Anda di halaman 1dari 24

Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

PRINSIP PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN BANK INDONESIA
SEBAGAI INFRASTRUKTUR PASAR KEUANGAN

PRINCIPLES FOR BANK INDONESIA-OPERATED PAYMENT SYSTEM


AS PART OF FINANCIAL MARKET INFRASTRUCTURES

Oktober 2021
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

Daftar Isi

1. Pendahuluan .................................................. Error! Bookmark not defined.


2. Standar Adopsi PFMI .................................................................................. 3

Content

1. Introduction ................................................... Error! Bookmark not defined.


2. Standard Adoption of PFMI ........................................................................ 3
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

1. Pendahuluan 1. Introduction
1.1 Principles for Financial Market 1.1 Principles for Financial Market
Infrastructures (PFMI) merupakan Infrastructures (PFMI) is an
Standar Internasional untuk International Standard for financial
infrastruktur keuangan yang infrastructure published in 2012 by
dipublikasikan pada 2012 oleh CPSS CPSS and IOSCO. These principles
dan IOSCO. PFMI terdiri dari 24 consist of 24 principles for financial
prinsip untuk infrastruktur pasar market infrastructures including
keuangan, termasuk systemically systemically important payment
important payment systems, Central systems, Central Securities Depositories
Securities Depositories (CSD), (CSD), Securities Settlement System
Securities Settlement System (SSS), (SSS), Central Counterparties (CCPs)
Central Counterparties (CCPs) and and Tade Repository (TR).
Tade Repository (TR). 1.2 The issuance of the PFMI is designed to
1.2 Penerbitan PFMI dirancang, untuk ensure the security, efficiency and
memastikan keamanan, efisiensi dan resilience of the global financial support
ketahanan infrastruktur pendukung infrastructure in the face of financial
keuangan global dalam menghadapi shocks. As operator of systemically
financial shocks. Sebagai important payment systems (SIPS),
penyelenggara sistem pembayaran Bank Indonesia has an obligation to
yang berdampak sistemik (systemically adopt 18 principles from 24 PFMI.
important payment systems - SIPS),
Bank Indonesia harus mengadopsi 18
prinsip dari 24 PFMI.

2. Standar Adopsi Prinsip PFMI 2. Standard Adoption of PFMI


2.1 Pada bagian ini adalah standar yang 2.1 This section sets out the standards
diadopsi dari prinsip dan pertimbangan adopted from the PFMI principles and
utama dalam PFMI yang berlaku untuk key considerations that apply to SIPS-
SIPS yang dioperasikan Bank operated by Bank Indonesia. Table 1
Indonesia. Tabel 1 di bawah ini below summarizes these principles.
merangkum prinsip tesebut.

Tabel 1 Penerapan PFMI pada FMI Sistem Pembayaran (SP)


yang dioperasikan Bank Indonesia
Table 1. Applicability of PFMI Principles to Bank Indonesia – Operated FMI Payment System
Prinsip/ Principles FMI SIPS
1. Dasar hukum

Legal basis
2. Tata kelola

Governance
3. Kerangka manajemen risiko komprehensif

Framework for the comprehensive management of risk
4. Risiko kredit

Credit risk
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

Prinsip/ Principles FMI SIPS


5. Agunan

Collateral
6. Marjin
Margin
7. Risiko likuiditas

Liquidity risk
8. Kepastian setelmen

Settlement finality
9. Setelmen dana

Money settlements
10. Penyerahan fisik
Physical delieveries
11. Pusat penatausahaan surat berharga
Central securities depositories
12. Sistem setelmen transaksi bursa

Exchange-of-values settlement systems
13. Aturan dan prosedur tentang wanprestasi peserta

Participant-default rules and procedurs
14. Segregasi dan portabilitas
Segregations and portability
15. Risiko bisnis umum

General business risk
16. Risiko kustodian dan investasi

Custody and investment risks
17. Risiko operasional

Operational risks
18. Persyaratan akses dan partisipasi

Access and participation requirements
19. Pengaturan partisipasi bertingkat

Tiered participation arrangements
20. Tautan FMI
FMI links
21. Efisiensi dan efektivitas

Efficiency and effectiveness
22. Prosedur dan standar komunikasi

Communications procedures and standards
23. Pengungkapan aturan, prosedur utama dan data pasar

Disclosure of rules, key procedures, and market data
24. Pengungkapan data pasar oleh lembaga penyimpanan catatan
perdagangan (trade repositories)
Disclosure of market data by trade repositories

Dasar Hukum Legal Basis


2.2 Dasar hukum penyelenggaraan FMI SIPS 2.2 The legal basis of Bank Indonesia-
yang dioperasikan Bank Indonesia harus operated FMI SIPS should provide a high
memberikan tingkat kepastian yang tinggi degree of certainty for each material aspect of
untuk setiap aspek materiil dari kegiatan FMI di an FMI’s activities in all relevant
semua yurisdiksi terkait. (PFMI P1; KC1) jurisdictions. (PFMI P1; KC1)
2.3 FMI SIPS yang dioperasikan oleh Bank 2.3 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki aturan, prosedur, dan have rules, procedures, and contracts that are
kontrak yang jelas, dapat dipahami, serta sesuai clear, understandable, and consistent with
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

dengan peraturan dan perundang-undangan relevant laws and regulations. (PFMI P1;
terkait. (PFMI P1; KC2) KC2)
2.4 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.4 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mampu mengungkapkan dasar be able to articulate the legal basis for its
hukum untuk kegiatannya kepada otoritas activities to relevant authorities, participants,
terkait, partisipan, dan, apabila sesuai, nasabah and, where relevant, participants’ customers,
partisipan, dengan cara yang jelas dan dapat in a clear and understandable way. (PFMI P1;
dipahami. PFMI P1; KC3) KC3)
2.5 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.5 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki aturan, prosedur, dan have rules, procedures, and contracts that are
kontrak yang dapat diberlakukan di semua enforceable in all relevant jurisdictions. There
yurisdiksi terkait. Harus terdapat tingkat should be a high degree of certainty that
kepastian yang tinggi bahwa tindakan yang actions taken by the FMI under such rules and
diambil oleh FMI berdasarkan aturan dan procedures will not be voided, reversed, or
prosedur tersebut tidak akan dinyatakan tidak subject to stays. (PFMI P1; KC4)
berlaku, dibatalkan, atau ditangguhkan (PFMI
P1; KC4)
2.6 Jika FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.6 If Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Indonesia, melaksanakan usaha di berbagai conducting business in multiple jurisdictions
yurisdiksi, harus mengidentifikasi dan should identify and mitigate the risks arising
mengurangi risiko yang timbul dari setiap from any potential conflict of laws across
pertentangan hukum yang mungkin terjadi di jurisdictions. (PFMI P1; KC5)
berbagai yurisdiksi tersebut. (PFMI P1; KC5)

Tata Kelola Governance


2.7 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.7 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki prioritas tinggi pada have objectives that place a high priority on the
keamanan dan efisiensi dari FMI tersebut serta safety and efficiency of the FMI and explicitly
secara tegas mendukung stabilitas keuangan support financial stability and other relevant
dan pertimbangan kepentingan publik yang public interest considerations. (PFMI P2; KC1)
terkait lainnya. (PFMI P2; KC1)
2.8 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.8 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki pengaturan tata have documented governance arrangements
kelola yang terdokumentasi yang memberikan that provide clear and direct lines of
jalur pertanggungjawaban dan akuntabilitas responsibility and accountability. These
yang jelas dan langsung. Pengaturan tersebut arrangements should be disclosed to owners,
harus diungkapkan kepada pemilik, otoritas relevant authorities, participants, and, at a
terkait, partisipan, dan, pada tingkat yang lebih more general level, the public. (PFMI P2; KC2)
umum, kepada masyarakat. (PFMI P2; KC2)
2.9 Peran dan tanggung jawab direksi Bank 2.9 The roles and responsibilities of Bank
Indonesia (atau yang setara) dalam kaitannya Indonesia board of directors (or equivalent) in
dengan SIPS FMI yang dijalankan oleh Bank relation to Bank Indonesia-operated FMI
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

Indonesia harus ditentukan dengan jelas, dan SIPS’s should be clearly specified, and there
harus terdapat prosedur yang terdokumentasi should be documented procedures for its
untuk fungsinya, termasuk prosedur untuk functioning, including procedures to identify,
mengidentifikasi, menangani, dan mengelola address, and manage member conflicts of
konflik kepentingan anggotanya. Direksi harus interest. The board should review both its
meninjau kinerjanya secara keseluruhan dan overall performance and the performance of its
kinerja masing-masing anggota direksi secara individual board members regularly. (PFMI
teratur. (PFMI P2; KC3) P2; KC3)
2.10 Direksi harus terdiri atas anggota yang 2.10 The board should contain suitable
tepat yang memiliki keterampilan dan insentif members with the appropriate skills and
yang sesuai untuk melaksanakan berbagai incentives to fulfil its multiple roles. This
perannya. Hal ini biasanya mengharuskan typically requires the inclusion of non-executive
disertakannya (para) anggota direksi non- board member(s). (PFMI P2; KC4)
eksekutif. (PFMI P2; KC4)
2.11 Peran dan tanggung jawab dari 2.11 The roles and responsibilities of
manajemen harus ditentukan dengan jelas. management should be clearly specified. The
Manajemen FMI SIPS yang dioperasikan management for Bank Indonesia-operated FMI
Bank Indonesia harus memiliki pengalaman SIPS’s should have the appropriate experience,
yang sesuai, berbagai jenis keterampilan, dan a mix of skills, and the integrity necessary to
integritas yang diperlukan untuk discharge their responsibilities for the
melaksanakan tanggung jawab mereka untuk operation and risk management of the FMI.
pelaksanaan kegiatan operasional dan (PFMI P2; KC5)
manajemen risiko dari FMI tersebut. (PFMI
P2; KC5)
2.12 Direksi harus menetapkan kerangka 2.12 The board should establish a clear,
manajemen risiko yang jelas dan documented risk-management framework for
terdokumentasikan yang mencakup kebijakan Bank Indonesia-operated FMI SIPS’s that
FMI SIPS yang dioperasikan Bank Indonesia includes the FMI’s risk-tolerance policy,
tentang toleransi risiko, menentukan tanggung assigns responsibilities and accountability for
jawab dan akuntabilitas untuk keputusan risk decisions, and addresses decision making
terkait risiko, dan menangani pengambilan in crises and emergencies. Governance
keputusan dalam krisis dan keadaan darurat. arrangements should ensure that the risk-
Pengaturan tata kelola harus memastikan management and internal control functions
bahwa fungsi manajemen risiko serta have sufficient authority, independence,
pengendalian internal memiliki kewenangan, resources, and access to the board. (PFMI P2;
independensi, sumber daya, dan akses kepada KC6)
direksi yang memadai. (PFMI P2; KC6)
2.13 Direksi harus memastikan bahwa 2.13 The board should ensure that design, rules,
rancangan, aturan, strategi secara keseluruhan, overall strategy, and major decisions of Bank
serta keputusan penting FMI SIPS yang Indonesia-operated FMI SIPS’s reflect
dioperasikan Bank Indonesia mencerminkan appropriately the legitimate interests of its
sebagaimana mestinya kepentingan yang sah direct and indirect participants and other
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

dari partisipan baik langsung maupun tidak relevant stakeholders. Major decisions should
langsung serta kepentingan stakeholder terkait be clearly disclosed to relevant stakeholders
lainnya. Keputusan utama harus diungkapkan and, where there is a broad market impact, the
secara jelas kepada stakeholder terkait dan, public.(PFMI P2; KC7)
apabila terdapat dampak pasar secara luas,
kepada masyarakat. (PFMI P2; KC7)

Kerangka untuk Manajemen Risiko Framework for the Comprehensive


Komprehensif Management of Risks
2.14 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.14 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki kebijakan, prosedur, have risk-management policies, procedures,
dan sistem manajemen risiko yang and systems that enable it to identify, measure,
memungkinkannya untuk mengidentifikasi, monitor, and manage the range of risks that
mengukur, memantau, dan mengelola berbagai arise in or are borne by the FMI. Risk-
risiko yang timbul dalam atau yang ditanggung management frameworks should be subject to
oleh FMI. Kerangka manajemen risiko harus periodic review. (PFMI P3; KC1)
ditinjau secara berkala. (PFMI P3; KC1)
2.15 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.15 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memberikan insentif kepada provide incentives to participants and, where
partisipan dan, apabila sesuai, kepada relevant, their customers to manage and contain
nasabahnya untuk mengelola dan the risks they pose to the FMI.(PFMI P3; KC2)
mengendalikan risiko-risiko yang mereka
timbulkan terhadap FMI. (PFMI P3; KC2)
2.16 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.16 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia secara teratur harus meninjau risiko regularly review the material risks it bears from
materiil yang ditanggungnya dari dan yang and poses to other entities (such as other FMIs,
ditimbulkannya terhadap entitas lain (seperti settlement banks, liquidity providers, and
FMI lainnya, bank pelaksana setelmen, service providers) as a result of
penyedia likuiditas, dan penyedia layanan) interdependencies and develop appropriate
sebagai akibat dari saling kebergantungan, dan risk-management tools to address these
mengembangkan alat manajemen risiko yang risks.(PFMI P3; KC3)
sesuai untuk menangani risiko-risiko tersebut.
(PFMI P3; KC3)

Risiko Kredit Credit Risk


2.17 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.17 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus membuat kerangka kerja yang establish a robust framework to manage its
kuat untuk mengelola eksposur kreditnya credit exposures to its participants and the
terhadap partisipannya dan risiko kreditnya credit risks arising from its payment, clearing,
yang timbul dari proses pembayaran, kliring, and settlement processes. Credit exposure may
dan setelmennya. Eksposur kredit dapat timbul
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

karena eksposur saat ini, potensi eksposur di arise from current exposures, potential future
masa mendatang, atau keduanya. (PFMI P4; exposures, or both. (PFMI P4; KC1)
KC1)
2.18 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.18 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi sumber identify sources of credit risk, routinely measure
risiko kredit, mengukur dan memantau and monitor credit exposures, and use
eksposur kredit secara rutin, serta appropriate risk-management tools to control
menggunakan alat manajemen risiko yang these risks. (PFMI P4; KC2)
sesuai untuk mengendalikan risiko tersebut.
(PFMI P4; KC2)
2.19 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.19 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus sepenuhnya mencakup cover its current and, where they exist, potential
eksposurnya saat ini dan, apabila ada, potensi future exposures to each participant fully with a
eskposur di masa mendatang terhadap masing- high degree of confidence using collateral and
masing partisipannya dengan tingkat other equivalent financial resources (see
kepercayaan yang tinggi dengan menggunakan Principle 5 on collateral). In the case of a DNS
agunan dan sumber keuangan yang setara payment system or DNS SSS in which there is no
lainnya (lihat Prinsip 5 tentang agunan). settlement guarantee but where its participants
Dalam hal sistem pembayaran DNS atau DNS face credit exposures arising from its payment,
SSS di mana tidak terdapat jaminan setelmen
clearing, and settlement processes, such an FMI
namun di mana partisipannya menghadapi
should maintain, at a minimum, sufficient
eksposur kredit yang timbul dari proses
resources to cover the exposures of the two
pembayaran, kliring, dan setelmennya, FMI
participants and their affiliates that would
harus memelihara sumber daya yang
create the largest aggregate credit exposure in
setidaknya cukup untuk mencakup eksposur
the system. (PFMI P4; KC3)
dari kedua partisipan tersebut dan afiliasinya
yang akan menghasilkan keseluruhan eksposur
kredit terbesar dalam sistem tersebut. (PFMI
P4; KC3)
2.20 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.20 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan aturan dan establish explicit rules and procedures that
prosedur yang tegas yang sepenuhnya address fully any credit losses it may face as a
menangani setiap kerugian kredit yang result of any individual or combined default
mungkin dihadapi oleh FMI sebagai akibat among its participants with respect to any of
dari wanprestasi tunggal atau gabungan di their obligations to the FMI. These rules and
antara para partisipannya terkait dengan salah procedures should address how potentially
satu kewajiban mereka kepada FMI. Aturan uncovered credit losses would be allocated,
dan prosedur tersebut harus menangani cara including the repayment of any funds Bank
pengalokasian potensi kerugian kredit yang
Indonesia-operated FMI SIPS may borrow from
tidak ditanggung, termasuk pembayaran
liquidity providers. These rules and procedures
kembali setiap dana yang mungkin dipinjam
should also indicate the FMI’s process to
oleh FMI SIPS yang dioperasikan oleh Bank
replenish any financial resources that the FMI
Indonesia dari penyedia likuiditas. Aturan dan
may employ during a stress event, so that the
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

prosedur tersebut juga harus mengindikasikan FMI can continue to operate in a safe and sound
proses FMI untuk menambah setiap sumber manner. (PFMI P4; KC7)
keuangan yang mungkin digunakan oleh FMI
selama stress event, sehingga FMI dapat tetap
beroperasi secara aman dan sehat. (PFMI P4;
KC7)

Agunan Collateral
2.21 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.21 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus membatasi aset secara umum, generally limit the assets it (routinely) accepts
yang diterimanya (secara rutin) sebagai as collateral to those with low credit, liquidity,
agunan, dengan risiko kredit, risiko likuiditas, and market risks. (PFMI P5; KC1)
dan risiko pasar yang rendah. (PFMI P5; KC1)
2.22 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.22 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan praktik valuasi establish prudent valuation practices and
yang dilakukan secara berhati-hati, dan develop haircuts that are regularly tested and
mengembangkan haircut yang diuji secara take into account stressed market conditions.
teratur serta memperhitungkan kondisi pasar (PFMI P5; KC2)
yang ketat. (PFMI P5; KC2)
2.23 Untuk mengurangi kebutuhan 2.23 In order to reduce the need for procyclical
penyesuaian procyclical, FMI SIPS yang adjustments, Bank Indonesia-operated FMI
dioperasikan Bank Indonesia harus SIPS should establish stable and conservative
menetapkan haircut yang stabil dan haircuts that are calibrated to include periods
konservatif yang terkalibrasi untuk mencakup of stressed market conditions, to the extent
periode kondisi pasar yang ketat, sepanjang practicable and prudent. (PFMI P5; KC3)
dapat diterapkan dan bersifat hati-hati. (PFMI
P5; KC3)
2.24 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.24 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menghindari konsentrasi avoid concentrated holdings of certain assets
kepemilikan atas aset tertentu apabila hal where this would significantly impair the ability
tersebut secara signifikan akan mengurangi to liquidate such assets quickly without
kemampuan untuk melikuidasi aset tersebut significant adverse price effects. (PFMI P5;
secara cepat tanpa adanya dampak harga yang KC4)
merugikan secara signifikan. (PFMI P5; KC4)
2.25 Jika ada FMI SIPS yang dioperasikan 2.25 If any Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Bank Indonesia yang menerima agunan lintas accepts cross-border collateral should mitigate
negara (cross-border collateral) harus the risks associated with its use and ensure that
mengurangi risiko terkait dengan the collateral can be used in a timely manner.
penggunaannya dan memastikan bahwa (PFMI P5; KC5)
agunan tersebut dapat digunakan tepat pada
waktunya. (PFMI P5; KC5)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

2.26 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.26 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menggunakan sistem use a collateral management system that is well-
pengelolaan agunan yang dirancang dengan designed and operationally flexible. (PFMI P5;
baik dan fleksibel secara operasional. (PFMI KC6)
P5; KC6)

Risiko Likuiditas Liquidity Risk


2.27 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.27 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki kerangka kerja yang have a robust framework to manage its liquidity
kuat untuk mengelola risiko likuiditasnya dari risks from its participants, settlement banks,
partisipannya, bank pelaksana setelmen, agen nostro agents, custodian banks, liquidity
nostro, bank kustodian, penyedia likuiditas, providers, and other entities. (PFMI P7; KC1)
dan entitas lainnya. (PFMI P7; KC1)
2.28 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.28 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki alat operasional dan have effective operational and analytical tools
analitis yang efektif untuk mengidentifikasi, to identify, measure, and monitor its settlement
mengukur, dan memantau arus setelmen dan and funding flows on an ongoing and timely
pendanaannya secara terus-menerus dan tepat basis, including its use of intraday liquidity.
waktu, termasuk penggunaan likuiditas (PFMI P7; KC2)
intrahari oleh FMI. (PFMI P7; KC2)
2.29 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.29 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memelihara sumber daya maintain sufficient liquid resources in all
likuid yang cukup dalam semua mata uang relevant currencies to effect same-day
yang sesuai untuk memberlakukan setelmen settlement, and where appropriate intraday or
pada hari yang sama, dan apabila sesuai, multiday settlement, of payment obligations
setelmen intrahari dan multihari, atas with a high degree of confidence under a wide
kewajiban pembayaran dengan tingkat range of potential stress scenarios that should
kepercayaan yang tinggi dalam berbagai include, but not be limited to, the default of the
macam potensi skenario stres yang harus participant and its affiliates that would generate
mencakup, tetapi tidak terbatas pada,
the largest aggregate payment obligation in
wanprestasi oleh partisipan dan afiliasinya
extreme but plausible market conditions. (PFMI
yang akan menimbulkan keseluruhan
P7; KC3)
kewajiban pembayaran terbesar dalam kondisi
pasar yang ekstrim tetapi dapat diterima.
(PFMI P7; KC3)
2.30 Untuk memenuhi persyaratan sumber 2.30 For the purpose of meeting its minimum
daya likuid minimumnya, sumber daya likuid liquid resource requirement, Bank Indonesia-
yang memenuhi syarat dari FMI SIPS yang operated FMI SIPS’s qualifying liquid
dioperasikan Bank Indonesia dalam setiap resources in each currency include cash at the
mata uang mencakup uang tunai di bank umum central bank of issue and at creditworthy
penerbit dan di bank umum laik kredit, fasilitas commercial banks, committed lines of credit,
kredit yang telah disetujui, swap valuta asing committed foreign exchange swaps, and
yang telah disetujui, dan repo yang terikat, committed repos, as well as highly marketable
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

serta agunan yang sangat mudah dipasarkan collateral held in custody and investments that
yang disimpan pada kustodian dan investasi are readily available and convertible into cash
yang segera tersedia dan dapat dikonversikan with prearranged and highly reliable funding
ke dalam uang tunai dengan pendanaan yang arrangements, even in extreme but plausible
diatur sebelumnya dan yang sangat dapat market conditions. If any Bank Indonesia-
diandalkan, bahkan dalam keadaan pasar yang operated FMI SIPS has access to routine credit
ekstrem tetapi dapat diterima. Jika ada FMI at the central bank of issue, the FMI may count
SIPS yang dioperasikan oleh Bank Indonesia such access as part of the minimum requirement
memiliki akses terhadap kredit rutin di bank to the extent it has collateral that is eligible for
sentral, FMI dapat memperhitungkan akses pledging to (or for conducting other
tersebut sebagai bagian dari persyaratan appropriate forms of transactions with) the
minimum sepanjang FMI memiliki agunan relevant central bank. All such resources should
yang memenuhi syarat untuk digadaikan be available when needed. (PFMI P7; KC5)
kepada (atau untuk melakukan bentuk
transaksi yang sesuai lainnya dengan) bank
sentral terkait. Semua sumber daya harus
tersedia pada saat diperlukan. (PFMI P7;
KC5)
2.31 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.31 Bank Indonesia-operated FMI SIPS may
Indonesia dapat menambahkan sumber daya supplement its qualifying liquid resources with
likuidnya yang memenuhi syarat dengan other forms of liquid resources. If the FMI does
bentuk sumber daya likuid lainnya. Apabila so, then these liquid resources should be in the
FMI melakukan hal tersebut, maka sumber form of assets that are likely to be saleable or
daya likuid tersebut harus dalam bentuk aset acceptable as collateral for lines of credit,
yang kemungkinan dapat dijual atau dapat swaps, or repos on an ad hoc basis following a
diterima sebagai agunan untuk jalur kredit, default, even if this cannot be reliably
swap, atau repo secara ad hoc setelah prearranged or guaranteed in extreme market
terjadinya wanprestasi, bahkan apabila hal
conditions. Even if Bank Indonesia-operated
tersebut tidak dapat diatur sebelumnya atau
FMI SIPS does not have access to routine
dijamin dengan cara yang dapat diandalkan
central bank credit, it should still take account
dalam kondisi pasar yang ekstrem. Bahkan
of what collateral is typically accepted by the
apabila FMI SIPS yang dioperasikan oleh
relevant central bank, as such assets may be
Bank Indonesia tidak memiliki akses terhadap
more likely to be liquid in stressed
kredit bank sentral secara rutin, FMI harus
tetap memperhitungkan agunan apa yang circumstances. Bank Indonesia-operated FMI
biasanya diterima oleh bank sentral terkait, SIPS should not assume the availability of
karena aset lebih mungkin untuk menjadi emergency central bank credit as a part of its
likuid dalam keadaan yang tertekan. FMI SIPS liquidity plan. (PFMI P7; KC6)
yang dioperasikan oleh Bank Indonesia tidak
boleh mengasumsikan ketersediaan kredit
bank sentral dalam keadaan darurat sebagai
bagian dari rencana likuiditasnya. (PFMI P7;
KC6)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

2.32 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.32 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memperoleh tingkat obtain a high degree of confidence, through
kepercayaan yang tinggi, melalui uji tuntas rigorous due diligence, that each provider of its
secara ketat, bahwa setiap penyedia sumber minimum required qualifying liquid resources,
daya likuid minimumnya yang memenuhi whether a participant of the FMI SIPS or an
syarat yang diwajibkan, baik partisipan dari external party, has sufficient information to
FMI SIPS tersebut maupun pihak eksternal, understand and to manage its associated
memiliki informasi yang cukup untuk liquidity risks, and that it has the capacity to
memahami dan untuk mengelola risiko perform as required under its commitment.
likuiditasnya yang terkait, dan bahwa pihak Where relevant to assessing a liquidity
tersebut memiliki kapasitas untuk provider’s performance reliability with respect
melaksanakan kinerja sebagaimana yang to a particular currency, a liquidity provider’s
diwajibkan berdasarkan komitmennya. potential access to credit from the central bank
Apabila sesuai untuk menilai keandalan of issue may be considered. Bank Indonesia-
kinerja penyedia likuiditas terkait dengan mata operated FMI SIPS should regularly test its
uang tertentu, potensi akses penyedia likuiditas procedures for accessing its liquid resources at
terhadap kredit dari bank sentral dapat a liquidity provider. (PFMI P7; KC7)
diperhitungkan. FMI SIPS yang dioperasikan
Bank Indonesia harus menguji prosedurnya
secara teratur untuk menilai sumber daya
likuidnya pada penyedia likuiditas. (PFMI P7;
KC7)
2.33 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.33 Bank Indonesia-operated FMI SIPS with
Indonesia yang memiliki akses terhadap access to central bank accounts, payment
rekening, layanan pembayaran, atau layanan services, or securities services should use these
surat berharga bank sentral harus services, where practical, to enhance its
menggunakan layanan-layanan tersebut, management of liquidity risk. (PFMI P7; KC8)
apabila memungkinkan, untuk meningkatkan
manajemen risiko likuiditasnya. (PFMI P7;
KC8)
2.34 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.34 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menentukan jumlah dan determine the amount and regularly test the
secara teratur menguji kecukupan dari sumber sufficiency of its liquid resources through
daya likuidnya melalui stress test secara ketat. rigorous stress testing. Bank Indonesia-
FMI SIPS yang dioperasikan oleh Bank operated FMI SIPS should have clear
Indonesia harus memiliki prosedur yang jelas procedures to report the results of its stress tests
untuk melaporkan hasil dari stress test-nya to appropriate decision makers at the FMI and
kepada pengambil keputusan yang sesuai to use these results to evaluate the adequacy of
dalam FMI tersebut dan untuk menggunakan and adjust its liquidity risk-management
hasil tersebut untuk mengevaluasi kecukupan framework. In conducting stress testing, Bank
dari dan menyesuaikan kerangka manajemen Indonesia-operated FMI SIPS should consider
risiko likuiditasnya. Dalam melaksanakan a wide range of relevant scenarios. Scenarios
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

stress test, FMI SIPS yang dioperasikan oleh should include relevant peak historic price
Bank Indonesia harus mempertimbangkan volatilities, shifts in other market factors such
berbagai macam skenario terkait. Skenario as price determinants and yield curves, multiple
harus mencakup volatilitas harga tertinggi defaults over various time horizons,
secara historis yang relevan, pergeseran dalam simultaneous pressures in funding and asset
faktor pasar lainnya, seperti determinan harga markets, and a spectrum of forward-looking
dan kurva imbal hasil, wanprestasi berganda stress scenarios in a variety of extreme but
selama berbagai horizon waktu, tekanan secara plausible market conditions. Scenarios should
bersamaan dalam pasar pendanaan dan pasar also take into account the design and operation
aset, serta segala jenis skenario stress yang of the Bank Indonesia-operated FMI SIPS,
berorientasi ke depan dalam keanekaragaman include all entities that might pose material
kondisi pasar yang ekstrem tetapi dapat liquidity risks to the FMI (such as settlement
diterima. Skenario juga harus banks, nostro agents, custodian banks, liquidity
memperhitungkan rancangan dan kegiatan providers, and linked FMIs), and where
operasional FMI SIPS yang dioperasikan oleh appropriate, cover a multiday period. In all
Bank Indonesia, mencakup semua entitas yang cases, Bank Indonesia-operated FMI SIPS
mungkin menimbulkan risiko likuiditas should document its supporting rationale for,
materiil terhadap FMI (seperti bank pelaksana and should have appropriate governance
setelmen, agen nostro, bank kustodian, arrangements relating to, the amount and form
penyedia likuiditas, dan FMI yang terhubung), of total liquid resources it maintains. (PFMI
dan apabila sesuai, mencakup periode P7; KC9)
multihari. Dalam semua keadaan, FMI SIPS
yang dioperasikan oleh Bank Indonesia harus
mendokumentasikan dasar pemikirannya yang
mendukung untuk, dan harus memiliki
pengaturan tata kelola yang sesuai terkait
dengan, jumlah dan bentuk dari keseluruhan
sumber likuiditas yang dipeliharanya. (PFMI
P7; KC9)
2.35 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.35 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan aturan dan establish explicit rules and procedures that
prosedur yang tegas yang memungkinkan FMI enable the FMI to effect same-day and, where
untuk memberlakukan setelmen pada hari appropriate, intraday and multiday settlement
yang sama dan, apabila sesuai, setelmen of payment obligations on time following any
intrahari dan multihari atas kewajiban individual or combined default among its
pembayaran secara tepat waktu setelah participants. These rules and procedures should
terjadinya wanprestasi tunggal atau gabungan address unforeseen and potentially uncovered
di antara partisipannya. Aturan dan prosedur liquidity shortfalls and should aim to avoid
tersebut harus menangani kekurangan unwinding, revoking, or delaying the same-day
likuiditas yang tidak diperkirakan dan settlement of payment obligations. These rules
berpotensi tidak ditanggung, serta harus and procedures should also indicate the Bank
bertujuan untuk menghindari pelepasan, Indonesia-operated FMI SIPS’s process to
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

pembatalan, atau penundaan setelmen pada replenish any liquidity resources it may employ
hari yang sama atas kewajiban pembayaran. during a stress event, so that it can continue to
Aturan dan prosedur tersebut juga harus operate in a safe and sound manner. (PFMI P7;
menunjukkan proses FMI SIPS yang KC10)
dioperasikan oleh Bank Indonesia untuk
menambah setiap sumber likuiditas yang
mungkin digunakan oleh FMI selama stress
event, sehingga FMI dapat tetap beroperasi
secara aman dan baik (PFMI P7; KC10)

Kepastian Setelmen Settlement Finality


2.36 Aturan dan prosedur FMI SIPS yang 2.36 Bank Indonesia-operated FMI SIPS’s rules
dioperasikan Bank Indonesia harus and procedures should clearly define the point
menentukan dengan jelas titik di mana at which settlement is final. (PFMI P8; KC1)
setelmen bersifat final. (PFMI P8; KC1)
2.37 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.37 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menyelesaikan setelmen akhir complete final settlement no later than the end
paling lambat pada akhir tanggal valuta, dan of the value date, and preferably intraday or in
lebih baik secara intrahari atau real time, untuk real time, to reduce settlement risk. An LVPS or
mengurangi risiko setelmen. Suatu LVPS atau SSS should consider adopting RTGS or
SSS harus mempertimbangkan penggunaan multiple-batch processing during the settlement
RTGS atau pemrosesan beberapa kelompok day. (PFMI P8; KC2)
(multiple-batch processing) selama hari
setelmen. (PFMI P8; KC2)
2.38 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.38 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menentukan dengan jelas titik clearly define the point after which unsettled
di mana sesudahnya pembayaran, instruksi payments, transfer instructions, or other
transfer, atau kewajiban lainnya yang belum obligations may not be revoked by a participant.
diselesaikan tidak dapat dibatalkan oleh (PFMI P8; KC3)
partisipan. (PFMI P8; KC3)

Setelmen Dana Money Settlements


2.39 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.39 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus melaksanakan setelmen conduct its money settlements in central bank
dananya menggunakan rekening giro pada money, where practical and available, to avoid
bank sentral, apabila memungkinkan dan credit and liquidity risks. (PFMI P9; KC1)
tersedia, untuk mencegah risiko kredit dan
risiko likuiditas. (PFMI P9; KC1)
2.40 Apabila rekening giro pada bank sentral 2.40 If central bank money is not used, Bank
tidak digunakan, FMI SIPS yang dioperasikan Indonesia-operated FMI SIPS should conduct
Bank Indonesia harus melaksanakan setelmen its money settlements using a settlement asset
dananya dengan menggunakan aset setelmen
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

yang memiliki risiko kredit atau risiko with little or no credit or liquidity risk. (PFMI
likuiditas yang kecil atau yang tidak memiliki P9; KC2)
risiko kredit atau risiko likuiditas. (PFMI P9;
KC2)
2.41 Apabila FMI SIPS yang dioperasikan 2.41 If Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Bank Indonesia melaksanakan setelmen settles in commercial bank money, it should
menggunakan uang bank umum, FMI tersebut monitor, manage, and limit its credit and
harus memantau, mengelola, dan membatasi liquidity risks arising from the commercial
risiko kredit dan risiko likuiditasnya yang settlement banks. In particular, an FMI should
timbul dari bank umum pelaksana setelmen. establish and monitor adherence to strict
Secara khusus, FMI harus menetapkan dan criteria for its settlement banks that take
memantau kepatuhan terhadap kriteria yang account of, among other things, their regulation
ketat untuk bank pelaksana setelmennya and supervision, creditworthiness,
dengan memperhitungkan, antara lain, capitalisation, access to liquidity, and
pengaturan dan supervisi, kelaikan kredit,
operational reliability. An FMI should also
kapitalisasi, akses terhadap likuiditas, dan
monitor and manage the concentration of credit
keandalan operasional bank tersebut. FMI juga
and liquidity exposures to its commercial
harus memantau dan mengelola konsentrasi
settlement banks. (PFMI P9; KC3)
eksposur kredit dan eksposur likuiditas
terhadap bank umum pelaksana setelmennya.
(PFMI P9; KC3)
2.42 Apabila FMI SIPS yang dioperasikan 2.42 If Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Bank Indonesia melaksanakan setelmen dana conducts money settlements on its own books, it
berdasarkan pembukuannya sendiri, FMI should minimise and strictly control its credit
harus meminimalkan dan secara ketat and liquidity risks. (PFMI P9; KC4)
mengendalikan risiko kredit dan risiko
likuiditasnya. (PFMI P9; KC4)
2.43 Perjanjian yang sah secara hukum antara 2.43 Bank Indonesia-operated FMI SIPS legal
FMI SIPS yang dioperasikan Bank Indonesia agreements with any settlement banks should
dengan setiap bank pelaksana setelmen harus state clearly when transfers on the books of
menyatakan dengan jelas, ketika diperkirakan individual settlement banks are expected to
terjadi transfer berdasarkan pembukuan dari occur, that transfers are to be final when
masing-masing bank pelaksana setelmen, effected, and that funds received should be
bahwa transfer akan menjadi final ketika transferable as soon as possible, at a minimum
diberlakukan, dan bahwa dana yang diterima by the end of the day and ideally intraday, in
harus dapat ditransfer sesegera mungkin, order to enable the FMI and its participants to
minimum pada akhir hari tersebut dan idealnya
manage credit and liquidity risks. (PFMI P9;
secara intrahari, agar FMI dan partisipannya
KC5)
dapat mengelola risiko kredit dan risiko
likuiditas. (PFMI P9; KC5)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

Sistem Setelmen Transaksi Bursa Exchange-of-Value Settlement Systems


2.44 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.44 Bank Indonesia-operated FMI SIPS that is
Indonesia yang merupakan sistem setelmen an exchange-of-value settlement system should
transaksi bursa harus menghilangkan risiko eliminate principal risk by ensuring that the
utama dengan memastikan bahwa setelmen final settlement of one obligation occurs if and
akhir atas sebuah kewajiban terjadi apabila dan only if the final settlement of the linked
hanya apabila setelmen akhir atas kewajiban obligation also occurs, regardless of whether
yang terhubung juga terjadi, tanpa the FMI settles on a gross or net basis and when
memperhatikan apakah FMI tersebut finality occurs. (PFMI P12; KC1)
melaksanakan setelmen secara gross atau net
dan pada saat kepastian terjadi. (PFMI P12;
KC1)

Aturan dan Prosedur tentang Participant-Default Rules and Procedures


Wanprestasi Peserta
2.45 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.45 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki aturan dan prosedur have default rules and procedures that enable
terkait wanprestasi agar FMI dapat tetap the FMI to continue to meet its obligations in the
memenuhi kewajibannya apabila terjadi event of a participant default and that address
wanprestasi oleh partisipan, dan untuk the replenishment of resources following a
menangani penambahan sumber daya setelah default. (PFMI P13; KC1)
terjadinya wanprestasi. (PFMI P13; KC1)
2.46 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.46 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus siap untuk melaksanakan be well prepared to implement its default rules
aturan dan prosedurnya terkait dengan and procedures, including any appropriate
wanprestasi, termasuk setiap prosedur discretionary procedures provided for in its
berdasarkan diskresi yang sesuai yang rules. (PFMI P13; KC2)
ditentukan dalam aturannya. (PFMI P13; KC2)
2.47 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.47 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengungkapkan kepada publicly disclose key aspects of its default rules
masyarakat tentang aspek utama dari aturan and procedures. (PFMI P13; K3)
dan prosedurnya tentang wanprestasi. (PFMI
P13; K3)
2.48 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.48 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus melibatkan partisipannya dan involve its participants and other stakeholders
stakeholder lainnya dalam pengujian dan in the testing and review of the FMI’s default
tinjauan atas prosedur FMI tersebut terkait procedures, including any close-out
dengan wanprestasi, termasuk setiap prosedur procedures. Such testing and review should be
penutupan (close-out). Pengujian dan tinjauan conducted at least annually or following
tersebut harus dilakukan setidaknya setiap material changes to the rules and procedures to
tahun atau setelah terjadinya perubahan ensure that they are practical and effective.
materiil atas aturan dan prosedur tersebut (PFMI P13; KC4)
untuk memastikan bahwa aturan dan prosedur
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

tersebut dapat dilaksanakan dan efektif. (PFMI


P13; KC4)

Risiko Bisnis Umum General Business Risk


2.49 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.49 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki sistem manajemen have robust management and control systems to
dan pengendalian yang kuat untuk identify, monitor, and manage general business
mengidentifikasi, memantau, dan mengelola risks, including losses from poor execution of
risiko bisnis umum, termasuk kerugian yang business strategy, negative cash flows, or
diakibatkan oleh pelaksanaan strategi usaha unexpected and excessively large operating
secara buruk, arus kas negatif, atau biaya expenses. (PFMI P15; KC1)
operasional yang tidak diperkirakan dan terlalu
besar. (PFMI P15; KC1)
2.50 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.50 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki aset bersih likuid hold liquid net assets funded by equity (such as
yang didanai dengan ekuitas (seperti saham common stock, disclosed reserves, or other
biasa, cadangan tambahan modal (disclosed retained earnings) so that it can continue
reserves), atau laba ditahan lainnya) sehingga operations and services as a going concern if it
FMI tersebut dapat tetap melaksanakan incurs general business losses. The amount of
kegiatan operasional dan layanan sebagai liquid net assets funded by equity Bank
usaha yang berjalan apabila FMI tersebut Indonesia-operated FMI SIPS should hold
menimbulkan kerugian bisnis umum. Jumlah should be determined by its general business
aset bersih likuid yang didanai dengan ekuitas
risk profile and the length of time required to
yang harus dimiliki FMI SIPS yang
achieve a recovery or orderly wind-down, as
dioperasikan Bank Indonesia harus ditentukan
appropriate, of its critical operations and
berdasarkan profil risiko bisnis umumnya dan
services if such action is taken. (PFMI P15;
jangka waktu yang diperlukan untuk
KC2)
melaksanakan pemulihan atau pengurangan
bertahap (wind-down), sebagaimana yang
sesuai, atas kegiatan operasional dan layanan
pentingnya apabila tindakan tersebut diambil
(PFMI P15; KC2)
2.51 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.51 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memelihara keberadaan maintain a viable recovery or orderly wind-
rencana pemulihan atau pengurangan bertahap down plan and should hold sufficient liquid net
(wind-down) secara teratur yang dapat assets funded by equity to implement this plan.
dilaksanakan dan harus memiliki aset bersih At a minimum, Bank Indonesia-operated FMI
likuid yang didanai dengan ekuitas dalam SIPS should hold liquid net assets funded by
jumlah yang cukup untuk melaksanakan equity equal to at least six months of current
rencana tersebut. FMI SIPS yang dioperasikan operating expenses. These assets are in addition
oleh Bank Indonesia setidaknya harus to resources held to cover participant defaults
memiliki jumlah aset bersih likuid yang
or other risks covered under the financial
didanai dengan ekuitas yang setara dengan
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

biaya operasional yang berjalan untuk jangka resources’ principles. However, equity held
waktu setidaknya enam bulan. Aset tersebut under international risk-based capital
merupakan tambahan untuk sumber daya yang standards can be included where relevant and
dimiliki untuk menanggung wanprestasi appropriate to avoid duplicate capital
partisipan atau risiko lainnya yang ditanggung requirements. (PFMI P15; KC3)
berdasarkan prinsip sumber keuangan. Namun
demikian, ekuitas yang dimiliki berdasarkan
standar internasional terkait dengan modal
berbasis risiko dapat disertakan apabila
relevan dan sesuai untuk mencegah adanya
duplikasi persyaratan modal. (PFMI P15;
KC3)
2.52 Aset yang dimiliki untuk menanggung 2.52 Assets held to cover general business risk
risiko bisnis umum harus berkualitas tinggi should be of high quality and sufficiently liquid
dan cukup likuid agar FMI SIPS yang in order to allow the Bank Indonesia-operated
dioperasikan Bank Indonesia tersebut dapat FMI SIPS to meet its current and projected
menutupi biaya operasional yang berjalan dan operating expenses under a range of scenarios,
biaya operasional yang diproyeksikan dalam including in adverse market conditions. (PFMI
berbagai skenario, termasuk dalam kondisi P15; KC4)
pasar yang merugikan. (PFMI P15; KC4)
2.53 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.53 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memelihara keberadaan maintain a viable plan for raising additional
rencana yang dapat dilaksanakan untuk equity should its equity fall close to or below the
meningkatkan ekuitas tambahan apabila amount needed. This plan should be approved
jumlah ekuitasnya mengalami penurunan by the board of directors and updated regularly
hingga mendekati atau di bawah jumlah yang (PFMI P15; KC5)
diperlukan. Rencana tersebut harus disetujui
oleh direksi dan diperbarui secara teratur.
(PFMI P15; KC5)

Risiko Kustodian dan Investasi Custody and Invesment Risks


2.54 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.54 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menyimpan asetnya sendiri hold its own and its participants’ assets at
dan aset partisipannya pada entitas yang supervised and regulated entities that have
tunduk pada supervisi dan pengaturan yang robust accounting practices, safekeeping
memiliki praktik akuntansi, prosedur procedures, and internal controls that fully
penyimpanan, dan pengendalian internal yang protect these assets. (PFMI P16; KC1)
baik yang sepenuhnya melindungi aset
tersebut. (PFMI P16; KC1)
2.55 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.55 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki akses segera have prompt access to its assets and the assets
terhadap asetnya dan aset yang diserahkan oleh provided by participants, when required. (PFMI
P16; KC2)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

partisipan, apabila diperlukan. (PFMI P16;


KC2)
2.56 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.56 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengevaluasi dan memahami evaluate and understand its exposures to its
eksposurnya terhadap bank kustodiannya, custodian banks, taking into account the full
dengan memperhitungkan ruang lingkup scope of its relationships with each. (PFMI
sepenuhnya dari hubungannya dengan setiap P16; KC3)
bank kustodian. (PFMI P16; KC3)
2.57 Strategi investasi FMI SIPS yang 2.57 Bank Indonesia-operated FMI SIPS
dioperasikan Bank Indonesia harus sesuai investment strategy should be consistent with its
dengan strategi manajemen risikonya secara overall risk-management strategy and fully
keseluruhan serta diungkapkan sepenuhnya disclosed to its participants, and investments
kepada partisipannya, dan investasi harus should be secured by, or be claims on, high-
dijamin oleh, atau berupa klaim terhadap, quality obligors. These investments should
obligor berkualitas tinggi. Investasi tersebut allow for quick liquidation with little, if any,
harus memungkinkan dilakukannya likuidasi adverse price effect. (PFMI P16; KC4)
secara cepat dengan dampak merugikan yang
kecil terhadap harga, apabila ada. (PFMI P16;
KC4)

Risiko Operasional Operational Risks


2.58 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.58 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan kerangka establish a robust operational risk-management
manajemen risiko operasional yang kuat yang framework with appropriate systems, policies,
memiliki sistem, kebijakan, prosedur, dan procedures, and controls to identify, monitor,
pengendalian yang sesuai untuk and manage operational risks. (PFMI P17;
mengidentifikasi, memantau, dan mengelola KC1)
risiko operasional. (PFMI P17; KC1)
2.59 Direksi FMI SIPS yang dioperasikan 2.59 Bank Indonesia-operated FMI SIPS‘s
Bank Indonesia harus menentukan peran dan board of directors should clearly define the
tanggung jawab secara jelas untuk menangani roles and responsibilities for addressing
risiko operasional serta harus mengesahkan operational risk and should endorse the FMI’s
kerangka manajemen risiko operasional FMI operational risk-management framework.
tersebut. Sistem, kebijakan operasional, Systems, operational policies, procedures, and
prosedur, dan pengendalian harus ditinjau, controls should be reviewed, audited, and tested
diaudit, serta diuji secara berkala dan setelah periodically and after significant changes.
terjadinya perubahan signifikan. (PFMI P17; (PFMI P17; KC2)
KC2)
2.60 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.60 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki tujuan keandalan have clearly defined operational reliability
operasional yang ditentukan secara jelas dan objectives and should have policies in place that
harus memiliki kebijakan yang dirancang are designed to achieve those objectives. (PFMI
P17; KC3)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

untuk mencapai tujuan tersebut. (PFMI P17;


KC3)
2.61 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.61 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memastikan bahwa FMI ensure that it has scalable capacity adequate to
tersebut memiliki kapasitas yang dapat handle increasing stress volumes and to achieve
diperbesar yang cukup untuk menangani its service-level objectives. (PFMI P17; KC4)
peningkatan volume tekanan dan untuk
mencapai tujuan tingkat layanannya (service-
level objectives). (PFMI P17; KC4)
2.62 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.62 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki kebijakan keamanan have comprehensive physical and information
fisik dan keamanan informasi komprehensif security policies that address all potential
yang menangani semua potensi kerentanan vulnerabilities and threats. (PFMI P17; KC5)
serta ancaman. (PFMI P17; KC5)
2.63 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.63 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki rencana have a business continuity plan that addresses
kelangsungan usaha yang menangani peristiwa events posing a significant risk of disrupting
yang menimbulkan risiko signifikan operations, including events that could cause a
terganggunya kegiatan operasional, termasuk wide-scale or major disruption. The plan should
peristiwa yang dapat menyebabkan gangguan incorporate the use of a secondary site and
berskala luas atau gangguan besar. Rencana should be designed to ensure that critical
tersebut harus menyertakan penggunaan lokasi information technology (IT) systems can resume
sekunder dan harus dirancang untuk operations within two hours following
memastikan bahwa sistem teknologi informasi
disruptive events. The plan should be designed
(TI) dapat melanjutkan kegiatan operasional
to enable the FMI to complete settlement by the
dalam jangka waktu dua jam setelah terjadinya
end of the day of the disruption, even in case of
peristiwa gangguan. Rencana tersebut harus
extreme circumstances. Bank Indonesia-
dirancang agar FMI dapat menuntaskan
operated FMI SIPS should regularly test these
setelmen pada akhir hari terjadinya gangguan
arrangements. (PFMI P17; KC6)
tersebut, bahkan dalam keadaan yang ekstrem.
FMI SIPS yang dioperasikan Bank Indonesia
harus melakukan pengujian terhadap
pengaturan tersebut secara teratur. (PFMI P17;
KC6)
2.64 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.64 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi, memantau, identify, monitor, and manage the risks that key
dan mengelola risiko yang mungkin participants, other FMIs, and service and utility
ditimbulkan oleh partisipan utama, FMI providers might pose to its operations. In
lainnya, dan penyedia layanan serta penyedia addition, Bank Indonesia-operated FMI SIPS
utilitas (utility) terhadap kegiatan should identify, monitor, and manage the risks
operasionalnya. Selain itu, FMI SIPS yang its operations might pose to other FMIs. (PFMI
dioperasikan Bank Indonesia harus P17; KC7)
mengidentifikasi, memantau, dan mengelola
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

risiko yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan


operasionalnya terhadap FMI lainnya. (PFMI
P17; KC7)

Persyaratan Akses dan Partisipasi Access and Participation Requirements


2.65 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.65 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menyediakan akses yang adil allow for fair and open access to its services,
dan terbuka terhadap layanannya, termasuk including by direct and, where relevant, indirect
oleh partisipan langsung dan, apabila sesuai, participants and other FMIs, based on
partisipan tidak langsung serta FMI lainnya, reasonable risk-related participation
berdasarkan persyaratan partisipasi terkait requirements. (PFMI P18; KC1)
dengan risiko yang wajar. (PFMI P18; KC1)
2.66 Persyaratan partisipasi FMI SIPS yang 2.66 Bank Indonesia-operated FMI SIPS’s
dioperasikan Bank Indonesia harus dapat participation requirements should be justified in
dijustifikasi dalam hal keamanan dan efisiensi terms of the safety and efficiency of the FMI and
FMI dan pasar yang dilayaninya, disesuaikan the markets it serves, be tailored to and
terhadap dan setara dengan risiko tertentu FMI commensurate with the FMI’s specific risks and
tersebut, serta diungkapkan kepada be publicly disclosed. Subject to maintaining
masyarakat. Dengan tunduk pada acceptable risk control standards, Bank
dipertahankannya standar pengendalian risiko Indonesia-operated FMI SIPS should
yang dapat diterima, FMI SIPS yang endeavour to set requirements that have the
dioperasikan oleh Bank Indonesia harus
least-restrictive impact on access that
berusaha untuk menetapkan persyaratan yang
circumstances permit. (PFMI P18; KC2)
memiliki dampak yang paling sedikit
membatasi terhadap akses, sebagaimana
dimungkinkan oleh keadaan. (PFMI P18;
KC2)
2.67 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.67 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memantau kepatuhan terhadap monitor compliance with its participation
persyaratan partisipasinya secara terus- requirements on an ongoing basis and have
menerus serta memiliki prosedur yang clearly defined and publicly disclosed
ditentukan secara jelas dan diungkapkan procedures for facilitating the suspension and
kepada masyarakat untuk memfasilitasi orderly exit of a participant that breaches, or no
penangguhan dan keluarnya secara teratur longer meets, the participation requirements.
partisipan yang melanggar, atau tidak lagi (PFMI P18; KC3)
memenuhi, persyaratan partisipasi tersebut.
(PFMI P18; KC3)

Pengaturan Partisipasi Bertingkat Tiered Participation Arrangements


2.68 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.68 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memastikan bahwa aturan, ensure that its rules, procedures, and
prosedur, dan pengaturannya agreements allow it to gather basic information
memungkinkannya untuk mengumpulkan about indirect participation in order to identify,
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

informasi dasar tentang partisipasi tidak monitor, and manage any material risks to the
langsung untuk mengidentifikasi, memantau, FMI arising from such tiered participation
dan mengelola setiap risiko materiil terhadap arrangements. (PFMI P19; KC1)
FMI yang timbul dari pengaturan partisipasi
bertingkat tersebut.. (PFMI P19; KC1)
2.69 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.69 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi identify material dependencies between direct
kebergantungan materiil antara partisipan and indirect participants that might affect the
langsung dengan partisipan tidak langsung FMI. (PFMI P19; KC2)
yang dapat memengaruhi FMI tersebut. (PFMI
P19; KC2)
2.70 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.70 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi partisipan identify indirect participants responsible for a
tidak langsung yang bertanggung jawab atas significant proportion of transactions processed
sebagian besar transaksi yang diproses oleh by the FMI and indirect participants whose
FMI dan partisipan tidak langsung yang transaction volumes or values are large relative
volume atau nilai transaksinya relatif besar to the capacity of the direct participants through
dibandingkan dengan kapasitas dari partisipan which they access the FMI in order to manage
langsung yang digunakan oleh partisipan tidak the risks arising from these transactions. (PFMI
langsung untuk mengakses FMI untuk P19; KC3)
mengelola risiko yang timbul dari transaksi
tersebut. (PFMI P19; KC3)
2.71 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.71 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus melakukan peninjauan secara regularly review risks arising from tiered
teratur atas risiko yang timbul dari pengaturan participation arrangements and should take
partisipan bertingkat dan harus mengambil mitigating action when appropriate. (PFMI
tindakan mitigasi apabila diperlukan (PFMI P19; KC4)
P19; KC4)

Efisiensi dan Efektivitas Efficiency and Effectiveness


2.72 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.72 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus dirancang untuk memenuhi be designed to meet the needs of its participants
kebutuhan dari partisipannya dan pasar yang and the markets it serves, in particular, with
dilayaninya, secara khusus, terkait dengan regard to choice of a clearing and settlement
pilihan pengaturan kliring dan setelmen; arrangement; operating structure; scope of
struktur operasional, ruang lingkup produk products cleared, settled, or recorded; and use
yang dikliring, diselesaikan, atau dicatat; dan of technology and procedures. (PFMI P21;
penggunaan teknologi serta prosedur. (PFMI KC1)
P21; KC1)
2.73 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.73 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki sasaran dan tujuan have clearly defined goals and objectives that
yang ditentukan secara jelas yang dapat diukur are measurable and achievable, such as in the
dan dicapai, seperti dalam hal tingkat layanan areas of minimum service levels, risk-
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

minimum, harapan manajemen risiko, dan management expectations, and business


prioritas usaha. (PFMI P21; KC2) priorities. (PFMI P21; KC2)
2.74 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.74 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki mekanisme yang have established mechanisms for the regular
telah ditetapkan untuk tinjauan teratur atas review of its efficiency and effectiveness. (PFMI
efisiensi dan efektivitasnya. (PFMI P21; KC3) P21; KC3)

Prosedur dan Standar Komunikasi Communication Procedures and


Standards
2.75 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.75 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menggunakan, atau use, or at a minimum accommodate,
setidaknya mengakomodasi, prosedur dan internationally accepted communication
standar komunikasi yang diterima secara procedures and standards (PFMI P22; KC1).
internasional. (PFMI P22; KC1).

Pengungkapan Aturan, Prosedur Utama Disclosure of Rules, Key Procedures, and


dan Data Pasar Market Data
2.76 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.76 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menerapkan aturan serta adopt clear and comprehensive rules and
prosedur yang jelas dan komprehensif yang procedures that are fully disclosed to
diungkapkan sepenuhnya kepada partisipan. participants. Relevant rules and key procedures
Aturan yang terkait dan prosedur utama juga should also be publicly disclosed. (PFMI P23;
harus diungkapkan kepada masyarakat. (PFMI KC1).
P23; KC1).
2.77 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.77 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengungkapkan uraian yang disclose clear descriptions of the system’s
jelas tentang rancangan dan kegiatan design and operations, as well as the FMI’s and
operasional sistem tersebut, serta hak dan participants’ rights and obligations, so that
kewajiban FMI dan partisipan, sehingga participants can assess the risks they would
partisipan dapat menilai risiko yang akan incur by participating in the FMI. (PFMI P23;
ditimbulkannya dengan berpartisipasi dalam KC2).
FMI tersebut. (PFMI P23; KC2).
2.78 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.78 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memberikan semua provide all necessary and appropriate
dokumentasi serta pelatihan yang diperlukan documentation and training to facilitate
dan sesuai untuk memudahkan pemahaman participants’ understanding of the FMI’s rules
partisipan tentang aturan dan prosedur FMI and procedures and the risks they face from
serta risiko yang mereka hadapi dengan participating in the FMI. (PFMI P23; KC3).
berpartisipasi dalam FMI tersebut. (PFMI P23;
KC3).
2.79 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.79 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengungkapkan kepada publicly disclose its fees at the level of
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia

masyarakat tentang biayanya (fees) pada individual services it offers as well as its
tingkat masing-masing layanan yang policies on any available discounts. Bank
ditawarkannya serta kebijakannya tentang Indonesia-operated FMI SIPS should provide
setiap potongan harga yang tersedia. FMI SIPS clear descriptions of priced services for
yang dioperasikan oleh Bank Indonesia harus comparability purposes. (PFMI P23; KC4).
memberikan uraian secara jelas tentang
layanan yang dikenakan biaya untuk tujuan
perbandingan. (PFMI P23; KC4).
2.80 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.80 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia secara teratur harus membuat dan complete regularly and disclose publicly
mengungkapkan kepada masyarakat tentang responses to the CPSS-IOSCO disclosure
tanggapan terhadap Kerangka kerja framework for financial market infrastructures.
pengungkapan untuk infrastruktur pasar Bank Indonesia-operated FMI SIPS also
keuangan dari CPSS-IOSCO. FMI SIPS yang should, at a minimum, disclose basic data on
dioperasikan oleh Bank Indonesia juga transaction volumes and values. (PFMI P23;
setidaknya harus mengungkapkan data dasar KC5).
tentang volume dan nilai transaksi. (PFMI
P23; KC5).

Anda mungkin juga menyukai