PRINSIP PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN BANK INDONESIA
SEBAGAI INFRASTRUKTUR PASAR KEUANGAN
Oktober 2021
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
Daftar Isi
Content
1. Pendahuluan 1. Introduction
1.1 Principles for Financial Market 1.1 Principles for Financial Market
Infrastructures (PFMI) merupakan Infrastructures (PFMI) is an
Standar Internasional untuk International Standard for financial
infrastruktur keuangan yang infrastructure published in 2012 by
dipublikasikan pada 2012 oleh CPSS CPSS and IOSCO. These principles
dan IOSCO. PFMI terdiri dari 24 consist of 24 principles for financial
prinsip untuk infrastruktur pasar market infrastructures including
keuangan, termasuk systemically systemically important payment
important payment systems, Central systems, Central Securities Depositories
Securities Depositories (CSD), (CSD), Securities Settlement System
Securities Settlement System (SSS), (SSS), Central Counterparties (CCPs)
Central Counterparties (CCPs) and and Tade Repository (TR).
Tade Repository (TR). 1.2 The issuance of the PFMI is designed to
1.2 Penerbitan PFMI dirancang, untuk ensure the security, efficiency and
memastikan keamanan, efisiensi dan resilience of the global financial support
ketahanan infrastruktur pendukung infrastructure in the face of financial
keuangan global dalam menghadapi shocks. As operator of systemically
financial shocks. Sebagai important payment systems (SIPS),
penyelenggara sistem pembayaran Bank Indonesia has an obligation to
yang berdampak sistemik (systemically adopt 18 principles from 24 PFMI.
important payment systems - SIPS),
Bank Indonesia harus mengadopsi 18
prinsip dari 24 PFMI.
dengan peraturan dan perundang-undangan relevant laws and regulations. (PFMI P1;
terkait. (PFMI P1; KC2) KC2)
2.4 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.4 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mampu mengungkapkan dasar be able to articulate the legal basis for its
hukum untuk kegiatannya kepada otoritas activities to relevant authorities, participants,
terkait, partisipan, dan, apabila sesuai, nasabah and, where relevant, participants’ customers,
partisipan, dengan cara yang jelas dan dapat in a clear and understandable way. (PFMI P1;
dipahami. PFMI P1; KC3) KC3)
2.5 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.5 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memiliki aturan, prosedur, dan have rules, procedures, and contracts that are
kontrak yang dapat diberlakukan di semua enforceable in all relevant jurisdictions. There
yurisdiksi terkait. Harus terdapat tingkat should be a high degree of certainty that
kepastian yang tinggi bahwa tindakan yang actions taken by the FMI under such rules and
diambil oleh FMI berdasarkan aturan dan procedures will not be voided, reversed, or
prosedur tersebut tidak akan dinyatakan tidak subject to stays. (PFMI P1; KC4)
berlaku, dibatalkan, atau ditangguhkan (PFMI
P1; KC4)
2.6 Jika FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.6 If Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Indonesia, melaksanakan usaha di berbagai conducting business in multiple jurisdictions
yurisdiksi, harus mengidentifikasi dan should identify and mitigate the risks arising
mengurangi risiko yang timbul dari setiap from any potential conflict of laws across
pertentangan hukum yang mungkin terjadi di jurisdictions. (PFMI P1; KC5)
berbagai yurisdiksi tersebut. (PFMI P1; KC5)
Indonesia harus ditentukan dengan jelas, dan SIPS’s should be clearly specified, and there
harus terdapat prosedur yang terdokumentasi should be documented procedures for its
untuk fungsinya, termasuk prosedur untuk functioning, including procedures to identify,
mengidentifikasi, menangani, dan mengelola address, and manage member conflicts of
konflik kepentingan anggotanya. Direksi harus interest. The board should review both its
meninjau kinerjanya secara keseluruhan dan overall performance and the performance of its
kinerja masing-masing anggota direksi secara individual board members regularly. (PFMI
teratur. (PFMI P2; KC3) P2; KC3)
2.10 Direksi harus terdiri atas anggota yang 2.10 The board should contain suitable
tepat yang memiliki keterampilan dan insentif members with the appropriate skills and
yang sesuai untuk melaksanakan berbagai incentives to fulfil its multiple roles. This
perannya. Hal ini biasanya mengharuskan typically requires the inclusion of non-executive
disertakannya (para) anggota direksi non- board member(s). (PFMI P2; KC4)
eksekutif. (PFMI P2; KC4)
2.11 Peran dan tanggung jawab dari 2.11 The roles and responsibilities of
manajemen harus ditentukan dengan jelas. management should be clearly specified. The
Manajemen FMI SIPS yang dioperasikan management for Bank Indonesia-operated FMI
Bank Indonesia harus memiliki pengalaman SIPS’s should have the appropriate experience,
yang sesuai, berbagai jenis keterampilan, dan a mix of skills, and the integrity necessary to
integritas yang diperlukan untuk discharge their responsibilities for the
melaksanakan tanggung jawab mereka untuk operation and risk management of the FMI.
pelaksanaan kegiatan operasional dan (PFMI P2; KC5)
manajemen risiko dari FMI tersebut. (PFMI
P2; KC5)
2.12 Direksi harus menetapkan kerangka 2.12 The board should establish a clear,
manajemen risiko yang jelas dan documented risk-management framework for
terdokumentasikan yang mencakup kebijakan Bank Indonesia-operated FMI SIPS’s that
FMI SIPS yang dioperasikan Bank Indonesia includes the FMI’s risk-tolerance policy,
tentang toleransi risiko, menentukan tanggung assigns responsibilities and accountability for
jawab dan akuntabilitas untuk keputusan risk decisions, and addresses decision making
terkait risiko, dan menangani pengambilan in crises and emergencies. Governance
keputusan dalam krisis dan keadaan darurat. arrangements should ensure that the risk-
Pengaturan tata kelola harus memastikan management and internal control functions
bahwa fungsi manajemen risiko serta have sufficient authority, independence,
pengendalian internal memiliki kewenangan, resources, and access to the board. (PFMI P2;
independensi, sumber daya, dan akses kepada KC6)
direksi yang memadai. (PFMI P2; KC6)
2.13 Direksi harus memastikan bahwa 2.13 The board should ensure that design, rules,
rancangan, aturan, strategi secara keseluruhan, overall strategy, and major decisions of Bank
serta keputusan penting FMI SIPS yang Indonesia-operated FMI SIPS’s reflect
dioperasikan Bank Indonesia mencerminkan appropriately the legitimate interests of its
sebagaimana mestinya kepentingan yang sah direct and indirect participants and other
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
dari partisipan baik langsung maupun tidak relevant stakeholders. Major decisions should
langsung serta kepentingan stakeholder terkait be clearly disclosed to relevant stakeholders
lainnya. Keputusan utama harus diungkapkan and, where there is a broad market impact, the
secara jelas kepada stakeholder terkait dan, public.(PFMI P2; KC7)
apabila terdapat dampak pasar secara luas,
kepada masyarakat. (PFMI P2; KC7)
karena eksposur saat ini, potensi eksposur di arise from current exposures, potential future
masa mendatang, atau keduanya. (PFMI P4; exposures, or both. (PFMI P4; KC1)
KC1)
2.18 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.18 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi sumber identify sources of credit risk, routinely measure
risiko kredit, mengukur dan memantau and monitor credit exposures, and use
eksposur kredit secara rutin, serta appropriate risk-management tools to control
menggunakan alat manajemen risiko yang these risks. (PFMI P4; KC2)
sesuai untuk mengendalikan risiko tersebut.
(PFMI P4; KC2)
2.19 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.19 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus sepenuhnya mencakup cover its current and, where they exist, potential
eksposurnya saat ini dan, apabila ada, potensi future exposures to each participant fully with a
eskposur di masa mendatang terhadap masing- high degree of confidence using collateral and
masing partisipannya dengan tingkat other equivalent financial resources (see
kepercayaan yang tinggi dengan menggunakan Principle 5 on collateral). In the case of a DNS
agunan dan sumber keuangan yang setara payment system or DNS SSS in which there is no
lainnya (lihat Prinsip 5 tentang agunan). settlement guarantee but where its participants
Dalam hal sistem pembayaran DNS atau DNS face credit exposures arising from its payment,
SSS di mana tidak terdapat jaminan setelmen
clearing, and settlement processes, such an FMI
namun di mana partisipannya menghadapi
should maintain, at a minimum, sufficient
eksposur kredit yang timbul dari proses
resources to cover the exposures of the two
pembayaran, kliring, dan setelmennya, FMI
participants and their affiliates that would
harus memelihara sumber daya yang
create the largest aggregate credit exposure in
setidaknya cukup untuk mencakup eksposur
the system. (PFMI P4; KC3)
dari kedua partisipan tersebut dan afiliasinya
yang akan menghasilkan keseluruhan eksposur
kredit terbesar dalam sistem tersebut. (PFMI
P4; KC3)
2.20 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.20 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan aturan dan establish explicit rules and procedures that
prosedur yang tegas yang sepenuhnya address fully any credit losses it may face as a
menangani setiap kerugian kredit yang result of any individual or combined default
mungkin dihadapi oleh FMI sebagai akibat among its participants with respect to any of
dari wanprestasi tunggal atau gabungan di their obligations to the FMI. These rules and
antara para partisipannya terkait dengan salah procedures should address how potentially
satu kewajiban mereka kepada FMI. Aturan uncovered credit losses would be allocated,
dan prosedur tersebut harus menangani cara including the repayment of any funds Bank
pengalokasian potensi kerugian kredit yang
Indonesia-operated FMI SIPS may borrow from
tidak ditanggung, termasuk pembayaran
liquidity providers. These rules and procedures
kembali setiap dana yang mungkin dipinjam
should also indicate the FMI’s process to
oleh FMI SIPS yang dioperasikan oleh Bank
replenish any financial resources that the FMI
Indonesia dari penyedia likuiditas. Aturan dan
may employ during a stress event, so that the
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
prosedur tersebut juga harus mengindikasikan FMI can continue to operate in a safe and sound
proses FMI untuk menambah setiap sumber manner. (PFMI P4; KC7)
keuangan yang mungkin digunakan oleh FMI
selama stress event, sehingga FMI dapat tetap
beroperasi secara aman dan sehat. (PFMI P4;
KC7)
Agunan Collateral
2.21 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.21 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus membatasi aset secara umum, generally limit the assets it (routinely) accepts
yang diterimanya (secara rutin) sebagai as collateral to those with low credit, liquidity,
agunan, dengan risiko kredit, risiko likuiditas, and market risks. (PFMI P5; KC1)
dan risiko pasar yang rendah. (PFMI P5; KC1)
2.22 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.22 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan praktik valuasi establish prudent valuation practices and
yang dilakukan secara berhati-hati, dan develop haircuts that are regularly tested and
mengembangkan haircut yang diuji secara take into account stressed market conditions.
teratur serta memperhitungkan kondisi pasar (PFMI P5; KC2)
yang ketat. (PFMI P5; KC2)
2.23 Untuk mengurangi kebutuhan 2.23 In order to reduce the need for procyclical
penyesuaian procyclical, FMI SIPS yang adjustments, Bank Indonesia-operated FMI
dioperasikan Bank Indonesia harus SIPS should establish stable and conservative
menetapkan haircut yang stabil dan haircuts that are calibrated to include periods
konservatif yang terkalibrasi untuk mencakup of stressed market conditions, to the extent
periode kondisi pasar yang ketat, sepanjang practicable and prudent. (PFMI P5; KC3)
dapat diterapkan dan bersifat hati-hati. (PFMI
P5; KC3)
2.24 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.24 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menghindari konsentrasi avoid concentrated holdings of certain assets
kepemilikan atas aset tertentu apabila hal where this would significantly impair the ability
tersebut secara signifikan akan mengurangi to liquidate such assets quickly without
kemampuan untuk melikuidasi aset tersebut significant adverse price effects. (PFMI P5;
secara cepat tanpa adanya dampak harga yang KC4)
merugikan secara signifikan. (PFMI P5; KC4)
2.25 Jika ada FMI SIPS yang dioperasikan 2.25 If any Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Bank Indonesia yang menerima agunan lintas accepts cross-border collateral should mitigate
negara (cross-border collateral) harus the risks associated with its use and ensure that
mengurangi risiko terkait dengan the collateral can be used in a timely manner.
penggunaannya dan memastikan bahwa (PFMI P5; KC5)
agunan tersebut dapat digunakan tepat pada
waktunya. (PFMI P5; KC5)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
2.26 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.26 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menggunakan sistem use a collateral management system that is well-
pengelolaan agunan yang dirancang dengan designed and operationally flexible. (PFMI P5;
baik dan fleksibel secara operasional. (PFMI KC6)
P5; KC6)
serta agunan yang sangat mudah dipasarkan collateral held in custody and investments that
yang disimpan pada kustodian dan investasi are readily available and convertible into cash
yang segera tersedia dan dapat dikonversikan with prearranged and highly reliable funding
ke dalam uang tunai dengan pendanaan yang arrangements, even in extreme but plausible
diatur sebelumnya dan yang sangat dapat market conditions. If any Bank Indonesia-
diandalkan, bahkan dalam keadaan pasar yang operated FMI SIPS has access to routine credit
ekstrem tetapi dapat diterima. Jika ada FMI at the central bank of issue, the FMI may count
SIPS yang dioperasikan oleh Bank Indonesia such access as part of the minimum requirement
memiliki akses terhadap kredit rutin di bank to the extent it has collateral that is eligible for
sentral, FMI dapat memperhitungkan akses pledging to (or for conducting other
tersebut sebagai bagian dari persyaratan appropriate forms of transactions with) the
minimum sepanjang FMI memiliki agunan relevant central bank. All such resources should
yang memenuhi syarat untuk digadaikan be available when needed. (PFMI P7; KC5)
kepada (atau untuk melakukan bentuk
transaksi yang sesuai lainnya dengan) bank
sentral terkait. Semua sumber daya harus
tersedia pada saat diperlukan. (PFMI P7;
KC5)
2.31 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.31 Bank Indonesia-operated FMI SIPS may
Indonesia dapat menambahkan sumber daya supplement its qualifying liquid resources with
likuidnya yang memenuhi syarat dengan other forms of liquid resources. If the FMI does
bentuk sumber daya likuid lainnya. Apabila so, then these liquid resources should be in the
FMI melakukan hal tersebut, maka sumber form of assets that are likely to be saleable or
daya likuid tersebut harus dalam bentuk aset acceptable as collateral for lines of credit,
yang kemungkinan dapat dijual atau dapat swaps, or repos on an ad hoc basis following a
diterima sebagai agunan untuk jalur kredit, default, even if this cannot be reliably
swap, atau repo secara ad hoc setelah prearranged or guaranteed in extreme market
terjadinya wanprestasi, bahkan apabila hal
conditions. Even if Bank Indonesia-operated
tersebut tidak dapat diatur sebelumnya atau
FMI SIPS does not have access to routine
dijamin dengan cara yang dapat diandalkan
central bank credit, it should still take account
dalam kondisi pasar yang ekstrem. Bahkan
of what collateral is typically accepted by the
apabila FMI SIPS yang dioperasikan oleh
relevant central bank, as such assets may be
Bank Indonesia tidak memiliki akses terhadap
more likely to be liquid in stressed
kredit bank sentral secara rutin, FMI harus
tetap memperhitungkan agunan apa yang circumstances. Bank Indonesia-operated FMI
biasanya diterima oleh bank sentral terkait, SIPS should not assume the availability of
karena aset lebih mungkin untuk menjadi emergency central bank credit as a part of its
likuid dalam keadaan yang tertekan. FMI SIPS liquidity plan. (PFMI P7; KC6)
yang dioperasikan oleh Bank Indonesia tidak
boleh mengasumsikan ketersediaan kredit
bank sentral dalam keadaan darurat sebagai
bagian dari rencana likuiditasnya. (PFMI P7;
KC6)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
2.32 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.32 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memperoleh tingkat obtain a high degree of confidence, through
kepercayaan yang tinggi, melalui uji tuntas rigorous due diligence, that each provider of its
secara ketat, bahwa setiap penyedia sumber minimum required qualifying liquid resources,
daya likuid minimumnya yang memenuhi whether a participant of the FMI SIPS or an
syarat yang diwajibkan, baik partisipan dari external party, has sufficient information to
FMI SIPS tersebut maupun pihak eksternal, understand and to manage its associated
memiliki informasi yang cukup untuk liquidity risks, and that it has the capacity to
memahami dan untuk mengelola risiko perform as required under its commitment.
likuiditasnya yang terkait, dan bahwa pihak Where relevant to assessing a liquidity
tersebut memiliki kapasitas untuk provider’s performance reliability with respect
melaksanakan kinerja sebagaimana yang to a particular currency, a liquidity provider’s
diwajibkan berdasarkan komitmennya. potential access to credit from the central bank
Apabila sesuai untuk menilai keandalan of issue may be considered. Bank Indonesia-
kinerja penyedia likuiditas terkait dengan mata operated FMI SIPS should regularly test its
uang tertentu, potensi akses penyedia likuiditas procedures for accessing its liquid resources at
terhadap kredit dari bank sentral dapat a liquidity provider. (PFMI P7; KC7)
diperhitungkan. FMI SIPS yang dioperasikan
Bank Indonesia harus menguji prosedurnya
secara teratur untuk menilai sumber daya
likuidnya pada penyedia likuiditas. (PFMI P7;
KC7)
2.33 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.33 Bank Indonesia-operated FMI SIPS with
Indonesia yang memiliki akses terhadap access to central bank accounts, payment
rekening, layanan pembayaran, atau layanan services, or securities services should use these
surat berharga bank sentral harus services, where practical, to enhance its
menggunakan layanan-layanan tersebut, management of liquidity risk. (PFMI P7; KC8)
apabila memungkinkan, untuk meningkatkan
manajemen risiko likuiditasnya. (PFMI P7;
KC8)
2.34 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.34 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menentukan jumlah dan determine the amount and regularly test the
secara teratur menguji kecukupan dari sumber sufficiency of its liquid resources through
daya likuidnya melalui stress test secara ketat. rigorous stress testing. Bank Indonesia-
FMI SIPS yang dioperasikan oleh Bank operated FMI SIPS should have clear
Indonesia harus memiliki prosedur yang jelas procedures to report the results of its stress tests
untuk melaporkan hasil dari stress test-nya to appropriate decision makers at the FMI and
kepada pengambil keputusan yang sesuai to use these results to evaluate the adequacy of
dalam FMI tersebut dan untuk menggunakan and adjust its liquidity risk-management
hasil tersebut untuk mengevaluasi kecukupan framework. In conducting stress testing, Bank
dari dan menyesuaikan kerangka manajemen Indonesia-operated FMI SIPS should consider
risiko likuiditasnya. Dalam melaksanakan a wide range of relevant scenarios. Scenarios
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
stress test, FMI SIPS yang dioperasikan oleh should include relevant peak historic price
Bank Indonesia harus mempertimbangkan volatilities, shifts in other market factors such
berbagai macam skenario terkait. Skenario as price determinants and yield curves, multiple
harus mencakup volatilitas harga tertinggi defaults over various time horizons,
secara historis yang relevan, pergeseran dalam simultaneous pressures in funding and asset
faktor pasar lainnya, seperti determinan harga markets, and a spectrum of forward-looking
dan kurva imbal hasil, wanprestasi berganda stress scenarios in a variety of extreme but
selama berbagai horizon waktu, tekanan secara plausible market conditions. Scenarios should
bersamaan dalam pasar pendanaan dan pasar also take into account the design and operation
aset, serta segala jenis skenario stress yang of the Bank Indonesia-operated FMI SIPS,
berorientasi ke depan dalam keanekaragaman include all entities that might pose material
kondisi pasar yang ekstrem tetapi dapat liquidity risks to the FMI (such as settlement
diterima. Skenario juga harus banks, nostro agents, custodian banks, liquidity
memperhitungkan rancangan dan kegiatan providers, and linked FMIs), and where
operasional FMI SIPS yang dioperasikan oleh appropriate, cover a multiday period. In all
Bank Indonesia, mencakup semua entitas yang cases, Bank Indonesia-operated FMI SIPS
mungkin menimbulkan risiko likuiditas should document its supporting rationale for,
materiil terhadap FMI (seperti bank pelaksana and should have appropriate governance
setelmen, agen nostro, bank kustodian, arrangements relating to, the amount and form
penyedia likuiditas, dan FMI yang terhubung), of total liquid resources it maintains. (PFMI
dan apabila sesuai, mencakup periode P7; KC9)
multihari. Dalam semua keadaan, FMI SIPS
yang dioperasikan oleh Bank Indonesia harus
mendokumentasikan dasar pemikirannya yang
mendukung untuk, dan harus memiliki
pengaturan tata kelola yang sesuai terkait
dengan, jumlah dan bentuk dari keseluruhan
sumber likuiditas yang dipeliharanya. (PFMI
P7; KC9)
2.35 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.35 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus menetapkan aturan dan establish explicit rules and procedures that
prosedur yang tegas yang memungkinkan FMI enable the FMI to effect same-day and, where
untuk memberlakukan setelmen pada hari appropriate, intraday and multiday settlement
yang sama dan, apabila sesuai, setelmen of payment obligations on time following any
intrahari dan multihari atas kewajiban individual or combined default among its
pembayaran secara tepat waktu setelah participants. These rules and procedures should
terjadinya wanprestasi tunggal atau gabungan address unforeseen and potentially uncovered
di antara partisipannya. Aturan dan prosedur liquidity shortfalls and should aim to avoid
tersebut harus menangani kekurangan unwinding, revoking, or delaying the same-day
likuiditas yang tidak diperkirakan dan settlement of payment obligations. These rules
berpotensi tidak ditanggung, serta harus and procedures should also indicate the Bank
bertujuan untuk menghindari pelepasan, Indonesia-operated FMI SIPS’s process to
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
pembatalan, atau penundaan setelmen pada replenish any liquidity resources it may employ
hari yang sama atas kewajiban pembayaran. during a stress event, so that it can continue to
Aturan dan prosedur tersebut juga harus operate in a safe and sound manner. (PFMI P7;
menunjukkan proses FMI SIPS yang KC10)
dioperasikan oleh Bank Indonesia untuk
menambah setiap sumber likuiditas yang
mungkin digunakan oleh FMI selama stress
event, sehingga FMI dapat tetap beroperasi
secara aman dan baik (PFMI P7; KC10)
yang memiliki risiko kredit atau risiko with little or no credit or liquidity risk. (PFMI
likuiditas yang kecil atau yang tidak memiliki P9; KC2)
risiko kredit atau risiko likuiditas. (PFMI P9;
KC2)
2.41 Apabila FMI SIPS yang dioperasikan 2.41 If Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Bank Indonesia melaksanakan setelmen settles in commercial bank money, it should
menggunakan uang bank umum, FMI tersebut monitor, manage, and limit its credit and
harus memantau, mengelola, dan membatasi liquidity risks arising from the commercial
risiko kredit dan risiko likuiditasnya yang settlement banks. In particular, an FMI should
timbul dari bank umum pelaksana setelmen. establish and monitor adherence to strict
Secara khusus, FMI harus menetapkan dan criteria for its settlement banks that take
memantau kepatuhan terhadap kriteria yang account of, among other things, their regulation
ketat untuk bank pelaksana setelmennya and supervision, creditworthiness,
dengan memperhitungkan, antara lain, capitalisation, access to liquidity, and
pengaturan dan supervisi, kelaikan kredit,
operational reliability. An FMI should also
kapitalisasi, akses terhadap likuiditas, dan
monitor and manage the concentration of credit
keandalan operasional bank tersebut. FMI juga
and liquidity exposures to its commercial
harus memantau dan mengelola konsentrasi
settlement banks. (PFMI P9; KC3)
eksposur kredit dan eksposur likuiditas
terhadap bank umum pelaksana setelmennya.
(PFMI P9; KC3)
2.42 Apabila FMI SIPS yang dioperasikan 2.42 If Bank Indonesia-operated FMI SIPS
Bank Indonesia melaksanakan setelmen dana conducts money settlements on its own books, it
berdasarkan pembukuannya sendiri, FMI should minimise and strictly control its credit
harus meminimalkan dan secara ketat and liquidity risks. (PFMI P9; KC4)
mengendalikan risiko kredit dan risiko
likuiditasnya. (PFMI P9; KC4)
2.43 Perjanjian yang sah secara hukum antara 2.43 Bank Indonesia-operated FMI SIPS legal
FMI SIPS yang dioperasikan Bank Indonesia agreements with any settlement banks should
dengan setiap bank pelaksana setelmen harus state clearly when transfers on the books of
menyatakan dengan jelas, ketika diperkirakan individual settlement banks are expected to
terjadi transfer berdasarkan pembukuan dari occur, that transfers are to be final when
masing-masing bank pelaksana setelmen, effected, and that funds received should be
bahwa transfer akan menjadi final ketika transferable as soon as possible, at a minimum
diberlakukan, dan bahwa dana yang diterima by the end of the day and ideally intraday, in
harus dapat ditransfer sesegera mungkin, order to enable the FMI and its participants to
minimum pada akhir hari tersebut dan idealnya
manage credit and liquidity risks. (PFMI P9;
secara intrahari, agar FMI dan partisipannya
KC5)
dapat mengelola risiko kredit dan risiko
likuiditas. (PFMI P9; KC5)
Prinsip Penyelenggaraan Pada Infrastruktur Pasar Keuangan Bank Indonesia
biaya operasional yang berjalan untuk jangka resources’ principles. However, equity held
waktu setidaknya enam bulan. Aset tersebut under international risk-based capital
merupakan tambahan untuk sumber daya yang standards can be included where relevant and
dimiliki untuk menanggung wanprestasi appropriate to avoid duplicate capital
partisipan atau risiko lainnya yang ditanggung requirements. (PFMI P15; KC3)
berdasarkan prinsip sumber keuangan. Namun
demikian, ekuitas yang dimiliki berdasarkan
standar internasional terkait dengan modal
berbasis risiko dapat disertakan apabila
relevan dan sesuai untuk mencegah adanya
duplikasi persyaratan modal. (PFMI P15;
KC3)
2.52 Aset yang dimiliki untuk menanggung 2.52 Assets held to cover general business risk
risiko bisnis umum harus berkualitas tinggi should be of high quality and sufficiently liquid
dan cukup likuid agar FMI SIPS yang in order to allow the Bank Indonesia-operated
dioperasikan Bank Indonesia tersebut dapat FMI SIPS to meet its current and projected
menutupi biaya operasional yang berjalan dan operating expenses under a range of scenarios,
biaya operasional yang diproyeksikan dalam including in adverse market conditions. (PFMI
berbagai skenario, termasuk dalam kondisi P15; KC4)
pasar yang merugikan. (PFMI P15; KC4)
2.53 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.53 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus memelihara keberadaan maintain a viable plan for raising additional
rencana yang dapat dilaksanakan untuk equity should its equity fall close to or below the
meningkatkan ekuitas tambahan apabila amount needed. This plan should be approved
jumlah ekuitasnya mengalami penurunan by the board of directors and updated regularly
hingga mendekati atau di bawah jumlah yang (PFMI P15; KC5)
diperlukan. Rencana tersebut harus disetujui
oleh direksi dan diperbarui secara teratur.
(PFMI P15; KC5)
informasi dasar tentang partisipasi tidak monitor, and manage any material risks to the
langsung untuk mengidentifikasi, memantau, FMI arising from such tiered participation
dan mengelola setiap risiko materiil terhadap arrangements. (PFMI P19; KC1)
FMI yang timbul dari pengaturan partisipasi
bertingkat tersebut.. (PFMI P19; KC1)
2.69 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.69 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi identify material dependencies between direct
kebergantungan materiil antara partisipan and indirect participants that might affect the
langsung dengan partisipan tidak langsung FMI. (PFMI P19; KC2)
yang dapat memengaruhi FMI tersebut. (PFMI
P19; KC2)
2.70 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.70 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus mengidentifikasi partisipan identify indirect participants responsible for a
tidak langsung yang bertanggung jawab atas significant proportion of transactions processed
sebagian besar transaksi yang diproses oleh by the FMI and indirect participants whose
FMI dan partisipan tidak langsung yang transaction volumes or values are large relative
volume atau nilai transaksinya relatif besar to the capacity of the direct participants through
dibandingkan dengan kapasitas dari partisipan which they access the FMI in order to manage
langsung yang digunakan oleh partisipan tidak the risks arising from these transactions. (PFMI
langsung untuk mengakses FMI untuk P19; KC3)
mengelola risiko yang timbul dari transaksi
tersebut. (PFMI P19; KC3)
2.71 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.71 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia harus melakukan peninjauan secara regularly review risks arising from tiered
teratur atas risiko yang timbul dari pengaturan participation arrangements and should take
partisipan bertingkat dan harus mengambil mitigating action when appropriate. (PFMI
tindakan mitigasi apabila diperlukan (PFMI P19; KC4)
P19; KC4)
masyarakat tentang biayanya (fees) pada individual services it offers as well as its
tingkat masing-masing layanan yang policies on any available discounts. Bank
ditawarkannya serta kebijakannya tentang Indonesia-operated FMI SIPS should provide
setiap potongan harga yang tersedia. FMI SIPS clear descriptions of priced services for
yang dioperasikan oleh Bank Indonesia harus comparability purposes. (PFMI P23; KC4).
memberikan uraian secara jelas tentang
layanan yang dikenakan biaya untuk tujuan
perbandingan. (PFMI P23; KC4).
2.80 FMI SIPS yang dioperasikan Bank 2.80 Bank Indonesia-operated FMI SIPS should
Indonesia secara teratur harus membuat dan complete regularly and disclose publicly
mengungkapkan kepada masyarakat tentang responses to the CPSS-IOSCO disclosure
tanggapan terhadap Kerangka kerja framework for financial market infrastructures.
pengungkapan untuk infrastruktur pasar Bank Indonesia-operated FMI SIPS also
keuangan dari CPSS-IOSCO. FMI SIPS yang should, at a minimum, disclose basic data on
dioperasikan oleh Bank Indonesia juga transaction volumes and values. (PFMI P23;
setidaknya harus mengungkapkan data dasar KC5).
tentang volume dan nilai transaksi. (PFMI
P23; KC5).