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Najis 3-4
B. Macam-Macam Najis 4
C. Cara Mensucikan 4-5
BAB III PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alquran merupakan kitab suci terakhir di muka bumi yang di wahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui perantara malaikat Jibril, diturunkan secara berangsur-angsur
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Berbahasa arab dimulai dari surah al-Fatihah dan di akhiri
surah al-Nass yang membacanya bernilai pahala. Pada masa rosulullah, kandungan
pemahaman terhadap ayat alquran masih berupa kesatuan, atau belum dipilah-pilah menjadi
cabang keilmuan, secara umum kandungan alquran merangkum pembahasan seputar tauhid,
larangan, perintah, kisah-kisah umat pada masa lampau, hal ghaib, hari kiamat dan
pengetahuan lainnya. Salah satu pembahasan yang perlu di perhatikan dalam alquran adalah
tentang najis. Kebanyakan umat islam memahami najis hanya sebatas pemahaman fikih,
yakni merupakan sesuatu yang dapat menghalangi seseorang dari sahnya shalat selama tidak
adanya sesuatu yang dapat meringankan keterhalangannya.1

Hal diatas terjadi sebab pada dasarnya islam sendiri adalah agama yang juga
mementingkan tindakan kesucian dan juga kehalalan. Suci dan juga halal ini sangat penting
bagi kehidupan seorang muslim, sehingga bisa mendapatkan pintu ataupun kunci diterimanya
ibadah seseorang sehingga bisa mendapatkan rahmat dan ridha-Nya.2

Najis sendiri mempunyai aspek yaitu ‘ubudiyah dalam hukum fikih. Jika pengertian najis
jika dilihat dari Bahasa arab yakni setiap benda yang kotor. Sedangkan najis jika menurut
fikih yakni suatu kotoran yang bisa menghalangi jalan menuju sahnya salat dan tidak ada
penolong atau keringanan baginya. Adapun pengertian najis dari ulama bisa dibagi menjadi
dua jikaa dilihat dari zatnya, yaitu najis haqiqiyah dan najis hukmiyah. Tetapi dari pengertian
keduanya para ulama mempunyai pendapat yang tidak sama.

Jika dilihat dari pandangan hukum, najis bisa dibagi menjadi dua, yakni najis ma’fu
dan juga najis ghairu ma’fu. Najis ma’fu mempunyai pengertian yaitu najis yang tidak
menghalangi jalan menuju sahnya shalat dengan adanya toleransi tertentu. Sedangkan najis
ghairu ma’fu yaitu hukum najis yang bisa menghalangi sahnya shalat tanpa adanya toleransi.

1
Rahma Zulfa, (2022), Makna Najis Menurut Al-Zamakhsyari dan Al-Baidawi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh, hal. 1-3
2
Indah Fitriana Sari, Penggunaan Vaksin Meningitis Antara Legalitas dan Formalitas Perspektif Hukum Islam, Al-
Bayan: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, Vol. 1 No. 1, Juni 2021, hal. 51

1
Secara umum, sebenarnya najis manapun bisa mencegah sahnya shalat, tetapi pada keadaan
tertentu terdapat toleransi terhadap najis.3

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian najis?


2. Apa klasifikasi najis beserta implikasi hukumnya?
3. Bagaimana cara mensucikan najis?

C. Tujuan

1. Pembaca bisa mengerti tentang apa itu pengertian najis


2. Pembaca mengerti klasifikasi dan juga implikasi hukum najis
3. Pembaca juga mengerti bagaimana cara mensucikan Najis

BAB II
3
Fildzah Utami, 2023), Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terdapat Jual Beli Sabun Tanah Penyuci Dari Najis,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, hal. 1-2

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Najis

Najis menurut bahasa ialah segala sesuatu yang dipercaya atau dianggap kotor. Jika
menurut istilah najis itu ialah sesuatu ataupun barang yang telah diharamkan. Hakikat najis
jika dari Abi Abdul Mu’thi ialah sifat yang telah melekat pada tempat, seperti halnya badan
ataupun pakaian.4 Adapun beberapa pendapat para ulama terkait najis, yang pertama dari
Sayyid Sabiq najis ialah kotoran, bagi seorang muslim hal ini harus disucikan apa yang telah
dikenainya. Pandangan ulama tentang najis yang kedua muncul dari Iman Maliki, Najis ialah
suatu sifat menurut syar’i telah dilarang dalam mengerjakan shalat bahkan memakai pakaian
dan menempati tempat yang telah terkena najis tersebut.5

Adapula najis menurut istilah fiqih kotoran yang telah diwajibkan kepada seorang
muslim yang bertujuan untuk membersihkannya dan juga membasuh yang telah dikenainya.
Seperti halnya firman Allah swt didalam surat al-Mudassir dan surat al-Baqarah ayat 222
yang berbunyi:

‫َو ِثَي اَبَك َفَط ِّه ۡر‬

Artinya: Dan bersihkanlah pakaianmu

‫…ِإ َّن ال َّل َه ُيِح ُّب الَّت َّو ا ِب يَن َو ُيِح ُّب ا ْل ُم َت َط ِّه ِر يَن‬..

Artinya: Sesungguhnya Allah menyenangi orang-orang yang bertaubat dan menyenangi


orang-orang yang bersuci6

Para ahli fikih membagi najis menjadi dua, najis hukmiah dan najis hakikiah. Banyak
dari golongan mazhab berbeda pandangan atau pendapat tentang definisi najis ini, salah
satunya adalah Mazhab Hanafi. Menurutnya jika najis hukmiah ini masuk bisa masuk pada
hadas kecil dan besar, gambaran hukumnya bisa menghapus atau menghilangkan kesucian
jika melekat pada anggota badan. Sedangkan pandangannya tentang najis hakikiah cukup

4
Jamaludin, Fiqh Ibadah, (Tasikmalaya: Latifa, 2017), hal. 68
5
Alfisah, Muhammad Furqan Hafizi, Muhammad Rabbani, dkk, Pandangan Mahasiswa Jpok Terhadap Najis
Setelah Berolahraga, Jurnal Religion: Jurnal Agama Sosial, dan Budaya, Vol. 1 No. 3, 2023, hal. 42
6
Hafsa, Pembelajaran Fiqh, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2013), hal. 104

3
sederhana, najis hakikiah menurutnya ialah kotoran, yang artinya segala sesuatu yang
sifatnya mengotori.7

B. Macam-Macam Najis

Para ulama membagi najis menjadi tiga bagian.

a. Najis mughalazhah (najis besar). Najis ini disebabkan dari najis anjing dan juga babi atau
tang lahir dari salah satunya, hal ini telah disepakati oleh para ulama

b. Najis mukhaffafah (najis ringan). Najis ini disebabkan dari air kencing bayi laki-laki yang
umurnya kurang dari dua tahun dan juga belum makan apa-apa, selain dari air susu ibunya.

c. Najis mutawassithah (najis sedang). Najis ini disebabkan oleh kotoran manusia atau
hewan, contohnya air kencing, nanah, darah, bangkai, dan juga benda-benda selain dari najis
besar dan ringan. Najis ini bisa dibagi menjadi dua bagian,

1. Najis ‘ainiah, maksutnya adalah najis yang bendanya mempunyai wujud (nampak
warna, bau, atau rasanya).
2. Najis hukmiah, maksutnya adalah najis yang tidak ada wujudnya. Contohnya,
bekas kencing dan juga arak yang telah kering.8

C. Cara Mensucikan

Dengan mengetahui macam-macamnya, najis juga mempunyai cara


menghilangkannya.

a. Najis mughalazhah mempunyai cara untuk menghilangkannya, yaitu dengan


menghilangkan dahuli wujud benda yang terkena najis, lalu dicuci dengan bersih
menggunakan air sampai tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.

Rasulullah Saw. bersabda:

‫َطُهْو ُر ِإَناِء َأَح ِد ُك ْم ِإَذ ا َو َلَغ ِفْيِه اْلَك ْلُب َأْن َيْغ ِس َلُه َسْبَع َم َّر اٍت ُأْو َالُهَّن ِبالُّتَر اِب‬

Artinya: Cara menyucikan bejana salah seorang diantara kalian jika dijilan anjing adalah
membasuhnya tujuh kali. Yang pertama dengan tanah.

b. Najis mukhaffafah karena dibilang najis ringan, cara menyucikannya cukup mudah dengan
memercikkan atau mengusapkan dengan air pada tempat atau benda yang terkena air kencing

7
Asmaji Muchtar, Dialog Lintas Mazhab Fiqh Ibadah & Muamalah, (Jakarta: AMZAH, 2015), hal. 11
8
Muhammad Anis Sumaji, 125 Masalah Thaharah, (Solo: Tiga Serangkai, 2008), hal. 27-29

4
tersebut. Tetapi jika air kencing pada bayi perempuan tingkatan najisnya sama halnya dengan
air kencing orang dewasa, dan cara penyuciannya sama pula dengan orang dewasa.9

Rasulullah Saw. bersabda:

‫ُيْغ َس ُل ِمْن َبْو ِل اْل َج اِر َي ِة َو ُيَر ُّش ِمْن َبْو ِل اْلُغَالِم‬

Artinya: Air kencing anak perempuan itu dicuci, sedangkan air kencing anak laki-laki itu
dipercikkan.

c. Najis ‘ainiah cara mensucikannya dengan menghilangkan terlebih dahulu najis tersebut,
setelah itu baru disiram dengan air.

d. Najis hukmiah cara mensucikannya dengan mengalirkan air di atas benda yang terkena
najis.10

BAB III

PENUTUP

9
Ahmad Ahyar, Ahmad Najibullah, (Jakarta: PT Bumi Aksa, 2019), hal. 11-12
10
Ahmad Ahyar, Ahmad Najibullah, (Jakarta: PT Bumi Aksa, 2019), hal. 10

5
A. Kesimpulan

Kesimpulan adalah segala sesuatu yang di anggap kotor, oleh karena itu seluruh umat
islam wajib untuk menyucikan tubuh mereka atau membersihkan area yang terkontaminasi
olehnya. Benda-benda yang termasuk di dalamnya antara lain bangkai hewan darat yang
terpisah dari manusia, darah, nanah, anjing, babi, dan segala benda cair yang keluar dari
kedua pintu tersebut. Najis dibagi menjadi tiga kategori, najis mutawassitah (sedang), najis
mughalladhoh (tebal), najis mukhaffafah (ringan). Najis mukhaffafah sendiri bisa dibagi
menjadi dua, yakni najis hukmiah (yang kita Yakini kebenarannya), najis ‘ainiyah (sebagian
besar terdiri dari zat, warna, rasa, dan bau).

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas dan bukti-bukti yang ada, kita mempunyai


pemahaman tentang penebusan dosa najis. Setelah kita mengetahuinya, mari kita sejenak
memahaminya tentang cara bersuci serta beberapa contohnya. Agar kita mewaspadai najis
saat kita mendekati Allah swt. Penulis berharap dengan membaca makalah ini dapat
menambah pemahaman kita tentang najis dan cara mensucikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

DAFTAR PUSTAKA

6
Indah Fitriana Sari, (2021), Penggunaan Vaksin Meningitis Antara Legalitas dan Formalitas
Perspektif Hukum Islam, Al-Bayan: Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam, Vol. 1, 51

Rahma Zulfa, 2022, Makna Najis Menurut Al-Zamakhsyari dan Al-Baidawi, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

Fildzah Utami, 2023, Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terdapat Jual Beli Sabun Tanah
Penyuci Dari Najis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jamaludin, (2017), Fiqh Ibadah, Taikmalaya; Latifa

Alfisah, Muhammad Furqan Hfizi, Muhammad Rabbani, dkk, (2023), Pandangan Mahasiswa
Jpok Terhadap Najis Setelah Berolahraga, Jurnal Religion: Jurnal Agama Sosial, dan
Budaya, Vol. 1, 42

Hafsa, 2013, Pembelajaran Fiqh, Bandung; Citapustaka Media Perintis

Asmaji Muchtar, Dialog Lintas Mahzab Fiqh Ibadah & Muamalah, Jakarta; AMZAH

Muhammad Anis Sumaji, 2008, 125 Masalah Thaharah, Solo; Tiga Serangkai

Ahmad Ahyar, 2019, Ahmad Najubullah, Jakarta; PT Bumi Aksa

Anda mungkin juga menyukai