Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TUGAS TEKFAR PADAT


DOSEN PENGAMPU : apt. Yenni Sri Wahyuni, M.Farm

OLEH :

AZZAHARA ADINDA PUTRI


NIM : 220101168
KELAS D

PROGRAM SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
Maret 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
“Preformulasi Tablet” ini tepat pada waktunya, yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah S1 Farmasi.

Pada kesempatan ini juga sayamengucapkan terima kasih kepada dosen apt. Yenni Sri
Wahyuni, M.Farm selaku pengajar di mata kuliah Teknologi Farmasi (sediaan padat) yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan sekaligus
pembelajaran dalam mata kuliah ini.

Saya sangat berharap makalah ini sempurna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai preformulasi tablet. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan makalah ini.

Palembang, Maret 2024

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tablet CTM digunakan sebagai antihistaminikum. Antihistaminikum adalah obat


yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam
menekan alergi yang disebabkan oleh timbulnya simptom karena histamin
(Ansel,1989). Antihistamin bekerja dengan menempati tempat pada sel yang biasanya
ditempati oleh histamin,dengan demikian akan menghilangkan kemampuan histamin
untuk menimbulkan reaksi alergi (Harkness, 1989). Untuk interaksi obatnya
antihistamin akan menekan sistem syaraf pusat. Obat ini menekan atau mengurangi
sejumlah fungsi tubuh seperti koordinasi dan kewaspadaan, depresi berlebihan dan
hilangnya fungsi tubuh dapat terjadi jika antihistamin di gunakan bersama dengan
sistem syaraf pusat lainnya (Harkness, 1989).

Tablet yang baik harus memenuhi persyaratan yang cukup, antara lain cukup kuat
untuk menjaga bentuk dari produksi hingga digunakan pasien, kandungan bahan obat
dan berat tablet yang seragam, warna yang menarik, ukuran dan bentuk yang sesuai,
serta stabilitas yang baik (Rahayuningsih et al., 2010). Tablet dapat bervariasi dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, karakteristik disintegrasi dan disolusi,
dan aspek lainnya, tergantung pada tujuan penggunaan dan metode pembuatan.
Kebanyakan tablet digunakan untuk pemberian obat secara oral. Banyak dari mereka
disiapkan dengan pewarna dan berbagai pelapis. Tablet lain, seperti tablet untuk
sublingual, bukal atau vaginal, disiapkan dengan karakteristik cara pemberian yang
paling sesuai (Ansel et al., 1990).

Metode pembuatan tablet terdiri dari granulasi basah, granulasi kering dan kempa
langsung. Dibandingkan dengan metode lainnya, metode kempa langsung memiliki
beberapa keunggulan diantaranya menggunakan peralatan yang lebih sedikit dan
waktu pembuatan yang lebih singkat. Metode kempa langsung harus memiliki sifat
alir yang baik dan kesesuaian dalam hal massa kempanya (Hartesi et al., 2020).
Chlorpheniramin maleat (CTM) adalah turunan alkilamin yang merupakan
antihistamin dengan indeks terapetik (batas keamanan) cukup besar dengan efek
samping dan toksisitas yang relatif rendah. CTM merupakan obat golongan
antihistamin penghambat reseptor H1 (AH1). Mekanisme kerja CTM adalah sebagai
antagonis reseptor H1 yang akan menghambat efek histamin pada pembuluh darah,
bronkus dan bermacam-macam otot polos; selain itu klorfeniramin maleat dapat
merangsang maupun menghambat susunan saraf pusat (Fickri, 2019).

CTM berbentuk hablur kecil atau serbuk hablur, berwarna putih dan merupakan
obat yang mudah larut dalam air, dengan melihat sifat higroskopis dari CTM maka
dirasa kurang menguntungkan jika dibuat secara granulasi basah karena pada
granulasi basah diperlukan adanya air serta pengeringan. Secara granulasi kering
pembuatan CTM dirasa juga kurang mendukung, karena pada proses tersebut
diperlukan tekanan yang relatif besar. Adanya tekanan yang relatif besar
kemungkinan juga akan mempengaruhi kestabilan CTM, oleh sebab itu metode
kempa langsung merupakan metode pembuatan CTM yang relatif menguntungkan
(Hastuti, 2008).

Pembuatan tablet CTM yang paling menguntungkan adalah dengan metode kempa
langsung. Metode ini dinilai sangat memuaskan karena hemat waktu, peralatan, energi
yang digunakan dan sangat sesuai untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan
kelembaban tinggi sehingga dapat menghindari kemungkinan terjadi perubahan zat
aktif akibat pengkristalan kembali yang tidak terkendali selama proses pengeringan
pada metode granulasi basah. Selain itu dapat menghindari zat aktif dari tumbukan
mekanik yang berlebihan jika di gunakan metode granulasi kering (Voigt, 1984).

Penambahan magnesium stearat sebagai bahan pelicin mempengaruhi sifat fisik


campuran bahan baku dan tablet (Fitria, 2005). Magnesium stearat sebagai bahan
pelicin mempunyai sifat hidrofob dan bisa mempengaruhi sifat-sifat tablet seperti
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur (bolhuis dkk.,1975).

Magnesium stearat dapat membentuk lapisan tipis yang menyelubungi partikel


padat selama pencampuran, lapisan tipis ini dapat mempengaruhi sifat ikatan dari
partikel padat tersebut karena peran dari magnesium stearat sebagai penghalang
(Bolhuis dkk., 1975). Lubrikan yang bersifat hidrofobik menyebabkan semakin
lamanya waktu hancur dan penurunan kecepatan pelarutan (Bolhuis dkk, 1975).
Semakin lama waktu pencampuran magnesium stearat menyebabkan waktu alir
granul semakin cepat, sudut diam semakin kecil, penurunan kekerasan, peningkatan
kerapuhan dan semakin lamanya waktu hancur (Fitria, 2005).
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai pengaruh lama waktu pencampuran magnesium stearat sebagai bahan
pelicin terhadap sifat fisik tablet tetapi menggunakan zat aktif CTM. CTM memiliki
kadar yang kecil di dalam suatu tablet CTM ( kurang lebih 4 mg per tablet). Sehingga
lama pencampuran yang berbeda dari magnesium stearat dimungkinkan akan
mempengaruhi sifat fisik tablet seperti keseragaman bobot tablet, kekerasan tablet,
kerapuhan tablet dan waktu hancur tablet.

B. Rumusan Masalah
A. Preformulasi zat aktif

CTM adalah obat golongan antihistamin yang dapat bantu mengatasi gejala alergi
yang dipicu oleh makanan, debu, serbuk sari, bulu hewan, serta gigitan
binatang.Gejala-gejala alergi yang umum ditemui, antara lain batuk, pilek, mata
berair, tenggorokan dan hidung gatal, serta ruam.Chlorpheniramine maleat, zat aktif
yang menjadi kandungan CTM, bekerja dengan memblokir zat alami tertentu di dalam
tubuh (histamin) yang menyebabkan reaksi alergi, sehingga membuat reaksi alergi
berkurang.

 Preformulasi zat aktif

Zat aktif : Chlorprheniramini Maleas ( CTM )


Rumus molekul : C16H19CIN2.C4H4O4
Bm : 390,87
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam kloroform,
sukar larut dalam eter dan dalam benzena
Suhu lebur : 130-135°
Stabilitas : Stabil pada suhu tekanan normal. Dapat menyerap karbon dioksida
di udara, dapat membentuk gel jika bahan terkena air dalam
jangka waktu yang panjang, dapat menyerap asam

1. Karakteristik fisik

a. Sifat Organoleptis
Bentuk : Serbuk hablur
Warna : Putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Pahit
b. Karakteristik bulk
 Karakteristik solid : Serbuk hablur
 Sifat alir :

Anda mungkin juga menyukai