Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan olahraga dapat ditempuh melalui tiga jalur utama pengembangan, yaitu: jalur pengembangan melalui Olahraga Prestasi, Olahraga Masyarakat dan Olahraga Pendidikan. Pada jalur pengembangan melalui Olahraga Pendidikan sangat berkaitan erat dengan upaya-upaya pengembangan olahraga yang lebih diarahkan pada pencapaian tujuan tujuan pendidikan melalui kegiatan olahraga, sehingga dapat berdampak secara langsung pada pengembangan kualitas sumber daya manusia di lingkungan persekolahan. Pengembangan melalui jalur ini pun akan berdampak pada kelengkapan sarana dan pra-sarana yang dibutuhkan pada pelaksanaan pembelajaran olahraga di lingkungan sekolah itu sendiri. Upaya upaya pendidikan yang diselenggarakan di lingkungan persekolahan merupakan landasan utama yang sangat menentukan bagi pengembangan olahraga pada tingkat selanjutnya (baca: dan pengembangan jalur olahraga melalui jalur masyarakat/kelompok pengembangan olahraga prestasi).

Pengembangan olahraga pada sektor persekolahan ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan olahraga baik secara regional maupun nasional. Tenaga kependidikan atau guru sangat berperan dalam pengembangan olahraga di sekolah, Guru olahraga perlu membina olahraga di sekolah untuk membentuk atlet-atlet pada usia dini. Dari peran guru olahraga? tersebut di atas maka timbulnya pertanyaan apa peranan tenaga kependidikan(guru) dalam meningkatkan prestasi

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang yang menggambarkan peranan tenaga kependidikan, maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa saja faktor untuk meningkatkan prestasi olahraga ? 2. Pendekatan apa saja yang harus dilakukan untuk mempermudahkan

seorang guru dalam merencanakan suatu sistem olahraga prestasi ? 3. Berapa macam sistematika pencapaian sasaran agar pembangunan olahraga di Indonesia tidak menyimpang dari tujuan ?

C. Tujuan

1.Tujuan umum Untuk mengetahui dan memahami mata kuliah profesi 2.Tujuan khusus
a. Mengetahui

faktor-faktor

untuk

meningkatkan

prestasi

olahraga ?
b. Mengetahui dan memahami berbagai pendekatan

untuk

mempermudahkan seorang guru dalam merencanakan suatu sistem olahraga prestasi ? c. Memahami sistematika pencapaian sasaran agar pembangunan olahraga di Indonesia agar tidak menyimpang dari tujuan ?

D. Ruang lingkup

, Masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah peranan profesi kependidikan dalam meningkatkan prestasi olahraga.

BAB II PEMBAHASAN

A. Peranan Guru Profesi guru sejak dulu hingga sekarang masih hangat dibicarakan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun para pakar lainnya. Bahkan hamper setiap media massa mengupas atau memuat berita tentang eksistensi guru. Dari berbagai pemberitaan yang ada kecenderungannya banyak yang melecehkan posisi guru, baik yang bersifat menyangkut kedinasan maupun persoalan pribadi, ironisnya guru sendiri nyaris tak mampu untuk melakukan pembelaan diri.Banyak kalangan yang mengkambinghitamkan guru tatkala prestasi peserta didik turun secara drastic, ada yang bilang gurunya kurang berkulitas, kurang berkompeten dan cercaan lainnya yang menggiring guru pada posisi yang kurang mengenakan. Kondisi seperti terjadi pada berbagai disiplin ilmu, termasuk di dalamnya disiplin ilmu olahraga.Namun demikian, sikap dan prilaku berbagai kalangan tidak bisa ditolelir dan memang bukan tanpa alasan karena memang masih ada oknum guru yang masih melanggar etika atau koridor akademik yang mestii dilalui. Anehnya

sedikit saja kesalahan yang dilakukan oleh guru mengundang reaksi yang begitu dahsyat dari berbagai kalangan masyarakat. Mungkin hal ini menunjukkan bahwa guru itu memang seyogianya menjadi panutan berbagai kalangan masyarakat. Lebih dari sekedar panutan, hal ini memberikan sinyalemen bahwa keberadaan guru tidak bisa digantikan sekalipun dengan peralatan yang sangat mutakhir. Sebab fungsi dan tugas guru itu tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu pembinaan mental dan ahlak pun menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh seorang guru (Uzer Usman,1999).Hanya saja permasalahan yang dihadapi sekarang ini, sebatas manakah pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yang mulia namun terasa memberatkan ini, sebab pada kenyataannya masyarakat lebih mengakui bahwa profesi dokter dianggap paling tinggi. Padahal kalau kita tinjau dari segi pendidikan yang telah diimiliki, guru pun banyak yang memiliki kualifikasi pendidikan yang tinggi bahkan ada yang lebih tinggi dari pendidikan seorang dokter (Uzer Usman ; 1999).Terlepas dari pandangan di atas, kita akui bahwa profesi guru lebih mudah tercemar dibandingkan dengan profesi yang lainnya dalam arti masih banyak orang yang tidak menempuh jenjang kependidikan keguruan memaksakan diri untuk menjadi seorang guru hanya karena meiliki pengetahuan tentang apa yang akan diajarkannya. Dari ilustrasi di atas, sudah saatnya prodi olahraga sebagai salah satu yang menghasilkan calon-calon guru penjas patut didukung oleh berbagai pihak yang terkait agar dalam menghasilkan calon guru penjas yang mampu menjawab berbagai permasalahan di lapangan. Salah satu diantaranya pemerintah daerah melalui dinas pendidikan harus menjadi patner kerja yang dapat memberikan gambaran tentang profil guru penjas yang dibutuhkan oleh masyarakat. Olahraga pendidikan harus dilakukan dengan mudah baik oleh siswa maupun oleh guru olahraga itu sendiri. Perencanaan ini penting, sehingga cabang olahraga yang dipilih dapat dilaksanakan oleh banyak siswa. Beberapa hal penting dalam perencanan olahraga pendidikan di lingkungan sekolah adalah: Pilih cabang olahraga yang dikenal dan digemari masyarakat sekolah. Guru olahraga pelu mengantarkan teknik dan strategi yang ada pada cabang olahraga tersebut, dan untuk keperluan itu guru harus mengetahui teknik dan karakteristik cabang olahraga yang akan diajarkannya kepada siswa. Memilih cabang olahraga yang dikenal juga akan membantu guru mudah mengajarkan peran siswa sebagai wasit, pencatat skor, dan administratur pertandingan olahraga. Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam olahraga. Jika pengajaran olahraga saat ini banyak mengarah pada format pengajaran yang terpusat pada guru, maka guru olahraga harus berpindah pada format pengajaran yang terpusat pada siswa. Namun dapat juga digunakan format terpusat guru-

siswa, dengan membagi kesempatan yang sama dalam proses belajar-mengajar. Butir ini juga berarti sekolah dan instansi terkait harus menyediakan sarana, prasarana, dan peralatan pembelajaran olahraga pendidikan yang memudahkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa secara efktif. Mengenali dan menyiapkan materi yang dibutuhkan. Guru olahraga perlu mengetahui semua materi yang dibutuhkan. Hal ini termasuk menyusun jadwal pelatihan, lembar scoring-sheet, lembar analisis statistik, dan sistem penghargaan kepada siswa berprestasi. Guru olahraga yang baik menyiapkan materi berbentuk: Syarat tanggungjawab seorang pelatih olahraga Jadwal pertandingan Tugas wasit danpencatat skor Format petugas wasit dan pencatat skor pertandingan olahraga Informai keterampilan dan strategi pertandingan olahraga Sistem keselamatan tertentu dalam pertandingan olahraga Sistem penghargaan tertentu bagi siswa berprestasi. Menyusun musim pertandingan. Dapatkan siswa membentuk tim olahraganya sendiri dengan gaya dan kaos tim yang disukainya. Guru olahraga juga perlu menyusun musim-musim pertandingan olahraga dan mempublikasikannya kepada para siswa melalui papan informasi sekolah, sehingga para siswa dapat melihat dan membacanya. Selain itu juga guru olahraga perlu memperhatikan kaidahkaidah pertandingan olahraga, seperti: upaya-upaya pengembangan sikap fairplay, tanggungjawab, kerjasama, dan nilai-nilai pertandingan lainnya. Tugas dan tanggung jwab guru dalam membantu tujuan pengembangan olahraga : 1. memperkaya pengetahuan dan pengalaman melalui penataran dan pelatihan. 2. Kreatif dalam membuat program dan alat bantu yang sederhana. 3. Melaksanakan pembinaan olahraga pada kegiatan ekstra kurikuler Namun menurut hemat penulis, segala upaya yang telah dilakukan tidak akan berdampak positif pada perkembangan dunia pendidikan olahraga tanpa adanya komitmen yang baik dari guru itu sendiri sebagai pelaksana di lapanga, sebab pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh guru merupakan tanggung jawab guru secara pribadi, adapun elemen yang telah diuraikan hanyalah sebagai

fasiltator guna membantu guru dal;am meningkatkan profesinya. Oleh karena itu guru harus lebih proaktif dan peka terhadap berbagai perubahan yang terjadii dalam dunia pendidikan.Selain itu juga guru dituntut kreatifitasnya dalam mengembangkan materi pelajaran. Tanpa adanya kreatifitas guru proses pembelajran yang dilakukan akan terkesan monoton yang akhirnya dapat menciptakan suasana yang tidak kondusif guna tercapainya tujuan yang diharapkan. Guru sebagai merupakan ujung tombak dalam mengejawantahkan berbagai strategi yang telah telah dirancang dengan baik.

B. Peranan Profesi Kependidikan Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi olahraga Beberapa tahun belakangan ini prestasi olahraga Indonesia baik di tingkat dunia maupun di tingkat asia semakin menurun,ini dapat di lihat dari hasil dari event-event yang telah di laksanakan baik di tingkat Asia maupun dunia. PRESTASI yang dicapai para atlet kita dalam multievent terus menurun. Ini berarti keberadaan atlet kita, di kawasan Asia Tenggara sekalipun, bisa dikatakan tidak masuk hitungan. Beberapa negara tetangga yang dulu selalu di bawah kita, sekarang maju pesat.Sebagai bukti, dalam SEA Games XXIII di Filipina yang beberapa hari lalu berakhir, Indonesia mencatat prestasi terburuk sepanjang sejarah keikutsertaannya, karena duduk di peringkat kelima. Siapa yang harus bertanggung jawab atas kegagalan ini? Mengapa hal itu bisa terjadi? Harus diakui, pembinaan olahraga prestasi di Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan hasil-hasil temuan dan pengembangan iptek keolahragaan. Selain itu, pendekatan pembinaan yang dilakukan pelatih masih cenderung menggunakan spesialisasi dini dibanding penggunaan sistem multilateral. Jalan pintas atau model pembinaan instan juga masihseringdilakukan. Tetapi di balik itu semua masih ada beberapa cabang olahraga yang berhasil mencapai prestasi-prestasi yang cukup membanggakan dan bisa di jadikan bahan analisa keberhasilan.biasanya yang menjadi juara adalah atlit yang memenuhi persyaratan baik itu potensi fisik,maupun latihan yang telah di jalani serata penguasaan taktik dan tekhnik yang benar. Ada 7 faktor yang harus ada untuk meningkatkan prestasi di olahraga,yaitu : 1. Sistem pembinaan 2. Keadaan sarana dan prasarana peralatan olahraga 3. Keadaanpsykologisatlet,termasukdi dalamnyapercayadiri,motivasi,disiplin,dan rasa aman terhadap masa depan 4. Keadaan konstitusi tubuh atlet 5. Perekaman taktik dan strategi 6. Keterampilan teknik atau skil atlet

7. Kemampuan fisik atlet Untuk mencapai sebuah kemajuan dalam suatu bidang,terutama olahraga adalah di perlukannya sebuah perubahan untuk tercapainya sebuah kemajuan di dalam olahraga modern. Tidak ada kemajuan tanpa ada perubahan,dan tiada perubahan tanpa ada pembaharuan. Ada beberapa pendekatan untuk mempermudah merencanakan suatu sistem olahraga prestasi .diantaranya : 1. Pendekatan beaviorisme ( tekanannya pada kopetisi minimum ) 2. Pendekatan personalistik ( tekanannya pada pengembangan secara terus menerus ) Pendekatan tradisional craft (tekanannya pada kemahiran atau gist berlatih ) 4. Pendekatan iquiry oriented (pendekatannya pada kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah) 5. Pendekatan trial atau magang ( pendekatannya pada pencapaian keterampilan melalui by doing ) Kelima hal ini akan menghasilkan hasil sebagaimana yang di harapkan bila dilaksanakan secara konsisten dan serius. Tujuan umum dari pembinaan atlet prestasi adalah menghasilkan atlet yang mempunyai keserasian dan kompetensi professional untuk berprestasi secara maksimal berdasarkan kepada pendekatan-pendekatan ilmiah serta di arahkan pada pembangunan olahraga nasional.sedangkan tujuan khususnya adalah Menghasilkan atlet yang mempunyai daya tahan fisik yagn kuat,keterampilan dan mental yang tinggi,serta konsep taktik dan strategi dalam setiap pertandingan Menyiapkan atlet yang siap pakai untuk setiap kejuaraan nasional Meningkatkan perolehan medali pada setiap multi events internasional Beberapa sistematika pencapaian sasaran yang telah di tentukan agar pembangunan olahraga prestasi di Indonesia tidak menyimpang dari tujuan ,yaitu: : Permasalahan olahraga bagi seluruh rakyat Indonesia Pembibitan olahragawan berbakat 3. Peningkatan prestasi olahraga Indonesia yang didukung oleh pengorganisasian dan pengurusan olahraga yang baik,pengadaan saran olahraga yang memadai.

3.

1. 2.

Dengan didikan yang benar sehingga seorang anak bisa menjadi atlet yang berprestasi tentu memerlukan banyak bantuan,pelatih.program latihan,sarana dan prasarana,serta akan melibatkan orang tua,sekolah,perkumpulan,atau klub tempat

laatihan,lingkungan yang serasi,dll.agar peningkatan prestasi dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan maka untuk memudahkannya perlu adanya suatu pola pembinaan prestasi yang terpadu.maka dari itu hendaknya olahraga yang di sampaikan kemasyrakat di bekali dengan prinsip olahraga yang baik dan benar. Pembinaan atlet sejak usia dini secara berjenjang,melalui jalur pendidikan dan jalur luar sekolah dengan memanfaatkan klub-klub sebagai ujung tombak pembinaan olahraga prestasi. Dan dengan terus meningkatkan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyrakat di seluruh tanah air untuk menciptakan budaya berolahraga,serta iklim yang sehat akan mendorong peran serta aktif masyarakat dalam meningkatkan prestasi olahraga. Upaya untuk meningkatan kualitas manusia Indonesia adalah dengan melakukan pembinaan dan pengembandan olahraga yang di arahkan pada peningkatan kesehatan jasmani dan rohani serta mental,dan di tujukan untuk pembentukan watak,kepribadian,disiplin,dan sportivitas yang tinggi.Selain itu, masih banyak pelatih di Indonesia yang meyakini bahwa untuk menghasilkan prestasi olahraga, yang paling tepat adalah spesialisasi dini. Sebenarnya model pendekatan ini sudah ditinggalkan 10-20 tahun lalu oleh negara-negara yang sudah maju pembinaan olahraganya. Memang benar, pembinaan yang dimulai sejak usia dini akan mampu menghasilkan prestasi cepat. Atau pada usia yang masih relatif muda atlet sudah bisa juara nasional, bahkan dunia. Namun, keberhasilan ini jangan dilihat dari satu sisi saja. Di sisi yang lain banyak atlet yang telah berprestasi pada usia dini ternyata tidak dapat mempertahankan prestasinya pada usia emas. Pada usia emas seharusnya seorang atlet menunjukkan jati dirinya. Malah ada alet yang sudah berhenti sebelum matang. Ini perlu diperhatikan oleh seorang pelatih. Hal itu terjadi, karena anak sejak dini sudah di-drill latihanlatihan berat dengan harapan agar cepat matang. Tak heran mereka mudah stres, bahkan banyak yang terkena cedera. Dengan demikian, mereka tidak mungkin dapat mempertahankan prestasinya dalam waktu yang lama. Selain itu, pada saat latihan, gerakan otot yang bekerja sudah dikondisikan dengan gerakan yang sama tanpa dimbangi dengan bentuk gerakan lain. Itu akan menjadikan anak tidak bisa beradaptasi terhadap gerakan-gerakan yang mereka tidak pernah lakukan dari lawan, akibatnya gerakannya mudah dibaca. Akibatnya dia mudah dikalahkan. Kalau ini terjadi pada saat dia masih berusia muda, ketika dia belum dapat menerima kekalahan, mengakibatkan dirinya mudah putusasa.Sikap ini akan dibawa sampai tua. Pembinaan olahraga yang dilakukan melalui pendekatan sistem multilateral tidak

bisa menghasilkan prestasi yang secepat mungkin seperti pada saat spesialisasi dini. Namun keuntungannya kalau si atlet sudah mencapai tingkat kematangan juara, dia akan mampu bertahan untuk berprestasi dalam waktu yang lama dan tidak mudah terkena cedera.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan dari makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Guru sebagai tenaga kependidikan mempunyai peran sangat dominan

dalam menentukan perkembangan prestasi olahraga melalui sekolah atau kegiatan ekskul. 2. Ada tujuh faktor yang harus ada untuk meningkatkan prestasi olahraga yaitu; sistem pembinaan,keadaan sarana dan prasarana peralatan olahraga,keadaan psykologis atlet termasuk di dalamnya percaya diri,motivasi,disiplin,dan rasa aman terhadap masa depan, keadaan konstitusi tubuh atlet,perekaman taktik dan strategi,ketrampilan dan skil atlet, kemampuan fisik atlet. 3. Ada 5 macam pendekatan untuk mempermudah merencanakan suatu sistem,olahraga,prestasiyaitu:pendekatanbesviorisme,personalistik,tradison al craft,iquiry oriented dan trial. 4. Pembinaan atlet harus terarah, berencana dan berkesinambungan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. B. Saran

1. Bagi Guru-guru penjasorkes agar dapat membina atlet dari sekolah baik

itu,SD,SMP dan SMA dengan terarah,berencana dan berkesinambungan. 2. Bagi Instusi olahraga agar dapat memantau olahraga yang ada di sekolahsekolah serta melakukan pembinaan secara terprogram. 3. Bagi penulis lebih lanjut untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dalam meningkatkan prestasi olahraga di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin. ( 1999 ). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. Bandung: PPS Universitas Pendidikan Indonesia. Blocher, D.H. ( 1978 ). The Profesional Counselor. New York : Mac Millan Buchori, M. ( 1994 ). Ilmu Pendidikan dan Praktik Pendidikan dalam Renungan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.

LP IKIP Bandung. ( 1990 ). Laporan Studi Telusuran Kompleksitas dan sikap Profesional Lulusan Program Diploma LPTK dan Non-LPTK.

Jervis, P. ( 1983 ). Profesional Education. London : Croon Helm.

10

Anda mungkin juga menyukai