Andre Gunawan Silaen - Tugas Pengetahuan Lingkungan
Andre Gunawan Silaen - Tugas Pengetahuan Lingkungan
NIM :220401068
Dosen : Ir. Jaya Arjuna, M.Sc
1. Ketersediaan kebutuhan dasar (perumahan yang layak, air bersih, jaringan listrik, sanitasi,
ketercukupan pangan, dll).
2. Ketersediaaan fasilitas umum dan fasilitas sosial (transportasi umum, taman, fasilitas kesehatan,
dll).
3. Ketersediaan ruang publik sebagai wadah untuk berinteraksi antar komunitas
4. Keamanan dan keselamatan.
5. Kualitas lingkungan.
6. Dukungan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya kota.
7. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Pertimbangan indikator untuk menentukan apakah sebuah kota cocok dikatakan sebagai kota layak huni
di Indonesia dapat berasal dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), akademisi, dan pakar terkait.
Ada beberapa kota di berbagai negara yang tergolong sebagai kota layak huni di dunia. Menurut Indeks
Kelangsungan Hidup Global tahunan (Economist Intelligence Unit), tingkat kelayakan huni kota-kota di
dunia secara keseluruhan mencapai angka tertinggi dalam 15 tahun terakhir setelah situasi global pulih
dari pandemi. Indeks itu mengukur tingkat kelayakan hidup 173 kota di dunia berdasarkan berbagai faktor
termasuk stabilitas, layanan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur. 5 kota
yang masuk kategori kota paling layak huni di dunia, yaitu Wina (Austria), Melbourne (Australia),
Vancouver (Kanada), Osaka (Jepang), dan Auckland (Selandia baru).
Wina, Austria
Kota ini mendapat skor sempurna dalam stabilitas, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur,
yang dinilai melebihi ekspektasi oleh para penduduknya. Dengan sejarahnya yang terpelihara, sistem
transportasi umum yang andal, biaya penitipan anak yang terjangkau, dan akses mudah ke kafe, teater,
bahkan kilang anggur di dalam kota, Wina terasa seperti tempat staycation abadi.
Melbourne, Australia
Melbourne mendapat skor tertinggi untuk budaya dan lingkungan yang sangat disukai oleh warganya.
Kota ini juga mudah dinavigasi dengan jalur-jalur trem yang mudah dipahami baik di kawasan pusat
bisnis maupun pinggiran kota. Bagi warga Melbourne, hanya butuh perjananan singkat untuk menikmati
pantai dan perkebunan anggur yang terkenal di dunia. Blogger Kimmie Conner, yang berasal dari
California, mengatakan butuh sedikit pendekatan untuk benar-benar menikmati Melbourne jika
dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Conner juga menganggap orang-orang di Melbourne lebih ramah
dibandingkan di Sydney. Sikap positif itu menjadi faktor yang meningkatkan indeks kelayakan kota ini
untuk ditinggali.
Vancouver, Canada
Vancouver mendapat skor unggul pada aspek budaya dan lingkungannya yang menjadi alasan utama
mengapa warga mencintai kota ini. Kuliner yang beragam di kota ini menggambarkan penduduknya yang
multikultural. Kita bisa menemukan injera Ethiopia hingga momo Tibet. Pemilik bisnis dari negara-
negara lain juga tertarik ke Vancouver karena kebijakan imigrasi yang mendukung. Selain bisnis,
pemandangan di kota ini selalu dipuji.
Osaka, Jepang
Osaka mencetak skor sempurna untuk stabilitas, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Pada saat
peningkatan biaya hidup terus menekan banyak rumah tangga di seluruh dunia, biaya hidup terjangkau di
Osaka memberikan nilai tambah yang besar bagi penduduknya. Penduduk setempat juga menyoroti harga
makanan di restoran yang lebih murah. Kota ini juga terasa lebih aman dibandingkan kota-kota besar
lainnya. Warga setempat juga menikmati jaringan transportasi umumnya yang andal.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf,
pendidikan, dan standar hidup. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil
pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM
diperkenalkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPPBB) pada tahun 1990 dan
diterbitkan secara berkala dalam Laporan Pembangunan Manusia (LPM) setiap tahunnya. Semenjak
tahun 1995, Transparansi Internasional telah menerbitkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) setiap tahun
yang mengurutkan negara-negara di dunia berdasarkan persepsi (anggapan) publik terhadap korupsi di
jabatan publik dan politis. IPK 2021, yang diterbitkan pada Januari 2022, saat ini memeringkat 180
negara "dalam skala dari 100 (sangat bersih) hingga 0 (sangat korup)" berdasarkan situasi antara Mei
2020 dan Mei 2021. Denmark, Finlandia, Selandia Baru, Norwegia, Singapura, dan Swedia dianggap
sebagai negara yang paling tidak korup di dunia, secara konsisten menempati peringkat tinggi di antara
transparansi keuangan internasional, berturut-turut memiliki skor 88 dan 85 dari 100, sementara negara
yang paling korup di dunia adalah Somalia, Suriah, and Sudan Selatan, berturut-turut memiliki skor 13
dan 11 dari 100 pada tahun 2021.
Ini adalah Peringkat negara persepsi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2022.
Ini adalah Indeks Persepsi Indonesia Tahun 2022 menurut dari Badan Transparansi Internasional yang
mendata negara-negara yang memiliki indeks persepsi Korupsi pada tahun 2022. Denmark adalah
peringkat pertama dari 180 negara dengan skornya adalah 90, sedangkan Indonesia memiliki Peringkat
110 dari 180 negara dengan skornya adalah 34.
Sumber:
https://www.neliti.com/id/publications/228303/kajian-kota-layak-huni-ditinjau-dari-aspek-lingkungan-
hidup-di-kota-tegal-jawa-t#:~:text=Kota%20layak%20huni%20atau%20The,fisik%20(Wheeler%2C
%202004
https://satudata.kedirikota.go.id/data_iku/detail/25-indeks-kota-layak-huni
https://www.transparency.org/en/cpi/2022
https://goodstats.id/infographic/negara-dengan-indeks-pembangunan-manusia-ipm-terbaik-2022-2BNWK
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cz4yy3w209qo