Pharmacy
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
(WHENDA PATANGNGA)
PEMBUATAN TABLET
01
BENTUK SEDIAAN
Definisi Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan.. (FI III 1997)
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. (FI IV 1995)
Tablet adalah suatu bentuk sediaan padat yang kompak, berbentuk
pipih atau sirkula, permukaan rata atau cembung, mengandung satu
atau lebih bahan obat dengan atau tanpa bahan tambahan yang dibuat
dengan cara dicetak atau dikempa (Robert Tungadi, 2017)
Definisi Zat Aktif
Parasetamol merupakan obat analgetik-antipiretik yang banyak
diproduksi dan digunakan oleh masyarakat karena keamanannya.
Tablet parasetamol (C8H9NO2) mengandung tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
(DepKes RI, 2014).
Parasetamol merupakan bahan dengan karaketristik kompaktibilitas
kurang baik dan sifat alirnya yang buruk. Untuk memperbaiki sifat alir
dan kompaktibilitas maka dalam pembuatan tablet digunakan metode
granulasi basah (Voigt, 1984).
Macam-Macam Tablet:
01 02 03
Tablet oral Tablet yang Tablet yang dibuat
untuk digunakan dalam dengan cara
dimakan rongga mulut dikempa
04 05 06
Tablet yang Tablet yang Tablet yang dibuat
diberikan dengan digunakan untuk dengan cara
rute lain membuat larutan dicetak
Tablet oral untuk dimakan
Tablet Kempa
dan Tablet Tablet dengan Tablet dengan
Tablet aksi berulang aksi yang
kempa lapis
kempa yang Tablet (sustained diperlama
ganda
bersalut berlapis release)
1 2 3 4 5
Tablet yang digunakan dalam rongga mulut
Troches atau
Tablet bukal Tablet sublingual Dental cones
lozenges
Tablet salut
enteric
Tablet
Kunyah
Tablet yang dibuat dengan cara
dicetak
c
a b
Bentuk sediaan tablet
Waktu peresepan dan Efek yang ingin memiliki sifat stabilitas
pelayanan di apotek dihasilkan dapat gabungan kimia,
dapat lebih cepat, diatur : lepas lambat, mekanik, dan
lebih mudah dibawa extended release, mikrobiologi yang
dan disimpan enteric tablet, orros, cenderung lebih baik
dsb. dibanding bentuk
sediaan lain.
Lanjutan..
Bentuk sediaan tablet
Mudah digunakan, lebih cocok dan
tidak memerlukan ekonomis untuk produksi
keahlian khusus. skala besar.
D E F G
Dosis mudah diatur Dapat menutupi rasa dan
karena merupakan bau yang tidak enak
sistem satuan dosis (dengan penambahan salut
(unit dose system) selaput/salut gula).
Kerugian Sediaan Tablet
• Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi
individual : pahit, terlalu besar → sulit
ditelan, sakit tenggorokan, dsb.
• Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk
sediaan lain, seperti larutan, injeksi, dsb.
• Tidak dapat digunakan pada pasien yang
tidak sadar / pingsan.
• Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit
tercapai.
ALASAN PEMBUATAN
FORMULA 4
Alasan pemilihan sediaan tablet
karena popularitasnya yang besar dan
penggunaannya yang luas sebagai
sediaan obat, tablet terbukti
menunjukan suatu bentuk yang efisien,
sangat praktis dan ideal untuk
pemberian zat aktif secara oral (Robert
Tungadi, 2017).
ALASAN PEMILIHAN ZAT
5 AKTIF DAN 3 ZAT AKTIF
LAINNYA
Alasan Pemilihan Zat Aktif
Parasetamol memiliki sifat kompresibilitas dan fluiditas yang kurang baik,
sehingga menimbulkan kesulitan sewaktu pengempaan. Untuk obat dengan
sifat kompaktibilitas yang kurang baik dalam dosis besar paling tepat jika
digunakan metode granulasi basah, karena dengan metode granulasi basah
tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang menyebabkan bobot terlalu
besar, selain itu sifat parasetamol yang tahan terhadap panas dan
kelembaban selama proses granulasi (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Alasan Pemilihan Zat Aktif
Pada persyaratan ini perlu dilakukan penetapan
kadar parasetamol dalam tablet, yang menurut
persyaratan Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV
tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 110%. Besarnya kadar zat aktif
parasetamol dalam sediaan obat tablet yaitu 500
mg (Werner, dkk, 2010).
Alasan Pemilihan CTM
Klorfeniramin maleat kurang menguntungkan jika dibuat secara granulasi
basah karena pada granulasi basah diperlukan adanya air serta pengeringan.
Pembuatan tablet klorfeniramin maleat secara granulasi kering juga kurang
mendukung karena pada proses tersebut diperlukan tekanan yang relatif besar
yang akan mempengaruhi kestabilan klorfeniramin maleat. Oleh sebab itu,
metode kempa langsung merupakan metode pembuatan klorfeniramin maleat
yang menguntungkan (Hastuti,2008).
Alasan Pemilihan Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang biasa diproduksi dalam bentuk tablet
baik tablet konvensional, maupun tablet hisap dan effervescent. Proses
pembuatan tablet Vitamin C menggunakan metode kempa langsung sesuai
dengan sifat fisika dan kimianya yaitu berupa serbuk hablur putih, agak
kuning dan mudah larut dalam air. Vitamin C tidak tahan terhadap panas
sehingga tidak memungkinkan diproduksi dengan metode granulasi basah.
Penggunaan metode kempa langsung akan menghasilkan tablet vitamin C
yang memenuhi syarat dalam Farmakope Indonesia dan pustaka lain (Rahmat
Ikhsan, 2017).
Alasan Pemilihan Asam Mefenamat
Asam mefenamat merupakan obat analgesik, anti inflamasi dan antireumatik
(Reynold, 1982). Karakteristik kimia fisika asam mefenamat yang praktis
tidak larut dalam air, bersifat hidrofob, sehingga sukar terbasahi, serta
mempunyai kompresibilitas yang jelek (Romilda, 2005). Oleh karena itu,
untuk pembuatan tablet asam mefenamat diperlukan bahan pengikat yang
baik, yang dapat memperbaiki pembasahan dan pengikatan antar partikel yang
hidrofob (Ansel, 1989)
06
MASTER FORMULA
Nama produk : Setamol
Jumlah produk : 100
No. registrasi : DBL2210110110A1
No. batch : 2131021
Kode
Nama Bahan
Bahan Konsentrasi (%) Kegunaan
Pengeringan granul
1. Keseragaman
ukuran tablet
Tujuan : Menjamin penampilan tablet yang baik
Alat : Jangka Sorong
Caranya : Menggunakan 20 tablet kemudian
diukur diameter dan ketebalan tablet
tersebut, kemudian dihitung rata-ratanya
Prinsip : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
2. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %